Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang serba modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin maju pesat dan berjalan tanpa henti. Perkembangan ini mempengaruhi
perilaku menusia yang selalu ingin mendapatkan sesuatu secara instan tanpa harus
melakukan pengorbanan lebih dulu. Dengan keadaan yang seperti ini akan
memunculkan beragam fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Salah satu fenomena tersebut berkaitan dengan hati nurani manusia sebagai
landasan kesadaran dalam melaksanakan perilaku yang nyata.
Dewasa ini, hati nurani sering dinomor duakan, sehingga manusia lebih
mengutamakan ego dan kepentingan masing-masing tanpa berpikir mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Tanpa disertai
landasan hati nurani sebelum bertindak, akan berpengaruh pada moralitas manusia
yang semakin buruk.
Dengan hati nurani kita diharapkan mengerti dan memahami akan hal baik dan
buruk yang berhubungan langsung dengan perilaku manusia secara konkret.
Sehingga apabila manusia merefleksikan hati nurani sebagai landasan bertingkah
laku, maka akan terciptalah keselarasan kehidupan di dunia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep dan pengertian dari hati nurani?
2. Bagaimanakah hati nurani sebagai fenomena moral beserta beberapa hal
khusus yang terkait dengan hati nurani?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep dan pengertian dari hati nurani.
2. Mengetahui hati nurani sebagai fenomena moral beserta beberapa hal
khusus yang terkait dengan hati nurani.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hati Nurani
Frans Magnis Suseno dan K. Berten, menyebut hati nurani disebut sebagai
kesadaran moral. Hati Nurani muncul apabila harus memutuskan sesuatu yang
menyangkut hak dan kebahagiaan manusia. Hati nurani dapat menghayati baik
atau buruk yang berhubungan dengan tingkah laku. Hati nurani memerintahkan
atau melarang untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Ia tidak berbicara tentang
yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati
nurani berarti menghancurkan integritas pribadi dan mengkhianati martabat
manusia yang terdalam. Hati nurani harus menjadi salah satu dasar pertimbangan
dalam melaksanakan kebebasan yang ada dalam diri manusia, yaitu kebebasan
yang tidak menyalahi atau membelenggu hati nuraninya, karena kebebasan yang
demikian itu pada hakikatnya adalah kebebasan yang merugikan secara moral.
Hati nurani berkaitan erat dengan kenyatan bahwa manusia mempunyai
kesadaran. Untuk mengerti hal ini, perlu dibedakan antara pengenalan dan
kesadaran. Kita mengenal, bila kita melihat, mendengar, atau merasa sesuatu. Dan
pengenalan ini bukan merupakan monopoli manusia. Seekor binatang pun bisa
mendengar bunyi atau mencium bau busuk dan karena itu bisa mengenal. Malah
ada binatang yang dalam hal pengenalan inderawi lebih unggul dari pada manusia.
Tapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran.
Hati nurani harus dididik, seperti juga akal budi memerlukan pendidikan.
Sebab ada juga hati nurani yang buruk, misalnya apa yang dalam psikiatri disebut
moral insanity, kelainan jiwa yang membuat orang buta terhadap yang baik dan
buruk. Anak yang dibesarkan dalam keluarga pencuri, misalnya, sulit untuk
memunyai hati nurani yang baik tentang hak milik. Ia akan seenaknya saja
mengambil hak orang lain.
Menurut Gabriel Madinier (1895-1958), tempat yang serasi untuk
pendidikan hati nurani adalah keluarga, bukan sekolah. Pendidikan hati nurani

harus dijalankan sedemikian rupa sehingga anak menyadari tanggung jawabnya


sendiri. Mulanya suatu perbuatan diancam dengan sanksi fisik, lama-kelamaan
ketakutan itu harus diganti dengan kecintaan akan nilai-nilai baik.
B. Hati Nurani sebagai Fenomena Moral
Contoh Nyata Hati Nurani sebagai fenomena moral :
1. Seorang hakim telah menjatuhkan Vonis dalam suatu perkara pengadilan yang
penting. Malam sebelumnya ia didatangi oleh wakil dari pihak terdakwa. Orang
itu menawarkan sejumlah besar uang, bila sihakim bersedia memenangkan
pihaknya. Hakim yakin bahwa terdakwa itu bersalah. Bahan bukti yang telah
dikumpulkan dengan jelas menunjukkan hal itu. Tapi ia tergiur oleh uang yang
begitu banyak, sehingga tidak bisa lain dari pada menerima penawaran itu. Ia
telah memutuskan terdakwa tidak bersalah dan membebaskannya dari segala
tuntutan hukum. Kejadian ini sangat menguntungkan bagi dia. Sekarang dia
sanggup menyekolahkan anaknya keluar negeri dan membeli rumah yang sudah
lama diidamkan istrinya. Namun demikian ia tidak bahagia.
Dalam batinnya ia merasa gelisah. Ia seolah-olah malu terhadap dirinya
sendiri. Bukan karena ia takut kejadian itu akan diketahui atasannya. Selain
anggota keluarga terdekat tidak ada yang tahu. Prosedurnya begitu hati-hati dan
teliti, sehingga kasus suap itu tidak akan pernah diketahui oleh orang lain. Namun
kepastian ini tidak bisa menghilangkan kegelisahannya. Sampai sekarang ia selalu
setia pada sumpahnya ketika dilantik dalam jabatan yang luhur ini. Mengapa kali
ini ia sampai terjatuh? Ia merasa marah dan mual terhadap dirinya sendiri.
2. Thomas Grissom adalah seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika Serikat.
Selama hampir 15 tahun ia bekerja penuh semangat dalam usaha pengembangan
dan generator neutron. Sedemikian besar semangatnya, sehingga ia hampir lupa
akan benda-benda yang dibuatnya itu, yaitu menggalakkan dan menghasilkan

senjata-senjata nuklir. Lama kelamaan hati nuraninya mulai merasa terganggu,


khususnya setelah ia membaca karya sejarahwan tersohor, Arnold Toynbee,
berjudul A Study of History, kalimat berikut ini: Bila orang mempersiapkan
perang, sudah ada perang. Baru pada saat itu dia menyadari, ia sedang
memberikan bantuannya kepada suatu perang nuklir yang mampu memusnahkan
sebagian besar permukaan bumi. Padahal, seluruh kepribadiannya berontak
kepada seluruh kemungkinan terjadinya hal serupa itu.
Ia membicarakan kegelisahan batinnya dengan istri. Ia mempertimbangkan
konsekuensi-konsekuensi financial, bila ia berhenti bekerja dilaboratorium
Nasional Amerika. Tentu ia menyadari juga, bila ia keluar, tempatnya akan diisi
oleh orang lain yang akan melanjutkan pekerjaannya, sehingga tindakan protesnya
tidak efektif sama sekali. Bagaimanapun, Grissom memutuskan ia tidak bisa
bekerja lagi untuk industry persenjataan nuklir. Ia menjadi Dosen pada Evergreen
State College di Olympia, Washington. Gajinya hanya kira-kira separuh dari
75.000 dolar yang diperolehnya di Laboratorium Nasional.
3. Hal- hal yang terkait dengan Hati Nurani
Kesadaran dan Hati Nurani
Menggunakan hati nurani dapat menghayati tentang baik atau buruk
berhubungan dngan tingkah laku konkret kita. Hati nurani memerintahkan atau
melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Ia tidak berbicara tentang
yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat kongkret. Hati nurani
berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Hati
nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuau kini dan disini.
Ia tidak berbicara tentang hal umum melainkan berbicara tentang hal konkret. Hati
nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.

Hati Nurani Retrospektif dan Hati nurani Prospektif


Ada dua bentuk hati nurani yaitu hati nurani retrospektif dan hati nurani

prospektif.
Hati nurani retrospektif menilai tentang perbuatan-perbuatan yang kita
lakukan pada masa lampau, seakan menoleh ke belakang dan ia menyatakan
bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik. Seperti contoh hati
nurani akan menuduh atau mencela bila perbuatan itu jelek. Sebaliknya hati
nurani akan memuji atau memberi rasa puas bila perbuatannya dianggap baik.
Jadi, hati nurani ini merupakan semacam instansi kehakiman dalam batin kita
tentang perbuatan yang telah berlangsung.
Hati nurani prospektif melihat ke masa depan dan menilai perbuatan kita
yang akan datang. Dalam hati nurani ini sebenarnya terkandung ramalan, ia
menyatakan, hati nurani akan menghukum kita seandainya kita perbuatan itu.

Hati Nurani Bersifat Personal dan Adipersonal

Hati nurani bersifat personal artinya selalu berkaitan erat dengan pribadi
bersangkutan. Hati nurani akan berkembang bersama sesuai dengan kepribadian
kita. Hati nurani bersifat personal itu hanya berbicara atas nama saya. Seperti
contohnya

tentang

peneliti

di

Laboratorium

Nasional

Amerika,

akan

mempertanyakan keterlibatan siapa saja dalam penelitian mengenai persenjataan


nuklir. Tapi hati nuraninya berbicara tentang dirinya saja. Mustahil dia
mengatakan hati nurani saya mengatakan bahwa anda tidak boleh melakukan
itu. Memang benar, bila kita menilai orang lain atau menjadi penasehat bagi

orang lain, mungkin akan kita siamk apa yang dikatakan hati nurani kita.,
seandainya kita sendiri menghadapi keadaan yang samaseperti dihadapi orang itu.
Disamping aspek personal, hati nurani juga menunjukkan aspek adipersonal.
Selain bersifat pribadi, hati nurani juga seolah-olah melebihi pribadi kita, seolaholah merupakan instansi diatas kita. Aspek ini nampak dalam istilah hati nurani
itu sendiri. Hati Nurani: berarti hati yang diterangi (nur:cahaya). Aspek yang
sama tampak juga dalam hal-hal lain seperti: suara hati,kata hati, suara batin.
Karena aspek adipersonal itu, orang beragama kerap kali mengatakan bahwa hati
nurani adalah suara Tuhan atau Tuhan berbicara melalui hati nurani.

Hati Nurani sebagai Norma Moral yang Subyektif

Ada dua macam rasio yaitu rasio teoretis dan rasio praktis. Rasio teoretis
memberi jawaban atas pertanyaan: apa yang dapat saya ketahui? Atau juga:
bagaimana pengetahuan saya dapat diperluas?. Rasio dalam arti ini merupakan
sumber pengetahuan, termasuk juga ilmu pengetahuan. Sedangkan rasio praktis
terarah pada tingkah laku kita. Rasio praktis member jawaban atas pertanyaan:
apa yang harus saya lakukan? Dengan rasio praktis memberi penyuluhan atas
perbuatan kita. Kalau rasio teoretis bersifat abstrak, maka rasio praktis bersifat
konkret.
Hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. Malah bisa
dikatakan, bila dipandang dari sudut subyek, hati nurani adalah norma terakhir
untuk perbuatan kita. Atau dirumuskan dengan sedikit lain: putusan hati nurani
adalah norma moral yang subyektif bagi tingkah laku kita. Namun demikian

belum tentu perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani adalah baik juga
secara objektif. Hati nurani bisa keliru.

Pembinaan Hati Nurani


Hati nurani bersifat subjektif, oleh karena itu hati nurani juga mudah

disalah gunakan. Namun seharusnya hati nurani bertugas untuk menerjemahkan


prinsip-prinsip dan norma-norma moral yang umum kedalam situasi konkret. Hati
nurani harus dididik, seperti juga akal budi manusia membutuhkan pendidikan.
Tempat yang serasi untuk pendidikan moral adalah keluarga, bukan sekolah.
Pendidikan hati nurani harus dijalankan sedemikian rupa sehingga anak
menyadari tanggung jawabnya sendiri. Pada mulanya anak kecil hanya bisa dilatih
untuk menyesuaikan diri secara lahiriah dengan kehendak para pendidiknya.
Dalam keadaan itu ketakutan akan hukuman menjadi motivasi utama untuk
mematuhi perintah orang tua.
Pendidikan selanjutnya harus menanam kepekaan batin terhadap yang
baik.. seperti tujuan akhir pendidikan sebagai keseluruhan adalah kemandirian
serta otonomi anak didik, demikian juga dibidang moral. Anak-anak harus belajar
menjalankan kewajiban mereka karena keyakinan, bukan karena paksaan dari luar.
Jadi, pendidikan hati nurani tidak membutuhkan sistem pendidikan formal, namun
lebih baik berlangsung dalam rangka pendidikan informa yaitu keluarga.

Anda mungkin juga menyukai