Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN LUKA AMPUTASI, ORIF DAN OREF

A. Pengertian
1. Amputasi
Amputasi diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian seperti
kaki, tanggan, lutut, atau seluruh bagian ekstremitas (Wright, 2014), Amputasi
dilakukan ketika ekstremitas sudah tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan
teknik lain atau terdapatnya kondisi yang dapat membahayakan keselamatan tubuh
atau merusak organ tubuh yang lain sehingga menimbulkan komplikasi infeksi,
perdarahan dan pertumbuhan stump yang abnormal (McArdle et al, 2015; Payne &
Pruent, 2015; Mei et al, 2014; Daryadi, 2012; Mark et al, 2016).
2. ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Pasien yang memiliki masalah di bagian musculoskeletal memerlukan tindakan
pembedahan yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dengan mengembalikan
gerahan, stabilisasi, mengurangi nyeri, dan mencegah bertambah parahnya gangguan
musculoskeletal. Salah satu prosedur pembedahan yang sering dilakukan yaitu
dengan fiksasi interna atau disebut juga dengan pembedahan ORIF (Open Reduction
Internal Fixation).
Open Reduction Internal Fixation (ORIF) adalah suatu jenis operasi dengan
pemasangan internal fiksasi yang dilakukan ketika fraktur tersebut tidak dapat
direduksi secara cukup dengan close reduction, untuk mempertahankan posisi yang
tepat pada fragmen fraktur (John C. Adams, 1992 dalam Potter & Perry, 2005).
Fungsi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan
tidak mengalami pergerakan. Internal fiksasi ini berupa intra medullary nail, biasanya
digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur transvers.
3. OREF (Open Reduction External Fixation)
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di
bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu
batang lain.

B. Tujuan Tindakan
1. Tujuan ORIF
a. Untuk membantu klien berjalan.
b. Untuk membantu klien bergerak.
c. Menjaga supaya tidak terjadi fraktur lagi.
2. Tujuan OREF
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan
jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif
(hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya ,
kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini memberikan rasa nyaman bagi
pasien yang mengalami kerusakan fragmen tulang.

C. Indikasi
1. Indikasi ORIF
a. Pasien penderita dan pasca stroke
b. Pasien yang menderita kelumpuhan
c. Pasien yang menderita fraktur
2. Indikasi OREF
a. Fraktur terbuka grade II dan III
b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
c. Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
d. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
e. Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
f. Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok. Misal : infeksi
pseudoartrosis ( sendi palsu ).
g. Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
h. Kadang – kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes melitus.

D. Kontra Indikasi
1. Kontra indikasi ORIF
a. Pasien dengan penurunan kesadaran
b. Pasien dengan fraktur yang parah dan belum ada penyatuan tulang
c. Pasien yang mengalami kelemahan (malaise)
2. Kontra Indikasi OREF
a. Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan lanjut yang lebih baik bila

dipasang single planar fiksator


b. Fraktur intra artikuler yang perlu ORIF

c. Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw nail wire)

d. Fraktur pada anak

E. Jenis Alat yang Diggunakan


1. ORIF
a. Walker
Adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan setinggi pinggang, dan
terbuat dari pipa logam. Mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh.
b. Tripod
Adalah memberi songkongan yang terbesar yang digunakan pada kaki yang
mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau hemiplegia (paralisis pada
satu sisi). Alat bantu yang memiliki tiga kaki, yang biasa digunakan untuk orang
yang kondisinya sudah bagus.
c. Kruk
Adalah alat bantu jalan yang berbentuk segitiga sama kaki, dalam penggunaannya
dihimpitkan di ketiak. Dalam penggunaan kruk apabila naik tangga kaki yang
sakit terlebih dahulu, jika turun sebaliknya. Kruk sering digunakan untuk
meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat temporer, seperti pada setelah
kerusakan ligamen dilutut. Kruk dapat digunakan permanen (klien paralisis
ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk :
Strand memilki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas
memgelilingi lengan bawah, kedua-duanya harus diatur sesuai dengan tinggi
klien.
Kruk Aksila terbuat dari kayu.
Kruk Aksila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,
dimana berada tepat dibawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang
dipegang setinggi telapak tgangan untuk menyokong tubuh. Ukuran panjang kruk
harus diatur yang sesuai, dan klien harus diajarkan menggunakan kruk mereka
dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan naik turun tangga dan bangkit
dari duduk.
d. Kursi Roda
Adalah alat bantu yang digunakan untuk pasien
e. Kaki palsu
Adalah alat bantu jalan yang menyerupai kaki yang terbuat dari fiber dan
aluminium.
f. Tongkat
Adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan terbuat dari
kayu atau logam.

F. Prosedur Tindakan
1. Prosedur Tindakan ORIF
a. Walker
Klien memgang pemegang tangan pada batang di bagian atas, melangkah,
memindahkan walker lebih lanjut dan melangkah lagi.
b. Tripod
Tripod diletakan dekat kaki yang fraktur, kemudin kaki yang sehat melangkah dan
kaki sakit yang melangkah.
c. Kruk
Dalam penggunaan kruk apabila naik tangga kaki yang sakit terlebih dahulu
melangkah, jika turun kaki yang sehat.
d. Kursi Roda
Posisi kursi 45 derajat dari tempat tidur, rem terkunci, memindahkan kaki
istirahat.
e. Kaki Palsu
Memasukkan Stockinett pelapis puntung dulu lalu membantu pasien
memasukkannya ke dalam socket.
Kemudian pasien harus dilatih mengencangkan menggunakan suspensi kemudian
dilatih untuk berjalan dengan menggunakan kaki barunya.
Proses ini memang memakan waktu dan beaya sehingga prosthesis kaki yang
baik.
f. Tongkat
Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan maksimum
ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada di depan sejauh 1 sampai 25
cm, mennjaga berat badan pada kedua kaki klien. Kaki yang terlemah bergerak
maju dengan tongkat sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang
terkuat. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat szehingga kaki terlemah dan berat
badan disokong oleh tongkat dan kaki terlemah.
STANDART OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP) PERAWATAN LUKA
AMPUTASI, ORIF DAN OREF

PROSEDUR PERAWATAN LUKA AMPUTASI


A. Pengertian
Perawatan luka amputasi adalah tindakan mengganti balutan luka post amputasi dengan
menggunakan bahan tertentu untuk membantu proses penyembuhan luka.
B. Tujuan
1. Mencegah infeksi silang
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
C. Indikasi
Indikasi dilakukan pada klien post amputasi yang kondisi balutannya sudah kotor atau untuk
perawatan tiap hari jika tidak ada kontra indikasi.
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
a. Alat steril
a) Sarung tangan 2 pasang
b) Pinset anatomis 2 buah
c) Pinset chirugis 1 buah
d) Kom steril 2 buah
e) Kassa steril secukupnya
f) Lidi kapas secukupnya (kalau perlu)
g) Perban gulung
b. Alat tidak steril
a) Bengkok 2 buah (1 berisi larutan desinfektan)
b) Gunting perband
c) Plester
d) Korentang
e) Alas dan perlak
f) Alkohol/ wash bersih
g) Larutan-larutan dalam botol
2. Prosedur
a. Mendekatkan alat-alat ke pasien
b. Mencuci tangan (Lihat SOP Cuci tangan)
a) Membuka balutan lama
b) Alat dipasang
c) Bengkok didekatkan
d) Gunting plester sesuai kebutuhan
e) Pasang sarung tangan
f) Perban gulung yang lama dibuka dengan cara digunting
g) Buka sarung tangan
c. Membersihkan luka
a) Paket steril dibuka dengan benar
b) Larutan NaCl atau betadine atau yang diperlukan dituang ke kom kecil
c) Gunakan sarung tangan dengan benar
d) Pinset anatomis dan chirugis diambil
e) Kassa untuk kompres diperas dan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu kassa NaCl
dan kassa Betadine
f) Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan dibuang kedalam bengkok
g) Pinset anatomis direndam dalam larutan desinfektan
h) Tangan kanan memegang pinset chirugis dan tangan kiri memegang pinset
anatomis
i) Lalu ambil kassa NaCl dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset chirugis
(tangan kanan)
j) Luka post amputasi dibersihkan dengan benar, dengan 3 cara yaitu:
- Dari atas ke bawah
- Dari samping kiri kanan
- Sirkuler (dari bagian luar ke dalam luka)
k) Luka post amputasi dikeringkan dengan kassa kering yang diambil oleh pinset
anatomis dan pindahkan ke pinset chirugis
l) Oleskan luka dengan kassa betadine, mengambilnya dengan cara yang sama
m) Tutup/ kompres luka dengan kassa betadine
n) Tutup luka dengan kassa kering
o) Balut luka dengan perban gulung
p) Lepas sarung tangan, simpan ke dalam bengkok berisi larutan desinfektan
q) Plester luka
d. Evaluasi respon pasien
e. Merapikan alat
f. Merapikan pasien
g. Akhiri interaksi dengan salam
h. Mencuci tangan
i. Dokumentasi hasil tindakan
j. Rencana tindak lanjut
PROSEDUR PERAWATAN ORIF
A. Pengertian
Suatu prosedur untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu
dan tidak mengalami pergeseran
B. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan medis
2. Adanya panduan untuk melakukan tindakan Orif
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
a. Alat tidak steril :
- Lampu operasi
- Cuter unit
- Meja operasi
- Suction
- Hepafik
- Gunting
b. Alat Steril :
- Duk besar 3
- Baju operasi 4
- Selang suction steril
- Selang cuter Steril
- Side 2/0, palain 2/0,berbagai macam ukuran jarum
c. Set Orif :
a) Koker panjang 2
b) Klem bengkok 6
c) Bengkok panjang 1
d) Pinset cirugis 2
e) Gunting jaringan 1
f) Kom 2
g) Pisturi 1
h) Hand mest
i) Platina 1 set
j) Kassa steril
k) Gunting benang 2
l) Penjepit kasa 1
m) Bor 1
n) Hak Pacul 1
o) Hak Sedang 1
p) Hak Duk 3
2. Prosedur
PROSEDUR PERAWATAN OREF
A. Pengertian
Perawatan luka OREF adalah tindakan mengganti balutan pada pasien post pemasangan
fiksasi eksternal dengan menggunakan bahan tertentu untuk membantu proses penyembuhan
luka.
B. Tujuan
-Mencegah infeksi silang
-Mempercepat proses penyembuhan luka
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat
a. Alat steril
a) Sarung tangan 2 pasang
b) Pinset anatomis 2 buah
c) Pinset chirugis 1 buah
d) Kom steril 2 buah
e) Kassa steril secukupnya
f) Lidi kapas secukupnya (kalau perlu)
g) Perban gulung
b. Alat tidak steril
a) Bengkok 2 buah (1 berisi larutan desinfektan)
b) Gunting perband
c) Plester
d) Korentang
e) Alas dan perlak
f) Alkohol/ wash bersih
g) Larutan-larutan dalam botol (betadine dan NaaCl 0,9%)
2. Prosedur
a. Mendekatkan alat-alat ke pasien
b. Mencuci tangan (Lihat SOP Cuci tangan)
c. Membuka balutan lama
a) Alat dipasang
b) Bengkok didekatkan
c) Gunting plester sesui kebutuhan
d) Pasang sarung tangan
e) Perban gulung yang lama dibuka dengan cara digunting
f) Buka Sarung tangan
d.Membersihkan luka
a) Paket steril dibuka dengan benar
b) Larutan NaCl atau betadine atau yang diperlukan dituang ke kom kecil
c) Gunakan sarung tangan dengan benar
d) Pinset anatomis dan chirugis diambil
e) Kassa untuk kompres diperas dan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu kassa NaCl
dan kassa Betadine
f) Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan dibuang kedalam bengkok
g) Pinset anatomis direndam dalam larutan desinfektan
h) Tangan kanan memega ng pinset chirugis dan tangan kiri memegang pinset
anatomis
i) Lalu ambil kassa NaCl dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset chirugis
(tangan kanan)
j) Luka OREF dibersihkan dengan cara Sirkuler (dari bagian luar ke dalam luka)
k) Luka OREF dikeringkan dengan kassa kering yang diambil oleh pinset anatomis
dan pindahkan ke pinset chirugis
l) Oleskan luka dengan kassa betadine, mengambilnya dengan cara yang sama
m) Tutup/ kompres luka dengan kassa betadine
n) Tutup luka dengan kassa kering
o) Balut luka dengan perban gulung
p) Lepas sarung tangan, simpan ke dalam bengkok berisi larutan desinfektan
q) Plester luka
e. Evaluasi respon pasien
f. Merapikan alat
g. Merapikan pasien
h. Akhiri interaksi dengan salam
i. Mencuci tangan
j. Dokumentasi hasil tindakan
k. Rencana tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai