Isthifa Kemal 1
Abstrak
Kata kunci Analisis Tokoh dan Penokohan dalam Hikayat Muda Balai karya Teuku Abdullah dan M.
Nasir. Peneliti ini mengenai tokoh dan penokohan dalam hikayat Muda Balia. Secara khusus masalah
diklasifikasikan dalam beberapa aspek, adalah (1) identitas tokoh, (2) gambaran penokohan. Sumber
data dalam penelitian ini adalah hikayat Muda Balia karya Teuku Abdullah dan M. Nasir. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukan
bahwa peran tokoh dalam hikayat Muda Balia tersebut terdiri dari peran tokoh utama dan tokoh
tambahan. Tokoh utama dalam hikayat tersebut adalah Muda Balia, Abdul Wahid, Ainul Mardhiah.
Tokoh-tokoh tambahan Teman, Belanda/kafir, Ibu dan Ayah dan Dayang-dayang. Watak masing-
masing tokoh dalam hikayat Muda Balia antara lain Muda Balia mempunyai watak baik, pemberani,
gagah, muda dan taat agama dalam membela negeri. Abdul Wahid, seorang ulama yang dipercaya
dalam memipin dan dihormati masyarakat. Ainil Mardhiah, bidadari yang berparas cantik, sopan dan
lemah lembut. Teman, taat dalam agama dan pemberan. Belanda, penjajah dan zalim. Ibu dan ayah,
orang yang terpandang dan dihormati, selain itu juga memiliki harta. Dayang-dayang adalah penghuni
Surga yang bersedia selalu melanyani keperluan Bidadari Surga dan penurut. Penokohan dalam
hikayat Muda Balia digambarkan dalam dua teknik, yaitu teknik analitik dan teknik dramatik. Teknik
analitik adalah teknik pelukisan tokoh secara langsung, sedangkan teknik dramatik adalah teknik yang
melukiskan tokoh secara tidak langsung.
1
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2338-0306 Volume II Nomor 2 Juli–Desember 2014 | 61
Isthifa Kemal, Analisis Tokoh…
dan penokohannya, sehingga dapat diketahui melakukan penelitian tentang hikayat ini.
dengan terperinci. Hikayat ini menceritakan Kenyataannya minat membaca hikayat dalam
tentang Perang Sabi, yang terdapat dalam masyarakat sudah sangat berkurang terutama
hikayat tersebut adalah bagaimana seseorang pada kalangan remaja.
yang ingin memperjuangkan negerinya rela Berkurangnya proses pewarisan
berkorban harta dan nyawa, hanya kekuatan budaya oleh para tokoh adat, kurangnya
iman dan taqwa niat yang tulus mendorong penelitian tentang hikayat, dan semakin
semangat seorang pejuang, yang dapat longgarnya ikatan adat dan normal dalam
memberi sugesti terhadap masyarakat yang masyarakat. Ditambah lagi ketidakpedulian
berbuda dan tradisi. generasi muda terhadap budaya masa lalu,
Masyarakat yang berbudaya adalah, semakin berkurangnya perhatian dari pihak
masyarakat yang mengenai berbagai macam yang terkait dan merebaknya media massa dan
tradisi. Hikayat adalah salah satu tradisi yang elektronik, maka hikayat akan terus hilang dari
sangat berperan dalam masyarakat yang ingatan masyarakat, dari berbagai macam pada
tentunya harus tetap diajarkan pada generasi hal dalam hikayat ini banyak menceritakkan
penerus. Oleh karna itu, kenapa hikayat harus tentang kisah-kisah nenek moyang kita saat
diajarkan dari berbagai media baik dalam memimpin dalam membela agama dan Negeri.
pendidikan formal maupun tidak formal Peneliti merasa penting melakukan
misalnya di Sekolah-Sekolah, di televisi, di penelitian ini terhadap tokoh dan penokohan
buku, di majalah dan di koran-koran. dalam hikayat Muda Balia Karya Teuku
Hikayat yang merupakan cerita-cerita Abdullah dan M. Nasir. Berkaitan dengan
yang berlatar belakang historis. Tokoh-tokoh uraian di atas mengenai tentang pentingnya
di dalamnya merupakan tokoh-tokoh dilakukan penelitian hikayat-hikayat Aceh.
terpenting dalam sejarah. Contohnya hikayat Dalam sebuah pidato pada acara Dies Natalis
Pocut Muhammad yang ditulis oleh Teungku Universitas Syiah Kuala ke 48 pada hari rabu,
Dirukam, bercerita tentang masa gemilang 2 September 2009 di gedung AAC Dayan
Kerajaan Bandar Aceh Darussalam di bawah Dawood, Prof. Dr. Teuku Iskandar, seorang
Kepemimpinan Iskandar Muda berdaulatan Guru Besar Universitas Leiden, mengatakan,
dan beberapa Sultan lainnya. Namun, “Hikayat merupakan sebuah catatan yang
kegemilanggan itu runtuh pelan-pelan karena membukan tabir tentang asal-usul
pecah” Perang Saudara” antara Sultan yang Darussalam”. Menurut silsilah segala yang
berkuasa dan adik-adiknya. Berdasarkan menjadi kerajaan Bandar Darussalam. Oleh
landasan pemikiran tersebut, untuk karena itu, untuk mengungkapkannya perlu
mengetahui lebih lanjut mengenai latar dilakukan penelitian lebih lanjut”. Ucapan
belakang tokoh hikayat dilihat dari venah beliau, seyogya harus mendapat tanggapan
sastra, penulis menganggap penting
ternama tersebut biasanya raja, putera-puteri (1) Hikayat selalu diubah dengan
raja, orang-orang suci, dan sebagainya. memakai puisi sanjak. (2) Umumnya
8
Hikayat termasuk karya yang cukup populer di hikayat lebih dari diubah dalam
masyarakat Melayu dengan jumlah cerita yang bentuk lisan di bawakan dengan
cukup banyak. Kemunculan genre ini berbagai variasi warna di depan
merupakan kelanjutan dari ceritera pelipurlara khalayak penikmat. (3)Bila diubah ini
yang berkembang dalam tradisi lisan di diturunkan dalam bentuk tulisan, huruf
masyarakat, kemudian diperkaya dan yang dipakai adalah huruf jawo. (4)
diperindah dengan menambah unsur-unsur Hikayat dipandang sebagai karya
asing, terutama unsur Hindu dan Islam. Dalam sastra Aceh klasik, sedangkan lanjutan
kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, perkembangannya dewasa ini disebut
hikayat ini berfungsi sebagai media didaktik dengan nama kisah atau tanpa
(pendidikan) dan hiburan. Berdasarkan urean disebutkan jenisnya sama sekali. (5)
di atas terdapat ciri-ciri hikayat yaitu sebagai Sebagai karya sastra klasik, umumnya
berikut: hikayat anonim, tapi beberapa seperti
1. Bersifat istana sentris. Hikayat Perang Sabi dan karya
2. Bersifat anonim. keagamaan disebutkan nama
3. Bersifat khayal/fantastis. pengubahnya. (6) Hikayat selalu
4. Berbahasa melayu. mengandung unsur cerita. (7)
5. Disajikan secara lisan (dari mulut ke mulut). Ceritadalam hikayat berupa fiksi tanpa
6. Banyak menggunakan kata klise/arkais menghitungkan kadarfantasi di
(ungkapan). dalamnya. Kemampuan penyair
Berdasarkan ciri-ciri hikayat diatas mengolahcerita yang di bawanya,
adalah yang bersifat sentris yang menceritakan terutama karenadihubungkan dengan
kisah raja-raja dan puteri-puteri, pada kejadian atau nama tempat dalam
umumnya hikayat lebih banyak menceritakan nyata menyebabkan (dunia dalam
tentang perang dan penjajah, yang selalu kata) sama dengan dunia nyata bagi
memberi contoh kepada kita sebagai penerus penikmatnya. (8) Hikayat selalu
bangsa meskipun harus meninggalkan anak mengenal khuteuban (pembuka cerita)
dan istri dalam membela kebenaran di jalan dan penutup. (9) Kebebasan yang
Allah. Hikayat juga biasanya juga dipunyai penyair dalam setiap
disampaikan secara lisan dan dijadikan sebagai kesempatan membawakan hikayat
hiburan yang menceritakan tentang kisah– mengalami berbagai perubahan dan
kisah perang pahlawan pada jaman dahulu. penambahan. Hal ini dilakukan
Menurut Abdullah, (1991:18). Hikayat penyiar tidak hanya untuk lebih
dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu. menyempurnakannya, tetapi juga
tinggi tidak pernah putus asa, Mareka tidak dengan manusia seperti yang dikenal dalam
takut hartanya habis dan nyawanya kehidup nyata. Oleh karena itu, tokoh cerita
melanyang. Kita sebagai penerus bangsa rekaan tidak sepenuhnya bebas. Cerita rekaan
jangan sampai kita bercerai berai dengan pada dasarnya mengisahkan seorang atau
masuknya budaya-budaya dari luar, mari kita beberapa orang yang menjadi tokoh. Menurut
kuatkan keimanan dan ketakwaan pada sang Aminuddin, (2009:79). Peristiwa dalam karya
pencipta agar selalu taat dalam menjalankan fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan
perintahnya. sehari-hari, selalau diemban oleh tokoh atau
Menurut sugihastuti, (1991:44). pelaku-pelaku tertentu, pelaku yang
Hikayat dapat dibagi dalam beberapa bentuk mengembang cerita dalam cerita fiksi sama
antara lain: sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu
“(1) cerita rakyat, cerita cerita dengan tokoh.
jenaka (hikayat Guda) cerita Menurut Ambrams, (2005:165).
asal mula seperti Rhang Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan
Manyang, cerita binatang dalam suatu karya naratif atau drama yang
seperti cerita peu landok oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas
Keunce, (2) Roman hikayat moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
Malem Diwa, hikayat Putroe diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
Gambak Meuh, Hikayat Nabi dilakukan dalam tindakan. Selain itu, tokoh
Meukreuet, (3) epos, Hikayat menurut definisinya adalah individu rekaan
Muhammad Napiah, Hikayat yang mengalami peristiwa atau pelaku dalam
Meukuta Alam, Hikayat Prang berbagai peristiwa dalam cerita. Menurut
Kompeuni, (4) Tambeh, Trisman, (2003:56). Tokoh adalah individu
Hikayat Tambek Tujoh Blah, yang mengalami peristiwa atau perilaku dalam
Hikayat Ranto, Hikayat Prang berbagai peristiwa tokoh memiliki sifat
Sabi, (5) chara, Hikayat Palilat tertentu dengan peran yang diletakan padanya
Uroe Achura, Hikayat oleh pengarang sedangkan menurut Sujddiman
Hiyaken Tujoh, (6) bentuk dalam Sugihastuti, (1991:16). Yang dimaksud
peralihan, kisah masa dengan tokoh cerita atau individu rekaan yang
sekarang, Hikayat Nanggroe mengalami peristiwa atau pelaku di dalam
Gayo, dan Batak berbagai peristiwa-peristiwa cerita. Tokoh
Pengertian Tokoh tertentu saja dilengkapi dengan watak atau
Tokoh pada umumnya berwujut karakteristik tertentu. Tokoh dalam cerita
manusia, tetapi ada juga berwujud binatang sama seperti halnya manusia dalam kehidupan
atau benda, maka harus disadari bahwa sehari-hari dalam kehidupan kita, selalu
disamping kemiripannya ada juga perbedaan memiliki watak-watak tertentu.
dilakukan dalam tindakan. Seorang tokoh Penggunaan metode ini sesuai dengan
dengan kualitas pribadinya sangat pendapatan Suryabrata, (1990:19). Adalah
mempengaruhi resensi pembaca. Dalam hal (penelitian deskriptif ialah penelitian yang
ini, pembaca dapat berasumsi bahwa bermaksud untuk membuat gambaran
untukmelihat perbedaan antara tokoh yang ”deskripsi” mengenai situasi atau keadaan
satu dengan tokoh yang lain lebih ditentukan yang sebenarnya). Ratna, (2009:53). Deskriptif
oleh kualitas pribadi sang tokoh dari pada dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk
fisik. melukiskan objek. Data-data yang telah
Menurut Jones, penokohan merupakan dideskripsikan secara umum dan dianalisis
pelukisan gambaran yang jelas tentang menurut bagian-bagian yang lebihk husus.
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah Dengan cara ini peneliti dapat dilakukan
cerita Nurgyantoro, (2005:165). Penokohan dengan terperinci dan lebih mendalam.
dalam sebuah cerita berhubungan erat dengan Pendapat Semi, (1994:67). pendekatan
tokoh sebab perwatakan yang ditampilkan yang stuktural yang bertitik tolak dari asumsi
harus sesuai dengan penampilan si tokoh. dasar bahwa karya sastra sebagai satu sosok
Menurut Jones dalam Nurgyantoro, yang berdiri sendiri dan terlepas dari hal lain
(2005:165). Penokohan dan karakterisasi yang berada diluar dirinya. Menurut Teeuw,
sering juga disamakan artinya dengan karakter (1985:135-136). Pendekatan struktural
dan perwatakan yang menujukan pada bertujuan membongkar dan memaparkan
penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan dengan cermat keterkaitan dengan semua
watak tertentu dalam cerita penokohan adalah analisis karya sastra yang bersama-sama
pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang menghasilkan makna menyeluruh. Analisis
yang ditampilkan dalam sebuah cerita. struktural bukanlah penjumlahan analisis-
Namun, istilah penokohan lebih jelas analisisnya melainkan sumbangan apa yang
daripada tokoh, karena penokohan mencakup diberikan oleh analisis semua analisis pada
masalah siapa tokoh dalam cerita, bagaimana keseluruhan makna dalam keterkaitan untuk
penempatanya, bagaimana perwatakan, dan keterjalinannya Endraswara, (2008:61).
bagaimana pelukisan dalam sebuah cerita. Menyatakan menganalisis adanya pemahaman
METODE PENELITIAN dan penjelasan. Pemahaman ialah usaha untuk
Metode Penelitian pendeskripsian struktur objek yang dipelajari,
Menurut Semi, (1993:61). Metode sedangkan penjelasan adalah usaha penemuan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah makna struktur itu dengan menggabungkan
metode deskriptif analisis dengan pendekatan kedalam struktur yang lebih besar.
struktural. Pendekatan ini juga sering Metode yang penulis gunakan dalam
dinamakan dengan pendekatan objektif, skripsi ini ada dua metode yaitu metode
pendekatan formal atau pendekata nanalitik, strukturalisme dan metode pendekatan
pustaka adalah menjelaskan secara rinci dari dikumpulkan. Langkah yang akan ditempuh
data yang terdapat pada buku sebagai sumber dalam penganalisis data penelitian ini yaitu
data, dapat membuktikan. Kajian pustaka ini sebagai berikut:
digunakan untuk mengumpukan data dari Untuk menganalisis data mengenai
sumber non manusia yang mengacu pada penggambaran peran dilakukan dengan cara:
setiap tulisan. 1. Membaca berulang-ulang hikayat
Untuk menemukan data mengenai Muda Balia.
identitas tokoh dapat dilakukan dengan cara: 2. Memperhatikan kembali masing-
1. Membaca berulang-ulang hikayan masing peran tokoh yang akan di
Muda Balia karyaTeuku Abdullah dan identifikasi
M. Nasir. Didaftarkan dalam bentuk tabel
2. Mengidentifikasi identitas masing- bab IV.
masing tokoh. 1. Mendeskripsikan data, dan
Agar dapat menemukan data mengenai 2. Menarik kesimpulan.
penggambaran peran dilakukan dengan cara: Untuk menganalisis data mengenai
1. Membaca berulang-ulang hikayat watak dilakukan dengan cara: Membaca
Muda Balia karya Teuku Abdullah berulang-ulang hikayat Muda Balia.
dan M. Nasir. HASIL PENELITIAN DAN
2. Mengidentifikasi pemeran masing- PEMBAHASAN
masing tokoh. Untuk menemukan data Deskripsi Data
mengenai watak dilakukan dengan Untuk lebih jelas memehami
cara: gambaran tokoh dan penokohan yang di
1. Membaca berulang-ulang hikayat tampilkan dalam hikayat Muda Balia Karya
Muda Balia karya Teuku Abdullah Teuku Abdullah dan M. Nasir, terlebih dahulu
dan M. Nasir. penulis mendaftarkan identitas tokoh, watak
2. Mengidentifikasi data masing-masing tokoh, dan peran tokohnya, secara keseluruhan
tokoh. didalam sebuah tabel. Adapun deskripsi dalam
Teknik Analisis Data hikayat Muda Balian ini dilakukan sesuai
Teknik analisis data yang digunakan dengan masalah yang dianggap dalam
dalam penelitian ini ialah analisis struktural penelitian ini, meliputi dalam beberapa kajian,
karya yang dibangun dalam hikayat Muda adalah watak tokoh, identitas tokoh, peran
Balia karya Teuku Abdullah dan M. Nasir. tokoh dan penokohan. Hal ini sesuai dengan
berdasarkan data-data yang telah tabel dibawah tersebut.
Analisis watak tokoh erat kaitannya tentang Perang Sabi karya Teuku Abdullah
dengan teknik penokohan dan pelukisan tokoh dan M. Nasir. Diketahui bahwa hikayat Muda
yang ditampilkan dalam sebuah hikayat. Balia merupakan karya sastra yang
Secara garis besar, teknik pelukisan tokoh menceritakan tentang kisah Perang Sabi secara
dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu turun menurun. Cerita tersebut dibangun atas
analitik dan dramatik. Teknik analitik juga dasar faktual, cerita, tokoh, dan kejadian-
sering disebut teknik eksipositoris atau teknik kejadian (konflik) di dalamnya tersirat dengan
langsung adalah pelukisan tokoh cerita nilai-nilai dan sejarah.
dilakukan dengan memberi deskripsi, uraian Bahwa hikayat yang di atas
atau penjelasan secara langsung. Teknik menceritakan tentang Perang Sabi, yaitu
dramatik terdiri atas beberapa macam adalah seorang pemuda yang masih kecil dan
teknik cakapan, teknik pikiran dan perasaan, pemberani dan gagah, tetapi tidak takut
teknik arus kesadaran, teknik tingkah laku, nyawanya melanyang dan hartanya habis
teknik reaksi tokoh dan teknik pelukisan latar. dalam berperang. Abdul Wahid adalah seorang
Simpulan ulama yang di percaya, Abdul Wahid juga
Setelelah melakukan penelitian yang mempu membakar semagat masyarakat
terhadap hikayat Muda Balia yang bercerita untuk melawan Belanda.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Teuku dan M. Nasir, 2006. Hikayat Muda Balia. Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan
Nilai Tradisional
Ali dan Alwi. 1995. KKBI. Jakarta: Departemen Pendidikan. Aminuddin, Pellat. 2009. Pengantar
Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensio
Baried, Zainuddin, 2009. Telaah Sastra. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Endraswuara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Edisi Revisi) Yogyakarta: FBS Universitas
Yogyakarta
Hasyim K.S dkk 1995. Seulawah Antologi Sastra. Jakarta: Yayasan Nusantara
Hamid, Djajadiningrat, Mukhlis A. 2007. Sastra dan Probelmatika Pembelajarannya di Aceh.Jakarta:
Mitra Media
Iskandar Teuku Dr. Prof. 2009 Dies Natalis Universitas Syiah Kuala Ke 48. Gedung AAC Dayan
Dawood. Banda Aceh
Hall, calvis, Garrdner Lindzey, John Wiley dan Sans.1993. Psikologi Kepribadian, 1: Psikadinamik
(Theories Of Personality), Pant, PRS Yustinus .MSC. Yogyakarta Kanisiun
Mulyani. 2009:1. Kritik Sastra Feminis, Teori dan Apresiasinya. Yogyakarta: Putaka Pelajar
Mindarop, Albitine. 2010. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia
Nurgyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra, Analisis Psiskologi. Surakarta, Muhammadiyah
University Pres
Sukada, Made. 1993. Pembinaan Kritik Sastra Indonasia. Bandung: Angkasa
Semi, Atar, M, 1993. Antonim Sastra. Padang Bandung: Angkasa Raya
Syamsuddin dan Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Sujiddman, panuti. 1998. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pusaka Jaya
Trisman, B dkk. 2003. Antonologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. dan
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Teeuw, A. 1985. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta Pusat PT. Pustaka Jaya.
Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Cet 2. Surakarta. University Press