Anda di halaman 1dari 3

ABG Umur 17 Tahun Di Rampok dan Diperkosa

Didepan Orangtuanya
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, demikian ungkapan yang dialami SA (49) seorang Petani di Kecamatan
Peranap kabupaten Indragiri Hulu ini. Selain menjadi korban perampokan, anak gadisnya pun diperkosa.
Tragisnya lagi pemerkosaan tersebut dilakukan pelaku di depan mata kepalanya sendiri.
Todongan senjata tajam berupa parang di lehernya membuat SA tak mampu melawan tak pasrah atas
perbuatan bejat para pelaku. Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, Kamis (3/7)
mengatakan, korban SA (49) yang berprofesi sebagai petani tersebut mengalami perampokan di
rumahnya saat tengah tertidur pulas.
Kasus ini terjadi pada Senin (1/7) lalu sekitar Pukul 01.30 WIB dini hari menjelang sahur, di Blok C
Desa P Wangi Kecamatan Peranap kabupaten Inhu, saat ini petugas tengah memburu para pelaku, kata
Guntur.
Peristiwa tersebut bermula saat SA tengah tertidur lelap dikejutkan dengan suara gaduh pintu rumahnya,
yang didobrak oleh pelaku. Saat keluar kamar SA langsung ditodong senjata berupa sebilah parang oleh 4
pelaku menggunakan penutup wajah (Sebo). Lalu korban disuruh tiarap oleh para pelaku ini. Mendengar
suara ribut itu, istri korban MA (47) kelur dari kamar, dan saat itu istrinya juga ditodong senjata lalu
disuruh tiarap agar tidak melakukan perlawanan.
Sebagian pelaku memeriksa kamar yang lain, di sini pelaku melihat anak gadis SA berinisial JP (17
tahun) yang sedang tertidur pulas. Melihat paras cantik sang anak, para pelaku melampiaskan nafsu
bejatnya dengan memperkosa JP secara bergiliran di hadapan kedua orangtuanya.
Tak ayal SA sebagai ayah tak mampu melawan dan menyelamatkan kesucian anak gadisnya lantaran dia
dan istrinya juga di bawah ancaman senjata tajam. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku
menggiring JP ke ruang tengah dan menyuruh tiarap bersama kedua orangtuanya.
Melihat korbannya sudah dapat dikendalikan, keempat pelaku ini selanjutnya memulai aksinya dengan
mengobrak-abrik seisi rumah dan mengambil 1 buah mesin sainsaw, 1 buah ketam, 1 buah dompet berisi
uang Rp 100 ribu, dan 1 buah Handphone.
Pelaku di perkirakan berjumlah 4 orang, dengan 2 orang di antaranya mengenakan Sebo penutup wajah.
Korban sudah dimintai keterangannya, dan saat ini petugas tengah melakukan pencarian terhadap
pelaku, pungkas Guntur

Pelanggaran HAM yang terdapat dari kasus tersebut adalah :


1.Hak pribadi
- Hak untuk bergerak
Bukti: orang tua gadis tersebut di todong senjata berupa parang di lehernya sehingga tidak
bisa berbuat apa-apa untuk menolong anak nya
-Hak untuk merasa aman
Bukti: Ketika tengah pulas tertidur lelap rumah mereka didobrak oleh perampok.
- Hak kehormatan
- Bukti: Gadis SA berinisial JP umur 17 tahun yang sedang tidur pulas, para pelaku
melampiaskan napsu bejadnya dengan memperkosa gadis itu.
2. Hak asasi ekonomi
Bukti: Setelah melakukan napsu bejadnya itu, keempat pelaku tersebut melanjutkan aksinya
dengan memobrak-abrik isi rumah dan mengambil satu buah mesin sensaw, satu buah ketam,
satu buah dompet berisi uang Rp 100 ribu, dan satu buah handphone.
3. Hak asasi manusia untuk mendapat perlakuan tatacara peradilan dan perundangan
Bukti: Pelaku diperkirakan berjumlah empat orang, dengan dua orang diantaranya mengenakan
sebuah penutup wajah, korban sudah dimintai keterangannya dan saat ini petugas kepolisian
telah melakukan pencarian terhadap pelaku.

Solusi dari pelanggaran HAM yang terjadi dari kasus tersebut diantaranya adalah:
1. Hak untuk bergerak: sebaiknya orangtua lebih mengeluarkan pengorbanan untuk menjaga
kehormatan dan keselamatan anaknya dengan cara membela diri dan melawan para
penjahat tersebut.
-

Hak untuk merasa aman: sebaiknya kita dapat berpartisipasi untuk menjaga keselamatan
terutama pada saat malam pintu rumah dikunci dengan rapat-rapat.
- Hak kehormatan: Sebaiknya SA mengunci pintu dengan baik sehingga para pelaku susah
untuk memasuki kamar sehingga kita sebagai perempuan bisa menjaga kehormatan diri
sendiri.
2. Hak ekonomi : sebaiknya jika ada perampkan terjadi pada suatu rumah, masyarakat dan
pihak keamanan berperan aktip untuk menyelesaikan masalah tersebut, agar kejadian yang
sama tidak terulang kembali dan pihak keamanan segera menangkap para perampoknya,
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan seperti harta benda.

3. Hak asasi manusia untuk mendapat perlakuan tatacara peradilan dan perundangan: pihak
kepolisian harus segera mengatasi masalah tersebut supaya para pelaku dapat
mempertanggung jawabkan atas perbuatan nya.

Anda mungkin juga menyukai