Anda di halaman 1dari 11

Tugas KD II

Konsep dan Cara Pemberian Obat

Disusun Oleh :
TRI SELSA
1914201303

Dosen Pembimbing :
Ns.Mera Delima,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes PERINTIS PADANG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan “Makalah Konsep dan cara pemberian obat” ini.
            Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan
kesediaannya dalam membimbing sehingga“Makalah Konsep dan cara pemberian obat”  ini
dapat terselesaikan.
            Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang menjadikan“Makalah Konsep dan cara pemberian obat” ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi,19 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………...  
DAFTAR ISI………………………………………………………............ 
 BAB I PENDAHULAN
1. Latar Belakang Masalah…..…………………………………… 
2. Rumusan Masalah…………………….………………………..
3. Tujuan Penulisan………………….……………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Benar Obat………..…………………………………….................
B.Konsep dan Cara Pemberian Obat…………………………………………..
1.Oral.......................................................................................................
2.Melalui parenteral.................................................................................
3.Topikal.................................................................................................
3.Melalui supositoria............................................................................
4.Melalui sublingual............................................................................

 BAB III PENUTUP


A. Simpulan……………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………… 

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan
akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping
yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan
berdasarkan pengetahuan.

2. Rumusan Masalah
a.       Bagaimana prinsip benar obat?
b.      Bagaimana cara pemberian obat?

3. Tujuan penulisan
a.       Untuk mengetahui prinsip benar obat
b.      Untuk mengetahui konsep cara pemberian obat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Benar Obat


Prinsip benar obat ada 6, yaitu:
1.      Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien
tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2.      Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang
kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat
kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan
kerjanya.

3.      Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya
ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya
ada 4 mg, ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. jadi
Anda harus tetap hati-hati dan teliti.

4.      Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

5.      Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6.      Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat alasannya dan dilaporkan.

B.Konsep dan Cara Pemberian Obat

1.Oral
Pemberian obat melalui oral merupakan pemberian obat melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat.
Pemberian  obat  melalui oral
Pemberian  obat  melalui mulut  dapat  dilakukan  dengan tujuan mencegah ,
mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi  dari jenis obat .
Persiapan alat dan  bahan :
 Daftar   buku  obat / catatan, jadwal pemberian obat.
 Obat  dan tempatnya
 Air minum  dalam tempatnya
Prosudur  kerja
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien  mengenai prosedur  yang akan dilakukan .
3.      Baca obat, dengan berperinsip tepat obat ,tepat pasien , tepat dosis, tepat  waktu, dan
tepat tempat.
4.      Bantu  untuk meminumkannya dengan cara
a.       Apabila memberikan obat  berbentuk tablet  atau kapsul  dari botol,  maka   tobat.
Jangan sentuh obat dengan tangan untuk obat berupa kapsul  jangan  dilepaskan 
pembungkusnya.
b.      Kaji kesulitan menelan  bila ada, jadikan tablet  dalam bentuk bubuk  dan  campuran 
dengan minuman.
c.       Kaji denyut  nadi  dan tekanan darah sebelum  pemberian obat yang membutuhkan 
pengkajian .
5.      Catat perubahan  dan reaksi  terhadap pemberian . evaluasi  respons terhadap obat
denngan mencatat hasil pemberian obat
6.      Cuci tangan

2.Melalui parenteral
Istilah parenteral mempunyai arti setiap jalur pemberian obat selain melalui enteral
atau saluran pencernaan. Lazimnya, istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat secara
injeksi baik intradermal, subkutan, intramuscular, atau intravena. Pemberian obat secara
parenteral mempunyai aksi kerja lebih cepat disbanding dengan secara oral.
Namun, pemberian secara parenteral mempunyai berbagai resiko antara lain merusak
kulit, menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal. Demi keamanan pasien,
salah tusuk dan mahal. Demi keamanan pasien, perawat harus mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang cara pemberian obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan,
memberikan obat dan menggunakan teknik steril.
Dalam memberikan obat secara parenteral, parawat harus mengetahui dan dapat
menyiapkan peralatan yang benar yaitu alat suntik (spuit/syringe), jarum, vial dan ampul).
Menurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian yaitu ujung yang berkaitan dengan jarum,
bagian tabung dan bagian pendorong obat    
Dilihat dari bahan pembuatannya spuit dapat berupa spuit kaca (jarang
digunakan) dan spuit plastik (disposable). Ditinjau dari penggunaannya spuit
dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spuit standard hipodermik, spuit insulin dan spuit
tuberculin
Jarum merupakan alat pelengkap spuit. Jarum injeksi terbuat dari bahan stainless yang
mempunyai ukuran panjang dan besar yang bervariasi. Jarum mempunyai ukuran panjang
yang berkisar antara 1,27 sampai dengan 12,7 cm. besar jarum di nyatakan dengan satuan
gauge antara nomor 14 sampai dengan 28 gauge. Semakin besar ukuran gauge-nya semakin
kecil diameternya. Diameter yang besar dapat menimbulkan rasa sakit saat ditusukkan.
Penggunaan ukuran jarum ini disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi umur,
gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai dan obat yang akan dipakai dan obat yang akan
dimasukkan.
Cairan obat untuk diberikan secara parenteral, biasanya dikemas dalam ampul atau vial
Ampul biasanya terbuat dari bahan gelas. Sebagian besar leher ampul mempunyai tanda
berwarna melingkar yang dapat dipatahkan. Bila bagian leher tidak
Mempunyai tanda berarti bagian pangkal leher harus digergaji dengan gergaji
ampul sebelum dipatahkan. Vial mempunyai ukuran yang bervariasi. Bagian penutupnya
biasanya terbuat dari plastik yang dilindungi dengan bagian logam.
Vial dibuka dengan cara membuka logam tipis penyegel bagian atas vial sehingga bagian
karet akan kelihatan. Cairan obat diambil dengan cara menusuk jarum spuit pada karet
penutup vial. Untuk lebih jelasnya bacalah cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial.

Cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial :


Siapkan peralatan yang meliputi :
a.       Vial atau ampul yang berisi cairan obat steril
b.      Kapas alcohol
c.       Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan
d.      Air steril atau normal salin bila diperlukan
e.       Kassa pengusap
f.       Turniket untuk injeksi antravena
g.      Kartu obat atau catatan rencana pengobatan.
Periksa dan yakinkan bahwa order pengobatan dan cara pemberiannya telah akurat.
Siapkan ampul atau vial yang berisi obat sesuai yang diperlukan dan kemudian buka
dengan cara sebagai berikut :  

a. untuk ampul ; pegang ampul dan bila cairan obat banyak terletak di bagian kepala,
jentiklah kepala ampul atau putar ampul beberapa kali sehingga obat akan turun ke
bawah. Bila perlu bersihkan bagian leher ampul. Ambil kassa steril letakkan diantara
ampul dan ibu jari dengan jari- jari anda kemudian patahkan leher ampul kea rah
berlawanan dengan anda.
b. Untuk vial ; Bila perlu campur larutan dengan memutar- mutar vial dalam genggaman
anda (bukan dengan mengocok). Buka logam penyegel kemudian disinfeksi karet vial
dengan kapas alcohol 70 %. 

Ambil cairan obat dengan cara sebagai berikut :

a. Untuk obat dalam ampul ; sebaiknya gunakan jarum berfilter. Buka penutup jarum
kemudian secara hati- hati masukkan jarum yang sesuai yang si butuhkan. Bila spuit
akan digunakan untuk injeksi, ganti jarum filter dengan jarum biasa.
b. Untuk obat dalam vial ; Pasang jarum berfilter pada spuit, buka penutup jarum dan
tarik pengokang spuit agar udara masuk ke tabung spuit agar udara masuk ke tabung
spuit. Secara hati- hati tusukkan jarum di tengah karet penutup vial lalu masukkan
udara. Pertahankan jarum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak membuat
gelembung. Pegang vial sejajar dengan mata vial tarik obat secukupnya secara hati-
hati. Tarik spuit dari vial kemudian tutup jarum dengan kap penutup lalu ganti jarum
pada spuit dengan jarum biasa.
c. Bila obat berbentuk bubuk (powder), bacalah cara pengunaannya. Obat injeksi bentuk
bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum diambil. Untuk membuat larutan obat
bubuk maka sebelum dibuat larutan, hisap udara dalam vial, yang berisi obat tersebut
dengan spuit 9kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan). Masukkan air steril atau
cairanlain sesuai yang dibutuhkan kedalamnya, kemudian putar- putar vial sampai
obat menjadi larutan. Bila obat merupakan multidosis, beri label pada vial tersebut
tentang tanggal dicampur, banyaknya obat dalam vial dan tanda tangan anda. Bila
perlu disimpan, baca cara penyimpanannya sesuai yang dianjurkan oleh pabrik
farmasi.
d. Bila obat perlu dicampur dari beberapa vial misalnya dua vial, maka perawat harus
berupaya mencegah tercampurnya obat pada kedua vial tersebut. Cara mencampur
obat dari dua vial adalah : masukkan udara secukupnya pada vial A dan jaga jarum
tidak menyentuh cairan. Lalu cabut jarum kemudian hisap udara secukupnya lalu
masukkan pada vial B. Hisap cairan obat B sesuai yang diperlukan kemudian cabut
spuit tersebut. Ganti jarum kemudian tusukkan pada vial A dan hisap cairan obat dari
vial A sesuai yang diperlukan berikutnya cabut spuit dari vial A.

3.Topikal
Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk
pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem secara langsung pada kulit
dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata
untuk mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

4.Melalui supositoria
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat diberi obat
suppositoria adalah rectum dan vagina.
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
Persiapan Alat
a.       Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
b.      Aplikator untuk krim vagina
c.       Pelumas untuk supositoria
d.      Sarung tangan sekali pakai
e.       Pembalut
f.       Handuk bersih
g.      Gorden / sampiran

Fase Kerja
1.      Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2.      Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3.      Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
4.      Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
5.      Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu, jumlah dan dosis
obat.
6.      Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien
Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan
Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
7.      Kenakan sarung tangan
8.      Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan dengan jeli,
beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan dominan anda.
9.      Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelaksasikan
sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang kontriksi menyebabkan
timbulnya nyeri
10.  Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang tersarungi,
masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan mengenai dinding rektal 10
cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada kliennya di serap
dan memberikan efek terapeutik
11.  Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
12.  Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit untuk
mencegah keluarnya suppositoria
13.  Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol pemanggil
dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke
kamar mandi
14.  Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
15.  Cuci tangan
16.  Kaji respon klien
17.  Dokumentasikan seluruh tindakan.

5.Melalui sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.• Tujuannya adalah agar
efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit.• Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat
akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding
usus dan hati dapat dihindari.
Persiapan Alat :
a.      Obat yang telah ditentukan dalam tempatnya.
Cara kerja
1.      Beri obat kepada pasien
2.      Beritahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah hingga larut
seluruhnya.
3.      Anjurkan pasien agar tetap menutup mulutnya, tidak minum dan tidak berbicara
selama obat belum larut seluruhnya.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara antara lain secara enteral (per oral),
parenteral,supositoria,topical dan sub lingual.

B.Saran
Perawat professional mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan peberian obat.
Dengan kemajuan bidang farmasi, maka jenis dan jumlah obat juga makin bervariasi. Untuk
mengantisipasi hal ini, maka perawat harus rajin dalam belajar dan membaca berbagai
informasi baru tentang obat- obatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://askep-net.blogspot.com/2012/09/tehnik-cara-pemberian-obat.html
Priharjo Robert, Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat (1994), Jakarta : EGC , 1995
POTTER & PERRY, Fundamental Keperawatan,  Jakarta : EGC, 2005
http://wayanpuja.blinxer.com/2010/03/09/ pemberian obat/, diakses 14 mei 2012
http://hapsari.student.umm.ac.id/prinsi

Anda mungkin juga menyukai