Praktikum
GEOLOGI DASAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul ‘’ Praktikum Geologi Dasar
‘’. Modul ini merupakan salah satu sumber/ dasar untuk melaksanakan Praktikum
Geologi Dasar di Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
InstitutTeknologi Nasional Yogyakarta.
Dalam penulisan modul ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
modul praktikum ini. Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan modul praktikum
geologi fisik ini, khususnya kepada :
1. Bayu Rohman Pangacella Putra, S,T., M.T., selaku ketua Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta
2. Ir. A Isjudarto, M.T., selaku Dosen Geologi Dasar
3. Teman-teman asisten dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan modul ini.
Asisten
1.1 Pengertian
Atlas adalah sekumpulan peta-peta yang dirangkai menjadi sebuah buku, yang
berisi simbol, tulisan maupun bahasa yang memudahkan kita menemukan suatu daerah
atau letak wilayah pada suatu negara.
Sedangkan peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan
bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu
Didalam sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah di permukaan bumi, seperti
gunung, sungai, kota, jalan raya, dataran rendah, dataran tinggi dan lain lain yang
digambarkan dengan symbol untuk memudahkan orang yang menggunakannya
Ilmu yang mempelajari cara-cara pembuatan peta disebut kartografi, sedangkan
orang yang ahli dalam pembuatan peta disebut kartograf. Lembaga di Indonesia yang
bergerak dalam penelitian dan pengembangan teknologi survey dan pemetaan antara
lain adalah : badan koordinasi survey dan pemetaan nasional (bakosurtanal), direktorat
topografi (dittop) TNI AD, pusat survey pemetaan (pussurta), dinas hidrologi dan
oseanografi (dishidros) TNI AL.
2.1. Pengertian
Topografi berarti rupa/bangun/konfigurasi dari daratan atau roman muka bumi
(„earth‟s features‟). Sedangkan peta topografi merupakan peta yang menggambarkan
bentuk/roman muka bumiyang meliputi perbedaan tinggi rendah/relief, sungai, danau,
tepi laut, vegetasi baik asli maupun hasil tanaman, dan hasil kebudayaan manusia.
Peta Topografi dibagi dua yaitu :
IK = 1 / 2 00 0 x Sk a l a P e t a
H. KETINGGIAN („ELEVATION/ALTITUDE‟)
Ketinggian adalah jarak vertikal antara suatu titik dipermukaan bumi dengan
bidang datum (muka laut).
Kutub utara sebenarnya (TN = kutub utara geografis) dan kutub utara magnetik (MN =
'Magnetic North') tidak berhimpit. Kompas akan menunjukkan ke kutub utara magnetik.
DEKLINASI ('DECLINATION')
A. Deklinasi Magnetik ('Magnetic Declination')
Deklinasi Magnetik yaitu besarnya penyimpangan antara garis penghubung kutub
utara sebenarnya dengan kutub magnetik atau sudut yang dibentuk oleh dua garis ditarik
dari satu titik masing- masing menuju US dan UM.
VARIASI MAGNETIK = setiap tahun deklinasi US - UM berubah.
INKLINASI ('INCLINATION') :
D. SKALA PETA
Skala Peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di pemukaan bumi / dilapangan
2. Skala Grafis
Ditunjukkan dengan sepotong garis. Lebih praktis terutama dalam
menghindari penciutan atau perbesaran kertas. Contoh :
5 km
E. PEMBAGIAN DAERAH
Disebut juga dengan Petunjuk/Indeks Administrasi, yaitu pembagian daerah
berdasarkan atas hukum administrasi atau pemerintahan. Petunjuk pembagian daerah
sangat berguna untuk mempermudah pengurusan ijin untuk melakukan penelitian di
daerah tersebut.
Contoh :
Batas Wilayah
G. 'CAVERAGE DIAGRAM'
Caverage Diagram adalah diagram yang menerangkan bagaimana dan dengan cara apa
peta topografi tersebut dibuat, sehingga dapat memperkirakan kebenaran dan ketelitian
peta tersebut.
Sentripetal :
Sungai menuju kesatu arah, umumnya menunjukkan adanya depresi atau akhir
daripada antiklin atau sinklin yang tererosi.
PENAMPANG TOPOGRAFI
Penampang topografi adalah profil yang menunjukkan muka bumi sepanjang garis
penampang tertentu. Penampang ini dibuat dengan memproyeksikan titik potong kontur
dan garis penampang pada ketinggiannya
Kadang-kadang skala tegak dibuat lebih besar dengan maksud lebih memperlihatkan
profilnya.
Jadi harga kontur yang diingini (karena IK = 10 m) Yaitu : 220, 210, 200, 190.
Untuk menentukan letaknya pada garis no : 1 (diatas) :
190 ---> 190−226 × 15 𝑐𝑚 = 11,74 𝑐𝑚 (dari titik A)
226−180
Atau
190 ---> 190−180 × 15 𝑐𝑚 = 3,26 𝑐𝑚 (dari titik B)
226−180
selanjutnya
Atau
200 ---> 200−180 × 15 𝑐𝑚 = 6,58 𝑐𝑚 (dari titik B)
220−180
3.1 Pengertian
Mineral adalah zat padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara alamiah
berupa unsur atau persenyawaan dengan komposisi kimia tertentu dan umumnya
mempunyai struktur Kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris beraturan. Menurut
komposisinya mineral dibedakan menjadi beberapa golongan. Yaitu :
I. Native Elements.
Emas (Au), Perak (Ag), Tembaga (Cu), Intan ( C ) dll.
II. Sulfida
Galena (PbS), Chalcopyrite (CuFeS2), Pyrite (FeS2)
IV. Halida
Halite (NaCl), Fluorite(CaF2), Sylvite (KCl)
3. Belahan (Cleavage)
Sifat mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-arah tertentu dan bentuk rata,
umumnya sejajar dengan salah satu sisi kristal.
Contoh : Mika belahan satu arah sempurna
4. Pecahan (Fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral dan umumnya tidak
teratur, disebabkan suatu mineral mendapat tekanan yang melebihi batas- batas elastis dan
plastisnya.
PECAHAN KETERANGAN
Conchoidal Pecah bergelombang melengkung seperti kulit bawang atau botol pecah.
Contoh : Kuarsa
Hackly Pecah tajam-tajam, seperti besi pecah Contoh Stibnite
Fibrous/Splintery Pecahan menunjukkan bentuk seperti serat Contoh : Asbestos
Even Bidang pecah halus-agak kasar, masih mendekati bidang datar.
Uneven Permukaan pecah kasar dan tidak teratur seperti kebanyakan mineral.
Contoh : Hematite
5. Kilap (Luster)
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral. Kilap
tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi).
KILAP („LUSTER‟) KETERANGAN
Intan („Adamantine‟) Sangat cemerlang, seperti pada intan permata.
Kaca („Vitreous‟) Kilap seperti pada pecahan kaca.
Damar („Resineous‟) Kilap seperti dammar, misalnya pada sphalerit
Lemak („Greasy‟) Kilap seperti lemak, permukaan mineral seperti berminyak, contoh :
Nafelin.
Mutiara („Pearly‟) Kilap seperti mutiara, biasa terlihat pada belahan.
Sutera („Silky‟) Kilap seperti sutera, biasa terlihat pada mineral menyerat, contoh : Asbes.
Tanah („Earthy‟) Disebut juga kilap Buram (Dull), biasa terlihat pada mineral yang
kompak
7. Kekerasan (Hardness)
Adalah ukuran daya tahan dari suatu permukaan mineral terhadap goresan
(scratching). Mohs (1822) telah membuat skala kekrasan mineral secara kualitatip (scale of
relative hardness).
Contoh : Kalsit Kekerasan = 3
Batuan adalah benda (padat) yang terbentuk secara alamiah, umumnya anorganik
dan bersifat kristalin, homogen, dengan komposisi kimia tetap/ tertentu serta mempunyai
sifat fisika tertentu pula.
Berdasarkan komposisinya, mineral dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
golongan, yaitu :
➢ logam mulia
➢ Halida
➢ Sulfida
➢ Oksida
➢ Karbonat
➢ Sulfat
➢ Pospat
➢ Silikat
Batuan yang tersusun dari mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma.
1. Tekstur :
Hubungan antara sifat butir mineral yang satu dengan butir mineral lainnya didalam satu
masa dasar yang tidak terpisah.
Tekstur dalam batuan beku terdiri atas beberapa macam yaitu :
• Derajad Kristalisasi
Derajat/tingkatan kristalisasi mineral dalam suatu masa batuan, meliputi :
A. Holokristalin : Apabila seluruh masa batuan terdiri dari kristal (mineral). Batuan
beku Intrusi-Plutonik.
B. Holohyalin : Apabila seluruh masa batuan terdiri dari non-kristal/Amorf/gelas. Pada
batuan beku Ekstrusi-Volkanik.
C. Hipokristalin : Apabila sebagian masa dasar batuan berupa kristal dan sebagian lagi
berupa gelas/amorf. Pada batuan beku Intrusif-Hypabisal.
• Granulitas
Ukuran kristal/besar butir dalam masa batuan beku, yaitu :
a. Fanerik : Kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa, dengan ukuran kristal
yaitu :
b. Afanitik : Kristalnya sangat halus sehingga sulit dibedakan dengan mata biasa.
Ukuran kristal disebut gelas/amorf.
• Fabrik
• Relasi
Hubungan antar kristal dalam batuan beku, yaitu :
a. Equigranular : Ukuran kristalnya sama/hampir sama besar.
- Panidiomorfik/Idiomorfik :
- Hipidiomorfik :
- Allotriomorfik/Xenomorfik :
b. In equigranular
Ukuran kristalnya tidak sama, yaitu :
• PORFIRITIK : Adanya mineral sulung/besar (feno-kris) dalam masa dasar berupa
kristal yang lebih kecil atau gelas.
• PORFIRO AFANITIK : Fenokris (kristal sulung) terdapat pada masa dasar yang
Afinitik
• VITROFIRIK : Fenokris (kristal sulung) terdapat dalam masa dasar gelas/amorf.
C. Amigdaloidal
D. Skoria
E. Pumaceous
F. Aliran
Matriks/Masa dasarSemen
Semen
Butiran dan Matriks adalah material hasil rombakan batuan asal yang berasal dari
tempat lain (‘allocthone’), sedangkan semen merupakan material insitu
(‘Autochtone’)
Besar Butir
BESAR BUTIR UKURAN NAMA BATUAN
(mm)
BOULDER / BONGKAH > 256
Besar Butir ('Grain Size') adalah ukuran diameter dari fragmen batuan (Tabel 4.4 )
bearing
plunge
2. Bidang
a. Lapisan
arah jurus/ strike
kemiringan
bentuk (menerus, membaji, menjari dll)
b. Kekar
arah kekar
kemiringan
dimensi (panjang, luas)
bentuk (rata/ tidak, terbuka/ tertutup
c. Sesar
arah sesar
kemiringan
dimensi
pergeseran
d. Lipatan
arah lipatan
macam/tipe lipatan (simetri/ asimetri, menunjam)
e. Ketidakselarasan (unconformity)
jenis (angular conformity, non conformity, para conformity, disconformity)
Lapisan horisontal :
Sesar naik :
Sesar turun :
Sesar geser :
Sinklin :