DISUSUNOLEH
2023
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah berjudul “Konsep Dasar Membaca Peta, Menginterpretasi Peta, Dan
Menganalisis Peta” ini dibuat sebagai pemenuhan tugas kelompok yang
diberikan oleh Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc sebagai dosen pengampu mata
kuliah Interpretasi dan Analisis Peta.
Materi dalam makalah ini disajikan dengan bahasa sederhana, lugas, dan
penyajiannya mampu menarik minat pembaca sehingga diharapkan mudah untuk
dimengerti. Tak hanya itu, makalah ini juga mengajarkan kita, terutama para
mahasiswa agar membangun sikap kritis dan konstruktif pada mahasiswa agar
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa dapat berjalan selaras.
Kami terbuka terhadap kritikan dan saran yang membangun. Apabila
terdapat banyak kesalahan dan hal-hal lain di dalam makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Akhir kata, kami ucapkan
terimakasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut ini.
1. Apa itu konsep dasar membaca peta?
2. Bagaimana menginterpretasi peta?
3. Bagaimana cara menganalisis peta?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
peta tersebut. Adanya kemajuan teknologi digital, menyebabkan banyak
masyarakat yang mulai menggunakan dan memanfaatkan peta digital, sehingga
menjadi tantangan bagi pembuat peta untuk bisa menjadikan peta sebagai
media informasi yang selalu diperlukan masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari mereka.
Banyak hal bisa ditemukan yang berkaitan dengan peta di lingkungan
kehidupan masyarakat Indonesia:
• saat ini untuk menuju suatu lokasi, budaya bertanya sudah mulai
ditinggalkan, dan berubah menjadi membaca peta di HP;
• meskipun masyarakat mulai memanfaatkan peta digital, tetapi
sebagian besar pejabat pemerintah masih banyak yang belum
memahami pentingnya informasi geospasial yang diperoleh pada peta
untuk pengambilan suatu keputusan;
• jika kita pergi ke suatu negara, sebelum keluar dari bandara, kita bisa
mendapatkan peta kota yang didatangi dengan cuma-cuma; keadaan
tersebut tidak kita peroleh saat keluar dari bandara Soekarno Hatta.
6
belum tentu mudah dibaca. Untuk sebuah peta, objek-obyek yang disajikan
harus mudah dibaca, bukan hanya sekedar terlihat saja. Jenis dan jumlah
simbol yang ditampilkan harus proporsional,
Sebagai contoh untuk membedakan hal ‘visibility’ dengan ‘legibility’
dapat dilihat pada simbol titik. Pada simbol titik yang berupa ‘dot’ (●),
persyaratan yang diinginkan hanya ‘terlihat’ (visible), sebab yang penting pada
‘dot map’ tersebut adalah kesan suatu distribusi keberadaan penduduk
sedemikian rupa, sehingga pengguna peta dapat mengetahui daerah mana yang
penduduknya padat dan renggang. Untuk suatu simbol titik piktorial,
disamping simbol tersebut dapat ‘terlihat’, informasi yang ingin disampaikan
tersebut juga harus ‘mudah terbaca’; dengan demikian simbol tersebut harus
memenuhi persyaratan dapat dilihat dan mudah dibaca.
Pengguna peta umumnya membaca suatu peta pada jarak normal, yaitu
rata-rata 50 cm , untuk keadaan tersebut dimensi simbol harus sekitar 0,2 mm
(minimum) supaya informasi tersebut masih dapat terlihat dengan baik.
Dengan perkataan lain, 0.2 mm adalah ukuran minimum untuk hal-hal yang
berhubungan dengan ‘terlihat’ (visibility), sedangkan untuk ‘mudah terbaca’
(legibility) ukuran minimumnya adalah sekitar 10 mm, sepanjang simbol
tersebut cukup mempunyai kekontrasan dengan sekelilingnya
Pada penggunaan simbol garis, untuk dapat ‘terlihat’ diperlukan lebar
minimum 0,2 mm; hal inipun sebenarnya tidak berlaku umum, sebab kadang-
kadang ada bebarapa peta yang menghendaki lebar minimum sekitar 10 mm.
Untuk dapat ‘mudah terbaca’ dengan kekongtrasan sekelilingnya cukup baik,
maka ukuran lebar minimum adalah 0,3 mm. Untuk huruf, biasanya 3 pt
(points) atau 4 pt adalah ukuran minimum, sedangkan untuk latar belakang
tertentu dalam hal ‘mudah terbaca’, ukuran huruf harus 5 pt atau 6 pt.
2) Kekontrasan
Kontras pada suatu peta adalah perbedaan yang terlihat antar satu objek
dengan keadaan sekelilingnya. Kontras merupakan suatu hal yang sangat
7
penting dalam masalah ‘mudah terbaca’. Seperti yang telah dijelaskan diatas,
maka hal ini juga berhubungan dengan ukuran-ukuran minimum yang masih
mungkin terlihat. Simbol tidak saja harus jelas dengan latar belaknganya, tetapi
harus juga dapat dibedakan dengan simbol-simbol lain yang ada di peta
tersebut.
8
mendominasi peta, sehingga ada detil lain yang akan tidak mudah
dikenal. Hal ini terutama untuk simbol-simbol dengan warna
hitam/warna gelap.
c) Orientasi/arah: secara definisi, simbol mempunyai elemen
orientasi/arah yang berbeda. Penggambaran simbol dengan elemen
orientasi yang berbeda tersebut haruslah diatur sedemikian rupa,
sehingga orientasi/arah tidak kacau/membingungkan; diusahakan
agar orientasinya tidak terlalu banyak arahnya.
d) Harga: suatu ‘harga’ yang berlebihan (extreme value) akan
menguasai mata, terutama warna hitam dan warna dengan harga
yang rendah (warna-warna gelap). Hal ini akan mempengaruhi
‘legibility’ dari detil yang lain, jadi perlu diperhatikan hal-hal yang
dapat mempengaruhi/ diakibatkan dari dominasi warna yang
berlebihan. Diusahakan agar dalam tingkatan warna, jumlah
‘step’nya tidak lebih dari enam tingkat, ditambah dua warna yang
mencolok.
e) Kepadatan/kerapatan; pada dasarnya masalah ‘kepadatan’ ini
berhubungan erat dengan pemakaian screen (mirip dengan masalah
harga). Kepadatan yang tinggi (high densities) untuk suatu
luas/area akan sangat efektif, sebab simbol yang ada di dalamnya
(di dalam area screen) akan lebih menonjol. Ini tentu sangat
menguntungkan dipandang dari sudut kemudahan membaca peta.
f) Warna: sekali lagi, warna merupakan faktor yang paling sulit
dalam masalah kemudahan membaca peta; dengan hanya sedikit
menggunakan warna saja, maka ‘legibility’ dari suatu peta akan
bertambah. Secara umum dapat dikatakan bahwa warna akan
sangat membantu dalam hal kemudahan membaca peta, meskipun
kadang-kadang penggunaan warna yang salah justru akan merusak
penampilan suatu peta. Jadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
9
• jangan menggunakan warna yang cukup menyolok untuk
daerah yang relatif luas; lebih baik untuk keadaan ini dipilih
warna-warna yang lebih lunak (soft);
Dari sebuah peta kita dapat mengetahui bentuk relief dari suatu
tempat/wilayah, baik itu wilayah dasar laut maupun wilayah daratan.
Kenampakan di daratan ada yang tertutup perairan yaitu :
10
• Samudra/Laut: Samudra adalah perairan yang sangat luas di muka
bumi. Dalam peta, samudra/lautan digambarkan dengan warna biru
(dari biru muda hingga biru tua). Semakin tua warna biru,
menunjukkan bahwa laut tersebut semakin dalam. Misalnya: 1)
biru sangat muda : kedalaman 0-200 m, 2). Biru muda kedalaman
200-2.000 m, 3). biru tua : kedalaman. > 2.000 m
• Sungai : Sungai adalah aliran air tawar di permukaan bumi dengan
alur yang terbentuk secara alami.
• Danau : Danau adalah cekungan luas di daratan yang digenangi
oleh air. Danau, meliputi danau alami dan danau buatan. Dalam
peta, danau digambarkan dengan warna biru.
• Rawa: Rawa adalah dataran rendah yang selalu tegenang air (air
hujan, air permukaan tanah, dan lainlain). Rawa dapat. ditemui di
tengah daratan ataupun di daerah pesisir pantai. Dalam peta,
simbol rawa adalah beberapa baris garis putus- putus berwarna biru
muda.
11
benar, simbol-simbol itu harus dibuat secara standar. Simbol simbol yang biasa
digunakan dalam peta adalah sebagai berikut:
• Warna Hijau: Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang
memiliki ketinggian kurang dari 200 m.
• Warna Hijau Muda: Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah
yang memiliki ketinggian antara 200-400 m di atas permukaan
laut.
• Warna Kuning: Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang
memiliki ketinggian antara 400-1000 m di atas permukaan laut.
• Warna Coklat Muda Wama coklat muda menunjukkan daerah yang
mempunyai ketinggian antara 1000-1500 m di atas permukaan air
laut.
• Warna Coklat : Wama coklat menunjukkan daerah yang
mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air
laut.
• Warna Biru Keputihan : Wama biru menunjukkan wama
kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah
perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m.
• Warnan Biru Muda: Warna Biru muda menunjukkan wilayah
perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200-2000 m.
• Warna Biru Tua : Wama biru tua menunjukkan wilayah perairan
laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m.
• Segitiga Warna Merah: Segitiga warna merah menunjukkan
lambang gunung berapi yang masih aktif. Di dekat segitiga tersebut
terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan ketinggian
tempat gunung tersebut.
• Segitiga Warna Hitam : Segitiga warna hitam menunjukkan
lambang gunung berapi yang tidak aktif
12
• Tahap Persiapan Interpretasi
13
5. Mengetahui potensi suatu daerah.
6. Mengetahui jarak lurus antarkota
7. Mengetahui keadaan suatu wilayah, misalnya untuk kepentingan
perhubungan
8. Mengetahui keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata
pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran pemukiman.
14
akurat. Hal ini karena tidak mempertimbangkan adanya faktor skala
pemetaan.
4. Tidak semua jarak atau panjang pada peta dapat dengan serta merta
diukur menggunakan penggaris, mengingat tidak sedikit obyek berupa
garis yang bentuknya berkelok-kelok seperti obyek sungai. Kasus ini
dapat disiasati dengan terlebih dahulu mengukur panjang obyek
menggunakan benang, baru kemudian panjang benang tersebut diukur
menggunakan penggaris.
5. Aspek metrik lain yang dapat diekstraksi dari peta adalah luas wilayah
atau obyek/kenampakan. Secara umum dikenal beberapa metode dalam
pengukuran luas ini, mulai dari cara manual seperti metode grid,
perpotongan garis, segitiga, atau menggunakan alat bantu seperti
planimeter, hingga perhitungan secara digital. Setiap metode tersebut
memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang sudah dipaparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya uatu peta dapat dibaca, dianalisis, dan
diinterpretasikan. Ketiga istilah ini sering dianggap memiliki arti yang sama,
tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda dalam penggunaan peta.
membaca peta adalah suatu keadaan dimana pengguna peta (users) dapat
memahami isi (contents) suatu peta dengan baik. Interpretasi peta diartikan
Interpretasi peta adalah proses penafsiran untuk memahami isi peta atau
memahami hal-hal yang terkandung di dalam peta. Dan menganalisis peta
adalah mengolah informasi yang terdapat pada suatu peta agar kemudian
informasi tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami susun. Dalam penulisan makalah ini
masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang
bersifat membangun.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2018). Garis Kontur, Fungsi, Karakteristik dan Contoh Soal. Diakses
dari https://ilmugeografi.com/kartografi/garis-kontur pada tahun 2018
Alwi, Elma.2002. Penggunaan Peta dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Pebruari 2002. Jilid
9 nomer 1
Anonim. 2016. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Peta Kontur. Badan
Informasi Geospasial (BIG). Bogor
Spasialkan.com “Analisis Peta: Ekstraksi Informasi Metrik pada Peta
Spasialkan”https://spasialkan.com/2016/12/23/analisis-peta-ekstraksi-
informasi-metrik-pada-peta/ diakses pada 13 Februari 2023
17