Laporan Lengkap Perpetaan AGMAR-1
Laporan Lengkap Perpetaan AGMAR-1
PRAKTIKUM PERPETAAN
DISUSUN OLEH
4522046172
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
dan Rahmat-Nya, dan juga sholawat salam kita curahkan kepada baginda
Muhammad SAW. Sehingga penyusun dapat menyusun laporan kerja praktek ini
sebagai persyaratan dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.
Adapun laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja praktek penyusun pada
PRAKTIKUM PERPETAAN yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2023.
Melalui laporan ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas segala
bantuan, bimbingan, saran dan petunjuk sehingga laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan harapan kami. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas kepada pembaca, walaupun memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun dan
kiranya dapat bermanfaat dan dapat berguna untuk semua. Terima kasih.
SAMPUL............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1.1 GPS........................................................................................................5
1.1.2 Kompas..................................................................................................6
1.1.3 Waterpass...............................................................................................7
1.1.4 Theodolite..............................................................................................7
1.2.1 GPS........................................................................................................8
1.2.2 Kompas..................................................................................................9
1.2.3 Waterpass...............................................................................................9
1.2.4 Theodolite............................................................................................ 10
2.1 Pengertian...................................................................................................12
2.1.1 GPS...................................................................................................... 12
2.1.2 Kompas................................................................................................ 13
2.1.3 Waterpass.............................................................................................15
2.1.4 Theodolite............................................................................................ 17
BAB III METODE...............................................................................................20
3.1.1 GPS...................................................................................................... 20
3.1.2 Kompas................................................................................................ 21
3.1.3 Waterpass.............................................................................................22
3.1.4 Theodolite............................................................................................ 22
4.1 GPS.............................................................................................................24
4.2 Kompas.......................................................................................................27
4.3 Waterpass....................................................................................................31
4.4 Theodolite...................................................................................................84
BAB V PENUTUP.............................................................................................113
5.1 Kesimpulan...............................................................................................113
5.1.3 Waterpass...........................................................................................113
5.2 Saran.........................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................116
LAMPIRAN.......................................................................................................117
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 GPS
1.1.2 Kompas
Sejarah pembuatan peta di dunia bermula ketika para petualang masa lalu
tiba-tiba menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan,
biasanya orang tersebut segera menggores tanah dengan menggunakan sepotong
kayu. Itulah awal dari sejarah pembuatan peta pertama di dunia.
Peta era pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi satu hal yang
tidak dapat ditinggalkanı terlebih untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat
navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu sehingga membantu dalam bidang navigasi.
Arah mata angin yang ditunjuk adalah utara, selatan timur, dari barat. Apabila
digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat
dalam menunjukkan arah.
1.1.3 Waterpass
Pada penggunaan alat ukur waterpass harus selalu disertai dengan rambu
ukur, yang terpenting dari rambu ukur adalah pembagian skala harus betul-betul
teliti untuk meng hasilkan pengukuran yang baik dan untuk cara memegangnya
harus betul-betul tegak dan tidak sembarangan yang dapat melakukan pengukuran
dengan tepat, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang
minimum. Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pasti
ada, antara lain kurangnya pada ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass,
adanya angin mengenai rambu ukur, sehingga rambu ukur tidak dapat didirikan
dengan tegap, selain itu cara memegang rambu ukur sangat penting untuk
diperhatikan, posisi tangan saat rambu ukur tidak boleh menghalangi pembaca
rambu.
1.1.4 Theodolite
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang
datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari
tentang pemetaan disebut dengan kartografi. Penggunaan peta sudah dimulai sejak
dahulu dimana penjelajah samudra menuliskan pengalaman perjalanannya.
Sedangkan penggunaan peta di zaman modern sekarang ini sudah tidak terpaku
pada satu bidang saja, kemajuan teknologi telah memudahkan proses pemetaan
pada suatu wilayah.
Ilmu ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu teknik dan seni ilmu ini
meliputi semua metode untuk pengumpuIan informasi tentang permukaan bumi
sebagai bidang datar sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan
bumi dari titik yang telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Theodolite adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut baik
vertikal maupun horizontal. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar.
1.2.1 GPS
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu:
1.) Untuk memenuhi sks yang telah diambil oleh mahasiswa pada mata
kuliah perpetaan.
2.) Untuk mengetahui dan mematuhi penggunaan GPS, balik secara teori
maupun praktik langsung.
3.) Agar praktikan dapat menggunakan alat GPS dengan benar dan sesuai
dengan isi prosedur.
Manfaat
Dapat menggunakan GPS dengan baik dan benar ketika mengukur suatu
wilayah (luas, kondisi, serta ketinggian dari permukaan laut). dan mampu
memplot hasil pembacaan GPS.
1.2.2 Kompas
Adapun maksud dari tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu:
1.) Untuk memenuhi sks yang diambil mahasiswa pada mata kuliah
perpetaan.
2.) Untuk mengetahui dan mematuhi penggunaan kompas baik secara
teori maupun praktikum langsung.
3.) Agar praktikan dapat menggunakan alat kompas dengan benar
sesuai dengan prosedur.
Manfaat
Manfaat dari penggunaan kompas geologi pada praktikum perpetaan ini
agar praktikan dapat memahami seluruh detail dan fungsi utama dari kompas
geologi dan mampu menggunakan kompas geologi dengan baik dan benar
1.2.3 Waterpass
Maksud
Adapun maksud dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu untuk
memenuhi sks yang telah diambil oleh mahasiswa pada mata kuliah perpetaan.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
menggunakan waterpass dengan baik dan benar, untuk menentukan beda tinggi
dari setiap titik dengan menggunakan alat waterpass, untuk mengetahui cara
menentukan jarak optis dari patok utama ke patok berikutnya.
Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu kita dapat
menginformasikan cara pengukuran tanah dengan menggunakan waterpass, dapat
menentukan jarak optis dari patok utama ke patok berikutnya dan dapat membuat
kerangka peta penambangan.
1.2.4 Theodolite
Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan
memahami cara penggunaan theodolite dan juga pengolahan data sampai menjadi
peta kontur
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.) Agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari theodolite.
2.) Agar praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data di lapangan.
3.) Agar praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data
hasil praktikum theodolite.
Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu:
1.) Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian theodolite.
2.) Praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data di lapangan
3.) Praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil
praktikum theodolite sampai menjadi peta kontur.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 GPS
Pada dasarnya, GPS terdiri atas tiga segmen utama yakni segmen satelit
(space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol
(control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan
pengontrol satelit dan segmen pengguna (user segment) yang terdiri dari pemakai
GPS termasuk alat-alat penerima dan pengelola sinyal.
Gambar GPS
2.1.2 Kompas
Kompas berasal dari bahasa latin yaitu Compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
ditemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M.
Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas terdiri atas magnet
jarum yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu menunjuk arah
Utara-Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya sudut deklinasi). Arah
yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya
tidak bertepatan dengan kutub utara di bumi, kira-kira disebelah utara Kanada di
Jazariah Buothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi untuk keperluan
praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
magnet bumi secara akurat. Kompas geologi selain dapat dipakai untuk mengukur
komponen arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam,
yaitu kompas tipe kuadran dan kompas tipe azimuth. Lokasi magnet di kutub utara
selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The
Geological Survey Kanada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-
kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
2.1.3 Waterpass
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan yaitu
garis vertikal, bidang mendatar, datum, elevasi dan banchmark (BM). Garis
vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi yang umumnya dianggap sama
dengan garis unting-unting. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis
vertikal pada setiap titik. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang
referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata. Banchmark (BM)
adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum yang
dipakai untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekeliling.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu
ukur. Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skala harus betul-
betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Disamping itu cara
memegangnya pun harus betul-betul tegak agar letak rambu ukur berdiri dengan
tegak, maka dapat digunakan nivo rambu. Jika nivo rambu ini tidak tersedia dapat
pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan ke depan,
kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu
ukur.
Sampai saat ini pengukuran tinggi dengan metode sifat datar atau
waterpassing adalah cara yang paling teliti dibandingkan dengan cara lain. Tinggi
suatu objek di permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang referensi yang
ketinggiannya dianggap nol di bidang Geodesi bidang referensi disebut Grold.
Gambar Waterpass
2.1.4 Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Di dalam
theodolite sudut yang di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite
merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan survei lainnya. Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempelkan pada suatu dasar
berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar. Teleskop tersebut juga
dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar mengelilingi sumbu horizontal
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, terutama bila relief atau
perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan
kenampakan atau gejala dapat dipetakan dengan efisien. Instrumen pertama lebih
seperti alat survei theodolite benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh
Joshua Habermel di Jerman 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal
azimuth instrumen yang terdiri dari dasar halus dengan penuh lingkaran di sayap
vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran.
Alat survei theodolite yang menjadi modern akurat dalam instrumen 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden. Alat survei theodolite besar yang dibuat
menggunakan mesin pemisah sangat akurat. Di dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan ukur tanah, theodolite sering digunakan dalam bentuk
pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan.
Theodolite juga bisa berubah fungsi menjadi seperti pesawat penyipot datar bila
sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong pada theodolite, maka
theodolite dapat dibidikkan ke segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung,
theodolite sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan
pondasi, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian bangunan
bertingkat. Theodolite digunakan untuk survei aplikasi dan telah diadaptasi untuk
tujuan khusus bidang-bidang seperti metrologi dan teknologi peluncuran roket.
Theodolite modern terdiri dari sebuah teleskop yang bergerak tegak lurus.
Gambar Theodolite
BAB III
METODE
3.1.1 GPS
Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari dalam orbit yang tepat.
Setiap satelit mengirimkan sinyal unik dan parameter orbital yang memungkinkan
perangkat GPS untuk memecahkan kode dan menghitung lokasi dari satelit.
Penerima GPS menggunakan informasi dan trilaterasi untuk menghitung lokasi
pasti pengguna. Pada dasarnya, penerima GPS mengukur jarak ke masing-masing
satelit dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menerima sinyal yang
dikirimkan. Dengan pengukuran jarak dari beberapa satelit lagi, penerima dapat
menentukan posisi pengguna dan menampilkannya secara elektronik.
Untuk menghitung posisi 2 D (garis lintang dan garis bujur) dan gerakan
lintasan, penerima GPS harus dikunci pada sinyal minimal 3 satelit dengan 4 atau
bisa lebih satelit dalam pandangan penerima dapat menentukan posisi 3 D (garis
lintang, bujur, dan ketinggian). Umumnya penerima GPS akan melacak 8 atau
lebih satelit tergantung pada waktu dan dimana kita berada di bumi. Setelah posisi
ditentukan, unit GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan arah,
jalur, jarak perjalanan, jarak ke tujuan, dan lainnya.
Azimuth merupakan arah posisi titik yang hendak dituju dari lokasi kita
berdiri. Adapun cara mengukur azimuth adalah :
1.) Memegang kompas setinggi dada atau pinggang
2.) Kemudian buka kompas hingga membentuk sudut 35° olan hadapkan
kedepan.
3.) Putar kompas hingga sampar pada titik yang terlihat dalam tutup kompas dan
sejajar atau berhimpit dengan penunjuk 'sighting arm' serta garis hitam.
4.) Ketika nivo leveling sudah menempati posisi tengah catat angka yang ditunjuk
pada jarum utara kompas.
5.) Baca jarum pada kompas, setelah tidak bergerak hasil bacaan adalah arah yang
dimaksud.
3.1.3 Waterpass
Prinsip kerja alat ukur waterpass yaitu garis bidik ke semua arah mendatar,
sehingga membentuk di bidang datar atau horizontal dimana titik-titik pada
bidang tersebut akan menunjukkan ketinggian yang sama. Berikut adalah langkah-
langkah cara menggunakan waterpass antara lain:
1.) Siapkan alat-alat yang diperlukan seperti waterpas rambu ukur, dan tripod.
2.) Letakkan waterpass diatas tripod.
3.) Pastikan posisi garis mendatar diafragma yang terdapat pada waterpass
sejajar pada sumbu.
4.) Aturlah sekrup A,B,C supaya gelembung nivo berada di tengah.
5.) Tarulah rambu ukur di suatu tempat yang ingin diukur elevasinya.
6.) Arahkan waterpass ke arah objek.
7.) Aturlah tombol fokus / mikrometer agar objek terlihat jelas.
8.) Setelah itu lakukan pengukuran dengan benar.
3.1.4 Theodolite
Theodolite juga digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan
bidang datar diatas permukaan tanah. Oleh sebab itu, sistem dudukan theodolite
ini sering disebut dengan sistem dudukan azimuth.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 GPS
Hasil
Pembahasan
Pada patok pertama didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 25.74"
dan 05° 07′ 49.90" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5238167, -5.130527778)
Pada patok kedua didapatkan data GPS hasilnya yai tu 119° 31' 26.60" dan
05° 07' 50.38" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinaatnya
adalah (x,y) (119.5240556, -5.130661111)
Pada patok ketiga didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 27.52" dan
05° 07' 50.94" kemudian data tersebut diolah di excel dian titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5243111, -5.130816667).
Pada patok keempat didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31′ 29.15"
dan 05° 07′ 51.79" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119,5249639,-5.131052778).
Pada patok kelima didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 29.87" dan
05°07′ 52.33" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5249639, -5131202778).
Pada patok keenam didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 30.00"
dan 05° 07′ 51.25" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.525, -5.130902778).
Pada patok ketujuh didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 30.31"
dan 05° 07′ 50.08" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5250861, -5.130577778).
Pada patok kedelapan didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 29.15"
dan 05° 07' 49.70" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5247639, -5.130472222).
Pada patok kesembilan didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31'
28.51" dan 05° 07' 49.96" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x,y) (119.5245861, -5.134055444).
Pada patok kesepuluh didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 27.51"
dan 05° 07' 49.51" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y) (119.5241083,-5.130419444).
Pada patok kesebelas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31' 26.58"
dan 05° 07' 48.62" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik koordinatnya
adalah (x,y (119.52405, -5.180172222).
Pada patok kedua belas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31′
25.04" dan 05° 07' 48.15" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x,y (119.5236222,-5.130036111).
Pada patok ketiga belas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31'
24.56" dan 05° 07' 48.50" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x, y) (119.5234889, -5.130138689).
Pada patok keempat belas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31'
24.93" dan 05° 07' 49.00" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x,y (119.5235917, -5.130277778).
Pada patok kelima belas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31'
24.92" dan 05° 07' 49.28" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x,y) (199.5235889, -5.130355556).
Pada patok keenambelas didapatkan data GPS hasilnya yaitu 119° 31'
25.22" dan 05° 07' 49.64" kemudian data tersebut diolah di excel dan titik
koordinatnya adalah (x,y) (119.5236722, -5.130455556).
4.2 Kompas
Hasil
Azimuth Patok Jarak Optis
298 P1-P2 20,9
311 P2-P3 38
350 P3-P4 18,50
43 P4-P5 24,79
106 P5-P6 27,7
112 P6-P7 22,40
130 P7-P8 37,51
119 P8-P9 35,60
67 P9-P10 19,60
111 P10-P11 38,52
199 P11-P12 32,05
211 P12-P13 31,16
305 P13-P14 36,71
283 P14-P15 30,9
273 P15-P16 42,59
275 P16-P1 31,20
Gambar Poligon
Pembahasan
Jarak yang dibuat antar titik berbeda-beda. Pertama kita tentukan dahulu
titik awalnya, kemudian kita cari sudut miringnya. Kompas dibuka lalu miringkan
tegak lurus dengan bidang datar tanah arah west. Bidik objek, setelah objek
terbidik kunci kompas dan lihat jarum kompas. Kemudian kita ukur azimuthnya
sejajarkan kompas dengan bidang datar tanah, lalu arahkan jarum kompas ke arah
utara.
Pada patok 1 menembak ke patok 2, jarak optisnya adalah 20,9 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250, panjang lintasan P1-P2
adalah 8,36 cm dan arah lintasannya adalah 298° dari arah utara.
Pada patok 10 menembak ke patok 11, jarak optisnya adalah 38,52 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P10-
P11 adalah 15,24 cm dan arah lintasannya adalah 111° arah utara.
Pada patok 11 menembak ke patok 12, jarak optisnya adalah 32,05 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P11-
P12 adalah 12,44 cm dan arah lintasannya adalah 199° dari arah utara.
Pada patok 12 menembak ke patok 13, jarak optisnya adalah 31,16 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P12-
P13 adalah 12,04 cm dan arah lintasannya adalah 211° dan arah utara.
Pada patok 13 menembak ke patok 14, jarak optisnya adalah 36.71 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P13-
P14 adalah 14,52 cm dan arah lintasannya adalah 305° dari arah utara.
Pada patok 14 menembak ke patok 15, jarak optisnya adalah 30,9 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P14-
P15 adalah 12,36 cm dan arah lintasannya adalah 300° dari arah utara.
Pada patok 15 menembak ke patok 16, jarak optisnya adalah 42,59 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya
adalah 304° dari arah utara.
Pada patok 16 menembak ke patok 1, jarak optisnya adalah 31,20 m dan
ketika dimasukkan ke dalam gambar dengan skala 1:250 panjang lintasannya P16-
P1 adalah 13,2 cm dan arah lintasannya adalah 305° dari arah utara.
4.3 Waterpass
1. P1 = TA – (BTp2 – BTp16)
= 1,35 – (1,432 – 2,458)
= 1,35 – (-1,026)
= 2,376
2. P2 = TA – (BTp3– BTp1)
= 1,29 – (0,423 – 1,270)
= 1,29 – (-0,847)
= 2,137
3. P3 = TA – (BTp4 – BTp2)
= 1,59 – (1,380 – 1,432)
= 1,59 – (-0,052)
= 1,642
4. P4 = TA – (BTp5 – BTp3)
= 1,42 – (1,950 – 0,423)
= 1,42 – (-1,527)
= -0,107
5. P5 = TA – (BTp6 – BTp4)
= 1,43 – (1,052 – 1,380)
= 1,43 – (-0,382)
= 1,758
6. P6 = TA – (BTp7 – BTp5)
= 1,37 – (0,749 – 1,950)
= 1,37 – (-1,201)
= 2,571
7. P7 = TA – (BTp8– BTp6)
= 1,53 – (1,432 – 2,458)
= 1,53 – 0,691
= 0,839
8. P8 = TA – (BTp9 – BTp7)
= 1,58 – (0,810 – 0,749)
= 1,58 – 0,061
= 1,519
9. P9 = TA – (BTp10 – BTp8)
= 1,38 – (1,432 – 2,458)
= 1,38 – (-0,334)
= 0,714
10. P10 = TA – (BTp11 – BTp9)
= 1,43 – (1,679 – 0,810)
= 1,43 – 0,869
= 0,561
11. P11 = TA – (BTp12 – BTp10)
= 1,46 – (1,432 – 1,409)
= 1,46 – 0,686
= 0,774
12. P12 = TA – (BTp13 – BTp11)
= 1,28 – (1,434 – 1,679)
= 1,28 – (-0,245)
= 1,525
13. P13 = TA – (BTp14 – BTp12)
= 1,43 – (2,075 – 2,095)
= 1,43 – (-0,02)
= 1,45
14. P14 = TA – (BTp7 – BTp5)
= 1,42 – (1,872 – 1,434)
= 1,42 – 0,438
= 0,982
15. P15 = TA – (BTp7 – BTp5)
= 1,55– (2,458 – 2,075)
= 1,55 – 0,383
= 1,167
16. P16 = TA – (BTp7 – BTp5)
= 1,47 – (1,279 – 1,872)
= 1,47 – (-0,602)
= 2,072
1. P1 = TA – BT
Kanan A = 1,35 – 1,179
= 0,171
Kanan B = 1,35 – 1,210
= 0,14
Kiri A = 1,35 – 1,150
= 0,2
Kiri B = 1,35 – 1,180
= 0,17
2. P2 = TA – BT
Kanan A = 1,29 – 0,688
= 0,602
Kanan B = 1,29 – 0,612
= 0,678
Kiri A = 1,29 – 1,343
= -0,053
Kiri B = 1,29 – 1,386
= -0,096
3. P3 = TA - BT
Kanan A = 1,59 – 0,414
= 1,176
Kanan B = 1 ,59 – 0,343
= 1,247
Kiri A = 1,59 – 0,390
= 1,2
Kiri B = 1,59 – 0,369
= 1,221
4. P4 = TA - BT
Kanan A = 1,42 – 1,369
= 0,051
Kanan B = 1,42 – 1,578
= -0,158
Kiri A = 1,42 – 1,428
= -0,008
Kiri B = 1,42 – 1, 409
= 0,011
5. P5 = TA – BT
Kanan A = 1,43 – 1,929
= -0,499
Kanan B = 1,43 – 1,900
= -0,47
Kiri A = 1,43 – 2,523
= -1,093
Kiri B = 1,43 – 2 ,669
= -1,239
6. P6 = TA – BT
Kanan A = 1,37 – 0,882
= 0,488
Kanan B = 1,37 – 0,933
= 0,437
Kiri A = 1,37 – 1,627
= -0,257
Kiri B = 1,37 – 1,925
= -0,555
7. P7 = TA – BT
Kanan A = 1,53 – 0,830
= 0,7
Kanan B = 1,53 – 0,835
= 0,695
Kiri = 1,53 – 0,984
= 0,546
Kiri B = 1,53 – 0 ,810
= 0,72
8. P8 = TA – BT
Kanan A = 1,58 – 1,59
= -0,179
Kanan B = 1,58 – 1,772
= -0, 192
Kiri A = 1,58 – 1,737
= -0,157
Kiri B = 1,58 – 1,573
= 0,007
9. P9 = TA – BT
Kanan A = 1,38 – 1,321
= -0,059
Kanan B = 1,38 – 1,405
= -0,025
Kiri A = 1,38 – 1,058
= 0,322
Kiri B = 1,38 – 1,018
= 0,362
10. P10 = TA – BT
Kanan A = 1,43 – 1,418
= 0,012
Kanan B = 1,43 – 1,298
= 0,132
Kiri A = 1,43 – 1,403
= 0,025
Kiri B = 1,43 – 1,352
= 0,078
11. P11 = TA – BT
Kanan A = 1,46 – 1,479
= -0,019
Kanan = 1,46 – 1,543
= -0,083
Kiri A = 1,46 – 1,874
= -0,414
Kiri B = 1,46 – 1,790
= -0,33
12. P12 = TA – BT
Kanan A = 1,28 – 2,075
= -0,795
Kanan B = 1,28 – 2,096
= -0,816
Kiri A = 1,28 – 2,054
= -0,774
Kiri B = 1,28 – 1,948
= -0,668
13. P13 = TA - BT
Kanan A = 1,43 – 1,403
= 0,027
Kanan B = 1,43 – 1,400
= 0,03
Kiri A = 1,43 – 1,417
= 0,013
Kiri B = 1,43 – 1,490
= -0,06
14. P14 = TA – BT
Kanan A = 1,42 – 2,062
= -0,642
Kanan B = 1,42 – 2,025
= -0,605
Kiri A = 1,42 – 2,068
= -0,648
Kiri B = 1,42 – 2,015
= -0,595
15. P15 = TA – BT
Kanan A = 1,55 – 1,660
= -0,11
Karan B = 1,55 – 1,423
= 0,127
Kiri A = 1,55 – 2,005
= -0,455
Kiri B = 1,55 – 2,142
= -0,592
16. P16 = TA – BT
Kanan A = 1,47 – 2,278
= -0,808
Kanan B = 1,7 – 2,275
= -0,805
Kiri A = 1,47 – 2,430
= -0,96
Kiri B = 1,47 – 2,559
= -1,089
P 1−P 2 2,376−2,137
1. x 100 %= x 100 %
J . Optis 20 , 9
0,239
¿ x 100 %
20 , 9
= 0,0114354067
P 2−P3 2,137−1,642
2. x 100 %= x 100 %
J . Optis 16 , 9
0,495
¿ x 100 %
16 , 9
= 0,0292899408
P 3−P 4 1,642−(−0,107)
3. x 100 %= x 100 %
J .Optis 45 ,2
1,749
¿ x 100 %
45 , 2
= 0,0386946903
P 4−P5 −0,107−1,758
4. x 100 %= x 100 %
J .Optis 24 , 5
−1,865
¿ x 100 %
24 , 5
= -0,076122449
P 5−P 6 1,758−2,571
5. x 100 %= x 100 %
J . Optis 27 , 1
−0,813
¿ x 100 %
27 , 1
= -0,03
P 6−P 7 2,571−0,839
6. x 100 %= x 100 %
J . Optis 27
1,732
¿ x 100 %
27
= 0,0641481481
P 7−P 8 0,839−1,519
7. x 100 %= x 100 %
J . Optis 37 , 4
−0 , 68
¿ x 100 %
437 , 4
= -0,0181818182
P 8−P 9 1,519−1,714
8. x 100 %= x 100 %
J . Optis 35 , 5
−0,195
¿ x 100 %
35 , 5
= -0,00549295775
P 9−P 10 1,714−0,561
9. x 100 %= x 100 %
J . Optis 19 , 9
1,153
¿ x 100 %
19 , 9
¿ 0,0579396985
P 10−P11 0,561−0,774
10. x 100 %= x 100 %
J .Optis 38 , 1
−0,213
¿ x 100 %
38 , 1
= -0,00559055118
P 11−P 12 0,774−1,525
11. x 100 %= x 100 %
J .Optis 31 ,7
−0,751
¿ x 100 %
31 ,7
= -0,0236908517
P 12−P 13 1,525−1 , 45
12. x 100 %= x 100 %
J . Optis 30 ,1
0,075
¿ x 100 %
30 , 1
= 0,00249169435
P 13−P14 1 , 45−0,982
13. x 100 %= x 100 %
J . Optis 36 , 3
0,468
¿ x 100 %
36 , 3
= 0,012892562
P 14−P 15 0,982−1,167
14. x 100 %= x 100 %
J . Optis 30 , 9
−0,185
¿ x 100 %
30 , 9
= -0,00598705302
P 15−P16 1,167−2,072
15. x 100 %= x 100 %
J . Optis 33
−0,905
¿ x 100 %
33
= -0,0274242424
P 16−P 1 2,072−2,376
16. x 100 %= x 100 %
J . Optis 43 , 5
−0,304
¿ x 100 %
43 , 5
= -0,00698850575
1. P1
11,192−2,072
Kanan A= x 100 %
29 , 7
9 , 12
¿ x 100 %
29 ,7
= 0,307070707
11,195−2,072
Kanan B= x 100 %
31 ,2
9,123
¿ x 100 %
31 , 2
= 0,292403846
11, 04−2,072
Kiri A= x 100 %
30 ,5
8,968
¿ x 100 %
30 , 5
= 0,294032787
10,911−2,072
Kiri B= x 100 %
32 , 3
8,839
¿ x 100 %
32 ,3
= 0,273653251
2. P2
9,171−2,376
Kanan A= x 100 %
21 ,3
6,795
¿ x 100 %
21 ,3
= 0,319014085
9 , 14−2,376
Kanan B= x 100 %
32
6,764
¿ x 100 %
32
= 0,211375
9 , 2−2,376
Kiri A= x 100 %
22
6,824
¿ x 100 %
22
= 0,310181818
9 ,17−2,376
Kiri B= x 100 %
20 ,9
6,794
¿ x 100 %
20 , 9
= 0,32507177
3. P3
9,602−2,137
Kanan A= x 100 %
17 , 1
7,465
¿ x 100 %
17 , 1
= 0,436549708
9,678−2,137
Kanan B= x 100 %
17 , 9
7,541
¿ x 100 %
17 , 9
= 0,421284916
8,947−2,137
Kiri A= x 100 %
17 , 4
6 , 81
¿ x 100 %
17 , 4
= 0,39137931
8,904−2,137
Kiri B= x 100 %
17 , 5
6,767
¿ x 100 %
17 , 5
= 0,386685714
4. P4
13,176−1,642
Kanan A= x 100 %
18
11,534
¿ x 100 %
18
= 0,640777778
13,247−1,642
Kanan B= x 100 %
19 , 2
11,605
¿ x 100 %
19 ,2
= 0,604427083
13 , 2−1,642
Kiri A= x 100 %
16
11,558
¿ x 100 %
16
= 0,722375
13,221−1,642
Kiri B= x 100 %
25 , 7
11,579
¿ x 100 %
25 , 7
= 0,450544747
5. P5
12,051−(−0,107)
Kanan A= x 100 %
25 , 6
12,158
¿ x 100 %
25 ,6
= 0,474921875
11,842−(−0,107)
Kanan B= x 100 %
25 , 9
11,949
¿ x 100 %
25 , 9
= 0,461351351
11,992−(−0,107)
Kiri A= x 100 %
23 , 8
12,099
¿ x 100 %
23 , 8
= 0,508361345
12,011−(−0,107)
Kiri B= x 100 %
23 , 4
12,118
¿ x 100 %
23 , 4
= 0,517863248
6. P6
11,501−1,758
Kanan A= x 100 %
26 , 8
9,743
¿ x 100 %
26 , 8
= 0,363544776
11, 53−1,758
Kanan B= x 100 %
26 ,8
9,772
¿ x 100 %
26 , 8
= 0,364626866
10,907−1,758
Kiri A= x 100 %
18 , 7
9,149
¿ x 100 %
18 ,7
= 0,489251337
10,761−1,758
Kiri B= x 100 %
27 ,3
9,003
¿ x 100 %
27 , 3
= 0,32978022
7. P7
12,488−2,571
Kanan A= x 100 %
27 ,1
9,917
¿ x 100 %
27 , 1
= 0,365940959
12,437−2,571
Kanan B= x 100 %
−693 , 2
9,886
¿ x 100 %
−693 , 2
= -0,0154349186
11,743−2,571
Kiri A= x 100 %
26 ,9
9,172
¿ x 100 %
26 , 9
= 0,340966543
11,445−2,571
Kiri B= x 100 %
27 , 5
8,874
¿ x 100 %
27 , 5
= 0,322690909
8. P8
12, 7−0,839
Kanan A= x 100 %
35 , 8
11,861
¿ x 100 %
35 , 8
= 0,331312849
12,695−0,839
Kanan B= x 100 %
32 , 5
11,856
¿ x 100 %
32, 5
= 0,3648
12,546−0,839
Kiri A= x 100 %
18 , 9
11,707
¿ x 100 %
18 , 9
= 0,619417989
12, 72−0,839
Kiri B= x 100 %
37 , 4
11,881
¿ x 100 %
37 , 4
= 0,317673797
9. P9
11,821−1,519
Kanan A= x 100 %
34 , 3
10,302
¿ x 100 %
34 ,3
= 0,300349854
11,808−1,519
Kanan B= x 100 %
34 , 9
10,289
¿ x 100 %
34 , 9
= 0,294813754
11,843−1,519
Kiri A= x 100 %
34 ,7
10,324
¿ x 100 %
34 , 7
= 0,297521614
12,007−1,519
Kiri B= x 100 %
36
10,488
¿ x 100 %
36
= 0,29133333
10. P10
12,059−1,714
Kanan A= x 100 %
19 ,5
10,345
¿ x 100 %
19 ,5
= 0,530512821
11,975−1,714
Kanan B= x 100 %
19
10,261
¿ x 100 %
19
= 0,540052632
12,322−1,714
Kiri A= x 100 %
20 , 2
10,608
¿ x 100 %
20 , 2
= 0,525148515
12,362−1,714
Kiri B= x 100 %
20 ,7
10,648
¿ x 100 %
20 ,7
= 0,514396135
11. P11
12,012−0,561
Kanan A= x 100 %
38 , 4
11,451
¿ x 100 %
38 , 4
= 0,298203125
12,132−0,561
Kanan B= x 100 %
39
11,571
¿ x 100 %
39
= 0,296692308
12,025−0,561
Kiri A= x 100 %
37 , 3
11,464
¿ x 100 %
37 ,3
= 0,307345845
12,078−0,561
Kiri B= x 100 %
37 ,1
11,517
¿ x 100 %
37 ,1
= 0,310431267
12. P12
11,981−0,774
Kanan A= x 100 %
31 , 4
11,207
¿ x 100 %
31 , 4
= 0,356910828
11,917−0,774
Kanan B= x 100 %
31 , 3
11,143
¿ x 100 %
31, 3
= 0,35600639
11,586−0,774
Kiri A= x 100 %
31 ,6
10,812
¿ x 100 %
31, 6
= 0,342151899
11,67−0,774
Kiri B= x 100 %
31 , 8
10,896
¿ x 100 %
31 ,8
= 0,342641509
13. P13
11,205−1,525
Kanan A= x 100 %
30 , 3
9 , 68
¿ x 100 %
30 ,3
= 0,319471947
11,184 −1,525
Kanan B= x 100 %
29 , 8
9,659
¿ x 100 %
29 , 8
= 0,324127517
11,226−1,525
Kiri A= x 100 %
31
9,701
¿ x 100 %
31
= 0,312935484
11,332−1,525
Kiri B= x 100 %
31 , 7
9,807
¿ x 100 %
31 ,7
= 0,309369085
14. P14
12,027−1 , 45
Kanan A= x 100 %
36 , 2
10,577
¿ x 100 %
36 , 2
= 0,29218232
12 , 03−1 , 45
Kanan B= x 100 %
37 , 2
10 ,58
¿ x 100 %
37 ,2
= 0,284408602
12,013−1 , 45
Kiri A= x 100 %
35 , 8
10,563
¿ x 100 %
35 ,8
= 0,295055866
11, 94−1, 45
Kiri B= x 100 %
36 , 2
10 , 49
¿ x 100 %
36 , 2
= 0,289779006
15. P15
11,358−0,982
Kanan A= x 100 %
29 , 9
10,376
¿ x 100 %
29 , 9
= 0,347023411
11,395−0,982
Kanan B= x 100 %
30 ,7
10,413
¿ x 100 %
30 ,7
= 0,339185668
11,352−0,982
Kiri A= x 100 %
30
10 ,37
¿ x 100 %
30
= 0,345666667
11,405−0,982
Kiri B= x 100 %
30 , 2
10,423
¿ x 100 %
30 , 2
= 0,34513245
16. P16
11, 89−1,167
Kanan A= x 100 %
44
10,723
¿ x 100 %
44
= 0,243704545
12,127−1,167
Kanan B= x 100 %
44 , 2
10 ,96
¿ x 100 %
44 , 2
= 0,247963801
11,545−1,167
Kiri A= x 100 %
43 , 3
10,378
¿ x 100 %
43 , 3
= 0,239676674
101,408−1,167
Kiri B= x 100 %
42 ,5
10,241
¿ x 100 %
42 ,5
= 0,240964706
4. P4 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
5. P5 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
6. P6 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
7. P7 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
8. P8 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
9. P9 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
10. P10 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
11. P11 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
12. P12 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
13. P13 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
14. P14 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
15. P15 = MDPL + 2
= 14 + 2
=16
16. P16 = MDPL + 2
= 14 + 2
= 16
(12−9,171)+(12−10)
II= x2
2
2,829+2
¿ x2
2
4,829
¿ x2
2
¿ 4,829
(12−10)+(12−9 , 2)
III = x2
2
2+ 2 ,8
¿ x2
2
4,8
¿ x2
2
¿4 ,8
(12−9,678)+(12−9,602)
I= x2
2
2,322+ 2,398
¿ x2
2
4 , 72
¿ x2
2
¿ 4 ,72
(12−9,602)+(12−10)
II= x2
2
2,398+2
¿ x2
2
4,398
¿ x2
2
¿ 4,398
(12−10)+(12−8,947)
III = x2
2
2+ 3,053
¿ x2
2
5,053
¿ x2
2
¿ 5,053
(12−8,947)+(12−8,904 )
IV = x2
2
3,053+3,096
¿ x2
2
6,149
¿ x2
2
¿ 6,149
(16−13,247)+(16−13,176)
I= x2
2
2,753+2,824
¿ x2
2
5,577
¿ x2
2
¿ 5,577
(16−13,176)+(16−14 )
II= x2
2
2,824+2
¿ x2
2
4,824
¿ x2
2
¿ 4,824
(16−14 )+(16−13 , 2)
III = x2
2
2+ 2 ,8
¿ x2
2
4,8
¿ x2
2
¿4 ,8
(16−13 ,2)+(16−13,221)
IV = x2
2
2, 8+ 2,779
¿ x2
2
5,579
¿ x2
2
¿ 5,579
(16−11,842)+(16−12,051)
I= x2
2
4,158+3,949
¿ x2
2
8,107
¿ x2
2
¿ 8,107
(16−12,051)+(16−14)
II= x2
2
3,949+2
¿ x2
2
5,949
¿ x2
2
¿ 5,949
(16−14 )+(16−11,992)
III = x2
2
2+ 4,008
¿ x2
2
6,008
¿ x2
2
¿ 6,008
(16−11,992)+(16−12,011)
IV = x2
2
4,008+3,989
¿ x2
2
7,997
¿ x2
2
¿ 7,997
(16−11, 53)+(16−11,501)
I= x2
2
4 , 47+4,499
¿ x2
2
8,969
¿ x2
2
¿ 8,969
(16−11,501)+(16−14 )
II= x2
2
4,499+2
¿ x2
2
6,499
¿ x2
2
¿ 6,499
(16−14 )+(16−10,907)
III = x2
2
2+ 5,093
¿ x2
2
7,093
¿ x2
2
¿ 7,093
(16−10,907)+(16−10,761)
IV = x2
2
5,093+5,239
¿ x2
2
10,332
¿ x2
2
¿ 10,332
(16−12,437)+(16−12,488)
I= x2
2
3,563+3,512
¿ x2
2
7,075
¿ x2
2
¿ 7,075
(16−12,488)+(16−14)
II= x2
2
3,512+ 2
¿ x2
2
5,512
¿ x2
2
¿ 5,512
(16−14 )+(16−11,743)
III = x2
2
2+ 4,257
¿ x2
2
6,257
¿ x2
2
¿ 6,257
(16−11,743)+(16−11,445)
IV = x2
2
4,257+ 4,555
¿ x2
2
8,812
¿ x2
2
¿ 8,812
(16−12,695)+(16−12 ,7)
I= x 1 ,5
2
3,305+3 ,3
¿ x1,5
2
6,605
¿ x1,5
2
¿ 4,95375
(16−12 , 7)+(16−14)
II= x1,5
2
3 ,3+ 2
¿ x1,5
2
5 ,3
¿ x 1 ,5
2
¿ 3,975
(16−14 )+(16−12,546)
III = x1,5
2
2+ 3,454
¿ x 1 ,5
2
5,454
¿ x 1 ,5
2
¿ 4,0905
(16−12,546)+(16−12 ,72)
IV = x1,5
2
3,454+3 , 28
¿ x 1 ,5
2
6,734
¿ x 1 ,5
2
¿ 5,0505
(16−11,808)+(16−11,821)
I= x2
2
4,192+ 4,179
¿ x2
2
5,371
¿ x2
2
¿ 5,371
(16−11,821)+(16−14 )
II= x2
2
4,179+2
¿ x2
2
6,179
¿ x2
2
¿ 6,179
(16−14 )+(16−11,843)
III = x1
2
2+ 4,157
¿ x1
2
6,157
¿ x1
2
¿ 3,0785
(16−11,843)+(16−12,007)
IV = x4
2
4,157+3,993
¿ x4
2
8 , 45
¿ x4
2
¿ 16 , 9
(16−11,975)+(16−12,059)
I= x2
2
4,025+3,941
¿ x2
2
7,966
¿ x2
2
¿ 7,966
(16−12,059)+(16−14)
II= x2
2
3,941+ 2
¿ x2
2
5,941
¿ x2
2
¿ 5,941
(16−14 )+(16−12,322)
III = x2
2
2+ 3,678
¿ x2
2
5,678
¿ x2
2
¿ 5,678
(16−12,322)+(16−12,362)
IV = x2
2
3,678+3,638
¿ x2
2
7,316
¿ x2
2
¿ 7,316
(16−12,132)+(16−12,012)
I= x2
2
3,868+3,988
¿ x2
2
7,856
¿ x2
2
¿ 7,856
(16−12,012)+(16−14)
II= x2
2
3,988+2
¿ x2
2
5,988
¿ x2
2
¿ 5,988
(16−14 )+(16−12,025)
III = x2
2
2+ 3,975
¿ x2
2
5,975
¿ x2
2
¿ 5,975
(16−12,025)+(16−12,078)
IV = x2
2
3,975+3,922
¿ x2
2
7,897
¿ x2
2
¿ 7,897
(16−11,917)+(16−11,981)
I= x1
2
4,083+ 4,019
¿ x1
2
8,102
¿ x1
2
¿ 4,051
(16−11,981)+(16−14 )
II= x1
2
4,019+2
¿ x1
2
6,019
¿ x1
2
¿ 3,0095
(16−14 )+(16−11,586)
III = x1
2
2+ 4,414
¿ x1
2
6,414
¿ x1
2
¿ 3,207
(16−11,586)+(16−11, 67)
IV = x1
2
4,414+ 4 ,33
¿ x1
2
8,744
¿ x1
2
¿ 4,372
(16−11,184)+(16−11,205)
I= x2
2
4,816+ 4,795
¿ x2
2
0,021
¿ x2
2
¿ 0,021
(16−11,205)+(16−14)
II= x2
2
4,795+2
¿ x2
2
6,795
¿ x2
2
¿ 6,795
(16−14 )+(16−11,226)
III = x2
2
2+ 4,774
¿ x2
2
6,774
¿ x2
2
¿ 6,774
(16−11,226)+(16−11,332)
IV = x2
2
4,779+ 4,668
¿ x2
2
9,447
¿ x2
2
¿ 9,447
(16−12 ,03)+(16−12,027)
I= x2
2
3 ,97 +3,973
¿ x2
2
7,943
¿ x2
2
¿ 7,943
(16−12,027)+(16−14 )
II= x2
2
3,973+2
¿ x2
2
5,973
¿ x2
2
¿ 5,973
(16−14 )+(16−12,013)
III = x2
2
2+ 3,987
¿ x2
2
5,987
¿ x2
2
¿ 5,987
(16−12,013)+(16−11, 94)
IV = x2
2
3,987+4 , 06
¿ x2
2
8,047
¿ x2
2
¿ 8,047
(16−11,395)+(16−11,358 )
I= x2
2
4,605+ 4,642
¿ x2
2
9,247
¿ x2
2
¿ 9,247
(16−11,358)+(16−14)
II= x2
2
4,642+2
¿ x2
2
6,642
¿ x2
2
¿ 6,642
(16−14 )+(16−11,352)
III = x2
2
2+ 4,648
¿ x2
2
6,648
¿ x2
2
¿ 6,648
(16−11,352)+(16−11,405)
IV = x2
2
4,648+ 4,595
¿ x2
2
9,243
¿ x2
2
¿ 9,243
(16−12,127)+(16−11, 89)
I= x2
2
3,873+4 ,11
¿ x2
2
7,983
¿ x2
2
¿ 7,983
(16−11, 89)+(16−14)
II= x2
2
4 , 11+2
¿ x2
2
6 ,11
¿ x2
2
¿ 6 , 11
(16−14 )+(16−11,545)
III = x2
2
2+ 4,455
¿ x2
2
6,455
¿ x2
2
¿ 6,455
(16−11,545)+(16−11,408)
IV = x2
2
4,455+ 4,592
¿ x2
2
9,047
¿ x2
2
¿ 9,047
(16−11,195)+(16−11,192)
I= x2
2
4,805+ 4,808
¿ x2
2
9,613
¿ x2
2
¿ 9,613
(16−11,192)+(16−14 )
II= x2
2
4,808+2
¿ x2
2
6,808
¿ x2
2
¿ 6,808
(16−11, 04)+(16−10,911)
IV = x1
2
4 , 96+ 5,089
¿ x1
2
10,049
¿ x1
2
¿ 5,0245
1. P1 = 10 + 0,08
= 10,08
2. P2 = 10,08 + (-0,142)
= 9,938
3. P3 = 9,938 + 1,167
= 11,105
4. P4 = 11,105 + 0,04
= 11.145
5. P5 = 11,145 + (-0,52)
= 10,625
6. P6 = 10,625 + 0,318
= 10,943
7. P7 = 10,943 + 0,781
= 11,724
8. P8 = 11,724 + (-0,163)
= 11,561
9. P9 = 11,561 + 0,57
= 12,131
= 12,152
= 11,933
= 11,118
= 11,114
= 10,459
= 10,137
= 9,151
4.4 Theodolite
1. P1 = 31,20
2. P2 = 42,59
3. P3 = 30,9
4. P4 = 36,71
5. P5 = 31,16
6. P6 = 32,05
7. P7 = 38,52
8. P8 = 19,60
9. P9 = 35,60
10. P10 = 37,51
11. P11 = 27,40
12. P12 = 27,27
13. P13 = 24,79
14. P14 = 18,50
15. P15 = 38
16. P16 = 21,30
1. P1 = TA – BT
= 0,62 – 2,125
= -1,505
2. P2 = TA – BT
= 0,61 – 2,475
= -1,865
3. P3 = TA – BT
= 1,72 – 1,088
= 0,632
4. P4 = TA – BT
= 1,51 – 1,445
= 0,065
5. P5 = TA – BT
= 1,42 – 1,453
= -0,033
6. P6 = TA – BT
= 1,49 – 2,221
= -0,731
7. P7 = TA – BT
= 1,57 – 1,258
= 0,312
8. P8 = TA – BT
= 1,66 – 1,132
= 0,528
9. P9 = TA – BT
= 1,60 – 1,350
= 0,25
10. P10 = TA – BT
= 1,39 – 1,857
= -0,467
11. P11 = TA – BT
= 1,48 – 1,528
= -0,048
12. P12 = TA – BT
= 1,43 – 1,385
= 0,045
13. P13 = TA – BT
= 1,39 – 1,560
= -0,17
14. P14 = TA – BT
= 1,43 – 2,623
= -1,193
15. P15 = TA – BT
= 1,47 – 1,469
= 0,001
16. P16 = TA – BT
= 1,43 – 1,223
= 0,207
1. P1 = 10 + (-1,505)
= 8,495
2. P2 = 8,495 + (-1,865)
= 6,63
3. P3 = 6,63 + 0,632
= 7,262
4. P4 = 7,262 + 0,065
= 7,327
5. P5 = 7,327 + (-0,033)
= 7,294
6. P6 = 7,294 + (-0,731)
= 6,563
7. P7 = 6,563 + 0,312
= 6,875
8. P8 = 6,875 + 0,528
= 7,403
9. P9 = 7,403 + 0,25
= 7,653
55 04
1. P1-P2 = 257+ +
60 3600
= 257,917
30 06
2. P2-P3 = 122+ +
60 3600
= 122,501
08 18
3. P3-P4 = 133+ +
60 3600
= 133,138
46 04
4. P4-P5 = 126+ +
60 3600
= 126,767
10 32
5. P5-P6 = 208+ +
60 3600
= 208,175
01 48
6. P6-P7 = 18+ +
60 3600
= 18,03
26 57
7. P7-P8 = 281+ +
60 3600
= 281,449
19 8
8. P8-P9 = 253+ +
60 3600
= 253,318
18 35
9. P9-P10 = 311+ +
60 3600
= 311,309
51 49
10. P10-P11 = 319+ +
60 3600
= 305,863
51 49
11. P11-P12 = 305+ +
60 3600
= 305,863
05 20
12. P12-P13 = 303+ +
60 3600
= 303,088
02 38
13. P13-P14 = 226+ +
60 3600
= 226,043
56 39
14. P14-P15 = 159+ +
60 3600
= 159,944
03 05
15. P15-P16 = 162+ +
60 3600
= 162,051
37 0
16. P16-P1 = 173+ +
60 3600
= 173,616
4.4.9.1 Perhitungan ∆y
Sumbu X
1. P1-P2 =5
2. P2-P3 = 5 + (-37)
= -32
3. P3-P4 = (-32) + 17
= -15
4. P4-P5 = (-15) + (-21)
= -36
5. P5-P6 = (-36) + 16
= -20
6. P6-P7 = (-20) + (-24)
= -44
7. P7-P8 = (-44) + (-40)
= -84
8. P8-P9 = (-84) + 6
= -78
9. P9-P10 = (-78) + 29
= -49
10. P10-P11 = (-49) + (-2)
= -51
11. P11-P12 = (-51) + (-8)
= -59
Sumbu Y
1. P1-P2 = 119
2. P2-P3 = 119 + (-29)
= 90
3. P3-P4 = 90 + 19
=109
4. P4-P5 = 109 + (-36)
= 73
5. P5-P6 = 73 + (-35)
= 38
6. P6-P7 = 38 + 19
= 57
7. P7-P8 = 57 + (-8)
= 49
8. P8-P9 = 49 + 15
= 64
9. P9-P10 = 64 + 14
= 78
10. P10-P11 = 78 + 34
= 112
11. P11-P12 = 112 + 23
= 135
12. P12-P13 = 135 + (-23)
= 112
13. P13-P14 = 112 + 19
= 131
14. P14-P15 = 131 + (-3)
= 128
15. P15-P16 = 128 + 10
= 138
16. P16-P1 = 138 + 16
= 154
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 GPS
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengukuran, kita
dapat mengetahui setiap tempat memiliki titik koordinat yang berbeda-beda. Hal
itu disebabkan oleh bentuk koordinat topografinya yang mempengaruhi. GPS
biasa dimanfaatkan untuk navigasi pelacak, sistem informasi, geografis, pemantau
dan lainnya.
5.1.2 Kompas
5.1.3 Waterpass
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa ilmu ukur tanah ini
sangat berhubungan erat dengan permukaan bumi (topografi). Maksudnya yaitu
ilmu ini mempelajari mengenai penggambaran bentuk bumi dalam suatu peta
dengan segala yang ada di permukaan bumi tersebut. Waterpass merupakan salah
satu alat ukur tanah yang berfungsi untuk mengukur ketinggian antara dua titik
atau lebih. Biasanya waterpass digunakan untuk menentukan beda tinggi suatu
tempat.
Prinsip kerja dari alat waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo pada
alat waterpass tersebut.
5.1.4 Theodolite
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI
P
I