Ketika lahannya terserang virus kuning sejak November 2017 lalu, petani cabai
di Desa Kampungbaru, Kecamatan Puncu sempat panik. Lahan sempat
dibongkar. Pestisida kimia digunakan. Namun tanaman tetap rusak. Daunnya
menguning dan mengeriting.
Yakni pengendalian virus kuning yang merusak tanaman cabai. Virus yang
dibawa hama kutu kebul itu membuat daun menguning dan mengeriting.
Akibatnya, tanaman tidak berbuah lagi.
“Setelah diracik langsung disemprot ke tanaman cabai yang kena virus kuning.
Insya Allah tanaman akan pulih,” terangnya.
“Dengan minyak cengkih ini kandungan zatnya berupa eugenol juga mampu
memperbaiki struktur tanaman yang rusak,” terang pria yang kala itu memakai
topi berlambang negara Indonesia.
Selain daun menghijau, tunas-tunas baru dan batang tanaman cabai pun
memanjang. Dalam seminggu percobaan, responsnya terus positif. “Melihat
suksesnya percobaan awal itu kini kita terapkan masal di Kampungbaru. Kita
prediksi satu sampai dua minggu ke depan tanaman cabai di sini pulih kembali,”
terang Anang.
Untuk meracik sendiri pestisida minyak cengkih cukup mudah. Petani bisa beli
minyak cengkih satu liter di toko kelontong atau apotek. Minyak itu bisa
digunakan untuk luas lahan 100 hektare. Agar performa optimal, racikan minyak
cengkih dengan takaran 0,25 mililiter (ml) dicampur dengan 0,25 ml sabun cuci
rendah deterjen atau satu banding satu.
Kemudian dilarutkan dengan satu liter air. “Untuk sabun cuci campurannya itu
kita pakai sabun Mama Lemon atau Sunlight,” ujarnya.
Racikan minyak cengkih ini memang tak bisa langsung membunuh hama kutu
kebul. Namun cukup efektif mengembalikan hijau daun agar optimal. Lantas
bagaimana membasmi hamanya? Anang pun memberikan arahan agar petani
memberi perangkap likat kuning yang bisa menarik perhatian hama. Saat hama
datang akan tertempel dan tidak bisa kabur.
“Likat kuning juga cara alami tanpa kimia. Jadi cara yang kita beri saat ini kita
arahkan lebih ke organik,” terangnya.
Sebenarnya ada cara lain untuk membuat racikan minyak cengkih. Yaitu
menggunakan daun cengkih. Komposisinya, daun cengkih 1 kilogram (kg)
dicampur 4 liter air, kemudian diblender. Setelah direndam selama dua hari,
racikan tersebut bisa langsung digunakan.
Joko, petani Desa Kampungbaru yang juga ketua Kelompok Tani Jaya,
mengaku, lahannya terserang virus kuning sejak November. Dia telah
melakukan berbagai upaya melawan demi memulihkan tanaman cabainya.
Namun hasilnya tetap saja tanamannya rusak.
“Awalnya ada sales yang memberitahu ada pestisida yang bisa melawan virus
ini,” katanya saat ditemui setelah pengendalian virus kuning bersama.
Saat diterapkan, hama kutu kebul memang bisa mati. Tetapi setelah
penggunaan pestisida kimia itu, daun tanaman mulai menguning dan
mengeriting. Kini dengan minyak cengkih, Joko berharap, bisa memulihkan
tanamannya. Sehingga produksi cabainya kembali optimal.
“Semoga bisa pulih Mas. Sudah bingung kita hadapi virus kuning ini,” tegasnya.
(rk/fiz/die/JPR)