Anda di halaman 1dari 17

PKN

KASUS PELANGGARAN HAK


WARGA NEGARA

” PEMBUNUHAN ANGELINE
DI BALI “
KELOMPOK 5

AVRIL VIRGINIA SINLAELOE


IMELDA FRANSISKA BOUK
ROSSYE ESTEFANIA SABA
SANIA NAZARANI TON
TRINITA MARYSTELLA SOLANGO
YOSEPH ADRIAN SUTEJO
Latar belakang kehidupan
Angeline
Angeline adalah anak dari kota Denpansar Bali yang mengalami
kekerasan anak. Angeline yang masih berumur 8 tahun tinggal
bersama Ibu angkatnya, karena sewaktu kecil hak asuhnya beralih
kepada Ibu angkatnya dikarena Ibu kandung Angeline Hamidah
tidak mampu melunasi biaya klinik. Akhirnya Ibu kandung
bertemu dengan Ibu margriet lalu mengurus untuk mengadopsi
angeline.
Setelah dalam pengurusan adobsi tersebut bayi Angeline di bawa
pulang ke rumah Ibu Margriet dan di beri nama Angeline. Dari
setelah pulang sampai Angeline beranjak besar dan menginjak
SD. Angeline merupakan anak yang sangat tertutup terhadap
sifat dan sikapnya yang terjadi di rumahnya tersebut. Ia lebih
sering menutup diri dan tak ingin bercerita dengan siapa pun.
Namun guru sekolahnya berusaha untuk mendesak Angeline
agar ia mau bercerita. Namun akhirnya Angeline membuka
untuk mau bercerita terhadap guru sekolahnya, tentang mengapa
ia sering datang terlambat ke sekolah.
Setiap hari Angeline diberi tugas untuk mencuci baju
milik orang satu rumahnya, mengepel lantai,
membersihkan rumah, serta memberi makan binatang-
binatang peliharaan ibu angkatnya berupa ayam, anjing,
dan kucing. Padahal ia mempunyai pembantu sendiri
untuk mengurusi semua. Tak hanya itu Angeline juga
sering dapat perlakuan kasar bila ia lupa melakukannya,
maka ia pasti mendapatkan perlakuan kasar dari ibu
angkatnya.
Sifat jahat tersebut memang sudah sering dilakukan
oleh ibu Angeline. Ia melakukan Angeline bukan
selayaknya Anaknya melainkan pembantunya.
Bukan belas kasih yang di berikan oleh Ibu
angkatnya melainkan kekerasan
Latar belakang pembunuhan
Pada saat dimana ayah angkat Angeline menghembuskan nafas
terakhirnya dan meninggalkan warisan dan diserahkan kepada
Angeline, Namun masih di pegang oleh notaris dari Ayah
angkat Angeline. Sang ibu angkat mengetahui tersebut dan
berniatan ingin mengambil alih warisan tersebut namun dalam
pemirikan panjang dan waktu yang panjang akhirnya Ibu
angkat Angeline menemukan cara agar warisanya jatuh
ketanganya yaitu dengan cara kematian Angeline, karena akan
membuat warisan dari ayah angkatnya jatuh ketangan Ibu
angkat tersebut.
Setelah kejadian tersebut akhirnya Ibu Angeline merencanakan
untuk pembunuhan Angeline. Setelah kejadian pembunuhan
tersebut, ibu angkat Angeline meringkas semuanya dengan baik
dan tanpa diketahui oleh orang sekitar. Selang beberapa jam
ibu angkat Angeline melaporkan kepada pihak berwajib dengan
membuat laporan bahwa Angeline menghilang. Namun pihak
kepolisian tidak dapat berbuat apa - apa karena memang
laporan tersebut belum dalam waktu sehari arau 24jam.
Proses pencarian pelaku

Selang beberapa bulan akhirnya Agus angkat bicara


dan memberikan tuduhan juga terhadap Margiret Ibu
angkat Angeline berdasarkan 3 bukti yaitu pengakuan
dari Agus, bukti - bukti dari rumah sakit, dan hasil
olah TKP ( Tempat Kejadian Perkara).
Maka kepolisian mencari info kepada orang sekitar
dan guru sekolah Angeline. Maka kepolisian
menggeledah semua rumah Angeline karena hasil
dari orang sekitar bahwa cerita Angeline tentang
kehidupan rumahnya menyebabkan polisi ingin
menggeledah dalam rumah Angeline, dan didapati
adanya gundukan tanah tepat dibawah kandang
ayam tersebut.
Tanpa pikir panjang lagi kepolisian menggeledah gundukan
tersebut dan didapati di bawah tanah itu terdapat kain putih
pembungkus, lalu dilakukanlah otopsi pada mayat Angeline karna
sudah membusuk beberapa hari. Angeline diduga meninggal sejak
tiga minggu lamanya, di tubuh jenazah ditemukan luka-luka
kekerasan berupa memar pada wajah, leher, serta anggota gerak
atas dan bawah. Di punggung kanan jenazah ditemukan luka
sundutan rokok. Selain itu, ditemukan juga luka lilitan dari tali
plastik sebanyak empat lilitan. Penyebab kematiannya dipastikan
karena kekerasan benda tumpul pada wajah dan kepala yang
mengakibatkan pendarahan pada otak.
Proses penjatuhan hukuman

Selang waktu berlalu akhirnya membuka


kembali masalah kasus tersebut dan selesaikan
bersama sidang dan kuasa hukum dari
Margiret.
Pada sidang hakim melemparkan beberapa pertanyaan yang
di tolak mentah dengan jawaban dari Ibu angkat Angeline
bahwa Ia menyayangi dan menghidupi Angeline dengan
selayaknya anak yang ia sayangi. Dari beberapa bukti
menetapkan bahwa Agus sebagai tangan kanan dari kasus ini.
Agus bercerita bahwa ia diingin - ingini uang oleh Margiret
untuk menyunyutkan rokok kepada tubuh Angeline dan
membantu proses penguburan.
Akhir dari sidang membuktikan bahwa Agus bukan tersangka
melainkan Ibu Margiret yang merupakan ibu angkat Angeline.
Lalu sidang di tutup dan Ibu Margiret di jatuhi hukuman penjara
untuk beberapa tahunnya masih belum tahu karena masalah dari
Ibu Margiret sangat banyak dan bertupuk – tumpuk. Lalu kasus
Angeline ditutup dan keluarga dari Agus dan Ibu kandung
Angeline merasa sangat amat berterima kasih, karena kasus
tersebut tidak dipungut biaya apapun dari pihak Hotman Paris
sendiri, dan ia ingin menyelesaikan kasus tersebut
Hukum pidana yang diperoleh
Majelis hakim menyatakan terdakwa terbukti
melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana tentang pembunuhan berencana dan Pasal 76
D dan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang perlindungan anak
Kesimpulan
Kasus ini memang sedikit rumit karena pihak kepolisian menduga bahwa
tersangka yang membunuh Angeline tidak hanya satu orang namun ada
tersangka lainnya.
Menurut pendapat kelompok kami yang terpenting adalah bagaimana
pencegahan agar tidak ada lagi anak-anak yang bernasib seperti Angeline.
Bagaimana dia mengalami penyiksaan dan penelantaran namun tidak ada
satupun orang yang melaporkan kejadian tersebut, yang pada akhirnya akan
berakhir tragis. Setelah kejadian baru mereka memberikan pengakuan bahwa
telah terjadi penyiksaan dan penelantaran.

Anda mungkin juga menyukai