Anda di halaman 1dari 10

Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020

Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NASKAH


DRAMA DR. ANDA KARYA WISRAN HADI
(Kajian Antropologi Sastra)

Bawon Wiji Dia Prasasti, Purwati Anggraini


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
wijidiaprasasti.03@gmail.com

ABSTRAK: Rabunnya wawasan terhadap nilai-nilai budaya daerah di kalangan masyarakat semakin
kurang diperhatikan sejak kesenian populer maupun barat menjamur di Indonesia. Dengan demikian,
budaya tradisi perlu diberi ruang luas dalam berekspresi, yang tentu dilandasan dengan budaya-budaya
daerah. Naskah drama karya Wisran Hadi dipilih karena cerita didalamnya mampu memberikan wawasan
tentang kebudayaan Minangkabau yang penuh pemaknaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan (1) Jenis-jenis budaya Minangkabau dan (2) Nilai-nilai budaya dalam kehidupan
masyarakat Minangkabau. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi sastra. Pendekatan
antropologi sastra dipilih karena sastra saling berkaitan dengan budaya yang membentuknya. Sumber data
yang digunakan yaitu naskah drama DR. Anda, sedangkan data dalam penelitian ini adalah sekuens cerita,
kutipan satuan cerita berwujud dialog dan monolog. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
yaitu deskriptif kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan makna nilai budaya
Minangkabau melalui naskah drama DR.Anda. Hasil penelitian ini berupa. Pertama, jenis-jenis budaya
Minangkabau meliputi: pepatah pepitih, arti nama Minagkabau, merantau, pakaian adat, dan upacara adat.
Kedua, Nilai-nilai kebudayaan berupa: nilai budaya politik dan nilai budaya sosial masyarakat
Minangkabau.
KATA KUNCI: Antropologi Sastra; Budaya Minangkabau; DR.Anda.
MINANGKABAU CULTURAL VALUES IN DR.ANDA PLAY SCRIPT BY WISRAN HADI

ABSTRACT: The insight toward local cultural values amongst the society is getting paid less attention
since the western and popular arts spread out in Indonesia. Therefore, culture and tradition need to give
more space to express themselves which certainly are based on local cultures. The play script by Wisran
Hadi was chosen because it gave meaningful insightf of Minangkabau culture. This research aimed to
describe (1) kinds of Minangkabau culture and (2) cultural values in the life of Minangkabau society. This
research used literary anthropology approach. The approach used was the play script of DR.Anda, while
the data in this research were the sequence of the story and quotes of story unit in the form of dialogues
and monologues. The method used in this research was descriptive qualitative. The descriptive method
was used to describe the meaning of Minangkabau cultural values through the DR.Anda script play. The
results were first, the cultures of Minangkabau included: sayings, meaning of Minangkabau names,
traditional clothes and traditional ceremonies. Second, the cultural vales were: the value of political
culture and the value of social cultural of Minangkabau society.
KEYWORDS: DR.Anda; Literary Anthropology; Minangkabau culture.
Diterima: Direvisi: Distujui: Dipublikasi:
26-03-2020 01-09-2020 24-09-2020 28-10-2020
Pustaka : Prasasti, B. W. D. & Anggraini, P. (2020). Nilai-Nilai Budaya Minangkabau Dalam Naskah
Drama Dr. Anda Karya Wisran Hadi (Kajian Antropologi Sastra). Fon : Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 16(2), 79-88.
DOI : https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v16i2.2606

PENDAHULUAN kebudayaan. Masyarakat dalam


Semakin majunya zaman, dapat mendalami kebudayaan daerah tertentu
mempermudahkan kebutuhan masyarakat tidak perlu terjun langsung ke dalam ranah
memperluas wawasan, baik dari segi budaya masyarakat tersebut. Melalui
pendidikan, teknologi, hingga wawasan karya sastra, masyarakat dapat menggali

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 79


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

informasi budaya lebih dalam, serta Dalam perkembangannya, salah


penulis pun dapat memperlihatkan lukisan satu bentuk karya sastra yang masih dapat
kebudayaan daerah tertentu melalui dinikmati masyarakat adalah naskah
bahasa tulis. Salah satunya yaitu bentuk drama. Naskah drama merupakan
sastra tulis yang juga menjadi bagian gambaran kehidupan manusia sehari-hari
integral kebudayaan. Sastra juga menjadi berupa budaya nusantara, tradisi, adat
bagian dari suatu hasil cerminan budaya, yang dikemas dalam bahasa tulis. Bahasa
yang dapat dirasakan manusia melalui tersebut dikemas menjadi cerita yang
sifat keindahannya (Nyoman Kutha Ratna, dapat berupa dialog maupun monolog
2014). antartokoh yang dapat dipertunjukkan
Budaya dijadikan manusia sebagai dalam suatu berbentuk teks pementasan
pedoman dalam hidup, alasan tersebut maupun, yaitu naskah drama. Menurut
didasari oleh keyakinan masyarakat Harymawan (Aryani, Hasyim, & Prayitno,
terhadap budaya yang memiliki nilai, 2010) naskah drama dinikmati sebagai
berharga, dan memberi dampak positif karya sastra tulis berwujud naskah,
bagi kehidupan. Sistem nilai kebudayaan mampu membebaskan imajinasi pembaca
merupakan tingkat yang paling tinggi, hal melalui situasi tokoh, alur, dan lain lain
itu disebabkan nilai budaya sebagai yang digambarkan dalam bentuk naskah.
konsep mengenai suatu hal yang hidup Dengan analogi tersebut naskah
dalam pikiran manusia (Koentjaraningrat, drama DR.Anda karya Wisran Hadi
2002). mampu memberikan pengetahuan tentang
Budaya dan manusia menjadi sebuah budaya yang telah lama hidup
sebuah aspek yang saling berinteraksi dengan manusia. Unsur budaya dalan
dalam kehidupan, serta sastra menjadi naskah drama DR.Anda akan dikaji
cerminan dari suatu budaya dan dengan pendekatan antropologi sastra
kehidupan manusia tersebut. Oleh karena sebagai studi karya sastra, serta
itu, Antropologi menjadi pintu dalam bagaimana kaitannya dengan budaya.
mengkaji hubungan keduanya. Naskah drama DR.Anda mampu
Antropologi sastra menjadi suatu teori dan memberikan gambaran budaya suku
kajian sastra yang menelaah hubungan Minangkabau meski tidak secara luas.
sastra dan budaya, sastra sendiri Penelitian ini berfokus pada isi,
digunakan sehari-hari sebagai alat dalam khususnya apa yang direkam pengarang
tindakan manusia. karya sastra dalam bentuk tulis dalam
Manusia merupakan subjek yang naskah drama DR Anda. Naskah drama
sama-sama dibicarakan dalam antropologi menyimpan budaya-budaya daerah
maupun sastra. Terdapat dua hal pokok Minangkabau, sesuai dengan keadaan
dalam penelitian sastra. Pertama, meneliti sosial masyarakat pengarang. Naskah
tulisan etnografi yang mengemas sastra tersebut mampu memberikan wawasan
untuk ditelisik lebih dalam mengenai penikmat sastra yaitu naskah drama
keestetikannya. Kedua, meneliti karya dengan mengungkap kebiasaan-kebiasaan
sastra dari sudut pandang etnografi yang masyarakat Minangkabau dari dulu hingga
lebih fokus pada aspek budaya masyarakat sekarang sudah menjadi Tradisi yang
(Djirong, 2014). Oleh karena itu, dijaga dan menjadikan suatu pedoman
keduanya saling terfokus pada etnografi dalam menjadi kehidupan sehari-hari.
(budaya) yang dapat dipastikan hal Sebagai pertimbangan
tersebut tidak terlepas dari tradisi danpembanding penelitian. Peneliti
masyarakat. mengkaji beberapa penelitian terdahulu
sebagai sumber referensi penelitian.

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 80


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Pertama, penelitian Amalia (2016) dalam budaya matrilineal memberikan


berjudul Penerapan Konseling Eksistensi masukan untuk gerakan feminis Indonesia
Humanisme Berbasis Nilai Budaya agar mereka memperjuangkan hak-haknya
Minangkabau dalam Kesetaraan Gender sebagai kaum perempuan dengan dasar
untuk Meningkatkan Self Esteem pada budaya lokalbukan pada budaya barat
Remaja Putri. Hasil penelitian ini adalah yang tidak memiliki kesaaman budaya
secara praktik, konselor perlu dengan perempuan Indonesia.
mengintegrasikan budaya lokal di dalam Penelitian ini penting dilakukan
kenseling demi meningkatkan persentase untuk memberi dan menambah wawasan
keefektifan dan keberhasilan dalam proses baru bagi pembaca bahwa seseorang tidak
konseling serta masyarakat Indonesia mungkin lepas dari budaya masyarakat
yang masih kurang dalam yang membentuknya, dengan adanya
mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan budaya tersebut karakter dalam individu
dalam kehidupan sehari-hari. terbentuk. Antropologi sastra terbentuk
Kedua, Penelitian dari Ramadhan karena beberapa wujud yang dapat dilihat
(2015). Penelitian berjudul Nilai-Nilai dan mempengaruhi yaitu jenis-jenis
Sosial Budaya Masyakat Rantau Etnis kebudayaan dan nilai-nilai budaya
Minangkabau sebagai Pedagang di Pasar masyarakat Minangkabau.
Al-Wathoniyah, Cakung, Jakarta Timur.
Hasil penelitian Ramadhan yakni METODE
berdagang dan merantau menjadi Metode penelitian yang digunakan
kebiasaan yang dilakukan oleh para dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif.
leluhurnya dahulu dan hal itu Metode deskriptif digunakan untuk
menghasilkan sebuah nilai-nilai yang mendeskripsikan makna nilai budaya
dipakai oleh masyarakat Minangkabau Minangkabau. Pendekatan yang
sebagai pedoman bagi mereka. Namun digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam hal ini, merantau memiliki potensi pendekatan antroplogi sastra. Pendekatan
memundurkan nilai-nilai sosial budaya antropologi sastra dipilih, karena sastra
yang ada pada masyarakat Minangkabau. tidak dapat lepas dari nilai-nilai budaya
Namun hal tersebut nampaknya dapat yang diterapkan.
teratasi oleh inklusifitas masyarakat Sumber data penelitian ini adalah
Minangkabau di tanahh rantau. Ketiga, naskah drama DR. Anda. Data penelitian
penelitian Ariani (2015). Penelitian berupa cuplikan dialog dan monolog
berjudul Nilai Filosofis Budaya dalam naskah DR.Anda yang memiliki
Matrilineal di Minangkabau relevansi dengan tujuan penelitian serta
(Relevansinya Bagi Pengembangan Hak- informasi-informasi penting yang
Hak Perempuan di Indonesia). Hasil diperoleh dari penelitian. Penelitian ini
penelitian ini meliputi: (1) salah satu mengemukakan tentang nilai budaya
budaya yang sangat kaya adalah budaya Minangkabau berupa adat, kehidupan
matrilineal di Minangkabau Sumatera sosial, nasihat, dan iktibar. Teknik
Barat, (2) Budaya matrilineal di pengumpulan data melalui studi pustaka
Minangkabau mengandung nilai-nilai dengan membaca objek penelitian berupa
filosofis khususnya nilai feminisme yaitu naskah DR. Anda karya Wisran Hadi,
bahwa budaya matrilineal terdiri dari membaca buku dan referensi lain yang
perempuan yang memiliki hak-hak penuh relevan dengan masalah penelitian,
dalam rumah, sehingga perempuan terutama berkaitan dengan nilai-nilai
Minang memiliki sikap percaya diri yang budaya Minangkabau. Analisis data
tinggi, dan (3) nilai-nilai yang terkandung dilakukan dengan mengidentifikasi data,

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 81


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

mengklasifikasikan data, menganalisis laki-laki minangkabau juga harus


data, dan penarikan kesimpulan bertanggung jawab dan peduli kepada
kemenakannya, selain bertanggung jawab
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap sodara kandungnya sendiri.
Jenis-Jenis Budaya Minangkabau Tidak hanya menjadi suatu
dalam Naskah Drama DR. Anda sindiran pepatah petitih oleh masyarakat
Ada beberapa macam corak unsur minang dijadikan sebagai suatu nasihat.
antropologi sastra yang dibahas dalam Pepatah pepetih menjadi cara yang tepat
naskah drama DR.Anda, yaitu pepatahv untuk mengungkapkan suatu nasihat yang
petitih, adat istiadat, makna kata bertujuan untuk tidak melukai perasaan
Minangkabau, pakaian adat, dan upacara orang yang dinasehati. Dalam naskah
adat. tergambar dalam bentuk teks seperti
terlihat dalam kutipan sebagai berikut.
Pepatah petitih
Indonesia dikenal dengan bahasanya Berladang di punggung kawan
yang beragam. Dalam bahasa Indonesia (Hadi, 1989)
lama, pepatah petitih sama halnya dengan
peribahasa. Bentuk bahasa pepatah petitih Jika dimaknai, berladang
ini disebut sebagai wacana, wacana yang merupakan suatu kegiatan mencangkul
tidak hanya berupa kata-kata melainkan yang mayoritas dilakukan oleh kaum laki-
memiliki makna tersendiri dan membawa laki. Oleh karena itu, pada kutipan
pesan pada lawan bicara. Pepatah ini lahir, tersebut memberikan dampak dan
dikarenakan kecenderungan masyarakat pelajaran moral bagi kehidupan
Minangkabau yang lebih sering masyarakat Minangkabau bahwa seorang
mengungkapkan sesuatu dengan bahasa anak laki-laki tidak boleh menjadi beban
sindiran, bahasa sindiran itu sendiri orang lain, karena dalam kepercayaan
merupakan suatu bentuk kemampuan orang Minang, seorang laki-laki
seseorang yang bijaksana. Pepatah petitih Minangkabau harus mampu bekerja
berfungsi utama yaitu sebagai nasihat dengan usahanya sendiri.
(Edwar, 2001). Dalam naskah drama DR. Manis dalam berucap, begitu
Anda, pepatah-petitih tergambar dalam kalimat yang sering didengar dalam
bentuk monolog tokoh DR. Anda Seperti kehidupan sehari-hari. Seseorang berkata-
terlihat dalam kutipan sebagai berikut. kata baik untuk mendapatkan hati atau
kepercayaan orang lain. Untuk menasihati
Anak dipangku- Kemenakan orang lain, dengan demikian pula orang
dibimbing- Orang Kampung di minang memiliki pepatah petitih sebagai
pertetanggakan (Hadi, 1989) berikut.

Dalam pepatah petitih Minangkabau Bertanam tebu di bibir (Hadi, 1989)


‘anak dipangku’ memiliki makna anak
kandung yang menjadi prioritas utama. Pada kutipan data tersebut,
‘kemenakan dibimbing’ memiliki makna pengarang memberikan suatu nasihat dari
bahwasannya anak dari adik atau kakak daerah Minangkabau. Bahwasannya
perempuan yang dibimbing atau diurus sebagai manusia, harusnya berkata apa
dengan prioritas kedua. Pepatah petitih adanya. Kata tebu dalam kehidupan nyata
tersebut dalam kehidupan sehari-hari memiliki sifat yang manis, jika dimaknai
masyarakat Minangkabau memberikan dalam suatu kalimat dan dihubungkan
ajaran moral bahwasannya ‘seorang anak dengan bibir yang menjadi alat ucap

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 82


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

manusia, yaitu manusia memiliki sifat minangkabau, kerbau dijadikan hewan


yang pandai bermain kata atau manis paling tinggi di anatara hewan yang lain.
dalam berucap. Oleh karena itu, pepatah- Pada aspek historis, hewan kerbau
petitih tersebut digunakan oleh banyak diceritakan dalam cerita rakyat
masyarakat Minangkabau dalam Minang, pada aspek nilai ekonomi
melakukan komunikasi antar sesama, agar manfaat hewan kerbau bagi kehidupan
tidak saling menyakiti maka digunakanlah masyarakat Minang sangat beragam
kiasan. Kiasan tersebut memiliki makna seperti halnya: sebagai alat transportasi,
yang sifatnya menyindir atau menasihati alat pertanian, sebagai sektor pembuatan
sesama. batu, dan lain-lain. Jadi, hewan kerbau
begitu sangat berharga bagi masyarakat
Arti Nama Minangkabau Minang yang masyarakatnya begitu
Minangkabau merupakan salah mempercayai bahwa kerbau menjadi
satu suku yang berada di tanah air hewan yang keramat dan suci.
Indonesia yang wilayah kebudayaannya
sebagian besar berada di Provinsi Merantau
Sumatera Barat (Ahmal, 2015: 21). Kabau Kegiatan merantau sudah dikenal
adalah kerbau, binatang yang menjadi oleh mayoritas masyarakat, bahkan setiap
peranan penting dalam sejarah daerah mengenal kata tersebut. dengan
Minangkabau. Naskah DR. Anda tujuan yang berbeda-beda pula, misalnya:
menceritakan segelintir sejarah kata merantau untuk pendidikan, bekerja, dan
Minangkabau. Bagaimana kerbau menjadi lain-lain. Bagi orang Minangkabau pergi
hewan yang tinggi di daerah Sumatera merantau merupakan suatu tujuan untuk
Barat tersebut, terlihat dalam kutipan mencari nafkah atau menimba kekayaan
sebagai berikut. yang hasilnya akan dibawa pulang ke
kampung halamannya (Navis, 1984).
Umumnya orang Minang sendiri Merantau dari dulu hingga zaman
menjadikannya satu kata saja – sekarang merupakan budaya tersendiri
Minangkabau-, sehingga sulit bagi masyarakat Minang. Merantau juga
membedakan mana yang Minang menjadi suatu dorongan tersendiri bagi
dan mana yang Kabau. Di dalam orag Minangkabau dikarenakan dua hal.
studi teks, jika mengatakan – saya Pertama, keinginan mereka menjadi
orang Minangkabau – berarti saya sukses dengan mengumpulkan kekayaan
berada dalam wilayah kerbau (Hadi, tanpa bergantung pada tanah warisan dari
1989) orang tua. Kedua, disebabkan karena
perselisihan untuk mengalahkan satu sama
Kata Minangkabau memiliki makna lain menyebabkan seseorang merantau
wilayah kerbau. Tentu, di balik kata dari kampung halaman untuk menetap di
Minangkabau itu memiliki sejarah daerah lain. Hal tersebut dalam naskah
panjang, hingga hewan kerbau menjadi drama dibuktikan dengan kutipan data
suatu nama suku suatu daerah di sebagai berikut.
Indonesia, yaitu Minangkabau.
Munculnya kata ‘Minangkabau’ berasal Maka ditanduknyalah orang
dari sejarah nenek moyang tentang Minang. Mereka yang tidak tahan
peristiwa adu kerbau antara kerbau orang ditanduk kerbau setiap hari,
Jawa dengan kerbau dari daerah Minang terpaksa pergi Negeri lain,
(yang kemudian disebut Minangkabau). merantau. Jadi salah satu sebab
Dalam keseharian masyarakat kenapa orang Minang pergi

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 83


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

merantau adalah karena tidak tahan emas. Dalam tradisi Minang tekuluk
ditanduk kerbau (Hadi, 1989) tanduk ini digunakan oleh masyarakat
Minang dalam tarian pasambahan, tanduk
Kebiasaan merantau masyarakat dalam artian sebagai pengganti selendang
Minangkabau dipengaruhi oleh faktor penutup aurat dengan jilbab yang menjadi
tanduk kerbau atau dalam budaya minang dua bagian. Tanduk dalam kutipan
adalah kerabat, yang berkaitan dengan kalimat di atas juga dipercaya oleh
pewarisan, harta pusaka keluaraga masyarakat Minang sebagai cerminan
masyarakat Minangkabau tidak selendang seorang ibu. Selain itu, Tekuluk
diturunkan pada anak laki-laki melainkan tanduk digunakan dalam berbagai acara
untuk anak perempuan. Di dalam kutipan penting seperti: penyambutan tamu, tarian
kalimat terdapat kutipan bercetak miring adat, upacara adat, dan lain-lain.
yaitu ‘ditanduk kerbau’, dalam artian
sebagai anak laki-laki tidak bisa Upacara Adat
bergantung pada harta warisan, melainkan Upacara cara adat menjadi suatu
mereka harus didorong untuk ritual yang dimiliki oleh setiap daerah,
mengangkat derajat dan martabat setiap daerah memiliki upacara adat yang
kerabatnya dengan cara merantau ke berbeda. Salah satunya yaitu upacara adat
negeri lain. Tidak hanya itu, kebiasaan Minangkabau yang dikenal dengan
merantau tersebut juga menjadi tradisi upacara batagak pangulu. Dalam
yang dipercaya oleh suku Minangkabau. penyataan tersebut digambarkan dalam
Oleh karenanya, banyak orang kutipan naskah drama sebagai berikut.
Minangkabau yang bertempat tinggal di
setiap daerah-daerah untuk membuka Di Minangkabau, kepala suku atau
usaha atau lapangan pekerjaan. penghulu mempunyai kedudukan
yang sangat penting, bahkan
Pakaian Adat hampir-hampir sama dengan
Pakaian adat menjadi pakaian yang kedudukan raja kecil, walau semua
menjadi ciri khas pakaian daerah tertentu. penghulu itu membantah bahwa
Pakaian adat merupakan pakaian khas kewenangan mereka sama dengan
daerah, yang memiliki peranan penting kewenangan seorang raja (Hadi,
dalam upacara-upacara tertentu (Anwar, 1989)
1985). Pada naskah DR. ANDA karya
Wisran Hadi terdapat dalam kutipan Mencermati naskah di atas,
kalimat mengenai pakaian adat memiliki pengertian bahwasannya seorang
masyarakat Minang, adapun data tersebut kepala suku/penghulu pada tradisi adat
sebagai berikut. istiadat orang Minangkabau memiliki
kedudukan yang sangat tinggi, bahkan
Wanita Minang berpakaian dapat dikatakan kedudukan yang sama
tekuluk tanduk (Hadi, 1989) atau lebih dari kedudukan seorang raja.
Bapa tagak penghulu adalah suatu
Tekuluk tanduk merupakan penutup bentuk pengukuhan penghulu dalam
kepala yang biasa digunakan bersamaan upacara tersebut, biaya yang harus
dengan pakaian adat orang Minangkabau. dikeluarkan cukup besar, namun tidak
Tekuluk tanduk, berarti penutup kepala menjadi halangan jika semua anggota
untuk seorang perempuan, berbahan kain sepakat. Bukti tersebut digambarkan
balapak yang berbentuk menyerupai
tanduk kerbau (runcing) yang berumai

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 84


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

dalam kutipan kalimat dalam naskah dilaksanakan. Mengingat hewan kerbau


drama sebagai berikut. menjadi hewan kerbau menjadi hewan
yang ditinggikan di daerah Minangkabau,
Karena pentingnya, upacara karena dalam segi sejarah nenek moyang
pengangkatan seorang penghulu terdahulu, hewan kerbau memiliki
selalu besar, sangat meriah walau peranan penting dalam pertarungan
biayanya sangat mahal (Hadi, dengan hewan dari tanah Jawa bahkan
1989) menjadi makna dari arti kata daerah
tersebut.
Pada kutipan bercetak miring,
menjadi bukti bahwa. Untuk menjadi Nilai-Nilai Kebudayaan Minangkabau
seorang kepala suku/ penghulu di daerah dalam Naskah Drama DR. Anda
Minangkabau haruslah dari orang yang Dalam penciptaan karya sastra, pengarang
baik perekonomiannya, dengan adanya tidak akan lepas dari pemikiran-
tradisi tersebut banyak masyarakat pemikirannya terhadap budaya yang
Minang yang bekerja dengan giatnya dituangkan dalam bentuk karakter, ciri,
untuk menghasilkan uang dan menjadi dan pemikiran tokoh dalam cerita.
kepala suku. Terdapat beberapa nilai yang diungkapkan
Dalam suatu upacara adat, tentunya pengarang dalam naskah drama DR. Anda
ada suatu tradisi yang menjadi suatu meliputi: nilai politik dan nilai sosial.
keharusan dalam mencapai kesakralan.
Khususnya upacara pengangkatan Nilai Politik dalam Budaya Minang
penghulu yang diadakan di Minangkabau, Masyarakat Minang kuat dengan
upacara tersebut mengharuskan seorang adat yang mereka yakini. Dalam naskah
yang akan diangkat menjadi kepala suku/ drama DR.Anda ajaran adat terdapat
penghulu untuk memotong kerbau. Bukti aturan-aturan politik ditunjukkan
tersebut ada dalam kutipan sebagai pengarang dalam kegiatan pengangkatan
berikut. seorang penghulu berdasar kedudukan,
hak-hak, kekuasaan, serta fungsi penghulu
Salah satu keharusan dalam upacara yang berlaku secara turun-temurun.
itu adalah memotong kerbau. Nilai-nilai yang diungkapkan
Artinya, jika tidak ada kerbau yang pengarang melalui tokoh dalam cerita
bersumber dari adat budaya Minangkabau,
dipotong, maka pengangkatan
salah satunya nilai politik tersebut
penghulu bisa dianggap tidak sah
diangkat berdasar budaya pengangkatan
dan mungkin sekali terpaksa penghulu. Tokoh Dr. Anda merupakan
ditangguhkan sampai adanya seekor tokoh yang menjelaskan nilai politik
kerbau (Hadi, 1989) dengan mempertahankan bentuk
kekuasaan tertinggi di daerah
Tidak hanya biaya, dan beberapa Minangkabau yaitu seorang penghulu.
sikap yang harus dimiliki oleh seseorang Thomson (1984) mengatakan bahwa
yang menginginkan menjadi seorang kekuasaan tidak seimbang, bersatu, dan
penghulu atau kepala suku, seorang itu terjadi interaksi yang salah satunya
juga harus mempersiapkan seekor kerbau disebut dengan power over
untuk disembelih pada acara upacara adat (mendominasi), kekuasaan semacam itu
yang kemudian tanduknya ditanam. berupa kekuasaan untuk mempertahankan
Kebiasaan memotong kerbau menjadi keyakinan dan kejayaan zaman dahulu
suatu tradisi yang hingga sekarang tetap atau status sosial yang tinggi untuk

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 85


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

memperjuangkan nilai yang diyakini. ada kerbau yang dipotong, maka


Nilai politik tersebut digambarkan melalui pengangkatan penghulu bisa
monolog DR.Anda dalam kutipan naskah dianggap tidak sah dan mungkin
drama. sekali terpaksa ditangguhkan
sampai adanya seekor kerbau
Di Minangkabau, kepala suku atau (Hadi,1989)
penghulu mempunyai kedudukan
yang sangat penting, bahkan Dalam kutipan monolog,
hampir-hampir sama dengan menunjukkan bahwa masyarakat
kedudukan raja-raja kecil, walau Minangkabau masih berpegang dengan
semua penghulu itu membantah adat dan kebiasaan yang sudah berlaku.
bahwa kewenangan mereka sama Adat adalah cermin kepribadian dari masa
dengan kewenangan seorang raja ke masa berupa kesusilaan dalam
(Hadi, 1989) masyarakat (Susylawati, 2009). Oleh
karenanya, keyakinan masyarakat
Berdasar kutipan kalimat tersebut. terhadap nilai adat digambarkan secara
Nampak bahwa di dalam naskah jelas oleh pengarang melalui monolog
pengarang mengangkat dominasi yang diungkapkan tokoh dalam cerita. Hal
kekuasaan seorang penghulu. Hal ini jelas tersebut juga menjadi suatu bentuk
nampak dengan kutipan monolog yang pengenalan wawasan budaya
diutarakan DR. Anda perihal keputusan Minangkabau terhadap penikmat
dan kedudukan yang dimiliki oleh seorang sastranya.
penghulu. Dalam kutipan kalimat
digambarkan bahwa seorang penghulu Nilai Sosial dalam Budaya
memiliki tugas dan manfaat yang sama Minangkabau
besarnya dengan seorang raja. Sedangkan Pengarang dalam karya cipta sastra, tidak
di Indonesia saat ini, kepemimpinan lepas dari keadaan sosial masyarakat yang
terbesar tidak lagi diemban oleh seorang berpengaruh dalam diri pengarang, yang
raja melainkan Presiden. Pengarang dalam kemudian diungkapkan melalui dialog
kutipan kalimat menggambarkan atau monolog tokoh dalam cerita yang
bagaimana kebiasaan dan kepercayaan diungkapkan pengarang dalam bahasa
masyarakat Minangkabau terhadap tulisnya.
pemimpin yang didominasi penghulu.
Pengarang dalam naskah drama Orang-orang itu selalu menerima
menunjukkan bahwa pengangkatan pemberian atau sumbangan
penghulu yang masih sebagaimana berupa pakaian bekas. Sebab, kalau
mestinya berdasar adat dan kepercayaan tidak menerima sumbangan,
dari nenek moyang terdahulu. Sah nya pasti orang-orang itu tidak lebih
pengakatan seorang penghulu di dari dua potong kayu yang
Minangkabau tidak berdasar pemilihan diikatsilangkan.Orang-orang itu
terbanyak atau sistem demokrasi yang juga punya kepala sendiri-sendiri,
dilakukan masyarakat, melainkan berdasar
walaupun kepala mereka berasal
ada tidaknya kerbau yang dipotong.
dari buah kelapa yang telah
dilubangi tupai.Orang-orang itu
Salah satu keharusan dalam
tidak punya tangan, namun baju
upacara itu adalah memotong
yang disumbangkan kepada
seekor kerbau. Artinya, jika tidak
mereka semuanya memakai

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 86


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

lengan. Pakai celana walau tidak pengarang melalui monolog tokoh dalam
punya dua kaki. Kelebihan orang- konflik yang ada dalam naskah.
orang itu adalah, mereka kukuh Penggunaan bahasa Minang dalam naskah
berdiri di tempatnya, artinya digunakan pengarang untuk mengenalkan
pendirian mereka sangat teguh bahasa Minangkabau. Makna dan nilai
(Hadi, 1989) budaya tidak hanya menjadi cerita tertulis
atau cerita dari mulut-kemulut melainkan
Pada kutipan di atas, kehidupan diterapkan secara langsung oleh
sosial masyarakat oleh pengarang msyarakat Minang dalam kehidupan
diibaratkan dengan orang-orang sawah sehari-hari.
atau benda mati. Monolog di atas
menggambarkan bagaimana kehidupan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat menengah kebawah yang Anwar. (1985). Pakaian Adat Tradisional
membutuhkan sumbangan baju, celana, Daerah Sumatera Barat. Sumatera
dan memiliki kepala seperti batok kelapa. Barat: Departemen Pendidikan dan
Dalam menolog, penyamaan orang Kebudayaan.
dengan benda mati diwujudkan dengan Amalia, Rizki. (2016). Penerapan
hal positif yaitu berupa pendirian yang Konseling Eksistensial Humnistik
kukuh dan memiliki pendirian yang sangat Berbasis Nilai Budaya Minangkabau
teguh, yang mana sikap tersebut dalam Kesetaraan Gender untuk
merupakan faktor nilai sosial budaya yang Meningkatkan Self Esteem pada
berupa norma dan sikap (Mustanir, 2017). Remaja Putri. Jurnal Bimbingan dan
Menerima sumbangan tidak lepas dari Konseling Ar-Rahman. 2 (2).
oang yang memberikan sumbangan. Yang Ariani, Iva. (2015). Nilai Filosofis Budaya
menunjukkan bahwa terdapat partisipasi Matrilineal di Minangkabau
dari lingkungan sekitar yang ikut terlibat (Relevansinya Bagi Pengembangan
dalam interaksi sosial, untuk mengatasi Hak-Hak Perempuan di Indonesia).
masalah dalam situasi tertentu. Jurnal Filsafat. Vol. 25, No. 1.
Ahmal. “Kabau” dalam Kehidupan
KESIMPULAN Masyarakat Minangkabau. Jurnal
Pengarang dalam proses karyanya PPKN&Hukum. 10 (01), 21.
mampu memanfaatkan nilai-nilai budaya Aryani, M. F. R., Hasyim, N., & Prayitno,
atau adat istiadat daerah Minangkabau J. (2010). Pembinaan dan
dengan memanfaatkan alur peristiwa yang Pementasan Teater Sekolah serta
dibuatnya. Bahasa menjadi sarana untuk Fungsinya dalam Pembelajaran
menumbuhkan kekuatan karya sastra Apresiasi Drama di Kelas XI SMA
dalam menghidupkan nilai budaya minang Pangudiluhur Surakarta. Jurnal
sehingga memiliki fungsi penting. Selain Penelitian Humaniora, 11(2), 185–
itu, kehidupan sosial pengarag menjadi 198.
salah satu faktor dalam menghidupkan Arsi, Yasnur. (2013). Refleksi Ideologi
penggambaran nilai budaya minangkabau. Wanita Minangkabau dalam Novel
Jenis-jenis budaya yang Negeri Perempuan Karya Wisran
diungkapkan pengarang dalam naskah Hadi. Jurnal HUMANIORA, 1 (25).
drma Dr. Anda berupa pepatah-petitih, Djirong, S. (2014). Kajian Antropologi
adat istiadat, arti kata Minangkabau, Sastra Cerita Rakyat Datumuseng
pakaian adat, dan upacara adat. Nilai-nilai dan Maipa Deapati. Sawerigading,
budaya dalam naskah berupa nilai politik 20(2), 215–226.
dan ekonomi yang diungkapkan Edwar, D. (2001). Pengantar Sastra

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 87


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 16 Nomor 2 Tahun 2020
Diterbitkan Oleh : Halaman 79-88
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Rakyat Minangkabau. Jakarta: Budaya-Pada-Partisipasi-


Yayasan Obor Indonesia. Masyarakat-Etnik-Towani-
Hadi, W. (1989). DR. Anda. Padang: Bank Tolotang-Dalam-Musyawarah-
Naskah. Rencana-Pembangunan.pdf
Idris, Nurwani. (2010). Perempuan Navis, A. A. (1984). Alam Takambang
Minangkabau dalam Politik. Jurnal Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan
Humaniora. 22 (2). Minangkabau. Jakarta: Graffiti Pres.
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Nyoman Kutha Ratna. (2014). Peranan
Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Karya Sastra, Seni, dan Budaya
Cipta. dalam Pendidikan Karakter.
Mustanir, A & Razak R. M. (2017). Nilai Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sosial Budaya Pada Partisipasi Ramadhan, R. Maftuh, B, & Siti
Masyarakat Etnik Towani Tolotang Komariah (2015). Nilai-Nilai Sosial
dalam Musyawarah Rencana Budaya Masyarakat Rantau Etnis
Pembangunan. Prosiding Minangkabau sebagai Pedagang di
KNAPPPTMA. Diakses melalui: Pasar Al-Wathoniyah, Cakung,
https://www.researchgate.net/profile Jakarta Timur. Jurnal SOSIETAS.
/Ahmad_Mustanir/publication/3308 Susylawati, Eka. (2009). Kedudukan
54607_Nilai_Sosial_Budaya_Pada_ Janda dalam Hukum Waris Adat
Partisipasi_Masyarakat_Etnik_Tow pada Masyarakat Parental. Jurnal Al-
ani_Tolotang_Dalam_Musyawarah_ Ihkam. 22 (2).
Rencana_Pembangunan/links/5c585
53c458515a4c757df73/Nilai-Sosial-

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 88


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |

Anda mungkin juga menyukai