Anda di halaman 1dari 46

Dasar-Dasar Demografi

Oleh :
SURATMAN, AMK.,SKM
OKTOBER 2018
1. Sejarah Perkembangan Demografi
• Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa,
menjadikan negara ini negara dengan penduduk terbanyak
ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah
terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di
daerah dengan luas sebesar New York.

• Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan


namun berbeda. Sejak kemerdekaannya Bahasa Indonesia
(sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru
Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis.
Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
2. Pengertian Dasar Demografi
• Demografi berasal dari Bahasa Yunani
• Asal katanya : * Demos : Rakyat
• Grafein : Menulis

• Jadi menurut asal kata ini demografi adalah Tulisan-tulisan


atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk.

• Istilah Demografi pertama kali dipakai oleh Achile Guilard


dalam tulisannya yang berjudul Elements de Statisque
Humaine on Demographic Compares pada tahun 1885.
Pengertian Demografi
1. Donal J. Bugue di dalam bukunya yang berjudul Principles of
Demography memberikan definisi demografi : demografi adalah
ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang
besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan2nya
sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi
yaitu :
1. Kelahiran (fertilitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Perkawinan
4. Migrasi (Imigrasi dan Emigrasi)
5. mobilitas sosial.

2. Johan Suszmilch (1762) ilmu yg mempelajari hukum ilahi dalam


perubahan2 pada umat manusia yg tampak dari kelahiran,
kematian dan pertumbuhannya.
3. Philip M. Hauser dan Dundley Duncan :
Demografi mempelajari tentang jumlah,
persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan2nya dan sebab2 perubahan
tersebut.

4. George W.Barclay : demografi memberikan


gambaran yang menarik dari penduduk yang
digambarkan secara statistika. Demografi
memperlajari tingkah laku keseluruhan dan
bukan tingkah laku perorangan.
Kesimpulan Definisi
• Demografi adalah ilmu yang mempelajari
persoalan dan keadaan perubahan2 penduduk
atau dengan perkataan lain segala hal ihwal
yang berhubungan dengan komponen2
perubahan tersebut seperti : kelahiran,
kematian, migrasi sehinggan menghasilkan
suatu keadaan dan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin tersebut.
2. Ruang Lingkup Demografi
• Demografi ilmu yang berkembang sejak 3 abad yang
lalu
• Bapak demografi adalah John Graunt yang hidup
pada abad ke 17 seorang pedagang pakaian di London
Inggris.
• Ia melakukan analisis data kelahiran, kematian dan
dari hasil analisisnya dikemukakan batasan2 umum
tentang kematian (mortality), kelahiran (fertility),
migrasi, dan perkawinan dalam hubungan dengan
proses penduduk.
• Data tersebut diperolehnya dari catatan kematian
(bills of mortality), yang setiap minggu diterbitkan
oleh petugas gereja.
• Dari penelitianya ini ia mencetuskan “ hukum-
hukum” tentang pertumbuhan penduduk.
• Karya Graunt, diterbitkan tahun 1662 dengan Judul
Natural and Political Observation.. Made Upon the
Bills of Mortality” (lembaga penerbit FEUI, dasar-
dasar demografi, hal. 2, thn 1981)
• Di dalam studinya Graunt banyak mendapat
dorongan kawanya William Petty yang ahli Statistika.
• Karya Petty, Political Arithmetick (1690) mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan demografi.
Cabang Ilmu Demografi
• Methorst dan Sirks membedakan masalah demografi menjadi 2
yaitu :
1. Yang bersifat Kuantitatif (demografi)
2. Yang bersifat Kualitatif (membahas masalah penduduk dari segi
genetis dan biologis)

Gagasan ini tidak mendapat dukungan. Oleh karena itu walaupun


demografi banyak menggunakan hitungan tetapi tetap saja bersifat
kualitatif.

Oleh karena tokoh2 demografi seperti Suszmilch, Guillard, Wolfe


menganggap demografi sebagai semacam “ TATA BUKU BIO
SOSIAL” atau”Bio-Social Bookkeeping”
Tahun 1937 di Paris selama Konggres kependudukan
berlangsung, Adolphe Laundry telah membuktikan
secara matematika adanya hubungan antara unsur-
unsur semografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas,
jenis kelamin, umur dsb.

• Ia menyarankan penggunaan istilah Pure Demography


untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik
matematika dan berbeda dari ilmu demografi yang
bersifat Deskriptif. Karya ini mendapat sambutan positif.
• Pure Demography (demografi Murni) disebut juga
demografi formal menghasilkan teknik2 untuk
menghitung data kependudukan.
Demografi zaman sekarang
• Sekarang lebih disadari bahwa demografi tidak
dipelajari secara murni, terlepas dari variabel2
non demografis, misalnya ekonomi, sosiologi,
geografi, psikologi, politik dsb.

• Juga demografi bukan lagi merupakan Single


Theoretical discipline, tetapi lebih menyerupai
interdisciplinary science.
Komponen Demografi

1. Demografi komponen/variabel demografi


2. Bermacam2 karakteristik penduduk
3. Gejala2 yang saling berhubungan di dalam
masyarakat.
Tujuan2 dan Penggunaan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam
suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya
dan persebaranya dengan sebaik-baiknya dan dengan
data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam
aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa
yang akan datang dan kemungkinan2 konsekwensinya.
Data demografi kependudukan penting untuk
:
Perencanaan2 yg berhubgn dengan pendidikan, perpajakan,
kemiliteran, kesejahteraan sosial, dan perusahaan yg
memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah sakit2, pusat2
pertokoan dan pusat2 rekreasi akan menjadi lebih tepat
dengan dasar data kependudukan / demografi

Apabila seseorang ingin mengetahui seberapa cepat


berkembangnya ekonomi suatu negara, maka hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan lapangan kerja, persentase
penduduk yg ada disektor pertanian, industri dan jasa.
Untuk melihat peningkatan standar
kehidupan

• Dapat dilihat dari : tingkat harapan hidup rata-


rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang
lebih baik kecuali lamanya hidup seseorang di
negara yang bersangkutan.
DINAMIKA PENDUDUK : SEBAB DAN AKIBAT
• Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang
dinamis antara kekuatan2 yang menambah dan kekuatan2 yang
mengurangi jumlah penduduk.
• Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah
bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara
bersamaan akan dikurangi oleh kematian yang terjadi pada
semua golongan usia. Begitu juga imigran (+) dan emigran (-)

• Kesimpulan : pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4


komponen yaitu : Kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in
– migration (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar).
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut Reproduktif change
(perubahan reproduktif) atau Natural Increase (pertumbuhan
alamiah)

• Selisih antara in migration dan out migration


disebut net migration atau migrasi neto.

• Jadi pertumbuhan penduduk hanya


dipengaruhi oleh 2 cara yaitu :
1. perubahan reproduksi
2. Migrasi neto
FORMULA / RUMUS pertumbuhan penduduk

Pt = Po + (B-D) + (Mi – Mo)


Ket.
Pt. = Jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
Po = jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar)
B = Jumlah kelahiran yg terjadi pd waktu antara 2 kejadian
tsb.
D = Jumlah Kematian yg terjadi pd waktu antara 2 kejadian
tsb.
Mo = migrasi keluar pada waktu ttt antara 2 kejadian
Mi = migrasi masuk pada jangka waktu ttt antara 2 kejadian
Apabila proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-
komponennya digambarkan dalam suatu model maka akan
terbentuk demikian ini :

MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK


MIGRASI
POSITIF NEGATIF NOL
M > F N, T, S T T
M< F N N, T, S N
M=F N T S

KETERANGAN :
M = MORTALITAS
F = FERTILITAS
N = NAIK
T = TURUN
S = STABIL
• Ukuran-ukuran Dasar Demografi
• 1. Rate

Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit


tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara
kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut.
Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu
dalam masyarakat.
Besarnya Rate = X x Konstanta (K) / Y
Contoh : Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate)

2. Rasio / Ratio

Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau


perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk
menyatakan besarnya kejadian.
Besarnya rasio = X / Y
3. Proporsi

Perbandingan antara
pembilang (Numerator) dengan
penyebut (denominator)
dimana Numerator
termasuk/bagian dari
denominator, dengan satuan %.
Proporsi = X x 100
( X+Y)
4. Rata-rata

Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara


menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian
dibagi banyaknya pengamatan yang ada.

5. Frekuensi

Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu


kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

6. Cakupan

Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu


terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.
Fertilitas, Mortalitas, Migrasi
• Fertilitas
kemampuan ril seorang wanita menghasilkan keturunan; kesuburan; yang
dicerminkan dari jumlah bayi yang dilahirkan.
diferensial perbedaan angka fertilitas antara penduduk suatu negara dan
penduduk negara lain atau antarpenduduk suatu negara dl waktu tertentu.

Beberapa ukuran dasar fertilitas yg sering digunakan :


a. CBR (crude birth rate), angka kelahiran kasar
b. ASFR (age specific fertility rate ), angka kelahiran menurut umur
c. TFR (Total Fertility Rate), angka kelahiran total

CBR angka kelahiran kasar : CBR = B.K


P
Lanjutan CBR

Dimana B = Jumlah kelahiran pada waktu ttt


P = Jumlah penduduk pd pertengahan thn
K = konstanta (1.000)

ASFRx = Bx .K
Pfx
Dimana : x = umur wanita dlm kelompok wanita umur 5 tahunan (
15-19, 20-24 dst….. 45 – 49)
Bx = ∑ kelahiran dari wanita kelompok umur x
Px = ∑ wanita pada kelompok umur x
TFR = Total Fertility Rate
45-49
TFR = 5 ∑ ASFR
x(15-19)
Pada umumnya angka fertilitas di negara
berkembang tinggi sekali yaitu 5 atau lebih,
sedangkan di negara maju hanya 2 ata
dibawahnya.
Di Indonesia TFR adalah 5,9 perwanita pada tahun
1971.
Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya,
atau karena akibat yang spesifik) pada suatu
populasi, skala besar suatu populasi, per dikali
satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun,
hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada
populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk
pada jumlah individual yang memiliki penyakit
selama periode waktu tertentu.
Beberapa angka kematian yang sederhana
antara lain :
1. Angka kematian kasar (CDR = Crude Death Rate)
2. Angka kematian menurut umur (ASDR= age
specific death rate)

Tinggi rendahnya kematian dipengaruhi beberapa


faktor misalnya : struktur umur, jenis kelamin,
jenis pekerjaan, status sosial, ekonomi, keadaan
lingkungan, dsb.
CDR = crude death rate
• CDR = D .k
P
Dimana D = jumlah kematian pada thn ttt.
P = jumlah penduduk pd thn pertengahan
K = Konstanta (1.000)
Angka kematian di Jakarta th 1972 adalah 18 per 1000
penduduk. Sedangkan untuk Indonesia pada tahun
a978 adalah 14 per 1000 penduduk.
ASDR = Angka kematian menurut umur
• ASDR x = Dx . K
Px
Dimana
Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
(x= 0-14, 15-19 dst)
Px = jumlah penduduk kelompok umur x
K = Konstanta (1000)
Migrasi
• Migrasi adalah berpindahnya penduduk yg relatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain
• Juga bermakna peristiwa berpindahnya suatu
organisme dari suatu bioma ke bioma lainnya.
Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk
mencari sumber-cadangan-makanan yang baru
untuk menghindari kelangkaan makanan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin
atau karena overpopulasi.
migrasi

• Angka Migrasi Neto dapat di peroleh dengan


cara :
Banyaknya Migran masuk – banyak migran keluar . K
Total penduduk

Angka migrasi neto di jakarta pada tahun 1971 adalah 294 orang
per 1000 penduduk
Angka pertumbuhan penduduk (Population
Growth Rate atau ‘r’)
• Angka pertumbuhan penduduk (r)
menunjukkan rata2 pertambahan penduduk
per tahun pada periode waktu tertentu, dan
biasanya dinyatakan dengan persen.
Beberapa macam ukuran angka pertumbuhan
penduduk
1. Pertumbuhan Geometri Pt = P0 . (1 + r)n
1. Pertumbuhan Geometri Pt = P0 . (1 + r)n
dimana
Pt = jumlah penduduk pada akhir tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = angka pertumbuhan penduduk

n = lamanya waktu antara P0 dan Pt

2. Pertumbuhan Eksponensial : Pt = P0. e r n

dimana e = angka eksponensial 2,71828

Penduduk Indonesia pd thn 1961 adalah 97.019.000 dan thn 1971 menjdi 119.232.000
maka penduduk indonesia secara geometrik maupun eksponensial adalah 2,1% pertahun
menurut sensus penduduk 1980 jumlah penduduk Indonesia kira2 147juta jiwa. Jumlah ini

Menunjukkan pertumbuhan penduduk Indonesia dari 1971 – 1980 sebesar 2,24 %.


Komposisi Penduduk
• Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri
tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Biologis : meliputi umur dan jenis kelamin
2. Sosial : Tk. Pendidikan, Status perkawinan, dsb
3. Ekonomi : penduduk yg aktif secara ekonomi,
lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan, dsb
4. Geografis : berdasarkan Tempat Tinggal, daerah
perkotaan, pedesaan, provinsi, kabupaten dllm.
Masalah Kependudukan Yang Berdampak
Terhadap Kesehatan
• # Kemiskinan
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan materiil dasar
berdasarkan standar tertentu. Adapun standar ini
lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat
pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi
sandang, pangan, papan secara layak. Untuk
menanggulangi kemiskinan tersebut, pemerintah
Indonesia mencanangkan Inpres Desa Tertinggal.
Program ini dilakukan dengan melalui dua tahap.

Pertama pemerintah menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan


penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa tertinggal. Jumlah desa
tertinggal mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di Indonesia.

Kedua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal


ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa,
misalnya KUD, kelompok tani, dan sebagainya. Kemudian pemerintah
memberikan anggaran bagi tiap desa tertinggal yang dapat
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok di sana untuk memulai usaha
yang dapat berjalan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tepat.
Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi
kemiskinan, di antaranya:
1. Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin Misalnya
dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan
intensifikasi pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-
barang bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas,
membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan memanfaatkan peluang usaha
di sekitarnya, seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng
gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung memanfaatkan bunga
pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain.

2. Memberikan program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah


hendaknya intensif terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan
pelatihan keterampilan bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu
guna menunjang pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para
pengusaha-pengusaha untuk menggandeng masyarakat dalam mengembangkan
usaha.

3. Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan


fasilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat
memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak perlu kawatir lagi
akan mengalami kesulitan memasarkan hasil produksinya.
# Kesehatan

Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang berpengaruh terhadap


kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada kesehatan penduduk. Kemiskinan
akan berdampak pada kesehatan.
Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan tidak sehat.

Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan penduduk miskin bekerja


keras melebihi standar kerja penduduk yang lebih mampu, sehingga
mengesampingkan aspek kesehatannya. Ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar secara layak berdampak pada kesehatan mereka.
Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi
berdampak pada rendahnya gizi. Ketidakmampuan dalam emenuhi kebutuhan
perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan, bantaran
sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan sanitasi air bersih juga
tidak terpenuhi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pakaian secara
layak berdampak pada kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya.
Dampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah tersebut
adalah tingginya angka kematian (terutama bayi dan ibu).
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan:

1. Peningkatan gizi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan


dengan memberi makanan tambahan yang bergizi terutama
bagi anak-anak. Program ini dapat dioptimalkan melalui
pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.

2. Pelaksanaan imunisasi. Berdasarkan prinsip pencegahan


lebih baik dari pengobatan, program imunisasi bertujuan
melindungi tiap anak dari penyakit umum. Hal tersebut dapat
dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional).
3. Penambahan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan harus
mampu menampung dan menjangkau masyarakat di daerah-
daerah tertinggal. Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi
rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes
(pondok bersalin desa), posyandu. Penambahan fasilitas ini
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan, dan lain-lain.
Dengan demikian dapat mengurangi tingginya angka kematian
bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.

4. Penyediaan pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah


menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam
bentuk Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin) dan
kartu sehat yang dapat digunakan untuk memperoleh layanan
kesehatan secara murah, atau bahkan gratis di rumah sakit
pemerintah atau puskesmas.
5. Pengadaan obat generik. Pemerintah harus mengembangkan
pengadaan obat murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah.
Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat generik.

6. Penambahan jumlah tenaga medis. Agar pelayanan kesehatan dapat


mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah
Indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,
bidan, perawat. Tenaga medis tersebut juga harus memiliki dedikasi
tinggi untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil serta berdedikasi
tinggi melayani masyarakat miskin.

7. Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola


hidup sehat Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan
lembagalembaga lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah,
organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat. Jika kesadaran
akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam dengan baik,
maka masyarakat akan dengan sendirinyaterhindar dari berbagai
penyakit.
# Pengangguran

Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka kekurangan gizi


masyarakat, secara umum dapat berdampak pada rendahnya daya pikir dan
kemampuan kerja penduduk. Oleh sebab itulah pada sebagian besar negara-
negara berkembang dan negaranegara miskin, kualitas SDM-nya masih rendah,
baik dalam pengetahuan maupun keterampilan. Hal itulah yang menjadi salah
satu penyebab tingginya angka pengangguran. Karena pada umumnya
penduduk-penduduk tersebut sulit tertampung di dunia kerja.

Di samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran adalah rendahnya


kualitas pendidikan penduduk dan tingginya kuantitas penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan pertumbuhan
lapangan kerja, menyebabkan tingkat persaingan tinggi dan tingkat
kesempatan kerja cenderung menurun.
• Untuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua usaha
penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas SDM dan penciptaan
lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara lain:

1. Peningkatan keterampilan kerja masyarakat. Program ini dapat


dilakukan melalui pendidikan keterampilan singkat maupun
berjangka di Balai Latihan Kerja (BLK).

2. Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional (TKMMP).


Program ini bertujuan mencari anak-anak muda berpotensi di
masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing, dibina, dan
dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan profesional. Dari
program ini diharapkan akan muncul tenaga-tenaga kerja muda yang
mampu membuka usaha-usaha sendiri sehingga dapat menyerap
tenaga kerja.
3. Pelaksanaan padat karya. Padat karya adalah usaha yang
lebih mengedepankan penggunaan dan penyerapan
tenaga kerja dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
modalnya.

4. Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Hal ini


terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Jika
stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusif, maka
akan banyak orang termotivasi untuk membuka usaha.
Bahkan akan memancing investor asing untuk berinvestasi
dan membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan
dapat menambah lapangan pekerjaan baru.
• Suwon – terima kasih

Anda mungkin juga menyukai