B. Pola penataan
Rumah Tinggal :
1. SD Islam NU Pungkuran
Gambar Kantor Kelurahan Kauman
Bagian bangunan sekolah dasar yang terdapat
didalam area permukiman kauman ini merupakan bagian Sumber : Dokumentasi pribadi
belakang dari sekolah tersebut.Pada tampilan belakang
Kantor kelurahan ini,melayani fungsi fungsi
bangunan hanya terdapat satu pintu keluar berupa
kependudukan dengan cakupan Jalan Pemuda sampai
gerbang,tampilan bangunan juga dirasa kurang menarik.
Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim.
Kondisi kantor kelurahan ini menghadap kea rah selatan
dengan kondisi jalan disekitar bangunan yang tidak
terlalu lebar dan tidak bisa dijangkau oleh mobil.
1. Aksesbilitas :
1. Mata Pencaharian
Pedagang; 442
Lain lain (Jasa)
Pengankutan;
Buruh Industri ; 39
Buruh Bangunan;
Pensiunan ; 29
Pegawai Negri +
68
50
ABRI; 13
Budha; 136
Kristen
Lainnya, 3
Masjid maupun musholla selama tiga belas hari berturut-turut
hingga hari isra’ mi’raj tiba. Pemuda di Keluarahan Kauman
juga memiliki kegiatan rutin seperti rebana atau terbangan
ISLAM KRISTEN KRISTEN BUDHA HINDU LAINNYA
PROTESTAN KATOLIK
Masyarakat Kampung Kauman terdiri dari berbagai etnis
Sumber : Data Kelurahan Kauman bulan Maret 2019
seperti jawa yang merupakan etnis penduduk asli Kampung
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir Kauman, arab, cina , melayu. Untuk menghindari konflik antar
90% penduduknya beragama agama Islam dan kurang lebih 10% etnis maupun kepercaaan, di bentuklah forum yang saling
nya merupakan non Islam (Kristen, Katolik, Budha, dan agama menghargai sesama agama dan etnis. Jika ada acara di Masjid,
lainnya). Menurut hasil suvey dan studi literatur yang kami masyarakat non Islam pun turut diundang dan begitu sebaliknya.
lakukan, mayoritas masyarakat Kauman merupakan santri Kegiatan lain yang yang di adakan masyarakat Kelurahan
karena adanya Pondok Pesantren karena inilah Kampung Kauman untuk mempererat masyarakatnya dari berbagai etnis
Kauman dikenal juga sebagai Kampung Santri. Mayoritas adalah kegiatan gotong royong yang rutin dilakukan.
masyarakat Kampung Kauman yang beragama Islam beraliran
3. Kegiatan Sosial dan Budaya Ramadhan dengan cara membunyikan suara bedug sebanyak 17
kali diikuti dengan suara dentuman Meriam sebanyak 7 kali.
Kehidupan sosial Kampung Kauman terlihat masih Biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai.
menjaga kekeluargaan di antara warganya. Hal ini di karenakan Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah
padatnya penduduk di Kampung Kauman menyebabkan menjadi semacam pesta rakyat. Meski sudah jadi semacam pesta
hubungan antar warganya menjadi erat dan dengan di adakannya rakyat berupa tari japin, arak-arakan (karnaval) hingga tabuh
forum antar etnis dan agama tentu saja sikap saling menghargai bedug oleh Walikota Semarang, tetapi proses ritual
antar warga di Kampung Kauman cukup tinggi. Hal ini dapat (pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dugderan.
dilihat bahwa walaupun Kampung Kauman merupakan Memang sebelum acara tabuh bedug, biasanya ada karnaval
kampung yang multikultural tidak pernah terjadi konflik di diawali pemberangkatan peserta dari Balai Kota dan berakhir di
Kampung Kauman. masjid Kauman (masjid Agung), dekat Pasar Johar.
IV. Penutup
a. Potensi :
Kelurahan Kauman memiliki ciri khas yang sangat
menonjol ketika pergi ke daerah tersebut adalah daerah
perdagangan. Daerah Pasar Semawis setengah daerahnya berada
di Kelurahan Kauman, terdapat beberapa toko yang dominan
sebagai berjualan emas, perlengkapan pakaian hingga parfum.
Gambar Desain rumah vintage
Namun ketika melihat Kelurahan Kauman lebih dalam terdapat
sebuah potensi lagi yang mampu dikembangkan antara lain Sumber : Dokumen pribadi
cagar budaya untuk rumah vintage yang ada di area Kampung
Desain bangunan yang bercampur antara gaya Jawa dan Arab
Pompa.
diwujudkan dengan bentuk desain yang sudah ada sejak dulu.
Usia bangunan yang sudah tua dan diniliai bangunan tersebut
memiliki nilai budaya yang dapat dijadikan warisan budaya.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia nomor : 01/PRT/M/2015 mengenai
Bangunan Gedung Cagar Budaya yang dilestarikan, pada pasal
1 dan 5 ;
Bangunan gedung cagar budaya yang dilestarikan adalah
bangunan gedung cagar budaya yang melalui upaya
dinamis,dipertahankan keberadaan dan nilainya dengan cara
melindungi,mengembangkan, dan memanfaatkannya.