Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KRIMINOLOGI

Nama Kelompok : Anomie


Ketua Kelompok : Bunga Arlita Fajrianna (1800024043)
Anggota :
1. Tri Hastuti Jayanti (1700024242)
2. Dedy Richo A (1800024210)
3. Yufrizal Irfansyah (1800024246)
4. Teddy Yoga P (1800024231)
5. Edo Dello Caprino (1900024002)
6. Muhammad Syaiqoni (1800024289)
7. David Candra Kusuma Wardana (1900024039)
8. Nurhadira (1900024043)
9. Amin Taufik (1800024263)
10. Rivalby Chandra Pratama (1800024067)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
TAHUN 2020
ANALISA DENGAN TEORI DAN MADZHAB DALAM KRIMINOLOGI
Kronologi singkat kasus “Pembunuhan Satu Keluarga Di Bekasi” :
1. Aksi pembunuhan berencana yang dilakukan Haris bermula saat dia bertandang ke
rumah Daperum pada 12 November 2018 sekira pukul 21.00 WIB.
2. Tak lama setelah datang, Haris dan Daperum terlibat adu mulut seputar
pengelolaan rumah indekos milik Daperum. Haris yang tak lagi dipercaya untuk
mengelola kamar indekos itu langsung merasa sakit hati usai adu mulut dengan
Daperum.
3. Kekesalan Haris memuncak setelah Daperum mengeluarkan sejumlah cacian serta
makian.
4. Sekitar pukul 23.00 WIB, niat Haris untuk menghabisi nyawa keluarga Daperum
tiba-tiba muncul usai melihat linggis tergeletak di dapur.
5. Haris langsung mengambil linggis itu, kemudian memukul kepala Daperum yang
sedang posisi tiduran didepan televivi namun Maya yang sedang tidur di samping
Daperum pun terbangun. Melihat itu, Harris langsung memukulnya. Lalu Haris
menusuk leher dan menggorok leher Daperum dan Maya dengan linggis tersebut.
6. Setelah kedua korban tergeletak di ruang tengah, Haris melihat dua anak Daperum
keluar dari kamar dan bertanya tentang apa yang terjadi pada orang tuanya. Haris
merespons dengan mengatakan bahwa orang tuanya sedang sakit dan menyuruh
dua anak itu untuk tidur kembali.
7. Haris pun menemani kedua anak Daperum tidur di dalam kamar sampai benar-
benar terlelap. Hingga akhirnya, muncul dalam pikiran Haris untuk
menghilangkan nyawa kedua anak tersebut.
8. Haris kemudian mencekik leher Sarah dan Arya hingga tidak bisa bernafas dan
mati.
9. Usai membunuh seluruh anggota keluarga Daperum, Haris mengecek lemari yang
ada di dalam kamar dan melihat uang sebesar Rp2 juta serta kunci mobil merek
Nissan X-Trail warna Silver dengan nomor polisi B1075UOG yang merupakan
milik Daperum.
10. Haris pun mengambil mobil dan uang tersebut lalu pergi dengan tergesa-gesa
keluar dari rumah menuju kamar indekosnya di Kampung Pasir Limus, Cikarang,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
11. Di tengah perjalanan, Haris menyempatkan diri mampir di jembatan Sungai
Kalimalang yang berlokasi di Jalan Raya Tegal Danas, Cikarang Pusat untuk
membuang linggis yang digunakannya membunuh seluruh anggota keluarga
Daperum.
12. Setelah tiba di kamar indekosnya pada Selasa (13/11) sekitar pukul 06.00 WIB,
Haris langsung mandi dan berganti pakaian. Dia kemudian pergi ke Klinik Pasir
Limus untuk mengobati luka sobek yang ada pada jari tangannya akibat terkena
linggis saat memukul Daperum.
13. Setelah itu, Haris kembali ke kamar indekosnya dan mengambil mobil untuk
dipindahkan ke kamar indekos temannya di Jurong Cikarang. Kemudian, Haris
pergi ke terminal menggunakan ojek motor.
14. Setibanya di terminal, Haris berniat menaiki bus jurusan Bekasi-Garut untuk pergi
ke Gunung Guntur. Setelah menunggu lama dan tak kunjung mendapatkan bus
Haris memutuskan kembali ke kamar indekosnya untuk mengambil motor dan
kembali bergegas menuju terminal Cikarang.
15. Haris akhirnya berhasil berangkat ke Garut, Setibanya di terminal Garut, Haris
melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek menuju pos pendakian Gunung
Guntur, kemudian beristirahat sambil memantau informasi tentang peristiwa
pembunuhan yang dilakukannya melalui media sosial Facebook.
16. Sekitar pukul 22.00 WIB, Tim Gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya
mendapatkan informasi bahwa Haris berada di Kabupaten Garutd dan kepolisian
pun langsung menemukan serta menangkap Haris untuk dibawa guna dilakukan
pemeriksa di Polda Metro Jaya.

Analisis :
Jika dicermati sekali lagi, mengenai kronologi peristiwa pembunuhan berencana
tersebut, ialah berawal dari rasa jengkel terdakwa (Harris) pada korban yang merasa sakit
hati karena sering adu mulut dan mendapatkan cacian serta makian hal itu memuncak
setelah korban (Daperum) menghina terdakwa (Harris) dengan sebutan sampah dan dilarang
datang kembali. Hal tersebut membuat jengkel terdakwa(Harris) sehingga timbul niat jahat
oleh terdakwa(Harris) untuk membunuh korban meskipun dalam keterangannya di
persidangan, terdakwa(Harris) mengaku hanya untuk melukai korban(Daperum) dan
melampiaskan kekesalannya, tidak lebih. Namun fakta menunjukkan bahwa terdakwa(Harris)
dalam pengakuanya sangat tidak masuk akal, melihat alat yang digunakan adalah alat yang
mematikan. Adapun kasus tersebut dinyatakan dalam kategori pembunuhan berencana,
karena berdasarkan berita acara dalam persidangan, terdakwa sengaja menunggu korban
tertidur. Setelah korban (Daperum) tidur, terdakwa memukul kepala bagian belakang korban
(Daperum) dengan menggunakan linggis sehingga korban terluka namun korban (Maya)
yang sedang tidur di samping korban (Daperum) pun terbangun. Melihat itu, terdakwa
(Harris) langsung memukul kakaknya tersebut hingga tewas. Tak puas sampai disitu,
terdakwa(Harris) menusuk leher dan menggorok leher korban (Daperum dan Maya) dengan
linggis. Usai menewaskan korban (Daperum dan Maya), terdakwa (Haris) juga membunuh
kedua anak korban, (Sarah Marisa Putri Nainggolan (9) dan Yehezkiel Arya Paskah
Nainggolan (7)). Dalam kronologi peristiwa di atas, jika berkaca pada teori "Asosiasi
Diferensial" yang pada intinya bahwa prilaku jahat tidak selalu di dahului dengan bergaul
dengan penjahat, namun yang terpenting adalah adanya komunikasi dengan orang lain atau
dalam artian yang lain bahwa semua tingkah laku itu dipelajari. Tidak ditutup kemungkinan
bahwa si terdakwa melakukan perbuatan keji tersebut karena adanya komunikasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Misal dalam hal komunikasi tidak langsung, yaitu terdakwa
tidak terjadi persinggungan langsung dengan person atau subyek yang pada tabiatnya
mempunyai sifat jahat. Namun dalam hal ini terdakwa bersinggungan dengan tayangan
televisi misalnya yang dalam dekade terakhir ini sering menayangkan film-film penuh
kekerasan ataupun kejahatan yang disusun secara rapi dan lancar dsb. Sehingga terdakwa
menirukan cara-cara tersebut ketika punya niat jahat untuk membunuh. Sedangkan
komunikasi langsung ialah jika terdakwa bersinggungan langsung dengan sekelompok
penjahat, kemudian ia mewarisi sifat-sifat jahat yang ada. Hal ini dimungkinkan terjadi
melihat kondisi saat ini meskipun dalam kenyataannya terdakwa termasuk orang yang tidak
pernah berbuat onar atau kejahatan di Desanya. Rasa jengkel pada diri korban dikarenakan
tidak tercapainya tujuan yang di harapkannya, yaitu mengelola kamar kontrakan dan rasa
tidak dihargai. Dalam hal ini terdakwa tidak mempunyai kesempatan dalam mencapai tujuan
tersebut, Akibatnya niat jahat muncul seiring rasa jengkel yang amat sangat pada terdakwa.
Hal inilah yang dalam kriminologi disebut Anomi. Selanjutnya, sesuai dari keterangan yang
disampaikan kuasa hukum terdakwa yakni, Alam Simamora mengungkapkan kliennya
memiliki penyesalan yang mendalam. Setiap kali dia berdiskusi menanyakan kasus
pembunuhan yang dilakukan, Haris selalu menangis dan mengaku menyesali perbuatannya.
Menurut Teori Lambroso (Insane Criminal), klasifikasi penjahat menjadi penjahat sebagai
hasil dari beberapa perubahan dalam otak mereka yang menganggu kemampuan mereka
untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Faktor lemahnya iman. Faktor ini
merupakan faktor yang sangat mendasar yang menyebabkan seseorang melakukan sebuah
kejahatan. Keyakinan serta pengetahuan agama yang rendah akan membuat seseorang tidak
memiliki iman yang kuat. Orang yang memiliki iman yang tidak kuat atau lemah cenderung
akan mudah terpancing emosinya untuk melakukan tindakan kriminal, karena iman seseorang
yang kuat akan membuat seseorang tersebut punya proteksi tersendiri terhadap apa yang akan
dilakukannya itu dapat menimbulkan dosa yang akan di pertanggung-jawabkannya kelak.
Selanjutnya, Jika di analisa dalam berita acara dalam penyidikan maupun persidangan yang
terjadi, bisa disimpulkan bahwa terdakwa merupakan golongan masyarakat urban yang
mungkin dalam segi perekonomian pas-pasan. Dalam kasus ini selain dengan pembunuhan
yang telah terjadi diikuti dengan tindakan pencurian dalam keadaan memberatkan yakni
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,Hal ini jika dikaitkan dengan penjelasan teori
"Subkultur" telah terbukti, bahwa intinya ialah tentang kejahatan yang banyak dilakukan
oleh kaum laki-laki kelas bawah. Dalam analisa kami berkenaan bahwa terdapat lebih dari
satu cara untuk mencapai aspirasinya. Pada masyarakat urban, yang merupakan wilayah kelas
bawah terdapat berbagai kesempatan sah yang dapat menimbulkan berbagai kesempatan.
Dengan demikian kedudukan masyaraat menentukan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
mencapai sukses, baik melalui kesempatan konvensional maupun criminal. Jika kondisi ini di
alami oleh seseorang yang tidak dapat menerima kenyataan hidupnya, maka segala cara akan
di lakukan demi hal yang bisa membuatnya puas, walau cara tersebut melanggar hukum.
Adapun beberapa model pendekatan dalam kriminologi seperti “pendekatan Deskriptif”.
Pendekatan ini hanya memaparkan tentang tindak kejahatan serta status diri pelaku kejahatan
tersebut. Pendekatan ini menurut kami sangatlah penting, karena melalui pendekatan inilah
diperoleh gambaran akan Bentuk tingkah laku criminal, Bagaimana kejahatan dilakukan,
Frekuensi kejahatan pada waktu dan tempat yang berbeda, Ciri-ciri khas pelaku kejahatan,
seperti usia, jenis kelamin dan sebagainya serta Perkembangan karir seorang pelaku
kejahatan. Dalam berita acara serta hasil data yang kami cari menangani kasus ini, diperoleh
keterangan bahwa terdakwa berusia 23 tahun dan pekerjaan terdakwa adalah karyawan
swasta dimana terdakwa (Harris Simamora) pernah dipercaya mengelola kontrakan milik
kakak korban (Daperum), Douglas. Penggambaran mengenai diri terdakwa mungkin
sangatlah sepele, namun hal tersebut tentunnya memberi dampak yang sangat signifikan.
Dimana faktor-faktor akan diri terdakwa tersebut, latar belakang serta hal-hal lain tentang
terdakwa, pastinya menjadi salah satu unsur pertimbangan Jaksa Penuntut Umum dalam
memberikan tuntutan pidana serta Majelis Hakim dalam memberikan putusan Selain unsur-
unsur yang meringankan yang terdapat dalam amar putusan. Disinilah kami berpendapat
bahwa kriminologi secara tidak langsung memberikan sumbangan yang berarti dalam
penanganan kasus yang diteliti kali ini. Hal ini dikarenakan bahwa putusan hakim harus
memiliki atau memenuhi tiga unsur nilai dasar seperti yang pernah dikemukakan oleh Gustav
Radbuch. Yakni, (1) nilai dasar kepastian hukum, (2) nilai dasar keadilan, dan (3) nilai dasar
kemanfaatan. Sedangkan pendekatan sebab-akibat, dalam hal ini fakta-fakta yang terjadi
dalam masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab musabab kejahatan, baik dalam
kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum. Berkaca pada pendekatan
tersebut, jika dihubungkan dalam kasus diatas, maka hal yang dapat kami analisa ialah,
sebab-sebab yang mengakibatkan korban meninggal dunia. dalam analisa kriminologi
tantunya hal ini tidak serta merta menuju pada pembunuhannya, akan tetapi berdasarkan
kronologi seluruh peristiwa tersebut, salah satunya motif pelaku melakukan pembunuhan
tarsebut, tidak lain ialah karena “Dendam”karena dipicu rasa sakit hati dihina berkali-kali.
Pencurian yang dilakukan oleh pelaku juga telah disebutkan dalam dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, melihat cara-cara yang terdakwa lakukan dalam menjalankan aksinya tersebut.
Dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum mendakwakan dengan dakwaan primair Pasal 340
KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 363 Ayat (1) ke-3 KUHP tentang
Pencurian. Adapun unsur lain yang mengakibatkan korban meninggal ialah penggunaan
sarana meliputi benda-benda tajam linggis yang dihujamkan oleh terdakwa terhadap korban.
Jika diperhatikan mengenai sifatnya, benda tersebut merupakan benda yang tabiatnya
mematikan yang apabila di pukulkan terhadap seseorang maka besar kemungkinan ia akan
mati, terlebih dalam kasus diatas terdakwa mengaku memukulkan benda tersebut ke kepala
bagian belakang korban. Berdasarkan data yang kelompok kami dapatkan untuk menjelaskan
faktor - faktor pelaku kejahatan pembunuhan di Bekasi pada tahun 2019 kami menggunakan
Teori Biososiologis tokoh dari aliran ini antara lain A. D. Prins, Van Humel, D. Simons dan
lain-lain. Aliran biososiologis ini sebenarnya merupakan perpaduan dari aliran Antropologi
dan aliran Sosiologis, oleh karena ajarannya didasarkan bahwa tiap-tiap kejahatan itu timbul
karena faktor individu seperti keadaan psikis dan fisik dari si penjahat dan juga karena faktor
lingkungan. Teori ini sangat relevan dengan apa yang terjadi dilapangan dimana faktor
individu berpengaruh pada perilaku untuk melakukan kejahatan seperti pembunuhan.
PERSPEKTIF / CARA PANDANG MASYARAKAT TERHADAP KASUS
PIDANA / PERKARA PIDANA “ PEMBUNUHAN SATU KELUARGA
DI BEKASI”
Indonesia adalah negara hukum , setiap tindakan warga negara didasarkan pada
aturan undang-undang. Hukum di Indonesia bertujuan untuk melindungi individu yang ada di
negara ini. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan individu lainya disampingnya.
Konsep ini yang melahirkan interaksi sosial didalam lingkungan sosial. Masyarakat dalam
kehidupannya memiliki pluralitas karena adanya lapisan sosial serta sosiokultur yang berbeda
setiap individunya. Hal ini memunculkan suatu perbedaan baik secara sikap, tingkah laku,
atau cara berpikir. Perbedaan tersebut menimbulkan permasalahan apabila dalam tata cara
perilaku maupun pemenuhan kepentingan tidak dilakukan dengan seimbang antara satu
dengan yang lainnya yang akan berdampak pada pelanggaran hak orang lain. Hak yang ada
didalam setiap individu sebisa mungkin untuk dijaga agar tidak terjadi benturan satu dengan
yang lainnya. Terjadinya kasus pidana dimasyarakat jelas sangat disayangkan. Karena jelas
itu telah melanggar aturan yang ada. Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi merupakan
salah satu contoh kasus pidana yang sangat mencengangkan. Berawal dari karena
ketidakcocokan atas hubungan bos dan karyawannya yang sudah tidak dipercaya lagi untuk
bekerja dengannya dilanjut adu mulut antara mereka dan berakir sakit hatinya terdakwa
terhadap korban menjadi alasan pembunuhan tersebut. Kasus seperti ini sebenarnya sangat
bisa diselesaikan dengan musyawarah, namun semua kembali lagi terhadap pribadi masing-
masing manusia. Peran agama, budaya, sosial, dan pendidikan juga berpengaruh terhadap
kasus seperti ini. Pemahaman tentang hati nurani perlu ditingkatankan lagi dalam
berkehidupan. Semua yang dilakukan jelas ada pertanggungjawabannnya. Harapan
masyarakat dengan kasus seperti ini semoga tidak akan terjadi lagi dan semua dapat dipreses
secara hukum dengan seadil-adilnya. Semua elemen masyarakat dan pemerintahan harus
dapat bekerjasama dengan baik dalam menangani kasus seperti ini. Karena kasus seperti ini
tidak hanya berkibat dan berpengaruh dikeluarganya saja tapi jelas masyarakat sekitar bahkan
masyarakat secara luas sangat tergganggu.

SOLUSI TERHADAP KASUS DENGAN PENDEKATAN


KRIMINOLOGI
Solusi tindak pidana pembunuhan satu keluarga yang dilakukan pelaku kejahatan
melakukan solusinya ada dua jalur yaitu jalur penal (dengan menerapkan hukum pidana atau
(criminal law application) dan jalur non penal. Adapun upaya penanggulangan penal yang
dilakukan oleh pihak kepolisian yaitu dengan memproses perkara pidana dengan melakukan
penyelidikan dan penyidikan terhadap suatu perkara untuk kemudian ditangani lebih lanjut
oleh kejaksaan dan pengadilan. Upaya non penal penanggulangan tindak pidana pembunuhan
dengan 3 (tiga) upaya, yaitu melalui pengawasan dan razia di tempat hiburan malam,
penyuluhan, dan pengawasan media cetak/elektronik. Adapun faktor penghambat upaya
penanggulangan tindak pidana pembunuhan dalam keluarga melalui jalur penal yaitu : pihak
keluarga yang kurang pro-aktif terhadap kepolisian, laporan yang kurang lengkap, anggaran
dan biaya akomodasi yang terbatas. Dan hambatan yang ditemui pada upaya non penal yaitu :
kurangnya peran serta masyarakat dan rasa acuh tak acuh masyarakat, kurangnya kerjasama
lembaga terkait, dan kurangnya sarana-prasarana penunjang.Terkait upaya penanggulangan
tindak pidana pembunuhan dalam keluarga baik secara penal maupun non penal ini, baiknya
masyarakat sekitar melakukan kerjasama dengan lembaga atau instansi terkait seperti :
sekolah, tokoh-tokoh pemuka agama, Badan Pembina Ketertiban dan Keamanan Masyarakat
(BAPEMKAMTIBNAS) dan kedokteran.
Solusi lainnya juga bisa berupa, masyarakat harus memilah media yang pantas untuk
ditonton dan dibaca agar dapat meminimalisir timbulnya penyebab terjadinya pembunuhan.
Selain itu, kepolisian berperan aktif melakukan pembinaan atau penyuluhan kepada
masyarakat melalui kegiatan di banjar-banjar. Dari kasus pembunuhan dapat dilihat bahwa
pelaku sendiri merupakan orang terdekat korban. Melihat fenomena ini dapat disimpulkan
terdapat berbagai faktor situasional dalam kasus pembunuhan. Dari beberapa aspek juga perlu
diperhatikan untuk menghindari terjadinya peristiwa pembunuhan. Faktornya situasional,
maka harus diperhatikan aspek-aspek interpersonalnya. Jadi harus diciptakan kesadaran
bahwa kekerasan verbal dapat memicu tindakan pembunuhan. Ada beberapa hal yang harus
dihindari agar kejadian atau peristiwa pembunuhan tidak terjadi. Salah satunya yakni dengan
menjaga bahasa yang disampaikan kepada orang lain. Apa yang akan harus dilakukan? Maka
ucapkanlah, sampaikanlah jika ada masalah menggunakan kalimat-kalimat yang tidak
merendahkan orang lain. Karena biasanya dengan adanya perkataan yang menyinggung
perasaan, akan menimbulkan dendam. Hal itunya menjadi salah satu pemicu pembunuhan
terjadi, bahkan sering kali dilakukan oleh orang terdekat. Jadi. kebijaksanaan dalam berkata
dan bersikap menjadi modal penting, atau kunci untuk mencegah tindakan pembunuhan, dan
selain itu kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia, agar selalu berhati-hati dalam
mengatakan sesuatu walau pun itu hal kecil. Pasalnya, dari hal kecil tersebut bisa memicu
seseorang untuk melakukan tindakan besar yang bisa menghilangkan nyawa
seseorang. perilaku atau ucapan yang merendahkan orang lain itu dapat memicu sebagai
tindakan utama pelaku melakukan tindakan pembunuhan.

KESIMPULAN
Rasa jengkel dan benci yang timbul pada diri korban dikarenakan tidak tercapainya
tujuan yang di harapkannya serta korban sering menghina dan mencaci pelaku yang timbul
dari mulut korban sehingga membuat pelaku kejahatan semakin timbul rasa dendam .yaitu
seperti mengelola kamar kontrakan dan rasa tidak dihargai. Dalam hal ini terdakwa tidak
mempunyai kesempatan dalam mencapai tujuan tersebut, Akibatnya pikiran jahatnyawz
muncul seiring rasa jengkel yang amat sangat pada terdakwa. Hal inilah yang dalam
kriminologi disebut Anomi. mengandung mazab kartografik dan mazab socialis. Penganut
mazab kartografik berpendapat bahwa segala kejahatan sebagai ekspresi kondisi sosial
tertentu dan mazab socialis menurut mazab ini kriminalitas adalah konsekuensi dari
masyarakat kapitalis akibat system ekonomi. Jika di analisa dalam berita acara dalam
penyidikan maupun persidangan yang terjadi, bisa disimpulkan bahwa terdakwa merupakan
golongan masyarakat urban yang mungkin dalam segi perekonomian pas-pasan. Adapun
beberapa model pendekatan dalam kriminologi seperti “pendekatan Deskriptif”. Pendekatan
ini hanya memaparkan tentang tindak kejahatan serta status diri pelaku kejahatan tersebut.
Pendekatan ini menurut kami sangatlah penting, karena melalui pendekatan inilah diperoleh
gambaran akan Bentuk tingkah laku criminal, Bagaimana kejahatan dilakukan, Frekuensi
kejahatan pada waktu dan tempat yang berbeda, Ciri-ciri khas pelaku kejahatan, seperti usia,
jenis kelamin dan sebagainya serta perkembangan karir seorang pelaku kejahatan ini
merupakan beberapa faktor-faktor penyebab pembunuhan secara personal, dari kasus ini
dapat di simpulkan faktor pembunuhan yang di lakukan oleh pelaku dengan munculnya rasa
sakit hati sehingga memicu secara ekstrim pelampiasan rasa kecewanya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai