Pendahuluan
A. Latar Belakang
dibutuhkan.
hari tidak terjadi perselisihan antara pusat dan daerah mengenai hal –hal
tersebut diatas.
otonomi daerah sekarang ini karena lingkungan hidup sudah menjadi isu
Dalam makalah ini akan dibahas masalah lingkungan hidup di era otonomi
lingkungan hidup”
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah memberikan masukan dan
BAB II
Permasalahan
lingkungan hidup?
BAB III
Pembahasan
1999.
terbagi dua hal ini dapat dicermati dalam pasal 7 UU NO 22 tahun 1999, yaitu:
lain.
pemetrintah pusat yang ingin dibagi kepada daerah akan tetapi jika dilihat dari
sebenarnya pasal 7 ayat 2 harus diperjelas lagi apa yang dimaksud dengan
kewenangan bidang lain yang diatur oleh UU No 22 tahun 1999. Kalau dilihat
dari ayat 2 maka akan terlihat kewenangan pemerintah pusat yang masih besar.
22 tahun 1999
1999, tim kerja Menko Wasbangpan dan Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup/Bapedal telah mencoba merumuskan interpretasi kewenangan
1999.
menjadi :
· Kewenangan Pusat
· Kewenangan Propinsi
· Kewenangan Kabupaten/Kota.
lingkungan hidup;
·Standarisasi nasional;
·Pelaksanaan kewenangan tertentu seperti pengelolaan lingkungan dalam
pemanfaatan sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara, rekomendasi
propinsi, yang harus sama atau lebih ketat dari baku mutu lingkungan
lingkungan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang propinsi dan sebagainya.
pusat kepada pemda dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara
setempat.
kembali lingkungan hidup karena cara tersebut adalah cara yang biasa
dilakukan pemerintah pusat untuk memenuhi APBN, dan cara ini akan terus
lingkungan hidup;
pemanfaatan sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara, rekomendasi
hidup.
dipergunakan lagi bagi kelangsungan bangsa ini dan hal ini dilakukan hanya
untuk mengejar Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah sehingga hanya
untuk hal yang jangka pendek investasi jangka panjang dikuras habis.
Jika dilihat Kewenangan Pemerintah Pusat juga besar dalam hal ini sehingga
pengelolaan lingkungan yang tidak baik pad pemerintah daerah. Dalam hal ini
perlu dikaji kembali berbagai kebijakan yang ada pada pemerintah Daerah
sehingga tidak ada kebijkan-kebijakan yang berupa peraturan daerah yang
tugas Pemerintah Daerah dan kebebasan pelaksanaan tugas Tugas Negara oleh
Van Kempen juga menulis dalam “Inleiding tot het Nederlandsch Indisch
Provincie dan sebagainya, yang hanya dapat memiliki hak-hak yang berasal
Hal ini juga memerlukan peran penting dan koordinasi yang baik antara Meteri
terjalinnya kerjasama yang baik antara pusat dan daerah dalam pengelolaan
lingkungan.
Pengawasan oleh Pemerintah Pusat dapat dibenarkan untuk membangun
yang ada dapat diawasi, jika menilik sifatnya bentuk pengawasan bisa dibagi
dalam:
1. Pengawasan preventif
2. Pengawasan represif
3. Pengawasan umum
Dan pemerintah Pusat juga harus diawasi oleh lembaga negara yang
lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
yang jelas dalam Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Menko Wasbangpan.
sangat besar sehingga perlu adanya bentuk pengawasan yang baik yang
kebijakan yang merusak lingkungan yang terjadi di setiap kabupaten atau kota
dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia baik oleh Pemerintah Pusat
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
Daftar Pustaka
M. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI dan CV Sinar Bakti ,
http://www.bapedal.go.id/media/serasi/00okt/lu1.html
http://hidayatwawan.blogspot.com/2012/03/makalah-hubungan-
pemerintahpusat-dan.html