PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bila kita lihat dari sisi yuridis, tentu sudah dapat dipastikan, petugas
kebersihan yang berinisial EA, dinyatakan bersalah atas perbuatannya yang
dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain. Namun dibalik pembunuhan
yang dilakukan oleh EA, tentu ada alasan - alasan lain yang mendasari EA
sehingga ia berbuat nekat untuk melakukan pembunuhan. Berangkat dari hal ini,
kita dapat mengkaji aspek - aspek lain selain hanya mendang dari sisi yuridis,
yang mendasari EA untuk melakukan pembunuhan terhadap Feby Kurnia.
2.2
Identifikasi Masalah
Bagaimana keterkaitan yang terdapat pada teori - teori dalam Sosiologi
hukum dalam memandang kasus pembunuhan yang menimpa Feby Kurnia ?
2.3
Metode Penelitian
Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode pendekatan secara
literature, dimana penulis membaca buku - buku serta situs - situs yang
terdapat pada internet guna mengumpulkan data penunjang untuk makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
Pada Selasa 3 Mei 2016, polisi meringkus EA di pinggir jalan depan rumahnya
di Dusun Jati, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Bantul. Jasad Feby ditemukan di
dalam toilet wanita kampus setelah mengeluarkan bau busuk pada Senin, 2 Mei
2016.
Polisi mengamankan barang bukti berupa dua buah ponsel, powerbank, dan
tas ransel milik Feby yang ditemukan di lokasi pembunuhan. Selain itu polisi juga
membawa sepeda motor Yamaha Mio bernomor polisi BP 4864 JH, sepatu dan baju
milik EA. Kemudian barang bukti yang dibeli dari hasil kejahatan berupa sepasang
sandal perempuan dan anak serta celana pendek juga disita polisi.
2.3
Bila dilihat dari sisi yuridis, EA sudah melanggar pasal 338 KUHP, dimana EA
dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain. Namun, dibalik pembunuhan
yang dilakukan EA, tentu ada alasan - alasan yang mendasari perbuatan EA
tersebut. Baik karena faktor sosial, cinta, dendam, maupun ekonomi. Seperti yang
tertera pada kronologi kasus, setelah EA membunuh Feby, EA merampas barang
bawaan Feby. Dari hal tersebut bisa disimpulkan motif ekonomilah yang mendasari
perbuatan EA.
Dan hal tersebut di perkuat dengan pernyataan Kepala Kepolisian Resor
Sleman, Ajun Komisaris Besar Yulianto Kata istri, dia harus pulang bawa uang. Hal
tersebut menjadi motif utama EA untuk membunuh Feby dan merampas barang
bawaan Feby.
Satu buah HP Samsung digadaikan Rp 500 ribu. Satu HP Samsung flip dan
satu buah powerbank digadaikan Rp 150 ribu. Setelah menggadaikan barang barang milik Feby, uang itu dipergunakan EA untuk membeli bensin, rokok, baju,
sepatu perempuan. Selain itu juga untuk membeli susu dan sepasang sandal jepit
ukuran anak-anak perempuan untuk anaknya, begitulah menurut pengakuan EA.