Anda di halaman 1dari 15

PETA KONTUR 2D

“Laporan Praktikum Kartografi dan Navigasi”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kratografi dan Navigasi

Dosen Pengampu:

Aswin Nur Saputra, S. Pd, M.Sc

Oleh

M. RIZQI ZIDAN SAPUTRA

NIM 2310115310003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan praktikum
kartografi dan navigasi menggabar PETA KONTUR PADA PETA RBI dengan sebaik-baiknya
serta tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam tak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang.

Laporan ini saya buat dengan sedemikian rupa, harapan saya laporan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya agar kedepannya dapat menambah
pengetahuan kita mengenai segala sesuatu yang tertera di dalam laporan ini.

Karena keterbatasan pengetahuan saya menyadari laporan ini belum sempurna. Oleh
karena itu saya menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar sayadapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Banjarmasin,28 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I............................................................................................................................................. 4

PEENDAHULUAN....................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II ........................................................................................................................................... 5

DEFINISI TEORI .......................................................................................................................... 5

2.1 Landasan Teori..................................................................................................................... 5

2.2 Bentuk Lereng ..................................................................................................................... 7

2.3 Bentuk Bukit ........................................................................................................................ 8

2.4 Cekungan atau depresi ......................................................................................................... 8

BAB III ........................................................................................................................................ 10

PRAKTIKUM ............................................................................................................................. 10

3.1 Praktikum ...................................................................................................................... 10

3.2 Hasil Praktikum ............................................................................................................ 11

BAB IV ........................................................................................................................................ 12

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 12

4.1 Pembahasan................................................................................................................... 12

BAB V ......................................................................................................................................... 14

PENUTUP ................................................................................................................................... 14

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

3
BAB I

PEENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat
diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan keterangan-
keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Jadi peta adalah hasil pengukuran dan
penyelidikan yang dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal- hal yang
bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi atmosfer, mengenaii kondisi permukaan tanah,
mengenai keadaan lautan, mengenai bahan yang membentuk lapisan tanah dan lain-lain.
Adapun peta-peta yang memberikan gambaran mengenai hal-hal tersebut diatas, berturut-turut
disebut peta meteorology, peta permukaan tanah, peta hidrografi, peta geologi dan lain-lain
yang kesemuanya adalah peta dalam arti yang luas.

Dengan mempelajari cara pembuatan kontur dapat kita ketahui keadaan wilayah hutan yang
ingin digambarkan atau dipetakan pada ketinggian yang sama sehingga dapat mengetahui tinggi
rendahnya suatu wilayah. Hal tersebut berguna untuk mengetahui apa tanaman yang cocok dan
cara yang cocok dalam system penanaman kayu. Dengan cara mempelajari cara pembuatan
kontur dapat kita ketahui wilayah hutan yang ingin digambarkan atau dipetakan pada ketinggian
yang sama sehingga dapat mengetahui tinggi dan rendahnya suatu wilayah. Hal tersebut
berguna untuk mengetahui apa tanaman yang cocok dan cara yang cocok dalam sistem
penanaman kayu.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul Pembuatan Kontur adalah untuk melatih
mahasiswa dalam pembuatan peta kontur dengan pola radial dan mengetahui konfigurasi lahan
(pola atau bentuk lahan)

4
BAB II

DEFINISI TEORI

2.1 Landasan Teori

Berdasarkan isinya peta dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu peta umum dan peta
khusus (tematik). Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
Peta ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu tempat (daerah), baik penampakan
yang terdapat di suatu tempat, baik kenampakan fisis, misalnya sungai, gunung, laut, danau dan
lainnya. Kenampakan sosial, misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.
Peta umum ada dua jenis, yaitu peta topografi dan peta khorografi. Peta topografi yaitu peta
yang menggambarkanbentuk relief permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis
kontur (contur line), yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian sama. Peta khorografi merupakan peta yang menggambarka seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil. Dalam peta khorografi digambarkan semua
kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat dan
untuk memperhatikan tingkat keamanan suatu lereng. Ciri utama peta topografi adalah
menggunakan garis kontur. Dimana garis tersebut dapat memberikan informasi baik secara relif
maupun secara absolut(Kuswadi et al., 2011)

Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sangat tinggi dan
suatu permukaan tanah di dalam peta. Dari simbol-simbol yang ada garis kontur yang lebih
sering dipakai dalam penggambaran sebuah peta, karena selain banyaknya elevasi yang dapat
digambarkan, garis kontur merupakan petunjuk langsung dari suatu elevasi tertentu. Garis
kontur ini dapat kita bayangkan sebagai tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur
pada suatu peta dengan lainya menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin
jarang jarak antara garis kontur pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang disebut
termasuk dalam kategori landai(Kraak & Ormeling, 2020)

Garis kontur merupakan sebuah garis yang digambarkan pada daerah yang menghubungkan
semua titik yang ketinggiannya sama diatas atau dibawah datum tertentu. Konsep garis kontur
tersebut dapat dengan mudah dipahami jika kita mempu membayangkannya. Dengan
mempelajari pembuatan kontur kita dapat mengetahui keadaan wilayah hitam yang ingin
digambarkan atau dipetakan pada ketinggian yang sama. Di dalam pembuatan kontur, terdapat
beberapa sifat - sifat garis kontur yaitu:

5
1. Jarak horizontal 2 buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval.

2. Pada tanah dengan lereng seragam maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak
satu sama lain.

3. Garis-garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan
khusus.

4. Pada permukaan datar atau rata garis kontur akan merupakan suatu garis lurus, berjarak
sama dan sejajar satu sama lain.

5. Suatu garis kontur tidak akan terletak pada dua buah garis kontur yang lebih tinggi atau
lebih rendah evaluasinya.

Garis- garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting garis kontur juga memperhatikan elevasi
dan konfigurasi permukaan tanah

Garis-garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak
menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan elevasi
dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik-titik yang tidak terletak diatas garis kontur bisa
dicari dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi titik tersebut.
Adapun bidang acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan laut rata-rata.
Informasi relief secara absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang
merupakan garis ketinggian tersebut di atas di suatu bidang tertentu.(Pertiwi, 2011)

Informasi yang dapat diperoleh dari kenampakan yang ada pada peta kontur adalah
diperoleh informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (lereng cekung, cembung, atau
seragam), dapat menunjukkan kemiringan lereng (kategori lereng landai atau terjal). Peta kontur
dapat digunakan untuk menentukan profil atau diagram penampang dari dua titik pada peta.
Profil atau penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila dipotong secara
vertikal oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya.

6
2.2 Bentuk Lereng

Berdasarkan peta kontur dapat diketahui informasi tentang bentuk lereng, kemiringan
lereng. Bentuk lereng dapat diklasifikasikan menjadi bentuk lereng seragam, lereng cekung,
atau lereng cembung. Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau tebing, sehingga bila
digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling berhimpit, Berikut ini contoh
penggambaran ketiga bentuk lereng tersebut.(Humaro et al., 2023)

7
2.3 Bentuk Bukit

Penampang melintang suatu bukit tidaklah sama, ada yang memanjang dan ada yang
membulat. Pada gambar berikut terlihat bahwa gambar (a) adalah gambar peta kontur yang
menunjukkan bentuk bukit memanjang, sedangkan gambar (b) adalah gambar peta kontur
yang menunjukkan bentuk bukit membulat.

2.4 Cekungan atau depresi

Cekungan merupakan bentuk relief yang lebih rendah dari permukaan bumi di
sekelilingnya. Cekungan dapat pula terjadi di puncak bukit atau gunung yang membentuk
semacam kaldera luas seperti yang terdapat di Gunung Bromo. Bahkan di beberapa tempat,
cekungan atau depresi dapat memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut. Pada peta
topografi, cekungan digambarkan dengan garis kontur yang semakin mengecil ke arah
dalam dan memiliki gerigi, sehingga berlawanan dengan penggambaran gambar sebuah
bukit. Berikut ini ditampilkan penggambaran relief yang berupa cekungan atau depresi.

Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis berpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya
dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan
sesuai skala. Berikut ini dipaparkan metode penggambaran relief menggunakan sistem
logical contouring dengan cara grafis dan cara interpolasi linear.

8
1. Cara grafis, merupakan metode penggambaran kontur dengan menarik garis
sembarang untuk memperkirakan posisi kontur sesuai dengan nilai Ci.

2. Cara interpolasi linear, adalah cara penggambaran kontur dengan melakukan.


perhitungan sistematis

9
BAB III

PRAKTIKUM

3.1 Praktikum

a) Waktu dan Tanggal


Hari/Tanggal : Selasa, 28 November 2023

Waktu : 08.00 WITA - Selesai

Tempat :-

b) Alat dan Bahan

1. Kertas kalkir

2. Peta RBI

3. Penggaris Sablon

4. Rapidogarph

5. Penggaris

6. Tape

c) Cara Kerja

1.Pertama, kita siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, sepertibuku milimeter block
ukuran A3, Pensil, penghapus, dll.

2.Menggambar gunung/bukit/punggungan atau kita bisa menggambar cekungan/depresi


yang akan kita gambar garis konturnya.

3.Gambar garis untuk menentukan titiknya, contoh: 0, 20,40,…, 480m(sebanyak 25


garis/titik).

4.Kemudian tarik garis dengan titik yang memiliki angka sama.5 Setelah itu gambar
kenampakannya dengan menghubungkan garis yang memiliki ketinggian yang sama.

6.Beri keterangan ketinggian pada garis kontur dengan ketinggian yang sama. Adapun
contour intervalnya adalah 20 m. dan

7.Menggambar indeks kontur dengan indeks sebesar 100 meter

10
3.2 Hasil Praktikum

11
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Garis kontur adalah suatu garis khayal (imagenary lines) yang menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama, diatas atau dibawah suatu refrensi tinggi tertentu di atas
permukaan bumi. Contoh garis kontur 25 m, artinya garis kontur yang menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama 25 m terhadap refrensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat
dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis berpotongan bidang mendatar dengan
permukaan bumi ke dalam bidang mendatar peta. Peta kontur merupakan suatu peta yang
menunjukkan garis-garis ketinggian atau kontur. Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Peta kontur ditemukan pada peta
topografi, peta rupa bumi, peta teknik skala besar, peta perencanaan. Garis kontur merupakan
garis yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat yang sama tingginya pada peta.
Ketelitian dalam kontur pada posisi suatu titik diatas peta ditentukan dengan koordinat X, Y, Z
karena itu ketelitian titik-titik dapat dinyatakan

dengan “salah menengah” dari koordinat

-koordinat tersebut. Umunya dibedakan ketelitian antara koordinat X dan Y yang dinamakan
ketelitian 10 tinggi (vertikal). Faktor yang mempengaruhi ketelitian garis kontur pada suatu peta
adalah:

1.Ketelitian pengukuran, berhubungan dengan skala peta yang dihasilkan dan metode pengukuran
yang digunakan.

2. Ketelitian yang dapat dicapai pada penggambaran dan reproduksi. Pada pembuatan peta
topografi, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengkajian garis kontur, antara
lain:

a.Garis-garis kontur saling melingkari sama lain dan tidak akan saling berpotongan.

b.Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih jarang.

c.Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.

12
d.Garis kontur pada daerah curam yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian
yang lebih rendah; garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang
menghadap kebagian yang lebih tinggi.

e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 900 dengan kemiringan
maksimum, akan membentuk huruf U menghadap kebagian yang lebih tinggi.

f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup melingkar.
Dapat diketahui juga jika garis tersebut rapat makan keadaan sebenarnya berarti curam,
sedangkan bila berjarak renggang berarti keadaan sebenarnya landai

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum penggambaran peta kontur ini masih banyak yang harus diperbaiki. Untuk
itu menggambar kontur dengan profil lereng sangatlah tidak mudah dikarenakan harus memiliki
konsentrasi yang tinggi agar tidak terjadi kesalahan dalam penggambaran kontur. Selain itu,
kontur memiliki kriteria yang harus dipahami oleh pembuat peta kontur, yaitu garis kontur tidak
berpotongan, tidak putus, tidak saling bersinggungan. Maka dari itu, harus adanya rasa kehati-
hatian. dalam menggambar kontur dan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka harus
diperbanyak latihan dalam penggambaran peta kontur dan profil lereng

14
DAFTAR PUSTAKA

Humaro, R., Karsono, B., Deni, D., Aiyub, H., & Saputra, E. (2023). Workshop:
Memahami Peta Topografi dan Kontur Bagi Pelajar Kota Lhokseumawe.
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara, 3(1), 22–27.

Kraak, M.-J., & Ormeling, F. (2020). Cartography: visualization of geospatial


data. CRC Press.

Kuswadi, D., Istanto, K., & Zulkarnain, I. (2011). Korelasi Perlakuan Lapang
terhadap Galat Tereduksi Poligon Terbuka. Jurnal Ilmiah Teknik
Pertanian-TekTan, 3(2).

Pertiwi, A. (2011). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian


(Kontur). Semantik, 1(1).

15

Anda mungkin juga menyukai