TINJAUAN PUSTAKA
10
11
manusia mengatur semua tenaga kerja secara efektif dan efisien dengan
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dalam mewujudkan tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan memiliki tujuan tertentu maka
tenaga kerja akan termotivasi untuk bekerja sebaik mungkin.
d. Pengintegrasian
13
2. Kepemimpinan partisipatif
Kepemimpina Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan
dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan
loyalitas, dan partisipatif para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar
merasa ikut memiliki perusahaan.
Karakterisitik dari Kepemimpinan Partisipatif, yaitu :
a. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan-
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
b. Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mempertimbangkan saran
atau ide yang diberikan bawahannya.
c. Pemimpin menganut sistem manajemen terbuka (open management) dan
desentralisasi wewenang.
3. Kepemimpinan delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dengan lengkap. Dengan demikian, bawahan
dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa
dalam melaksanakan pekerjaan. Pemimpin tidak peduli cara bawahan
mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan.
Karakteristik dari Gaya Kepemimpinan Delegatif, yaitu :
a. Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
kepada bawahan.
b. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak mata dengan
bawahannya.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan
yang cocok untuk segala situasi, maka penampilan pemimpin yang efektf dari
perusahaan harus menyesuaikan tipe kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi.
Pengertian situasi mencakup kemampuan bawahan, tuntutan pekerjaan, tujuan
organisasi. Gaya kepemimpinan yang demikian yang sangat baik untuk diterapkan
agar motivasi kerja karyawan tinggi.
17
3. Laissez faire
a. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu, dengan
partisipasi minimal dari pemimpin.
b. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang
membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat
ditanya.Dia tidak mengambil bagian dalam diskusi kerja.
c. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
d. Kadang-kadang memberi komentar sponsor terhadap kegiatan anggota
atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu
kejadian.
2.3 Pelatihan
2.3.1 Pengertian Pelatihan
Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan
yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan pada praktek daripada teori.
Adapun pengertian pelatihan menurut beberapa pendapat para ahli adalah
sebagai berikut :
19
3. Peserta Pelatihan
Peserta merupakan salah satu unsur yang penting, karena program pelatihan
adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta (karyawan). Sebelum
ditentukan peserta yang akan mengikuti pelatihan, terlebih dahulu perlu
ditetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta, misalnya usia, jenis kelamin,
pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan.
4. Materi program (bahan) pelatihan
Materi program disusun dari estimasi kebutuhan dan tujuan pelatihan.
Kebutuhan disini dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan
pengetahuan yang masih diperlukan. Apapun materinya, program harus dapat
memenuhi kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan.
5. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dipilih hendaknya sesuai dengan jenis pelatihan yang
akan diaksanakan dan dikembangakan oleh perusahaan. Beberapa teknik akan
menjadikan prinsip belajar tertentu menjadi lebih efektif. Dalam
melaksanakan pelatihan ini ada beberapa metode yang digunakan, antara lain
metode on the job dan off the job training.
a. On The Job Training.
On the job training (OT) atau disebut juga pelatihan dengan instruksi
pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para pekerja atau
calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang riil, dibawah
bimbingan dan supervise dari karyawan yang telah berpengalaman atau
terlatih.
b. Off The Job Training
Pelatihan di luar kerja (Off the job training) adalah pelatihan yang
berlangsung pada waktu karyawan yang dilatih tidak melaksanakan
pekerjaan rutin/biasa.
6. Tujuan pelatihan.
Tujuan pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh
perusahaan serta dapat membentuk tingkah laku yang diharapkan serta
kondisi-kondisi bagaimana hal itu dapat dicapai. Tujuan yang dinyatakan ini
23
kemudian menjadi standar terhadap kinerja individu dan program yang dapat
diukur.
2.4 Motivasi
2.4.1 Pengertian Motivasi
Motivasi pada dasarnya merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang
agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Dengan kata lain, adalah dorongan dari
luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Pengertian Motivasi menurut Rivai dalam Suhendra (2015:37) motivasi
adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi untuk mencapai hasil
yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Menurut Simamora (2004:510), menyatakan bahwa motivasi adalah fungsi
dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat
kinerja tertentu yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendaki”
24
d. Integrasi tujuan
Dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs complex, yaitu untuk
memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan
adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasi dan tujuan
karyawan harus disatukan.
e. Fasilitas
Manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan
dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, misalnya memberikan bantuan kepada salesman.
f. Team work
Manajer harus menciptkan team work yang terkoordinasi baik yang dapat
mencapai tujuan perusahaan. Team work (kerjasama) ini penting karena
dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
2.4.6 Indikator Motivasi
Teori Abraham Maslow yang dikutip oleh Mangkunegara (2011:154)
adalah teori kebutuhan. Menurut Maslow bahwa pada setiap diri manusia itu
terdiri atas lima kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan fisik (physiological needs)
Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik seperti kebutuhan untuk
makan, minum, pakaian, seks, dan lain-lain.
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dari ancaman-
ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti keamanan dari ancaman
orang lain, ancaman alam, atau ancaman bahwa suatu saat tidak dapat
bekerja karena faktor usia atau faktor lainnya.
c. Kebutuhan social (social needs)
Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai
orang lain, dan mencintai orang lain.
30
4. kebutuhan pengakuan
3. kebutuhan sosial
2. kebutuhan rasa aman
1. kebutuhan fisik
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Sumber : Mangkunegara (2011:156)
HASIL SUMBER
NO PENELITI JUDUL
PENELITIAN
4 Analisis Metode Hasil analisis Jurnal EMBA
Ronald Kepemimpinan Dan menunjukan secara Vol.3 No.3 Sept.
James Luly1 Motivasi Kerja Terhadap simultan atau parsial, 2015
Jantje L. Peningkatan metode kepemimpinan
Sepang2 Produktivitas Kerja dan motivasi kerja
Pegawai Di Kantor Balai berpengaruh signifikan
Pelatihan Kesehatan terhadap produktivitas
Provinsi Sulawesi Utara kerja karyawan
5 Margareta E. Kepemimpinan Dan Hasil penelitian dengan Jurnal EMBA
Harimisa Motivasi Kerja menggunakan analisis 2143 Vol.1 No.4
Pengaruhnya Terhadap regresi berganda Desember 2013
Produktivitas Kerja menunjukkan
Pegawai Di Kantor kepemimpinan dan
Camat Sario Kota motivasi kerja secara
Manado bersama berpengaruh
terhadap produktivitas
kerja para pegawai
6 M.L. The influence of Gaya kepemimpinan, International
Voon1, leadership styles on berpengaruh terhadap Journal of
M.C. Lo2, employees’ job kepuasan karyawan
Business,
K.S. Ngui1, satisfaction in public
N.B. Ayob2 sector organizations in Management
Malaysia and Social
Sciences
Vol. 2, No. 1,
2011, pp. 24-
32
7 Liliana Transformational and Gaya kepemimpinan Ingeniare -
Pedraja- transactional yang berbeda
Revista
Rejas, leadership: mempengaruhi
produktivitas karyawan Chilena de
Emilio A study of their
Rodríguez- influence in small Ingeniería, vol.
Ponce, companies 14 Nº 2, 2006,
Milagros
Delgado-
Almonte,
Juan
Rodríguez-
Ponce
8 Ovidiu- Employee motivation Motivasi kerja mampu Review of
Iliuta and organizational mempengaruhi Applied Socio-
performance kemampuan karyawan
Dobre dalam perusahaan
Economic
Research
(Volume 5,
Issue 1/ 2013 )
36
Dalam organisasi ada dua pihak yang saling tergantung dan merupakan
unsur utama dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai
sebagai bawahan. Kepemimpinan pemimpin dalam suatu organisasi dirasa sangat
penting, karena pemimpin memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan
organisasi yang biasa tertuang dalam visi dan misi organisasi. Kepemimpinan
ialah kemampuan dan keterampilan seseorang atau individu yang menduduki
jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain
terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga
melalui perilaku yang positif tersebut dapat memberikan sumbangsih nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi
Pemimpin perlu memberikan arahan kepada kayawan untuk mencapai
target kerjanya. Karyawan tidak seperti faktor produksi lain yang nilai
ekonomisnya semakin merosot bila semakin lama digunakan, karena karyawan
dapat dikembangkan keterampilan serta kemampuannya dalam bekerja, salah
satunya adalah dengan melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
karyawan. Dengan penyisihan dan penyediaan dana untuk kepentingan pelatihan.
Pelatihan merupakan suatu kekuatan yang diharapkan dapat mempercepat
pembinaan sumber daya manusia dengan kompetensi, kemampuan dan tingkat
profesionalisme yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kebutuhan akan pelatihan terjadi karena adanya tuntutan perubahan dalam
teknik penyelesaian tugas dan adanya perbedaan kemampuan karyawan.
Karyawan yang telah mengikuti pelatihan tersebut setidaknya akan mengalami
perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik sehingga meningkatkan
prestasi kerjanya, baik itu perubahan perilaku, keterampilan maupun
pengetahuannya. Keuntungan dari pelatihan ini adalah karyawan yang mampu
memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan atas sikap, perilaku, keterampilam
dan pengetahuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Kemudian elemen yang bernilai penting dalam organisasi selain gaya
kepemimpinan adalah motivasi kerja. Motivasi ialah faktor yang kehadirannya
mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Motivasi merupakan variabel
37
penting, dimana motivasi perlu mendapat perhatian besar bagi organisasi dalam
peningkatan produktivitas karyawannya.
Oleh karena itu, pimpinan perusahaan yang bersangkutan hendaknya dapat
menyusun suatu perencanaan yang cukup cermat, agar fasilitas yang diberikan
oleh perusahaan kepada para karyawan dapat benar benar menaikan tingkat
produktivitas kerja bukannya justru menurunkan tingkat produktivitas dari
perusahaan yang bersangkutan.
Gambar kerangka pemikiran menunjukkan bahwa untuk mencapai
produktivitas kerja yang tinggi maka perlu adanya arahan pimpinan terhadap
karyawan dimana karyawan dituntut untuk memiliki kemampuan melalui
pelatihan yang didapatkannya. Dengan gaya kepemimpinan yang tepat dan hasil
pelatihan yang bermanfaat dapat memberikan motivasi kerja yang tinggi hingga
mencapai produktivitas yang tinggi pula
Gaya kepemimpinan
Produktivitas
Motivasi kerja
Pelatihan
2.8 Hipotesis