Anda di halaman 1dari 5

Satu per satu selimut gelap yang menutupi kasus pembunuhan Angeline mulai tersibak.

Diduga bocah manis berusia 8 tahun itu dihabisi karena motif harta warisan. Lalu bagaimana
cerita lengkap kasus pembunuhan tersebut?
Angeline dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 16 Mei dari rumah ibu angkatnya
Margriet Christina Megawe di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar. Namun pihak
keluarga tidak melaporkan hilangnya Angeline ke Polisi. Sehari setelahnya, Keluarga
Margriet justru membuat pengumuman dan fanpage di laman Facebook
Kasus ini pun segera meledak. Banyak media yang memberitakan hilangnya Angeline
secara misterius dari rumah ibu angkat. Simpati pada Angeline dan keluarga Margriet pun
deras mengalir dari warga dan netizen.

Namun seiring penyelidikan, banyak kejanggalan dalam kasus hilangnya Angeline. Polisi,
LSM bahkan dua menteri yang ingin mengetahui lebih jelas kasus malah diusir oleh Margriet.
Ibu angkat Angeline terkesan menutupi sesuatu dalam kasus hilangnya Angeline.
Rabu (10/6) polisi akhirnya menemukan lokasi penguburan Angeline. Bocah manis itu
ternyata di kubur di halaman belakang rumah Margriet. Angeline dikubur dalam lobang
sedalam 50 cm di dekat kandang ayam.

Polisi kemudian memeriksa 7 saksi penghuni rumah, termasuk Margriet, dua anaknya dan
pembantu rumah bernama Agustinus Tai Hamdamai (25). Setelah melewati pemeriksaan,
Polisi akhirnya menyatakan bahwa Agustinus jadi tersangka pembunuhan terhadap Angeline.
Sementara Margriet dan lainnya hingga hari ini masih jadi saksi kasus pembunuhan
Angeline.

Yang mengejutkan adalah pengakuan Agustinus. Tersangka mengaku bahwa motifnya


membunuh Angeline supaya upaya pencabulan dan pelecehan seksual yang dia lakukan
kepada bocah mungil itu tidak terbongkar.

Kepada penyidik, Agus mengaku membunuh Angeline setelah berusaha mencabulinya.


Bukan itu saja, Agustinus mengaku juga mencabuli Angeline usai membunuhnya. Setelah itu
Agus mengubur Angeline di halaman belakang rumah majikannya itu. Awalnya Agus
mengaku membunuh Angeline seorang diri tanpa sepengetahuan orang lain termasuk
Margriet.
Namun pengakuan Agus ini sering berubah-ubah. Bahkan saat dikunjungi anggota Komisi III
DPR, Akbar Faizal, Agus yang didampingi penyidiknya mengaku kalau dirinya dibayar
untuk membunuh Angeline oleh ibu angkatnya, Margriet.

"Dia mengaku kepada saya bahwa tersangka ini membunuh korban atas perintah ibu angkat
korban," kata Akbar usai bertemu dengan Agus, di Mapolresta Denpasar, Sabtu (13/06) lalu.

Bahkan dalam pengakuannya, Agus memang didatangkan khusus oleh Margriet untuk
menghilangkan Angeline. "Apa yang dilakukannya diakui oleh Agus atas suruhan Margriet,"
tutur Akbar mengutip pembicaraan Agus dari balik sel Polresta Denpasar.

Lanjut Akbar, Agus sendiri bahkan belum bisa mengakui Margriet adalah majikannya.
Karena dirinya memang datang disuruh oleh Margriet untuk melakukan pembunuhan
terhadap Angeline.
Agus bercerita uang Rp 2 miliar itu akan dibayarkan pada pertengahan Juni jika dia sukses
menghilangkan Angeline. "Agus ngakunya dibayar Rp 2 M untuk melenyapkan Angeline,"
papar Akbar.

Apakah duit sebanyak itu memang untuk membunuh, Akbar menyatakan, bahwa Agustinus
hanya disuruh menghilangkan Angeline bagaimanapun caranya. "Pengakuannya hanya
disuruh menghilangkan Angeline, itu saja," kata Politikus NasDem ini.

Bahkan saat pelaku digiring dari ruang tahanan menuju ke ruang penyidik, sempat dihadang
wartawan. Sebelum ditanya, Agustinus hanya berucap kalau dirinya hanya suruhan.

"Ya saya hanya disuruh," ucap Agustinus menoleh kepada sejumlah wartawan dengan tangan
di borgol di depan.

Pengakuan ini seolah tali-temali dengan motif pembunuhan yakni harta warisan. Margriet
diduga membunuh Angeline untuk menguasai harta warisan bocah manis itu.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar
menduga motif kasus kematian Angeline (8) disebabkan pembagian warisan yang tidak
merata dari suami Margriet yakni Douglas Scardordugh, warga negara Amerika Serikat.
Douglas sendiri meninggal tiga lalu dan telah membagi habis seluruh harta warisannya di
Indonesia.

Juru Bicara sekaligus Pendamping Hukum P2TP2A, Siti Sapurah mengatakan bahwa motif
pembunuhan Angeline itu jelas karena harta warisan. Berdasarkan akta warisan menyebutkan
bahwa Angeline akan mendapatkan warisan sekitar 40 persen. Namun karena Angeline
meninggal, maka warisan buat Angeline akan jatuh pada ibu asuhnya, Margriet. Sedangkan
Margriet sendiri mendapat jatah 20 persen.

Jika Angeline meninggal maka jatahnya diberkan kepada Margriet sehingga total Margriet
mendapat 60 persen. begitu juga sebaliknya. "Ketika ibu angkatnya itu meninggal maka 60
persen itu juga akan jatuh kepada Angeline," paparnya, Minggu (14/6).

Dia menjelaskan, sementara kedua anak kandung Margriet yaitu Ivon dan Christin tidak
mendapatkan warisan apapapun. "Tim kami sudah memegang wasiat warisan itu, waris itu,
dan di dalam akta warisan menyebutkan seperti itu," ujarnya.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar
menduga motif kasus kematian Angeline (8) disebabkan pembagian warisan yang tidak
merata dari suami Margriet yakni Douglas Scardordugh, warga negara Amerika Serikat.
Douglas sendiri meninggal tiga lalu dan telah membagi habis seluruh harta warisannya di
Indonesia.

Juru Bicara sekaligus Pendamping Hukum P2TP2A, Siti Sapurah mengatakan bahwa motif
pembunuhan Angeline itu jelas karena harta warisan. Berdasarkan akta warisan menyebutkan
bahwa Angeline akan mendapatkan warisan sekitar 40 persen. Namun karena Angeline
meninggal, maka warisan buat Angeline akan jatuh pada ibu asuhnya, Margriet. Sedangkan
Margriet sendiri mendapat jatah 20 persen.

Jika Angeline meninggal maka jatahnya diberikan kepada Margriet sehingga total Margriet
mendapat 60 persen. begitu juga sebaliknya. "Ketika ibu angkatnya itu meninggal maka 60
persen itu juga akan jatuh kepada Angeline," paparnya, Minggu (14/6).

Dia menjelaskan, sementara kedua anak kandung Margriet yaitu Ivon dan Christin tidak
mendapatkan warisan apapapun. "Tim kami sudah memegang wasiat warisan itu, waris itu,
dan di dalam akta warisan menyebutkan seperti itu," ujarnya.
Seperti diketahui bahwa Angeline menjadi anak angkat Margriet sejak umur tiga hari yang
diambil dari pasangan suami istri dari Banyuwangi Rosidik dan Hamidah pada tahun 2007
lalu.

Namun motif harta warisan itu kini masih didalami pihak kepolisian. Margriet sendiri sudah
ditetapkan sebagai tersangka penelantaran anak dan KDRT. Sedangkan dalam kasus
pembunuhan Angeline, Margriet masih berstatus saksi.

Sementara itu, kuasa hukum Agustinus, Haposan Sihombing membantah pernyataan Akbar
Faisal yang menyebut bahwa kliennya dibayar Rp 2 miliar oleh Margriet untuk menghabisi
nyawa Angeline. Haposan menegaskan jika keterangan Agus di hadapan anggota DPR RI
saat itu adalah bohong.

"Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dia bohong. Pengakuan tersangka kepada


anggota DPR RI itu bohong, dia bilang begitu karena benci dengan ibu angkat korban
Margriet Christina Megawe," jelas Haposan di Mapolda Bali, Senin (15/6).
Seperti diketahui bahwa Angeline menjadi anak angkat Margriet sejak umur tiga hari yang
diambil dari pasangan suami istri dari Banyuwangi Rosidik dan Hamidah pada tahun 2007
lalu.

Namun motif harta warisan itu kini masih didalami pihak kepolisian. Margriet sendiri sudah
ditetapkan sebagai tersangka penelantaran anak dan KDRT. Sedangkan dalam kasus
pembunuhan Angeline, Margriet masih berstatus saksi.

Sementara itu, kuasa hukum Agustinus, Haposan Sihombing membantah pernyataan Akbar
Faisal yang menyebut bahwa kliennya dibayar Rp 2 miliar oleh Margriet untuk menghabisi
nyawa Angeline. Haposan menegaskan jika keterangan Agus di hadapan anggota DPR RI
saat itu adalah bohong.

"Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dia bohong. Pengakuan tersangka kepada


anggota DPR RI itu bohong, dia bilang begitu karena benci dengan ibu angkat korban
Margriet Christina Megawe," jelas Haposan di Mapolda Bali, Senin (15/6).
Ali mengatakan, Ivon adalah anak kandung Margriet dari suaminya yang pertama bernama
Wenlis warga negara Amerika. Margriet dan Welis lalu bercerai. Margriet sempat menjanda
selama dua tahun dan kemudian menikah lagi pada tahun 1986 dengan .

Suami keduanya, bernama Douglas Scardordugh juga asal Amerika. Dari pernikahan dengan
Douglas, kata Ali Sadikin, melahirkan anak bernama Christina. "Jadi Angeline ini dalam
keterangan di BAP diangkat jadi anak tahun 2007 saat dirinya menikah dengan Douglas,"
ucap Sadikin.

Douglas dan Margriet menetap di Bali tepatnya di Jalan Sedap malam nomor 26 Denpasar,
pada tahun 2006. Sedangkan, pada saat itu, Ivone berada di Amerika.

"Saat ini ibu Margriet masih ditahan di Mapolda Bali. Besok akan dilanjutkan kembali ke
tahap bagaimana dirinya selama ini mengasuh dan mendidik Angeline. Saat ini masih datar-
datar aja," tutupnya.

Anda mungkin juga menyukai