Anda di halaman 1dari 18

Perkembangan

Resiko
Kecurangan
Click the computer
Title Title Nama Anggota Kelompok :

1.

2.

3.
Title Title
4.

Title
10:00

08/06/2021
x
SKANDAL KECURANGAN

Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan di awal abad ke 21 telah membuka mata dunia
tentang betapa besarnya kerugian yang diderita para investor yang selama ini mengandalkan
keputusan yang diambil berdasarkan informasi dalam laporan keuangan auditan. Hal ini mendorong
>
profesi pengauditan untuk meninjau ulang berbagai standard dan ketentuan yang dipandang sudah
<
tidak memadai. Sebenarnya kecurangan semacam ini sudah sering terjadi jauh sebelumnya. Contoh
klasik adalah kecurangan pada mckesson-Robbins yang melukiskan bahwa kecurangan pelaporan
keuangan bukan kejadian yang baru terjadiakhir-akhir ini saja.
x

Setelah kasus itu terjadi, profesi auditing di Amerika Serikat menanggapinya dengan membuat standar
yang formal untuk prosedur pengauditan. Sebagai tanggapan atas kasus- kasus kecurangan yang terjadi
di Amerika Serikat, Congress AS menerbitkan Sarbanas Oxley Act tahun 2002 dan AICPA menetapkan
standar standar auditing khusus yang berkaitan dengan penilaian dan pendeteksian risiko kecurangan. >
Standar audit internasional yang diadopsi oleh IAPI juga mengatur tentang hal yang sama (SAS 240 -
Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan), yang <
menjadi acuan utama makalah ini. Pada makalah ini akan dibahas tanggungjawab auditor untuk menilai
risiko kecurangan, dan mendeteksi kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan
menggambarkan daerah-daerah yang rentan terhadap kecurangan.
x
JENIS-JENIS KECURANGAN

APA ITU KECURANGAN?

Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran yang disengaja
>
untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan
keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan <
sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan
penyalahgunaan asset.
Kecurangan Dalam x
Laporan Keuangan

Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau
pun pengungkapan yang disengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para penggunanya.
Sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap >
pengungkapan. Sebagai contoh, WorldCom yang dilaporkan telah mengapitalisasi jutaan dolar
pengeluaran sebagai aset tetap, yang semestinya harus dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah
<
yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang umum ditemukan, namun sebuah perusahaan dapat
melebihsajikan pendapatan dengan menghapus utang dagang dan liabilitas lainnya.
Sebagian Besar Kasus Kecurangan Dalam x
Laporan Keuangan

Dalam sebagian besar kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan sebuah usaha untuk
melebihsajikan pendapatan-apakah dengan cara melebihsajikan aset dan pendapatan atau pun dengan
menghapus liabilitas dan beban- beban, perusahaan-perusahaan juga dengan sengaja mengurangsajikan laba. >
Perusahaan- perusahaan juga dapat dengan sengaja mengurangsajikan pendapatan ketika labanya tinggi dengan
menciptakan cadangan laba atau sebagai ‘celengan’, yang dapat digunakan untuk menaikkan laba di kemudian <
hari. Manajemen laba (earning management) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilakukan
untuk memenuhi target laba. Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bentuk manajemen laba
dimana pendapatam-pendapatan dan beban-beban dipindahkan di antara beberapa periode untuk mengurangi
fluktuasi laba. Salah satu teknik untuk memuluskan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan dan aset
lainnya yang diperoleh perusahaan pada saat akuisisinya.
x
PENYALAH GUNAAN ASET

Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas aset milik suatu entitas.
Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah nominal yang terlibat tidak material terhadap
laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting >
manajemen, tanpa melihat tingkat materialitasnya, karena pencurian_x0002_pencurian kecil dapat
dengan mudah meningkat ukurannya setiap saat.
<
KONDISI YANG MENYEBABKAN x
TERJADINYA KECURANGAN
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan
aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316). Terdapat 3 kondisi yang menyebabkan kecurangan, yang
dinamakan segitiga kecurangan (fraud triangle).

>
1. Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memilik insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan.
2. Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
kecurangan.
melakukan
<
3. Sikap/rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai nilai etika yang memungkinkan
menajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan
yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga mengakibatkan mereka membenarkan melakukan
perilaku yang tidak jujur tersebut.
SEGITIGA KECURANGAN x
(FRAUD TRIAGLE)

>
<
x
FAKTOR-FAKTOR RESIKO UNTUK
KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Sebuah pertimbangan penting bagi auditor dalam membongkar kecurangan adalah


mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kecurangan. Dalam >
segitiga kecurangan, kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset
<
memiliki tiga kondisi yang sama namun faktor risikonya berbeda.
Contoh Faktor-Faktor Resiko Untuk x
Laporan Keuangan Yang Mengandung
Kecurangan

KONDISI INSENTIF/TEKANAN >


<
MENILAI RESIKO KECURANGAN x

Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai risiko kecurangan. Auditor
harus menjaga tingkat skeptisisme profesional ketika ia mempertimbangkan sejumlah informasi,
termasuk faktor-faktor risiko kecurangan untuk mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan.
Auditor bertanggung jawab untuk merespons risiko kecurangan dengan merencanakan dan >
melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa kesalahan penyajian material,
baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan bisa
<
terdeteksi.
x
MERESPON RESIKO KECURANGAN
Standar Audit (SA 330) menetapkan sebagai berikut: “Auditor harus menentukan respons keseluruhan terhadap
hasil penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan
keuangan.” Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan teridentifikasi,
auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen tentang potensi kecurangan dan
adanya rancangan pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material. Seperti telah >
<
disinggung di atas, manajemen seyogyanya memiliki program yang dirancang untuk mencegah, menghalangi
dan mendeteksi kecurangan, begitu pula pengendalian yang dirancang untuk memitigasi risiko spesifik
kecurangan. Selanjutnya auditor harus mempertimbangkan apakah program inti kecurangan dan pengendalian
tersebut memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan kecurangan yang teridentifikasi atau
apakah pengendalian tidak dapat mengurangi meningkatnya risiko kecurangan.
Respon Auditor Terhadap Kecurangan x

1. Menentukan respons keseluruhan.


2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
>
3. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap risiko yang terkait
dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen
<
x
Judul

>
<
x
Judul

>
<
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai