Anda di halaman 1dari 10

Kasus

Pelanggaran Hak
Persoalan hak dan kewajiban adalah salah satu prmasalahan sentral di dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak lain disebabkan karena negara pada dasarnya adalah persekutuan
hidup yang terdiri atas individu-individu atau manusia-manusia yang mempercayakan urusan publiknya
kepada negara, misalnya untuk urusan keamanan. Dari sinilah kemudian konsep hak dan kewajiban
warga negara tersebut muncul. Sebagai warga dari suatu negara maka seseorang memiliki hak untuk
mendapatkan ‘sesuatu’ dari negara yang dinaunginya. Perlindungan hukum, keamanan, kehidupan layak
adalah beberapa contoh kecil dari hak yang dapat diterima oleh warga negara melalui negara yang
dinaunginya.
Persoalan tentang hak asasi manusia adalah salah satu persoalan terbesar di dalam sejarah kehidupan

HAK
umat manusia. Sejarah mencatat telah banyak perjuangan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
pengakuan dan penghormatan tentang hak asasi manusia tersebut. Tidak mengherankan karenanya jika
persoalan tentang hak asasi ini selalu menjadi perbincangan banyak kalangan. Hal ini salah satunya
disebabkan karena penegakan HAM hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Sekalipun deklarasi universal tentang hak asasi manusia telah dilakukan sejak tahun 1948, nyatanya
penegakan HAM selalu menghadapi masalah. Inilah yang membuat persoalan HAM senantiasa menjadi
persoalan yang pelik bahkan hingga di era kontemporer saat ini.
Ada pendapat yang dapat disampaikan dalam pembahasan ini. Franklin D. Resovelt mengemukakan
bahwa sesungguhnya manusia memiliki empat kebebasan dasar atau yang disebut dengan The Four
Freedom. Empat kebebasan tersebut adalah kebebasan untuk memeluk agama; kebebasan berbicara;
kebebasan dari rasa takut; dan kebebasan untuk melakukan keinginan yang tidak meragukan orang lain
(Wahidin 2015: 128).
Rentetan kasus pembunuhan Angeline hingga vonis pengadilan hasan kurniawan senin, 29
Februari 2016 - 16:19 WIB rentetan kasus pembunuhan angeline hingga vonis pengadilan A
SALAH SATU A A JAKARTA - kasus pembunuhan engeline margriet megawe (angeline) di bali menyita

KASUS
perhatian masyarakat dalam dan luar negeri. Pembunuhan yang berlangsung sangat sadis ini,
akhirnya berakhir di pengadilan negeri (PN) denpasar. Untuk mengulang kembali jalannya

PELANGGARAN peristiwa sadis itu, berikut akan dipaparkan rentetan peristiwa hilangnya angeline sampai

HAK
ditemukan tewas di dekat kandang ayam rumah Margriet Christina Megawe (Margareta).

Semasa hidup Angeline merupakan putri dari pasangan Rosidik dan Hamidah. Dia diadopsi
oleh keluarga margareta sejak bayi. Orangtua Angeline menyerahkan anaknya kepada
margareta lantaran tidak memiliki uang untuk menebus biaya klinik. Saat Angeline lahir,
penghasilan Aosidik waktu itu hanya Rp30 ribu perhari. Warga Banyuwangi ini hanya
bekerja sebagai kuli. Sementara biaya bersalin hamidah saat itu mencapai Rp600 ribu. Ketika

Kasus dalam kondisi sulit itulah orangtua Angeline diperkenalkan oleh Margareta melalui tetangga
kosnya. Saat itu, margareta berjanji akan menjaga, serta merawat Angeline dengan baik dan
Pembunuhan Angeline mereka percaya. Setelah dipertemukan dengan Margareta di sebuah klinik di daerah Canggu,
Kuta, Badung, dia mengaku diajak ke notaris membuat perjanjian hitam di atas putih.
Rosidik lalu diberi uang Rp1,8 juta oleh Margareta.
Bersama Margareta Janji Margareta untuk merawat Angeline dengan baik ternyata diingkarinya.
Selama di rumah Margareta, Angeline diperlakukan seperti budak kecil. Dia harus memberi makan

SALAH SATU ratusan ayam ternak milik Margareta. Sebelum selesai memberi makan ayam, Angeline dilarang

KASUS
makan dan berangkat sekolah. Kegiatan ini dilakukan Angeline setiap hari sebelum berangkat
sekolah. Untuk itu, Angeline harus bangun sejak subuh. Bahkan, ketika makanan dan minuman
ayam kurang Angeline selalu diteriaki dan dimarahi oleh Margareta. Dengan nada menghina tanpa
PELANGGARAN belas kasihan, Margareta menyebut Angeline sebagai anak yang tidak tahu diri. Tidak jarang,

HAK
Angeline menjadi korban penganiayaan Margareta jika telat memberi makan ayam. Pernah suatu
ketika ada anak ayam Margareta yang hilang satu ekor dan tidak ketemu. Kesal anak ayamnya
hilang, Margareta lalu memukuli Angeline. Margareta juga kerap menjambak rambut Angeline
yang panjang. Tindakan kasar ini diterima Angeline hampir setiap hari. Wali Kelas II SDN 12
Sanur Putu Sri Wijayanti mengatakan, setiap hari Angeline terlihat kusut, pakaiannya kotor,
rambutnya berantakan dan bau kotoran ayam. Karena itu, sering kali dia yang mengkramasinya.
"Ya, saya pernah cuci rambutnya dia. Waktu itu anaknya kotor banget, mulai dari rambut, telingga,

Kasus dan lehernya itu berkerak semuanya," terang Sri, saat ditemui wartawan. Dia juga mengaku sering
melihat luka lebam pada tubuh Angeline. Pernah suatu hari, Margareta menemuinya dan
Pembunuhan Angeline mengatakan terim kasih telah memberikan perhatian kepada anaknya. Namun begitu, dia tidak
menanyakan sebabnya karena takut.
Angeline Hilang Sebelum ditemukan tewas dibunuh ibu angkatnya sendiri, Angeline (8)

Kasus
dikabarkan menghilang dari rumah, kawasan Denpasar, Bali. Kabar menghilangnya Angeline
mulai diberitakan, pada Sabtu 16 Mei 2015. Saat menghilang, bocah cilik berparas cantik ini
mengenakan daster panjang warna biru muda, sandal jepit warna kuning, rambut dikuncir dan
berbadan kurus. Angeline terakhir kelihatan saat tengah bermain di halaman depan rumahnya, di
Pembunuhan Angeline Jalan Sedap Malam. Pihak keluarga Margareta awalnya membangun opini Angelina hilang
dibawa lari orang yang tidak dikenal. Kabar menghilangnya Angeline juga sempat disebar ke
jejaring sosial Facebook. Namun saat wartawan mengonfirmasi hal ini kepada Kapolsek Denpasar
Selatan Kompol Nanang Prihasmoko, kabar hilangnya Angeline dibantah.

ANGELINE Ditemukan Tewas Setelah kabar hilangnya Angeline tersebar luas, perhatian masyarakat langsung
tertuju kepada pencarian bocah malang ini. Petugas kepolisian pun didesak untuk lebih keras
HILANG
mencari keberadaan Angeline. Upaya petugas akhirnya membuahkan hasil. Angeline ditemukan
& pada Rabu 10 Juni 2015. Saat ditemukan, Angeline sudah tidak bernyawa. Mayatnya ternyata
terkubur bersama boneka berbie di rumah Margareta, Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar.
DITEMUKAN Mayat Angeline ditemukan oleh Tim Gabungan Polda Bali yang terdiri dari Polsek Denpasar
TEWAS Timur dan Polresta Denpasar di belakang kandang ayam, tepatnya dekat pohon pisang yang di
depannya ada tumpukan sampah.
Kasus Pembunuhan sadis penemuan Angeline sempat menggemparkan warga
Bali. Bocah yang tadinya dikabarkan hilang dan diculik, ternyata tewas
dihabisi oleh Margareta, ibu angkatnya sendiri. Menurut polisi yang
Pembunuhan Angeline
mengangkat jenazah Angeline, pada lehernya ditemukan luka goresan-
goresan bekas jeratan. Diduga, Angeline dijerat dengan tali. Polisi juga
menemukan banyak luka memar di tubuh siswi kelas II SDN 12 Sanur
itu. Tidak hanya itu, kepala Angeline juga dibenturkan ke lantai dan
tembok. Benturan keras inilah yang diduga menyebabkan Angeline
PEMBUNUHAN meninggal dunia. Setelah tewas, mayat Angeline bahkan dilecehkan.
Ditemukannya mayat Angeline disusul dengan penetapan tersangka pembunuhan.

Kasus
Tersangka pertama yang ditetapkan polisi sebagai tersangka adalah pembantu rumah
tangga Margareta, Agus Tae Hamda May. Saat pembunuhan terjadi, Agus baru satu
minggu bekerja dengan Margareta. Penetapan tersangka ini baru diketahui pada Rabu
10 Juni 2015. Dalam prarekonstruksi kejadian, terungkap Agus membunuh Angeline.
Pembunuhan Angeline
Agus membunuh Angeline pada adegan ke-7 dengan cara membenturkan kepala
Angeline ke tembok dan lantai berkali-kali. Agus juga mencekik leher Angeline
dengan tangannya hingga tubuh bocah malang itu lemas. Saat Angeline tidak berdaya,
Agus sempat diminta untuk memperkosa Angeline. Namun Agus menolaknya. Setelah
Angeline tewas, dia langsung menguburnya bersama boneka berbie kesayangan
Angeline. Kepada polisi, Agus mengaku melakukan pembunuhan keji itu tidak
PELAKU sendiri. Dia disuruh majikannya, yakni Margereta. Keterangan Agus dijadikan dasar
PEMBUNUHAN untuk menjadikan Margareta sebagai tersangka kedua. Pada awalnya, Margareta
ditetapkan sebagai pelaku penganiayaan Angeline. Baru kemudian menjadi tersangka
pembunuhan Angeline. Dalam sidang, terungkap bahwa Margareta adalah pelaku
utama pembunuhan itu.
Kasus Sidang kasus pembunuhan Angeline berjalan sangat alot hingga berlangsung
empat bulan. Selain karena adanya dugaan praktik kecurangan pada majelis
hakim, juga adanya permainan di kepolisian. Sidang yang awalnya dipimpin
Pembunuhan Angeline Hakim Ketua I Gede Ketut Wanugraha, Made Sukreni, dan Ahmad Paten
Silly dipindakan ke Ambon. Penyebabnya karena sidang berlangsung
langsung lambat dan berlarut-larut. Pada pihak kepolisian, kecugiaan akan
adanya permainan terjadi saat video pemeriksaan Agus berhasil diperoleh
Tim Pengacara Margareta. Video itu merupakan dokumentasi Polri yang
VONIS sifatnya rahasia. Setelah melewati proses yang melelahkan, pengadilan
PENGADILAN akhirnya menjatuhkan vonis 10 tahun penjara terhadap Agus dan penjara
seumur hidup terhadap Margareta.
KELOMPOK 3
Marcell Theodorus Matulessy
Sherleene Madeline Riry
Title lorem
Veygil Yata Faot
Ipsum
Title lorem
Ipsum Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai