Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN DALAM PELEYANAN KESEHATA


N GIGI
“PULPITIS”
Dosen Pembimbing :
drg. Hj. Naning K.Utami, M.Kes
NIP : 19660426 199903 2001

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Lily Herawati( P07125218097)
2. Mahdiah (P07125218099)
3. Muhammad Hasan (P07125218100)
4. Nadia Nitriyani (P07125218101)
5. Namiroh Rizki Pebriyanti (P07125218102)

6. Rusnawati (P07125218114)
7. Sintha Maya Pratidina (P07125218115)
8. Tasya Ramadhita (P07125218117)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN AKADEMIK
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PULPITIS”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kegawatdarutan dalam Pelayanan kesehatan Gigi. Kami
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
Kegawatdarutan dalam Pelayanan kesehatan Gigi. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana dan bagaimana sebenarnya gingival abses.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena


itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu selama penyusunan makalah ini.

Banjarbaru, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................2

1.4 Manfaat Makalah...............................................................................................2

BAB 2 ISI.................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pulpitis.............................................................................................3

2.2 Tanda dan Gejala Pulpitis..................................................................................4

2.3 Penyebab dan Faktor Pemicu Pulpitis................................................................4

2.4 Klasifikasi Pulpitis.............................................................................................5

2.5 Diagnosis dan Pengobatan Pulpitis..................................................................16

2.6 Pencegahan Pulpitis.........................................................................................16

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................17

3.1 Kesimpulan......................................................................................................17

3.2 Saran.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri peradangan pada
pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.. Pulpitis merupakan peradangan pada
pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan pembuluh darah) dan
jaringan periradikular yang mengelilingi akar gigi.

Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi. Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti infeksi
pada ruang fasia dalam di kepala dan leher. Kondisi akut penyakit pulpitis
menyebabkan nyeri sehingga menjadi kondisi emergensi yang paling sering
dirasakan pasien dan dihadapi dokter gigi. Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2010 menyatakan penyakit pulpa adalah salah satu dari sepuluh jenis penyakit
terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia. Pulpitis adalah
proses peradangan pada jaringan pulpa gigi. Pada tahap awal pulpitis, pembuluh
darah akan mengalami vasodilatasi yang menyebabkan aliran darah dan
permeabilitas pembuluh darah meningkat. Respon vaskular tersebut kemudian
menginisasi respon seluler sehingga menyebabkan infiltrasi sel inflamasi.
Infiltrasi sel inflamasi terdiri dari netrofil, makrofag, limfosit, dan sel plasma pada
area di dekat jejas. Berdasarkan patofisiologinya terdapat 2 jenis pulpitis, yaitu
pulpitis reversibel dan pulpitis non-reversibel. Pulpitis reversibel ditandai oleh
rasa nyeri yang tajam dan singkat terhadap respon suhu kemudian menghilang
rasa nyerinya jika rangsang dihilangkan. Pada kasus pulpitis reversibel, pulpa
masih dapat dipertahankan vitalitasnya jika dirawat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pulpitis?


2. Bagaimana tanda dan gejala pulpitis?
3. Apa saja penyebab dan faktor pemicu pulpitis?
4. Bagaimana klasifikasi pulpitis ?
5. Bagaimana diagnosis dan pengobatan pulpitis?
6. Bagaimana pencegahan pulpitis ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa pengertian pulpitis


2. Untuk mengetahui tanda dan gejala pulpitis
3. Untuk mengetahuiapa saja penyebab dan faktor pemicu pulpitis
4. Untuk mengetahui klasifikasi pulpitis
5. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa dan pengobataqn pulpitis
6. Untuk mengetahui cara pencegahan pulpitis

1.4 Manfaat Makalah

Manfaat makalah ini adalah sebagai media untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita khususnya mengenai pulpitis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pulpitis

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
Pulpitis merupakan kelanjutan dari hiperemia pulpa, dimana bakteri telah
menggerogoti jaringan pulpa. Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi
(bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan pembuluh darah) dan jaringan
periradikular yang mengelilingi akar gigi.

Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi  tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi.Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti infeksi
pada ruang fasia dalam di kepala dan leher.

3
2.2 Tanda dan Gejala Pulpitis

Gejala-gejala umum dari pulpitis adalah:

 Rasa sakit yang  menusuk tajam dan intens.


 Sakitnya cepat mereda setelah pemicunya (misalnya makanan yang terlalu
panas atau manis) dijauhkan dari gigi atau mulut.
 Sakit yang berdenyut (nyut-nyutan)
 Nyeri berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam
 Pada tahap awal, nyeri bisa muncul tiba-tiba atau karena mengonsumsi
makanan panas atau dingin. Pada tahap lanjut, nyeri hanya terpengaruh oleh
panas dan mereda dengan dingin.
 Nyeri bisa muncul atau tambah parah dalam posisi tubuh tertentu,
misalnya saat merunduk
 Pada tahap lanjut, ligamen periodontal terpengaruh dan nyeri biasanya
muncul di satu tempat saja.
 Nyeri biasanya tambah parah pada malam hari.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas,


terlebih pada kondisi pulpitis kronis. Serangan bisa muncul cepat dengan nyeri
pada gigi hingga terbentuknya nanah dan pembengkakan jaringan.

Radang pulpa gigi ini juga ada kaitannya dengan beberapa gangguan
sistemis, seperti demamyang tidak diketahui asalnya, pertumbuhan bakteri pada
katup jantung dan perangkat prostetik, kelahiran prematur pada anak dengan berat
badan lahir yang rendah, serta bertambahnya risiko penyakit jantung koroner dan
kondisi cerebrovascular

2.3 Penyebab Dan Faktor Pemicu Pulpitis

4
Pulpitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga akibat trauma atau
cedera pada gigi atau rahang yang membuka rongga pulpa dan mengakibatkan
bakteri masuk.

Beberapa penyebab pulpitis adalah sebagai berikut:

 Infeksi bakteri
 Cedera saat operasi gigi dan mulut
 Trauma, misalnya akar atau crown (gigi tiruan) yang retak serta abrasi
gigi. Bisa juga disebabkan oleh bruxism, yaitu kebiasaan menggemeretakkan
atau menggesekkan gigi saat tidur.
 Kecacatan bentuk gigi

Ada banyak faktor pemicu kondisi peradangan pada pulpa gigi, antara lain:

 Kebersihan mulut yang tidak terjaga


 Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin

2.4 Klasifikasi Pulpitis

Berdasarkan durasi dan keparahan :

1. Pulpitis Akut

Secara struktural jaringan pulpa sudah tidak di kenal lagi, tetapi sel-selnya masih
terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya

5
mengenai jaringan pulpa dibagian kamar pulpa saja, dan pulpitis akut serosa totalis
yang telah mengenai saluran akar.

a. Pulpitis Akut Fibrinosa


Pulpitis akut fibrinosa adalah pulpitis yang didalam pulpa banyak ditemukan
fibrinogen.
b. Pulpitis Akut Hemoragi
Pulpitis akut hemoragi adalah pulpitis terdapat banyak eritrosit pada jaringan
pulpa.
c. Pulpitis Akut Purulenta
Pada jenis pulpitis ini, terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur berubah
menjadi peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi
pernanahan dalam pulpa dimana pada beberapa bagian terjadi peleburan jaringan
pulpa sehingga terbentuk abses, atau pernanahan juga dapat berkesinambungan
sehingga terjadi flegmon yang menghancurkan keseluruhan jaringan pulpa.
d. Pulpitis akut serosa
Merupakan peradangan akut dari pulpa gigi yang ditandai dengan adanya sakit
paroksimal yang hilang timbul yang bias terusp-menerus. Apabila dibiarkan maka
akan berlanjut menjadi pulpitis supuruatif yang akut kemudian menyebabkan nekrosis
pulpa.
e. Pulpitis akut supuratif
Merupakan peradangan pulpa akut yang ditandai dengan pembentukan abses
pada permukaan pulpa ataupun di dalam pulpa sendiri.

2. Pulpitis Subakut
merupakan aksaserbasi akut yang ringan dari pulpitis kronis. Ditandai dengan
adanya rasa sakit sedang yang hilang timbul. Istilah subakut digunakan pada kasus-
kasus dimana sukar dikategorikan akut atau kronis.

6
3. Pulpitis Kronis
a. Pulpitis kronis ulseratif

Ditandai dengan pembentukan ulkus pada permukaan pulpa yang terbuka.


Keadaan ini umum nya terjadi pada pulpa muda atau pulpa tua yang sanggup
menahan proses infeksi subklinis yang terjadi.
b. Pulpitis kronis hiperplastik

merupakan peradangan pulpa yang terbuka yang ditandai dengan terjadinya


jaringan granulasi dan epitel, karena adanya iritasi yang ringan dalam waktu yang
lama. Terlihat di sini jumlah dan besar sel juga bertambah. Keadaan ini disebut
juga polip pulpa.

7
Macam-macam polip pada pulpa:
 pulpa polip

Ciri-cirinya permukaannya kasar berbenjol-benjol, warna merah tua, berasal


dari pulpa, ro foto perforasi atap pulpa, mudah berdarah, vitalitas gigi vital, dan
rencana perawatan saluran akar.
 Gingiva polip.

ciri-ciri permukaan mulus seperti gingiva (gusi),warna merah muda, berasal


dari jaringan ikat gingiva , ro foto karies aproximal, tidak mudah berdarah, gigi
dapat vital/non bvital, jika gigi vital dapat dirawat dan non vital dicabut.
 furkasi polip
ciri-cirinya permukaan kasar, warna pucat ,berasal dari jaringan ikat dibawah
furkasi, hampir tidak berdarah ,gigi nonvital , tindakan gigi dicabut.

8
Berdasarkan Gejala

Berdasarkan ada atau tidak adanya gejala, pulpitis terbagi atas:

a. Pulpitis Simtomatis

Pulpitis simtomatis merupakan respon peradangan jaringan pulpa terhadap


iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena adanya
peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai paling
hebat dengan intensitas yang tinggi, terus menerus atau berdenyut.

Yang termasuk pulpitis simtomatis adalah:

1) Pulpitis akut

2) Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis akut atau kronis

3) Pulpitis subakut yang merupakan eksaserbasi akut ringan dari

pulpitis kronis.

Gambaran radiografi memperlihatkan adanya karies yang luas dan dalam,


kadang-kadang terjadi sedikit pelebaran ligament periodontal. Pada pulpitis
simtomatis yang disertai periodontitis apikalis terjadi kepekaan terhadap perkusi.
Rangsangan panas akan menyebabkan rasa sakit. Sebaliknya, rasa sakit berkurang
dengan adanya rangsangan dingin.

b. Pulpitis Asimtomatis

Pulpitis asimtomatis merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai


mekanisme pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi. Tidak ada rasa sakit karena
adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.

9
Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah:

1) Pulpitis kronis ulseratif, ditandai dengan pembentukan ulkus pada permukaan


pulpa di daerah yang terbuka. Bila ada makanan masuk kedalam kavitas maka
akan terasa sakit.

2) Pulpitis kronis hiperplastik merupakan peradangan pulpa yang terbuka,


ditandai dengan terjadinya jaringan granulasi dan epitel karena adanya iritasi
ringan dalam waktu lama. Pulpitis ini terjadi akibat pembukaan karies luas pada
pulpa yang masih muda yang mengalami inflamasi kronis. Terlihat jumlah dan
besar sel bertambah, dimana keadaan ini disebut pulpa polip. Pada waktu
menelan akan terasa rasa sakit karena tekanan gumpalan makanan.

3) Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies, tetapi disebabkan oleh
prosedur operatif, trauma, dan gerakan ortodonsi.

Berdasarkan Gambaran Histopatologi dan Diagnosis Klinis terbagi atas:

A. Pulpitis Reversibel

Pulpitis Reversibel adalah suatu kondisi suatu inflamasi pulpa ringansampai


sedang disebabkan oleh stimulasi noksisius,tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan
tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.disebabkan oleh stimuli noksious, karies
insipient,erosi servikal atau atrisi oklusal, prosedur operatif, kuretasi periodontium
yang dalam, dan fraktur email yang mengakibatkan terbukanya dentin.Aplikasi
stimulus dingin atau panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Stimulus panas
dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal. Respon dari pulpa
sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan
dalam tekanan intrapulpa. Pulpa akan kembali normal dan inflamasi akan pulih
kembali jika penyebabnya dihilangkan dengan perawatan saluran akar. Akan tetapi,
jika iritasi pulpa terus berlanjut, akan timbul inflamasi moderat sampai parah dan
menjadi pulpitis ireversibel yang berakhir dengan nekrosis. Yang termasuk pulpitis
reversibel adalah:

1) Peradangan pulpa stadium transisi

10
2) Atrofi pulpa

3) Pulpitis akut

B. Pulpitis Ireversibel

Pulpitis Ireversibel adalah suatu kondisi inflamasi yang persisten,dapat


simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan suatu stimulusnoksisius. Pulpitis
ireversibel akut menunjukan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus
thermal. Rasa sakit itu bertahan walaupun stimulus telah dihilangkan. Histopatologi
terlihat daerah abses dan suatu daerah nekrotik dimana pada keadaan karies yang telah
lama mikroorganisme bersama denganlimfosit, sel plasma, makrofag. Pada pusat
abses tidak dijumpai mikroorganismekarna aktivitas fagositik leukosit promonuklear.
Bila proses karies terus berlanjut sampai ke pulpa maka akan terlihat suatu daerah
ulserasi. dan terlihat suatudaerah jaringan nekrotik ,suatu derah infiltrasi
polimorfonuklear dan suatu daerah fibroblas yang berpoliferasi membentuk dinding
lesi,dimana mungkin terdapat masa yang mengapur. Etiologi paling umum dari
pulpitis ireversibel adalah keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun faktor
klinis ,kimiawi, thermal atau mekanis.Pulpitis Reversibel yang memburuk dapat

11
menjadi Pulpitis Ireversibel. Gejala klinis dari Pulpitis Ireversibel adalah suatu
paraksisme, suatu paroksisme dapat disebabkan oleh karena bahan makanan manis
atau asam,tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan bibir atau
pipi.P ada saaat berbaring sakit akan terasa sangat hebat karena adanya kongesti
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit akan terus berlanjut walau faktor penyebab sudah di
hilangkan,dan dapat datang dan pergi secara spontan,tanpa penyebab yang jelas.
Pasien biasanya menggambarkan rasa sakit sakit tajam menusuk. Rasa sakit yang
sebentar atau terus menerus tergantung pada keterlibatan pulpa. Diagnosis pada
Pulpitis Ireversibel Pemeriksaan biasanya menemukansuatu kavitas dalam yang
meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan, pulpa mungkin sudah terbuka,waktu
mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan
yang menyerupai buih meliputi pulpa terbukadan dentin sekitarnya. Probing ke dalam
daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang
lebih dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan perdarahan. Bila pulpa tidak
terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke
kamar pulpa. Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:

1) Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis

2) Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis

3) Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis

4) Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis

5) Pulpitis kronis eksaserbasi akut.

C. Degenerasi Pulpa

Degenerasi pulpa jarang ditemukan, biasanya terdapat pada gigi orang dewasa.
Penyebabnya adalah iritasi ringan yang persisten sewaktu muda, seperti pada
degenerasi kalsifik pulpa. Tingkat awal degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan
gejala klinis nyata, dimana gigi tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi secara normal
terhadap tes listrik dan tes termal. Namun, bila terjadi degenerasi pulpa total, gigi
dapat berubah warna dan tidak memberikan respon terhadap rangsangan.

12
Macam-macam degenerasi pulpa:

1. Degenerasi hialin yang ditandai dengan terjadinya penebalan jaringan ikat

pulpa karena penempelan karbohidrat.

2. Degenerasi amiloid dimana terlihat gumpalan-gumpalan sel pada pulpa.

3. Degenerasi kapur (degenerasi kalsifik) ialah terjadinya mineralisasi pada pulpa


sehingga dapat terbentuk dentikel atau batu pulpa. Mineralisasi ini dapat terjadi
pada jaringan saraf, jaringan ikat, terutama pada saluran akar. Dentikel terbagi dua
yaitu: dentikel asli yang biasa terbentuk pada saluran akar pada masa pembentukan
gigi, dan dentikel palsu yang terbentuk pada kamar pulpa karena degenerasi sel
pulpa setelah pembentukan akar sempurna.

4. Degenerasi atrofik, dimana dijumpai lebih sedikit sel-sel stelat, dan cairan
interselular meningkat. Jaringan pulpa kurang sensitif.

D. Nekrosis Pulpa

13
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari
radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba tiba
akibat trauma. Terbukanya pulpa karena karies akhirnya diikuti oleh infeksi pulpa,
sedangkan terbukanya pulpa karena trauma diikuti oleh infeksi, jika pulpa yang
terbuka terkontaminasi saliva. Pulpa yang infeksi meradang sehingga terjadilah
nekrosis pulpa, gigi permanen yang sedang berkembang dapat terkena. Nekrosis pulpa
dapat parsial atau total. Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf, dan sel
odontoblas, memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu
kemampuan. Untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi
apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari
radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa atau nekrosis pulpa.
Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat
sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya.

Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali adanya infeksi bakteri pada
jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan
lingkungan oral akibat terbentuknya tubula dentinalis dan direct pulpal exposure, hal
ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada
jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan
bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada
akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubula dentinalis dapat terbentuk sebagai hasil
dari prosedur restorasi yang kurang baik atau akibat restorasi material yang bersifat
iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada email, fraktur dentin, proses erosi,
atrisi dan abrasi. Dari tubula dentinalis inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan
pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa
disebabkan karena proses trauma, prosedur restorasi, dan yang paling umum adalah
karena adanya karies. Hal ini mengakibatkan bakteri menginfeksi jaringan pulpa dan
terjadi peradangan jaringan pulpa.

14
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan
nekrosis pulpa dalam beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi
perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis
pulpa. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada
apek dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada
pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema
pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia
infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap
inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai ke pembuluh
darah kecil pada apeks Semua proses tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
nekrosis pulpa.

Ada dua tipe nekrosis pulpa, yaitu:

1. Nekrosis Koagulasi

Pada nekrosis koagulasi (pengentalan), terdapat bagian jaringan yang larut,


mengendap, dan berubah menjadi bahan yang padat. Pengejuan adalah suatu
bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju,
yang terdiri atas protein yang mengental, lemak, dan air.

2. Nekrosis Liquefaction

Nekrosis liquefaction (pencairan) terjadi bila enzim proteolitik mengubah


jaringan menjadi bahan yang lunak, cair, atau debris amorfus. Pulpa terkurung oleh
dinding yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi daerah kolateral dan venul, serta
limfatiknya kolaps akibat meningkatnya tekanan jaringan sehingga pulpitis
ireversibel akan menjadi nekrosis liquifaksi.

2.5 Diagnosis dan pengobatan pulpitis


Diagnosis pulpitis :
1. Tes perkusi
2. Tes palpasi
3. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin

15
4. Tes pulpa elektrik
5. Radiografi dental

Cara mengobati pulpitis

Diagnosis untuk pulpitis ringan menunjukkan bahwa pulpa dapat pulih


sepenuhnya apabila penyebabnya diatasi. Beberapa perawatan dan pengobatan
untuk pulpitis yang dapat diambil, yaitu:

 Perawatan: mengangkat karies yang ada, meletakkan pelindung pulpa


yang cocok, dan restorasi permanen dilakukan.
 Perawatan untuk radang pulpa gigi serius: melibatkan antara perawatan
saluran akar atau operasi cabut gigi.

2.6 Pencegahan Pulpitis

 Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin


 Tingkatkan kebersihan mulut dengan menyikat gigi setelah makan, namun
jangan menggosok gigi terlalu keras sebab bisa berdampak buruk
 Menjaga pola makan sehat dengan kadar karbohidrat yang cukup.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang
berisi saraf dan pembuluh darah) dan jaringan periradikular yang mengelilingi
akar gigi.

Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi  tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi.Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa.

Infeksi pada ruang fasia dalam di kepala dan leherKondisi akut penyakit
pulpitis menyebabkan nyeri sehingga menjadi kondisi emergensi yang paling
sering dirasakan pasien dan dihadapi dokter gigi.

3.2 Saran
1. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang
mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa
dibiarkan sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.

17
2. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya
cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui
pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi.

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/pulpitis-adalah/

http://www.infogigi.com/wp-content/uploads/2010/04/Patofisiologi

oral diagnostic depkes Jakarta 1996

penyakit gilut & tht, indah Irma

pencegahan penyakit mulut, J.O Forest

18

Anda mungkin juga menyukai