Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cundiarti

Kelas : XI SIJA A
Tema : Kasus Pembunuhan ( Pengadilan Umum atau Pengadilan Negeri )

Hukuman Mati Menanti 4 Pelaku Pembunuhan dan Pembakaran Mayat


Penulis : Kontributor Jombang, Moh. Syafií
Editor : Khairina

Kompas.com - 23/08/2019, 05:53 WIB

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri (Kejari) Mojokerto Jawa Timur,


menyiapkan dakwaan pidana hukuman mati kepada 4 orang tersangka kasus
pembunuhan dan pembakaran mayat di wilayah Mojokerto, beberapa waktu lalu.
Keempat orang yang terancam didakwa dengan hukuman mati tersebut terlibat dalam 2
kasus berbeda. Munculnya dakwaan maksimal, sebab berdasarkan berkas perkara yang
dilimpahkan kepolisian, tindakan mereka memenuhi unsur sebagai pelaku pembunuhan
berencana.

Kepala Seksi Pidana (Pidum) Kejari Mojokerto Arie Satria mengungkapkan,


pihaknya telah menerima pelimpahan berkas perkara kasus pembunuhan dari Polres
Mojokerto dan Polres Mojokerto Kota. Setelah menerima pelimpahan berkas perkara
beserta tersangka dan barang bukti tersebut, Kejari Mojokerto langsung menyiapkan
berkas dakwaan untuk keempat tersangka tersebut. "Selama 20 hari ke depan, para
tersangka kami tahan. Ini untuk menyiapkan administrasi dakwaan," kata Arie dalam
Konferensi Pers di Kantor Kejaksaan Negeri Mojokerto, Kamis (22/8/2019).
Dikatakan, berkas perkara beserta tersangka dan barang bukti yang dilimpahkan
oleh Polres Mojokerto Kota, yakni kasus pembunuhan terhadap Eko Yuswanto (32),
pengusaha rongsokan asal Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan. Kasus ini melibatkan
dua tersangka, yakni Priyono (38), warga Desa Kejagan, Trowulan, Mojokerto, serta
Dantok Narianto (36), warga Desa Tambakagung, Puri, Mojokerto. Dalam kasus ini,
kedua tersangka membakar mayat korban setelah menghabisi nyawanya.

Korban ditemukan warga dalam kondisi terbakar di ladang kayu putih di


Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (12/5/2019) silam.
Sementara dari Polres Mojokerto, Kejaksaan menerima pelimpahan berkas perkara dan
tersangka, serta barang bukti kasus pembunuhan terhadap Sri Astutik (55), warga Jalan
Industri, Desa Sukorejo, Buduran, Sidoarjo. Kasus ini menyeret dua tersangka, yakni
Wahyu Hermawan (25), warga Desa Ental Sewu, Buduran, Sidoarjo, serta Sugeng
Wahyu (23), warga Desa Sugeng, Trawas, Mojokerto.

Pada perkara ini, korban dihabisi nyawanya oleh tersangka lalu mayatnya dibakar
dan dibuang di kawasan perkebunan Desa Kesemen, Kecamatan Ngoro, Mojokerto pada
1 Mei 2019. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban hanya menyisakan tengkorak dan
tulangbelulang.

Menurut Arie, terdapat unsur kuat pembunuhan berencana yang dilakukan oleh 4
tersangka tersebut kepada korbannya. Karena itu, lanjut dia, jaksa menyiapkan ancaman
pidana maksimal, yakni ancaman pidana hukuman mati.

"Ada fakta kalau perbuatannya sudah direncanakan lebih dulu. Ini ancamannya
maksimal pidana mati," jelasnya.

Ditambahkan, berdasarkan pasal yang ditetapkan penyidik kepolisian, keempat


tersangka dijerat dengan pasal berlapis. Mereka dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang
Pembunuhan Berencana dan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Selain itu, keempat
tersangka juga dijerat dengan Pasal 181 KUHP tentang Menghilangkan Jejak
Pembunuhan atau Pembakaran Mayat serta Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan
Kekerasan.
Nama : Cundiarti
Kelas : XI SIJA A
Tema : Kasus Pembunuhan ( Pengadilan Umum atau Pengadilan Negeri )

Empat Pasal KUHP Untuk Pelaku Pembunuhan Amelia di Sukabumi,


Ada Ancaman Mati
Reporter: OKSA BC
Redaktur: HERLAN HERYADIE

R (25 tahun) pelaku pembunuhan sadis terhadap Amelia Ulfah Supandi. |

10 Agustus 2019, 09:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Penyidik Polres Sukabumi Kota menyiapkan empat


pasal berlapis dari KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) untuk menjerat R (25
tahun) pelaku pembunuhan sadis terhadap Amelia Ulfah Supandi. Gadis 22 tahun asal
Cianjur ini dibunuh dengan cara dicekik oleh pelaku usai memperkosa dan akhirnya
membuang mayat korban di Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Minggu malam
tanggal 21 Juni 2019 lalu.

Jumat (9/8/2019) Polres Sukabumi Kota menggelar rekonstruksi pembunuhan di


Jalan Baru Sukaraja Kabupaten sukabumi dan Jalan Serasa Cibereum Kota Sukabumi.

"Rekonstruksi ini dihadiri oleh pihak kejaksaan dan juga penasihat hukumnya,
untuk melihat langsung untuk menguatkan pembuktian bahwa rangkaian perbuatan yang
dilakukan tersangka itu benar dan sesuai dengan kejadian pada hari-H," jelas Kapolres
Sukabumi Kota, AKBP Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.

R ditetapkan sebagai tersangka tunggal dalam pembunuhan ini, dengan empat


pasal berlapis KUHP yang disiapkan penyidik. “Fakta ada aksi pencurian dengan
kekerasan, pembunuhan, perkosaan dan penganiayaan berat maka kita siapkan pasal
berlapis,” lanjut Susatyo.

Mulai dari pasal 365 ayat 4 KUHP tentang pencurian kekerasaan yang
mengakibatkan kematian dengan ancaman hukum mati atau seumur hidup dan atau 20
tahun. Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman kurangan 15 tahun.

Kemudian Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan dengan ancaman hukuman 12


tahun dan terakhir pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan mengakibatkan
kematian dengan ancaman tujuh tahun penjara. “Secepatnya pelaku akan kami serahkan
ke penuntut di kejaksaan setelah berkas penyidikan dari kepolisian lengkap,”
pungkas Susatyo.

Seperti diberitakan sebelumnya, rekontruksi yang digelar di TKP pembunuhan


sekaligus perkosaan dan pembuangan mayat ini disaksikan langsung oleh ratusan warga
termasuk keluarga korban. Ibu korban, Siti Masriah (40 tahun), yang datang bersama
sejumlah kerabat ke lokasi rekontruksi meminta polisi untuk menghukum pelaku seberat-
beratnya, bila perlu mendapatkan hukuman mati.

"Dihukum sesuai dengan perbuatannya. Kepada para penegak hukum, hukum


yang seberat-beratnya aja untuk pelaku, kalau bisa dihukum mati," lirih Masriah
kepada sukabumiupdate.com, di lokasi rekonstruksi pertama Jalan Baru, Sukaraja,
Jumat (9/8/2019).

Anda mungkin juga menyukai