Anda di halaman 1dari 2

Nama : Diwan Jagad Raya Mohamad

Nim : 1011422190

Kelas : L (Semester 4)

Analisis Kasus Pembunuhan Bocah Di Boltim

1. kronologi

Boltim– Kepolisian Resor Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengungkap kronologi


kasus pembunuhan terhadap Tilfa Azahra Mokoagow, seorang bocah perempuan 8 tahun di
Desa Tutuyan 3, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, Sulawesi Utara.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (19/1/2024) tadi, Kapolres Boltim AKBP
Sugeng Setya Budi mengatakan, kasus pembunuhan berencana dan pencurian bermula saat
korban dilaporkan hilang pada Kamis siang di wilayah Desa Tutuyan III. Pada pukul 20.00
WITA, jasad korban ditemukan dengan kondisi tubuh mengenaskan di perkebunan warga,
dimana kepala korban terpisah dari badannya.

Dalam kasus ini, petugas bergegas menyelidiki atas kejadian itu. Informasi awal yang
dilaporkan ke polisi bahwa korban sebelum meninggal memakai perhiasan kalung, gelang
dan 2 cincin emas.

Satreskrim bersama Intel Polres Boltim kemudian mendapatkan informasi bahwa perhiasan
telah dijual di salah satu toko emas di wilayah setempat. Benar saja, pemilik toko mengaku
ada seorang perempuan berambut pirang menjual perhiasan emas dan dibayar seharga
Rp3.670.000.

Petugas kemudian melakukan pengembangan dan mencari bukti lainnya dengan mencari
becak motor (Bentor) yang dinaiki perempuan tersebut. Dari situlah, pengemudi bentor
menunjukkan rumah wanita yang bernama Aning. Aning diketahui merupakan tetangga
korban dan masih terikat keluarga.

“Setelah mendapatkan bukti kuat, Tim Reskrim mengamankan Aning di rumahnya dan
dibawa ke Polres,” kata Kapolres Boltim

Sebelumnya Aning sempat bersandiwara untuk ikut bersama mencari keberadaan korban.
Bahkan ia sempat menangis setelah korban ditemukan tak bernyawa. Dari hasil pemeriksaan
polisi, Aning pun mengakui bahwa perhiasan emas yang dijual diambil dari tubuh korban
usai dibunuh. Kapolres Boltim menjelaskan, kasus pembunuhan ini telah direncanakan oleh
pelaku dengan tujuan mengambil perhiasan emas milik korban.

Sebelum kejadian naas itu, Aning mengajak korban untuk mengambil sayur. Saat itu Aning
sudah membawa pisau dari rumahnya. Keduanya kemudian menuju ke kebun sayur melalui
Lorong Baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan. Ketika dalam perjalanan, korban
merasa lelah dan minta dipeluk kepada Aning. Disaat itulah, pelaku memanfaatkan situasi
yang aman dan jauh dari permukiman warga.

“Disitulah pelaku melempar korban hingga terjatuh, meninju korban dan duduk dibelakang
korban sambil menindih kedua tangannya. Pelaku kemudian menggorok leher korban dengan
pisau sampai putus. Tubuh korban dibuang dalam selokan. Sementara pisau dibuang tidak
jauh dari TKP,” ungkap Kapolres dalam keterangan persnya.

Kapolres Boltim juga menyebut Aning sempat membeli handpone dengan merk Infinix Smart
seharga Rp 1.100.000. Pelaku juga membeli cincin emas seberat 0,5 gram seharga
Rp878.000. Semuanya itu menggunakan uang dari perhiasan emas korban yang sebelumnya
sudah dijual.

2. Dasar Hukum

Akibat perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 365 KUHP
dengan ancaman hukuman mati dan paling ringan 12 tahun penjara.

Dalam KUHP yang baru tersangka dijerat dengan pasal 458 ayat (1) dan (3), pasal 459 ayat
(1) UU NO 1 Tahun 2023

3. pendapat pribadi terkait kasus diatas

Menurut saya, pembunuhan bocah dan pencurian perhiasannya merupakan perbuatan keji dan
tragis. Karena kejahatan ini telah merenggut nyawa seorang anak yang tidak berdosa dan
menyebabkan trauma mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Selain itu pencurian
perhiasaan korban hanya karena iri dan melakukan pembunuhan menunjukan ketamakan dan
kebrutalan pelaku.

Anda mungkin juga menyukai