1
2
MEMBANGUN KEBIASAAN PROACTIVE
Saat anda membaca buku ini, cobalah memisahkan diri dari diri anda
sendiri. Coba bayangkan kesadaran anda naik ke sudut ruangan dan
menatap diri anda, pada benak anda, membacanya. Dapatkah anda
melihat diri anda hampir seolah-olah seperti anda orang lain?
Sekarang cobalah hal lain. Pikirkan suasana hati anda saat ini.
Dapatkah anda mengenalinya? Apa yang anda rasakan? Bagaimana
anda menjelaskan kondisi mental anda sekarang?
Kemampuan anda melakukan hal yang baru saja anda lakukan adalah
kemampuan manusia yang unik. Hewan tidak memiliki kemampuan ini.
Kita menyebutnya “kesadaran diri” atau kemampuan untuk memikirkan
proses pemikiran. Inilah sebabnya manusia memiliki kekuasaan atas
segala sesuatu di dunia dan dapat membuat kemajuan penting dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Kita bukan perasaan kita. Kita bukan suasana hati kita. Kita bahkan
bukan pemikiran kita. Fakta mendasar bahwa kita dapat memikirkan hal-
hal ini membedakan kita dari hal-hal tersebut dan dari dunia hewan.
Kesadaran diri memungkinkan kita memisahkan diri dan memeriksa cara
kita “melihat” diri kita sendiri – paradigma kita sendiri, paradigma paling
mendasar dari efektivitas. Hal ini tidak hanya mempengaruhi sikap dan
perilaku kita, tetapi juga cara kita melihat orang lain. Kesadaran diri
menjadi peta kita tentang sifat dasar manusia.
3
Faktanya, sebelum kita mempertimbangkan cara kita melihat diri kita
sendiri (dan cara kita melihat orang lain), kita tidak akan dapat
memahami cara orang lain melihat dan merasakan diri serta dunia
mereka. Tanpa sadar kita akan memproyeksikan maksud kita pada
perilaku mereka dan menyebut diri kita bertindak objektif.
Hal ini secara signifikan membatasi potensi pribadi kita dan kemampuan
kita untuk berhubungan dengan orang lain. Namun, karena kemampuan
manusia yang unik ini, yakni kesadaran diri, kita dapat memeriksa
paradigma kita untuk menentukan apakah paradigma ini didasari
kenyataan – atau berdasarkan prinsip – atau apakah paradigma ini
merupakan fungsi dari kondisi dan pengkondisian.
CERMIN SOSIAL
Bila satu-satunya visi yang kita miliki tentang diri kita datang dari cermin
sosial – dari paradigma sosial saat ini dan dari opini, persepsi, serta
paradigma orang di sekeliling kita – pandangan kita tentang diri kita
sendiri menyerupai pantulan di wahana rumah kaca pasar malam.
“Kamu tidak pernah tepat waktu.”
“Kenapa kamu tidak dapat merapihkan barang-barangmu?”
“Kamu pasti seniman!”
“kamu makan banyak sekali!”
“Sulit dipercaya kamu menang!”
“Ini mudah sekali. Kenapa kamu tidak paham?”
Berbagai visi ini tidak beraturan dan berlebihan. Visi-visi ini sering kali
berupa proyeksi daripada cerminan, yang memproyeksikan
kekhawatiran dan kelemahan karakter kita oleh orang yang memberikan
masukan, bukannya mencerminkan secara akurat siapa kita
sesungguhnya.
Sebenarnya ada tiga peta sosial – tiga teori determinisme yang diterima
secara luas, mandiri atau kombinasi keduanya, untuk menjelaskan sifat
manusia. Determinisme genetik pada dasarnya mengatakan ini terjadi
karena kakek nenek anda. Inilah sebabnya anda mempunyai perangai
pemarah. Kakek nenek anda juga mudah marah, dan perangai ini ada
4
dalam DNA anda. Perilaku ini diteruskan dari generasi ke generasi dan
anda mewarisinya. Sebagai tambahan, anda orang Irlandia, dan itulah
sifat orang Irlandia.
Determinisme fisik pada dasarnya hal ini terjadi karena orang tua anda.
Cara mereka membesarkan anda, pengalaman masa kanak-kanak anda
pada intinya menyusun kecenderungan pribadi anda dan struktur
karakter anda. Itulah sebabnya anda menjadi takut berada di depan
kelompok. Itu karena cara orangtua anda membesarkan anda. Anda
merasa sangat bersalah jika melakukan kesalahan karena jauh di dalam
hati anda “ingat” naskah emosional ketika anda dulu sangat rapuh,
lembut, dan bergantung. Anda “ingat” hukuman emosional, penolakan,
dibandingkan dengan orang lain ketika kinerja anda tidak sebaik yang
diharapkan.
Setiap peta ini didasarkan pada terori stimulus/respons yang sering kali
kita pikirkan sehubungan dengan eksperimen Pavlov terhadap anjing.
Gagasan dasarnya adalah kita dikondisikan untuk merespons dengan
cara atas stimulus tertentu.
5
6
Seberapa akurat dan fungsional peta deterministik ini menggambarkan
wilayah? Seberapa jelas cermin ini mencerminkan sifat manusia yang
sebenarnya? Apakah cerminan ini menjadi ramalan yang terwujud
sendiri? Apakah cerminan ini didasarkan pada prinsip yang dapat kita
validasi dalam diri kita sendiri?
7
akan mempengaruhinya. Antara peristiwa yang menimpanya, atau
stimulus, dan resposnya terhadap peristiwa ini terdapat kebebasan atau
kekuasaan untuk memilih respons tersebut.
8
Akan tetapi, karena anugerah unik manusia ini kita dapat menulis
program baru untuk diri kita sendiri yang sepenuhnya berbeda dari naluri
dan latihan kita. Itulah sebabnya kemampuan hewan relatif terbatas
sedangkan manusia tidak terbatas. Namun, jika kita hidup seperti
hewan, hanya berdasarkan naluri, pengkondisian, kondisi kita sendiri,
hanya mengikuti ingatan kolektif kita, kitapun juga akan menjadi
terbatas.
DEFINISI “PROAKTIF”
Dalam menemukan prinsip dasar sifat manusia, Frankl menggambarkan
peta diri yang akurat. Dari situ ia mulai mengembangkan kebiasaan
pertama yang paling mendasar dari manusia yang sangat efektif di
setiap lingkungan apapun, yaitu kebiasaan proaktif.
9
mereka, didasarkan pada nilai-nilai, bukan produk dari kondisi mereka,
yang berdasarkan perasaan.
10
11
Karena kita secara alamiah bersikap proaktif, jika kehidupan kita
merupakan fungsi dari pengkondisian dan kondisi, itu karena kita
berdasarkan keputusan sadar atau sesuai standar untuk memilih
memberdayakan fungsi-fungsi tersebut untuk mengendalikan diri kita.
Sewaktu kita membuat pilihan seperti itu kita menjadi reaktif. Orang
reaktif sering kali dipengaruhi oleh lingkungan fisik mereka. Jika cuaca
sedang bagus, mereka merasa senang. Namun, jika cuaca sedang
buruk, hal itu akan mempengaruhi sikap dan kinerja mereka. Orang
proaktif dapat mengatur cuaca mereka sendiri. Hujan atau terik tidak ada
pengaruhnya bagi mereka. Mereka digerakkan oleh nilai-nilai; dan
jika nilai-nilai mereka adalah harus menghasilkan pekerjaan yang
berkualitas bagus, hal itu bukanlah fungsi dari apakah cuacanya
mendukung atau tidak.
Orang proaktif masih dipengaruhi oleh stimulus luar, entah itu fisik,
sosial, atau psikologis. Namun, respons mereka terhadap stimulus
tersebut, baik sadar maupun tidak sadar, adalah pilihan atau respons
yang berdasarkan nilai-nilai.
12
adalah atas persetujuan kita, inilah yang menyakiti kita jauh lebih
besar daripada apa yang sebenarnya terjadi terhadap diri kita.
Saya tidak sabar menunggu waktu istirahat untuk mencari tahu apa
yang terjadi. Ketika waktu istirahat tiba, saya langsung mendatangi
perempuan ini dan bertanya apakah ia bersedia berbagi pengalaman.
“lalu, dengan lantang berdiri anda berkata tidak ada yang dapat
menyakiti saya tanpa persetujuan saya, dan bahwa saya memilih
kehidupan emosional saya sendiri untuk menjadi menderita – yah,
awalnya mustahil saya dapat menerimanya.
“Tetapi, saya terus-menerus memikirkannya. Saya benar-benar
instrospeksi diri saya dan mulai bertanya, ‘apakah aku mempunyai
kekuatan untuk memilih respons-ku?’
13
memilih untuk menjadi menderita, saya juga menyadari bahwa saya
dapat memilih untuk tidak menjadi menderita.
Bukan apa yang menimpa diri kita, tetapi respons kita terhadap apa
yang menimpa kitalah yang menyakiti kita. Tentu saja segala sesuatu
dapat menyakiti kita secara fisik atau ekonomi dan dapat menyebabkan
kesedihan. Namun, karakter kita, identitas dasar kita, tidak perlu terluka
sama sekali. Faktanya, sebagian besar pengalaman tersulit kita menjadi
pengalaman yang menempa karakter kita dan mengembangkan
kekuatan internal, kebebasan untuk mengatasi situasi sulit di masa
depan serta menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Frankl adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mampu
mengembangkan kebebasan pribadi dalam situasi sulit untuk
mengangkat dan menginspirasi orang lain. Catatan autobiografi para
tahanan perang Vietnam mengungkap kesaksian persuasif tambahan
tentang kekuatan transformasi dari kebebasan pribadi seperti itu dan
efek dari penggunaan yang bertanggung jawab atas kebebasan itu pada
budaya penjara dan pada para tahanan, baik saat itu maupun sekarang.
14
kata lain, yang terpenting adalah bagaimana kita me-respons apa yang
kita alami dalam kehidupan.
MENGAMBIL INISIATIF
Salah satu sifat dasar kita adalah bertindak sendiri, bukan
bertindak menunggu arahan. Selain memudahkan kita memilih
respons terhadap situasi tertentu, sifat ini juga memperkuat kita
untuk menciptakan situasi tertentu.
“ saya tidak tahu harus kemana jika saya berminat dan ingin mengikuti
tes bakat.”
“Bagaimana saya mempelajari industri dan masalah organisasi? Tidka
ada yang mau membantu saya.”
“Saya tidak punya bayangan bagaimana cara membuat presentasi yang
efektif.”
15
Banyak orang menunggu sesuatu terjadi atau seseorang
membantu mereka. Namun, orang yang pada akhirnya
mendapatkan pekerjaan yang bagus adalah tipe proaktif yang
menjadi solusi atas masalah, bukan menimbulkan masalah bagi diri
mereka sendiri; orang yang mengambil inisiatif untuk melakukan
apapun yang diperlukan, konsisten dengan prinsip yang tepat,
untuk menyelesaikan pekerjaan.
16
mempelajari enam kebiasaan lainnya dalam 7 habits, anda akan melihat
bahwa setiap kebiasaan sangat tergantung pada pengembangan otot-
otot proaktif anda. Masing-masing kebiasaan menuntut tanggung jawab
anda untuk bertindak. Jika anda menunggu untuk menjadi sasaran
tindakan, anda pun akan menjadi sasaran tindakan. Dan peluang-
peluang pertumbuhan dan konsekuensi ada pada kedua jalan tersebut.
Hal ini terjadi selama masa resesi berat. Dampak negatif pada industri
ini secara khusus bahkan lebih berat daripada kondisi perekonomian
secara umum. Orang-orang ini agak patah semangat saat kami memulai
pertemuan.
Pada hari pertama, pertanyaan diskusi kami adalah “Apa yang sedang
terjadi pada kita? Apa stimulusnya?” Banyak hal yang sedang terjadi.
Tekanan lingkungan yang kuat. Terjadi banyak pengangguran, dan
banyak dari orang-orang ini terpaksa memberhentikan teman-teman
mereka demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Di
akhir pertemuan, setiap peserta bahkan bertambah tidak semangat.
17
Pada akhir pertemuan pada hari ketiga, kami membuat kesimpulan hasil
konferensi dengan tiga bagian yang menjawab pertanyaan, “Bagaimana
bisnis dapat berjalan?”
Bagian pertama: apa yang sedang terjadi pada kita sekarang memang
tidak baik, dan tren menyiratkan kondisinya akan bertambah buruk
sebelum nantinya akan membaik.
Bagian kedua: akan tetapi,yang kita lakukan untuk masa depan sangat
baik, karena kita menjadi lebih baik dalam mengelola dan mengurangi
biaya serta menambah pangsa pasar.
Bagian ketiga: dengan demikian, bisnis kita lebih baik dari sebelumnya.
Sekarang apa yang akan dikatakan oleh orang yang berpikiran reaktif
terhadap hal tersebut? “Ayolah. Hadapi kenyataan. Anda hanya dapat
berfikir positif dan pendekatan psikologi diri sampai di sini saja. Cepat
atau lambat, anda harus menerima kenyataan.”
18
MENDENGARKAN BAHASA KITA
19
Sikap dan perilaku kita terpancar dari paradigma kita, jika kita
menggunakan kesadaran diri untuk memeriksa sikap dan perilaku
tersebut, kita kerap kali dapat melihat sifat dari peta mendasar kita.
Bahasa kita, misalnya, adalah indikator yang sangat nyata sejauh mana
kita menganggap diri kita sebagai orang proaktif.
20
“Kamu harus pergi, atau kamu memilih pergi?” tanya saya.
“Saya harus pergi,” serunya.
“Apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang?”
“Saya pasti dikeluarkan dari tim.”
“Apakah kamu menyukai konsekuensi itu?”
“Saya tidak mau menerima konsekuensi itu.”
“Dengan kata lain, kamu memilih pergi karena kamu ingin tetap ada di
tim. Apa yang akan terjadi kalau kamu melewatkan kelas saya?”
“Entahlah.”
“Pikir lagi. Coba kamu pikirkan apa konsekuensi yang wajar jika absen di
kelas?”
“Anda tidak akan mengeluarkan saya, kan?”
“Itu konsekuensi sosial. Jika kamu tidak ikut tim tenis, kamu tidak
bermain. Itu wajar. Namun, jika kamu absen di kelas, apa konsekuensi
wajarnya?”
“Saya pikir saya akan melewatkan mata pelajaran anda.”
“Benar. Jadi, kamu harus menimbang konsekuensi itu dengan
konsekuensi lainnya dan mengambil pilihan. Saya tahu kalau ada di
posisimu, saya akan memilih tim tenis. Namun, bukan berarti kamu
harus melakukannya.”
“Saya memilih pertandingan tenis,” jawabnya dengan suara lemah.
“Dan melewatkan kelas saya?” sahut saya dengan keterkejutan yang
pura-pura.
Yang menjadi masalah serius dengan Bahasa reaktif adalah hal ini
menjadi ramalan negative yang terbukti dengan sendirinya. Orang
dikuatkan oleh paradigma bahwa mereka sudah ditakdirkan begitu, dan
menghasilkan bukti untuk menunjang keyakinan ini. Mereka merasa
sangat dikorbankan dan berada di luar kendali, tidak memegang kendali
atas kehidupan atau takdir mereka. Mereka menyalahkan kekuatan luar
– orang lain, keadaan, bahkan bintang – atas situasi mereka sendiri.
21
“Benar,” ia kembali menegaskan. “Padahal kami punya tiga anak, dan
kami sangat peduli pada mereka. Apa saran anda?”
“Cintai dia,” sahut saya.
“Anda tidak mengerti. Perasaan cinta itu tidak ada lagi.”
“Kalau begitu cinta dia. Jika rasa itu tidak ada, itu alasan yang bagus
untuk mencintainya.”
“Tetapi bagaimana anda mencintai ketika anda tidak mencintai?”
“Sahabatku, mencintai adalah kata kerja. Cinta – perasaan – adalah
buah dari mencintai, kata kerja. Jadi, cintailah dia. Layani dia.
Berkorbanlah. Dengarkan dia. Berempati. Hargai. Tegaskan pada dia.
Apakah anda bersedia melakukannya?”
22
23
Saat kita melihat hal-hal yang ada di dalam lingkaran kepedulian
kita, terlihat jelas bahwa ada beberapa hal yang kita tidak dapat
kendalikan secara langsung, dan ada hal-hal lain yang
memungkinkan kita dapat kendalikan. Kita kemudian dapat
mengelompokkan bagian yang terakhir ini ke dalam Lingkaran Pengaruh
yang lebih kecil.
Dengan menentukan mana dari kedua lingkaran ini yang menjadi focus
sebagian besar waktu dan energi anda, kita dapat menemukan banyak
hal tentang tingkat proaktivitas kita.
24
25
Sifat alamiah energi mereka adalah positif, memperbesar dan
memperluas yang menyebabkan Lingkaran Pengaruh mereka
membesar.
26
27
Oleh karena posisi, kekayaan, peran, atau hubungan, ada sejumlah
keadaan menyebabkan Lingkaran Pengaruh seseorang lebih besar dari
Lingkaran Kepedulian-nya.
28
Masalah tanpa kontrol memerlukan pengambilan tanggung jawab untuk
mengubah hasil dengan berani – untuk tersenyum, untuk dengan hangat
dan tulus menerima masalah ini. Serta belajar menjalaninya, meskipun
kita tidak menyukainya. Dengan cara ini, kita tidak memberdayakan
masalah ini untuk mengendalikan kita. Kita berbagi dalam semangat
yang tertuang dalam doa perkumpulan mantan pecandu alcohol
Alcoholics Anonymous, “Tuhan, beri aku keberanian untuk mengubah
hal-hal yang dapat dan seharusnya diubah, kedamaian untuk menerima
hal-hal yang tidak dapat diubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui
perbedannya.”
29
Pada suatu hari saya berdiskusi dengan sang presiden direktur dalam
kapasitas saya sebagai penasihat. Ia berkata, “Stephen, saya tidak
percaya dengan apa yang dilakukan pria ini. Ia tidak hanya memberikan
informasi yang saya minta, tetapi menyediakan informasi tambahan
yang memang kami butuhkan. Ia bahkan memberikan analisisnya dari
segi kekhawatiran paling mendalam saya, juga daftar rekomendasinya.
Ini adalah merupakan sifat orang reaktif untuk membebaskan diri dari
tanggung jawab. Lebih aman untuk berkata, “Saya tidak bertanggung
jawab.” Jika saya berkata, “Saya bertanggung jawab,” saya mungkin
harus mengatakan, “Saya tidak bertanggung jawab.” Sangat sulit bagi
saya untuk mengatakan bahwa saya memiliki kekuatan untuk memilih
respons saya, dan bahwa respons yang saya pilih akan mengakibatkan
keterlibatan saya dalam lingkungan yang negative dan bersifat
persekongkolan. Terutama jika selama bertahun-tahun saya telah
melepaskan diri dari tanggung jawab atas nama kelemahan orang lain.
Jadi, para eksekutif ini berfokus mencari lebih banyak informasi, lebih
banyak amunisi, dan lebih banyak bukti tentang kenapa mereka tidak
bertanggung jawab.
Namun, pria ini juga bersikap proaktif terhadap mereka. Sedikit demi
sedikit Lingkaran Pengaruh-nya terhadap mereka juga bertambah.
Lingkaran ini terus meluas hingga pada akhirnya tidak seorang pun
melakukan langkah signifikan dalam organisasi tanpa keterlibatan dan
persetujuannya, termasuk sang presiden direktur. Akan tetapi, sang
presiden direktur tidak merasa terancam karena kekuatan pria ini
melengkapi kekuatannya dan mengimbangi kelemahannya. Alhasil, ia
mempunyai kekuatan dua orang, sebuah tim yang saling melengkapi.
30
Keberhasilan orang ini tidak bergantung pada keadannya. Banyak orang
berada dalam situasi serupa. Pilihan responsnya terhadap keadaan itu
dan fokusnya pada Lingkaran Pengaruh-nya yang menjadikannya
berbeda.
31
32
Setiap kali kita berpikir masalah ada “di luar sana,” pemikiran
itulah yang menjadi masalahnya. Kita memberdayakan apa yang
ada diluar sana untuk mengendalikan kita. Paradigma
perubahannya “dari luar-ke dalam” – yang ada di luar sana harus
berubah sebelum kita dapat berubah.
33
proaktif, kita dapat mengatur cuaca fisik atau sosial kita sendiri. Kita
dapat menjadi bahagia dan menerima hal-hal yang saat ini tidak dapat
kita kendalikan, sambil memfokuskan upaya pada apa yang dapat kita
lakukan.
34
Sebagai pemain gelandang di kampus, salah satu putra saya terbiasa
menjepret “wrist band” pada pergelangan tangannya sebagai semacam
tanda mental setiap kali ia atau pemain lain melakukan kesalahan
sehingga dengan demikian, kesalahan terakhir ini tidak akan
mempengaruhi penyelesaian dan pelaksanaan permainan berikutnya.
Bukan apa yang orang lain perbuat atau bahkan bukan pula kesalahan
kita sendiri yang paling melukai kita, tetapi respons kita terhadap hal-hal
itu. Mengejar ular berbisa yang menggigit kita hanya akan membuat
racun bergerak lebih cepat ke seluruh system tubuh kita. Akan jauh lebih
baik untuk mengambil tindakan darurat dengan segera mengeluarkan
bisanya.
35
dikembangkan, area yang harus diubah atau dihilangkan dari hidup
kita. Lalu, saat kita mengenali dan menggunakan imajinasi serta
kehendak bebas untuk bertindak berdasarkan kesadaran ini –
membuat janji, menetapkan tujuan, dan menepati janji dan tujuan
tadi – kita membangun kekuatan karakter, diri, yang memungkinkan
setiap perubahan positif dalam kehidupan kita.
Disinilah kita menemukan dua cara untuk menempatkan diri kita sebagai
pemegang kendali atas kehidupan kita dengan segera. Kita dapat
membuat janji – dan memenuhinya. Atau kita dapat menetapkan target
– dan berupaya mencapainya. Saat kita membuat dan memenuhi
komitmen, bahkan komitmen kecil, kita mulai membentuk integritas batin
yang memberi kita kesadaran berupa kontrol diri, keberanian, dan
kekuatan untuk menerima lebih banyak tanggung jawab atas kehidupan
kita. Dengan membuat dan memenuhi janji kepada diri sendiri serta
orang lain, sedikit demi sedikit, kehormatan kita menjadi lebih besar
daripada suasana hati kita.
Lihat kelemahan orang lain dengan kasih sayang, bukan tudingan. Ini
bukan tentang apa yang tidak atau seharusnya mereka lakukan. Ini
tentang respons yang anda pilih atas situasi itu dan apa yang anda
seharusnya lakukan. Jika anda mulai berpikir masalah ada “di luar
sana”, berhentilah. Pemikiran itulah masalahnya.
Orang yang melatih embrio kebebasan mereka hari demi hari, sedikit
demi sedikit, akan memperluas kebiasaan ini. Orang yang tidak
melakukannya akan mendapati bahwa kebebasan ini menjadi layu
sampai akhirnya secara harfiah “menjadi hidup belaka”. Mereka
bertindak berdasarkan naskah yang ditulis oleh orangtua, rekan kerja,
dan masyarakat.
37
38
39
40
41
Daftar Pustaka
42
43