Anda di halaman 1dari 9

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Anas Rizqi Bagoes


2. Azmi Fitria
3. Brilliant Christopher N
4. Hegar Dwi Yoga
5. Ikhtiara Adzana
6. Rista Pakpahan
WHO’S
ANGELINE

Angeline lahir pada


tanggal 19 Angeline anak
kedua dari ketiga
bersaudara yang kakaknya
bernama Inna dan Adiknya
Aisyah. Mei 2007 di sebuah
klinik di daerah Canggu.
Ibu kandung Angeline, Hamidah adalah wanita asli Banyuwangi yang merantau ke Bali dan bekerja
sebagai pembantu rumah tangga yang mana disitu ia bertemu dengan suaminya yang merupakan
buru bangunan dan meraka pun menikah namun akhirnya bercerai lalu Hamidah menikah dengan
pemuda Bali dan tidak lagi bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Disaat waktu persalinan Angeline orang tuanya tidak sanggup melunasi biaya persalinan dan saat itu Margriet
Cristina Megawe menawarkan untuk melunasi biaya tersebut sekaligus mengadopsi ananknya yang mana
biayanya sebesar Rp1.8 juta, tetapi proses adopsi Angeline tidak sesuai dengan prosedur hukum, karena mereka
hanya menbuat perjanjian di notaris yang tertulis dalam Akta Pengakuan Pengangkatan Anak Nomor 18
tertanggal 24 Mei 2007 di notaris Anne Wibowo.
Kasus yang menimpa Angeline pertama kali
mengemuka dengan beredarnya kabar tentang
hilangnya anak tersebut. Kabar tersebut tersebar
luas antara lain akibat dibuatnya sebuah laman
di jejaring sosial facebook berjudul "Find Angeline-
Bali's Missing Child". Laman tersebut dibuat oleh
salah satu kakak angkat Angeline yang sedang kuliah
di Amerika Serikat.

Pencarian Angeline terhenti setelah ia ditemukan dalam keadaan tewas terkubur di halaman belakang
rumahnya pada hari Rabu, 10 Juni 2015. Jasadnya dalam kondisi membusuk di bawah pohon pisang,
ditutup sampah, terkubur bersama bonekanya. Otopsi segera dilakukan di Instalasi. Dari hasil otopsi,
Angeline diketahui meninggal sejak tiga minggu sebelumnya. Di tubuh jenazah ditemukan luka-luka
kekerasan berupa memar pada wajah, leher, serta anggota gerak atas dan bawah. Di punggung kanan
jenazah ditemukan luka sundutan rokok. Selain itu, ditemukan juga luka lilitan dari tali plastik sebanyak
empat lilitan. Sebab kematiannya dipastikan karena kekerasan benda tumpul pada wajah dan kepala
yang mengakibatkan pendarahan pada otak.
Pada tanggal 14 Juni 2015, Kepolisian Daerah Bali menetapkan ibu angkat Angeline, Margriet
Megawe, sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelantaran anak dan menempatkannya di
tahanan Mapolda Bali.
Pada tanggal 28 Juni 2015, Margriet ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan
berdasarkan tiga alat bukti, yaitu pengakuan Agus, bukti-bukti kedokteran forensik RS
Sanglah, dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh tim forensik Polresta Denpasar,
Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polda Bali, dengan bantuan
Inafis Mabes Polri. Dari bukti-bukti tersebut Margriet diduga menjadi otak pembunuhan, dan
Agus hanya membantu menguburkan jasad Angeline.
Margriet yang merupakan ibu tiri sekaligus
tersangka divonis penjara seumur hidup
dengan dikenakan pasal berlapis:
1. Melanggar pasal 340 KUHP tentang
Pembunuhan berencana
2. Melanggar Pasal 76 I juncto pasal 88 UU
RI No 35 Tahun 2014 tentang
perlindungan anak
3. Melanggar Pasal 76b juncto Pasal 77B
UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. Keempat, Pasal 76a
huruf a juncto Pasal 77 UU RI Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Agus Tay Hamda divonis penjara
selama 10 tahun dengan
dikenakan pasal 340 KUHP
juncto Pasal 56 KUHP tentang
membantu pembunuhan
berencana dan pasal 181 KUHP
tentang ikut serta melakukan
penguburan jenazah korban.
Saran

Hukum di Indonesia harus lebih di tegakkan lagi agar


permasalahan kasus-kasus hukum pidana di indonesia bisa
diatur lebih baik lagi dan yang melanggar hukum harus
diberi hukuman yang setimpal sesuai dengan Undang-
undang yang telah di tetapkan.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai