Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat
dan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelopok Hukum Lingkungan
yang berjudul “Tugas dan Wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” untuk kami presentasikan sebagai tugas
kelompok.
Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kriteria tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah
untuk kelompok kami.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu kami menerima kritik positif yang bersifat membangun dari pembaca
sebagai perbaikan bagi kami dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfat. Akhir kata kami ucapkan “Terima Kasih”.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
Sampul ......................................................................................................... i
1. Kesimpulan ...................................................................................... 10
2. Saran ................................................................................................. 10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
lingkungan hidup sangatlah penting untuk dilihat dalam era otonomi daerah
sekarang ini karena lingkungan hidup sudah menjadi isu internasional yang
mempengaruhi perekonomian suatu negara. Pemerintahan Daerah diberikan
kekuasaan yang sangat besar dalam mengelola daerahnya terutama Pemerintahan
Kota atau Kabupaten.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kewenagan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam pengelolaan lingkungan hidup?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam pengelolaan lingkungan hidup?
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
oleh pemerintah sebuah organisasi kekuasaan Negara. Kewenagan pemerintah
pada tiga tingkatan diformulasikan lebih rinci.
4
17) Mengoordinasikan dan memfasilitasi kerja sama dan penyelesaian
perselisihan antar daerah serta penyelesaian sengketa
18) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengolaan pengaduan
masyarakat.
19) Menetapkan standar pelayanan minimal.
20) Menetpkan kebijakan mengenai tata xara pengakuan keberadaan
masyarakat hukum hukum adat., kearifan lokal, dan hak masyarakat
hukum adat yang terkait dengan perkindungan dan pengolaan lingkungan
hidup.
21) Mengelola informasi lingkungan hidup nasional
22) Mengoordinasikan, mengembangkan dan menyosialisasikan pemanfaatan
teknologi ramah lingkungan hidup.
23) Memberikan pendidikan,pelatihan,, pembinaan dan penghargaan.
24) Mengembangkan sarana dan standar laboratorium lingkungan hidup.
25) Menerbitkan izin lingkungan hidup
26) Menetapkan wilayah ekoregion dan
27) Melakukan penegakan hukum lingkungan hidup.
5
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha
dan atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan pwraturan
perundang undangan dibidang perlindungan dan pengolahan lingkungan
hidup.
10) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
11) Mengkoordinasi dan memfasilitasi kerja sama dan penyelesaian
persekisihan antar kabupaten/ antarkota serta penyelesaian sengketa.
12) Melakukan pembinaan,bantuan teknis l, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota dibidang program dan kegiatan
13) Melaksanakan standar pelayanan minimal
14) Menetapkan kebijakan mengenai tata cara pengakuan masyaramat hukum
adat, kearifan lokal dan hak masyarakat hukum adat yang terkait dengan
perkindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat hidup
15) Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat provinsi
16) Mengembangkan dan menyosialisasikan pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan hidup
17) Memberikan pendidikan,pelatihan, pembinaan,dan penghargaan.
18) Menerbitkan izin lingkungan pada tingkat provinsi, dan
19) Melakukan penegakan hukum lingkungan hiduppada tingkat provinsi
6
8) Memfasilitasi penyelesaian sengketa.
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan
perunang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
10) Melaksanakan standar pelayanan minimal.
11) Melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat
yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada
tingkat kabupaten/kota.
12) Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.
13) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi
lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.
14) Memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan.
15) Menerbitkan izin lingkungan tingkat kabupaten/kota.
16) Melakukan penegakan hukum lingkungan tingkat kabupaten/kota.
7
2. Pelaksanaan Kewenagan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terdapat Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi :
1) Instansi-instansi Sektoral
Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan UUPPLH
adalah bahwa kementrian-kementrian sektoral seperti Kementrian
Perindustrian, Kementiran Kehutanan, Kementrian Sumber Daya Mineral,
Kementrian Pertanian dan lainnya tetap emiliki kewenangan pengelolaan
lingkungan hidup dalam batas-batas wewenang mereka sebagaimana
ditetapkan dalam undang-undang sektoral mereka, sedangkan Kementrian
Lingkungan Hidup melaksanakan tugas koordinasi di samping tugas-tugas
pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam batas-batas yang di tetapkan
dalam UUPPLH.
2) Dari Kementiran Lingkungan Hidup ke Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
Kementrian pertama yang bidang tugas terkait secara tegas dengan
lingkungan lingkungan hidup yaitu sejak Kabinet Pembangunan III, menteri
tersebut adalah Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.
Kemudian dalam Kabinet Pembangunan IV, Menteri Negara Pengawasan
Pebanguanan dan Lingkungan Hidup (MENPPLH) telah diubah menjadi
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (MENKLH). Perkembangan
terakhir dalam penataan kelembagaan di bidang lingkungan hidup terjadi pada
masa kepresidenan Presiden Joko Widodo. Berdasarkan Perpres No. 135
tahun 2014, Presiden Joko Widodo telah mengintegrasikan Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kementrian Kehutanan menjadi Kementria
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3) Kelembagaan Pengendali Perubahan Iklim
Dengan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2008 tentang Dewan
Nasional Perubahan Iklim, Presiden telah membentuk Dewan Nasional
Perubahan Iklim (DNPI) dengan memiliki tugas sebagai berikut: (a)
8
merumuskan kebijakan nasional, strategi, program dan kegiatan pengendalian
perubahan iklim; (b) mengoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas
pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih
teknologi, dan pendanaan; (c) merumuskan kebijakan pengaturan mekanisme
dan tatacara perdagangan karbon; (d) melaksanakan pemantauan dan evaluasi
implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim; (e)
memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong Negara-negara maju untuk
lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim.
4) Kelembagaan di Provinsi dan Kabupaten/kota
Berdasarkan Keppres No. 77 Tahun 1994, Pemerintah Provinsi dan
Kota dapat membentuk BAPEDAL Daerah (BAPEDALDA). BAPEDALDA
provinsi merupakan perangkat daerah yang bertugas mebantu Gubernur dalam
melakuikan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pengendalian dampak
lingkungan oleh BAPEDALDA-BAPEDALDA kabupaten/kota di wilayah
provinsi yang bersangkutan. Pemerintah provinsi memiliki kewenangan
dibidang pengelolaan sebatas pada bidang yang didelegasikan pemerintah
kepada pemerintah provinsi. Oleh sebab itu disetiap provinsi dibentuk komisi
AMDAL untuk memeriksa dan memutus kelaikan dokumen-dokumen
AMDAL untuk kegiatan-kegiatan usaha yang izin usahanya dikeluarkan oleh
Gubernur.
5) Tingkat Kabupaten/Kota
Berdasarkan Keppres No. 77 Tahun 1994 pemerintah Kabupaten/Kota
dapat mebentuk BAPEDALDA Kabupaten arau Kota yang bertugas
membantu Bupati atau Walikota dalam pelaksanaan pengendalian dampak
lingkungan di wilayah daerha yang bersangkutan. Bagi pemerintah Kabupaten
dan Kota yang telah membentuk BAPEDALDA dapat menugaskan
BAPEDALDA sebagai instansi yang melakukan pengawasan, pemantauan,
dan penegakan hukum administratif di bidang pengelolaan limbah B3
mengingat berdasarkan PP No. 85 Tahun 1999, setiap kegiatan usaha
pengelolaan limbah B3 wajib menyerahkan tindakan catatan-catatan tentang
limbah B3 yang dimilikinya kepada Bupati dan Walikota.
9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam UULH 1997 soal kewenangan dikaitkan dengan negara
sehingga dikenal istilah kewenangan negara. Kewenangan negara dirumuskan
dalam Pasal 8 UULH 1997 yaitu pengakuan hak negara untuk menguasai
sumber-sumber daya alam. Dalam UUPPLH tidak lagi menggunakan konsep
wewenang negara, tetapi kewenangan pemerintah yang dibedakan atas:
Pemerintah pusat;
Pemerintah provinsi; dan
Pemerintah kabupaten/kota.
Perubahan konsep ini didasarkan pada pertimbangan bahwa konsep
negara lebih luas karena mencakup pemerintah, teritorial dan warga negara.
Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terdapat Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi :
1) Instansi-instansi Sektoral
2) Dari Kementiran Lingkungan Hidup ke Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
3) Kelembagaan Pengendali Perubahan Iklim
4) Kelembagaan di Provinsi dan Kabupaten/kota
5) Tingkat Kabupaten/Kota
2. Saran
Kewenangan Pemerintah Daerah yang sangat besar sehingga perlu
adanya bentuk pengawasan yang baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat
sehingga janagan sampai terjadi berbagai kebijakan yang merusak lingkungan
yang terjadi di setiap kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Pemerintah
Pusat harus aktif dalam melakukan pengawasan sehingga pembangunan yang
berwawasan lingkungan dapat dijalankan dengan baik oleh Pemerintah
Indonesia baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
10
DAFTAR PUSTAKA
11