Anda di halaman 1dari 15

Tugas Hukum Lingkungan

OLEH KELOMPOK I Kelas MH. 4

 Muh. Arsul Haq Sultan (003302482018)


 Fatimah HS (003902482018)
 Asrul (005902482018)
 Siti Syarifah Wafiqah Wardah (007502482018)
 Muh. Chaerul Anwar (007702482018)
 Isma Widya Astuti B (009102482018)

MAGISTER ILMU HUKUM


PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat
dan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelopok Hukum Lingkungan
yang berjudul “Tugas dan Wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” untuk kami presentasikan sebagai tugas
kelompok.

Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kriteria tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah
untuk kelompok kami.

Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu kami menerima kritik positif yang bersifat membangun dari pembaca
sebagai perbaikan bagi kami dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfat. Akhir kata kami ucapkan “Terima Kasih”.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 20 September 2018

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Sampul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang asalah ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

1. Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam


Pengelolaan Lingkungan Hidup ....................................................... 3
2. Pelaksanaan Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ............................................ 8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ...................................................................................... 10
2. Saran ................................................................................................. 10

Daftar Pustaka .............................................................................................. 11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam era otonomi daerah sesuai dengan ketentuan dalam UU No 22
Tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan daerah akan sedemikian kuat
dan luas sehingga diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang ketat
untuk menghindari ketidak teraturan dalam menyusun kebijakan dalam bidang
lingkungan hidup terutama dalam masalah penanganan penegakan hukum
lingkungan dalam era otonomi daerah.
Kewenangan pemerintah Daerah menurut UU No 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah sangatlah besar sehingga tuntutan untuk meningkatkan
kinerja dan penerapan kebijakan dalam bidang lingkungan hidup sangatlah
dibutuhkan.
Sistem Pemerintahan Daerah otonom sebelum UU No 22 tahun 1999
terbagi dalam Sistem Pemerintahan Administratif dan Otonomi, dalam Sistem
Pemerintahan Administratif Pemerintah Daerah berperan sebagai pembantu dari
penyelenggaraan pemerintah pusat yang dikenal sebagai azas dekosentrasi dalam
UU No 54 tahun 1970 tentang Pemerintah Daerah, hal ini diaplikasikan dalam
Pemerintahan Daerah Tingkat I dan Pemerintahan Daerah tingkat II. Sedangkan
dalam Sistem Pemerintahan Otonomi Pemerintahan Daerah adalah mandiri dalam
menjalankan urusan rumah tanganya. Pemerintahan Daerah memerlukan alat-alat
perlengkapannya sendiri sebagai pegawai/pejabat-pejabat daerah dan bukan
pegawai/pejabat pusat. Memberikan wewenang untuk menyelenggarakan rumah
tangga sendiri berarti pula membiarkan bagi daerah untuk berinisiatif sendiri dan
untuk merealisir itu, daerah memerlukan sumber keuangan sendiri dan
pendapatan-pendapatan yang diperoleh dari sumber keuangan sendiri memerlukan
pengaturan yang tegas agar di kemudian hari tidak terjadi perselisihan antara pusat
dan daerah mengenai hal-hal tersebut diatas.
Tetapi dalam UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka
terjadi perubahan besar dalam kewenangan Pemerintahan Daerah. Pengelolaan

1
lingkungan hidup sangatlah penting untuk dilihat dalam era otonomi daerah
sekarang ini karena lingkungan hidup sudah menjadi isu internasional yang
mempengaruhi perekonomian suatu negara. Pemerintahan Daerah diberikan
kekuasaan yang sangat besar dalam mengelola daerahnya terutama Pemerintahan
Kota atau Kabupaten.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kewenagan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam pengelolaan lingkungan hidup?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam pengelolaan lingkungan hidup?
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kewenagan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam


Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam UULH 1997 soal kewenagan dikaitkan dengan negara sehingga
dikenal istilah kewenagan negara. Kewenangan negara dirumuskan dalam
Pasal 8 UULH 1997 yaitu pengakuan hak negara untuk menguasai sumber-
sumber daya alam. Pasal 8 ayat (1) UULH 1997 berbunyi sebagai berikut:
“sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan
pemerintah”. Selanjutnta Pasal 8 ayat (2) menegaskan bahwa berdasarkan
kekuasaan negara atas sumber daya alam memberikan kewenangan kepada
pemerintah untuk :
a. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup
b. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkugan
hidup, dan pemanfaatan kembali sumber daya alam termasuk sumber daya
genetika;
c. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau
subyek hukum lainnya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam
dan sumber daya buatan termasuk sumber daya genetyika;
d. Mengendalikan kegiatanyang mempunyai dampak sosial;
e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup sesuai peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Dalam UUPPLH tidak lagi menggunakan konsep konsep wewenang


negara, tetapi kewenangan pemerintah yang dibedakan atas pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Perubahan konsep ini
tampaknya didasarkan pada pertimbangan bahwa konsep negara lebih luas
karena mencakup pemerintah, teritorial dan warga negara. Negara dijalankan

3
oleh pemerintah sebuah organisasi kekuasaan Negara. Kewenagan pemerintah
pada tiga tingkatan diformulasikan lebih rinci.

Kewenangan pemerintah pusat meliputi:

1) Menetapkan kebijakan nasional;


2) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan criteria;
3) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH nasional;
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS;
5) Menetapkan dan melaksakana kebijakan mengenai Amdal dan UKL-UPL;
6) menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam nasionak dab emisi gas
runah kaca
7) Mengembangkan standar kerja sama.
8) Mengoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pebgendalian
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
9) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai su.mber daya alam
hayati dan nonhayati,keanekaragaman hayati,sumber daya genetik,dan
keamanan hayati, produk rekayasa genetik.
10) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak
perubahan iklim dan perlindungan lapizan ozon
11) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai B3,limbah, serta
limbah B3.
12) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai perlindungan
lingkungan laut.
13) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup lintas batas negara
14) Melakukan pembinaan dan pengawasan teehadap pelaksanaan kebijakan
nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah
15) Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaata. Penanggung jawab usaha
dan atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peratura.
Perundangan undangan.
16) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup

4
17) Mengoordinasikan dan memfasilitasi kerja sama dan penyelesaian
perselisihan antar daerah serta penyelesaian sengketa
18) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengolaan pengaduan
masyarakat.
19) Menetapkan standar pelayanan minimal.
20) Menetpkan kebijakan mengenai tata xara pengakuan keberadaan
masyarakat hukum hukum adat., kearifan lokal, dan hak masyarakat
hukum adat yang terkait dengan perkindungan dan pengolaan lingkungan
hidup.
21) Mengelola informasi lingkungan hidup nasional
22) Mengoordinasikan, mengembangkan dan menyosialisasikan pemanfaatan
teknologi ramah lingkungan hidup.
23) Memberikan pendidikan,pelatihan,, pembinaan dan penghargaan.
24) Mengembangkan sarana dan standar laboratorium lingkungan hidup.
25) Menerbitkan izin lingkungan hidup
26) Menetapkan wilayah ekoregion dan
27) Melakukan penegakan hukum lingkungan hidup.

Kewenangan pemerintah provinsi yang dirumuskan dalam pasal 63


ayat (2) meliputi:

1) Menetapkan kebijakan tingkat provinsi


2) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi
3) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH provinsi
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL
5) Menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah
kaca pada tingkat provinsi.
6) Mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan.
7) Mengoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pencemaran dan atau
kerusaman lingkungan hidup lintas kabupaten/kota
8) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan,peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/ kota

5
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha
dan atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan pwraturan
perundang undangan dibidang perlindungan dan pengolahan lingkungan
hidup.
10) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup
11) Mengkoordinasi dan memfasilitasi kerja sama dan penyelesaian
persekisihan antar kabupaten/ antarkota serta penyelesaian sengketa.
12) Melakukan pembinaan,bantuan teknis l, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota dibidang program dan kegiatan
13) Melaksanakan standar pelayanan minimal
14) Menetapkan kebijakan mengenai tata cara pengakuan masyaramat hukum
adat, kearifan lokal dan hak masyarakat hukum adat yang terkait dengan
perkindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat hidup
15) Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat provinsi
16) Mengembangkan dan menyosialisasikan pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan hidup
17) Memberikan pendidikan,pelatihan, pembinaan,dan penghargaan.
18) Menerbitkan izin lingkungan pada tingkat provinsi, dan
19) Melakukan penegakan hukum lingkungan hiduppada tingkat provinsi

Kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang di rumuskan dalam


Pasal 63 ayat (3) meliputi:

1) Menetapkan kebijakan tingkat Kabupaten/Kota.


2) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat Kabupaten/Kota.
3) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH tingkat
Kabupaten/Kota.
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
5) Menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah
kaca pada tingkat Kabupaten/Kota.
6) Mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan.
7) Mengembangkan dan menerapkan instrument lingkungan hidup.

6
8) Memfasilitasi penyelesaian sengketa.
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan
perunang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
10) Melaksanakan standar pelayanan minimal.
11) Melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat
yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada
tingkat kabupaten/kota.
12) Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.
13) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi
lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.
14) Memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan.
15) Menerbitkan izin lingkungan tingkat kabupaten/kota.
16) Melakukan penegakan hukum lingkungan tingkat kabupaten/kota.

Kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah


kabupaten/kota yang dirumuskansecara terperinci dalam Pasal 63 ayat (1), (2),
(3) UUPPLH pada dasarnya tidak tepat. Semestinya rumusan normatif dalam
tingkatan undang-undang bersifat abstrak, tetapi cukup mencakup kenyataan
empiri yang ingin dijangkau. Lagipula penyebutan sejumlah kewenangan
secara rinci tersebut ada yang tidak perlu atau berlebihan dan tidak efisien,
misalkan penyebutan kewenangan penegakan hukum. Kalaupun kewenangan
penegakan hukum itu tidak disebutkan dalam UUPPLH, pemerintah usdah
semestinya memiliki kewenangan penegakan hukum karena kewenangan itu
sudah inheren dengan pemerintah sesuai dengan teori-teori dalam ilmu Negara
atau ilmu politik, bahwa kewenangan penegakan itu ada pada pemerintah
sebagai salah satu unsur dari terbentuknya Negara di samping adanya warga
dan wilayah.

7
2. Pelaksanaan Kewenagan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terdapat Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi :
1) Instansi-instansi Sektoral
Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan UUPPLH
adalah bahwa kementrian-kementrian sektoral seperti Kementrian
Perindustrian, Kementiran Kehutanan, Kementrian Sumber Daya Mineral,
Kementrian Pertanian dan lainnya tetap emiliki kewenangan pengelolaan
lingkungan hidup dalam batas-batas wewenang mereka sebagaimana
ditetapkan dalam undang-undang sektoral mereka, sedangkan Kementrian
Lingkungan Hidup melaksanakan tugas koordinasi di samping tugas-tugas
pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam batas-batas yang di tetapkan
dalam UUPPLH.
2) Dari Kementiran Lingkungan Hidup ke Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
Kementrian pertama yang bidang tugas terkait secara tegas dengan
lingkungan lingkungan hidup yaitu sejak Kabinet Pembangunan III, menteri
tersebut adalah Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.
Kemudian dalam Kabinet Pembangunan IV, Menteri Negara Pengawasan
Pebanguanan dan Lingkungan Hidup (MENPPLH) telah diubah menjadi
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (MENKLH). Perkembangan
terakhir dalam penataan kelembagaan di bidang lingkungan hidup terjadi pada
masa kepresidenan Presiden Joko Widodo. Berdasarkan Perpres No. 135
tahun 2014, Presiden Joko Widodo telah mengintegrasikan Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kementrian Kehutanan menjadi Kementria
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3) Kelembagaan Pengendali Perubahan Iklim
Dengan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2008 tentang Dewan
Nasional Perubahan Iklim, Presiden telah membentuk Dewan Nasional
Perubahan Iklim (DNPI) dengan memiliki tugas sebagai berikut: (a)

8
merumuskan kebijakan nasional, strategi, program dan kegiatan pengendalian
perubahan iklim; (b) mengoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas
pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih
teknologi, dan pendanaan; (c) merumuskan kebijakan pengaturan mekanisme
dan tatacara perdagangan karbon; (d) melaksanakan pemantauan dan evaluasi
implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim; (e)
memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong Negara-negara maju untuk
lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim.
4) Kelembagaan di Provinsi dan Kabupaten/kota
Berdasarkan Keppres No. 77 Tahun 1994, Pemerintah Provinsi dan
Kota dapat membentuk BAPEDAL Daerah (BAPEDALDA). BAPEDALDA
provinsi merupakan perangkat daerah yang bertugas mebantu Gubernur dalam
melakuikan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pengendalian dampak
lingkungan oleh BAPEDALDA-BAPEDALDA kabupaten/kota di wilayah
provinsi yang bersangkutan. Pemerintah provinsi memiliki kewenangan
dibidang pengelolaan sebatas pada bidang yang didelegasikan pemerintah
kepada pemerintah provinsi. Oleh sebab itu disetiap provinsi dibentuk komisi
AMDAL untuk memeriksa dan memutus kelaikan dokumen-dokumen
AMDAL untuk kegiatan-kegiatan usaha yang izin usahanya dikeluarkan oleh
Gubernur.
5) Tingkat Kabupaten/Kota
Berdasarkan Keppres No. 77 Tahun 1994 pemerintah Kabupaten/Kota
dapat mebentuk BAPEDALDA Kabupaten arau Kota yang bertugas
membantu Bupati atau Walikota dalam pelaksanaan pengendalian dampak
lingkungan di wilayah daerha yang bersangkutan. Bagi pemerintah Kabupaten
dan Kota yang telah membentuk BAPEDALDA dapat menugaskan
BAPEDALDA sebagai instansi yang melakukan pengawasan, pemantauan,
dan penegakan hukum administratif di bidang pengelolaan limbah B3
mengingat berdasarkan PP No. 85 Tahun 1999, setiap kegiatan usaha
pengelolaan limbah B3 wajib menyerahkan tindakan catatan-catatan tentang
limbah B3 yang dimilikinya kepada Bupati dan Walikota.

9
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam UULH 1997 soal kewenangan dikaitkan dengan negara
sehingga dikenal istilah kewenangan negara. Kewenangan negara dirumuskan
dalam Pasal 8 UULH 1997 yaitu pengakuan hak negara untuk menguasai
sumber-sumber daya alam. Dalam UUPPLH tidak lagi menggunakan konsep
wewenang negara, tetapi kewenangan pemerintah yang dibedakan atas:
 Pemerintah pusat;
 Pemerintah provinsi; dan
 Pemerintah kabupaten/kota.
Perubahan konsep ini didasarkan pada pertimbangan bahwa konsep
negara lebih luas karena mencakup pemerintah, teritorial dan warga negara.
Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah terdapat Kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi :
1) Instansi-instansi Sektoral
2) Dari Kementiran Lingkungan Hidup ke Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
3) Kelembagaan Pengendali Perubahan Iklim
4) Kelembagaan di Provinsi dan Kabupaten/kota
5) Tingkat Kabupaten/Kota
2. Saran
Kewenangan Pemerintah Daerah yang sangat besar sehingga perlu
adanya bentuk pengawasan yang baik yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat
sehingga janagan sampai terjadi berbagai kebijakan yang merusak lingkungan
yang terjadi di setiap kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Pemerintah
Pusat harus aktif dalam melakukan pengawasan sehingga pembangunan yang
berwawasan lingkungan dapat dijalankan dengan baik oleh Pemerintah
Indonesia baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Rahmadi, Takdir. 2018. Hukum Lingkungan di Indonesia. Depok:


Rajawali Pers
 Theceli. 2008. Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam Pengelolaan Lingkungan.
http://theceli.blogspot.com/2008/04/kewenangan-pemerintah-pusat
dan.html. di akses 15 September 2018.

11

Anda mungkin juga menyukai