TINJAUAN LOKASI
2. Keadaan Iklim
a. Kondisi Klimatologis
1) Musim
Kota Kendari memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim
hujan.Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas
wilayahnya. Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan
yang tidak merata. Musim ini dikenal sebagai musim Pancaroba atau Peralihan antara
32
musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus,
angin bertiup dari arah timur berasal dari Benua Australia yang kurang mengandung
uap air. Hal ini mengakibatkan kurangnya curah hujan didaerah ini. Pada bulan
Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi musim Kemarau. Kemudian pada
bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak mengandung uap
air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa
lautan.Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya
terjadi musim Hujan.Pada tahun 2011 terjadi 187 hari hujan dengan curah hujan
1.855,4 mm.
Januari 21 265,8
Februari 19 182,4
Maret 24 313,2
April 21 153,9
Mei 18 156,6
Juni 8 208,1
Juli 16 108,2
Agustus 7 107,0
September 8 102,0
Oktober 10 91,3
2) Keadaan Suhu
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti, perbedaan
ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam
suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu
33
tropis. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Maritim
Kendari, tahun 2011 suhu udara maksimum 31,4°C dan minimum 23,6°C. Tekanan
udara rata-rata 1.009,18 millibar dengan kelembaban udara ratarata 84,58 persen.
Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2011 pada umumnya berjalan normal,
mencapai 1,009,18 m/detik. Dari 64 kelurahan, 43,75 persen diantaranya merupakan
desa pesisir dan sebanyak 56,25 persenbukan desa pesisir.
b. Kondisi Topografi
Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antara datar dan
berbukit.Daerah datar yang terdapat di bagian Barat dan Selatan Teluk Kendari.
Kecamatan Kendari yang terletak di sebelah Utara teluk sebagian besar terdiri dari
perbukitan (Pegunungan Nipa-nipa) dengan ketinggian ± 459 m dari garis pantai,
sedangkan ke arah Selatan tingkat kemiringan antara 4% - 30%, bagian Barat
(Kecamatan Mandonga) dan selatan (Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah
perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari. Kondisi
tanah Kota Kendari terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu
34
diperkirakan berjenis aluvium berwarna cokelat keputihan dan ditutupi Prafesier (batu
lempung atau batu apung).
35
1. Pusat pelayanan kota, yakni:
a. Pusat Pemerintahan Kota
b. Perdagangan dan Jasa
c. Pariwisata
d. Pendidikan
e. Transportasi
f. Industri
g. Kesehatan
2. Sub Pusat Pelayanan Kota
3. Pusat Lingkungan
Sebagai suatu sistem wilayah, kota terbentuk oleh adanya interaksi antara
bagian wilayah kota (BWK) ataupun pembagian zona wilayah tertentu yang
direncakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2010-2030.
Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-kegiatan perkotaan,
36
maka fungsi eksisting BWK di Kota Kendari di masa mendatang mengalami
perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman
Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari melalui
penzoningan wilayah. Pembangunan wilayah kota kendari didasarkan pada Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna,
serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan. (Dinas Tata Kota dan Pemukiman
2013)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun 2010
– 2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa zona peruntukan.
Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota
Kendari mengatur penzoningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun 2010
sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:
37
Tabel III.3 Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari
38
Kepadatan Tinggi meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-
wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia dan Kecamatan
Abeli.
Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan tinggi dan
Kawasan Perumahan kepadatan rendah meliputi kecamatan Kendari Barat,
Kepadatan Sedang Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan
Baruga, Kecamatan Kambu dan Kecamatan Abeli.
Perkantoran Pemerintah
Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana pengembangan
Provinsi Sulawesi Tenggara
di Kecamatan Kambu
Perkantoran Pemerintah
Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan Kadia
Kota Kendari
Berada di Kecamatan Kambu sebagai pusat pertumbuhan baru
Kawasan Pendidikan Tinggi
di bagian selatan.
Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di kecamatan
Kawasan Pelayanan
Baruga, dan rumah sakit skala kota berada di Kecamatan
Kesehatan
Kambu
Untuk pasar tradisional berada di Kecamatan Kendari,
Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan
Baruga. Dan untuk pusat perbelanjaan berada di Kecamatan
Kawasan Perdagangan dan Kadia, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Poasia, dan
Jasa Kecamatan Abeli. Selanjutnya untuk pertokoan modern
berada di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari barat,
Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Kadia, Kecamatan Baruga
dan Kecamatan Abeli.
Berada di Kawasan perdagangan Mandonga, dan kawasan
Sektor Informal pusat kota, kawasan teluk Kendari yang meliputi kecamatan
Kadia, kecamatan Wua-Wua dan kecamatan Poasia.
Untuk pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak di
Kawasan Pelayanan Umum
Kecamatan Wua-Wua dan skala pelayanan kecamatan
39
terdapat disetiap kecamatan.
Meliputi industri manufaktur seluas 100 ha yang terletak di
Kawasan Industri terbatas
kecamatan Baruga.
Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar, terdapat di
Kawasan Industri terpadu kecamatan Abeli, dan kawasan agroindustri di kecamatan
Puuwatu dan kecamatan Kadia.
Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan promosi
dan informasi daerah, serta rumah-rumah adat Sulawesi
Tenggara di kecamatan kadia, wisata perdagangan dan sejarah
kota lama di kecamatan kendari. Dan untuk kawasan
pariwisata alam berupa taman wisata alam di kecamatan
Puuwatu, kecamatan Wua-Wua, kecamatan Baruga,
Kawasan Pariwisata
kecamatan Kambu dan kecamatan Poasia.
Selanjutnya kawasan pariwisata buatan, wisata agro, objek
wisata pantai, wisata religius, dan perdagangan di kecamatan
Mandonga, kecamatan puuwatu, kecamatan Kadia, kecamatan
Kambu dan kecamatan Poasia serta pusat kota dan kawasan
teluk Kendari
Kawasan pelabuhan Terletak di kelurahan Bungkutoko.
terletak di kecamatan Puuwatu, kecamatan Mandonga,
Kawasan tanaman pangan
kecamatan Baruga dan kecamatan Abeli.
Kawasan pertanian Terletak di kecamatan Puuwatu, kecamatan Mandonga,
Hortikultura kecamatan Kambu, kecamatan Baruga dan kecamatan Poasia.
Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030
40
Kota yang tidak terencana intensitas bangunannya akan menimbulkan adanya daerah-
daerah yang mempunyai kepadatan bangunan tinggi yang mengakibatkan
memburuknya kualitas lingkungan pada daerah-daerah tersebut. Oleh karena itu
masalah kepadatan bangunan perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan lebih
teraturnya kepadatan bangunan diharapkan akan memperoleh kualitas lingkungan
yang baik.
41
Tabel III.5 Kepadatan dan Ketinggian Bangunan
Tinggi
Luas Kavling KDB Ʃ Lantai
KLB Bangunan Keterangan
(m2) (%)
Min Max Min Max
50 – 100 40 1 2 2xKDB - 12 Standar umum
200 40 - 3 3xKDB - 18 yang digunakan
200 – 300 40 3 4 4xKDB 12 20 pada daerah-
600 – 1.200 40 5 8 8xKDB 24 36 daerah yang sudah
1.200 – 2.400 40 9 11 9xKDB 40 48 berkembang
menjadi kawasan
permukiman
2.400-4.800 40 20 25 9xKDB 84 100 (perkotaan)
42
2) Jalan kolektor
a) GSP : ≥ 15 meter dari As jalan
b) GSB : ≥ 20 meter dari As jalan
3) Jalan lokal I
a) GSP : ≥ 10 meter dari As jalan
b) GSB : ≥ 15 meter dari As jalan
4) Jalan lokal II
a) GSP : ≥ 7 meter dari As jalan
b) GSB : ≥ 12 meter dari As jalan
3. Lokasi Perancangan
Berdasarkan hasil analisa lokasi maka, Klinik kesehatan Ibu dan Anak dengan
Pendekatan Green Architecture ini direncanakan teletak pada kecamatan Kadia yang
berada pada Zona Kawasan Pemukiman Tinggi, yakni, di kawasan pusat kota dan
pusat pertumbuhan baru. Luas wilayah kecamatan Kadia adalah 6,721 km2 dengan
jumlah penduduk 41.026 jiwa. (Kota Kendari Dalam Angka, 2012) Selain sebagai
kawasan perumahan kepadatan tinggi, kawasan ini juga menampung kegiatan
pemerintahan provinsi, fasilitas penunjang pemukiman seperti pendidikan, kesehatan,
dan sebagainya. Dengan konsep Green Architecture, klinik kesehatan ibu dan anak
ini diharapkan dapat menyumbangkan kontribusinya terhadap lingkungan sekitarnya.
43
Memberikan kontribusi dalam hal lingkungan dan tentunya kesehatan masyarakat
terutama ibu dan anak.
Tabel III.6 Jumlah kematian ibu dan bayi Kota Kendari tahun 2010-2012
Jumlah Jumlah
Jumlah
No. Tahun Kematian Kematian
Persalinan
Bayi Ibu
1 2010 3768 19 2
2. 2011 4591 23 8
3. 2012 6117 32 3
Sumber : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Gizi dan KIA tahun 2010-
2012
Tabel III.7 Data Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas tahun 2010-2012
Tahun Rawat Jalan Rawat Inap
2010 4098 257
2011 3575 297
2012 1855 684
Pt = Po x (1 + r)n
44
Pt 2020 = Po(2012) x (1 +2,606% )8
= 6117 x (1+0,02606)8
= 6117 x (1,02606)8
= 6117 x 1,23
= 7523,91
≈ 7524 jiwa
= 6117 x (1+0,23)8
= 6117 x (1,23)8
= 6117 x 5,24
= 32053,08
≈ 32054 jiwa
= 3575 x (1+0,12)9
= 3575 x (0,88)9
= 3575 x 0.31
= 1108,25
≈ 1109 jiwa
45
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diperkirakan jumlah pasien ditahun 2020
adalah,
Pt 2020 = Jumlah pasien bayi + jumlah pasien ibu + jumlah pasien anak
= 40687 jiwa
Dari total keseluruhan diperoleh perkiraan jumlah pasien di Kota Kendari pada
tahun 2020 adalah 40.687 jiwa dengan 13,53% didalamnya adalah pasien dari
Kecamatan Kadia. Jadi, proyeksi pasien pada Kecamatan Kadia adalah 5504,95 atau
5505 jiwa.
46