Anda di halaman 1dari 8

PEMBUNUHAN SATU KELUARGA DI BEKASI DITINJAU DARI

PERSPEKTIF ACTUS HUMANUS DAN HATI NURANI SESAT

Mikhael Agus Herliyanto

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Unika Widya Mandala Madiun

Abstrak

Perbuatan pembunuhan merupakan perbuatan dengan sengaja mehilangkan


nyawa orang lain. Pembunuhan merupakan istilah yang umum digunakan dalam
hukum pidana untuk mendiskripsikan tindak pidana kejahatan pada terdakwa
yang menyebabkan kematian pada orang lain. Dapat diketahui bahwa akibat dari
pembunuhan memberikan dampak negative yang sangat besar maka tidak
mengherankan jika pembunuhan secara tegas dilarang oleh hukum. Analisis kasus
pembunuhan satu keluarga yang terjadi di bekasi ini menggunakan konsep hati
nurani dalam etika yang bertujuan untuk mengenalkan konsep teori – teori hati
nurani kepada pembaca. Hasil analisis menunjukan bahwa kasus tersebut
merupakan tindakan yang dapat di golongkan sebagai actus humanus dan hati
nurani sesat.

(keywords : Pembunuhan, actus humanus, hati nurani sesat)

Permasalahan

Kasus pembunuhan satu keluarga di bekasi

Kasus pembunuhan yang menewaskna satu keluarga yang terjadi pada


Selasa (13/11/2018) telah terungkap yang menewaskan satu keluarga dengan
empat orang anggota, bernama Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru
Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya
Nainggolan (7) anak kedua. Tersangka diketahui bernama Haris Simamora (30),
ditangkap saat aan mendaki Gunung Guntur di Garut.
Latar belakang dari kasus pembunuhan ini ialah Haris Simamora memiliki
dendam dengan korban, terutama Diperum Nainggolan sang kepala keluarga.
pelaku mengaku sering mendapat hinaan dan umpatan kasar dari korban dan
istrinya. Tersangka ini sering di hina – hina. Kadang – kadang di situ dibangunkan
dengan kaki.Pelaku sangat kesal terhadap perlakuan korban semasa hidupnya
yang membuatnya tidak segan – segan untuk menghabisi nyawanya dan
keluarganya. Haris Simamora juga mengutarakan sakit hatinya lantaran ia
kehilangan pekerjaan sebagai penjaga kos di alihkan ke korban. Pemilik kosan itu
sendiri adalah kakak korban Douglas Nainggolan.

Kejadian bermula saat Haris Simamora berkunjung ke rumah korban pada


Senin (12/11) lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Ia datang atas permintaan korban,
Diperum Nainggolan. Ternyata korban dan tersangka masih mempunyai
hubungan keluarga. Haris Simamora adalah adik Maya Ambarita, istri Douglas
Nainggolan. Bermula saat Haris Simamora ditelepon korban, korban mengatakan
silahkan dating ke rumah, kita besok mau belanja untuk beli baju untuk natalan”.
Saat bertemu Haris Simamora dan Diperum Nainggolan sempat cekcok. Bukan
kali pertamanya mereka adu mulut.

Sampai pukul 23.00 WIB akhirnya mereka berdua sampai titik lelahnya.
Diperum Nainggolan kemudian memilih untuk tidur, sementara Haris Simamora
memilih untuk pergi kedapur untuk menenangkan diri sambil menunggu waktu
yang tepat melancarkan niat busuknya untuk menghabisi nyawa korban sembari
bermain ponsel tempat yang sering Haris Simamora kunjungi dia tahu di situ
banyak perkakas dimana dia melihat linggis.akhirnya pikiran busuknya mulai
muncul. Akhirnya Haris Simamora memberanikan diri untuk mengambil linggis
yang akan ia gunakan untuk menghabisi nyawa korban.

Tanpa berfikir panjang Haris Simamora langsung melancarkan serangan


yang telah ia rencanakan mula – mula Haris Simamora menghabisi Douglas
Nainggolan dengan cara yang sangat tragis ia langsung memukul tepat pada kepal
korban dan menusuk lehernya. Aksi Haris Simamora sontak membuat istri
Douglas Nainggolan terbangun dari tidurnya karena mengdengar ada suara ribut –
ribut. Tanpa berbasa basi Haris Simamora langsung melakukan cara yang sama
untuk menghabisi istri Douglas Nainggolan yang juga kakak kandungnya.

Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan kedua anak dari Douglas Diperum
terbangun karena mendengar ribut – ribut. Mereka berdua juga sempat melihat
orang tuanya. Kemudian Haris Simamora menghentikan langkah mereka dan
membujuk mereka berdua untuk kembali pergi ke kamar dan kembali tidur, ia
mengatakan kepada kedua keponakannya tidur lagi sana mama Cuma sakit.
Kemudian Haris Simamora membimbing Sarah dan Arya untuk kembali ke
kamarnya, kemudian mengaku menidurkan keduanya.

Tidak lama setelah kedua keponakannya tertidur Haris Simamora


melanjutkan aksinya dengan cara mencekik keduanya hingga tewas. Setelah
mengalamitekanan mental,Haris Simamora memutuskan untuk mengambil kunci
mobil merk NISSAN X-TRAIL warna silver milik korban. Tujuannya membawa
kabur mobil milik korban ialah untuk menenangkan diri dengan berputar – putar
membawa mobil tersebut.tidak hanya mobil ia juga membawa uang sebesar 2 juta
rupiah. Setelah kejadian dia menggunakan mobil X-TRAIL untuk berkeliling.
Dengan tergesa gesa Haris Simamora melmutuskan untuk melarikan diri dan
kembali ke kamar kosnya di daerah Cikarang menggunakan mobil. Di tengah
jalan Haris Simamora membuang linggis yang telah ia gunakan sebagai barang
bukti untuk membunuh nyawa korbannya dikawasan kalimalang.

Keesokan harinya sekitar pukul 06.00 WIB, Haris Simamora sampai di


kamar kosnya untuk membersihkan diri dengan mandi dan mengganti pakaiannya.
Di kuku jarinya di temukan bercak hitam yang diduga berkas darah, Ia sempat
menggobati luka sobek di jari tangannya di sebuah klinik. Tidak lama kemudian
setelah berobat dan menitipkan mobil milik korban dan ia pergi menuju terminal
untuk melanjutkan perjalanan dari Cikarang – Garut untuk menuju Gunung
Guntur.
Haris Simamora ingin pergi ke Gunung Guntur selain dia juga hobi
mendaki ia gunakan untuk menenangkan diri namun polisi telah melacaknya dan
menangkap Haris Simamora pada rabu (16/11/2018) malam. Dalam penangkapan
dan serangkaian penyelidikannya, polisi telah menemukan barang bukti yakni
mobil yang dibawa tersangka.

Teori yang digunakan

Actus Humanus (Tahu, mau & bebas)

Tindakan bebas merupakan ciri dari Actus Humanus. Tindakan yang


dilakukan seseorang dengan mengungkapkan kebebasan dan manusia sebagai
subjek tindakan, setiap subjek yang ada dalam tindakan perbuatnnya lantas ia
harus bertanggung jawab atas konsekuensi dan tindakannya tersebut. Tindakan ini
menyertakan akal budi dan sifat pemikiran manusia ( tahu dan bebas)

Dapat diartikan sebagai tindakan actus humanus apabila rasional berperan


serta dalam tindakannya manusia. Dalam hal ini manusia tidak hanya memiliki
pemikiran bagaimana manusia bertindak / melakukan tindakan. Tetapi juga
memikirkan bagaimana konsekuensi dari segala tindakannya tersebut.secara
sederhana dapat disimpulkan semacam proses refleksi – aksi – evaluasi.

Didalam ciri kebebasan manusia terdapat dua indicator yaitu tahu dan
mau, dimana jika manusia itu sendiri mengetahui akan tindakannya dan
mengkehendakinya ia sudah dapat di maksut dengan manusia bebas, dan dia
bertanggung jawab atasnya, manusia tidak dapat lepas dari konsekuensi yang akan
diperolehnya atas tindakannya.

Tahu artinya manusia mengetahui apa yang akan mereka perbuat


berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki,tetapi tidak hanya mencakup objek
sasaran perbuatannya, melainkan juga kembali pada diri sendiri.

Mau artinya bebas tanpa paksaan, apa yang manusia lakukan berdasarkan
pilihan manusia itu sendiri tanpa paksaan dari manusia lain. Kebebasan yang
menyangkut pilihan – pilihan manusia itu sendiri yang ada pada pilihan – pilihan
yang ada di depan mata.

Hati Nurani Sesat

Hati nurani sesat dapat terjadi ketika manusia itu dibentuk dan diproses
melalui factor – factor yang menghampirinya seperti lingkungan sekitar, tradisi,
peraturan, relasi kemanusiaan satu dengan yang lain. Cara menilai hati nurani
sesat yaitu dengan cara bila kesesatan hati nurani invincible (tak bisa ditundukan/
tak bisa diatasi) ialah kesesatan mengenai apa yang harus diketahui oleh seorang
pribadi (pribadi itu sendiri harus tau) dan inculpable (jika tak bisa
dipersalahkan/tak bisa dihukum) ,manusia dapat luput perbuatan – perbuatan yang
secara moral jahat manusia memang memiliki dorongan hati untuk berbuat sesat
invicible dan inculpable, tindakan jahatnya tidak ditanggungkan keadaannya. Jika
kesesatannya vincible (bisa diatasi) apabila subjek pada waktu itu dapat
mengoreksinya dan culpable (bisa dipersalahkan) tanggung jawab perbuatan jahat/
buruknya ada pada si pelaku.culpable ialah kesesatan mengenai apa ysng
diketahui oleh seorang pribadi atau kesesatan yang timbul/muncul dari kelalaian
kesembronoan pada manusia itu sendiri. Maka dari itu untuk membenahi
hidupnya tidak boleh menutup mata pada apa yang harus diketahui

Argumentasi

Hati nurani kadang – kadang disebut juga dengan suara Tuhan. Tuhan
berbicara kepada kita melalui relevisi/wahyu khusus dari Tuhan tentang setiap
perbuatan yang akan kita perbuaat.

Hati nurani timbul ketika manusia harus memutuskan susuatu yang


menyangkut hak dan kebahagiaan menurut mereka sendiri. Dapat menghayati
baik dan buruk yang berhubungan dengan tingkah laku. Semua tindakan yang
dilakukan untuk melarang dan memerintah semua dikendalikan oleh hati nurani
mereka masing – masing. Setelah kita melakukan suatu tindakan maka kata hati
akan memberikan isyarat. Ketika perbuatan yang telah kita lakukan berniat baik
maka hati kita meresponnya dengan mengapresiasi ssetiap tindakan dengan
baik,memberikan rasa kebahagiaan pada diri sendiri, sedangkan jika kita
melakukan tindakan yang jahat hati kita pun akan merespon dengan rasa cemas
gelisah bahkan sampai titik depresi karena kesalahannya yang teramat besar
membuat kesalahan yang bahkan menurutnya tidak bisa di dimaafkan.

Dalam kasus pembunuhan satu keluarga ini tersangka telah


menghancurkan integritas pribadinya dan menghianati martabatnya sendiri dengan
melalukan tindakan penyimpangan dengan mengikuti hati nurani sesatnya.
Meskipun korban yang telah ia bunuh masih termasuk keluarga sendiri karena
telah dipengaruhi hati nurani sesatnya ia tau dan ia mau melakukan tanpa paksaan.
Jika kita telaah kejadian ini kita sebagai manusia yang memiliki akal dan budi
tidak akan melakukan kelakuan sekeji ini, apa karena di masalah seperti itu dia
memberanikan diri untuk menghabisi nyawa satu keluarga yang nota bene masih
keluarganya sendiri. Kejadian ini bisa terjadi karena hati nurani sesat yang ada
pada tersangka telah mengakar dan mempengaruhinya

Setelah tindakannya tersebut membuat dirinya merasa takut sehingga ia


mencari ketenangan di atas gunung apa yang telah tersangka lakukan.karena
keinginannya untuk membalas dendam ia membunuh untuk mengikuti hati nurani
sesatnya. Padahal tindakannya itu salah dan tersangka tau kalau itu perbuatan
yang salah dan mau melakukan tanpa paksaan.

Memang benar hati nurani itu timbulnya dari interaksi antara aspek
intelektualitas dan spiritualitas, tetapi hati nurani juga merupakan bagian dari hasil
pengaruh lingkungan yang diolah oleh intelektualitas / rasio manusia maka hati
nurani manusia bisa saja menjadi lebih tajam atau sebaliknya jika tidak pernah
diasah akan menjadi tumpul. Karena tumpul hati nurani bisa menjadi salah, akibat
hati nurani yang tumpul maka berakibat kurang peka terhadap suara dan panggilan
suara Tuhan. Cara untuk mengasah supaya tidak tumpul ialah selalu berfikir
positif dan hidup di lingkungan yang sehat. Sehat dalam artian tidak melanggar
etika yang mencakup nilai – nilai dalam aspek kehidupan. contoh (orang yang
hidupnya berada pada lingkungan pencopet pasti akan berbeda dengan orang –
orang yang hidupnya berada pada lingkungan religius) karena suara hati nurani
juga termasuk hasil dari bentukan lingkungan.

Selain intelektual spiritual yang dinamakan iman.spiritual juga perlu


diasah yaitu dengan selalu mendekatkan diri pada sang pencipta supaya diberi
kedamaian dalam perjalanan kehidupannya,supaya tidak dibelokan oleh nafsu –
nafsu hati nurani sesat.

Sedangkan untuk manusia menyatakan baik atau tidaknya dari apa yang
tangkap dari lingkungannya (aturan, norma, adat dll) sehingga membentuk ego
manusia. Selama manusia tidak menggunakan intelektualnya dengan tepat untuk
bisa memilah mana yang baik untuk mempertajam hati nurani, maka hati nurani
akan bisa menjadi tumpul dan keliru.

Tidak terlepas dari pembahasan di atas juga mempunyai unsur – unsur


actus humanus,maka dapat kita ketahui apa yang telah dilakukan tersangka ialah
pembunuhan terhadap satu keluarga, perbuatan yang ia sadari dan juga
direncanakan perbuatan keji itu maka dari itu tersangka harus mempertanggung
jawabkan apa yang telah dilakukannya. Sehingga membuat actus humanus yang
buruk. Karena tindakan pembunuhan yang terjadi ini dilakukan secara tahu dan
mau serta bebas, namun tersangka enggan bertanggung jawab dan malah
mengelak saat di tanyai pertanggung jawaban sama aparat yang bertugas, dan juga
tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka sebagai manusia.

Mungkin secara psikis tersangka sudah sakit hati lantaran perlakuan


keluarga korban terhadapnya, tetapi tak lepas dari itu semua apa yang dilakukan
tersangka sangat tidak patut untuk dilakukan. Jika tersangka mempunyai bekal
intelektual dan spiritual yang bagus tidak mungkin hal tersebut akan terjadi. Yang
jelas tersangka mempunyai hati nurani sesat dan mempunyai iman yang tumpul.
Sehingga mengabaikan nilai – nilai moral atas apa yang ia lakukan terhadap
korban yang nota bene masih keluarga sendiri.
Daftar Pustaka

1. Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian


Hidup Manusia).
2. http://wow.tribunnews.com/amp/2018/11/17/kronologi-lengkap-kasus-
pembunuhan-satu-keluarga-di-bekasi?page=4
3. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181116172234-12-347190/
kronologi-pembunuhan-satu-keluarga-di-bekasi?
tag_from=wp_wm_cnn

Anda mungkin juga menyukai