Anda di halaman 1dari 9

ORIF adalah suatu bentuk pembedahan dengan pemasangan internal fiksasi

pada tulang yang mengalami fraktur.


ORIF (Open Reduksi Internal Fiksasi), open reduksi merupakan suatu
tindakan pembedahan untuk memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah /
fraktur sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya. Internal fiksasi biasanya
melibatkan penggunaan plat, sekrup, paku maupun suatu intramedulary (IM)
untuk mempertahan kan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan
tulang yang solid terjadi.
ORIF adalah Alat bantu jalan dan mobilisasi yaitu alat yang di gunakan untuk
membantu klien supaya dapat berjalan dan bergerak.

2.1.1 TUJUAN TINDAKAN


- Untuk membantu klien berjalan
- Untuk membantu klien bergerak
- Menjaga supaya tidak terjadi fraktur lagi

2.1.2 INDIKASI
- Pasien penderita dan pasca stroke
- Pasien yang menderita kelumpuhan
- Pasien yang menderita fraktur

2.1.3 KONTRA INDIKASI


- Pasien dengan penurunan kesadaran
- Pasien dengan fraktur yang parah dan belum ada penyatuan tulang
- Pasien yang mengalami kelemahan (malaise)

2.1.4 JENIS ALAT YANG DIGUNAKAN


- Walker
Adalah : Suatu alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan setinggi pinggang,
dan terbuat dari pipa logam. Mempunyai empat penyangga dan kaki yang
kokoh.
- Tripod
Adalah : memberi songkongan yang terbesar yang digunakan pada kaki yang
mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis atau hemiplegia (paralisis pada
satu sisi). Alat bantu yang memiliki tiga kaki, yang biasa digunakan untuk
orang yang kondisinya sudah bagus.
- Kruk
Adalah : alat bantu jalan yang berbentuk segitiga sama kaki, dalam
penggunaannya dihimpitkan di ketiak. Dalam penggunaan kruk apabila naik
tangga kaki yang sakit terlebih dahulu, jika turun sebaliknya. Kruk sering
digunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat temporer,
seperti pada setelah kerusakan ligamen dilutut. Kruk dapat digunakan
permanen (klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau
logam. Ada dua tipe kruk :
Strand memilki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas
memgelilingi lengan bawah, kedua-duanya harus diatur sesuai dengan tinggi
klien.
Kruk Aksila terbuat dari kayu.
Kruk Aksila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian
atas, dimana berada tepat dibawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang
yang dipegang setinggi telapak tgangan untuk menyokong tubuh. Ukuran
panjang kruk harus diatur yang sesuai, dan klien harus diajarkan menggunakan
kruk mereka dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan naik turun
tangga dan bangkit dari duduk.
- Kursi Roda
Adalah : alat bantu yang digunakan untuk pasien
- Kaki palsu
Adalah : alat bantu jalan yang menyerupai kaki yang terbuat dari fiber dan
aluminium.
- Tongkat
Adalah : alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan terbuat
dari kayu atau logam.

2.1.5 PROSEDUR TINDAKAN


- Walker
Klien memgang pemegang tangan pada batang di bagian atas, melangkah,
memindahkan walker lebih lanjut dan melangkah lagi.
- Tripod
Tripod diletakan dekat kaki yang fraktur, kemudin kaki yang sehat melangkah
dan kaki sakit yang melangkah.
- Kruk
Dalam penggunaan kruk apabila naik tangga kaki yang sakit terlebih dahulu
melangkah, jika turun kaki yang sehat.
- Kursi Roda
Posisi kursi 45 derajat dari tempat tidur, rem terkunci, memindahkan kaki
istirahat.

- Kaki Palsu
Memasukkan Stockinett pelapis puntung dulu lalu membantu pasien
memasukkannya ke dalam socket.
Kemudian pasien harus dilatih mengencangkan menggunakan suspensi
kemudian dilatih untuk berjalan dengan menggunakan kaki barunya.
Proses ini memang memakan waktu dan beaya sehingga prosthesis kaki yang
baik.
- Tongkat
Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan
maksimum ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada di depan
sejauh 1 sampai 25 cm, mennjaga berat badan pada kedua kaki klien. Kaki
yang terlemah bergerak maju dengan tongkat sehingga berat badan dibagi
antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat
szehingga kaki terlemah dan berat badan disokong oleh tongkat dan kaki
terlemah.

2.1.6 PERSIAPAN ATAU PROSEDUR DI RUANG OPERASI\


a. Persiapan alat dan Ruangan
- Alat tidak steril : Lampu operasi, Cuter unit, Meja operasi, Suction, Hepafik,
Gunting
- Alat Steril : Duk besar 3, Baju operasi 4, Selang suction steril, Selang cuter
Steril,side 2/0, palain 2/0,berbagai macam ukuran jarum
- Set Orif :
Koker panjang 2
Klem bengkok 6
Bengkok panjang 1
Pinset cirugis 2
Gunting jaringan 1
Kom 2
Pisturi 1
Hand mest
Platina 1 set
Kassa steril
Gunting benang 2
Penjepit kasa 1
Bor 1
Hak Pacul 1
Hak Sedang 1
Hak Duk 3

b. Prosedur Operasi :
- Pasien sudah teranastesi GA
- Tim bedah melakukan cuci tangan (Scrub)
- Tim bedah telah memakai baju operasi (Gloving)
- Lakukan disinfeksi pada area yang akan dilakukan sayatan dengan arah dari
dalam keluar, alkohol 2x, betadine 2x
- Pasang duk pada area yang telah di disinfeksi (Drapping)
- Hidupkan cuter unit
- Lakukan sayatan dengan hand mest dengan arah paramedian
- Robek subkutis dengan menggunakan cuter hingga terlihat tulang yang
fraktur
- Lakukan pengeboran pada tulang
- Pasang platina
- Lakukan pembersihan bagian yang kotor dengan cairan NaCl
- Jahit subkutis dengan plain 2/0
- Jahit bagian kulit dengan side 2/0
- Tutup luka dengan kassa betadine, setelah itu diberi hepafik
2.2. OREF
2.2.1 PENGERTIAN
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya
tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat
ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain
dengan suatu batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar
tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini
memberikan rasa nyaman bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen
tulang.
2.2.1 INDIKASI
- Fraktur terbuka grade II dan III
- Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
- Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
- Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
- Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
- Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok.
Misal : infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
- Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
- Kadang – kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes melitus.

2.2.1 KEUNTUNGAN DAN KOMPLIKASI


Keuntungan eksternal fiksasi adalah :
Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien , mobilisasi awal da
latihan awal untuk sendi di sekitarnya sehingga komplikasi karena disuse dan
imobilisasi dapat diminimalkan
Sedangkan komplikasinya adalah :.
- Infeksi di tempat pen ( osteomyelitis ).
- Kekakuan pembuluh darah dan saraf.
- Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed union atau
non union .
- Emboli lemak.
- Overdistraksi fragmen.

2.2.1 PERSIAPAN OREF


- Persiapan psikologis
Penting sekali mempersiapkan pasien secara psikologis sebelum dipasang
fiksator eksternal Alat ini sangat mengerikan dan terlihat asing bagi pasien.
Harus diyakinkan bahwa ketidaknyamanan karena alat ini sangat ringan dan
bahwa mobilisasi awal dapat diantisipasi untuk menambah penerimaan alat ini,
begitu juga keterlibatan pasien pada perawatan terhadap perawatan fiksator ini.

- Pemantauan terhadap kulit, darah, atau pembuluh saraf.


Setelah pemasangan fiksator eksternal , bagian tajam dari fiksator atau pin
harus ditutupi untuk mencegah adanya cedera akibat alat ini. Tiap tempat
pemasangan pin dikaji mengenai adanya kemerahan , keluarnya cairan, nyeri
tekan, nyeri dan longgarnya pin.Perawat harus waspada terhadap potensial
masalah karena tekanan terhadap alat ini terhadap kulit, saraf, atau pembuluh
darah.
- Pencegahan infeksi
Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara rutin.
Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus dijaga
kebersihannya. Bila pin atau klem mengalami pelonggaran , dokter harus
diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi dan
ukurannya.
- Latihan isometrik
Latihan isometrik dan aktif dianjurkan dalam batas kerusakan jaringan bisa
menahan. Bila bengkak sudah hilang, pasien dapat dimobilisasi sampai batas
cedera di tempat lain. Pembatasan pembebanan berat badan diberikan untuk
meminimalkan pelonggaran puin ketika terjadi tekanan antara interface pin dan
tulang.

Anda mungkin juga menyukai