Anda di halaman 1dari 2

Galuh Lintang Kencana - 6052001427 - Penalaran Hukum - A

Kasus Posisi Pidana

Suatu hari terdapat sebuah keluarga yang dikepalai oleh Pak Yosep. Pak Yosep memiliki 2 istri yang
bernama Tuti sebagai istri pertama dan Mimin sebagai istri kedua. Dari pernikahannya bersama Tuti,
ia dikarunia dua orang anak bernama Youris dan Amalia (Amel). Sedangkan, dari pernikahannya
yang kedua terdapat dua orang anak yang di bawa oleh istrinya dari pernikahan sebelumnya bernama
Arighi dan Abi. Oleh karena keadaan ini, Pak Yosep menginap secara berganti-gantian di antara
rumah Ibu Tuti dan Ibu Mimin secara berselang seling. Pak Yosep dan keluarga cukup terpandang di
wilayahnya (Subang) karena mereka memiliki sebuah yayasan yang dikelola bersama-sama oleh
keluarga tersebut namun belakangan ini kepemilikan yayasan sering menjadi sumber masalah
keluarga Pak Yosep. Pada tanggal 18 Agustus 2021 pukul 7:30 pagi Pak Yosep hendak pergi ke
rumah Ibu Tuti, selain memang hari tersebut adalah jadwal Pak Yosep untuk tinggal disana, dia
bermaksud mengambil peralatan golf di rumah Ibu Tuti. Rumah tersebut berada di Dusun Ciseuti,
Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat. Saat sampai di rumahnya, ia merasa
janggal karena seisi rumah terlihat berantakan dan terdapat percikan darah, sebab itu segera ia
menghubungi kepolisian. Sesampainya polisi di rumah Ibu Tuti, Polisi menemukan bahwa telah
terjadi pembunuhan antara Ibu Tuti dan Amel. Keduanya di temukan tidak bernyawa dan tidak
berbusana di bagasi mobil Alphard oleh polisi, Mobil Alphard tersebut adalah milik Ibu Tuti. Saat
mobil tersebut ditemukan, posisi roda terparkir tidak wajar karena berposisi miring di depan Garasi.
Saat jasad ditemukan, didapati luka di bagian kepala yang diduga akibat benda tumpul pada Tuti
kemudian adanya luka pada bagian mata pada Amel. Yosep mengabarkan kabar duka ini kepada istri
muda nya, dan meminta tolong padanya untuk mengabarkan kabar ini kepada Youris. Hal ini
dianggap janggal oleh Youris. Kasus ini diselesaikan secara alot oleh kepolisian karena alat bukti
yang ditemukan dianggap cukup bersih oleh pelaku sehingga belum dapat ditemukan pelakunya.
Namun, 5 tahun kemudian Danu yang merupakan keponakan Tuti dan sepupu Amel menyerahkan
diri ke kepolisian bahwa dia merupakan salah satu pelaku atas kasus pembunuhan tersebut didorong
oleh rasa bersalah yang selalu menghantuinya. Danu kemudian menjadi Justice Collaborator (JC).
Sebagai Justice Collborator ia mengungkapkan 5 orang lainnya untuk diselidiki dan patut untuk
dicurigai oleh kepolisian yaitu Yosep (suami Tuti), Mimin (istri kedua Yosep), Arighi Reksa Pratama
(anak dari Mimin), dan Abi (anak dari Mimin). Setelah diselidiki ternyata kasus pembunuhan ini
sudah direncakan dan Pak Yosep dan Ibu Mimin, dan kedunya adalah dalang utama kasus
pembunuhan inil. Sedangkan Danu dan yang lainnya hanya menjalankan perintah Pak Yosep.
Kasus Posisi Perdata
Ibu Siti Mauliah (37) melahirkan anak dengan operasi sesar di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada
18 Juli 2022, ia melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama MRG atau GL, hal ini
merupakan pertama kalinya Ibu Siti melahirkan di rumah sakit akibat pendarahan yang
dialaminya. Setelah melahirkan tepatnya keesokan harinya yaitu pada tanggal 19 Juli 2022 ia
sempat menyusui dan mengganti popok anaknya sebelum akhirnya di kembalikan ke ruang rawat
bayi. Pada tanggal 21 Juli 2022, Ibu Siti pulang dari rumah sakit, namun ia merasa ada
kejanggalan dari bayi yang digendongnya baik secara fisik hingga warna pakaian yang
dikenakan bayi tersebut, Ibu siti mempunyai firasat bahwa bayinya tertukar. Bapak Tabrani, yang
merupakan suami dari Ibu Siti mencoba menenangkan beliau dengan meyakini bahwa RS
Sentosa merupakan rumah sakit yang profesional dan tidak mungkin melakukan kesalahan
seperti itu. Empat hari kemudian, Siti harus mengembalikan gelang bayi yang terbawa dan
dimiliki orang rumah sakit, gelang tersebut tertulis atas nama pasien lain berinisial D (33). Pihak
rumah sakit memberikan pernyataan bahwa yang tertukar hanyalah gelangnya bukan bayinya.
Empat bulan kemudian Siti mendatangai rumah dimana ia menduga bayinya berada disana, yaitu
di Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Begitu melihat bayi tersebut, ia histeris dan
meyakinkan bahwa itu adalah anak kandungnya. Setelah keadaan yang beliku-liku, Ibu D dan
Ibu Siti melakukan tes DNA Pada Mei 2023. Hasil tes tersebut menunjukan bahwa bayi yang
selama ini dirawatnya ternyata benar bukanlah anak kandungnya. Pada 21 Agustus 2023,
dilakukan tes DNA kembali antara Ibu Siti, suaminya, dan bayi GL serta Ibu D, Suaminya, dan
bayi GB. Tanggal 24 Agustus 2023, Polres Bogor mengumumkan bahwa dua bayi GL dan GB
benar tertukar sejak tahun lalu di RS Sentosa Bogor.
Direktur RS Sentosa Bogor, drg Margaretha Kurnia, mengakui adanya kesalahan yang dilakukan
oleh perawat dalam penanganan bayi yang lahir. Ia menyatakan bahwa perawat tersebut
melakukan proses tahapan penanganan bayi secara tidak berhati-hati. Sebagai akibat dari
kejadian ini, Ibu Siti mengambil langkah hukum terhadap RS Sentosa atas kelalaiannya. Di sisi
lain, kedua keluarga bayi yang tertukar di Bogor memutuskan untuk menyelesaikan masalah
secara kekeluargaan. Melalui kuasa hukum Ibu Siti, M Rusdy Rusydiyana menyebutkan bahwa
RS Sentosa terancam denda hingga Rp 2 miliar. Tuntutan ini didasarkan pada Undang-Undang
Perlindungan Konsumen Pasal 8 dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 2
miliar.

Anda mungkin juga menyukai