Anda di halaman 1dari 43

Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan angka 20 pasal 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup limbah didefinisikan sebagai sisa

suatu usaha dan/atau kegiatan. Pengelolaan air limbah domestik mencakup

pengurangan resiko dan pemanfaatan limbah dalam skala rumah tangga. Tujuannya agar

limbah cair domestik dapat terkelola secara baik dan berdaya guna dalam

kehidupan masyarakat. Pengelolaan limbah cair domestik mencakup kelayakan

jamban, tangki septik, pengangkutan dan pengelolaan lumpur tinja pada unit

Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT). Setiap unit kegiatan harus dilengkapi

fasilitas septic tank yang aman. Keberadaan septic tank sebagai tempat

penimbunan semantara penting untuk mencegah penularan penyakit dan

penyebaran bakteri, selain pencegahan pencemaran air dan lingkungan akibat tinja.

Uaya tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat termasuk ketentuan Standar Nasional Indonesia

(SNI) 2398:2017 dengan ketentuan bahwa septik tank harus kedap air, memiliki

lubang kontrol, ventilasi, pipa masuk-keluar dan harus dikuras isinya untuk dibuang

dengan truk tinja secara regular ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Kabupaten Teluk Bintuni merupakan salah satu wilayah administrasi di

Provinsi Papua Barat yang terbagi dalam 24 Distrik, 115 Kampung definitif dan 145

kampung persiapan serta 2 kelurahan. Ibu kota kabupaten berada di Distrik Bintuni

dengan luas wilayah 18.637 km2 atau sekitar 2,26% dari luas Kabupaten Teluk

Bintuni (421,75 km2). Jumlah penduduk kabupaten ini terus mengalami peningkatan
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS (2021) diketahui bahwa jumlah

penduduk wilayah ini sebanyak 87.083 jiwa meningkat 65,49% bilan dibandingkan

dengan hasil sensus penduduk tahun 2010 yang berada diangka 52.615 jiwa.

Mengacu strategi perwujudan RPJMD Kabupaten Teluk Bintuni sebagaimana

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

mengelompokkan sub urusan pemerintahan air limbah dan persampahan yang

merupakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang

masuk ke dalam urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Hal tersebut

mengingat bahwa kegiatan pengelolaan limbah melalui program sanitasi terkait

dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

hidup masyarakat.

Oleh karena itu, keberadaan UPTD Air limbah Domestik di Kabupaten Teluk

Bintuni sangatlah penting dalam perubahan pola hidup dan kesehatan masyaraka

khususnya pada daerah-daerah padat penduduk. Keberadaan UPT tersebut adalah

untuk mendampingi masyrakat dalam melakukan pengelolaan air limbah domestik

dan juga pada wilayah – wilayah pesisir dan pegunungan di Kabupaten Teluk

Bintuni.

Dasar hukum pembentukan UPT diantaranya adalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001Tentang
Pengelolaan Kualitas air dan pengendalian Pencemaran Air.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indanesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 Tentang
Kebijakan don Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Pemukiman (KSNP-SPALP).
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 Tentang


Perubahan Atos Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pembentukan dan Kasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah

1.2. TUJUAN

Untuk mencapai terwujudnya ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan

pelayanan kepada masyarakat dalam pemanfaatan fasilitas dan sarana pengelolaan

air limbah domestik di Kabupaten Bintuni, maka tujuan dibentuknya UPTD Air

Limbah domestik adalah melaksakankan kegiatan teknis dan operasional air limbah

domestik di Kabupaten Teluk Bintuni.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

BAB II

KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD

II.1. KEGIATAN TEKNIS OPERASIONAL TERTENTU YANG AKAN DILAKSANAKAN

II.1.1. Kegiatan Yang Merupakan Pelaksanaan Urusan Yang Menjadi Kewenangan

Daerah

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian

negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi,

melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. Urusan

pemerintahan ini dikelompokkan menjadi Urusan Pemerintahan Absolut

(Mutlak), Urusan Pemerintahan Konkuren dan Urusan Pemerintahan Umum.

Urusan pemerintahan absolute adalah Urusan Pemerintahan yang

sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan

konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat

dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Sedangkan urusan

pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Urusan Pemerintahan

konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi

Daerah. Urusan kokuren ini selanjutnya terbagi atas Urusan Pemerintahan

Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib adalah

Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.

Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Berbeda dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang rincian pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 TentangcPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdapat dalam

lampirannya. Pembagian urusan berdasarkan UU No 23 Tahun 2014

didasarkan pada prinsip:

a. Akuntabilitas adalah bahwa penanggungjawab penyelenggaraan

suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan kedekatannya

dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh

penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan;

b. Efisiensi adalah bahwa penyelenggaraan suatu ursan pemerintahan

ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling

tinggi yang dapat diperoleh;

c. Eksternalitas adalah bahwa penyelenggaraan suatu urusan

pemerintahan ditentukan berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan

dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan

pemerintahan; dan

d. Strategi Nasional; adalah bahwa penyelenggaraan suatu urusan

pemerintahan ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka

menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga kedaulatan negara,

implementasi hubungan luar negeri, pencapaian program strategis


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

nasional, dan pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang undangan.

Berdasarkan prinsip tersebut kriteria Urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/Kota adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah

kabupaten/kota;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya

dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumberdayanya lebih

efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.

Unit Pelaksana Teknis Daerah Untuk Pengelolaan Air limbah

Domestik merupakan urusan wajib pemerintah daerah kabupaten/kota

sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam kaitannya pengelolaan air limbah domestic dengan peran

pemerintah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah, pada Lampiran C bahwa urusan

Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang adalah sebagai

berikut :

Tabel II.1 Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren Antara Pemerintah Pusat


dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

Pemerintah Pusat Provinsi Kabupaten/Kota


a. Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan
pengembangan pengembangan pengembangan system
system pengelolaan air system air limbah air limbah domestic
limbah domestic domestic regional. dalam daerah
secara nasional. kabupaten/kota.

b. Pengelolaan dan
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

pengembangan air
limbah domestic lintas
daerah provinsi dan
system pengelolaan air
limbah domestic untuk
kepentingan strategis
nasional.

II.1.2. Bukan Merupakan Kegiatan Perumusan Kebijakan

Sistem Pengelolaan Air Limbah yang selanjutnya disingkat SPAL adalah


satu kesatuan system Teknik dan non Teknik dari prasarana dan sarana
pengelolaan air limbah domestic (Peraturan Pemerintah Nomor 04/PRT/M/2017
Tentang Penyelengaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sistem pengelolaan air limbah domestic atau disingkat SPAL-D


merupakan rangkaian proses pengelolaan air yang telah dipergunakan yang
berasal dari rumah tangga atau permukiman sebelum dibuang ke badan air
permukaan. Dalam pengelolaannya Sistem Pengelolaan air Limbah domestic
terbagi atas dua yaitu system pengelolaan air limbah – terpusat dan setempat.

Sitem pengelolaan air limbah domestic setempat yang disingkat SPALD-S


adalah system pengelolaan yang dilakukan di lokasi sumber, yang selanjutnya
lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut lumpur tinja.

Konsep pengelolaan air limbah domestic secara umum adalah sebagai


Berikut :
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Dalam pengelolaan bidang air limbah sudah tentu akan terkait dengan
sumber daya manusia. Wadah atau institusi diperlukan untuk menjalankan
pengelolaan sarana maupun prasarana bidang air limbah.

UPTD Pengelolaan Air Limbah domestic pada dinas Perumahan dan


Kawasan permukiman Kabupaten Manokwari akan melakukan pengelolaan air
limbah domestic setempat maupun terpusat sesuai dengan tugas dan fungsi
UPTD. Tugas dan fungsi antara Dinas Induk dan UPTD pengelola Air limbah
adalah sebagai berikut :

Tabel II.2 Tugas dan Fungsi Dinas PKP Kabupaten Teluk Bintuni dan UPTD
Air Limbah Domestik

Dinas PKP Kab. UPTD


Teluk Bintuni
Tugas 1). Melaksanakan kegiatan tekni soperasional dalam
Pengambilkeputusan pelaksanaan pengelolaan air limbah domestic dan
2). pemanfaatannya.
PenyediaanDukungan
Fungsi Sebagaiperencana a. Melaksanakan pelayanan pengelolaan air limbah
domestic system setempat dan terpusat.
b. Menyiapkan bahan pedoman kerja UPTD.
c. Melaksanakan pengawasan dan pemeliharaan
instalasi pengelolaan air limbah.
d. Melaksanakan fasilitasi dan sosialisasi pengelolaan
air limbah domestic kepada kelompok masyarakat,
instansi pemerintah dan swasta.
e. Melaksanakan pemafaatan hasil akhir dari
pengelolaan air limbah domestic.
f. Melaksanakan inventarisasi dan melayani
pengaduan masyarakat terkait dengan pelayanan
pengelolaan air limbah domestic.
g. Melaksanakan perencanaan pengadaaan dan
pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan
air limbah domestic.
h. Melaksanakan analisis dan pengembangan system
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

pengelolaan air limbah domestic.


i. Melaksanakan pemungutan dan penyetoran
retribusi pelayanan pengelolaan air limbah
domestic.
j. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan
instansi terkait.
k. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai bidang tugasnya.

II.1.3. Bukan Merupakan Kegiatan Lintas Perangkat Daerah dan Bukan


Pembinaan Kepada Unit Kerja Lain.

Unit Pelaksana Teknis Daerah air limbah domestic Kabupaten Teluk

Bintuni melaksanakan tugas teknis operasional pelayanan pengelolaan air

limbah dari prasarana dan sarana yang telah dibangun oleh pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah yang melaksanakan penyelenggaraan bidang

sanitasi.

Penyelenggaraan urusan pemerintah pada dinas yang mengurusi

urusan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk

Bintuni sesuai dengan peraturan daerah nomor ….. Tahun…..Tentang

Perangkat Daerah.

Unit Pelaksana Tugas Daerah Air Limbah Kabupaten Teluk Bintuni

bukan merupakan kegiatan lintas institusi (Dinas) tetapi urusan pengelolaan

air limbah domestik dan pelayanan penyedotan lumpur tinja kepada

masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni berada dibawah Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk Bintuni.

Sesuai Peraturan Bupati Teluk Bintuni Nomor …… tahun …….

Tentang tugas ,fungsi dan strukturorganisasi dinas yang melaksanakan


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

urusan pekerjaan umum dan penataan ruang, urusan bidang lingkungan

hidup dan urusan bidang perumahan dan Kawasan permukiman dapat

dijelaskan pada table berikut ini :

Tabel II.3. Tugas, Fungsi dan StrukturOrganisasi Dinas Bidang Lingkungan

Hidup, Dinas Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Dinas Lingkungan Dinas Pekerjaan Dinas Perumahan


Hidup Umum dan dan Kawasan
Penataan Ruang Permukiman
Tugas

Fungsi

Struktur
Organisasi

II.1.4. Memerlukan arahan, pengaturan dan pembagian kerja, pengawasan


dan/atau pengambilan keputusan dalam pelaksanaannya.

Unit Pelaksana Tugas Daerah air limbah domestic Kabupaten Teluk

Bintuni memerlukan arahan, pengaturan, pembagian kerja dan pengambilan

keputusan.

Usulan susunan Organisasi UPTD air limbah Kabupaten Teluk Bintuni

disesuaikan sebagai berikut :

KEPALA DINAS
KEPALA UPTD Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik
AIR LIMBAH
KAJIAN AKADEMIS

SUB BAG TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

Gambar II.1. Struktur Organisasi UPTD Air Limbah Tipe A

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi UPTD air limbah pada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk Bintuni adalah

sebagai berikut :

I). Kepala UPTD

a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait pengelolaan air limbah

domestik.

b) Mengkaji dan mengusulkan rencana strategis UPTD kepada Kepala Dinas.

c) Mengumpulkan bahan dan Menyusun RKA dan DPA UPTD.

d) Membahas RKA dan DPA UPTD.

e) Mengumpulkan bahan dan Menyusun pembagian jadwal kegiatan

pengelolaan air limbah domestic.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

f) Mengkaji dan menyetujui pembagian jadwal kegiatan pengelolaan air

limbah domestic.

g) Mengkoordinasikan pegawai dalam pelaksanaan pengelolaan air limbah

domestic.

h) Mengarahkan pegawai dalam pelaksanaan pengelolaan air limbah

domestic.

i) Melakukan koordinasi kegiatan pengelolaan air limbah domestic dengan

dinas dan terkait di luar dinas.

j) Melakukan pemantauan pelaksanaan kerja UPTD pengelolaan air limbah

domestic.

k) Menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan UPTD pengelolaan air

limbah domestic Kepada Dinas.

l) Menilai kinerja pegawai UPTD pengelolaan air limbah domestic.

m) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

II). Kepala Sub bagian Tata Usaha

a) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja

UPTD.

b) Menyiapkan bahan dan melaksanakan urusan tata usaha, urusan rumah

tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan kehumasan.

c) Memberikan pelayanan Administrasi di lingkungan UPTD.

d) Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis tentang rencana kerja dan

pemberian pelayanan administrasi UPTD.

e) Menyiapkan administrasi pemungutan dan penyetoran retribusi jasa

pelayanan pengelolaan air limbah domestic.

f) Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program kerja dan administrasi.

g) Melaksanakan urusan kebersihan dan keamanan di lingkungan UPTD.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

h) Menyiapkan bahan kerjasama antara instansi terkait sesuai dengan bidang

kerjanya.

i) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas, dan

j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPTD sesuai bidang

tugas.

II.2. Bentuk/Jenisbarang/Jasa Yang Disediakan Bagi Masyarakat Atau Perangkat


Daerah Lain Dan Frekuensi Penerima Barang/Jasa.

II.2.1. Barang/Jasa Yang Diberikan Bersifat Konkrit Dan Terukur Baik


Barang/Jasa Kolektif Maupun Barang/Jasa Individu.

Air limbah adalah sisa suatu kegiatan dari segala aktivitas penduduk

yang menghasilkan limbah cair, Pengelolaan air limbah dimulai dari penyaluran

air limbah dari sumbernya sampai ketempat pengelolaannya. Pengelolaan air

limbah perlu memperhitungkan faktor – factor :

1. Kultur budaya / kebiasaan masyarakat

2. Peningkatan kesadaran pemerintah, wakil rakyat, maupun swasta

mengenai permasalahan sanitasi. Sehingga mereka memberikan dukungan

terhadap pelaksanaan program sanitasi.

3. Kemampuan teknologi dan sumberdaya manusia.

4. Pranata kelembagaan.

Konsep pengelolaan air limbah terdapat 2 sistem yakni, system on-site

dan off-site. Pengolahan on-site pada umumnya hanya mengolah limbah

padat/kotoran manusia, sedangkan limbah cair dari kamar mandi, dapur, cuci,

dsb langsung dibuang ke badan air penerima (drainase, sungai), sedangkan

sistem off-site dalam pengolahan air limbah domestik berfungsi sebagai sistem

pengolahan yang terpusat pada satu sistem pengolahan komunal. Pemilihan

sistem ini didasarkan pada upaya pengolahan limbah cair secara menyeluruh
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

dalam suatu kawasan, dimana dalam pemilihan sistem ini tentunya peran

pemerintah dan atau peran pihak ketiga (swasta) mutlak diperlukan.

Jasa pelayanan UPTD air limbah domestic Kabupaten Teluk Bintuni

adalah memberikan pelayanan pengelolaan dan penyedotan lumpur tinja. Jasa

pelayanan penyedotan lumpur tinja yang diberikan kepada masyarakat diukur

dengan meter yang terpasang pada truck penyedot tinja.

II.2.2. Penyediaan Barang/Jasa Yang Diperlukan Secara Terus Menerus

Pertambahan jumlah penduduk dan permukiman berpotensi terhadap

peningkatan jumlah air limbah domestik yang dihasilkan dan dibuang ke badan air

penerima. Pembuangan air limbah domestik ke badan air penerima tanpa

pengolahan terlebih dahulu menimbulkan terjadinya pencemaran air (air

permukaan dan air tanah) yang berdampak lebih lanjut terhadap peningkatan

penyebaran penyakit melalui badan air yang telah tercemar buangan air limbah

domestik. Oleh karena itu, diperlukan penyediaan sarana prasarana pengolahan

air limbah domestik, baik pengolahan limbah tinja (black water) maupun

pengolahan air limbah bekas cucian (grey water) di lingkungan

permukiman.Sehingga pelayanan pengelolaan dan penyedotan lumpur tinja yang

akan dilakukan oleh UPTD air limbah domestik sangat diperlukan untuk

menghindari terjadinya pencemaran air.

II.3. Konstribusi dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada masyarakat

II.3.1. Layanan Kepada Masyarakat Menjadi Lebih Dekat, Murah dan Cepat

Pengelolaan Air Limbah domestik yang dilaksanakan oleh UPTD Air

Limbah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk Bintuni


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

akan sangat bermanfaat dan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

air minum dengan prinsip 3K (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas)

II.3.2. Layanan yang Diberikan UPTD Merupakan Layanan Pemerintah yang


dibutuhkan oleh Masyarakat, Apabila Tidak Tersedia Akan Mengganggu
Kehidupan Masyarakat.

Pelayanan air limbah domestic Kabupaten Teluk Bintuni merupakan

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni kepada

masyarakat yang dimana apabila layanan air limbah domestic tidak dijalankan

maka akan mengganggu kehidupan masyarakat dalam hal ini Kesehatan

masyarakat.

II.3.3. Layanan yang Diberikan Belum Disediakan oleh BUMN, BUMD, swasta dan
Penyedia Lainnya.

Pelayanan air limbah domestic di kabupaten Manokwari sampai dengan

saat ini belum ada pihak swasta maupun pihak lain yang mengurusi atau

memberikan pelayanan pengelolaan dan jasa air limbah bagi masyarakat

Kabupaten Teluk Bintuni.

II.4. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana

II.4.1. Pegawai yang Akan Ditempatkan pada UPTD air Limbah Domestik Tidak
Mengakibatkan Terganggunya Kinerja Unit-Unit Organisasi Lain.

Untuk mengisi kebutuhan pegawai yang akan mengelola UPTD air

limbah domestic Kabupaten Teluk Bintuni maka akan mengambil pada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk Bintuni, apabila dalam

hal untuk jumlah pegawai yang akan dibutuhkan maka permintaan penambahan

pegawai dapat dilakukan pada Dinas …… Kabupaten Teluk Bintuni sebagai

pemangku tugas dari Dinas Induk.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

2.4.2. Tidak Menambah Pegawai Baru, baik PNS ataupun Honorer

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Teluk Bintuni pada

tahun 2021 khususnya pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Teluk Bintuni tercatat sebanyak …..orang yang terdiri dari PNS

sebanyak ……. orang dan Tenaga Honorer sebanyak …….orang yang tersebar di

……Bidang pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Teluk

Bintuni. Dari total jumlah tersebut, PNS yang bertugas pada UPTD air limbah

domestic sebanyak …. orang dan Tenaga Honorer sebanyak….. orang.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Tabel II.4. Daftar Ketersedian Pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

PEGAWAI

Jabatan Jabatan Jabatann Jabatan Jabatan Keterangan


No Nama Jabatan Pimpinan Administrasi Pengawas Pelaksana Fungsional

Tinggi

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris Dinas

(A) Kepala Sub Bagian

a) Pengadministrasi

Umum

b)

(B) Kepala Sub Bagian

a)…………..

b)………….

(C) Kepala Bidang

(D) Dst
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

II.4.3. Belanja Pegawai dan Biaya Operasional Kantor Tidak Mengurangi Belanja

Publik

Pembiayaan penyelenggaraan UPTD meliputi pembiayaan untuk

membangun, memperluas, mengoperasikan, dan memelihara system fisik serta

meningkatkan sistem non fisik. Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal

dari APBD kabupaten Teluk Bintuni dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun pengelolaan

anggaran kegiatan UPTD dianggarkan dalam DPA SKPD Dinas Perumahan Dan

Kawasan Permukiman.

Kebutuhan biaya operasional UPTD air limbah domestik yang

diperlukan adalah :

1. Biaya Pengoperasian

2. Biaya Perawatan

3. Gaji Pegawai

4. Biaya Operasional Kantor (ATK, komunikasi, dll)

Hingga saat ini Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Teluk Bintuni belum mengoperasikan Prasarana dan sarana air limbah

(IPLT) sehingga perlu dilakukannya perkiraan biaya operasional untuk

mengetahui beban biaya operasional yang akan digunakan.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Tabel II.5. Biaya Pengelolaan IPLT

Jumlah Harga
No. Jenis Biaya Satuan Harga Satuan
Volume Per Bulan Per Tahun
A. Belanja Pegawai
1. Honorium PNS
a. Administrasi Umum
b. Pengelola data pelayanan
c. Penata Penyehatan Lingkungan permukiman
Dst ….

2 Honorium Non PNS

a. Teknisi Keciptakaryaan
b. Pemeriksa Sanitasi
c. Pengemudi
d. Pelaksana pemelihara peralatan
e. Pramu Kebersihan
f. Pemelihara Sarana & Prasarana
g. PelaksanaTeknisi Mesin
Dst ….
JUMLAH A

B. Belanja Barang/Jasa
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

a. Belanja Alat Tulis Kantor


b. Belanja Pakai Habis perlengkapan computer dan printer
c. Belanja listrik
d. Belanja Air
e. Belanja Pakai Habis perlengkapan kebersihan
f. Belanja Bahan Bakar minyak
g. Belanja minyak pelumas oli
h. Belanja pajak barang milik daerah (perpanjangan STNK,
KIR dll)
i. Belanja pemeliharaan Alat Angkut (Truk Sedot)
j. Belanja pakai habis bahan makan & minum
k. Belanja jasa pengujian Laboratorium
l. Belanja pemeliharaan sarana & prasarana IPLT
m. Belanja Pakaian kerja lapangan dan pelindung kerja
Dst ….
JUMLAH B
JUMLAH A + B
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

II.4.4. Tersedia Sarana dan Prasarana Kerja Berupa Kantor dan Perlengkapannya.

Pada Kabupaten Teluk Bintuni system pengelolaan air limbah masih

banyak menggunakan system pengolahan air limbah setempat atau secara

individu, dan sebagian masyarakat yang belum memiliki fasilitas pengelolaan air

limbah dan membuang limbahnya kesaluran, sungai dan laut.

Adapun cakupan layanan air limbah domestic Kabupaten Teluk Bintuni

baik wilayah perkotaan maupun perdesaan sebagai berikut :

Tabel 2.6. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik

Kabupaten Teluk Bintuni Klasifikasi Wilayah Perkotaan

Sumber Data : SSK Kab Teluk Bintuni, Tahun 2021-2025

Tabel 2.7. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik

Kabupaten Teluk Bintuni Klasifikasi Wilayah Perdesaan

Kabupaten Teluk Bintuni telah memiliki sarana Instalasi Pengolahan

Lumpur Tinja (IPLT) yang dibangun pada tahun 2019 dan belum berfungsi /
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

dikelola sampai dengan saat ini, selain itu sarana pendukung berupa mobil truck

tinja belum dimiliki pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

Kondisi ketersediaan Sarana Prasarana Instalasi Pengelolaan Lumpur

Tinja (IPLT) Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilihat pada table 2.8 – 2.9:

Tabel II.8. Ketersediaan Kantor UPTD dan Perlengkapannya

Sarana dan Prasarana Alamat Lokasi Foto Kondisi Saat ini


Kantor UPTD
Meja
Kursi
Dst…

Tabel II.9. Gambaran (IPLT) Kabupaten Teluk Bintuni

Lokasi :
Kapasitas :
Luas Area :
TahunDibangun :
Kondisi Saat Ini : Rusak Ringan

Dokumentasi

1). Fasilitas Utama


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

No Fasilitas Utama Foto Kondisi


1 Bak Pengumpul Rusak Ringan

2 Bak Anaerob

3 Kolam Fakultatif Rusak Ringan

4 Bak Maturasi Rusak Ringan


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

5 Bak Pengering Lumpur Rusak ringan

6 Hanggar Kompos Rusak ringan

2). Fasilitas Pendukung


No Fasilitas Pendukung Foto Kondisi
1. Jalan Akses Baik
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

2. Truck Tinja Ada


3. Motor sedot tinja

II.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional.

Pada operasional Unit Pelaksana Teknis Daerah air limbah domestic

Kabupaten Teluk Bintuni udah memiliki konsep Standar Operasional Prosedur

(SOP) untuk menjalankan kegiatan Pengelolaan air limbah domestic Kabupaten

Teluk Bintuni. Adapun SOP pengelolaan Air limbah domestic Kabupaten Teluk

Bintuni dapat dilihat sebagai berikut :

1). SOP Administrasi :

a) SOP Pemungutan Retribusi

b) SOP Penatausahaan Sarana dan Prasarana

2). SOP Teknis

a) SOP Penyedotan Lumpur Tinja

b) SOP Pengangkutan dan Pembuangan

c) SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan SSC

d) SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan Drying area

e) SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan Kolam Anaerob

f) SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan Kolam Fakultatif

g) SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan Kolam Maturasi

II.6. Jabatan Teknis Yang Tersedia Sesuai Tugas dan Fungsi UPTD dan Nama

Pegawai (tenaga) teknis


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

II.7. Keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah

Kabupaten Teluk Bintuni (Kriteria ini untuk pembentukan UPTD Kabuapten

Teluk Bintuni, lihat Pasal 11 Permendagri No. 12 tahun 2017)

BAB III
ANALISIS BEBAN KERJA

III.1. Pengertian

Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

norma waktu. Sedangkan Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik

manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi

mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan

volume kerja. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pegawai

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa jumlah

tanggung jawab atau beban kerja yang dapat dilimpahkan kepada seorang

pegawai, atau dapat pula dikemukakan bahwa analisis beban kerja adalah proses

untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk

merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.

Dengan cara membagi beban pekerjaan yang mesti diselesaikan oleh

hasil kerja rata-rata satu orang, maka akan memperoleh waktu yang dibutuhkan

untuk merampungkan pekerjaan tersebut. Atau akan memperoleh jumlah pegawai

yang dibutuhkan melalui jumlah jam kerja setiap pegawai tersebut. Perencanaan

kebutuhan pegawai suatu instansi mutlak diperlukan dalam rangka memenuhi

kebutuhan pegawai yang tepat baik jumlah dan waktu, maupun kualitas. Melalui

studi analisis beban kerja yang dilakukan akan dapat memberikan gambaran

pegawai yang dibutuhkan baik kuantitatif maupun kualitatif yang dirinci menurut

jabatan dan unit kerja.

III.2. Dasar Hukum

a) Undang-Undang no. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pasal 56 ayat

(1) “ Setiap instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis

jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

b) Kepmenpan no. KEP/75/M.PAN/2004 : Beban kerja adalah sejumlah target

pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satuan waktu tertentu.

c) Peraturan Menteri dalam Negeri no. 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman analisis

beban kerja dilingkungan departemen dalam negeri dan pemerintah daerah.

d) Perka BKN NO. 19 TAHUN 2011 : Beban kerja ditetapkan berdasarkan tugas

dan fungsi unit organisasi yang diuraikan menjadi rincian tugas yang diselesai

kan pada jangka waktu tertentu.

III.3. Uraian Tugas

Uraian tugas dari setiap jabatan dalam UPTD pengelolaan air limbah

Kabupaten Manokwari sesuai dengan Bab II : Kriteria Pembentukan UPTD

Pengelolaan air limbah Kabupaten Manokwari.

III.4. Analisis Beban Kerja

Analisis beban kerja dilakukan dengan membandingkan bobot/beban

kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Target beban kerja ditentukan

berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan,

misalnya mingguan atau bulanan. Volume kerja datanya terdapat pada setiap unit

kerja, sedangkan norma waktu hingga kini belum banyak diperoleh sehingga dapat

dijadikan suatu faktor tetap yang sangat menentukan dalam analisis beban kerja.

Teknik perhitungan yang digunakan adalah teknik perhitungan yang

bersifat “praktis empiris”, yaitu perhitungan yang didasarkan pada pengalaman-

pengalaman bai pelaksanaan kerja masa lalu, sesuai judgement disana-sini dalam

pengukuran kerja dilakukan berdasarkan sifat beban kerja pada masing-masing

jabatan, mencakup Pengukuran kerja untuk beban kerja abstrak.

Untuk mengukur beban kerja abstrak diperlukan beberapa informasi

antara lain :
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

a. Rincian / uraian tugas jabatan.

b. Frekuensi setiap tugas dalam satuan tugas.

c. Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas

d. Waktu Penyelesaian Tugas merupakan perkalian beban kerja dengan norma

waktu.

e. Waktu kerja efektif.

f. Pengukuran kerja untuk beban kerja konkret Untuk mengukur beban kerja konkret

diperlukan beberapa informasi antara lain.

g. Rincian / uraian tugas jabatan.

h. Satuan hasil kerja.

i. Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas.

j. Target waktu kerja dalam satuan waktu.

k. Volume kerja merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu.

l. Waktu kerja efektif.

Berkaitan dengan alat ukur dan oleh karena instansi pemerintah

merupakan instansi non profit, hal yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur

adalah “jam kerja” yang harus di isi dengan kerja untuk menghasilkan berbagai

produk baik bersifat konkret maupun abstrak (benda atau jasa).

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19

Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil,

ditetapkan jam kerja efektif terdiri dari jumlah jam kerja formal dikurangi dengan

waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja seperti melepas lelah, istirahat makan

dan sebagainya. Dalam menghitung jam kerja efektif digunakan ukuran sebagai

berikut :

a. Jam Kerja Efektif per hari = 1 hari x 5 jam =300 menit

b. Jam Kerja Efektif per minggu = 5 hari x 5 jam =25 jam = 1.500 menit

c. Jam Kerja Efektif per bulan = 20 hari x 5 jam =100 jam = 10.800 menit
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

d. Jam Kerja Efektif per tahun = 240 hari x 5 jam =1.200 jam = 72.000 menit.

Setiap unit kerja mempunyai hasil kerja yang berbeda satu sama lain

baik jenis maupun satuannya, sehingga agar dapat diukur dengan alat ukur jam kerja

efektif, semua produk/hasil kerja tersebut harus dikonfirmasikan sehingga memiliki

satu kesatuan.

Untuk dapat menjadikan hal tersebut, setiap volume kerja yang berbeda

antar unit kerja merupakan variabel tidak tetap dalam pelaksanaan analisis beban

kerja dalam arti volume kerja setiap waktu dapat berubah, sedangkan waktu yang

dipergunakan untuk menghasilkan/menyelesaikan produk tersebut (yang selanjutnya

akan disebut norma waktu) relatif tetap, dan selanjutnya akan menjadi variabel tetap

dalam pelaksanaan analisis beban kerja. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan

dimuka, disebutkan bahwa beban/bobot kerja merupakan hasil kali volume kerja

dengan norma waktu.

Volume kerja setiap unit kerja dapat diketahui berdasarkan dokumentasi

hasil kerja yang ada, sedangkan norma waktu perlu ditetapkan dalam standar norma

waktu baku, yang akan dijadikan faktor tetap dalam setiap melakukan analisis beban

kerja, dengan asumsiasumsi tidak terdapat perubahan yang menyebabkan norma

waktu tersebut berubah.

Untuk mengetahui beban kerja dari setiap jabatan maka dapat dilihat

pada table berikut ini :


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Jam Kerja Jumlah


Satuan Norma
Hasil Efektif Beban Jam Jumlah
No. Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Hasil Waktu
Kerja pertahun Kerja Kerja Pegawai
Kerja (Menit)
(Menit) Efektif
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)
1. Kepala Mengkoordinir 1).Melakukan 1 Kegiatan 90 72.000 52 4.680 0,065
UPTD UPTD Air koordinasi dengan
Limbah domestic instansi terkait
pengelolaan air
limbah domestic.
2). Mengkaji dan 1 Dokumen 120 72.000 52 6.240 0,087
mengusulkan
rencana strategi
UPTD kepada
kepala dinas.
3).Mengumpulkan 1 Dokumen 180 72.000 4 720 0,010
bahan dan
Menyusun RKA
dan DPA UPTD.
4).Membahas RKA 2 Kegiatan 600 72.000 15 18.000 0,250
dan DPA UPTD
5).Mengumpulkan 1 Dokumen 3.000 72.000 10 30.000 0,417
bahan dan
Menyusun
pembagian jadwal
kegiatan
pengelolaan air
limbah domestic.
6). Mengkaji dan 1 Dokumen 120 72.000 52 6.240 0,087
menyetujui
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

pembagian jadwal
kegiatan
pengelolaan air
limbah domestic.
7.Mengkaji dan 1 Dokumen 120 72.000 52 6.240 0,087
menyetujui
pembagian jadwal
kegiatan
pengelolaan air
limbah domestic.
8. Mengkoordinasika 1 Kegiatan 90 72.000 52 4.680 0,065
n pegawai dalam
pelaksanaan
pengelolaan air
limbah domestic.

9. Mengarahkan 1 Kegiatan 20 72.000 30 600 0,008


pegawai dalam
pelaksanaan
pengelolaan air
limbah domestic
10. Melakukan 1 Kegiatan 120 72.000 12 1.440 0,020
koordinasi
kegiatan
pengelolaan air
limbah domestic
dengan dinas dan
terkait diluar dinas
11. Melakukan 1 Dokumen 45 72.000 52 2.340 0.033
pemantauan
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

pelaksanaan kerja
UPTD
pengelolaan air
limbah domestic
12. Menyusun dan 1 Dokumen 30 72.000 15 450 0,006
melaporkan
pelaksanaan
kegiatan UPTD
pengelolaan air
limbah domestic
kepada dinas
13. Melaksanakan 1 Dokumen 60 72.000 3 180 0.003
tugas lain yang
diberikan oleh
kepala dinas
Jumlah Jam Kerja Efektif Menit 81.510 1,201
Jam 1,359 1 org
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

Tabel III.2. Analisi Beban Kerja Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Jam Kerja Jumla Jumla


Satuan Norma
Tugas Hasil Efektif Beban h Jam h
No. Jabatan Uraian Tugas Hasil Waktu
Jabatan Kerja pertahun Kerja Kerja Pega
Kerja (Menit)
(Menit) Efektif wai
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)
1. Kepala Menyiapkan 1) Melaksanakan 1 Dokumen 60 72.000 52 3.120 0,043
Subag bahan penyiapan bahan
Tata rencana dan penyusunan rencana
Usaha program dan program kerja
kerja serta UPTD.
memberikan 2).Menyiapkan bahan dan 1 Dokumen 30 72.000 52 1.560 0,022
pelayanan melaksanakan urusan
administrasi tata usaha, urusan
kepada rumah tangga,
semua unsur perlengkapan
di keuangan,kepegawaia
lingkungan n dan kehumasan.
UPTD air 3).Memberikan pelayanan 5 Kegiatan 60 72.000 52 15.600 0,217
limbah administrasi di
domestic. lingkungan UPTD.
4).Menyiapkan bahan 1 Dokumen 60 72.000 52 3.120 0,043
penyusunan petunjuk
teknis tentang rencana
kerja dan pemberian
pelayanan administrasi
UPTD.
5).Menyiapkan 1 Dokumen 60 72.000 52 3.120 0,043
administrasi
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

pemungutan dan
penyetoran retribusi
jasa pelayanan
pengelolaan air limbah
domestic.
6).Menyiapkan bahan 1 Dokumen 30 72.000 52 1.560 0,022
evaluasi pelaksanaan
program kerja dan
administrasi.
7).Melaksanakan urusan 1 Kegiatan 20 72.000 52 1.040 0,014
kebersihan dan
keamanan di
lingkungan UPTD.
8.Mengevaluasi dan 1 Dokumen 20 72.000 52 1.040 0,014
melaporkan
pelaksanaan tugas
9. Mengkoordinasikan 3 Kegiatan 30 72.000 52 4.680 0,065
Penyelenggaraan
ketatausahaan
10.Menyiapkan dokumen 1 Dokumen 30 72.000 52 1.560 0,022
surat perjanjian kontrak
11.Menyusun kebutuhan 3 Kegiatan 30 72.000 52 4.680 0.065
alat tulis
12. Menginventarisasi, 2 Kegiatan 30 72.000 52 3.120 0,043
mengidentifikasi
kondisi sarana dan
prasaran pengelolaan
air limbah domestic.
14.Mengelola data 5 Dokumen 30 72.000 52 7.800 0,108
pelanggan air limbah
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

domestik
15. Menyelesaikan 5 Kegiatan 30 72.000 52 7.800 0,108
keluhan pelanggan
13.Melakukan tugas lain 1 Kegiatan 60 72.000 30 1.800 0,025
yang diberikan oleh
atasan sesuai bidang
tugas.
Jumlah Jam Kerja Efektif Menit 55.360 0,854
Jam 992,67 1 org

Berdasarkan hasil analisi beban kerja UPTD maka UPTD Air Limbah Kabupaten Teluk Bintuni yang akan dibentuk adalah UPTD Tipe A.
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

BAB IV
ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI

IV.1. PENGERTIAN

Struktur APBD menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019

merupakan satu kesatuan yang didalamnya terdiri atas pendapatan daerah,

belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keterkaitan antara ketiga struktur APBD

sebagai berikut :

1. Penganggaan pendapatan dan belanja

Anggaran ini disajikan terlebih dahulu sebelum anggaran belanja.

Pendapatan daerah dikurangi dengan belanja daerah. Hasil yang didapat bisa

surplus atau defisit. Jika surplus yang didapat berarti pendapatan lebih besar

dari pada belanja. Sedangkan defisit berarti belanja lebih besar dibandingkan

pendapatan. 

2. Penggaran pembiayaan 

Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan. Selanjutnya, penerimaan dikurangi dengan pengeluaran yang

kemudian disebut dengan pembiayaan neto. Kemudian pembiayaan neto

ditambah dengan surplus atau defisit. Hasil penjumlahan tersebut disebut

dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA).

Sumber – sumber pendapatan daerah terdiri dari : Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah. Sedangkan pengeluaran daerah (Belanja daerah) menurut organisasi,

fungsi, kelompok dan jenis belanja adalah sebagai berikut :


Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

a) Belanja Aparatur Daerah

b) Belanja Pelayanan Publik

c) Belanja Bagi hasil dan bantuan keuangan

d) Belanja tidak terduga

Rasio belanja pegawai merupakan rasio yang mendeskripsikan aktivitas

sikap SKPD dalam memprioritaskan alokasi dana belanja pegawai terhadap

belanja modal. Suatu unit kerja dikatakan tidak efisien/boros apabila rasio belanja

pegawai lebih besar dari belanja modal. Begitu pula jika rasio belanja pegawai

lebih kecil dari belanja modal, berarti unit kerja tersebut semakin efisen.

Belanja pegawai merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai

kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada aparatur

negara, baik yang masih aktif maupun yang telah purnatugas, sebagai imbalan dan

penghargaan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, terdapat dua jenis belanja pegawai yaitu:

1) Belanja pegawai pada belanja tidak langsung merupakan belanja kompensasi,

dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

2) Belanja pegawai pada belanja langsung adalah untuk pengeluaran

honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah

daerah.

Analisis rasio belanja pegawai dilakukan untuk memastikan bahwa dengan

adanya pembentukan UPTD tidak akan menambah atau memperberat beban

keuangan daerah.

Tujuan penghitungan rasio Belanja Pegawai terhadap total Belanja dinas

induk adalah untuk mengetahui proporsi Belanja Pegawai terhadap total Belanja
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

dinas induk. Data Belanja Pegawai di sini adalah penjumlahan dari Belanja

Pegawai langsung dan Belanja Pegawai tidak langsung. Rasio ini menggambarkan

bahwa semakin tinggi angka rasio maka semakin besar proporsi APBD yang

dialokasikan untuk Belanja Pegawai. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil angka

rasio Belanja Pegawai maka semakin kecil proporsi APBD yang dialokasikan untuk

Belanja Pegawai APBD.

IV.2. DATA BELANJA PEGAWAI DINAS UPTD

Nilai belanja pegawai pada belanja langsung maupun tidak langsung pada

Dinas Perumahan dan Kawasan permukiman UPTD bidang air limbah pada

Kabupaten Teluk Bintuni selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.1 di

bawah ini.

Tabel 4.1 Data Keuangan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kabupaten Teluk Bintuni Tahun ke n-3 (20xx) s.d Tahun ke n-1 (20xx)
Belanja Tahun
No Tahun ke n-3 Tahun ke n-2 Tahun ke n-1 Tahun ke n
20xx 20xx 20xx 20xx
1 Belanja tidak Rp. Rp. Rp. Rp.
langsung
Belanja Pegawai Rp. Rp. Rp. Rp.
2 Belanja langsung Rp. Rp. Rp. Rp.
Belanja Pegawai Rp. Rp. Rp. Rp.
Belanja Barang dan Rp. Rp. Rp. Rp.
jasa
Belanja Modal Rp. Rp. Rp. Rp.
Total Belanja : Rp. Rp. Rp. Rp.
Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 20xx
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

IV.3. PENGHITUNGAN RASIO BELANJA PEGAWAI

IV.3.1 Rasio Belanja Pegawai Sebelum Dibentuk UPTD Air Limbah Domestik

Rasio belanja pegawai merupakan perbandingan total belanja pegawai

dengan total belanja total dikalikan 100%. Rasio belanja pegawai dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan menggunakan rumus di atas maka didapatkan rasio belanja

pegawai dinas induk UPTD air limbah domestic kabupaten Manokwari seperti

yang terlihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2. Rasio Belanja Pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Manokwari Tahun Anggaran ke n-3 (20xx) s.d. Tahun ke n-1 (20xx)
Berdasarkan Belanja Pegawai
Belanja Tahun
No Tahun ke n-3 Tahun ke n-2 Tahun ke n-1 Tahun ke n
20xx 20xx 20xx 20xx
1 Belanja tidak Rp. Rp. Rp. Rp.
langsung
Belanja Pegawai Rp. Rp. Rp. Rp.
2 Belanja langsung Rp. Rp. Rp. Rp.
Belanja Pegawai Rp. Rp. Rp. Rp.
Belanja Barang dan Rp. Rp. Rp. Rp.
jasa
Belanja Modal Rp. Rp. Rp. Rp.
Total Belanja : Rp. Rp. Rp. Rp.
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan pemenuhan dari setiap kriteria pembentukan UPTD Air Limbah

Domestik Kabupaten Teluk Bintuni adalah sebagai berikut:

PEMENUHAN DALAM KAJIAN


NO KRITERIA INDIKATOR
AKADEMIS
1. Melaksanakan 1. Kegiatannya merupakan UPTD Air Limbah Domestik
kegiatan teknis pelaksanaan urusan yang melaksanakan sebagian tugas
operasional atau menjadi kewenangan teknis operasional dari Dinas
kegiatan teknis daerah Perumahan dan Kawasan
penunjang tertentu 2. Bukan merupakan kegiatan Permukiman bidang
perumusan kebijakan. pengelolaan dan pelayanan air
3.Bukan merupakan kegiatan limbah domestic.
lintas SKPD.
4.Memerlukan arahan,
pengaturan dan
pembagian kerja,
pengawasan dan/atau
pengambilan keputusan
dalam pelaksanaannya.

2. Penyediaan barang 1. Barang atau jasa yang UPTD Air limbah Domestik
atau jasa yang diberikan bersifat konkrit melaksanakan pengelolaan dan
diperlukan dan terukur baik barang pelayanan jasa penyedotan
masyarakat. kolektif maupun barang lumpur tinja.
individu;
2. Penyediaan barang dan
jasa diperlukan secara
terus menerus
3. Memberikan 1. Layanan kepada UPTD air limbah domestik
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

kontribusi dan masyarakat menjadi lebih melaksanakan urusan


manfaat langsung dekat, murah dan cepat. pemerintahan daerah yang
dan nyata kepada 2. Layanan yang diberikan merupakan urusan wajib yang
masyarakat dan/atau UPT tersebut merupakan berkaitan dengan pelayanan
dalam layanan pemerintah yang dasar.
penyelenggaraan dibutuhkan oleh
pemerintahan masyarakat, sehingga
apabila tidak tersedia akan
mengganggu kehidupan
masyarakat atau
penyelenggaraan
pemerintah;
3. Layanan yang diberikan
belum disediakan oleh
BUMN, BUMD, SWASTA,
atau Penyedia lainnya.
4. Tersedianya sumber 1. Pegawai yang akan 1. Jumlah pegawai Dinas yang
daya yang meliputi ditempatkan pada UPT akan ditempatkan pada
pegawai, tidak mengakibatkan UPTD air limbah domestic :
pembiayaan, sarana terganggunya kinerja unit- ….. orang
dan prasarana. unit organisasi yang lain
2. Tidak menambah pegawai
baru baik PNS ataupun
Honorer.
3. Belanja Pegawai dan biaya
operasional kantor tidak
mengurangi belanja public.
4. Tersedianya sarana dan
prasarana kerja berupa
kantor dan
perlengkapannya.
5. Memiliki SOP dalam Dukomen SOP sudah SOP dalam tahapan
melaksanakan tugas ditandatangani oleh kepala penyusunan.
teknis operasional perangkat daerah
tertentu dan/atau
tugas teknis
Pembentukan UPTD Air Limbah Domestik

KAJIAN AKADEMIS

penunjang tertentu

Anda mungkin juga menyukai