Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP DAN METODE SURVEI TANAH


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SURVEY TANAH DAN EVALUASI
LAHAN
Dosen Pengampu Army Dita Serdani, SP., MP.

Oleh :
Agung Nugroho ( 21102210006 )

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTENAKAN
BLITAR
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkah,
rahmat serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey Tanah Dan Evaluasi Lahan
dan mengetahui lebih luas tentang Prinsip dan Metode Survey Tanah. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis mendapat banyak masukan, bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih
banyak kepada :

1. Army Dita Serdani, SP., MP. selaku dosen pengampu mata kuliah Survey Tanah
Dan Evaluasi Lahan yang telah memberikan materi terkait penyusunan makalah ini.

2. Rekan-rekan yang telah bersedia menyempatkan waktunya untuk membantu


kelancaran penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu kajian lebih
dalam. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga ide gagasan pada
makalah ini dapat dimanfaatkan bagi dunia pendidikan dan memberikan banyak pengertian
baru bagi pembaca.

Blitar, 13 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Pengertian Peta..................................................................................................2
2.2 Skala Peta dan Ketelitian Informasi..................................................................3
2.3 Peta Tanah.........................................................................................................4
2.4 Evaluasi Lahan..................................................................................................4
2.5 Metode Evaluasi Lahan dan Interpresatasi Data...............................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan variasi dan persebaran berbagai jenis
tanah atau sifat-sifat tanah (seperti pH, tekstur, kadar organik, kedalaman, dan sebagainya) di
suatu area. Peta tanah merupakan hasil dari survey tanah dan digunakan untuk evaluasi
sumber daya lahan, pemetaan ruang, perluasan lahan pertanian, konservasi, dan sebagainya.
Dalam peta tanah, terdapat data primer yang merupakan hasil dari pengukuran langsung di
lapangan dan data sekunder merupakan hasil dari perhitungan atau perkiraan berdasarkan
data yang didapatkan di lapangan. Pembuatan peta secara digital merupakan salah satu teknik
pemetaan tanah yang saat ini sedang banyak dilakukan oleh beberapa instansi, baik instansi
swasta maupun instansi pemerintahan.
Saat ini peta telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Peta memuat
informasi spasial yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi suatu objek di lapangan
secara tidak langsung. Dengan adanya informasi spasial yang akurat, maka dapat dilakukan
kegiatan analisis dan pengembangan suatu objek yang berada di lapangan melalui peta.
Dalam menentukan lokasi tanah tidak hanya diperlukan data rincian seperti sertifikat
tanah dan surat keterangan, namun diperlukan peta yang dapat menjelaskan letak tanah
tersebut. Dengan menggunakan peta tanah, bidang aset sebagai pembantu pengelola dapat
dengan mudah mencari letak tanah yang bersangkutan. Peta tanah yang dibutuhkan
merupakan peta yang dapat memberikan informasi secara lengkap bagi pencari lokasi.
Informasi tersebut antara lain berupa rincian data tanah, batas-batas sekitar lingkungan,
gambaran keadaan tanah, dan bentuk tanah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu sistem atau aplikasi untuk
memetakan lokasi tanah dan memanfaatkan sistem informasi geografis. Sistem ini akan
menampilkan informasi data rincian tanah berdasarkan keterangan tentang tanah tersebut
dalam penentuan lokasi tanah secara mudah dan cepat.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pentingnya peta.
2. Mengetahui Skala Peta dan Ketelitian Informasi.
3. Mengetahui metode evaluasi lahan dan interprestsi data.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peta


Peta adalah representasi grafis dari suatu wilayah atau area yang menunjukkan fitur
geografis, seperti daratan, sungai, dan pegunungan, serta objek manusia, seperti jalan,
bangunan, dan perbatasan. Peta umumnya digunakan untuk navigasi, pemetaan, pemahaman
geografi, dan analisis data spasial. Berikut beberapa contoh peta yang umum digunakan :
a. Peta Dunia: Peta dunia menunjukkan semua benua, negara, dan wilayah di seluruh
planet ini. Peta ini menunjukkan batas negara, ibu kota, dan fitur geografis seperti
samudera, laut, dan pegunungan.
b. Peta Negara: Peta negara fokus pada satu wilayah tertentu. Peta ini biasanya
mencakup batas administratif negara, kota-kota penting, jaringan jalan, dan
mungkin fitur geografis khusus.
c. Peta Kota: Peta kota menyajikan informasi tentang struktur kota, termasuk jalan-
jalan, bangunan, dan taman. Peta ini sering digunakan untuk navigasi di dalam
kota dan untuk mencari lokasi tertentu.
d. Peta Topografis: Peta topografis menunjukkan kontur permukaan bumi dengan
menggunakan garis kontur. Peta ini membantu dalam memahami ketinggian dan
kemiringan wilayah tertentu, serta fitur geografis seperti sungai, danau, dan
gunung.
e. Peta Tematik: Peta tematik adalah peta yang menunjukkan informasi khusus
tentang topik tertentu, seperti penduduk, iklim, vegetasi, atau data sosial-ekonomi.
f. Peta Navigasi: Peta navigasi digunakan untuk navigasi di lautan atau perairan
lainnya. Peta ini mencakup informasi penting seperti kedalaman laut, jalur
pelayaran, mercusuar, dan tanda-tanda navigasi lainnya.
g. Peta Cuaca: Peta cuaca menunjukkan kondisi cuaca saat ini atau perkiraan cuaca
di suatu wilayah. Peta ini menggunakan simbol untuk menggambarkan pola cuaca,
seperti awan, hujan, dan arah angin.

Peta-peta ini hanya beberapa contoh dari berbagai jenis peta. Setiap jenis peta memiliki
tujuan dan informasi yang berbeda-beda, tapi tujuan teteap sama adalah untuk menyediakan
representasi visual dari dunia nyata atau wilayah tertentu.

2
2.2 Skala Peta dan Ketelitian Informasi
Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di dunia
nyata. Skala biasanya dinyatakan dalam bentuk pecahan, misalnya 1:10.000, yang berarti
setiap satuan jarak pada peta mewakili 10.000 satuan jarak sebenarnya di lapangan. Semakin
kecil angka di belakang titik dua pada skala peta, semakin rinci peta tersebut. Misalnya, jika
memiliki peta dengan skala 1:100.000, maka setiap satuan jarak pada peta mewakili 100.000
satuan jarak sebenarnya di lapangan. Peta dengan skala ini akan memberikan gambaran luas
area yang besar, tetapi dengan detail yang kurang. Di sisi lain, jika memiliki peta dengan
skala 1:10.000, maka setiap satuan jarak pada peta mewakili 10.000 satuan jarak sebenarnya
di lapangan. Peta dengan skala ini akan memberikan detail yang lebih tinggi, tetapi dengan
cakupan area yang lebih kecil.
Ketelitian informasi merujuk pada sejauh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
Ketika mendapatkan informasi dari sumber tertentu, penting untuk mempertimbangkan
keadadaan dan validitas sumber tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
ketelitian informasi adalah:

a. Sumber informasi: Sumber yang memiliki reputasi baik, seperti sumber resmi, jurnal
terpercaya, atau publikasi dari lembaga terbaik, cenderung memberikan informasi
yang lebih pasti dibandingkan sumber yang tidak terdeteksi.
b. Metode pengumpulan data: Metode pengumpulan data yang sistematis, seperti
penelitian survei yang dilakukan dengan sampel yang efektif, cenderung
menghasilkan informasi yang lebih dapat dikemukakan daripada opini pribadi atau
pengalaman individu.
c. Konsistensi informasi: Ketika informasi yang diberikan konsisten dengan temuan atau
data yang ada sebelumnya, maka informasi tersebut lebih dapat dipercaya. Namun,
jika informasi tersebut bertentangan dengan pengetahuan yang telah mapan, maka
perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut.
d. Peer review: Publikasi ilmiah yang telah melalui proses penelaahan oleh pakar
sejawat (peer review) cenderung memiliki ketelitian yang lebih tinggi karena ditinjau
secara kritis oleh ahli dalam bidang tersebut sebelum ditmunculkan.

Penting untuk melakukan pengecekan lintas sumber dan mempertimbangkan berbagai faktor
tersebut saat mengevaluasi ketelitian informasi yang diperoleh.

3
2.3 Peta Tanah
Peta tanah adalah representasi grafis visual yang menggambarkan persebaran lahan di
suatu wilayah tertentu. Peta ini dapat memberikan informasi berbagai aspek tanah, seperti
ukuran, batas wilayah, jenis penggunaan lahan dan juga informasi seperti pola tanah,
kesuburan, dan kualitas tanah. Peta tanah juga biasanya disusun oleh lembaga pemerintah
yang berwenang, seperti Departemen Pertanian atau Badan Pertanahan Nasional, dan dapat
digunakan oleh berbagai pihak, seperti petani, pengembang properti, ilmuwan, dan
kepentingan lainnya.
Peta tanah biasanya menggunakan simbol dan warna yang cerah untuk mewakili
berbagai jenis tanah dan penggunaan lahan. Misalnya, warna hijau mungkin digunakan
melambangkan lahan pertanian, sedangkan warna biru mungkin digunakan untuk
melambangkan lahan air atau sungai. Peta ini juga mungkin memuat legenda atau keterangan
yang menjelaskan simbol-simbol dan warna yang digunakan. Dengan mempelajari peta
tanah, seseorang dapat memperoleh informasi penting tentang lahan yang dapat digunakan
untuk perencanaan pembangunan, pertanian, perlindungan lingkungan, dan pengelolaan
sumber daya alam.

2.4 Evaluasi Lahan


Evaluasi lahan merupakan proses untuk mengevaluasi potensi dan kualitas suatu lahan
berdasarkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi penggunaannya. Tujuan dari evaluasi
lahan adalah untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat terkait penggunaan dan
pengelolaan lahan, baik untuk tujuan pertanian, perkebunan, pemukiman, industri, atau
konservasi. Berikut adalah beberapa faktor yang biasanya diperhatikan dalam evaluasi lahan:
a. Kualitas Tanah: Meliputi tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, keasaman
(pH), kandungan bahan organik, dan tingkat kesuburan tanah.
b. Drainase: Drainase yang baik penting untuk mencegah tergenangnya air di lahan.
c. Topografi: Bentuk dan kemiringan lahan mempengaruhi ketersediaan air dan erosi
tanah
d. Iklim: Iklim termasuk suhu, curah hujan, dan pola angin.
e. Aksesibilitas: Kemudahan akses ke lahan,
f. Potensi Ancaman: Evaluasi lahan juga harus memperhatikan potensi ancaman seperti
banjir, longsor, atau risiko kebakar

4
g. Peraturan dan Kebijakan: Penting untuk mempertimbangkan peraturan dan kebijakan
yang berlaku untuk penggunaan lahan di wilayah tertentu.

Evaluasi lahan sering dilakukan dengan menggunakan kombinasi pemetaan, pengambilan


sampel tanah, analisis laboratorium, dan penilaian lapangan. Hasil evaluasi dapat membantu
pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang informasi dan berkelanjutan terkait
penggunaan lahan.

2.5 Metode Evaluasi Lahan dan Interprestasi Data


Metode evaluasi lahan dan interpretasi data merupakan proses untuk memahami
karakteristik lahan dan menganalisis data yang terkait dengan lahan tersebut. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang potensi lahan dan
penggunaannya. Berikut ini adalah beberapa metode umum yang digunakan dalam evaluasi
lahan dan interpretasi data:
a. Survei Lapangan: Metode ini melibatkan survei langsung di lokasi untuk
mengamati dan mengumpulkan data tentang kondisi fisik lahan, seperti topografi,
tekstur tanah, kedalaman air tanah, dan faktor yang mempengaruhi kualitas lahan.
b. Pemetaan: Pemetaan lahan dilakukan dengan menggunakan teknologi pemetaan
seperti Sistem Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jauh.
c. Analisis Tanah: Analisis tanah dilakukan di laboratorium untuk mengukur sifat-
sifat fisik dan kimia tanah, seperti tekstur tanah, pH, tingkat kesuburan,
kandungan unsur hara, dan sebagainya.
d. Interpretasi Citra Satelit: Metode ini sangat berguna dalam mengumpulkan data
secara luas dan dalam memantau perubahan lahan dari waktu ke waktu.
e. Analisis Hidrologi: Data hidrologi dapat membantu dalam menentukan potensi
banjir, drainase yang tepat, keberlanjutan sumber daya air, dan dampak kegiatan
manusia terhadap siklus air.
f. Evaluasi Ekonomi: Evaluasi ekonomi dilakukan untuk memahami potensi
ekonomi lahan, seperti nilai pasar, produktivitas potensial, biaya produksi, dan
analisis kelayakan kegiatan pengembangan atau pemanfaatan lahan.
g. Analisis Lingkungan: Metode ini melibatkan pengukuran dan analisis terhadap
aspek lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, keanekaragaman hayati,
dan ketersediaan sumber daya alam.

5
Setelah data terkumpul, interpretasi data dilakukan dengan menganalisis dan membandingkan
informasi yang diperoleh dari berbagai metode di atas. Interpretasi data melibatkan proses
memahami dan menghubungkan hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi lahan,
serta memberikan rekomendasi atau keputusan berdasarkan analisis tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada akhir penulisan laporan ini berdasarkan tujuan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan diataranya sebagai berikut:

1. Untuk bisa melakukan tahapan metode pelaksanaan pengukuran topografi dengan


baik haruslah mengikuti prosedur yang ditentukan, karena jika ada salah satu
tahap pengukuran saja yang terlewat maka akan mempengaruhi hasil akhir.
2. Peta tanah dapat digunakan dalam manajemen sumber daya alam, seperti
konservasi tanah dan air. Informasi tentang erosi tanah, kemampuan penyerapan
air, atau potensi pencemaran dapat membantu dalam merencanakan dan
melaksanakan praktik konservasi yang tepat.
3. Peta tanah dapat memberikan panduan dalam pemilihan lokasi untuk
pengembangan, seperti pemukiman, industri, atau infrastruktur. Informasi tentang
karakteristik tanah, seperti stabilitas, drainase, dan kemampuan dukungan
struktural, dapat mempengaruhi keputusan terkait lokasi dan perencanaan
pembangunan.

3.2 Saran
Dalam setiap proses pekerjaan ksusunya pemetaan tanah harus mengikuti standar
operasional prosedur standar teknis agar tidak berpengaruh terhadap hasil pekerjaa.

6
DAFTAR PUSTAKA

Alzwar M., N. Akbar, & S. Bachri, 1992, Peta Geologi Lembar GarutPameungpeuk skala
1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung
Ritung, S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan
Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian
Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia. 45 hal.
Setyono, P., & Sopiah. (2013). Evaluasi Lahan: Kajian Kuantitatif untuk Pengembangan
Wilayah. Malang: Penerbit UB Press.
Yanto, H. (2019). Pemetaan Geologi Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.
Rais, Y. (2017). Peta dan Sistem Informasi Geografi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

7
Ketentuan
Sertakan hasil plagiasi cek minimal 30% (cek plagiasi dengan aplikasi apapun d
internet: turnitin, plagiasi checker) jika tidak ada saya anggap tidak ikut UTS

Anda mungkin juga menyukai