SKENARIO 2 BLOK 13
Oleh kelompok 4
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita serahkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada arwah
junjungan alam yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar kedepannya kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ilmiah skenario 2 dari buku panduan BLOK 13 ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran........................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Klarifikasi Istilah..............................................................................................................3
2.2 Penetapan Masalah...........................................................................................................3
2.3 Curah Pendapat.................................................................................................................3
2.4 Menganalisis Masalah......................................................................................................5
2.5 Tujuan Pembelajaran........................................................................................................5
2.6 Belajar Mandiri.................................................................................................................5
2.7 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri...................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi bakteri
pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa
dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpa
exposure yang akan memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang
menyebabkan radang pada pulpa. Apabila tidak segera dilakukan penanganan maka
inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi
darah di dalam pulpa yang akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa.
Nekrosis pulpa yang disebabkan karena adanya trauma pada gigi dapat
menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang cepat yaitu hanya dalam beberapa
minggu. Pada dasarnya proses nekrosis pulpa yang disebabkan karena trauma sama
yaitu terjadinya perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang akhirnya akan
menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi
pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi
pembuluh darah kapiler pada pulpa.
1
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi dan etiologi nekrosis
pulpa
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan nekrosis pulpa
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis dan gejala klinis nekrosis
pulpa
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komplikasi dari nekrosis pulpa
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perawatan dan penatalaksanaan
nekrosis pulpa
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadist terkait skenario
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Skenario 2
“Ms. Chubby”
Yoona adalah mahasiswa multitalenta, cantik dan energik. Beberapa hari ini
yoona tidak kelihatan batang hidungnya dikampus. Angle sebagai sahabat sudah
berusaha untuk menghubungi Yoona tetapi telponnya gak pernah diangkat. Saiang ini
Angle mendatangi rumah Yoona untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi. Lagi-
lagi Yoona nggak mau menemui Angle karena malu pipi kirinya “chubby”. Dengan
menutup wajah menggunakan masker akhirnya Yoona dibawa ke RSGM.
Yoona mengatakan bahwa gigi belakang kiri atasnya sudah sering sakit
terutama sesudah makan, namun beberapa hari belakangan sakitnya tidak hilang
walau sudah minum obat penghilang rasa sakit malah disertai bengkak pada pipi.
Dari pemeriksaan klinis dan penunjang yang dilakukan, drg mendiagnosa gigi 25
tersebut sudah mengalami kematian
3
a. Pemeriksaan subjektif
Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada pasien yang berkaitan dengan
riwayat penyakit, lokasi, keparahan, durasi, karakter dan stimulus yang
menimbulkan nyeri.
b. Pemeriksaan obyektif
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan wajah, jaringan keras dan jaringan lunak
rongga mulut. Pemeriksaan visual meliputi observasi pembengkakan, pemeriksaan
dengan kaca mulut dan sonde untuk melihat karies, ada tidaknya kerusakan restorasi,
mahkota yang berubah warna, karies sekunder atau adanya fraktur, selain itu dapat
juga dilakukan tes vitalitas gigi atau tes panas dingin. Tes dingin dapat dilakukan
menggunakan chlore etil yang disemprotkan ke kassa atau kapas dan diletakkan
pada kavitas.
3. Apa perawatan yang tepat untuk kematian pada pulpa tersebut ?
Perawatan yang dapat dilakukan pada nekrosis pulpa terdiri dari perawatan
saluran akar dan pencabutan gigi. Perawatan saluran akar dapat dilakukan dengan
pertimbangan keadaan jaringan pendukung giginya. Sedangkan pencabutan gigi
merupakan perawatan yang dilakukan apabila jaringan pendukung gigi sudah tidak
ada dan tidak layak untuk dilakukan perawatan.
4. Apakah ada hubungan antara gigi yang sakit dengan bengkak di pipi dan apakah ada
penyebab lain yang membuat pipinya bengkak ?
Bengkak pada pipi dapat disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri.
Pembengkakan tersebut biasanya terjadi pada gingiva karena adanya abses pada
periapikal. Daerah yang bengkak tadi biasanya berisi pus atau nanah yang berada
dalam satu kantung yang terbentuk dalam jaringan.
5. Berdasarkan kasus di skenario apa diagnosa pada pasien tersebut ?
Diagnosa kasus pada skenario yaitu nekrosis pulpa. Dimana pada skenario
dijelaskan bahwa yoona mengalami karies yang sudah sampai ke pulpa dan sudah
terjadi kematian pada jaringan pulpanya. Adanya penimbunan pus didalam jaringan
ini biasanya akan menyebabkan jaringan sekitarnya terdorong dan menjadi dinding
pembatas abses. Abses tersebut sebenarnya merupakan pertahanan tubuh untuk
mencegah agen-agen infeksi menyebar ke bagian tubuh lainnya.
6. Apa faktor yang menyebabkan kematian pulpa ?
4
2.4 Menganalisis Masalah
Ms. Chubby
Nekrosis pulpa
Komplikasi
5
Nekrosis dapat disebabkan oleh trauma fisik, trauma kimia (kemonekrosis),
penyakit, radiasi, dan gangguan pasokan darah. Sementara itu, penyebab yang paling
sering dari nekrosis pulpa adalah kelanjutan dari proses radang pulpa akibat karies.
Akan tetapi penyebab kasus nekrosis yang juga tidak sedikit jumlahnya adalah
karena tindakan perawatan dokter gigi atau yang disebut juga dengan kasus
iatrogenik seperti pemilihan jenis tumpatan, prosedur penumpatan kavitas, preparasi
kavitas, maupun penyelesaian tumpatan. Selain itu, penyebab lain dari nekrosis
adalah degenerasi pulpa atau proses perubahan pulpa. Berkurangnya fungsi pulpa
dapat memudahkan gejala kelainan atau penyakit dikarenakan sistem pertahanan
pulpa yang sudah tidak berfungsi dengan normal. Proses tersebut terus berlanjut dan
akan berakhir dengan pulpa yang nekrotik (Akbar, 2003).
Nekrosis pulpa ada 2 tipe:
a. Nekrosis likuifaksi
Ditandai dengan jaringan pulpa yang telah membusuk dan mengandung
cairan, dikarenakan proses kerja enzim proteolitik dari kuman. Nekrosis tersebut
adalah akibat dari proses karies yang menyebabkan meradangnya jaringan pulpa.
selanjutnya terjadi kerusakan pada sel jaringan pulpa. Proses pembusukan jaringan
pulpa karena dekomposisi protein: ammonia indikan, ptomaine, substansi lemak,
H₂S, CO₂ dan air. Produk tambahan proses tersebut menghasilkan zat dengan bau
busuk seperti skatol, indol, kadaverin, dan putresin (Akbar, 2003).
b. Nekrosis koagulasi,
Merupakan nekrosis dari beberapa potongan organ atau jaringan, dengan
pembentukan infar, fibrosa, dan protoplasma sel yang menjadi opaq dan padat
karena koagulasi unsur protein (Dorland, 2012). Tidak ada infeksi mikroorganisme
sehingga tidak terjadi proses pembusukan jaringan pulpa. Oleh karena itu jaringan
pulpa tidak lisis (Akbar. 2003)
6
fasial. Sedangkan pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan jaringan lunak
rongga mulut apakah terdapat oedem, pembengkakan, perubahan warna, fistel,
eksudat. Pemeriksaan gigi geligi apakah terdapat karies, fraktur mahkota, perubahan
warna gigi.
Pemeriksaan klinis terdiri dari perkusi, sondasi, tes mobilitas, tes vitalitas
meliputi tes panas, tes dingin dan tes kavitas, tes jarum miller yang diindikasikan
pada gigi yang terdapat perforasi akibat karies atau kavitas. Dilakukan dengan cara
memasukkan jarum miller hingga ke saluran akar.
c. Pemeriksaan radiograf
Pemeriksaan ini diperlukan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menentukan
diagnosis dan rencana perawatan yang tepat, yaitu melihat kedalaman dan luas
karies, kondisi jaringan periradikuler (periodontitis), periapikal, atau ada tidaknya
gambaran radiolusen di apikal (abses, granuloma / kista), karies tersembunyi, besar
jumlah arah saluran akar, penyumbatan kamar pulpa, dan kelainan tulang alveolar.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis dan gejala klinis nekrosis
pulpa
Gigi yang mengalami nekrosis tidak selalu menimbulkan gejala rasa sakit.
Gejala klinis pada nekrosis pulpa yaitu adanya perubahan warna gigi menjadi keabu-
abuan atau kecoklatan, apabila ada rangsangan panas gigi yang nekrosis akan terasa
sakit karena terjadi pemuaian gas yang akan menekan ujung saraf jaringan vital yang
ada disekitarnya, sedangkan dengan rangsangan dingin (chlor ethyl) dan stimulasi
elektrik pada gigi dengan pulpa nekrotik biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri.
7
8
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan komplikasi dari nekrosis pulpa
Pulpa yang nekrosis tidak dapat dihidupkan kembali tanpa melakukan
saluran akar atau dilakukan pencabutan gigi yang mengalami nekrosis. Nekrosis
pulpa merupakan tahap akhir dari pulpitis yang diawali karies dan disebabkan
karena tidak adanya sirkulasi darah pada pulpa. Pulpitis merupakan peradangan
jaringan atau inflamasi pada pulpa. Inflamasi merupakan respon utama dari sistem
kekebalan terhadap iritasi dan infeksi atau respon suatu organisme terhadap patogen
dan jejas mekanis dalam jaringan. Nekrosis pulpa menjadi awal dari penyakit atau
lesi periapikal ketika nekrosis pulpa tersebut tidak mendapat perawatan. Lesi
periapikal merupakan lesi yang terdapat pada area apikal gigi. Lesi periapikal yang
dapat terjadi akibat inflamasi pulpa yang tidak dirawat adalah periodontitis apikalis
akut, abses periapikal dan periodontitis apikalis kronis
Komplikasi nekrosis pulpa dapat berkembang dari waktu ke waktu jika tidak
dilakukan perawatan. Namun beberapa pengobatan dan perawatan yang tidak tepat
pada nekrosis pulpa memiliki risiko terjadinya infeksi, demam, pembengkakan
rahang, pulpitis dan nekrosis yang selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya
selulitis, abses periapikal, radang selaput lendir, periodontitis dan keropos tulang.
a. Nekrosis Pulpa berasal dari abses periapikal
Penyakit abses periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir
pada daerah apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi abses periapikal
umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa, abses periapical adalah abses yang
muncul di ujung akar gigi. Selain itu, komplikasi yang dapat timbul berupa nyeri dan
pembengkakan.
b. Cellulitis
9
Biasanya berasal dari infeksi gigi, mikroorganisma yang bertanggung jawab
adalah golongan streptococcus dan staphylococcus. Penyakit ini dikarakteristikkan
dengna pusing disertai edema dan kemerahan pada kulit. Edema memiliki batas
tidak jelas dan dapat berada di berbagai tempat tergantung gigi yang terinfeksi. Pada
tahap awal, cellulitis terasa lunak pada palpasi dan tidak terdapat pus. Pada tahap
lanjut, penebalan terlihat dan terdapat adanya supurasi serta terdapat pus pada dasar
lidah.
Peyebabnya dapat berasal dari infeksi periapikal atau periodontal pada gigi
mandibula khususnya pada gigi yang memiliki apeks di bawah musculus mylohyoid.
Adanya rasa sakit pada gigi nekrosis tanpa fistula untuk drainase
10
Gigi dengan kelainan anatomis berat
Gigi berakar banyak
Periodontitis akut dengan rasa sakit yang parah saat perkusi
b. Perawatan saluran akar lebih dari satu kali kunjungan (multivisit endodontic)
Adalah perawatan saluran akar yang diselesaikan dalam beberapa kali
kunjungan. Pada kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan subjektif, objeltif, foto
intra oral, foto radiografi, diagnosis dan penentuan rencana perawatan. Pasien juga
diberikan penjelasan mengenai prosedur rencana perawatan, biaya serta waktu
perawatan yaitu perawatan saluran akar multi kunjungan. Prosedur perawatan
saluran akar yaitu dilakukan anastesi lokal, kemudian dilakukan pembukaan kamar
pulpa mengguanakan endo acces bur sampai mencapai ke ruang pulpa, pengukuran
panjang kerja dan diakhiri dengan pemberian tumpatan sementara.
Pada kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif, jika sudah
tidak ada inflamasi maka tumpatan sementara dibuka dan dilakukan pengepasan guta
perca. Pada kunjungan ketiga dilakukan crown lengtening agar preparasi restorasi
dapat mencapai bagian dasar dari tepi-tepi gigi. Dan pada kunjungan selanjutnya
dilakukan pembuatan core.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat dan hadist terkait skenario
o QS. Al-Baqarah : 195
يGْ َِواَ ْنفِقُوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َواَل تُ ْلقُوْ ا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْم اِلَى التَّ ْهلُ َك ِة ۛ َواَحْ ِسنُوْ ا ۛ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحب ّْال ُمحْ ِسن
Artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nekrosis pulpa merupakan suatu perubahan yang morfologi yang menunjukkan
kematian sel pada jaringan pulpa. Nekrosis pulpa memiliki penyebab yang bervariasi,
namun pada umumnya disebabkan oleh pulputis irreversibel yang tidak dilakukan
penanganan atau dapat terjadi akibat trauma, hal ini menyebabkan suplai aliran darah ke
pulpa terganggu. Secara umum nekrosis pulpa dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu nekrosis
koagulasi dan nekrosis liquefaksi.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada nekrosis pulpa yaitu pemeriksaan subjektif,
pemeriksaan objektif dan pemeriksaan penungang berupa radiografi. Gigi yang mengalami
nekrosis pulpa memerlukan perawatan saluran akar yang bertujuan untuk membersihkan
ruang pulpa dari jaringan pulpa yang telah terinfeksi, kemudian membentuk saluran akar
untuk obturasi agar terbentuk apical seal
DAFTAR PUSTAKA
13
Maj Ked Gi. Juni 2013 : Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Pada Pulpa
Nekrosis Disertai Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dengan Pasak
Fiber Reinforced Composit
Maj Ked Gi. Juni 2013 : Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Pada Pulpa
Nekrosis Disertai Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dengan Pasak
Fiber Reinforced Composit
Santoso, L. and Kristanti, Y. (2016) ‘Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Gigi
Molar Kedua Kiri Mandibula Nekrosis Pulpa dan Lesi Periapikal’, Mkgk, 2,
pp. 65–71.
Pulse oximetry: a useful test for evaluating pulp vitality in traumatized teethCelso
Luiz Caldeira et al. Dent Traumatol. 2016
dwi kartika apriyono (jkg unej) vol 7 no 1 2010 :45-50 kedaruratan endodonsia
billy sujatmiko dan endang retnowati, juni 2011 : 18(1) : 44-47 perawatan
multi kunjungan protaper protary files single cone pada nekrosis pulpa
disertai abses dentoalveolar
14