Anda di halaman 1dari 12

KONSEPTUALISASI ETIKA PROFESI ADVOKAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah:Etika Profesi Hukum Bisnis

Dosen Pengampu:Muhammad Amin,S.H.I.,M.H.

Disusun Oleh:

Akhmad Nor Padilah

2112130153

Rizky Setiadi

2112130213

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

TAHUN 2024 M/1445 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
taufik serta hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
konseptualisasi Etika Profesi Advokat. Sholawat serta salam juga tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menunjukan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran Islam yang sempurna dan menjadi rahmat
bagi seluruh alam semesta.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Amin, S.H.I,M.H.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Hukum Bisnis yang telah
memberikan bimbingan dan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada rekan yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisannya mengingatkan kemampuan penulis yang sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini serta sebagai acuan dalam pembuatan karya ilmiah
selanjutnya supaya lebih baik lagi. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Palangka Raya, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I
Pendahuluan..........................................................................................1
A.Latar
Belakang..................................................................................1
B Rumusan
Masalah.............................................................................1
C.Tujuan Penulisan..............................................................................1
D.Metode
Penulisan..............................................................................2
BAB II Pembahasan.........................................................................................3
A.Tugas dan Wewenang Profesi Advokat...........................................3
B Konseptualisasi Etika Profesi
Advokat............................................5
BAB III Penutup...............................................................................................8
A.Kesimpulan.......................................................................................8
B.Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Profesi advokat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keadilan
dan kepastian hukum dalam masyarakat. Advokat bertindak sebagai agen yang
mewakili kepentingan klien mereka di hadapan pengadilan dan lembaga
hukum lainnya. Dalam menjalankan tugas mereka, advokat dihadapkan pada
berbagai situasi dan dilema yang memerlukan pengambilan keputusan moral
yang tepat.
Konsep etika profesi advokat mengacu pada seperangkat prinsip moral dan
standar perilaku yang mengatur praktik advokat dalam menjalankan tugas
mereka. Etika ini mencakup kewajiban advokat terhadap klien mereka,
pengadilan, kolega, dan masyarakat secara umum. Etika profesi advokat
menjadi landasan yang penting dalam memastikan bahwa advokat
menjalankan praktik hukum mereka dengan integritas, kejujuran, dan
keadilan.1
Seiring dengan perubahan dalam dinamika sosial, politik, dan teknologi,
tantangan dalam menjaga etika profesi advokat juga semakin kompleks.
Advokat sering dihadapkan pada konflik kepentingan antara klien, tekanan
finansial untuk menghasilkan hasil yang menguntungkan, dan dilema etis
dalam situasi yang membingungkan. Kemajuan teknologi juga menghadirkan
tantangan baru terkait dengan privasi dan kerahasiaan informasi klien.
Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep etika profesi advokat secara
mendalam untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh advokat
dalam praktik hukum mereka. Dengan memahami latar belakang dan
konseptualisasi etika profesi advokat, kita dapat mengembangkan kerangka
kerja yang kokoh untuk memandu perilaku advokat dan menjaga integritas
1dalam sistem hukum.2
B.Rumusan Masalah
1.Apa Tugas Dan Wewenang Profesi Advokat?
2.Apa Konseptualisasi Etika Profesi Advokat?

1
K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 148.
2
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 9.
1
C.Tujuan Penulisan
1.Untuk Mengetahui Apa Tugas Dan Wewenang Profesi Advokat.
2.Untuk Mengetahui Apa Konseptualisasi Etika Profesi Advokat.

D.Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode
Telaah kepustakaan dengan menggunakan jurnal sebagai referensi. Dimana
Penulis mencari literatur yang berkaitan dengan makalah yang penulis susun,
Selain itu mencari.
2
BAB II

Pembahasan

A.Tugas dan Wewenang Profesi Advokat

Etika profesi advokat merujuk pada seperangkat prinsip dan nilai-nilai moral
yang mengatur perilaku dan praktik advokat dalam menjalankan tugas mereka.
Ini mencakup kewajiban advokat terhadap klien mereka, pengadilan, kolega,
dan masyarakat secara umum. Etika ini penting untuk memastikan
kepercayaan publik terhadap sistem hukum dan integritas profesi advokat.

Advokat seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan dalam menjaga


etika dalam praktik hukum. Tantangan utama termasuk konflik kepentingan
antara klien, tekanan finansial untuk menghasilkan hasil yang menguntungkan,
serta dilema profesional dalam situasi yang membingungkan. Kemajuan
teknologi juga memperkenalkan tantangan baru terkait privasi dan kerahasiaan
informasi klien.3

Untuk mengatasi tantangan dalam mempertahankan etika profesi advokat,


berbagai upaya dapat dilakukan. Ini termasuk pelatihan etika yang lebih baik
selama pendidikan hukum, pembentukan komisi etik yang kuat di dalam
organisasi advokat, serta penegakan standar etika yang ketat melalui
pengawasan internal dan eksternal. Selain itu, promosi nilai-nilai etika dan
kesadaran akan pentingnya etika dalam praktik hukum juga dapat membantu
memperbaiki integritas profesi advokat secara keseluruhan.

Advokat memiliki peran kunci dalam mewujudkan keadilan dalam sistem


hukum. Mereka bertindak sebagai pembela hak asasi manusia, pengayom
masyarakat, serta penegak keadilan. Namun, untuk menjalankan peran ini
dengan baik, advokat harus mematuhi standar etika profesi advokat.
3
Binzia Kadhafi, Advokad mencari Legitimasi (Jakarta: Pusat Study Hukum dan Kebijakan
Indonesia.2002), 10.
3
Sebagai seorang advokat, tugas dan kewenangannya mencakup beragam
aspek dalam praktik hukum. Berikut adalah beberapa tugas dan kewenangan
yang dimiliki oleh seorang advokat:4

Tugas Profesi Advokat:

1. Memberikan Bantuan Hukum: Seorang advokat bertugas untuk


memberikan bantuan hukum kepada klien mereka dalam berbagai
masalah hukum, termasuk dalam proses litigasi, penyelesaian sengketa,
pembuatan kontrak, dan penasihat hukum secara umum.
2. Mewakili Klien di Pengadilan: Salah satu tugas utama advokat adalah
mewakili klien mereka di pengadilan. Ini mencakup menyusun strategi
hukum, mempersiapkan argumen, dan menyampaikan kasus klien di
hadapan hakim dan juri.
3. Penyusunan Dokumen Hukum: Advokat bertanggung jawab atas
penyusunan berbagai dokumen hukum, seperti kontrak, perjanjian,
surat gugatan, dan dokumen legal lainnya yang dibutuhkan oleh klien
mereka.
4. Pemberian Nasihat Hukum: Seorang advokat memberikan nasihat
hukum kepada klien mereka tentang hak-hak mereka, kewajiban
hukum, dan implikasi hukum dari tindakan yang mereka ambil.
5. Negosiasi: Advokat sering bertindak sebagai perantara dalam proses
negosiasi antara pihak-pihak yang berselisih. Mereka bertugas untuk
mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi klien mereka.
6. Penyelesaian Sengketa: Advokat terlibat dalam proses penyelesaian
sengketa di luar pengadilan, seperti mediasi dan arbitrase, dengan
tujuan mencapai penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak
terlibat.

Kewenangan Profesi Advokat:

4
V. Harlen Sinaga, Dasar-dasar Profesi Advokat (Jakarta: Erlangga, 2011), 11
4
1. Penggunaan Hukum: Advokat memiliki kewenangan untuk
menggunakan hukum untuk melindungi kepentingan klien mereka dan
mencapai tujuan hukum yang diinginkan.
2. Mewakili Klien di Pengadilan: Advokat memiliki kewenangan untuk
mewakili klien mereka di pengadilan dalam berbagai jenis kasus,
termasuk perdata, pidana, dan administratif.
3. Privilege Klien-Advokat: Advokat memiliki hak istimewa klien-
advokat, yang berarti informasi yang diberikan klien kepada advokat
mereka dianggap rahasia dan dilindungi dari pengungkapan kepada
pihak ketiga tanpa izin klien.
4. Penyusunan Dokumen Hukum: Advokat memiliki kewenangan untuk
menyusun berbagai dokumen hukum, termasuk kontrak, perjanjian,
dan surat gugatan, yang memiliki kekuatan hukum.
5. Negosiasi dan Mediasi: Advokat memiliki kewenangan untuk
mewakili klien mereka dalam proses negosiasi dan mediasi, dengan
tujuan mencapai kesepakatan yang adil dan menguntungkan bagi klien.
6. Pengajuan Permohonan Hukum: Advokat memiliki kewenangan untuk
mengajukan permohonan hukum, seperti surat gugatan, banding, dan
permohonan kasasi, kepada pengadilan atau lembaga hukum yang
berwenang.

Dengan demikian, tugas dan kewenangan seorang advokat sangat luas dan
mencakup berbagai aspek praktik hukum yang beragam.5

B.Konseptualisasi Etika Profesi Advokat

Konseptualisasi etika profesi advokat merupakan landasan moral yang


menjadi panduan bagi praktik advokat dalam menjalankan tugas-tugas mereka
sebagai agen dalam sistem hukum. Etika profesi advokat mencakup
seperangkat nilai, prinsip, dan standar perilaku yang mengatur interaksi
advokat dengan klien, pengadilan, kolega, dan masyarakat secara umum.

Pentingnya memahami dan mematuhi etika profesi advokat tidak dapat


dilebih-lebihkan. Sebagai penegak keadilan, advokat memiliki tanggung jawab
5
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Cet. III,
2006), 28
5
moral untuk bertindak dengan integritas, kejujuran, dan profesionalisme dalam
setiap langkah yang mereka ambil. Tanpa prinsip etika yang kuat, kepercayaan
publik terhadap sistem hukum dan profesi advokat dapat terkikis,
mengakibatkan keraguan dan ketidakpastian.

Sejarah dan pengembangan etika profesi advokat mencerminkan evolusi


nilai-nilai moral dalam masyarakat dan kebutuhan akan pedoman perilaku
dalam praktik hukum. Dari zaman kuno hingga masa modern, konsep etika
profesi advokat terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, politik,
dan budaya. Perkembangan ini mencerminkan upaya untuk menjaga integritas
dan profesionalisme dalam profesi advokat, sambil mengakomodasi perubahan
dalam dinamika sosial dan tuntutan praktik hukum yang berkembang.6

Prinsip-prinsip etika profesi advokat, seperti keadilan, integritas,


kerahasiaan, dan independensi, memberikan kerangka kerja yang penting bagi
advokat dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan dalam praktik
hukum. Prinsip-prinsip ini tidak hanya menjadi pedoman moral, tetapi juga
menjadi landasan yang kokoh bagi advokat dalam mengambil keputusan yang
tepat di berbagai situasi yang kompleks dan bermoral.

Tantangan dalam menjaga etika profesi advokat tidak dapat diabaikan.


Advokat sering dihadapkan pada konflik kepentingan antara klien, tekanan
finansial untuk menghasilkan hasil yang menguntungkan, dan dilema etis
dalam situasi yang membingungkan. Kemajuan teknologi juga menghadirkan
tantangan baru terkait dengan privasi dan kerahasiaan informasi klien, serta
mengubah lanskap praktik hukum secara keseluruhan.

Pemahaman yang mendalam tentang kode etik profesi advokat dan proses
penegakan etika menjadi kunci dalam menjaga integritas profesi advokat.
Peran dewan disiplin dan komisi etik dalam menegakkan standar etika, serta
sanksi terhadap pelanggaran etika, memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa advokat mematuhi prinsip-prinsip etika dalam praktik
hukum mereka.

6
R. Lukman Fauroni, “Etika Bisnis dalam al-Quran”, Tesis IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
(2001), 125.
6
Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang
etika profesi advokat, baik melalui pelatihan dan pendidikan formal maupun
melalui inisiatif organisasi profesi, juga diperlukan. Hanya dengan
memperkuat etika profesi advokat dan memastikan kepatuhan terhadap standar
etika yang tinggi, kita dapat memastikan bahwa advokat terus menjalankan
peran mereka sebagai penegak keadilan dan penjaga integritas dalam sistem
hukum.

Sebagai agen dalam sistem hukum, advokat memiliki peran penting dalam
mewujudkan keadilan dan menjaga kepastian hukum. Mereka bertindak
sebagai pembela hak asasi manusia, pengayom masyarakat, dan penegak
keadilan. Dalam menjalankan peran ini, advokat harus mematuhi prinsip-
prinsip etika profesi advokat dan menjaga integritas profesional mereka.7

7
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, 28.
7
BAB III

Penutup

A.Kesimpulan

Secara keseluruhan, konsep etika profesi advokat merupakan fondasi moral


yang krusial dalam memandu praktik advokat dalam menjalankan tugas
mereka dalam sistem hukum. Dalam upaya menjaga kepercayaan publik
terhadap sistem hukum dan integritas profesi advokat, penting bagi advokat
untuk memahami dan mematuhi prinsip-prinsip etika yang meliputi kewajiban
terhadap klien, pengadilan, kolega, dan masyarakat secara umum. Kendati
demikian, praktik advokat seringkali dihadapkan pada tantangan, seperti
konflik kepentingan, tekanan finansial, dan dilema etis, yang menuntut
peningkatan kesadaran akan pentingnya etika profesi advokat. Upaya
penegakan standar etika yang ketat dan pembentukan komisi etik yang kuat
menjadi kunci dalam memastikan bahwa advokat menjalankan peran mereka
dengan integritas dan tanggung jawab moral yang tinggi. Dengan demikian,
advokat dapat terus menjadi penegak keadilan dan penjaga integritas dalam
sistem hukum, menjalankan tugas-tugas dan kewenangan mereka dengan
profesionalisme yang tinggi dan berkomitmen pada prinsip-prinsip etika yang
kuat.

B.Saran

Penyusun makalah ini hanya manusia yang dangkal ilmunya, yang hanya
Mengandalkan buku referensi. Maka dari itu saya menyarankan agar para
Pembaca Yang ingin mendalami masalah Kajian Kitab Muamalah, agar setelah
Membaca makalah ini, Membaca sumber-sumber lain yang lebih komplit,
tidakHanya sebatas membaca Makalah ini saja.
8

DAFTAR PUSTAKA

K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 148

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 9.

Binzia Kadhafi, Advokad mencari Legitimasi (Jakarta: Pusat Study Hukum dan
Kebijakan Indonesia.2002), 10.

V. Harlen Sinaga, Dasar-dasar Profesi Advokat (Jakarta: Erlangga, 2011), 11

Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Cet.
III, 2006), 28

R. Lukman Fauroni, “Etika Bisnis dalam al-Quran”, Tesis IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, (2001), 125.

Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, 28.

Anda mungkin juga menyukai