Oleh:
Tri Selsa
(1914201303)
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Muhammad Arif, M. Kep
Fungsi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan
tidak mengalami pergerakan. Internal fiksasi ini berupa intra medullary nail, biasanya
digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur transvers. Open Reduction
Internal Fixation (ORIF) adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya
mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang diperlukan untuk
beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi sekrup dan piring untuk
mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan (Brunner & Suddart, 2003).
2. Tujuan ORIF (Open Reduction Internal Fixation) Ada beberapa tujuan dilakukannya
pembedahan Orif, antara lain:
a. Memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas
b. Mengurangi nyeri.
c. Klien dapat melakukan ADL dengan bantuan yang minimal dan dalam lingkup
keterbatasan klien.
d. Sirkulasi yang adekuat dipertahankan pada ekstremitas yang terkena
e. Tidak ada kerusakan kulit
3. Indikasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
a. Fraktur yang tidak stabil dan jenis fraktur yang apabila ditangani dengan metode
terapi lain, terbukti tidak memberi hasil yang memuaskan.
b. Fraktur leher femoralis, fraktur lengan bawah distal, dan fraktur intraartikular
disertai pergeseran.
c. Fraktur avulsi mayor yang disertai oleh gangguan signifikan pada struktur otot
tendon.
c. Terdapat infeksi
1. Defenisi oref
adalah reduksi terbuka dengan Fiksasi eksterna. Fiksasi eksterna adalah alat yang
diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua
atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagianproksimal dan distal dari
tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan
eksternal bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada
tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan pelvis
(Mansjoer, 2000).
Salah satu contoh eksternal fiksasi adalah pemasangan gips. Penanganan dengan metode
operatif adalah suatu bentuk operasi dengan pemasangan open reduction internal fixatie
(ORIF) maupun dengan pemasangan open reduction external fixatie (OREF).Metode
operatif ini paling sering digunakan.
a. Pemasangan traksi
Traksi adalah Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. Traksi digunakan untuk
meminimalkan spasme otot; untuk mereduksi, mensejajarkan, dan mengimobilisasi
fraktur; untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan diantara kedua
permukaan patahan tulang.Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginka
untuk mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefektifan tarikan
traksi harus dihilangkan (Smeltzer & Bare, 2001 )
a. Tujuan
- untuk mengurangi dan untuk immobilisasi fraktur tulang agar terjadi pemulihan
- Untuk mempertahankan kesejajaran tulang yang tepat
- Untuk mencegah cidera dari jaringan lunak
- Untuk memperbaiki, mengurangi, atau mencegah deformitas
- Untuk mengurangi spaseme otot dan nyeri
b. Indikasi
- Traksi rusell digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia
- Traksi buck, indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk
mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan
diperbaiki lebih lanjut
- Traksi Dunlop merupakan traksi pada ektermitas atas
- Traksi horizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertical
diberikan pada lengan bawah dalm posisi flexsi.
- Traksi kulit Bryani sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami
patah tulang paha
- Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada
korpus pemoralis orang dewasa
- Traksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak usia 3 tahun sampai
dewasa muda
c. Kontra Indikasi
- Hipermobilitas
- Efusi sendi
- Inflamasi
- Fraktur humeri dan osteoporosis
d. Klasifikasi Traksi
1. Skin Traksi
Traksi kulit (skin traksi) adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan
menempelkan plaster langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk,
membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang cedera dan biasanya
digunakan untuk jangka pendek (48 -72 jam). Traksi kulit menunjukkan dimana
dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang terkena melalui
jaringan 7 lunak.
russel traction: suatu balanced traksi, di gunakan pada fraktur HIP, kalau pada
anak-anak sering di gunakan pada fraktur femur.
2. Skeletal Traksi
Traksi skeletal adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera
dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) ke
dalam. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang di aplikasikan langsung ke
skeleton melalui pins, wire atau buat yang telah dimasukkan kedalam tulang.
Untuk melakukan ini berat yang besar dapat digunakan.Traksi skeletal digunakan
untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar
dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
1. Prosedur Tindakan
1. Persiapan alat
- Skin traksi kit - beban
- k/p pisu cukur - K/p Bantalan conter traksi
- k/p balsam perekat - k/p bantal kasur
- k/p alat rawat luka - gunting
- katrol dan pulley - bolpoint untuk penanda/ marker
6. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilaksanakan intervensi keperawatan:
- Menunjukan tidak ada tanda iritasi kulit, ekstremitas warna normal, dan hangat,
tidak bengkak, dan nadi teraba.
- Menunjukan tidak terdapat tanda infeksi: suhu dibawah 37oC, jumlah sel darah
putih 5000-10.000/mm3, tidak ada nyeri pada luka, tidak ada tanda kemerahan
dan drainase pada sisi pin.
- Menggunakan mekanisme koping efektif
- Menyebutkan peningkatan kenyamanan:
- Melakukan aktivitas perawatan diri, memerlukan sedikit bantuan pada saat
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Pola eliminasi defekasi teratur, dan perut lemas.
- Klien mengerti dengan program terapi, klien menunjukkan pemahaman
terhadap program terapi (menjelaskan tujuan traksi, berpartisipasi dalam
rencana perawatan).
- Klien mengekspresikan perasaan dengan aktif, dan tingkat ansietas klien
menurun.
- Nyeri berkurang, klien mampu mengubah posisi sendiri sesering mungkin
sesuai kemampuan traksi, klien dapat beristirahat nyenyak.
- Mobilitas klien meningkat, klien melakukan latihan yang dianjurkan,
menggunakan alat bantu yang aman.
- Tidak ditemukan adanya dekubitus dan nyeri tekan. Kulit tetap utuh, atau tidak
terjadi luka tekan lebih luas.
B. IMOBILISASI
1. Pengertian
Imobilisasi adalah suatu usaha mengkoordinasi system muskuluskeletal dan system
syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. (Perry,
Potter 1997).
3. Indikasi
Nyeri dan spasme otot Nyeri pada sendi dan spasme otot dapat ditangani dengan
tehnik gentle joint play untuk menstimulasi efek neurofisiologi dan efek mekanik.
a. Efek neurofisiologi Tehnik mobilisasi traksi osilasi menstimulasi mechanoreseptor
yang dapat menghambat transmisi stimulasi nocicencoric pada level spinal cord
atau brain stem.
b. Mekanik Tehnik mobilisasi traksi osilasi menyebabkan terjadinya pergerakan
cairan sinovial yang membawa zat-zat gizi pada bagian yang bersifat avaskuler di
kartilago artikular dan juga di intra artikular fibro kartilago. Tehnik mobilisasi ini
membantu menjaga pertukaran zat-zat gizi serta mencegah nyeri dan efek
degenerasi statik saat sendi mengalami pembengkakan atau nyeri dan keterbatasan
gerak. Keterbatasan yang bersifat progresif Pada patologi jaringan yang dapat
menyebabkan keterbatasan gerak secara progresif tehnik mobilisasi dapat
memelihara gerakan dan memperlambat keterbatasan yang dapat terjadi.
Immobilitas fungsional Tehnik traksi osilasi bermanfaat untuk menjaga mobilitas
sendi dan gerakan yang mungkin terjadi juga mencegah terjadinya hambatan gerak
yang merupakan efek dari immobilisasi
4. Kontra indikasi
Hypermobilitas Pada hipermobilitas tidak dapat diberikan tehnik mobilisasi karena
masalah yang ada pada hypermobilitas bukanlah gangguan mobilitas sendi melainkan
stabilatas. Efusi sendi Pada sendi yang mengalami efusi tidak boleh dilakukan
mobilisasi karena keterbatasan yang terjadi adalah karena penumpukan cairan dan
karena adanya respon otot terhadap nyeri, bukan karena pemendekan otot ataupun
kapsul ligament. Inflamasi Pemberian mobilisasi pada fase inflamasi dapat
menimbulkan nyeri dan memperberat kerusakan jaringan.
5. Jenis Imobilisasi
Imobiolisasi ada 2 jenis yaitu antara lain:
a. Imobilisasi parsial (sebagian)
Penderita yang mengalami fraktur tulang pada kaki (pada kasus).
b. Imobilisasi keseluruhan
Penderita yang mengalami ketidaksadaran diri
6. Penatalaksanaan
a. Pasien ke brankar
- Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur
- Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien.
- Silangkan tangan pasien ke depan dada
- Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
- Perawat 1 meletakkan tangan dibawah leher/bahu bawah pinggang
Perawat 2 meletakan tangan di bawah pinggang dan panggung pasien
Perawat 3 meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
- Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brangkar
- Atur posisi pasien dan pasang pengaman
- Tinggikan tingkat tempat tidur, singga sedikit lebih tinggi dari brangkar
b. Pasien fraktur ke tempat tidur
- Kemampuan fisik klien
- Kemampuan memahami intruksi
- Derajat kenyamanan atau ketidaknyamanan saat bergerak
- Berat dan klien
- Adanya hipotensi ortastatik (saat berdiri) dan
- Kemampuan perawat memindahkan klien
Selain itu, perawat juga harus menjelaskan kepada klien mengenal prosedur
dan gambaran yang diharapkan
7. Langkah-langkah
- Pastikakn ram terkunci pada keddua tempat tidur dan brankar
- Lepaskan bantal dari tempat tidur dan letakkan brankar
- Bantu pasien miring menjahui brankar, lalu pasang sliding board dibawah
tubuh pasien
- Bantu pasien kembali ke posisi telentang diatas sliding board dan silangkan
langan di dada
- Perawat mengatur satu kaki di depan dengan lutut dan pinggul sedikit fleksi,
pertahankan body align dengan punggung tetap lurus
- Pada hitungan ketiga, dua berapaat pada sisi brankar secara lembut menerik
sliding board ke arah mereka
- Miringkan pasien ke tangah brankar
- Pastikan pasien merasa nyaman dan pasangan rel pengaman brankar
DAFTAR PUSTAKA