OLEH
Della Putri Ramadhani (11000118130469)
Kode etik profesi (ethic code) sebagai norma etik profesi, mengatur dengan
cara bagaiman anggota suatu profesi melakukan tugas dan fungsinya
sebaik mungkin menurut tuntutan nilai-nilai etik (ethos), nilai-nilai moral
(mores)m dan bahkan nilai-nilai hukum dan keadilan profesi yang
diembannya, agar benar-benar professional dalam melaksanakan fungsi
profesinya.
Kode etik profesi hukum (the code ethic profession) adalah norma etik
profesi yang harus dihormati dan dipedomani oleh para setiap anggota atau
asosiasinya dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenagnya dalam
memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pejabat tinggi, pegiat profesi
badan hukum privat, serta masyarakat kebanyakan tengah mengalami
krisis moral dimana dalam melakukan pekerjaannya telah melakukan
pelanggaran etika. Mereka melupakan kewajiban dan tanggung jawab pada
profesinya yang seharusnya dikerjakan dan apa yang tidak boleh mereka
lakukan.Dengan adanya kelalaian tersebut, etika profesi hukum harus
diterapkan dari dalam diri individu sebagai kesadaran pribadi dan landasan
bagi para penyandang profesi dalam melakukan tugasnya melayani
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas permasalahan yang timbul adalah bagaimana
kriteria seorang advokat yang baik?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah Etika dan Tanggung Jawab Profesi.
PEMBAHASAN
A. Istilah dan Pengertian
Etika didefinisikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan nilai yang
tumbuh dan berkembang bersama dan hidup dengan masyarakat. Etika
diidentikan dengan nilai mengenai baik atau buruknya suatu hal yang
berlaku dalam masyarakat. Sedangkan moral merupakan implementasi dari
nilai tersebut.
Jadi etika profesi dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang disepakati di suatu
organisasi sebuah profesi baik yang boleh dijalankan maupun tidak.
Sementara kode etik profesi adalah himpunan nilai, panduan atau pedoman
yang disepakati seluruh anggota profesi untuk menuntun mereka dalam
menjalankan profesi.
Jabatan profesi merupakan suatu jabatan yang diberi oleh negara melalui
organisasinya untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu yang diatur
oleh undang-undang dan kode etiknya.
Setelah dilakukan magang dan lulus pendidikan profesi, calon tidak serta
merta dapat melakukan tugasnya namun calon harus terdaftar dulu sebagai
anggota organisasi setelah mendapatkan kartu anggota yang diberikan
setelah lulus ujian nasional. Kemudia yang terakhir seorang calon wajib
disumpah dalam jabatannya oleh Ketua Pengadilan Tinggi Setempat.
Untuk menjadi lawyer yang hebat dibutuhkan tiga hal penting, yaitu:
1. Pengetahuan yang luas, sehingga memungkinkan dirinya untuk nya
menyelesaikan masalah hukum kliennya
2. Kepribadian yang baik, hal ini akan menunjang kepercayaan para klien
untuk kembali menggunakan jasa advokat
3. Kemampuan yang baik, hal ini diperlukan saat persidangan ketika
advokat menjadi pendamping hukum seorang klien.
Profesi Advokat dalam prakteknya harus bisa menjadi pisau bermata dua
yaitu, bisa memberi jasa berupa pelayanan hukum kepada yang mampu dan
terhadap yang tidak mampu diberi bantuan hukum tanpa dituntut untuk
membayar. Sehingga apabila dikaitkan dengan Profesi Advokat yang tidak
berorientasi pada keuntungan, masyarakat yang tidak mampu namun ingin
mendapat pelayanan hukum tidak akan dikesampingkan.
Secara garis besar, muatan dari Kode Etik Advokat berisi 4 hal pokok,
diantaranya:
a. Keahlian Profesi
Dalam muatan yang berkaitan dengan Keahlian Profesi Advokat diatur
mengenai syarat menjadi anggota, pelatihan, serta bukti keahlian. Hal-
hal tersebut diatur dalam Kode Etik Profesi Advokat 23 Mei 2002 dan
Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
1. Syarat pertama mengenai Keahlian Profesi Advokat adalah
pengetahuan dalam bidang hukum. Dalam UU No. 18/2003 hal
tersebut diatur pada
b. Kepribadian Advokat
Kepribadian advokat tercantum dalam BAB II Kode Etik Profesi
Advokat yang secara garis besar meliputi:
1. Tidak diperbolehkannya rangkap jabatan;
2. Memegan teguh rahasia;
3. Menghormati klien;
4. Memiliki hak untuk menolak perkara;
5. Memiliki intergritas pribadi
Mengenai hal ini juga terdapat dalam Kode Etik Advokat Pasal 4
huruf h, yaitu:
Hal ini juga diatur dalam Kode Etik Advokat Pasal 3 huruf h, yaitu:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, yang dimaksud dengan etika profesi adalah nilai-
nilai yang disepakati di suatu organisasi sebuah profesi. Sementara kode
etik profesi adalah himpunan nilai, panduan atau pedoman yang disepakati
seluruh anggota profesi untuk menuntun mereka dalam menjalankan
profesi.
Yang menjadi syarat sebuah jabatan profesi, diantarnya: Pengetahuan; skill;
Menduduki jabatan tersebut secara permanen; (public service); Dan
memiliki kode etik
Dasar hukum profesi advokat diatur dalam UU No. 18 tahun 2003 tentang
Profesi Advokat, serta kode etik profesi advokat 20 Mei 2002. Model
Hubungan Advokat dengan Klien: Engineering Model. Priestly Model,
Collegial Model, Contractual/Covenant Model.
Profesi Advokat dalam prakteknya harus bisa menjadi pisau bermata dua
yaitu, bisa memberi jasa berupa pelayanan hukum kepada yang mampu dan
terhadap yang tidak mampu diberi bantuan hukum tanpa dituntut untuk
membayar. Jabatan Advokat merupakan jabatan yang memiliki kredibilitas,
karena Dilaksanakan atas dasar profesionalitas serta Ada unsur kepercayaan
Secara garis besar, muatan dari Kode Etik Advokat berisi 4 hal pokok,
diantaranya: Hal-hal yang berkaitan dengan Keahlian Profesi Advokat;
Kepribadian seorang Advokat; Hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
Advokat dengan Klien; Hal-hal yang berkaitan dengan hubungan Advokat
dengan teman sejawat,