“GUSI BENGKAK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penyusunan makalah yang berjudul
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”.
Hal itu disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
jaringan pulpa (saluran akar gigi yang berisi pembuluh darah dan saraf) dan
jaringan sekitar akar gigi (periapikal) akibat inflamasi oleh iritasi bakteri,
mekanis, atau kimia. Penyakit pulpa gigi yang sering terjadi diantaranya
berupa peradangan pada pulpa atau sering dikenal dengan istilah pulpitis dan
Pulpitis adalah penyebab utama dari sakit gigi dan tanggalnya gigi.
Pulpitis juga merupakan peradangan pada pulpa gigi (bagian gigi terdalam
yang berisi saraf dan pembuluh darah) dan jaringan periradikular yang
mengelilingi akar gigi. Kondisi ini dapat berupa akut atau kronis, dengan atau
tanpa gejala. Pulpitis tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga akibat
trauma atau cedera pada gigi atau rahang yang membuka rongga pulpa dan
diobati. Namun, kalau sudah parah peradangan pulpa gigi tidak bisa
periapikal
pada daerah apeks atau ujung akar gigi. Penyakit periapikal dapat berawal
dari infeksi pulpa. Konsekuensi dari perubahan patologis pada pulpa adalah
1
saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.Iritan-iritan yang masuk
periapikal
a. Bagi penulis
2
b. Bagi institusi pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pulpitis Reversibel
reversibel.
b. Pulpitis Irreversibel
4
Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis
nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa
gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
5
paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang
muda oleh karena ruang pulpa yang masih besar dan mempunyai
pembuluh darah yang banyak, serta adanya perforasi pada atap pulpa
granulasi yang terdiri dari serat jaringan ikat dengan pembuluh kapiler
pengunyahan..1
6
d. Nekrosis Pulpa
oleh pulpitis irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang
kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka, proses nekrosis akan
tertunda dan jaringan pulpa di daerah akar tetap vital dalam jangka
total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap tes
7
e. Hiperemi Pulpa
iritasi lagi untuk dapat bertahan sebagai suatu pulpa yang tetap sehat.
Gejalanya :
kritis. Hiperemi pulpa ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan
8
makanan, atau udara dingin, juga karena makanan yang manis atau
asin. Rasa sakit ini tidak spontan dan tidak berlanjut jika
rangsangan dihilangkan.
Diagnosis :
f. Degenerasi Pulpa :
9
akibat trauma atau infeksi, gigi dapat berubah warna dan tidak
1. Degenerasi hialin
karbohidrat.
2. Degenerasi amiloid
3. Degenerasi kapur
10
Kelainan periapikal yang disebabkan oleh nekrosis pulpa dapat
obat disinfektan, dan debris. Selain itu, iritasi fisik seperti restorasi
penting dari tes diagnostik. Tes palpasi dapat merespon sensitif atau
Jika disebakkan oleh nekrosis pulpa maka gigi tidak akan memberikan
11
Periodontitis apikalis akut terkait dengan eksudasi plasma dan
berjalan lama dan lesi berkembang dan membesar tanpa ada tanda dan
klinis pulpa yang terlibat telah nekrosis. Tes perkusi memberi respon
12
merupakan jaringan granulasi yang terbentuk sebagai respon jaringan
palatal tergantung lokasi apeks gigi yang tekena. Abses apikialis akut
13
juga terkadang disertai dengan manifestasi sistemik seperti
akut akan mengahasilkan respon yang sangat sensitif, tes palpasi akan
merespon sensitif.
infeksi atau benda asing dan racun yang dihasilkan oleh orgnisme dan
14
sel darah. Abses apikalis kronis merupakan reaksi pertahanan yang
15
Tabel (b) Sistem Diagnostik Radiografi Komprehensif
a. Iritan mekanik
- Trauma oklusal
16
b. Iritan mikroba
Infeksi mikroba dari lesi karies adalah penyebab paling umum untuk
yang erupsi ditutupi oleh biofilm yang tersusun dari komunitas mikroba
dianggap sebagai patogen tunggal pada karies untuk waktu yang lama,
kompleks [39, 128, 149]. Lesi karies yang terbatas pada email
sumber utama iritaasi pulpa dan jaringan periradikuler. Karies pada dentin
dimediasi melalui respn imun bawaan. Respon awal terhadap karies ini
17
mnghasilkan akumulasi fokal dan sel inflamasi karies seperti makrofag
c. Iritan kimia
peroksida
- Agen antibakteri seperi perak nitrat, fenol dengan ataau tampa kamper
daan eugenol
d. Idiopatik
Penyebabnya tida k diketahui dengan pasti hal ini bisa disebabkan oleh
faktor usia, resorpsi internal dan eksternal, hiv maupun bisa disebabkan
oleh AIDS.
bukal maupun sulkus gingiva. Bila hal ini terjadi di daerah apikal, maka
terjadi lesi periapikal dan bila terdapat perluasan kearah alveolar crest,
18
ini sering disebut lesi endo-perio. Akses iritan keruang pulpa dapat
melalui celah atau gap dari CEJ. Celah inin dapat memberi akses
langsung bagi iritan menuju dentin. Celah ini juga mejadi tempat yang
dapat melalui saluran akar lateral gigi. Pada saat melakukan tindakan
kuretase dan root planing, seringkali sementum yang menutupi akar gigi
atau akibat dari prosedur perawatan gigi yang tidak memadai. Ditandai
rasa sakit jangka pendek dan cepat menghilag jika stimulus ditiadakan.
Pada pulpitis irreversibel nyeri awalnya di transfer oleh serat A-delta dan
terdiri dari jaringan saraf, pembuluh darah, dan limfa. Bakteri kemudian
19
yang dapat tertekan dalam pembuluh darah sehingga terbawa bagian
tubuh yang lain. Jaringan pulpa yang dapat mengalami peradangan baik
dan diikuti dengan meningkatnya jumlah sel osteoklas. Elemen yang ada
pada area inflamasi periapikal adalah sel PMN, makrofag, limfosit T, dan
limfosit B, sel mast, osteoklas, osteoblast, fibroblas, sel epitel dan adanya
kemokin yang mengatur terjadi inflamasi. Kemokin akan keluar yang ada
yang berperan dalam sistem imun seperti makrofag, sel neutrofit, sel
fibroblas.
organ internal atau jalur antara dua permukaan berlapis epitel. Fistula dapat
juga menyebabkan pembentukan fistula. Jenis dari oral fistula yaitu fistula
20
fistula adalah jalur patologis antara rongga mulut dan tulang alveolar.
Penyebab paling umum yaitu nekrosis pulpa dan periodontitis apical. Ketika
akar. Jika tahap ini tidak dilakukan perawatan, infeksi menyebar ke daerah
pembentukan abses, namun infeksi ini juga dapat mencapai mukosa mulut
1) Pemeriksaan subjektit
21
Jika dicurigai ada penyakit pulpa atau periradikuler akibat temuan
lain, ketiadaan gejala yang nyata harus dicatat dan teruskan dengan
22
yang disebabkan oleh jaringan lain. Nyeri adalah suatu entitas yang
diagnosis dan ya kan masalah dental dari masalah non dental atau
23
bagi tegaknya diagnosis adalah nyeri intens dan terus-menerus
yang hanya reda oleh dingin pasien seperti ini sering datang
pasien. Kualitas dan kuantitas nyeri sekarang dan nyeri yang telah
24
lalu ditambah lagi dengan temuan subjektif lain yang penting
2) Pemeriksaan objektif
nodus limfe servikal atau fasial adalah indikator bagi status fisik
b. Pemeriksaan intraoral
a) Jaringan lunak
teliti yang diperiksa meliputi bibir, mukosa oral, pipi dan lidah
25
dan otot-otot serta semua keabnormalan yang ditemukan.
b) Gigi geligi
c) Tes klinis
26
keadaan jaringan pulpa dan periapeks sebagian besar tes ini
tes Ini bukan tes untuk gigi melainkan tes mengenai respon
Hal ini bisa menimbulkan hasil tes yang negatif atau positif
27
Kaca mulut dan sonde. Dipakai untuk memeriksa karya
sensasi apa-apa.
28
d) Tes periapeks
Perkusi
lakukan juga tes perkusi pada gigi kontrol. Cara tes lain
29
yang juga baik adalah dengan meminta pasien objek yang
30
Pemilihan tes pulpa yang tepat. Pemilihan nya bergantung
respon nyeri lakukan tes dingin( atau panas) dan bukan tes
besar.
vital. Jika tes lain tidak meyakinkan atau tidak bisa dipakai dan
31
tidak bisa dites secara akurat dengan tes termal atau elektris
tes ini kepada pasien, lakukan preparasi dengan bur yang kecil
Sebaliknya, jika nyeri atau rasa tidak enak tidak terjadi, pulpa
mengetes pulpa.
32
Pengetesan pulpa secara elektrik. Berbagai alat pengetesan
33
positif dan negatif palsu. Pengetesan elektrik tidak mengukur
terjadi reaksi negatif atau positif palsu, reaksi terhadap tes ini
nekrosis.
d. Pemeriksaan periodontium
itu kedua hal ini harus dapat dibedakan juga penting untuk
adalah tes klinis yang penting yang sering terabaikan dan tidak
34
mempunyai nilai prognosis. Gigi dengan pulpa nekrosis yang
kaca mulut pada permukaan fasial nya. Gerakan lebih dari 2-3
35
mobilitas adalah penyakit periodontium dan bukan patosis
periradikuler.
e. Pemeriksaan radiografis
periodontium.
36
2.6 Diagnosa dan etiologi pada kasus12,13,14,15,16,17,18
pemeriksaan perkusi, jika dilihat pada kasus gigi 46 perkusi (+) yang artinya
ada peradangan pada jaringan periodontal, dan pemeriksaan palpasi (+), ika
Abses periapikal akut disebabkan masuknya bakteri dari saluran akar yang
terinfeksi.
klinis didapatkan tes termal (-), namun pada dengan pupa nekrotik seringkali
infeksi bakteri pada jarigan pulpa kemudian menyebabkan radang dan jika
peradanngan ringan pada pulpa, dilihat pada pemeriksaan tes termal (+),
perkusi (-) yang artinya belum ada perdangan pada jaringan periodontal dan
37
Diagnosis pada gigi 11 yaitu abses periapikalis kronis, yang
merupakan keadaan yang timbul akibat lesi yang berjalan lama kemudian
gigi 11 didapatkan tes termal (-) dan perkusi (+) yaitu adanya peradangan
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa etiologinya ialah iritan kimia, bakteri dan kimiawi. Penting untuk
yang tepat pula. Proses inflamasi penyakit pulpa dan periapikal diantaranya
yang berperan ialah respon imun spesifik dan non-spesifik, yang mana
nantinya akan terjadi aktivitas yang dapat menyebabkan inflamasi pada pulpa
3.2 Saran
tentang penyakit pulpa dan lesi periapikal serta penyebab dan patomekanisme
39
DAFTAR P USTAKA
Pp .27-8, 89-90.
4. Fuoad AF and Khan AA. Etology and Phatogenesis of Pulptis and Apical
9. Hargreaves KM, cohen’s. Cohen’s pathway of the pupl. 10th Ed. Misswri :
10. Motamedi kalantar hosein. A textbook of advanced oral and maxilla facial
40
11. Walton Richard E, Mahmoud Torabinejad. Prinsip & praktik ilmu endodonsia.
Jurnal teknik informatika dan sistem informasi. Vol 5(2) ; 2019. P 181-97
13. US Naval dental school, Bucher JF. Endodontics. Bureau of noval personnel.
1964
14. Grossman, Louis I. Ilmu endodontik dalam praktek. 11ed EGC. 1995
16. Chrismirina S, Basri AG, Harahap MF. Tingat sensitivitas dentin sebelum dan
setelah paparan minuman bersoda pada usia remaja berdasarkan metode visual
18. Poetera CY, Prayitno A, Marwato. Perbedaan angka kejadian nekrosis pulpa
dengan abses apkalis kronis antara pasien diabetes mellitus di RSUD Dr,
41