Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MAGANG

NAMA : MUHAMMAD HAFIDH AL – FAZI

NPM : 2003101010360

Mata kuliah : Etika Profesi

Kelas : F

Dosen pembimbing : Ida Keumala Jempa, SH., M.H.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH 2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita masih diberi kesehatan dan juga nikmat kekuatan sehingga kita
masih bisa menikmati indahnya dunia. Tidak lupa pula Shalawat beserta salam kita
junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman islamiyah seperti sekarang ini.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang studi
Ilmu Hukum mata kuliah Hukum Mata Kuliah Etika Profesi Hukum. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Kedudukan dan Fungsi seluruh jajaran
kantor Hukum Ritonga & Partner dalam perannya menjalankan tugas.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Tidak lupa pula,
kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan
pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna
dan memberi pelajaran serta bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Banda Aceh, 2 Mei 2023

Muhammad Hafidh Al-Fazi

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................................2


Daftar Isi ....................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................4
A. LatarBelakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Metode Pelakasanaan Magang...........................................................................................4-5
D. Alasan Pemilihan Lokasi Magang……………………………………………………….5-6
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Etika Profesi Hukum....................................................................................... 6-7
B. Kode Etik Advokat Terhadap Klien ................................................................................. 7-8
C. Hak dan Kewajiban Advokat ..........................................................................................9-10
BAB III Hasil penelitian
A. Lokasi Penelitian................................................................................................................ 10
B.Kondisi Lapangan sebagai Seorang Advokat................................................................. 10-12
C.Penyelesaian Perkara di Kantor Advokat ...................................................................... 12-13
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................................13-14
B.Saran............................................................................................................................... 14-15
Lampiran ................................................................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Magang profesi adalah kegiatan intrakurikuler (bagian tak terpisahkan dari proses
pendidikan), yang berupa kegiatan belajar di lapangan yang dirancang untuk memberikan
pengalaman praktis kepada para mahasiswa dalam menggunakan aplikasi teori ke dalam
praktik lapangan. Selain itu kegiatan Magang Profesi ini merupakan media pembelajaran
dalam pengembangan soft skill mahasiswa dengan pengalaman praktis di lapangan.

Secara umum manfaat kegiatan ini untuk menghasilkan praktisi yang berkompeten,
berpengetahuan luas, serta berpengalaman dalam bidang kegiatan advokat yang bertanggung
jawab dalam memberikan jasa hukum termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam
menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum. Sehingga dapat menguasai
berbagai ilmu yang telah di dapat dari proses magang ini.

Magang ini ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman bagi
mahasiswa untuk memahami berbagai penerapan dalam hal – hal melayani masyarakat dan
memberikan jasa hukum kepada masyarakat yang berkebutuhan jasa hukum, pendalaman
teori yang sebelumnya mahasiswa dapatkan di mata kuliah, serta menganalisis perbandingan
antara praktik dan teori yang ada di dunian kerja sesungguhnya. Magang ini, mahasiswa
dituntut untuk lebih belajar, bertanggung jawab, profesional dan disiplin dalam bekerja.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pelaksanaan etika profesi advokat, dilakukan di kantor Hukum Ritonga dan
Partners yang beralamat di Jl. AMD No. 12, Cot mesjid, Kec. Lueng Bata, Kota Banda Aceh?

C. METODE PELAKSAAN MAGANG

4
Pelaksanaan magang dilakukan dikantor Hukum Ritonga & partners di Kota Banda Aceh
yang beralamat di Jl. AMD No. Cot mesjid, kec. Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Aceh selama
10 (sepuluh) hari. Selama waktu tersebut, mahasiswa memperhatikan bagaimana berjalannya
kegiatan dari profesi Advokat ini. Proses magang ini dilaksanakan pada setiap hari kerja
menyesuaikan ketentuan pada jam perkuliahan. Dalam sekali pertemuan, mahasiswa
melakukan magang dalam waktu 2 hingga 6 jam tergantung pada jadwal yang sudah
disesuaikan sebelumnya.

Mahasiswa turut ikut serta membantu jalannya pekerjaan yang bisa dilakukan oleh
mahasiswa seperti membantu merapikan berkas, dan data yang akan disiapkan,melihat
bagaimana etika profesi seorang Advokat, serta membantu memindahkan file dari hard file
menjadi soft file sesuai dengan yang diperintahkan yaitu dengan cara di scan atau di ketik
manual. Turut Ikut sertanya para peserta magang memiliki tujuan agar para peserta magang
dapat memperoleh ilmu dan tata cara dalam bekerja di dalam kantor Advokat tersebut.
Tujuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para peserta magang di dalam perkuliahan
maupun di dalam dunia kerja nantinya.

D. ALASAN PEMILIHAN LOKASI MAGANG

Maksud dan tujuan magang adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa untuk bisa
terampil dan mempunyai pengalaman dalam dunia kerja, terlebih untuk menumbuhkan
karakter kerja yang tinggi dan profesional. Pemilihan tempat magang ini tidak terlepas dari
keinginan mahasiswa dalam mempelajari prosedur kerja dari advokat. Advokat sebagai
penegak hukum menjalankan kedudukan, peran dan fungsinya secara mandiri untuk
memberikan memberikan konsultansi hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,
membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien.

Sebagai profesi yang memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan keadilan dan
kebenaran, seorang advokat harus senantiasa mematuhi kode etik yang berlaku. Dalam
melakukan tugasnya, seorang advokat harus bertindak secara profesional, jujur, dan tidak
diskriminatif. Dengan demikian banyak hal yang menarik dalam mempelajari dan melihat
kondisi kerja sabagai seorang Advokat dalam membantu masyarakat dan melindungi hak -

5
hak klien. Tujuannya agar mahasiswa mempunyai pengalaman dan mengetahui bagaimana
peran Advokat.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Etika Profesi Hukum

Etika profesi hukum adalah sikap hidup yang mencakup kemauan untuk memberikan
layanan profesional di bidang hukum dengan sepenuhnya dan dengan keahlian yang
dibutuhkan, demi memenuhi kewajiban terhadap masyarakat yang membutuhkan layanan
hukum. Etika profesi hukum mencakup kaidah-kaidah yang penting, dan dalam hal ini, etika
dan profesi hukum saling terkait dan didefinisikan satu sama lain. Refleksi yang seksama
sangat penting dalam etika profesi hukum.

Etika profesi hukum adalah seperangkat nilai moral dan prinsip yang mengatur
perilaku para profesional hukum dalam melaksanakan tugas mereka. Etika profesi hukum
diperlukan agar para profesional hukum dapat menjaga integritas, kejujuran, dan
profesionalisme dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat. Etika profesi
hukum mencakup berbagai nilai moral dan prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh para
profesional hukum. Beberapa nilai moral yang penting dalam etika profesi hukum antara lain
kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan kerahasiaan. Selain itu, terdapat pula prinsip-
prinsip seperti keadilan, kesetaraan, dan keterbukaan yang harus ditegakkan oleh para
profesional hukum dalam melaksanakan tugas mereka.

Etika profesi hukum juga sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap sistem peradilan dan keadilan. Para profesional hukum memiliki tanggung jawab
besar untuk memastikan bahwa setiap orang mendapatkan perlindungan hukum yang layak
dan adil. Dalam hal ini, etika profesi hukum menjadi landasan yang sangat penting dalam
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan.

Secara umum, Dapat disimpulkan bahwa etika profesi hukum merupakan seperangkat
nilai moral dan prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi oleh para profesional hukum
dalam menjalankan tugas mereka. Etika profesi hukum mencakup nilai moral seperti

6
kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan prinsip-prinsip seperti keadilan, kesetaraan, dan
keterbukaan. Etika profesi hukum sangat penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap sistem peradilan dan keadilan. Para profesional hukum harus memahami dan
mematuhi etika profesi hukum dalam melaksanakan tugas mereka, dan sumber-sumber
seperti jurnal-jurnal hukum dan kode etik profesi hukum dapat menjadi referensi yang
berguna dalam memahami etika profesi hukum.

B. Kode Etik Advokat Terhadap Klien

Advokat atau pengacara merupakan salah satu profesi yang sangat penting dalam
sistem hukum suatu negara. Seorang advokat memiliki tugas untuk memberikan bantuan
hukum dan membela kepentingan kliennya. Namun, dalam menjalankan tugasnya tersebut,
seorang advokat tidak dapat lepas dari kode etik yang mengikat dan berisi nilai serta moral
yang harus dijunjung tinggi. Kode etik advokat merupakan aturan yang mengatur perilaku
dan tindakan seorang advokat dalam menjalankan tugasnya. Kode etik ini memiliki peran
penting dalam menjaga integritas, kredibilitas, serta kepercayaan masyarakat terhadap profesi
advokat. Sebagai contoh, salah satu nilai yang terkandung dalam kode etik advokat adalah
integritas, yang mengharuskan seorang advokat untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran dan
menghindari tindakan yang merugikan kliennya atau yang melanggar hukum. Kode etik
advokat Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan
Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI). Dalam KEAI, terdapat berbagai ketentuan yang
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan profesi advokat, seperti syarat menjadi advokat,
kewajiban advokat, larangan advokat, serta sanksi bagi advokat yang melanggar kode etik.

Sebagai profesi yang memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan keadilan
dan kebenaran, seorang advokat harus senantiasa mematuhi kode etik yang berlaku. Dalam
melakukan tugasnya, seorang advokat harus bertindak secara profesional, jujur, dan tidak
diskriminatif. Selain itu, seorang advokat juga harus menjaga kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh kliennya serta tidak boleh memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan
pribadi atau kelompok.Kode etik profesi advokat memberikan pengaturan mengenai tindakan
yang harus dilakukan oleh advokat ketika mereka mewakili klien dalam sengketa atau
perkara hukum. Sebagai seorang profesional, advokat memiliki kewajiban untuk jujur
terhadap klien mereka dan tidak menyesatkan mereka dengan informasi yang salah atau tidak
lengkap. Selain itu, advokat juga harus mengutamakan keadilan dan menghormati semua

7
pihak yangterlibat dalam sengketa atau masalah hukum yang sedang mereka tangani. Kode
etik profesi advokat juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan hukum,
menjaga kerahasiaan informasi klien, dan menghindari konflik kepentingan. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa advokat menjalankan tugas mereka dengan integritas dan
profesionalisme, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan dan
advokat sebagai pelaksana hukum.

Sebagai seorang advokat, mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga


kerahasiaan informasi klien dan tidak mengizinkan orang lain untuk mengakses informasi
tersebut tanpa izin dari klien atau tanpa perintah pengadilan. Selain itu, advokat harus
bersikap jujur kepada kliennya dan mengakui keterbatasan kemampuannya. Tidak dibenarkan
bagi advokat untuk dengan sengaja menerima kasus yang tidak memenuhi syarat untuk
ditangani atau memberikan layanan yang tidak diizinkan, serta melanggar aturan yang
berlaku. Hal ini menegaskan pentingnya integritas dan profesionalisme dalam menjalankan
tugas sebagai advokat, sekaligus memastikan kepercayaan klien dan masyarakat pada profesi
advokat dan sistem peradilan secara umum.

Adapun secara umum hubungan advokat dengan klien haruslah seperti :

a) Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan


damai. Disamping itu, Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat
menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang diurusnya. Juga tidak dibenarkan
menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang.

b) Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar
hukumnya.

c) Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yangdiberitahukan oleh klien
secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara
Advokat dan klien itu.

d) Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang
tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan kerugian
yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan.

e) Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus mengundur
kan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan- kepentingan tersebut, apabila di kemudian
hari timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

8
C. Hak dan Kewajiban Advokat

Sebagai seorang advokat di Negara Indonesia, kewenangan dan kewajiban advokat


diatur dalam beberapa peraturan, termasuk Kode Etik Advokat, Peraturan Mahkamah Agung,
dan Undang-Undang Advokat. Berikut adalah beberapa kewenangan dan kewajiban advokat
yang dapat ditemukan dalam peraturan-peraturan tersebut:

Kewenangan Advokat:

1. Mewakili Klien: Advokat memiliki kewenangan untuk mewakili klien mereka dalam
proses hukum, termasuk menghadiri sidang pengadilan, mediasi, dan arbitrase. [Sumber:
Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003]

2. Memberikan Nasihat Hukum: Advokat memiliki kewenangan untuk memberikan nasihat


hukum kepada klien mereka tentang masalah hukum yang relevan. [Sumber: Pasal 9 Ayat (1)
Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003]

3. Penyelidikan dan Penyusunan Kasus: Advokat memiliki kewenangan untuk melakukan


penyelidikan hukum, mengumpulkan bukti, dan menyusun argumen hukum yang kuat untuk
klien mereka. [Sumber: Pasal 12 Ayat (1) Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003]

Kewajiban Advokat:

1. Etika Profesi: Advokat memiliki kewajiban untuk menjalankan praktik hukum mereka
sesuai dengan Kode Etik Advokat yang ditetapkan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia
(Peradi). [Sumber: Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003] .

2. Kerahasiaan dan Privasi: Advokat memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan dan
privasi klien mereka, kecuali dalam situasi-situasi tertentu yang diizinkan atau diharuskan
oleh hukum. [Sumber: Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003] .

3. Kepentingan Terbaik Klien: Advokat memiliki kewajiban untuk bertindak dalam


kepentingan terbaik klien mereka, memberikan advokasi yang tulus dan profesional.
[Sumber: Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003] .

4. Kompetensi dan Profesionalisme: Advokat memiliki kewajiban untuk menjaga dan


meningkatkan kompetensi mereka dalam praktek hukum serta menjalankan tugas profesional

9
dengan integritas dan dedikasi. [Sumber: Pasal 5 Ayat (1) Undang- Undang Advokat No. 18
Tahun 2003] .

Penting untuk menyadari bahwa sumber-sumber hukum yang disebutkan di atas


memberikan gambaran umum tentang kewenangan dan kewajiban advokat di Indonesia.
Untuk informasi yang lebih rinci dan lengkap, disarankan untuk merujuk langsung ke
Undang-Undang Advokat No. 18 Tahun 2003 dan peraturan terkait.

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Kantor Hukum Ritonga & partners di Kota Banda Aceh yang beralamat di Jl. AMD No.
Cot mesjid, kec. Lueng Bata, Kota Banda Aceh,

Ritonga & partners menyediakan jasa konsultasi hukum, penyelesaian sengketa litigasi,
manajemen risiko hukum dan jasa lainnya sesuai kebutuhan pelanggan. Dalam proses
melaksanakan pekerjaan. Advokat dan Konsultan Hukum Ritonga & partners memiliki
pengalaman dan latar belakang keilmuan yang beragam, serta pengetahuan hukum yang
mendalam sejalan dengan modernisasi dan perkembangan hukum global. Oleh karena itu,
Kantor Hukum Ritonga & partners bekerja dengan para ahli dan praktisi profesional untuk
membantu klien mencapai tujuannya. Ritonga & partners berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik (best practice) untuk mencapai tujuan klien, berdasarkan prinsip keadilan,
kepentingan, kesetaraan dan kepastian hukum.

B. Kondisi Lapangan Sebagai Seorang Advokat

Kondisi dunia kerja sebagai seorang advokat atau pengacara di Indonesia dapat
bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk pengalaman, spesialisasi hukum,
wilayah praktik, serta dinamika pasar hukum di masing-masing daerah. Berikut ini adalah
beberapa aspek yang mungkin mempengaruhi kondisi kerja seorang advokat di lapangan di
Indonesia. Selama saya menjalankan magang Etika Profesi di kantor advokat, saya telah

10
menyimpulkan atau merangkum poin-poin tentang bagaimana gambaran kondisi lapangan
sebagai seorang advokat, antara lain :

1. Persaingan di Pasar Hukum: Indonesia memiliki jumlah advokat yang cukup besar,
sehingga persaingan di pasar hukum dapat menjadi tinggi, terutama di kota-kota besar.
Advokat harus berusaha membangun reputasi dan jaringan yang kuat untuk tetap bersaing
dalam mendapatkan klien dan kasus.

2. Kewenangan dan Spesialisasi: Advokat dapat mengembangkan keahlian dan spesialisasi di


berbagai bidang hukum, seperti hukum pidana, hukum perdata, hukum bisnis, hukum
ketenagakerjaan, atau hukum lingkungan. Kondisi kerja mereka akan tergantung pada
permintaan dan kompleksitas kasus di bidang spesialisasi tersebut.

3. Jam Kerja yang Panjang: Profesi advokat sering kali melibatkan jam kerja yang terutama
ada tenggat waktu yang ketat atau persidangan yang berlarut-larut. Advokat perlu bersedia
bekerja lembur dan mengelola waktu dengan efektif untuk menangani tuntutan pekerjaan
yang tinggi.

4. Beban Kerja yang Berat: Seorang advokat biasanya memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap klien mereka. Mereka harus melakukan penelitian hukum, mengumpulkan bukti,
strategi, dan hadir di pengadilan atau pertemuan dengan klien. Beban kerja yang berat dapat
menimbulkan tekanan dan tuntutan tinggi.

5. Pekerjaan Lapangan dan Kehadiran di Pengadilan: Sebagai seorang advokat, besar waktu
Anda mungkin akan dihabiskan di luar kantor, menghadiri pengadilan, pertemuan dengan
klien, mediasi, negosiasi, dan penyelidikan. Anda perlu siap untuk bekerja di lapangan dan
memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

6. Perubahan Undang-Undang dan Peraturan: Hukum adalah bidang yang selalu berubah.
Sebagai advokat, Anda harus terus mengikuti perkembangan terbaru dalam undang-undang
dan peraturan yang relevan dengan praktik hukum Anda. Anda perlu meluangkan waktu
untuk pembelajaran berkelanjutan agar tetap kompetitif.

7. Keuntungan Finansial dan Karir: Meskipun menjadi advokat bisa memberikan keuntungan
finansial yang baik, terutama bagi advokat yang sukses dan berpengalaman, perlu diingat
bahwa tingkat penghasilan dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk
praktik mandiri atau bekerja di firma hukum, tingkat pengalaman, dan reputasi.

11
8. Kepatuhan terhadap Aturan dan Etika Profesi: Advokat di Indonesia harus mematuhi
Undang-Undang Advokat, Kode Etik Advokat, dan peraturan yang ditetapkan oleh
Organisasi Advokat atau Perhimpunan Advokat di masing- masing wilayah. Mereka harus
menjaga integritas, kerahasiaan klien, dan etika dalam menjalankan praktik hukum.

9. Persiapan dan Penelitian Kasus: Advokat perlu meluangkan waktu untuk melakukan
persiapan dan penelitian yang komprehensif untuk kasus yang mereka tangani. Mereka harus
memahami hukum yang berlaku, mengumpulkanbukti yang relevan, dan mengembangkan
strategi yang kuat untuk membela

kepentingan klien.

10.Keterampilan Komunikasi yang Efektif: Sebagai advokat, keterampilan

komunikasi yang baik sangat penting. Mereka harus mampu berkomunikasi dengan klien,
menghadiri pengadilan, melakukan negosiasi, mediasi, dan secara lisan maupun tertulis.

C. Penyelesaian Perkara di Kantor Advokat

Penyelesaian perkara secara menyeluruh di kantor advokat di Indonesia mengacu


pada peraturan dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan hukum yang berlaku. Berikut
adalah langkah dalam penyelesaian perkara yang sesuai dengan peraturan yang ada. Selama
saya magang di Kantor Hukum Ritonga dan Partner untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Etika Profesi saya merangkum beberaoa tahapan pemyelesaian perkara pada Kantor Advokat,
antara lain :

1. Penerimaan Kasus: Advokat harus mematuhi peraturan yang diatur dalam Kode Etik
Advokat terkait dengan penerimaan kasus. Mereka harus menjaga kerahasiaan informasi
klien dan tidak melanggar konfidensialitas. Advokat juga harus memastikan bahwa mereka
tidak memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan klien.

2. Penelitian Hukum dan Persiapan: Advokat harus melakukan penelitian hukum yang cermat
dan memastikan bahwa persiapan kasus dilakukan dengan benar. Mereka harus mematuhi
peraturan hukum terkait dengan pengumpulan bukti, termasuk bukti yang sah dan relevan.
Advokat juga harus mematuhi peraturan mengenai tata cara mengajukan gugatan atau
pembelaan yang sesuai.

12
3. Negosiasi dan Mediasi: Advokat diharapkan untuk memahami dan menerapkan peraturan
yang diatur dalam Undang-Undang tentang Mediasi dan peraturan lainnya terkait negosiasi
dan mediasi. Mereka harus mematuhi proses dan prinsip yang ditetapkan untuk mencapai
penyelesaian damai antara para pihak yang terlibat.

4. Persiapan Persidangan: Advokat harus memahami peraturan dan tata cara persidangan
yang diatur dalam Undang-Undang Peradilan Pidana, Undang- Undang Peradilan Sipil, atau
peraturan lain yang berlaku tergantung pada jenis perkara yang sedang ditangani. Mereka
harus memastikan bahwa persiapan kasus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
oleh pengadilan.

5. Penghadiran di Pengadilan: Advokat harus mematuhi etika pengadilan dan

mengikuti peraturan yang berlaku selama persidangan. Mereka harus menghormati hakim,
pihak lawan, dan saksi serta memberikan yang didasarkan pada hukum dan fakta yang
relevan. Advokat juga harus mematuhi aturan mengenai tata cara persidangan, termasuk
pemberian bantahan, replik, dan duplik.

6. Eksekusi Putusan: Advokat harus memahami peraturan yang berlaku terkait eksekusi
putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan. Mereka harus membantu klien dalam
melaksanakan putusan pengadilan dan memastikan bahwa pelaksanaan putusan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Selama penyelesaian perkara, advokat juga harus mematuhi Kode Etik Advokat yang
mengatur perilaku professional, integritas, dan kewajiban advokat terhadap klien dan
pengadilan. Advokat diharapkan untuk melaksanakan tugas mereka dengan itikad baik,
objektivitas, dan profesionalisme sesuai dengan peraturan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan magang Etika Profesi di Kantor Hukum Ritonga & partners telah berlangsung
selama kurang lebih 10 (sepuluh) hari, terhitung antara bulan April-Mei tahun 2023. Dalam

13
kegiatan ini, terdapat sebanyak 2 peserta dari Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala yaitu
Muhammad Hafidh Al fazi dan Ilham danuli Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan
selama magang yaitu:

1. Kantor Ritonga dan partners merupakan sebuah firma yang menangani sengketa di bidang
litigasi, non-litigasi, dan Legal Risk Management.

2. Mahasiswa mengetahui etika seorang pengacara berkomunikasi dengan klien dengan


Teknik yang telah diajarkan sesuai dengan Kode Etik Pengacara UU No.18 Tahun 2003
tentang Advokat dan Perkembangan Organisasi Advokat.

3. Mahasiswa mengetahui secara menyeluruh mekanisme pembuatan dokumen hukum untuk


berbagai keperluan beracara di Pengadilan

4. Mahasiswa dapat memahami karakter rekan magang dan belajar beradaptasi dengan
menghadapi karkater yang berbeda-beda yang dapat diimpelentasikan di dunia kerja
nantinya.

5. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam beracara di pengadilan serta menjalin relasi


serta membangun hubungan baik di lingkungan hukum terutama profesi Advokat/Pengacara.

6. Mahasiswa mendapatkan pemahaman serta dapat menganalisis kasus.

7. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan pengalamanan yang diperoleh dari kegiatan
magang untuk diterapkan pada dunia kerja.

Program Magang ini memberikan pengalaman serta pengetahuan baru, juga membantu
mengarahkan dan memberikan gambaran terkait pekerjaan di bidang hukum. Kegiatan
magang ini memberikan ruang bagi saya untuk meningkatkan kualitas serta minat bakat
didalam diri saya khususnya bidang hukum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, penulis ingin memberikan saran kepada
semua pihak terkait. Adapun saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:

a. Mahasiswa diharapkan untuk menaati semua peraturan serta hal yang telah ditetapkan oleh
pembimbing maupun pembimbing lapangan;

b. Mahasiswa mampu untuk tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.

14
c. Mahasiswa mampu untuk membangun hubungan yang baik rekan, atasan, dan dosen
pembimbing;

d. Mahasiswa lebih inisiatif untuk bertanya atas hal-hal yang belum diketahui;

e. Mahasiswa dpaat memanfaatkan waktu luang yang ada untuk hal- hal yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas diri

f. Mahasiswa dapat menjaga nama baik almamater dimanapun dan dalam kondisi apapun.

LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai