Anda di halaman 1dari 10

Langkah-langkah

Pemetaan Desa
Kelompok 3
A. Latar Belakang

Peta desa disajikan untuk memberikan informasi-informasi berupa


batas wilayah, sarana prasarana, bangunan, penggunaan lahan dan jalan.
Batas wilayah sebagai salah satu unsur peta desa sehingga perlu
dipetakkan secara detail dikarena hal tersebut kadang menjadi pemicu
konflik wilayah di kawasan perdesaan.
Pemetaan desa dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dan Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.
B. Pengertian

 Menurut ICA (International Cartographic Association) peta


adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur penampakan
abstrak dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada
bidang datar secara diperkecil atau diskalakan.
C. Jenis-Jenis Peta

 Peta Sketsa adalah suatu


lukisan bebas mengenai suatu
kawasan di atas kertas.
 Peta dasar adalah suatu peta
yang memperlihatkan
pentunjuk atau ciri-ciri yang
bisa dijadikan acuan, seperti
sungai, jalan, bukit, yang
selanjutnya akan berguna
sebagai kerangka pembuatan
peta tematik
 Peta tematik merupakan
kelanjutan dari peta dasar,
artinya peta dasar yang sudah
akan ditambah dengan simbol-
simbol, atau warna tertentu
D. Keguanaan Peta

 Untuk mencatat keadaan setempat


 Untuk perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
alam
 Untuk bahan berkomunikasi masyarakat dengan pihak luar
E.Pemetaan Partisipatif
 Pemetaan partisipatif adalah suatu metode pemetaan yang
menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan di wilayahnya,
sekaligus juga akan menjadi penentu perencanaan pengembangan
wilayah mereka sendiri.

 Pemetaan partisipatif memiliki peran yaitu melibatkan seluruh


anggota masyarakat, proses yang berlangsung disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat, proses pemetaan dan peta yang dihasilkan
bertujuan untuk kepentingan masyarakat, sebagian besar informasi
yang terdapat dalam peta berasal dari pengetahuan masyarakat
setempat, dan peta yang dihasilkan dapat digunakan sesuai kebutuhan
masyarakat
Semakin berkembangnya teknologi maka semakin banyak
pengguna jaringan internet sehingga pemetaan desa saat ini tidak
hanya dilakukan survei tetapi dapat menggunakan teknologi
internet. OKe SIPP merupakan kependekan dari Orientasi
Keruangan, Sistem Informasi dan Pemetaan Partisipatif. Metode
ini dikembangkan oleh Divisi GIS Komunitas Konservasi
Indonesi WARSI (KKI WARSI) untuk mempercepat proses-proses
pemetaan wilayah desa.

Masyarakat pun sekarang sudah high tech ,tidak semua memang,


tetapi pada umumnya mereka mengenal teknologi ponsel,
beberapa sudah familiar dengan android, dan GPS tidak lagi
menjadi sesuatu yang terdengar asing ditelinga mereka. Lalu,
Partispatiflah yang memegang peranan utama dalam kegiatan ini
sebagai upaya berbagi peran antara ahli pemetaan dengan
masyarakat yang mengenal betul ruang kelola di wilayahnya
F. Langkah-Langkah Pemetaan Desa

Ada sembilan tahapan dalam OKe SIPP yang harus dilakukan hingga peta
yang dihasilkan dinyatakan layak publish atau memenuhi syarat menjadi
sebuah peta.
1. Pembuatan sketsa peta
Sketsa peta merupakan informasi keruangan sebentuk peta, yang
digambarkan sederhana secara partisipatif oleh masyarakat, namun
belum memenuhi unsur-unsur standar sebagaimana layaknya sebuah
peta.
2. Pembentukan tim survey
Tim survei ini akan dilatih menjadi Kader Pemetaan dan akan
bekerja melakuakn survei dilapangan. Setiap tim survei setidaknya
terdiri dari tiga orang tim inti yang masing-masing bertugas sebagai
penunjuk jalan, operator GPS, dan pencatat data. Sebagai penunjuk
jalan, harus dicari orang yang paham betul mengenai seluk beluk
wilayah yang akan disurvei.
3. Pelatihan membaca peta dan mengoperasikan GPS
Pelatihan yang secara khusus ditujukan kepada tim inti ini,
memiliki tujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan cara
mengoperasikan GPS, danmemberikan pemahaman tentang
hubungan GPS dan peta.
4. Merancang perencanaan survei lapangan.
Setelah tim dinyatakan lulus, hal yang harus dilakukan
selanjutnya adalah merancang perencaan survei lapangan.
Perencanaan survei lapangan, meliputi rencana dari mana survei akan
dimulai, kapan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, apa saja dan
berapa banyak logistik yang diperlukan, serta perlu atau tidaknya
tambahan orang diluar tim inti yang akan dilibat.
5. Survei lapangan.
6. Pengolahan data hasil survei.
Pada tahap ini, pekerjaan hampir sepenuhnya dilakukan oleh ahli
pemetaan dengan softwere GISnya.
7. Konsultasi public (KP)
KP merupakan proses penyampaian hasil pemetaan partisipatif
kepada para pihak yang ada di Kampung. Proses ini sekaligus menjadi
bagian dari verifikasi, koreksi, dan evaluasi terhadap hasil survei yang
sudah dilakukan tim
8. Kroscek dengan desa tetangga
Kroscek ini merupakan proses verifikasi dengan nagari tetangga
dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman tentang wilayah
9. Finalisasi data
melakukan sedikit koreksi data berdasarkan hasil verifikasi,
selanjutnya peta sudah bisa dilayout dan layak publish.

Anda mungkin juga menyukai