Anda di halaman 1dari 3

Beda Nasib dengan Istri Sambo, 3 Ibu di Bali Ditahan Meski Punya Bayi

tim detikNews, tim detikBali - detikBali

Bali - Narapidana perempuan di Bali, yang merupakan seorang ibu dari bayi di bawah tiga tahun, harus
menjalani hukuman penjara sambil merawat anaknya. Hal ini berbanding terbalik dengan nasib istri Ferdy
Sambo, Putri Candrawathi. Tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir
J tersebut, tidak ditahan dengan alasan kemanusiaan memiliki anak kecil dan kondisi kesehatan tidak
stabil. Melalui pengacaranya, istri mantan Kadiv Propam tersebut mengajukan permohonan agar tidak
ditahan.

"Kami sudah mengajukan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan karena alasan-alasan sesuai
Pasal 31 ayat 1 KUHAP, itu kami boleh mengajukan permohonan," kata pengacara Putri Candrawathi,
Arman Hanis.

"Kami mengajukan karena alasan kemanusiaan. Ibu Putri masih mempunyai anak kecil dan Ibu Putri
masih dalam kondisi tidak stabil," sambungnya, di Gedung Bareskrim Polri, Rabu (31/8/2022).

Kondisi ini tentu timpang dengan nasib ibu-ibu lain yang tetap ditahan meski memiliki bayi, bahkan
mereka membawa anaknya ke tahanan. Seperti dialami tiga orang ibu di Bali ini, yang harus menjalani
hukuman sambil merawat anaknya di penjara.

Tiga ibu tersebut berstatus narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II-A Kerobokan. Mereka diketahui sudah hamil saat menjalani
penyidikan dan akhirnya melahirkan ketika berada di penjara.

"WBP ini memang sejak penyidikan sudah hamil, melahirkan pada saat dia dipidana di Lapas Perempuan.
Melahirkan tetap di rumah sakit, ditanggung keluarga. Apabila tidak punya keluarga, dicarikan pihak
ketiga bantu biaya persalinan," kata Plt LPP Kelas II-A Kerobokan Ni Luh Putu Andiyani kepada
detikBali.

Narapidana juga diberikan kesempatan melakukan perawatan saat tengah hamil. Perawatan dilakukan
oleh pihak keluarga jika masih mempunyai keluarga, namun jika tidak maka dibantu pihak lapas.
Dijelaskan Andiyani, dalam aturan terbaru disebutkan bahwa anak narapidana boleh dirawat di dalam
lapas sampai berusia tiga tahun. Karena aturan itu, para ibu bisa merawat anaknya sembari menjalani
pidana di penjara.

"Itu perbedaannya antara lapas laki-laki dengan perempuan, di situ adanya melahirkan, menyusui,"
ungkap perempuan yang menjabat Kepala Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Denpasar itu.

Kemudian, bila ibu si anak masih menjalani pidana saat anak sudah berusia tiga tahun, maka wajib
dikeluarkan dari dalam lapas, untuk dirawat keluarga atau pihak yang dipercayakan. Bila napi telah
selesai menjalani pidana sebelum anak tiga tahun, maka ikut keluar bersama ibunya.

Penahanan Istri Sambo Jadi Sorotan Pengacara keluarga Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak
menyoroti beda nasib Putri Candrawathi dengan wanita lain yang hamil dan memiliki bayi, tapi tetap
ditahan. Ia mengaku ada ketidakadilan jika istri Ferdy Sambo diperlakukan berbeda dengan alasan punya
anak kecil.

Anggota DPR dari fraksi Gerindra, Fadli Zon juga ikut mengomentari Polri yang hingga saat ini belum
menahan istri Ferdy Sambo, karena alasan masih memiliki anak kecil. Ia menyampaikan komentar lewat
akun Twitter @fadlizon.

Ia membandingkan itu dengan kasus Aktivis Merry, yang ditahan meski memiliki anak. "Ini diskriminasi
hukum. Aktivis Bu Mery punya anak kecil dan ibu yang sedang sakit dan harus dirawatnya. Beda dengan
Bu PC, Bu Mery ditahan,". Fadli Zon menyoroti alasan Aktivis Mery ditahan karena membawa anak kecil
saat demonstrasi. Padahal, menurut dia, hal tersebut sudah dibantah melalui testimoni.

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) juga menyoroti tidak ditahannya istri Ferdy
Sambo padahal sudah menjadi tersangka pembunuhan. Ketua Umum YLBHI Muhammad Isnur menilai
Polri perlu membuat kajian jelas tentang penahanan wanita, karena Putri Candrawathi tidak ditahan.

"Jadi ketidakadilan tampak sangat jelas ketika polisi tidak menahan Ibu PC, tetapi menahan banyak sekali
perempuan-perempuan, ibu-ibu lain di berbagai penjuru Indonesia,".

Menurutnya, perlu ada indikator jelas tentang penahanan seorang ibu yang berstatus tersangka, agar tidak
ada keputusan Polri yang dianggap berpihak. Dengan tidak ditahannya Putri Candrawathi sangat
menunjukkan adanya perbedaan.

"Jadi harus polisi punya indikator yang sama, tidak kemudian standar ganda, kalau masyarakat biasa dia
ditahan, tapi kalau ibu PC tidak ditahan dengan alasan kemanusiaan. Itu sangat menonjol perbedaannya,"
katanya.

PERTANYAAN TUGAS 3
1. Bagaimana tanggapan kalian mengenai kasus tersebut dan apa?
2. Apakah kasus tersebut melanggar unsur-unsur Indonesia sebagai negara hukum yang dikemukakan
oleh AV Dicey?
3. Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi:
a. Ibu Putri Candrawati (Tersangka pembunuhan berencana yang tidak ditahan karena memiliki
anak yang masih kecil)
b. Polisi (Penegak hukum di Indonesia)
c. 3 Ibu yang tetap ditahan meskipun memiliki anak yang masih kecil
4. Apa solusi yang dapat kalian berikan terhadap penyelesaian kasus tersebut?

Anda mungkin juga menyukai