Anda di halaman 1dari 6

Nama : Iva santika

NPM : 17.11.081

Kelas : PSIK 3.2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBIDAIAN

1.1. Pengertian
Pembidaian merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan posisi
tubuh yang mengalami fraktur yang dapat diterapkan baik dalam bagian emergency maupun
pada tempat kejadian.
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan tulang yang patah.
Alat penunjang berupa sepotong tongkat , bilah papan , tidak mudah bengkok ataupun patah, bila
digunakan akan berfungsi untuk mempertahankan , menjamin tidak mudah bergerak, sehingga
kondisi patah tulang tidak semakin parah.
Syarat – syarat bidai :
1. Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan
2. Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami
patah tulang
3. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit.
4. Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah
5. Bidai tidak boleh terlalu kencang atau kuat
Perhatian
1. Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat menyebabkan syok
2. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati – hati dapat mengakibatkan patah tulang
makin parah
1.2. Indikasi
Tindakan ini diindikasikan pada fraktur – fraktur yang tidak bergeser, fraktur iga yang
stabil, falang, dan metacarpal atau fraktur klavikula pada anak. Indikasi lainya yaitu fraktur
kompresi tulang belakang, impaksi fraktur pada humerus, proksimal serta fraktur yang sudah
mengalami union secara klinis, tetapi belum mencapai konsolidasi radiologic.
Selain itu pembidaian juga dikombinasikan dengan tekhnik pembalutan perban atau
dengan kain mitela, dengan tujuan untuk :
1. Mencegah pergerakan bagian tubuh yang cidera.
2. Menyangga luka.
3. Mengurangi atau mencegah edema.
4. Mengamankan bidai dan balutan.
Adapun jenis-jenis pemasanagn perban diantaranya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Jenis Deskripsi Tujuan atau Manfaat

Melingkar Perban dilitkan ai atas lilitan Menahan perban pada


sebelumnya sampai ujung terakhir lilitan pertama dan terakhir,
perban. menutupi bagian tubuh yang kecil
(jari tangan, jari kaki).

Spiral Lilitkan perban ke arah atas Menutupi bagian tubuh yang


bagian tubuh melintasi setengah berbentuk silinder seperti
atau dua pertiga lebar lilitan pergelangan tangan atau lengan
sebelumnya. bagian atas.

Spiral terbalik Balikkan lilitan perban pada Menutupi bagian tubuh yang
pertengahan setiap lilitan perban berbentuk kerucut seperti lengan
yang dibuat. bawah, paha atau betis. Berguna bila
menggunakan perban yang tidak
elastis seperti perban kassa atau
flannel.

Bentuk delapan Lilitkan perban secara Menutupi sendi, bentuk yang


miring pada lilitan sebelumnya kea pas memberikan dampak imobilisasi
rah aats dan bawah dari bagian yang yang sangat baik.
akan di perban. Setiap lilitan
melintasi lilitan sebelumnya untuk
membuat bentuk delapan.

Rekuren Pertama-tama ikatkan Menutupi  bagian tubuh


perban dengan lilitan sirkular pada yang tidak rata misalnya kepala
ujung proksimal bagian tubuh atau tempat dilakukan amputasi.
sebanyak dua kali. Buat setengah
lilitan tegak lurus dengan tepi
perban. Perban dililitkan ke ujung
distal bagian tubuh yang akan
ditutupi oleh setiap lilitan dengan
setiap lilitan dilipat kea rah
belakang.

Persiapan Alat

1. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135
dan 270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan.
2. Kain mitela (sesuai kebutuhan).
3. Spalk (sesuai kebutuhan).
4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
5. Plester
6. Gunting Plester.

Persiapan Pasien

1. Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai dengan abrasi, perubahan warna,
luka, atau edema. (Lihat dengan teliti daerah penonjolan tulang).
2. Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan, warna kulit, dan sensasi bagian
tubuh yang akan dibalut.
3. Khusus untuk di Unit Gawat Darurat, perhatikan jika ada luka maka bersihkan luka, dan
berikan balutan atau jahitan jika luka terbuka.
4. Khusus untuk di Unit Perawatan, Kaji ulang adanya program khusus dalam catatan medis
yang berhubungan dengan pemasangan perban elastic. Perhatikan area yang akan
dipasang perban, jenis perban yang dibutuhkan, frekuensi penggantiannya dan respon
sebelumnya terhadap terapi.
5. Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat.
6. Identifikasi rencana perawatan dan pengobatan.
7. Menjelaskan prosedur kepada klien. Jelaskan bahwa tekanan lembut dan ringan yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan
darah, mencegah gerakan lengan, menurunkan/mencegah timbulnya bengkak, memfiksasi
balutan operasi dan memberikan tekanan.
8. Mengatur posisi pasien. Bantu agar pasien mendapat posisi yang nyaman dan benar
sesuai anatomik.
9. Mencuci tangan.

Pelaksanaan :

Pengertian Melakukan immobilisasi


ekstremitas yang cidera dengan dugaan
patah tulang atau dislokasi dengan bidai.

Tujuan -     Immobilisasi sehingga


membatasi pergerakan antara 2 bagian
tulang yang patah saling bergesekan
-  Mengurangi nyeri
-  Mencegah kerusakan jaringan
lunak, pembuluh darah dan syaraf di
sekitarnya

Indikasi ·  Pasien dengan multiple trauma


·  Jika terdapat tanda patah tulang

Persiapan Alat -  Bidai sesuai dengan kebutuhan


(panjang dan jumlah)
-  Kassa gulung
-  Gunting
-  Kassa steril (bila perlu)
-  Plester
-  Hand schoen

Pelaksanaan 1.       Cuci tangan dan pakai hand


schone
2.       Dekatkan alat-alat didekat pasien
3.       Berikan penjelasan kepada
pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
4.       Bagian ekstremitas yang cidera
harus tampak seluruhnya, pakaian harus
dilepas kalau perlu digunting
5.       Periksa nadi, fungsi sensorik dan
motorik ekstremitas bagian distaldari
tempat cidera sebelum pemasangan bidai
6.       Jika nadi tidak ada, coba
luruskan dengan tarikan secukupnya,
tetapi bila terasa ada tahanan jangan
diteruskan, pasang bidai dalam posisi
tersebut dengan melewati 2 sendi
7.       Bila curiga adanya dislokasi
pasang bantal atas bawah, jangan coba
diluruskan
8.       Bila ada patah tulang terbuka,
tutup bagian tulang yang keluar dengan
kapas steril dan jangan memasukkan
tulang yang keluar ke dalam lagi,
kemudian baru dipasang bidai dengan
melewati 2 sendi
9. Periksa nadi, fungsi sensori dan
motorik ekstremitas bagian distal dari
tempat cidera setelah pemasangan bidai
10.   Bereskan alat-alat dan rapikan
pasien
11. Lepas hand schone dan cuci tangan
Gambar 1: pembidaian area bahu

Gambar 2 : pembidaian area kepala

Gambar 3 : pembidaian area kaki

Anda mungkin juga menyukai