6. Rusnawati (P07125218114)
7. Sintha Maya Pratidina (P07125218115)
8. Tasya Ramadhita (P07125218117)
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PULPITIS”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kegawatdarutan dalam Pelayanan kesehatan Gigi. Kami
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
Kegawatdarutan dalam Pelayanan kesehatan Gigi. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana dan bagaimana sebenarnya gingival abses.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB 2 ISI.................................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pulpitis adalah penyebab utama di antara seluruh jenis nyeri peradangan pada
pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.. Pulpitis merupakan peradangan pada
pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan pembuluh darah) dan
jaringan periradikular yang mengelilingi akar gigi.
Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi. Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti infeksi
pada ruang fasia dalam di kepala dan leher. Kondisi akut penyakit pulpitis
menyebabkan nyeri sehingga menjadi kondisi emergensi yang paling sering
dirasakan pasien dan dihadapi dokter gigi. Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2010 menyatakan penyakit pulpa adalah salah satu dari sepuluh jenis penyakit
terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia. Pulpitis adalah
proses peradangan pada jaringan pulpa gigi. Pada tahap awal pulpitis, pembuluh
darah akan mengalami vasodilatasi yang menyebabkan aliran darah dan
permeabilitas pembuluh darah meningkat. Respon vaskular tersebut kemudian
menginisasi respon seluler sehingga menyebabkan infiltrasi sel inflamasi.
Infiltrasi sel inflamasi terdiri dari netrofil, makrofag, limfosit, dan sel plasma pada
area di dekat jejas. Berdasarkan patofisiologinya terdapat 2 jenis pulpitis, yaitu
pulpitis reversibel dan pulpitis non-reversibel. Pulpitis reversibel ditandai oleh
rasa nyeri yang tajam dan singkat terhadap respon suhu kemudian menghilang
rasa nyerinya jika rangsang dihilangkan. Pada kasus pulpitis reversibel, pulpa
masih dapat dipertahankan vitalitasnya jika dirawat.
1
1.2 Rumusan Masalah
Manfaat makalah ini adalah sebagai media untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita khususnya mengenai pulpitis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
Pulpitis merupakan kelanjutan dari hiperemia pulpa, dimana bakteri telah
menggerogoti jaringan pulpa. Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi
(bagian gigi terdalam yang berisi saraf dan pembuluh darah) dan jaringan
periradikular yang mengelilingi akar gigi.
Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi.Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti infeksi
pada ruang fasia dalam di kepala dan leher.
3
2.2 Tanda dan Gejala Pulpitis
Radang pulpa gigi ini juga ada kaitannya dengan beberapa gangguan
sistemis, seperti demamyang tidak diketahui asalnya, pertumbuhan bakteri pada
katup jantung dan perangkat prostetik, kelahiran prematur pada anak dengan berat
badan lahir yang rendah, serta bertambahnya risiko penyakit jantung koroner dan
kondisi cerebrovascular
4
Pulpitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga akibat trauma atau
cedera pada gigi atau rahang yang membuka rongga pulpa dan mengakibatkan
bakteri masuk.
Infeksi bakteri
Cedera saat operasi gigi dan mulut
Trauma, misalnya akar atau crown (gigi tiruan) yang retak serta abrasi
gigi. Bisa juga disebabkan oleh bruxism, yaitu kebiasaan menggemeretakkan
atau menggesekkan gigi saat tidur.
Kecacatan bentuk gigi
Ada banyak faktor pemicu kondisi peradangan pada pulpa gigi, antara lain:
1. Pulpitis Akut
Secara struktural jaringan pulpa sudah tidak di kenal lagi, tetapi sel-selnya masih
terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya
5
mengenai jaringan pulpa dibagian kamar pulpa saja, dan pulpitis akut serosa totalis
yang telah mengenai saluran akar.
2. Pulpitis Subakut
merupakan aksaserbasi akut yang ringan dari pulpitis kronis. Ditandai dengan
adanya rasa sakit sedang yang hilang timbul. Istilah subakut digunakan pada kasus-
kasus dimana sukar dikategorikan akut atau kronis.
6
3. Pulpitis Kronis
a. Pulpitis kronis ulseratif
7
Macam-macam polip pada pulpa:
pulpa polip
8
Berdasarkan Gejala
a. Pulpitis Simtomatis
1) Pulpitis akut
pulpitis kronis.
b. Pulpitis Asimtomatis
9
Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah:
3) Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies, tetapi disebabkan oleh
prosedur operatif, trauma, dan gerakan ortodonsi.
A. Pulpitis Reversibel
10
2) Atrofi pulpa
3) Pulpitis akut
B. Pulpitis Ireversibel
11
menjadi Pulpitis Ireversibel. Gejala klinis dari Pulpitis Ireversibel adalah suatu
paraksisme, suatu paroksisme dapat disebabkan oleh karena bahan makanan manis
atau asam,tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan bibir atau
pipi.P ada saaat berbaring sakit akan terasa sangat hebat karena adanya kongesti
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit akan terus berlanjut walau faktor penyebab sudah di
hilangkan,dan dapat datang dan pergi secara spontan,tanpa penyebab yang jelas.
Pasien biasanya menggambarkan rasa sakit sakit tajam menusuk. Rasa sakit yang
sebentar atau terus menerus tergantung pada keterlibatan pulpa. Diagnosis pada
Pulpitis Ireversibel Pemeriksaan biasanya menemukansuatu kavitas dalam yang
meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan, pulpa mungkin sudah terbuka,waktu
mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan
yang menyerupai buih meliputi pulpa terbukadan dentin sekitarnya. Probing ke dalam
daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang
lebih dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan perdarahan. Bila pulpa tidak
terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke
kamar pulpa. Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:
C. Degenerasi Pulpa
Degenerasi pulpa jarang ditemukan, biasanya terdapat pada gigi orang dewasa.
Penyebabnya adalah iritasi ringan yang persisten sewaktu muda, seperti pada
degenerasi kalsifik pulpa. Tingkat awal degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan
gejala klinis nyata, dimana gigi tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi secara normal
terhadap tes listrik dan tes termal. Namun, bila terjadi degenerasi pulpa total, gigi
dapat berubah warna dan tidak memberikan respon terhadap rangsangan.
12
Macam-macam degenerasi pulpa:
4. Degenerasi atrofik, dimana dijumpai lebih sedikit sel-sel stelat, dan cairan
interselular meningkat. Jaringan pulpa kurang sensitif.
D. Nekrosis Pulpa
13
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari
radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba tiba
akibat trauma. Terbukanya pulpa karena karies akhirnya diikuti oleh infeksi pulpa,
sedangkan terbukanya pulpa karena trauma diikuti oleh infeksi, jika pulpa yang
terbuka terkontaminasi saliva. Pulpa yang infeksi meradang sehingga terjadilah
nekrosis pulpa, gigi permanen yang sedang berkembang dapat terkena. Nekrosis pulpa
dapat parsial atau total. Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf, dan sel
odontoblas, memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu
kemampuan. Untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi
apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari
radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa atau nekrosis pulpa.
Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat
sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya.
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali adanya infeksi bakteri pada
jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan
lingkungan oral akibat terbentuknya tubula dentinalis dan direct pulpal exposure, hal
ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada
jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan
bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada
akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubula dentinalis dapat terbentuk sebagai hasil
dari prosedur restorasi yang kurang baik atau akibat restorasi material yang bersifat
iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada email, fraktur dentin, proses erosi,
atrisi dan abrasi. Dari tubula dentinalis inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan
pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa
disebabkan karena proses trauma, prosedur restorasi, dan yang paling umum adalah
karena adanya karies. Hal ini mengakibatkan bakteri menginfeksi jaringan pulpa dan
terjadi peradangan jaringan pulpa.
14
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan
nekrosis pulpa dalam beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi
perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis
pulpa. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada
apek dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada
pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema
pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia
infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap
inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai ke pembuluh
darah kecil pada apeks Semua proses tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
nekrosis pulpa.
1. Nekrosis Koagulasi
2. Nekrosis Liquefaction
15
4. Tes pulpa elektrik
5. Radiografi dental
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pulpitis merupakan peradangan pada pulpa gigi (bagian gigi terdalam yang
berisi saraf dan pembuluh darah) dan jaringan periradikular yang mengelilingi
akar gigi.
Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau tanpa gejala. Dalam
beberapa kasus, kondisi ini bisa diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan
pulpa gigi tidak bisa disembuhkan seperti semula lagi.Kondisi ini cukup umum
terjadi. Sering kali terjadi pada pasien yang kurang menjaga kebersihan gigi dan
mulut serta pasien dengan sayatan medis pada rongga mulut.Selain menyebabkan
rasa sakit dan tidak nyaman, radang pulpa gigi ini dapat menyebar dan
menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa.
Infeksi pada ruang fasia dalam di kepala dan leherKondisi akut penyakit
pulpitis menyebabkan nyeri sehingga menjadi kondisi emergensi yang paling
sering dirasakan pasien dan dihadapi dokter gigi.
3.2 Saran
1. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara yang
mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa
dibiarkan sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.
17
2. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya
cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui
pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/pulpitis-adalah/
http://www.infogigi.com/wp-content/uploads/2010/04/Patofisiologi
18