Di masa awal perkembangannya eksistensi GoGo adalah sebagai upaya dari pemerintahan suatu negara untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam mencapai kesejahteraan di tengah struktur dan dinamika negara yang
selalu berubah.
Hye dalam bukunya mengangkat persepktif negara berkembang atau baru merdeka dalam memandang
kebijakan dan sektor publik yang ditandai dengan upaya pembenahan sektor publik yang penting dilakukan
ditengah keterbatasan negara berkembang/baru merdeka tersebut. Salah satu bukti adanya dampak dari
pembenahan sektor publik yakni kondisi yang kini tengah dialami oleh Singapura dengan beragam
pencapaiannya.
Section 2 : Singapura dan Pembenahan Sektor Publik
Daniel Kauffman dalam Rethinking Governance menyederhanakam konsep GoGo dalam bagaimana dan apa
yang dilakukan pemerintah yang akuntabel dalam memenuhi sektor Property Right, pendidikan, dan kesehatan.
Atau dengan kata lain adanya upaya peningkatan institusi pemerintah dalam memenuhi kebijakan khusus
tertentu sebagai kunci keberhasilan pembangunan.
Jika hal di atas disinkronkan dengan kondisi aktual Singapura, maka dalam memenuhi sektor property right
Singapura telah mampu menampung 80% penduduknya melalui sistem perumahan publik yang ia miliki hingga
memenangkan pengakuan dari United Nations Public Service Award 2008 untuk program pemilikan rumah.
Dalam sektor pendidikan, maka Singapura adalah negara yang memiliki tenaga kerja terbaik dengan 75,8 %
angkatan kerjanya memiliki pendidikan tingkat menengah atau lebih tinggi. Kualitas pendidikannya pun diakui
dunia internasional memiliki standar tinggi dan berprestasi ditingkat asia dan dunia.
Dan untuk sektor kesehatan, Singapura memiliki sistem kesehatan paling sukses di dunia, baik dari segi efisiensi
dalam pembiayaan dan prestasi dalam kesehatan masyarakat sehingga mendapatkan penganugerahan dari WHO
sebagai negara yang menduduki peringkat ke-6dari 191 negara atas kinerja sistem kesehatan secara keseluruhan,
dan penghargaan lainnya.
Section 3: Belajar dari Singapura
Dalam melakukan pembenahan di sektor publiknya, Singapura memiliki beberapa karakteristik dasar:
1.
2.
3.
4.
5.
Sifat menyadari segala kekurangan yang mampu menjadi pemicu daya tahan dan daya saing ditengah
keterbatasan SDA
Keputusan-keputusannya diambil oleh SDM yang berkualitas (figur pemimpin Lee Kwan Yew)
Inisiasi pembenahan dilakukan pada sektor pertahanan dan ekonomi
Ekonomi yang dijalankan berdasar pada prinsip State Driven yang mengadopsi Asian Model. Hal ini
dengan cara mengundang Foreign Investor untuk masuk dalam pembangunan dan perekonomian daalm
negeri dengan ketentuan tertentu.
Mengedepankan kultur dan metode pemerintahan daripada demokrasi yang tengah berkembang kala itu
Selain karakteristik-karakteristik dasar di atas, ada dua kultur yang dimiliki oleh Singapura dalam membangun
negaranya:
1.
2.
Sikap Pragmatis: adanya upaya kolaborasi gagasan & kebijakan yang merupakan hasil pembelajan dan
pengalaman negara lain dan diambil intisarinya untuk diterapkan di Singapura
Meritrokrasi dalam sistem pemerintahan.
Komponen kapabilitas ini merangsang dinamika dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan cara memilah
kebijakan yang telah dibuat sebelumnya melalui continous learning, review rules dan to adapt global
knowledge.
Sedangkan kultur adalah fondasi dasar bagi DyGo yang berisi nilai, kepercayaan, dan prinsip sebagai pegangan
hidup bermasyarakat yang mampu memengaruhi mental model masyarakat.
Adapun fungsi dari kultur antara lain adalah:
1.
2.
3.