Anda di halaman 1dari 3

Nama: Della fazera

Nim : 3213331034
Tugas rutin 1

Definisi Demografi
Secara etimologis demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulisan- tulisan atau karangan-
karangan tentang penduduk. Pengertian ini masih belum jelas arahnya, agar lebih jelas arah dan
ruang lingkupnya United Nations, 1958 mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah tentang
penduduk, terutama tentang jumlah, struktur, definisi tentang demografi sebagai studi ilmiah yang
sistematik mengenai peristiwa-peristiwa kependudukan baik dalam bentuk perorangan maupun
kelompok
Berdasarkan Multilingual Demografi Dictionory (IUSSP, 1982) definisi demografi adalah sebagai
berikut : Demography is the scientific study of human populations in primerily whith the respect to
their size, their structure (composition) and their development (change). Dalam bahasa Indonesia
terjemahannya kurang lebih sebagai berikut : Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah. struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan (1959) memgusulkan defenisi demografi Sebagai berikut :
Demographic is the study of the size, territorial distribution and composition of population, changes
tehre in and the components of such changes which may be indentified as notality, territorial
hovement (migration) and social mobility (change of states). Terjemahannya dalam bahasa indonesia
kurang lebih sebagai berikur Demografi mempelajari jumlah, perbesaran teritorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul
karena natalitos (fertilitas). mortalitas, gerok teritorial (migrosi) dan mobilitas sosial (perubahan
Status).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses
penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, perbesaran, dan komposisi
penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut di sebabkan karena
proses demografi yaitu: kelahiran5(fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi penduduk. Struktur
penduduk merupakan aspek yang statis, merupakan gambaran atau potret penduduk dari hasil
sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus tertentu. Data penduduk pada hari sensus penduduk
ini dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Sesudah hari sensus tersebut struktur penduduk
akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur- unsur kependudukan dapat mengubah struktur
kependudukan di atas merupakan unsur-unsur yang dinamis yang terdiri dari kelahiran, kematian,
dan migrasi, dan proses perubahan itu disebut pula proses yang dinamis.
Memperhatikan uraian tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa demografi mempelajari aspek
kependudukan yang statis dan dinamis. Seperti sebuah mata uang (coin) yang mempunyai dua sisi,
maka aspek kependudukan yang statis menempati sisi yang satu dan aspek yang dinamis menempati
sisi yang lain. Kedua unsur di atas saling mempengaruhi, sebagai misal, tingginya tingkat fertilitas di
suatu daerah berpengaruh kepada struktur penduduk di daerah tersebut yaitu persentase penduduk
berusia muda jumlahnya besar.
Demografi tidaklah mempelajari penduduk sebagai individu, penduduk sebagai suatu kumpulan
(agregates atau collections). Jadi yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi adalah
sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah). Selain itu demografi bersifat analitis
matematis yang berarti analisis demografi berdasarkan atas analisis kuantitatif, dan karena sifatnya
yang demikian maka demografi sering juga disebut dengan statistik penduduk Demografi formal
dengan teknik-teknik analisis kuantitatif dapatlah dibuat perkiraan variabel-variabel demografi
berdasarkan data kependudukan yang didapat dari sensus penduduk. Di samping itu dapat dibuat
proyeksi penduduk untuk masa-masa mendatang dan juga masa-masa yang lalu.
Demografi murni (pure demography) atau dapat juga disebut dengan demografi formal (formal
demography) hanya mendeskripsikan atau menganalisis variabel-variabel demografi seperti yang
telah di contohkan di atas yaitu hubungan antara naik turunnya tingkat fertilitas dengan struktur
demografi penduduk di suatu daerah. Kajian demografi hanya diampu oleh ahli-ahli ilmu lain
terutama ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, antropologi, geografi dan biologi (Yaukey, 1990).

Sehubungan dengan hal tersebut, analisis demografi untuk suatu wilayah sangat tergantung pada
metode analisa ilmu yang mengampunya (lihat diagram 1). Namun demografi sebagai ilmu
mempunyai pula metode tersendiri terutama dalam membuat estimasi variabel demografi baik
untuk masa lampau, sekarang dan masa mendatang.

2.2. Ruang Lingkup Demografi


Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini.
Menurut Methorst dan Skirk, masalah penduduk dapat dibedakan menjadi masalah kuantitatif
(demografi) dan masalah kualitatif yang membahas penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan
ini tidak mendapat dukungan. Jadi, walaupun demografi menggunakan banyak hitungan
(kuantitatif), tapi juga dapat bersifat kualitatif. Sedangkan, ilmu hayat (biologi) itu sendiri pun tidak
lepas dari usaha-usaha kuantitatif. Hal demikian memberikan kesan kepada orang awam bahwa
demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk, padahal tidak sepenuhnya demikian. Ini
memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor ilmu demografi, seperti Suszmilch, Guillard
dan Wolfe,menganggap demografi sebagai semacam "Tata buku. Bio-sosial" atau "Bio-social
bookkeeping". Jadi memang angka-angka itu penting, tetapi angka-angka tersebut harus dinyatakan
hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa dinamakan ilmu demografi.

Pada tahun 1937 di Paris selama kongres kependudukan berlangsung, Adolphe Laundry telah
membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur-unsur demografi, seperti
kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. la menyarankan penggunaan istilah Pure
Demography untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan berbeda dari ilmu
demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini lantas mendapat sambutan positif dari berbagai pihak.
Pure Demography (Demografi murni) atau juga disebut demografi formal menghasilkan teknik-teknik
untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik- teknik tersebut, kita dapat memperoleh
perkiraan penduduk di masa yang akan datang maupun masa lampau. Teknik-teknik ini sering
kelihatan menakjubkan dan mempunyai kegunaan besar, tetapi teknik-teknik tersebut jarang
menyajikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sosial tentang "mengapa" bentuk atau proses
peristiwa kependudukan terjadi. Di dalam perkembangannya studi demografi telah melahirkan
berbagai teknik analisis dan matematis yang dapat dipakai untuk menghitung angka- angka
perbandingan demografi dan memperdalam pengertian tentang data-data yang telah dikumpulkan
oleh statistik penduduk. Dengan cara-cara penghitungan baru dan pengetahuan baru tentang
hubungan-hubungan antara unsur-unsur demografi. (kelahiran, kematian, migrasi, jenis kelamin,
umur dan sebagainya) dapatlah dibuat berbagai perkiraan-perkiraan jumlah penduduk.
Sedangkan dalam studi kependudukan cakupannya lebih luas dari pada demografi, karena di dalam
memahami karakteristik penduduk di suatu wilayah, faktor-faktor non demografischet
dipertimbangkan. Studi kependudukan terdiri dari analisis-analisis yang bertujuan dan mencakup
1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan-
perubahannya
2. Menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut
3. Menganalisa segala konsekuensi yang mungkin terjadi di masa depan
Sebagai hasil perubahan-perubahan itu. Dilihat dari level analisisnya, studi kependudukan dapat
dilihat dalam skala makro demografi dan mikro demografi. Sasaran luang lingkup demografi adalah
negara, bangsa dan satuan wilayah yang luas seperti provinsi dan kota-kota besar. Sedangkan
sasaran studi mikro demografi memusatkan diri pada kesatuan-kesatuan keluarga dan kelompok-
kelompok kecil, lingkungan ketetanggaan, bisa juga dalam satuan wilayah desa (Said Rusli, 1983 : 2).

2.3. Studi Kependudukan

Studi kependudukan (population studies) lebih luas dari kajian demografi murni, karena di dalam
memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah faktor-faktor non-demografi ikut
dilibatkan, misalnya di dalam memahami trend fertilitas di suatu daerah tidak cukup diketahui trend
pasangan usia subur, tetapi juga faktor sosial budaya yang ada di daerah tersebut. Pada masyarakat
patrilinial di mana tiap keluarga mendambakan anak laki-laki, maka besarnya jumlah anak
tergantung pada sudah ada tidaknya perkembangan penduduk di suatu daerah diketahui faktor-
faktor determinan yang tidak hanya berasal dari faktor demografi tetapi juga berasal dari faktor non-
demografi.Yaukey (1990) menggambarkan hubungan yang kompleks di atas dengan memilahkan
antara variabel demografi dengan variabel non demografi di dalam dua buah lingkaran (Diagram 2).
Diagram 2. Hubungan antara variabel demografi dan non-demografi.

Variabel demografi terletak pada lingkaran I dan variabsi non- demografi terletak pada lingkaran II.
Apabila variabel-variabel pada lingkaran I berasosiasi akan menghasilkan kajian demografi, dan
apabila asosiasi tersebut antara variabel pada lingkaran 1 dengan variabel pada lingkaran II maka
akan menghasilkan kajian studi kependudukan. Sebagai contoh produktivitas angkatan kerja
(lingkaran II) akan dipengaruhi oleh besarnya jumlah angkatan kerja (lingkaran I).
Panah bermata dua, baik lingkaran I dan lingkaran II, berarti hubungan antara variabel-variabel
tersebut bersifat timbal-balik. Dengan adanya hubungan timbal- balik seperti ini, akan memberi
kebebasan kepada pakar-pakar ilmu lain (terutama ilmu sosial) untuk menganalisis lebih hubungan
antara variabel demografi dengan variabel non-demografi, dan akhirnya muncullah kajian-kajian:
demografi sosial (social demography) dan demografi ekonomi (economic democraphy), IUSSP
(1982). Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi
kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh. Kalau
variabel pengaruh Variabel terpengaruh kedua-duanya terdiri dari variabel demografi maka tipe
studi tersebut adalah demografi murni. Apabila salah satu variabelnya adalah variabel non-
demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai