Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PENGAMATAN BINTANG

untuk memenuhi tugas kosmografi

(ABKA 567)

Dosen Pengampu :

Dr. Parida Angriani, M.Pd

Aswin Saputra , S.Pd., M.Sc.

Di susun oleh:

Risnah (18 10115120020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang mana karena
limpahan kasih sayang dan kemurahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktunya. Juga lantunan shalawat senantiasa tercurah pada junjungan kita semua, Nabi
Muhammad S.A.W.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kosmografi,
dimana di dalamnya membahas tentang perhitungan waktu di bumi. Dalam laporan ini,
semua tentang perhitungan waktu di bumi dibahas, mulai dari macam-macam perhitungan,
metode, dan lain-lain. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan.

Karena itulah penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Tak lupa, penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang memeberikan dukungan, baik
bersifat riil maupun matreriil sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Akhirnya,
penulis berharap semoga penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
sumbangsih ilmu yang bermanfaat bagi semua pihak

Banjarmasin, 9 Maret 2021


Risnah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................................5
A. Pengertian Kosmografi..............................................................................................................5
B. Tujuan dan Kosmografi..............................................................................................................6
C. Pengenalan Jagat Raya..............................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................10
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta sangatlah luas, akan tetapi, saat kita mulai berpikir tentang seberapa
luas hal ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari apa yang
bisaanya kita pahami. Garis tengah matahari adalah 103 kali lebih besar daripada garis
tengah bumi. Mari kita perjelas hal ini dengan menggunakan perbandingan. Jika kita
umpamakan bumi sebagai kelereng, matahari adalah bola yang dua kali lebih besar
daripada sebuah bola sepak. Hal yang menarik di sini adalah jarak di antara keduanya.
Agar dapat membuat tiruan yang mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu
menempatkan jarak sejauh kira-kira 280 meteri ( 920 kaki) di antara bumi berukuran
kelereng dengan Matahari berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di
luar tata surya kita perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.[CITATION Fat13 \l 1057 ]

Dengan perbandingan ini, dapat membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat
yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya dengan galaksi Bima Sakti, tempat
tata surya kita berada, tata surya kita akan tampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi
Bima Sakti, ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita, dan
kebanyakan jauh lebih padat. Matahari kita terletak pada salah satu lengan galaksi yang
berbentuk spiral ini. Tetapi, yang menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya
adalah tempat yang sangat “kecil” pula, bila kita memperhitungkan keseluruhan luar
angkasa. Sebab, ada juga galaksi-galaksi lain di ruang angkasa yang diperkirakan
berjumlah keseluruhan sekitar 300 miliar. Untuk mengetahui itu semua maka di perlukan
ilmu dalam hal mempelajari itu semua fenomena – fenomena tersebut oleh karena itu
diperlukan suatu kelilmuan khusus yaitu Kosmografi.[ CITATION Abd20 \l 1057 ]
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan tentang pengamatan bintang ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah kosmografi serta memberi informasi kepada pembaca tentang bagaimana
mengetahui rasi bintang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kosmografi
Kosmografi diambil dari bahasa Yunani, cosmos dan graphein. Cosmos artinya alam
semesta atau jagad raya (universe), sedangkan graphein artinya tulisan, penggambaran
atau uraian tertulis. Dengan demikian secara harfiah kosmografi adalah ilmu pengetahuan
yang menguraikan atau menggambarkan tentang alam semesta serta menjelaskan
fenomena-fenomena dan hukum-hukum yang terjadi di alam semesta (universe).

Kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan dan memberikan gambaran


alam semesta serta menjelaskan fenomena dan hukum-hukum yang terjadi di alam
semesta. Kosmografi memiliki persamaan dengan cabang-cabang lain dari geografi
seperti kosmologi dan astronomi, yaitu dalam objek kajiannya yang sama-sama
mempelajari tentang alam semesta. Perbedaannya terletak pada spesifikasi materi
pembelajaran dalam kosmologi yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta yang
berukuran besar. Sedangkan astronomi mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit
seperti asal-usul, sifat fisik atau kimia, meteorologi dan gerak serta pengetahuan
mengenai benda-benda alam semesta yang menjelaskan pembentukan dan perkembangan
alam semesta.[ CITATION Roy20 \l 1057 ]

Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang mengkaji


penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-benda langit lainnya).
Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi. Pengetahuan akan
posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam kosmografi dalam bentuknya yang
paling awal telah lama dimanfaatkan oleh berbagai bangsa dunia pada masa prasejarah
sebagai pedoman navigasi untuk menunjukkan arah atau posisi pengamat; atau sebagai
panduan untuk penentuan suatu kegiatan budaya. Sebagai misalnya diberikan dua contoh.
Pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai posisi beberapa rasi bintang
sebagai petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut serta untuk menentukan arah.

B. Tujuan dan Kosmografi


Tujuan kosmografi dalam hal ini mempelajari segala seluk-beluk yang berkaitan
dengan bendabenda angkasa, misalnya; matahari, planet-planet, meteor, satelit, komet,
bintang dan benda-benda angkasa yang lainnya termasuk bumi. Benda-benda langit
tersebut dipelajari, baik sifat fisik maupun karakteristiknya yang tentu dikaitkan dengan
gejala yang terjadi dan dapat diamati oleh manusia sebagai penghuni bumi.

Meski demikain pengetahuan tentang bumi dan sifat karakteristiknya akan mendapat
titik fokus kajian yang tentu dianggap paling penting meliputi rotasi, revolusi dan
hubungan dengan benda-benda angkasa lain serta akibat-akibat dari hubungan tersebut.
Kosmografi merupakan bagian dari ilmu-ilmu bintang yang disebut astronomi. Ilmu-ilmu
bantu lain dalam astronomi, selain kosmografi adalah:

1. Astrofisika, ilmu yang mempelajari/menyelidiki tentang benda-benda angkasa, suhu,


unsur-unsur penyusun benda angkasa dan atmosfer serta sifat fisik lain.
2. Astrometri, ilmu yang mempelajari tentang posisi atau kedudukan suatu tempat di
bumi dan di langit, jarak, ukuran terhadap bumi dan benda angkasa lain.
3. Astromekanika, ilmu yang mempelajari tentang keadaan gerakan-gerakan, seperti
rotasi, revolusi,lintasan benda langit dan hukum-hukum yang mempengaruhi gerakan
tersebut.
4. Kosmogoni, ilmu yang mempelajari dan menyelidiki bangun atau bentuk dari
perubahan-perubahan alam semesta (jagad raya).

Adapun manfaat dalam kosmografi adalah untuk pengkajian fenomena alam semesta
dalam hubungannya dengan iklim, penerbangan atau penjelajahan ruang angkasa,
teknologi komunikasi, serta ilmu pelayaran dan penerbangan karena bagi para pelaut dan
penerbangan. Langit perbintangan merupakan peta atau petunjuk jalan di tengah – tengah
samudra Dan angkasa. Dalam ilmu ukur tanah, dalam penetapan musim, perhitungan
tinggi air pasang, perhitungan gerhana dan lain-lainnya, kosmografi bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan manusia.[ CITATION Abd20 \l 1057 ]

C. Pengenalan Jagat Raya


            Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang
mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya
adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia
hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain
itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.

a. Susunan Jagad Raya

Jagad raya ( alam semesta = universum ) adalah ruang angkasa dengan segala zat serta
energy yang ada di dalamnya. Jagat raya terdiri dari galaksi-galaksi. Sudah sejak zaman
purbakala manusia berusaha mengetahui tentang jagad raya besrta isinya, sifat benda-
benda langit termasuk bagaimana bentuk, ukuran, dan jarak antara benda-benda langit
penghuni bola langit yang maha luas ini.

1. Anggapan Egosentris ( ego = saya )

Orang-orang zaman dahulu ( termasuk orang-orang primitif)  menganggap bahwa dirinya


( egonya ) merupakan pusat alam semesta. Hal ini berdasarkan pengamatan sehari-hari
terhadap benda-benda langit di sekitarnya. Bila ia sedang berdiri di tengah lapangan yang
luas, seolah-olah ia sedang berada di pusat bola langit. Karena keterbatasan jarak
pandang, maka semua benda langit diproyeksikan pada lengkung langit. Matahari, bulan,
dan bintang-bintang semuanya kelihatan menempel di lengkung langit. Benda-benda
langit ini beredar mengelilinginya.[ CITATION Roy20 \l 1057 ]

2. Anggapan Geosentris ( geo = bumi )

Makin maju cara berfikir mereka, anggapan geosentris itu ternyata tidak benar. Bukan
peninjau sebagai pusat alam semesta, tetapi bumi (geo) tempat mereka berdiri itulah
pusatnya.Demikian pendapat Claudius Ptolomeus, ahli astronomi Mesir 2 abad SM,
sehingga anggapan ini dikenal sebagai sistem Ptolomeus. Anggapan ini hanya bertahan
sampai abad 16 ( abad pertengahan )

3. Anggapan Heliosentris ( helios = matahari )

Sebetulnya ahli-ahli astronomi Arab, seperti Muhammad Battani atau orang Barat
menyebutnya Albategnius, dan Ibnu Yunus menjelang tahun 1.000 telah mengadakan
observasi yang teliti dan tepat terhadap planet-planet, meramalkan terjadinya gerhana,
dan menghitung pergeseran matahari, sejalan dengan pengembangan agama Islam ke
Timur dan Barat. Namun pendapat mereka tidak dibukukan dan disebar luaskan, sehingga
tidak dikenal orang

b. Teori Pembentukan Jagat Raya

Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.

1. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)

Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700
juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak
terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk
bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel lain. Teori
”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin
Hubble. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa
jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat
proses pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari
Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap
radiasi yang ada di angkasa raya.[ CITATION Abd20 \l 1057 ]

2. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat
raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi
(mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini
terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian
memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap
memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada
akhirnya memampat lagi.

3. Teori Keadaan Tetap

Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama
berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari
ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama,
yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori
ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Dalam
teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang
angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula
bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.[ CITATION Roy20 \l 1057 ]
BAB III

PEMBAHASAN

Pengamatan di lakukan di kayu tangi 2 jalur 1

1. Hari pertama (3 Maret 2021)


Hari pertama pengamatan bintang pada tanggal 3 Maret 2021 pada jam 20:00 WITA,
pada hari pertama pengamatan tidak terlihat bintang karena tertutup awan.

2. Pada hari kedua (4 Maret 2021)


Hari kedua pengamatan bintang pada tanggal 4 Maret 2021 pada jam 20:00 WITA,
pada hari kedua pengamatan tidak terlihat bintang karena tertutup awan sama dengan
hari pertama.
3. Hari ketiga ( 5 Maret 2021)
Hari ketiga pengamatan bintang pada tanggal 5 Maret 2021 pada jam 22:00 WITA,
pada hari ketiga pengamatan, terdapat empat bintang yang kecil tetapi pada
pengambilan gambar tidak terlihat bintangnya.

4. Pada hari kelima (6 Maret 2021)


Hari kelima pengamatan bintang pada tanggal 6 Maret 2021 pada jam 22:10 WITA,
pada hari kelima pengamatan, tidak terlihat bintang karena tertutup awan dan tejadi
hujan deras pada hari kelima ini.
5. Pada hari keenam (7 Maret 2021)
Hari keenam pengamatan bintang pada tanggal 7 Maret 2021 pada jam 20:00 WITA,
pada hari keenam pengamatan tidak terlihat bintang karena tertutup awan.

6. Pada hari ketujuh (8 Maret 2021)


Hari ketujuh pengamatan bintang pada tanggal 8 Maret 2021 pada jam 20:00 WITA,
pada hari ketujuh pengamatan, tidak terlihat bintang karena tertutup awan.

7. Pada hari kedelapan (9 Maret 2021)


Hari kedelapan pengamatan bintang pada tanggal 9 Maret 2021 pada jam 20:00
WITA, pada hari kedelapan pengamatan tidak terlihat bintang karena tertutup awan
sehingga bintangnya tidak terlihat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasar uraian uraian diatas, maka isi laporan yang kami susun dapat di simpulkan
sebagai berikut.

Kosmografi (harafiah berarti "pengukuran langit") adalah ilmu yang mengkaji


penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (atau benda-benda langit lainnya).
Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi. Jagat Raya adalah
istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang mempelajari ihwal
bintang) Jagat Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang
tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya
terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya
juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu, kabut, dan gas.

Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.

 Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)


 Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
 Teori Keadaan Tetap
DAFTAR PUSTAKA

Fathul. (2013). Diskursus Tentang Benda-Benda Angkasa Luar Menurut Para Mufassirdan
Astronom. Journal Hermeneutik.

Kohar, A. (2020). Tinjauan Astronomis Penetuan Awal Tahun Kalender Rowot Sasak
Berdasarkan Kemunculan Bintang Pleiades. Jurnal Ilmu Falak Dan Astronomi.

Kusuma, R. (2020). Pengembangan Media Diorama Materi Tata Surya Mata Kuliah
Kosmografi. Journal Swara Bhumi.

Anda mungkin juga menyukai