Anda di halaman 1dari 13

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OBAT ORAL, TOPIKAL, DAN SUPOSITORIA

TUGAS BIMBINGAN MATA KULIAH

FARMAKOLOGI

Disusun Oleh : MUTIARA RIZKY NURFITRI


Dosen Pengajar : Purwati,S.Pd.,MAP.

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

2020/2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OBAT ORAL


1 DEFINISI Pemberian obat per-oral adalah memberikan obat
yang dimasukan melalui mulut.

2 TUJUAN 1. Untuk memudahkan proses pemberian obat


2. Membuat proses reabsorbsi lebih lambat
sehingga bila muncul efek samping dari obat
tersebut dapat segera di atasi
3. Untuk menghindari pemberian obat yang
menyebabkan nyeri
4. Untuk menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

3 PERSIAPAN ALAT 1) Baki berisi obat


2) Kartu atau buku yang berisi rencana pengobatan
3) Pemotong obat ( bila diperlukan )
4) Martl dan lumping penggerus ( bila diperlukan )
5) Gelas pengukur ( bila diperlukan )
6) Gelas dan air minum
7) Sedotan
8) Sendok
9) Spuit sesuai dengan ukuran untuk mulut anak-
anak

4 CARA KERJA a) Siapkan peralatan dan cuci tangan


b) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat
per-oral(menelan,mual,muntah,adanya program
tahan makan atau minum,akan dilakukan
pengisapan lambung dll)
c) Periksa kembali perintah pengobatan (nama
klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila
ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang
atau dokter yang meminta.
d) Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca
perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)
e) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan.
Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat
(gunakan tehnik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat).
5 PROSEDUR UNTUK OBAT 1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk
TABLET ATAU KAPSUL disposibel tanpa menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan
untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus
obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil
dan lumpang penggerus, kemudian campurkan
dengan menggunakan air. Cek dengan bagian
farmasi sebelum menggerus obat, karena
beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya.

6 CARA KERJA UNTUK 1) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur


OBAT DALAM BENTUK dengan rata sebelum dituangkan, buang obat
CAIR yang telah berubah warna atau menjadi lebih
keruh.
2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap
keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada
tutup botol bagian dalam.
3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya
berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga
label tidak bisa dibaca dengan tepat.
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam
mangkuk obat berskala.
5) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup
botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat
cairan obat yang mengering pada tutup botol.
6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit,
kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk
mengambilnya dari botol..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
1 DEFINISI Pemberian obat secara topikal adalah memberikan
obat secara lokal pada kulit atau pada membrane.

2 TUJUAN 1. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit adalah


untuk memperoleh reaksi lokal dari obat
tersebut
2. Pemberian obat melalui mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan
struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada
pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
3. Pemberian obat tetes telinga
a) Untuk memberikan effek terapi lokal
(mengurangi peradangan, membunuh
organisme penyebab infeksi pada kanal
telinga eksternal
b) Menghilangkan nyeri
c) Untuk melunakkan serumen agar mudah
untuk diambil
4. Pemberian obat tetes hidung
a) Untuk mengencerkan sekresi dan
memfasilitasi drainase dari hidung
b) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan
sinus
3 PROSEDUR
A. PEMBERIAN OBAT TOPICAL PADA KULIT
a) Persiapan alat 1. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim,
lotion, aerosol, bubuk, spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas atau tongue spatel
6. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk
dan sabun basah
7. Kassa balutan, penutup plastic dan plester
(sesuai kebutuhan)
b) Persiapan pasien 1) Menjelaskan tujuan pemberian obat oles
2) Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

c) Cara kerja  Cek instruksi dokter untuk memastikan nama


obat, daya kerja dan tempat pemberian
 Cuci tangan
 Atur peralatan disamping tempat tidur klien
 Tutp gorden atau pintu ruangan
 Identifikaasi klien secara tepat
 Posisikan klien dengan tepat dan nyaman,
pastikan hanya membuka area yang akan
diberi obat
 Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit,
lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
 Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
 Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan
agen topikal
 Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
 Oleskan agen topical :
a. Krim, salep dan lotion yang mengandung
minyak
 Letakkan 1-2 sendok teh obat
ditelapak tangankemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara
kedua tangan
 Usapkan merata diatas permukaan
kulit, lakukan gerakan memanjang
searah pertumbuhan bulu
 Jelaskan pada klien bahwa kulit
dapat terasa berminyak setelah
pemberian
b. Lotion mengandung suspensi
 Kocok wadah dengan kuat
 Oleskan sejumlah kecil lotion pada
kassa balutan atau bantalan kecil
 Jelaskan pada klien area akan terasa
dingin dann kering
c. Bubuk
 Pastikan bahwa permukaan kulit kering
secara menyeluruh
 Regangkan dengan baik lipatan bagian
kulit seperti dintara ibu jari atau bagian
bawah lengan
 Bubuhkan secara tipis pada area yang
bersangkutan
d. Spray aerosol
 Kocok wadah dengan keras
 Baca label untuk jarak yang di anjurkan
untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm)
 Bila leher atau bagian atas dada harus
disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray
 Semprotkan obat dengan cara
meratapada bagian yang sakit
 Rapihkan kembali alat-alat yang masih
dipakai, buang peralatan yang sudah
digunakan pada tempat yang sesuai
 Cuci tangan
B. PEMBERIAN OBAT PADA MATA
a) Persiapan alat 1. Botol obat dengan penetes steril atau salep
dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
2. Buku obat
3. Bola kapas kering steril (stuppers)
4. Bola kapas basah (normal salin) steril
5. Baskom cuci dengan air hangat
6. Penutup mata (bila perlu)
7. Sarung tangan
b) Prosedur 1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama
obat, daya kerja dan tempat pemberian.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Identifikasi klien secara tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk
dengan hiperektensi leher
6. Pakai sarung tangan
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk
mata dari dalam keluar
8. Minta klien untuk melihat ke langit – langit
9. Teteskan obat tetes mata :
1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien,
pegang penetes mata yang terisi obat
kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas
sacus konjungtiva. Sementara jari tangan
non dominan menarik kelopak mata
kebawah.
2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan
kedalam sacus konjungtiva. Sacus
konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.
Meneteskan obat tetes ke dalam sacus
memberikan penyebaran obat yang merata
di seluruh mata.
3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau
bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak
mata, ulangi prosedur
4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien
untuk menutup mata dengan perlahan
5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus
nasolakrimal klien selama 30-60 detik
10. Memasukan salep mata :
a. Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak
mata, pencet tube sehingga memberikan
aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata
bawah pada konjungtiva
b. Minta klien untuk melihat kebawah
c. Membuka kelopak mata atas
d. Berikan aliran tipis di sepanjang kelopak mata
atas pada konjungtiva bagian dalam
e. Biarkan klien memejamkan mata dan
menggosok kelopak mata secara perlahan
dengan gerakan sirkuler menggunakan bola
kapas
11. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak
mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam
keluar kantus
12. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang
penutup mata yang bersih diatas mata yang
sakit sehingga seluruh mata terlindungi, plester
dengan aman tanpa memberikan penekanan
pada mata.
13. Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan
yang sudah dipakai
14. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu
pemberian dan mata (kiri,kanan, atau
keduanya) yang menerima obat.
C. PEMBERIAN OBAT TETES PADA TELINGA
a) Persiapan alat 1. Botol obat dengan penetes steril atau salep
dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
2. Buku obat
3. Cotton bud
4. Normal salin
5. Sarung tangan
b) Cara kerja 1. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan
dosis serta pada telinga bagian mana obat
harus diberikan.
2. Siapkan klien
a. Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan
namanya
b. Sediakan asisten bila diperlukan, untuk
mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
c. Atur posisi klien miring kesamping (side
lying) dengan telinga yang akan diobati
pada bagian atas.
3. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
a. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada
infeksi
b. Dengan menggunakan cotton bud yang
dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan
meatus auditory
4. Hangatkan obat dengan tangan anda atau
rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu
yang singkat
5. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang
(untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun),
tarik daun telinga kebawah dan kebelakang
(bayi)
6. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat
sepanjang sisi kanal telinga
7. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali
pada tragus telinga
8. Minta klien untuk tetap berada pada posisi
miring selama 5 menit.
9. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran,
adanya ketidaknyamanan dan lain
sebagainya. Lakukan segera setelah obat
dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat
telah bekerja.
10. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah
tidak dipakai
11. Dokumentasikan semua tindakan
8 D. PEMBERIAN OBAT TETES PADA HIDUNG
a) Persiapan alat a. Botol obat dengan penetes steril atau salep
dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
b. Buku obat
c. Sarung tangan
b) Cara kerja 1. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan
dosis serta pada telinga bagian mana obat
harus diberikan.
2. Siapkan klien
1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan
namanya
2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk
mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
3) Atur posisi klien berbaring supinasi
dengankepala hiperekstensi diatas bantal
(untuk pengobatan sinus ethmoid dan
sphenoid) atau posisi supinasi dengan
kepala hiperektensi dan miring kesamping
(untuk pengobatan sinus maksilaris dan
frontal)
3. Bersihkan lubang telinga
4. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada
infeksi
5. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada
bagian tengah konka superior tulang etmoidalis
6. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini
selama 1 menit
7. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran,
adanya ketidaknyamanan dan lain
sebagainya. Lakukan segera setelah obat
dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat
telah bekerja.
8. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah
tidak dipakai
9. Dokumentasikan semua tindakan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN OBAT PER-REKTAL / SUPOSITORIA


1 DEFINISI Pemberian obat dengan melalui anal dan
kemudian rectum.
2 TUJUAN Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek
local untuk melunakkan faeces dan
merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik
untuk dilatasi bronkus.
3 PROSEDUR
4 a. Persiapan Alat
5 b. Cara Kerja 1. Cocokan akurasi kelengkapan tiap obat
dengan resep dokter, periksa kembali nama
klien dan nama obat,dosis,jalur,dan waktu
pemberian obat
2. Lihat kembali rekam medis apakah terdapat
riwayat pembedahan rectal atau pendarahan
3. Siapkan obat dan bandingkan label obat
dengan resep dokter setidaknya dua kali
sebelum memberikan obat.
4. Berikan obat pada klien tepat waktu dan selalu
cuci tangan
5. Kenali klien dengan menggunakan setidaknya
dua tanda identifikasi klien. Bandingkan nama
klien dan tanda identifikasi yang lain pada
gelang pasien dengan resep dokter. Mintalah
klien untuk menyebutkan nma nya sebagai
identifikasi terakhir
6. Ajari klien mengenai obatnya. Jelaskan
prosedur mengenai posisi dan sensasi yang
mungkin terjadi seperti rasa ingin buang air.
Pastikan klien mengerti prosedur tersebut jika
ia ingin menggunakan obatnya sendiri.
7. Pasang sampiran
8. Gunakan handscoen
9. Bantu klien mencapai posisi sims. Tutup
bagian bawah klien sehingga hanya area anus
yang terlihat.
10. Pastikan pencahayaan cukup untuk melihat
anus dengan jelas. Periksa kondidi anus
external dan palpasi dinding rectum sperlunya.
Lepas sarung tangan jika kotor dan buang ke
tempat yang telah disediakan
11. Gunakan sarung tangan baru
12. Ambil supositoria dari bungkusnya, berikan
pelumas pada ujung yang bulat dengan jelly
pelumas larut air licinkan jari telunjuk dominan
dengan pelumas yang sama
13. Minta klien mengambil nafas melalui mulut
dengan relaks
14. Tarik bokong dengan tangan non dominan.
Masukan perlahan supositoria  menyusuri
dinding anus melewati sfinter bagian dalam,
10cm (4 inci) pada orang dewasa, 5cm (2 inci)
pada anak-anak dan bayi (lihat ilustrasi). Tekan
dengan lembut untuk menahan bokong sesaat
sehingga obat tidak keluar lagi.
15. Keluarkan jari, dan usap area anus dengan
tisu.
16. Bereskan alat-alat, lepaskan sarung tangan,
dan cuci tangan.
17. Mintalah klien untuk tetap berbaring atau miring
selama kurang lebih 5   menit untuk mencegah
obat keluar.
18. Jika supositoria mengandung laksatif atau
pelunak feses, letakan lampu pemanggil
didekat klien.
19. Catat pemberian obat pada MAR.
20. Perhatikan efek supositoria (contoh gerakan
otot, obat mual) sesuai dengan onset dan
durasi obat
21. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah
tidak dipakai
22. Dokumentasikan semua tindakan

Anda mungkin juga menyukai