IMELDA FRANSISKA BOUK ROSSYE ESTEFANIA SABA SANIA NAZARANI TON TRINITA MARYSTELLA SOLANGO YOSEPH ADRIAN SUTEJO Latar belakang kehidupan Angeline Angeline adalah anak dari kota Denpansar Bali yang mengalami kekerasan anak. Angeline yang masih berumur 8 tahun tinggal bersama Ibu angkatnya, karena sewaktu kecil hak asuhnya beralih kepada Ibu angkatnya dikarena Ibu kandung Angeline Hamidah tidak mampu melunasi biaya klinik. Akhirnya Ibu kandung bertemu dengan Ibu margriet lalu mengurus untuk mengadopsi angeline. Setelah dalam pengurusan adobsi tersebut bayi Angeline di bawa pulang ke rumah Ibu Margriet dan di beri nama Angeline. Dari setelah pulang sampai Angeline beranjak besar dan menginjak SD. Angeline merupakan anak yang sangat tertutup terhadap sifat dan sikapnya yang terjadi di rumahnya tersebut. Ia lebih sering menutup diri dan tak ingin bercerita dengan siapa pun. Namun guru sekolahnya berusaha untuk mendesak Angeline agar ia mau bercerita. Namun akhirnya Angeline membuka untuk mau bercerita terhadap guru sekolahnya, tentang mengapa ia sering datang terlambat ke sekolah. Setiap hari Angeline diberi tugas untuk mencuci baju milik orang satu rumahnya, mengepel lantai, membersihkan rumah, serta memberi makan binatang- binatang peliharaan ibu angkatnya berupa ayam, anjing, dan kucing. Padahal ia mempunyai pembantu sendiri untuk mengurusi semua. Tak hanya itu Angeline juga sering dapat perlakuan kasar bila ia lupa melakukannya, maka ia pasti mendapatkan perlakuan kasar dari ibu angkatnya. Sifat jahat tersebut memang sudah sering dilakukan oleh ibu Angeline. Ia melakukan Angeline bukan selayaknya Anaknya melainkan pembantunya. Bukan belas kasih yang di berikan oleh Ibu angkatnya melainkan kekerasan Latar belakang pembunuhan Pada saat dimana ayah angkat Angeline menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan warisan dan diserahkan kepada Angeline, Namun masih di pegang oleh notaris dari Ayah angkat Angeline. Sang ibu angkat mengetahui tersebut dan berniatan ingin mengambil alih warisan tersebut namun dalam pemirikan panjang dan waktu yang panjang akhirnya Ibu angkat Angeline menemukan cara agar warisanya jatuh ketanganya yaitu dengan cara kematian Angeline, karena akan membuat warisan dari ayah angkatnya jatuh ketangan Ibu angkat tersebut. Setelah kejadian tersebut akhirnya Ibu Angeline merencanakan untuk pembunuhan Angeline. Setelah kejadian pembunuhan tersebut, ibu angkat Angeline meringkas semuanya dengan baik dan tanpa diketahui oleh orang sekitar. Selang beberapa jam ibu angkat Angeline melaporkan kepada pihak berwajib dengan membuat laporan bahwa Angeline menghilang. Namun pihak kepolisian tidak dapat berbuat apa - apa karena memang laporan tersebut belum dalam waktu sehari arau 24jam. Proses pencarian pelaku
Selang beberapa bulan akhirnya Agus angkat bicara
dan memberikan tuduhan juga terhadap Margiret Ibu angkat Angeline berdasarkan 3 bukti yaitu pengakuan dari Agus, bukti - bukti dari rumah sakit, dan hasil olah TKP ( Tempat Kejadian Perkara). Maka kepolisian mencari info kepada orang sekitar dan guru sekolah Angeline. Maka kepolisian menggeledah semua rumah Angeline karena hasil dari orang sekitar bahwa cerita Angeline tentang kehidupan rumahnya menyebabkan polisi ingin menggeledah dalam rumah Angeline, dan didapati adanya gundukan tanah tepat dibawah kandang ayam tersebut. Tanpa pikir panjang lagi kepolisian menggeledah gundukan tersebut dan didapati di bawah tanah itu terdapat kain putih pembungkus, lalu dilakukanlah otopsi pada mayat Angeline karna sudah membusuk beberapa hari. Angeline diduga meninggal sejak tiga minggu lamanya, di tubuh jenazah ditemukan luka-luka kekerasan berupa memar pada wajah, leher, serta anggota gerak atas dan bawah. Di punggung kanan jenazah ditemukan luka sundutan rokok. Selain itu, ditemukan juga luka lilitan dari tali plastik sebanyak empat lilitan. Penyebab kematiannya dipastikan karena kekerasan benda tumpul pada wajah dan kepala yang mengakibatkan pendarahan pada otak. Proses penjatuhan hukuman
Selang waktu berlalu akhirnya membuka
kembali masalah kasus tersebut dan selesaikan bersama sidang dan kuasa hukum dari Margiret. Pada sidang hakim melemparkan beberapa pertanyaan yang di tolak mentah dengan jawaban dari Ibu angkat Angeline bahwa Ia menyayangi dan menghidupi Angeline dengan selayaknya anak yang ia sayangi. Dari beberapa bukti menetapkan bahwa Agus sebagai tangan kanan dari kasus ini. Agus bercerita bahwa ia diingin - ingini uang oleh Margiret untuk menyunyutkan rokok kepada tubuh Angeline dan membantu proses penguburan. Akhir dari sidang membuktikan bahwa Agus bukan tersangka melainkan Ibu Margiret yang merupakan ibu angkat Angeline. Lalu sidang di tutup dan Ibu Margiret di jatuhi hukuman penjara untuk beberapa tahunnya masih belum tahu karena masalah dari Ibu Margiret sangat banyak dan bertupuk – tumpuk. Lalu kasus Angeline ditutup dan keluarga dari Agus dan Ibu kandung Angeline merasa sangat amat berterima kasih, karena kasus tersebut tidak dipungut biaya apapun dari pihak Hotman Paris sendiri, dan ia ingin menyelesaikan kasus tersebut Hukum pidana yang diperoleh Majelis hakim menyatakan terdakwa terbukti melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan berencana dan Pasal 76 D dan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak Kesimpulan Kasus ini memang sedikit rumit karena pihak kepolisian menduga bahwa tersangka yang membunuh Angeline tidak hanya satu orang namun ada tersangka lainnya. Menurut pendapat kelompok kami yang terpenting adalah bagaimana pencegahan agar tidak ada lagi anak-anak yang bernasib seperti Angeline. Bagaimana dia mengalami penyiksaan dan penelantaran namun tidak ada satupun orang yang melaporkan kejadian tersebut, yang pada akhirnya akan berakhir tragis. Setelah kejadian baru mereka memberikan pengakuan bahwa telah terjadi penyiksaan dan penelantaran.