Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH INTERPRETASI DAN ANALISIS PETA

“Konsep Dasar Membaca Peta, Menginterpretasi Peta, Dan


Menganalisis Peta”

Dosen Pengampu : Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc

DISUSUNOLEH

Asnimar Duha (3212131005)


Della Fazera (3213331034)
Iin Arsena Br Sembiring (3211131021)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah berjudul “Konsep Dasar Membaca Peta, Menginterpretasi Peta, Dan
Menganalisis Peta” ini dibuat sebagai pemenuhan tugas kelompok yang
diberikan oleh Ibu Eni Yuniastuti, S.Pd., M.Sc sebagai dosen pengampu mata
kuliah Interpretasi dan Analisis Peta.
Materi dalam makalah ini disajikan dengan bahasa sederhana, lugas, dan
penyajiannya mampu menarik minat pembaca sehingga diharapkan mudah untuk
dimengerti. Tak hanya itu, makalah ini juga mengajarkan kita, terutama para
mahasiswa agar membangun sikap kritis dan konstruktif pada mahasiswa agar
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa dapat berjalan selaras.
Kami terbuka terhadap kritikan dan saran yang membangun. Apabila
terdapat banyak kesalahan dan hal-hal lain di dalam makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Akhir kata, kami ucapkan
terimakasih.

Medan,12 Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1PENDAHULUAN ................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5
BABII PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
2.1 Konsep Dasar Membaca Peta................................................................... 6
2.2 Menginterpretasi Peta ............................................................................ 11
2.3 menganalisis Peta ................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
3.2 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perlu kita ketahui bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata. Ada
yang berupa dataran tinggi, dataran rendah, dan perairan. Apakah di
daerahmu terdapat bentuk muka bumi berupa gunung, sungai, atau laut.
Bentuk muka bumi antara daerah satu dan yang lain berbeda-beda. Dengan
menggunakan peta kita dapat mengetahui bentuk permukaan bumi di tiap
daerah. Apakah kamu mempunyai peta? Apakah kamu tahu arti peta? Peta
adalah gambaran permukaan bumi dalam bidang datar dengan sekala
tertentu (diperkecil). Peta merupakan alat peraga. Peta dapat berupa
gambaran tentang tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran
penduduk, curah hujan, penyebaran batuan (geologi), penyebaran jenis
tanah dan semua hal lain yang berhubungan dengan kedudukannya dalam
ruang. Dengan peta kita dapat membaca dan memahami keadaan fisik dan
geografis suatu tempat. Peta merupakan media untuk mengetahui keadaan
permukaan bumi. Pada peta terdapat bagian (unsur-unsur) yang harus ada,
yang sangat bermanfaat bagi pembaca peta. Tahukah kamu apa saja yang
harus ada di dalam peta? Agar peta dapat dibaca oleh siapa saja, peta
dibuat berdasarkan aturan yang disepakati secara internasional.

Untuk memperoleh informasi mengenahi bentuk muka bumi pada


peta kita harus melakukan analilis, diantaranya:
• Melakukan deteksi mengamati peta dengan bagia-bagiannya.
• Melakukan identifikasi memberi ciri atau karakteristik suatu objek
pada peta yang telah terdeteksi melalui mengamatan, seperti berbagai
simbol-simbol. Misalnya simbol warna, simbol garis, dan simbol titik.
• Melakukan interpretasi mengumpulkan keterangan tentang objek yang
diamati. Dalam makalah in interpretasi peta.

3
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut ini.
1. Apa itu konsep dasar membaca peta?
2. Bagaimana menginterpretasi peta?
3. Bagaimana cara menganalisis peta?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dasar membaca peta


2. Memahami cara menginterpretasi peta
3. Untuk mengetahui cara menganalisis peta.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Membaca Peta


A. Konsep Dasar Membaca Peta

Membaca peta merupakan sebuah proses dalam memahami bentuk


penggambaran yang terdapat pada isi muka peta topografi yang berupa relief,
perairan, vegetasi, hasil budaya manusia serta ciri khas lainnya yang
digambarkan dalam bentuk simbol-simbol sehingga pengguna peta dapat
mengetahui bentuk medan sebenarnya dari suatu wilayah tanpa harus
mengunjungi tempat tersebut
Peta adalah suatu penyajian grafis dari seluruh atau sebagian muka bumi
pada suatu skala peta dan sistem proyeksi peta tertentu. Peta menyajikan unsur-
unsur di muka bumi dengan cara melakukan generalisasi sesuai dengan maksud
dan tujuan dari pembuatan peta tersebut. Peta dibuat dengan sejumlah data dan
informasi yang diharapkan penyajiannya dapat digunakan dengan baik oleh
pengguna peta. Jadi sebuah peta merupakan suatu bentuk komunikasi visual
yang berkaitan dengan apa yang ada di muka bumi.
Semua kehidupan mulai dari pergerakan sampai kegiatan manusia sehari-
hari dilakukan di muka bumi, tapi bagi masyarakat hal-hal yang berkaitan
dengan peta masih tetap merupakan sesuatu yang 'misteri'. Bagi para pembuat
peta perlu melakukan interopeksi, sejauh mana masyarakat mengerti konsep
informasi muka bumi yang terdapat di peta. Bagaimana kemampuan
masyarakat dalam membaca dan memanfaatkan informasi muka bumi yang
terdapat pada suatu peta.
Keadaan yang seperti tersebut di atas tentu membuat para pembuat peta
tidak boleh berpikiran bahwa produk peta yang dibuat adalah untuk
kepentingan diri sendiri. Peta dibuat justru untuk keperluan orang lain,
sehingga pembuat peta harus memikirkan dan memperhatikan para pengguna

5
peta tersebut. Adanya kemajuan teknologi digital, menyebabkan banyak
masyarakat yang mulai menggunakan dan memanfaatkan peta digital, sehingga
menjadi tantangan bagi pembuat peta untuk bisa menjadikan peta sebagai
media informasi yang selalu diperlukan masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari mereka.
Banyak hal bisa ditemukan yang berkaitan dengan peta di lingkungan
kehidupan masyarakat Indonesia:

• saat ini untuk menuju suatu lokasi, budaya bertanya sudah mulai
ditinggalkan, dan berubah menjadi membaca peta di HP;
• meskipun masyarakat mulai memanfaatkan peta digital, tetapi
sebagian besar pejabat pemerintah masih banyak yang belum
memahami pentingnya informasi geospasial yang diperoleh pada peta
untuk pengambilan suatu keputusan;
• jika kita pergi ke suatu negara, sebelum keluar dari bandara, kita bisa
mendapatkan peta kota yang didatangi dengan cuma-cuma; keadaan
tersebut tidak kita peroleh saat keluar dari bandara Soekarno Hatta.

B. Aturan Mempermudah Membaca Peta

Pengertian mempermudah membaca peta adalah suatu keadaan dimana


pengguna peta (users) dapat memahami isi (contents) suatu peta dengan baik.
Merupakan suatu hal yang penting untuk mampu membuat peta yang mudah
dibaca, sebab peta merupaka bentuk komunikasi visual. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan berkaiatan dengan usaha mempermudah membaca
peta.

1) Ukuran Simbol (the size of symbols)

Perlu disadari adanya perbedaan pengertian ‘terlihat’ (visible)


dan‘mudah terbaca’ (legible). Sebuah objek dapat terlihat tetapi objek tersebut

6
belum tentu mudah dibaca. Untuk sebuah peta, objek-obyek yang disajikan
harus mudah dibaca, bukan hanya sekedar terlihat saja. Jenis dan jumlah
simbol yang ditampilkan harus proporsional,
Sebagai contoh untuk membedakan hal ‘visibility’ dengan ‘legibility’
dapat dilihat pada simbol titik. Pada simbol titik yang berupa ‘dot’ (●),
persyaratan yang diinginkan hanya ‘terlihat’ (visible), sebab yang penting pada
‘dot map’ tersebut adalah kesan suatu distribusi keberadaan penduduk
sedemikian rupa, sehingga pengguna peta dapat mengetahui daerah mana yang
penduduknya padat dan renggang. Untuk suatu simbol titik piktorial,
disamping simbol tersebut dapat ‘terlihat’, informasi yang ingin disampaikan
tersebut juga harus ‘mudah terbaca’; dengan demikian simbol tersebut harus
memenuhi persyaratan dapat dilihat dan mudah dibaca.
Pengguna peta umumnya membaca suatu peta pada jarak normal, yaitu
rata-rata 50 cm , untuk keadaan tersebut dimensi simbol harus sekitar 0,2 mm
(minimum) supaya informasi tersebut masih dapat terlihat dengan baik.
Dengan perkataan lain, 0.2 mm adalah ukuran minimum untuk hal-hal yang
berhubungan dengan ‘terlihat’ (visibility), sedangkan untuk ‘mudah terbaca’
(legibility) ukuran minimumnya adalah sekitar 10 mm, sepanjang simbol
tersebut cukup mempunyai kekontrasan dengan sekelilingnya
Pada penggunaan simbol garis, untuk dapat ‘terlihat’ diperlukan lebar
minimum 0,2 mm; hal inipun sebenarnya tidak berlaku umum, sebab kadang-
kadang ada bebarapa peta yang menghendaki lebar minimum sekitar 10 mm.
Untuk dapat ‘mudah terbaca’ dengan kekongtrasan sekelilingnya cukup baik,
maka ukuran lebar minimum adalah 0,3 mm. Untuk huruf, biasanya 3 pt
(points) atau 4 pt adalah ukuran minimum, sedangkan untuk latar belakang
tertentu dalam hal ‘mudah terbaca’, ukuran huruf harus 5 pt atau 6 pt.

2) Kekontrasan

Kontras pada suatu peta adalah perbedaan yang terlihat antar satu objek
dengan keadaan sekelilingnya. Kontras merupakan suatu hal yang sangat

7
penting dalam masalah ‘mudah terbaca’. Seperti yang telah dijelaskan diatas,
maka hal ini juga berhubungan dengan ukuran-ukuran minimum yang masih
mungkin terlihat. Simbol tidak saja harus jelas dengan latar belaknganya, tetapi
harus juga dapat dibedakan dengan simbol-simbol lain yang ada di peta
tersebut.

a) Kontras dengan latar belakang


Mengingat simbol dan teks (huruf) yang disajikan pada peta
umumnya berukuran kecil-kecil, maka kekontrasan yang paling jelas
adalah bila simbol dan teks tersebut mempunyai warna hitam dengan
latar belakang putih, diikuti berikutnya dengan latar belakang kuning.
Kebalikan dengan hal tersebut diatas tidak berlaku, artinya simbol dan
teks dengan warna putih atau kuning akan tidak jelas bila latar
belaknganya hitam. Aturan umum yang dipakai adalah warna dengan
‘harga’ yang rendah (low value atau dark color) akan lebih jelas
terlihat pada warna latar belakang dengan ‘harga’ yang tinggi (high
value atau bright color); hal ini juga berlaku untuk simbol garis.

b) Kontras dengan simbol lainnya


Kontras yang dimaksud disini berhubungan dengan ‘viual
variables’. Simbol sebagai bentuk dari ‘visual variables’ mempunyai
bentuk (form), ukuran (size), orientasi/arah, harga (value), kerapatan
(density) dan warna. Hal ini akan mempengaruhi persepsi dari simbol
yang ada pada peta. Jadi ‘visual variables’ akan mempengaruhi
persepsi:

3) Masalah ‘mudah terbaca’ dan ‘visual variables


a) Bentuk (form): bentuk dari suatu simbol janganlah terlalu sulit;
dipilih yang sederhana dan mudah digambar.
b) Ukuran (size): ukuran suatu simbol harus sesuai dengan skala peta
dan tujuan petanya. Suatu bentuk simbol yang terlalu besar akan

8
mendominasi peta, sehingga ada detil lain yang akan tidak mudah
dikenal. Hal ini terutama untuk simbol-simbol dengan warna
hitam/warna gelap.
c) Orientasi/arah: secara definisi, simbol mempunyai elemen
orientasi/arah yang berbeda. Penggambaran simbol dengan elemen
orientasi yang berbeda tersebut haruslah diatur sedemikian rupa,
sehingga orientasi/arah tidak kacau/membingungkan; diusahakan
agar orientasinya tidak terlalu banyak arahnya.
d) Harga: suatu ‘harga’ yang berlebihan (extreme value) akan
menguasai mata, terutama warna hitam dan warna dengan harga
yang rendah (warna-warna gelap). Hal ini akan mempengaruhi
‘legibility’ dari detil yang lain, jadi perlu diperhatikan hal-hal yang
dapat mempengaruhi/ diakibatkan dari dominasi warna yang
berlebihan. Diusahakan agar dalam tingkatan warna, jumlah
‘step’nya tidak lebih dari enam tingkat, ditambah dua warna yang
mencolok.
e) Kepadatan/kerapatan; pada dasarnya masalah ‘kepadatan’ ini
berhubungan erat dengan pemakaian screen (mirip dengan masalah
harga). Kepadatan yang tinggi (high densities) untuk suatu
luas/area akan sangat efektif, sebab simbol yang ada di dalamnya
(di dalam area screen) akan lebih menonjol. Ini tentu sangat
menguntungkan dipandang dari sudut kemudahan membaca peta.
f) Warna: sekali lagi, warna merupakan faktor yang paling sulit
dalam masalah kemudahan membaca peta; dengan hanya sedikit
menggunakan warna saja, maka ‘legibility’ dari suatu peta akan
bertambah. Secara umum dapat dikatakan bahwa warna akan
sangat membantu dalam hal kemudahan membaca peta, meskipun
kadang-kadang penggunaan warna yang salah justru akan merusak
penampilan suatu peta. Jadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

9
• jangan menggunakan warna yang cukup menyolok untuk
daerah yang relatif luas; lebih baik untuk keadaan ini dipilih
warna-warna yang lebih lunak (soft);

• untuk warna pada simbol titik atau simbol garis, keadaanya


akan terbalik; dalam hal ini sebaiknya simbol diberi warna
yang cukup menyolok (low value) karena akan sangat
menolong ‘legibility’;

• ada beberapa warna yang lebih mudah dikenal/dilihat dari


warna-warna yang lain, misalnya warna merah akan cepat
terlihat, begitu juga warna-warna hijau, kuning, biru dan
ungu;

• untuk warna-warna tersebut, pembuat peta harus berhati-hati


di dalam memilih warna latar belakanganya, sebab hal ini
akan membawa akibat dalam hal kemudahan membaca peta.

2.2 Menginterpretasi Peta


Interpretasi peta adalah kegiatan membaca peta atau menafsirkan atau
memahami simbol-simbol yang ada pada peta. Penafsiran tersebut dapat
dilakukan pada peta umum dan peta khusus.
• Peta umum menggambarkan berbagai kenampakan umum permukaan
bumi. Pada peta ini hal-hal yang ditafsirkan lebih bersifat fisik.
• Peta khusus menggambarkan kenampakan yang bersifat khusus.
Misalnya peta iklim, transportasi, tambang, dan sebagainya.

A. Menginterpretasi Peta Umum

Dari sebuah peta kita dapat mengetahui bentuk relief dari suatu
tempat/wilayah, baik itu wilayah dasar laut maupun wilayah daratan.
Kenampakan di daratan ada yang tertutup perairan yaitu :

10
• Samudra/Laut: Samudra adalah perairan yang sangat luas di muka
bumi. Dalam peta, samudra/lautan digambarkan dengan warna biru
(dari biru muda hingga biru tua). Semakin tua warna biru,
menunjukkan bahwa laut tersebut semakin dalam. Misalnya: 1)
biru sangat muda : kedalaman 0-200 m, 2). Biru muda kedalaman
200-2.000 m, 3). biru tua : kedalaman. > 2.000 m
• Sungai : Sungai adalah aliran air tawar di permukaan bumi dengan
alur yang terbentuk secara alami.
• Danau : Danau adalah cekungan luas di daratan yang digenangi
oleh air. Danau, meliputi danau alami dan danau buatan. Dalam
peta, danau digambarkan dengan warna biru.
• Rawa: Rawa adalah dataran rendah yang selalu tegenang air (air
hujan, air permukaan tanah, dan lainlain). Rawa dapat. ditemui di
tengah daratan ataupun di daerah pesisir pantai. Dalam peta,
simbol rawa adalah beberapa baris garis putus- putus berwarna biru
muda.

Kenampakan utama di daratan yang tidak tertutup oleh perairan adalah


dataran, perbukitan, dan pegunungan.
• Dataran : Dataran dapat berupa dataran rendah ataupun dataran
tinggi (plateau/plato). Dataran rendah merupakan daerah luas,
rendah, dan relatif datar.
• Bukit/Perbukitan Bukit adalah bagian permukaan bumi yang lebih
tinggi dari dataran, tetapi lebih rendah dari gunung (200 - 300 m).
Perbukitan adalah rangkaian bukit-bukit.
• Pegunungan : Pegunungan adalah bagian permukaan bumi yang
tinggi, jauh lebih tinggi dari dataran sekitarnya

Agar simbol-simbol yang terdapat di dalam peta dapat dipahami dengan

11
benar, simbol-simbol itu harus dibuat secara standar. Simbol simbol yang biasa
digunakan dalam peta adalah sebagai berikut:
• Warna Hijau: Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang
memiliki ketinggian kurang dari 200 m.
• Warna Hijau Muda: Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah
yang memiliki ketinggian antara 200-400 m di atas permukaan
laut.
• Warna Kuning: Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang
memiliki ketinggian antara 400-1000 m di atas permukaan laut.
• Warna Coklat Muda Wama coklat muda menunjukkan daerah yang
mempunyai ketinggian antara 1000-1500 m di atas permukaan air
laut.
• Warna Coklat : Wama coklat menunjukkan daerah yang
mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air
laut.
• Warna Biru Keputihan : Wama biru menunjukkan wama
kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah
perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m.
• Warnan Biru Muda: Warna Biru muda menunjukkan wilayah
perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200-2000 m.
• Warna Biru Tua : Wama biru tua menunjukkan wilayah perairan
laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m.
• Segitiga Warna Merah: Segitiga warna merah menunjukkan
lambang gunung berapi yang masih aktif. Di dekat segitiga tersebut
terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan ketinggian
tempat gunung tersebut.
• Segitiga Warna Hitam : Segitiga warna hitam menunjukkan
lambang gunung berapi yang tidak aktif

B. Langkah Langkah Interpretasi Peta

12
• Tahap Persiapan Interpretasi

Ketika anda ingin menginterpretasi peta, sebelumnya sebaiknya anda


melakukan beberapa tahapan dibawah ini yaitu:

1. Peta umum yang ingin diinterpretasi terlebih dahulu disiapkan, peta


Sumatera sebagai contoh
2. Pada peta umum, anda akan menemukan Legenda yang biasanya ada
dibagian bawah peta, bisa berada di kiri bahwa ataupun kanan bawah.
3. Amati dengan seksama persebaran data yang ada pada daerah di peta
Sumatera
4. Jangan lupa untuk memastikan kerelevanan peta dengan melihat
tahun pembuatan peta

C. Fungsi Interpretasi Peta


Dalam membaca peta, kita harus memahami dengan baik semua simbol
atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan
baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan
wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal
medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Seorang pembaca
peta harus menganalisis simbol-simbol dalam peta, kemudian memberikan
interpretasi atau penafsiran tentang penampakan geografis yang ada. Membaca
dan menafsirkan peta merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan satu sama
lainnya. Jika kita telah membaca dan memahami peta dengan baik, maka kita
akan mendapatkan fungsi interpretasi peta sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagi objek geografi seperti gunung, pegunungan, sungai,


danau, dataran rendah, dataran tinggi, laut, jalan, jalan kereta api dll.
2. Mengetahui daerah yang jarang dan yang padat penduduknya
3. Mengetahui persebaran barang tambang.
4. Mengetahui obyek-obyek wisata.

13
5. Mengetahui potensi suatu daerah.
6. Mengetahui jarak lurus antarkota
7. Mengetahui keadaan suatu wilayah, misalnya untuk kepentingan
perhubungan
8. Mengetahui keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata
pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran pemukiman.

2.3 Menganalisis Peta

1. Analisis peta dilakukan dengan harapan didapatkannya informasi metrik


maupun nonmetrik. Informasi metrik merupakan informasi yang
didapatkan berdasarkan analisis pengukuran, seperti posisi, jarak,
panjang, luas, dan sudut. Proses penentuan posisi dan pengukuran dasar
lainnya guna mendapatkan informasi metrik dapat dilakukan dengan
menggunakan peta cetak maupun digital.
2. Posisi tidak hanya dibagi menjadi dua jenis yaitu absolut dan relatif,
melainkan juga dibedakan berdasarkan sudut pandang distribusi obyek di
permukaan bumi, yakni menjadi posisi horizontal, vertikal, dan temporal.
Posisi horizontal relatif ditentukan dengan menggunakan acuan obyek
lain serta dinyatakan dalam bentuk jarak dan sudut. Posisi horizontal
absolut mengacu pada koordianat peta, baik itu koordinat UTM maupun
geografis. Sedikit berbeda dengan posisi horizontal relatif, penentuan
posisi vertikal relatif dinyatakan dalam bentuk selisih ketinggian letak
obyek dengan referensi. Sedangkan posisi vertikal absolut ditentukan
salah satunya dengan mengacu pada garis kontur
3. Informasi metrik lain seperti jarak ataupun panjang (yang juga bagian
dari posisi relatif) merupakan persoalan yang berkaitan dengan skala
peta. Jarak sebenarnya dilapangan secara sederhana dapat dihitung
dengan mengalikan jarak yang ada di peta (yang diukur menggunakan
penggaris) dengan penyebut skalanya. Namun demikian pada prinsipnya
perhitungan jarak dengan rumus tersebut tidak menghasilkan data yang

14
akurat. Hal ini karena tidak mempertimbangkan adanya faktor skala
pemetaan.
4. Tidak semua jarak atau panjang pada peta dapat dengan serta merta
diukur menggunakan penggaris, mengingat tidak sedikit obyek berupa
garis yang bentuknya berkelok-kelok seperti obyek sungai. Kasus ini
dapat disiasati dengan terlebih dahulu mengukur panjang obyek
menggunakan benang, baru kemudian panjang benang tersebut diukur
menggunakan penggaris.
5. Aspek metrik lain yang dapat diekstraksi dari peta adalah luas wilayah
atau obyek/kenampakan. Secara umum dikenal beberapa metode dalam
pengukuran luas ini, mulai dari cara manual seperti metode grid,
perpotongan garis, segitiga, atau menggunakan alat bantu seperti
planimeter, hingga perhitungan secara digital. Setiap metode tersebut
memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang sudah dipaparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya uatu peta dapat dibaca, dianalisis, dan
diinterpretasikan. Ketiga istilah ini sering dianggap memiliki arti yang sama,
tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda dalam penggunaan peta.
membaca peta adalah suatu keadaan dimana pengguna peta (users) dapat
memahami isi (contents) suatu peta dengan baik. Interpretasi peta diartikan
Interpretasi peta adalah proses penafsiran untuk memahami isi peta atau
memahami hal-hal yang terkandung di dalam peta. Dan menganalisis peta
adalah mengolah informasi yang terdapat pada suatu peta agar kemudian
informasi tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami susun. Dalam penulisan makalah ini
masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang
bersifat membangun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). Garis Kontur, Fungsi, Karakteristik dan Contoh Soal. Diakses
dari https://ilmugeografi.com/kartografi/garis-kontur pada tahun 2018
Alwi, Elma.2002. Penggunaan Peta dan Globe Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan. Pebruari 2002. Jilid
9 nomer 1
Anonim. 2016. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Peta Kontur. Badan
Informasi Geospasial (BIG). Bogor
Spasialkan.com “Analisis Peta: Ekstraksi Informasi Metrik pada Peta
Spasialkan”https://spasialkan.com/2016/12/23/analisis-peta-ekstraksi-
informasi-metrik-pada-peta/ diakses pada 13 Februari 2023

17

Anda mungkin juga menyukai