Anda di halaman 1dari 4

TRAKSI SKELETALA

Pengertian Traksi Skeletal

Traksi skeletas adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera
dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) ke dalam. Traksi
ini menunjukkan tahanan dorongan yang di aplikasikan langsung ke skeleton melalui pins,
wireatau buat yang telah dimasukkan kedalam tulang (Taylor, 1987; Styrcula, 1994 dan
Osmond,1999). Untuk melakukan ini berat yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar
dari 25 kg dibutuhkandan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang (Styrcula, 1994 and
Osmond, 1999).

Metode ini sering digunakan untuk menangani fraktur femur, tibia, humerus dan
tulangleher. Fraksi dipasang langsung ke tulang dengan menggunakan pin metal atau kawat
(misa Steinman’s pin, Kirchner wire) yang dimasukkan ke dalam tulang disebelah distal garis
fraktur, menghindari saraf, pembuluh darah otot, tendon, dan sendi. Tong yang dipasang di
kepala (misal Gardner Wells Tong) difraksi di kepala untuk diberikan traksi yang
mengimobilisasi.

Traksi skelet biasanya menggunakan beban 7 - 12 kg untuk mencapai efek terapi. Bebanyang
di pasang biasanya harus dapat melawan daya pemendekan akibat spasme otot yang
cedera.Ketika otot rileks, deleks, beban traksi dapat dikurangi untuk mencegah terjadinya
dislokasi garisfraktur dan untuk mencapai pnyembuhan fraktur. Mengutip pendapat
Sjamsuhidajat (1997) bahwa beban traksi untuk reposisi tulang femur dewasa biasanya 5 – 7
kg, pada dislokasi lama panggul bias sampai 15 - 20 kg.

Kadang-kadang fraksi skelet bersifat seimbang, yang menyokong ekstremitas


terkena,memungkinkan klien dapat bergerak sampai batas-batas tertentu, dan
memungkinkankemandirian klien maupun asupan keperawatan, sementara traksi yang efektif tetap
di pertahankan. Beban Thomas dengan mengait pearsn sering di gunakan bersama traksiskelet pada
fraktur femur. Dapat pula digunakan dengan traksi kulit dan apparatus suspenseseimbang lainnya.

Untuk mempertahankan traksi teap efektif, pastikan tali tetap terletak dalam alur
roda pada katrol, tali tidak rusak, pemberat tetap bergantung dengan bebas, dan simpul pada taliteri
kat erat. Evaluasi posisi klien, karena klien yang merosot ke bawah dapat menyebabkan traksitidak
efektif. Beban tidak boleh diambil dari traksi skelet kecuali jika terjadi keadaan yangmembahayakan
jiwa. Bila beban di ambil, tujuan menggunakannya akan hilang dan dapat terjadicedera.

Kesejajaran tubuh ke klien harus di jaga agar garis tarikannya efektif. Kaki di posisikansedemikian
rupa sehingga dapat dicegah tejadinya footdrop (platar fleksi), rotasi ke dalam(inversi). Kaki klien
harus disanggah dalam posisi netral dengan alat ortopedi.

Perlu di pasang pegangan di atas tempat tidur, agar klien mudah untuk berpegangan. Alatitu sangat
berguna untuk membantu klien bergarak dan defekasi di tempat tidur, serta menaikkan pinggul dari
tempat tidur untuk memudahkan perawatan punggung. Lindungi tumit dan lakukaninspeksi, karena
klien sering menggunakannya sebagai penyangga, sehingga dapat menyebabkancedera pada
jaringan tersebut. Tempat penusukan pin (luka) perlu dikaji. Lakukan inspeksi paling sedikit tiap 8
jam dari adanya tanda inflamasi dan bukti adanya inspeksi.

Pada klien terpasang traksi perlu malakukan latihan, berguna untuk menjaga kekuatandan tonus
otot, serta memperbaiki peredaran darah. Latihan dilakukan sesuai kemampuan.Latihan aktif
meliputi menarik pegangan di atas tempat tidur, fleksi dan ekstensi kaki, latihanrentang gerak, dan
menahan beban bagi sendi yang sehat.Pada ekstremitas yang diimobilisasi,lakukan latihan isometrik.
Untuk mempertahankan kekuatan otot besar, lakukan latihankuadrisep dan pengesetan gluteal.

Dorong klien untuk latihan fleksi dan ekstensi prgelangan kaki dan kontraksi isometricotot-otot betis,
sebanyak 10 kali setiap jam. Saat klien terjaga, dapat mengurangi resikothrombosis vena
dalam.Dapat juga di berikan stoking elastis, alat kompresi dan terapi antikoagulan untuk mencegah
terbentuknya trombus.

Pengangkatan pin dapat dilakukan setelah sinar-X menunjukkan terbentuknya kalus. Pindi potong
sedekat mungkin dengan kulit dan di angkat oleh dokter kemudian di pasang gibs atau bidai untuk
melindungi tulang yang sedang proses penyembuhanB.

Keuntungan :

Pemasangan mudah
Kerusakan jaringan sekeliling ringan

C.

Kerugian :

Mudah berputar kalau busur kurang baik

Dapat memotong tulang Osteoporotik

D.Indikasi

a).Orang dewasa membutuhkan > 5kg traksi b).Kerusakan kulit membutuhkan dressingsc).Jangka
panjang Desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi local

E.Cara kerja

Insisi kulit dengan skapel

Masukkan pin stein man (2-4 mm) atau kawat kirschner (2 mm) mulai pada sisi yang sulit (femur dan
kalkaneus darisisi medial, tibia dari sisi lateral), insisi kulit kedua pada sisi kontralateral dan
masukkan pin melalui kulit
Fiksasi pin dengan menggunakan sanggurdi Bohler dengan pin penempel tomas

Pasang pemberat traksi (numerus 2,5 %, femur 10-15 %, tibia 5 % atau 1/7 dari berat badan)

Disekeliling lempeng dibalu dengan balutan steril tutup ujung runcingnya. Perhatikan : kontrol arah
optimal traksidan lubang pin setiap hari, kurangi beban traksi jika patahan tulang keluar. Mulai
lakukan fisioterapi dini.

F.Komplikasi traksi skeletalInfeksiDistraksi. Harus waspada denganmengukur


/membandingkanpanjang tungkai karenabahayanya (delayedunion, nonunion). Paralisa
Syaraf Patahnya pin/kawat Gunakan busur yangbaik. Kegunaandiliputi pin dalamgips
(kesatuanCharnley). Dekubitus Kongesti paru Konstipasi Anoreksia Trombosis venaprofunda

https://www.academia.edu/6750036/TRAKSI_SKELETAL

Anda mungkin juga menyukai