Anda di halaman 1dari 14

PETA, PEMETAAN , DAN POTENSI WILAYAH DESA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemetaan Wilayah Pedesaan

Disusun oleh:

Nama : Rahmaniar
NIRM : 04.1.17.0960
Tingkat :1B
Prodi : Penyuluhan Pertanian

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2018
PETA DAN PEMETAAN

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai
dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah
peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun
secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada
bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan
peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar
objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

Dimensi Peta : Apa yang kita dapatkan dalam mengkaji tentang Peta ,Ada 2 Aspek yaitu
1. Aspek Topologi : yaitu aspek yang berkaitan dengan dimensi Geografi seperti Letak
,Luas,Bentuk.Batas.Jarak,Arah
2. Aspek Fisik : Yaitu aspek yang berkaitan dengan Fisik berkaitan dengan Kwalitas
maupun Kwantitas (Geomorfologinya ,Klimatologinya ,Sumber Daya Alamnya ,Flora
dan Faunanya ,Tanah,Air,Udara,Mineral).
Letak : Dapat Kita Tinjau dari Letak Astronomis ,Geologis ,Geografis,Maritim,Sosial
Ekonomis Dll yang dapat mempengaruhi terhadap suatu wilayah (Region di permukaan
Bumi)

Dalam tehnik pembuatan peta dapat dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
1. Pengumpulan
2. Pemrosesan
3. Penggambaran

Dalam proses Pengumpulan Data dilakukan dengan :


1. Pengukuran langsung di Lapangan dengan menggunakan alat sederhana yaitu
Kompas dan pita ukur serta alat optik seperti Theodolit.
2. Penyadapan data dari Penginderaan jauh berupa foto udara maupun Citra Foto
yang digunakan untuk peta tematik dan peta umum.
3. Pengumpulan data statistik hasil sensus maupun data tabel
4. Penggunaan peta yang sudah ada juga atlas
Jadi, Pemetaan adalah : Proses pengukuran ,perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil
berupa Softcopy dan Hardcopy
Sedangkan Peta adalah :Suatu penyajian atau gambaran unsur –unsur kenampakan nyata
yang dipilih dipermukaan bumi atau benda angkasa atau kenampakan yang abstrak
dipermukaan bumi yang digambarkan dalam bidang datar dan diperkecil dengan skala.. ( ICA
: International Cartograp Asoiciation ).

Komponen Peta :
1. Judul : untuk mengetahui informasi apa yang ditekankan
2. Orientasi : Sbagai penunjuk arah agar lebih mudah dalam mengetahui posisi
3. Garis stronomis : Garis hayal yang melintang dan membujur pada peta untuk
mengetahui letak absolut kedudukan posisi dipermukaan bimi.
4. Skala Peta : Perbandinagn antar jarak sesungguhnya dengan jarak dipeta
5. Legenda : berisi keterangan yang ada pada simbol sebagai penjelas
6. Proyeksi ; Cara penggambaran peta yang disesuaiakan dengan kedudukan
dipermukaan bumi sehingga akan mendapatkan hasil yang baik dengan tingkat
kesalahan yang kecil.
7. Border : Garis tepi : agar peta lebih indah dan tegas
8. Latering ; Tulisan yang ada pada peta / simbol sebagai penjelas nama / karakteristik
yang ada dipermukaan bumi.
9. Tahun Pembuatan peta : untuk mengetahui valid dan tidaknya data kapan peta itu
dibuat.
10. Inset peta ; Peta kecil yang digunakan untuk
POTENSI WILAYAH DESA

Potensi secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan,
daya dan wilayah dalam hal ini bermakna lingkungan daerah (propinsi, kabupaten,
kecamatan). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi
wilayah desa. Jadi, potensi desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa yang
memungkinkan untuk dikembangkan, kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu
misalnya desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila
tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya
bermanfaat kepada masyarakat. Potensi wilayah harus mampu digali sesuai dengan kondisi
yang ada di daerah tersebut, selain keadaan wilayah yang mendukung namun juga lingkungan
sekitar harus diperhitungkan.
Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya akan menjadi “potensi” bila tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu
“realita” berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan
upaya-upaya tertentu untuk membuatnya bermanfaat kepada masayarakat.
Pendamoing Desa sebagai agen pembangunan harus memiliki kemampuan untuk
melakukan indentifikasi potensi wilayah secara partisipatif untuk merencanakan
pembangunan pedesaan yang berkaitan dengan masalah lingungan, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai hasil yang baik dalam Program Menabung Pohon seorang
Pendamping Desa perlu mempersiapkan suatu “instrumen” untuk menggali potensi wilayah
sehingga mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan
dan pengembangan sektor tertentu yang berbasis pada pemeliharaan lingkungan.
Identifikasi Potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan
ekosistem dengan menggunakan data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di
lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh
dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang relevan.
Identifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan wawancara
semi tersetruktur menggunakan teknik PRA, sedangkan identifikasi data sekunder dilakukan
dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan ekosistem dari data monografi
desa/kecamatan/BPP dan sumber lain yang mendukung.

METODE IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KONSEP PRA


Dalam melakukan pemetaan dan identifikasi potensi lingkungan desa, Pendamping
Desa berbeda dengan Fasilitator dalam menerapkan metode identifikasi. Fasilitator Program
Menabung Pohon cenderung melakukan identifikasi dengan konsep SLA (Sustainable
Livelihood Approach), sedangkan Pendamping Desa lebih cenderung menggunakan PRA

Apa Participatory Rural Appraisal (PRA) itu?. PRA adalah:

 “suatu metode untuk memahami desa secara partisipatif, dalam upaya memahami
permasalahan dan upaya antisipasi yang dibutuhkan, dengan berdasarkan pada potensi
dan kendala sumber daya yang tersedia”.
 “sebuah studi sebagai titik awal untuk memahami situasi lokal, yang dilakukan oleh suatu
tim multi-disiplin, dimana pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat diidentifikasikan
lebih dahulu sebagaimana dalam riset konvensional” .
 “suatu pengalaman belajar bersama secara intensif, sistematis, dan semi-terstruktur yang
dilakukan di masyarakat dengan tim multi-disiplin, dimana anggota masyarakat termasuk
sebagai peserta aktif

PRA adalah sekumpulan metode/pendekatan yang diharapkan dapat digunakan untuk


memfasilitasi masyarakat untuk:
 saling berbagi pengetahuan dan pengalaman;
 menganalisis kondisi kehidupannya; dan
 membuat rencana kegiatan berdasarkan hasil analisisnya

Dalam menggunakan PRA ada beberapa prinsip dasar yang harus dipegang oleh Pendamping
Desa dalam melakukan pemetaan dan identifikasi potensi desa, antra lain :
 Melibatkan kelompok masyarakat (mewakili)
 Masyarakat setempat sebagai pelaku utama
 Penerapan prinsip trianggulasi
 Berorientasi praktis
 Optimalkan hasil
 Santai dan Informal
 Prinsip demokrasi

Setelah memamahi prinsip – prinsip dasar PRA, maka berikutnya adalah melakukan
Langkah-langkah Pelaksanaan PRA yaitu :
 Persiapan
 Pelatihan
 Penyusunan Tim PRA
 Pendefinisisan tujuan PRA
 Pembuatan Desain Kegiatan PRA
 Kunjungan Awal
 Pelaksanaan Pra
 Penjelasan Maksud, Tujuan, dan Proses PRA
 Diskusi Penggalian Informasi
 Pendokumentasian Hasil Diskusi
 Presentasi Hasil Diskusi
 Perumusan Rencana Aksi
 Tindak Lanjut
 Perincian Rencana Aksi
 Pelaksanaan Secara Partisipatif
 Pengelompokan Data dan Informasi

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Identifikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari keadaan desa /
wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat
oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll).

Data sekunder diperlukan sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya
dalam rangka mengidentifikasi data/informasi apa yang diperlukan dalam kegiatan PRA.
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA dalam rangka
pelaksanaan Program Menabung Pohon diantaranya :
 Data agroklimat wilayah
 Batas wilayah
 Kependudukan
 Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah
 Tata guna lahan
 Jenis usaha masyarakat
 Sarana dan prasarana di wilayah
 Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah
dilaksanakan di wilayah
 Teknologi yang diterapkan

Langkah Langkah Penerapan


 Mengidentifikasi kebutuhan data/informasi yang diperlukan untuk menyusun perencanaan
program menabung pohon
 Memilih dan memilah data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di kumpulkan atau
di dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
 Mendiskusikan dimana dan siapa sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum
membagi tugas diantara anggota tim untuk melakukan pengumpulan data.
 Menyajikan data/informasi yang telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat
membaca, mengerti dan memahami kondisi/keadaan wilayahnya .
 Melakukan telaahan bersama pada setiap topik yang berkaitan dengan pengkajian
lingkungan yang akan dilakukan, misalnya dengan menghubungkan antara satu data
dengan data lainnya sehingga dapat terlihat masalah-masalah, potensi atau peluang
pengembangan potensi ekonomi program menabung pohon di wilayah tersebut.

IDENTIFIKASI DATA

Pembuatan Peta Sumberdaya Desa


Peta secara sederhana diterjemahkan sebagai gambar wilayah dimana informasi
diletakkan dalam bentuk simbol-simbol. Sebagai media informasi, peta dimanfaatkan untuk
membantu pengambilan keputusan. Peta yang akan dibuat lebih merupakan sarana untuk
membantu proses diskusi pemahaman kondisi wilayah. Dengan demikian, peta bukan sekedar
merupakan hasil dari diskusi tetapi lebih dari itu yaitu bagian dari proses diskusi.
Identifikasi Kegiatan Usaha atau Mata Pencaharian
Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi
diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat. Jenis-jenis mata pencaharian
beserta aspek-aspeknya, digambarkan dalam sebuah bagan.

Jenis Informasi yang diidentifikasi meliputi:


 mata pencaharian bidang pertanian seperti pertanian tanaman pangan, peternakan,
perkebunan, perikanan;
 mata pencaharian bidang non pertanian seperti industri makanan, pertenunan, kerajinan,
gerabah dan lain-lain; dan (c) ata pencaharian bidang jasa seperti buruh, tukang, transpot
dan lain-lain

Peta Transek Desa atau Penelusuran Lokasi


Arti harfiah transek adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya transek digunakan
oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah ekologi. Sebagai
teknikPRA, Teknik Penelusuran Lokasi (transek) adalah teknik PRA untuk melakukan
pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan jalan menelusuri
wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan
tersebut kemudian dituangkan dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan
lebih lanjut.

Identifikasi Kalender Musim


Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan –kegiatan dan kejadian-kejadian yang terjadi berulang dalam satu kurun
waktu tertentu ( musiman) dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dan keadaan-
keadaan itu dituangkan dalam kalender kegiatan atau keadaan-keadaan , biasanya dalam jarak
waktu satu tahun ( 12 bulan).

Identifikasi Kecenderungan Usaha Pertanian


Teknik pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan adalah teknik PRA yang
dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan
masyarakat dari waktu kewaktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati yang dapat
berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya kecenderungan
umum perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan datang.

Hubungan Kelembagaan
Masyarakat dalam melakukan aktivitas kesehariannya, baik secara langsung atau tidak
sering berinteraksi dengan berbagai kelembagaan lain apakah itu pemerintahan atau swadaya
masyarakat. Dalam interaksi ini, kedua belah fihak mempunyai peran yang berbeda dan dari
tujuan yang umum dijumpai, masyarakat adalahpenerima, mungkin ada juga sebagai pelaku.
Pada saat interaksi itu terjadi atau bahkan setelah suatu kegiatan berakhir, masyarakat
selalu akan menilai bagaimana keterkaitan dan sumbangan yang diberikan oleh lembaga-
lembaga tersebut, adakah menyentuh langsung kepentingan atau aktivitas mereka, bahkan
mungkin sama sekali tidak ada hubungan dengan masyarakat.
Teknik pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan merupakan teknik PRA yang digunakan
untuk memfasilitasi kajian hubungan anatara masyarakat dengan lembaga –lembaga yang
terdapat dilingkungannya. Hasil pengkajian dituangkan dalam Diagram Venn ( sejenis
diagram lingkaran /intersecsion), yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan
dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA


Secara umum, peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil
dan mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi dari atas yang dilengkapi dengan
simbol-simbol dan keterangan lainnya. Dengan kata lain adalah menggambarkan bentuk
permukaan bumi ke atas kertas atau media lainnya dengan cara membuat bentuk yang mirip
dengan kondisi riel dalam ukuran yang lebih kecil atau menggunakan skala tertentu.
Misalnya skala 1 : 100.000, yang menunjukkan bahwa ukuran 1 cm dalam peta mewakili
100.000 km dalam ukuran sebenarnya di permukaan bumi.
Wardiyatmoko (2004:18-19) menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan pembuatan peta
adalah :
 Menunjukkan posisi atau lokasi (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan
tempat lain) di permukaan bumi.
 Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak- jarak
di atas permukaan bumi.
 Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya
benua, negara, daerah, gunung dan sebagainya) sehingga berbagai dimensi dapat terlihat
dalam peta.
 Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah/kawasan/daerah.
 Komunikasi informasi ruang.
 Menyimpan informasi.
 Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi,
perencanaan wilayah dan tata ruang dan lain-lain.
 Membantu dalam pembuatan suatu disain, seperti disain jalan.
 Analisis data spasial, misalnya perhitungan volume.
Ada berbagai macam peta yang dikenal selama ini ditinjau dari jenis, skala, isi dan
tujuannya. Dalam konteks analisis potensi wilayah desa, maka yang akan dibahas lebih lanjut
adalah peta ditinjau dari tujuan atau informasinya. Menurut

Wardiyatmoko (2004) ada beberapa macam peta ditinjau dari jenis, skala, isi dan tujuannya,
yaitu :
a. Peta umum, yaitu peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu
wilayah atau daerah. Dalam peta ini digambarkan sungai, sawah, hutan, tempat
pemukiman, jalan raya, jalur rel kereta api, dan sebagainya.
b. Peta tematik (khusus), yaitu peta yang menggambarkan kenampakan- kenampakan
tertentu di permukaan bumi. Pada peta tematik biasanya dilengkapi dengan data-data
yang terkait dengan unsur-unsur geografi, antara laian :
Luas wilayah keseluruhan dan bagian-bagiannya.
 Lokasi suatu wilayah termasuk batas-batas administratifnya. Letak, jarak, dan arah
suatu tempat dengan tempat lain.
 Penyebaran dari macam-macam sumber daya alam. Penyebaran sosial, ekonomi, dan
budaya.
 Kenampakan alam/fisik permukaan bumi atau data spesifik lainnya.
Contoh peta tematik, sebagai berikut :
 Peta kepadatan penduduk, yang menggambarkan perbandingan jumlah penduduk di suatu
wilayah dengan luas daerahnya.
 Peta kriminalitas, yang menggambarkan persebaran kejahatan di suatu wilayah.
 Peta geologi, yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang dapat
mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan bumi.
 Peta air tanah, yang menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu wilayah.
 Peta irigasi, yang menggambarkan tentang aliran sungai, waduk, bendungan air, dan
saluran irigasi.
 Peta transportasi, yang menggambarkan jalur-jalur lalu lintas baik darat, laut maupun
udara.
 Peta lokasi, yang menggambarkan letak suatu tempat di permukaan bumi.

 Peta arkeologi, yang menggambarkan penyebaran letak benda-benda atau peninggalan-


peninggalan purba/bersejarah.
 Peta isohyet, yang menggambarkan banyaknya curah hujan di suatu wilayah atau tempat.
 Peta tanah, yang menggambarkan tanah berdasarkan golongan jenis-jenis tanah dengan
tingkat aktivitas manusia.
 Peta penggunaan lahan, yang menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada
hubungannya antara lingkungan geografis dan aktivitas manusia.
Setelah semua potensi dan permasalahan wilayah (desa) dianalisis atau diidentifikasi,
untuk mempermudah dalam mengkomunikasikannya kepada masyarakat, pengguna atau
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, maka segala

potensi dan permasalahan tersebut dapat digambarkan atau dipetakan penyebarannya.


Pemetaan potensi dan permasalahan wilayah desa dimaksudkan untuk menggambarkan dan
memudahkan dalam mengenali dan memahami potensi-potensi dan permasalahan yang ada
dalam wilayah desa, agar dapat ditentukan penanganan yang tepat. Kegiatan atau aktivitas
untuk mengetahui dan menggambarkan posisi serta penyebaran potensi dan permasalahan
dalam suatu wilayah desa inilah yang disebut dengan memetakan potensi dan permasalahan
wilayah desa.
Caranya memetakan potensi dan permasalahan dalam wilayah desa adalah sebagai
berikut :
1. Buat peta umum wilayah desa.
2. Tentukan simbol-simbol untuk tiap potensi yang ada dalam wilayah desa.
3. Tentukan simbol-simbol untuk tiap permasalahan yang ada dalam wilayah desa.
4. Pasangkan simbol-simbol potensi yang ada dalam wilayah desa pada peta desa sesuai
dengan posisi yang diyakini keberadaannya berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
5. Pasangkan simbol-simbol permasalahan yang ada dalam wilayah desa pada peta desa
sesuai dengan posisi yang diyakini keberadaannya berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan.
6. Beri keterangan untuk setiap item simbol yang terdapat dalam peta.

Contoh Peta Potensi Desa :

PERSAWAHAN
RUMAH PENDUDUK
KOLAM IKAN
WC
TEMPAT MENCUCI
PIPA AIR
TANAMAN

PETA DESA SALAMUNGKAL JAWA BARAT

Sumber : Modifikasi dari Suzuki dalam Daldjoeni, N. (1998).


KESIMPULAN

PETA adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi peta dan mendeskripsikan kenampakan bumi dari
atas dilengkapi dengan simbol-simbol dan keterangan lainnya.

PEMETAAN adalah Proses pengukuran ,perhitungan dan penggambaran permukaan bumi


dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa Softcopy
dan Hardcopy atau suatu proses untuk pembuatan peta .

POTENSI secara bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan,
daya dan wilayah dalam hal ini bermakna lingkungan daerah (propinsi, kabupaten,
kecamatan). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi potensi
wilayah desa.

POTENSI WILAYAH DESA mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa yang
memungkinkan untuk dikembangkan, kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu
misalnya desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila
tidak diolah, atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk
membuatnya bermanfaat kepada masyarakat.
1
4

Anda mungkin juga menyukai