NPM : 17.11.081
1.1. Pengertian
Pembidaian merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan posisi
tubuh yang mengalami fraktur yang dapat diterapkan baik dalam bagian emergency maupun
pada tempat kejadian.
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan tulang yang patah.
Alat penunjang berupa sepotong tongkat , bilah papan , tidak mudah bengkok ataupun patah, bila
digunakan akan berfungsi untuk mempertahankan , menjamin tidak mudah bergerak, sehingga
kondisi patah tulang tidak semakin parah.
Syarat – syarat bidai :
1. Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan
2. Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami
patah tulang
3. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit.
4. Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah
5. Bidai tidak boleh terlalu kencang atau kuat
Perhatian
1. Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat menyebabkan syok
2. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati – hati dapat mengakibatkan patah tulang
makin parah
1.2. Indikasi
Tindakan ini diindikasikan pada fraktur – fraktur yang tidak bergeser, fraktur iga yang
stabil, falang, dan metacarpal atau fraktur klavikula pada anak. Indikasi lainya yaitu fraktur
kompresi tulang belakang, impaksi fraktur pada humerus, proksimal serta fraktur yang sudah
mengalami union secara klinis, tetapi belum mencapai konsolidasi radiologic.
Selain itu pembidaian juga dikombinasikan dengan tekhnik pembalutan perban atau
dengan kain mitela, dengan tujuan untuk :
1. Mencegah pergerakan bagian tubuh yang cidera.
2. Menyangga luka.
3. Mengurangi atau mencegah edema.
4. Mengamankan bidai dan balutan.
Adapun jenis-jenis pemasanagn perban diantaranya dapat dilihat pada table dibawah ini :
Spiral terbalik Balikkan lilitan perban pada Menutupi bagian tubuh yang
pertengahan setiap lilitan perban berbentuk kerucut seperti lengan
yang dibuat. bawah, paha atau betis. Berguna bila
menggunakan perban yang tidak
elastis seperti perban kassa atau
flannel.
Persiapan Alat
1. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135
dan 270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan.
2. Kain mitela (sesuai kebutuhan).
3. Spalk (sesuai kebutuhan).
4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
5. Plester
6. Gunting Plester.
Persiapan Pasien
1. Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai dengan abrasi, perubahan warna,
luka, atau edema. (Lihat dengan teliti daerah penonjolan tulang).
2. Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan, warna kulit, dan sensasi bagian
tubuh yang akan dibalut.
3. Khusus untuk di Unit Gawat Darurat, perhatikan jika ada luka maka bersihkan luka, dan
berikan balutan atau jahitan jika luka terbuka.
4. Khusus untuk di Unit Perawatan, Kaji ulang adanya program khusus dalam catatan medis
yang berhubungan dengan pemasangan perban elastic. Perhatikan area yang akan
dipasang perban, jenis perban yang dibutuhkan, frekuensi penggantiannya dan respon
sebelumnya terhadap terapi.
5. Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat.
6. Identifikasi rencana perawatan dan pengobatan.
7. Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan bahwa tekanan lembut dan ringan yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan
darah, mencegah gerakan lengan, menurunkan/mencegah timbulnya bengkak, memfiksasi
balutan operasi dan memberikan tekanan.
8. Mengatur posisi pasien. Bantu agar pasien mendapat posisi yang nyaman dan benar
sesuai anatomik.
9. Mencuci tangan.
Pelaksanaan :