Anda di halaman 1dari 269

1

11

I
DENGAR
KESAKSIAN
SOLO
2

Gilang Pengamen
Yang Dihilangkan

01 GILANG PENGAMEN [ Kesaksian Budiarti ] V

B
YANG DIHILANGKAN udiarti, biasa dipanggil Alfatah
lahir 26 Juli 1958. Saat ini ting-
gal di Bibis Kulon Surakarta.
Ia bekerja sebagai penjahit. Anaknya
5 orang, anak pertama Gilang yang
ditemukan meninggal dunia setelah
diculik dalam masa kerusuhan Mei ‘98
di Solo. Hingga sekarang Alfatah masih
mengalami trauma.

Alfatah memberi kesaksian tentang


kasus yang dialami Gilang dalam acara
Dengar Kesaksian di Solo, Jawa Tengah:

Anak saya yang hilang namanya Gilang,


nama aslinya Nugroho Iskandar, lahir 21
Februari 1977. Gilang itu drop out dari
sekolah SMA karena terbentur biaya,
sering keluar mengamen mencari nafkah,
karena ia pengen jadi anak pinter maka
sering bergaul dengan mahasiswa. Nggak
tahunya di dalam gerakan itu, Gilang
diculik tanggal 21 Mei 1998.
Aktifitas Gilang, kalau jenuh ngamen
3
kadang ya buruh bangunan, atau pekerjaan mau dikasih pekerjaan sesuai keahlian
lain, asal dapat uang. Dulu Gilang ikut Gilang. Temannya bilang pada lainnya
organisasi PRD (Partai Rakyat Demokrat), mudah-mudahan bukan Gilang ya bu,
terus DRMS (Dewan Reformasi Mahasiswa karena ada kabar tapi jangan sedih dulu.
Surakarta ) mahasiswa itu, solidaritas
gerakan mahasiswa, sebagai ketua SPI Ada informasi diketemukan di hutan sana
(Serikat Pengamen Indonesia) Surakarta. ada sosok seperti Gilang, saya kaget,
Kalau di rumah sering bantu ibu, karena Kemudian pada paginya ada wartawan
saya menjahit, Gilang itu memang punya yang datang dari Surabaya dan berbagai
semangat tinggi kepada keluarga, seh- pelosok sampai penuh, ada yang dari Bali
ingga salalu mendorong adiknya supaya dan luar Jawa.
bersekolah dan bisa berprestasi, jangan
seperti dia. Selain ada wartawan. Disitu juga ada
pengacara Pak Wahyu Teo. Beliau datang
Gilang sebagai tulang pungung keluarga, ke rumah mengajak Bapaknya ngecek
karena anak yang paling gede, Ia kalau ke Polres Magetan, ternyata betul yang
memberi pengarahan tidak hanya ngomong meninggal Gilang.
tapi juga melakukan untuk memberi
contoh. Kalau dirumah ia figur panutan Sudah dimakamkan, dikatakan kalau Gilang
bagi adik - adiknya dan hormat ke orang sudah meninggal 3 hari yang lalu, namun
tua. sebelum dimakamkan telah divisum.
Setelah Pak Wahyu Teo datang ke sana
Siang itu tanggal 20 Mei, Gilang pulang dan mengatakan ada keluarganya.Akhirnya
katanya dari Balaikota ingin tidur sebentar, jenasahnya Gilang boleh dibawa pulang.
minta dibangunkan jam 15.00. Katanya Akhirnya 1 minggu kemudian Gilang baru
mau pergi sama temen mau pergi ke bisa dibawa pulang, dibawa ke alun alun
Madiun. Biasanya kalau mau pergi selalu dan dimakamkan di Astana Purwolaya.
bilang tempatnya, sebab kalau terjadi
apa-apa ibu cepet tahu. Gilang bilang Ketika dibuka hanya mukanya saja,
pergi 2 hari karena ada yang mau ngajak mukanya tampak. Cuma dalam visum
kerja di Madiun. Ia diberi bekal 30 ribu dokter, ditemukan luka sobek di dada,
oleh temannya. Uang itu diberikan ke uluhati atau jantungnya dicongkel, dan luka
saya tapi saya tidak mau supaya untuk tembak di dada kiri sampai luka tembus,
bekal dia di Madiun yang di badannya ada luka tusukan dan
tembakan. Esok paginya banyak intel yang
Tanggal 21 Mei pagi Jam 09.00 ada anak datang ke rumah tapi mereka menyamar
kampus cari Gilang menanyakan Gilang. dan menanyakan masalah atau aktivitas
Sore jam 16.00 datang lagi tapi Gilang Gilang. Setelah itu banyak yang datang
belum datang. Disitu dia tanya kok belum menanyakan Gilang, sampai hampir
pulang? Kayak kaget. Saya tidak habis tiga tahun.
pikir kok anak itu kaget.
Saya bilang kalau Gilang ke Madiun karena Sebenarnya saya tidak tahu apa penyebabnya
4
Gilang itu diculik, disiksa sampai dibunuh
seperti itu, apa kesalahan anak saya,
apa yang dilakukan anak saya tidak
tahu. Karena yang saya tahu anak itu
sehabis ngamen, pulang tidur, memang
sering ada teman yang datang ngobrol
ngobrol, dan nggak ada obrolan soal
politik atau apa. Kata anak mahasiswa,
Gilang itu bergabung dengan mahasiwa
karena kepengen jadi mahasiswa. Saya
juga tidak tahu gerakan apa dan yang
dilakukan diluar rumah.

Sebagai orang tua saya tidak terima,


Saya selama ini memang sudah mencari
keadilan dengan bergabung bersama
teman teman, saya ikut organisasi
di Jakarta, yaitu IKOHI dan KontraS. “Kalau pemerintah tidak
Pernah kita juga melakukan, lobi ke bisa menjalankan keadilan,
DPR, Kejaksaan dan Menkopolhukam
dan ke Istana. ya harusnya diganti saja.
Diganti saja dengan korban
Namanya kehilangan anak, itu harta
saya yang tak ternilai.Dampaknya saya pelanggaran HAM.”
sampai sekarang jadi trauma, kalau anak
saya pergi dan belum pulang maka saya
jadi bingung.

Harapan saya kalau pemerintah melindungi


rakyat dan menegakkan hukum yang adil
dan benar serta menegakkan Pancasila.
Jangan cuma orang berduit saja yang bisa
dilindungi, hukum itu tidak berlaku bagi
yang punya duit, berlaku bagi yang tidak
punya duit juga. Saya memang akan
terus bergabung dengan teman-teman
bahwa kita harus ikut memperjuangkan
keadilan. Karena jika tidak berjuang
maka bisa terulang kembali.
5

[ Kesaksian Sugeng Yulianto ]

S
ugeng Yulianto biasa dipanggil Yuli,
lahir tanggal 14 Juli 1957. Pada tahun
1989, Yuli ditangkap dengan tuduhan
TALANGSARI OH, terlibat dalam kasus Talangsari. Selama

02 TALANGSARI,
AKU DIBUI
dalam proses pemeriksaan Yuli mengalami
penyiksaan. Ia kemudian divonis huku-
man penjara seumur hidup dan setelah
mendapat remisi, dia dibebaskan pada
tahun 1999.Yuli dan keluarganya sampai
sekarang menderita trauma.

Saya tidak mengetahui tentang Peristiwa


Talangsari, karena pada saat terjadi saya baru
tinggal satu setengah bulan di Talangsari.
Saya tidak paham kronologisnya. Yang
saya tahu ada penangkapan Mujahidin
yang dipimpin Warsidi. Kemudian ada
penyerbuan ke pondok pada 7 Februari
1989. Ketika Peristiwa terjadi, saya sedang
dalam perjalanan dari Solo ke Talangsari,
setelah 2 hari dari kampung halaman.

Menurut cerita teman satu sel, pada saat


kejadian penyerbuan oleh tentara katanya
anak-anak yang meninggal 201 orang, yang
ditahan banyak, bukan hanya Mujahidin
Talangsari, tapi juga ada pembantu rumah
tangga dari Palembang, karena tidak bawa
KTP ikut ditahan.
6
Beberapa hari kemudian dilepas, karena Sampai pada hari ini masih sakit urat,
tidak terdapat bukti. Masyarakat umum seringkali kambuh dan sering kesemutan,
yang ditahan dan diajukan ke pengadilan bahkan sampai sekarang masih terapi.
kira-kira ada 15 orang. Beberapa rumah
panggung dibakar, anehnya, perempuan, Di dalam penjara Kodim dan Korem, semua
anak kecil di bakar di rumah panggung, petugas ikut melakukan penyiksaan.
banyak mayat yang luka bakar, gosong. Selanjutnya menjalani proses persidangan,
Waktu itu saya ada dilingkup pondok saya ditahan di LP Rajabasa, Tanjung
Mujahidin berada di komunitas itu. Karang Lampung dan selama itu saya
tak mengalami kekerasan.
Setelah peristiwa, kami cari mobil mau
menyelamatkan ibu-ibu dan anak-anak Dari persidangan yang melelahkan, saya
tapi tidak sesuai rencana. Upaya tidak divonis dengan hukuman seumur hidup.
berhasil, lalu kami masuk hutan. Saya Saya ditanya apa menerima hukuman
ditangkap oleh warga yang berseberangan itu, maka saya menjawabnya, terima
dengan Ponpes (pondok pesantren). kasih atas putusan majelis hakim, kalu
Di sana ada warga yang mendukung dilihat kejam, tapi ingat “becik ketampik
pesantren dan ada yang tidak. Jumlah ala ketampa”. Selama proses sidang
yang ditangkap ada ratusan, bukan hanya itu, penasehat hukum tidak membela.
pengikut Warsidi tapi juga orang yang
tidak punya KTP. Setelah 10 hari dari hari putusan sidang
hukuman itu, katua majelis meninggal,
Setelah diseleksi akhirnya yang ditahan waktu itu saya di dalam LP Rajabasa,
15 orang. Ketika saya sedang menjalani diambil oleh petugas, ditanyai apakah
hukuman, dalam benak saya berpikir, menguna-guna hakim, dan menuduh
saya kan hanya tinggal di komunitas itu, banyak teman yang masih berkeliaran di
dan tidak tahu apa-apa kok hukuman luar. Ketika saya menjawab tidak tahu,
sama dengan yang terlibat disitu. Saya maka saya terus disetrum, dipecut.
dipenjarakan di Korem Garuda Hitam. Barangkali hakim mengalami serangan
jantung. Saya berada di dalam tidak
Saya mengalami kekerasan selama 4 menggerakan siapapun. Saya dizalimi
bulan saya disiksa terus, gigi rontok, tidak berdosa dan bersalah, Tuhan itu
sehingga sekarang saya ompong. Kaki tidak tidur. Ya itu tadi “becik ketampik
ditindih kaki kursi. Kuku dicabut dan ala ketampa”.
dilepas semua. Saya ditendangi, sehari 4x,
pada tengah malampun saya dibangunkan
dan dipukuli. Apa yang saya alami ini
juga dialami kawan-kawan semua. Saya
disetrum 65 kali, akhirnya akibat strum
itu saya jadi lumpuh.
7
Kemudian saya dipindah ke penjara di
Nusa Kambangan, masuk ke LP Besi,
Kemudian dipindah ke LP Batu alasannya
apa saya juga tidak tahu. Selama di Nusa
Kambangan saya tidak pernah mengalami
kekerasan, dan tinggal di dalam barak
bersama dengan napi kriminal. Saya
mencoba mengisi hari dengan baik, setiap
“Tentang harapan saya,
pagi saya bekerja mencabuti rumput, bahwa rasa dendam itu
sehingga lapangan menjadi bersih. Di
sana saya bisa bertani dan beternak. tidak ada sebagaimana
sesuai ajaran Islam, Saya
Atas ketekunan saya mendapat penghar-
gaan karena ide-ide yang positif. Kepala minta hak-hak saya di
lapas sangat senang. Maka ketika saya
mendapatkan kebebasan pada tahun 19
Masyarakat dipulihkan, Saya
Januari 1999, saya bisa memiliki vespa berharap kasus Talangsari
milik kalapas. Kalau ditanya tentang
kerugian saya, ya sangat besar. diselesaikan dan haknya
dikembalikan, supaya
Waktu itu Komnas HAM bertanya : saya
jawab harta yang dijarah oleh tentara, tidak terulang kembali
uang tunai 2. 450.000 dan perhiasan isteri,
semua total ada 65 juta rupiah. Kira-kira
perbuatan keji di masa yang
sekarang sekitar Rp.400 juta. Kebebasan akan datang. Di Solo ada 11
saya dirampas. Waktu itu saya di rumah
ditembaki dituduh berontak. Sekarang orang korban Talangsari.
sudah terbukti kami jadi korban pelang- Yang ditahan 11 orang,
garan HAM. Bukan pemberontak. Saya
direkomendasi mendapat 1,1 M. diantaranya Nurdiansyah,

Keluarga saya masih trauma, karena pada


Sodikin, Sofyan, Fahrudin,
waktu itu isteri dan anak 3 orang juga Ponidi, isteri saya dan anak
ditahan 4 bulan 15 hari. Saat ditahan anak
tertua berusia 6 tahun, kedua 3 tahun dan saya 3 orang.”
yang bungsu baru lahir, sehingga sedang
menyusui. Akibatnya isteri trauma dan
selalu ketakutan.
“Kalau membicarakan tentang peristiwa
Talangsari di rumah, maka dia tidak
senang, bahkan bisa diusir. Isteri juga
tidak mau menemui tamu-tamu
8

[ Kesaksian Magdalena Kastinah ]

M
agdalena Kastinah biasa dipanggil
Ibu Kastinah lahir di Purwokerto,
DARI SOBSI
Jawa Tengah pada 14 April 1948.
03 DIBUANG
KE PLANTUNGAN
Pada tahun 1964, Kastinah bekerja sebagai
buruh pabrik di Jakarta dan kemudan
diangkat sebagai ketua serikat buruh.
Pada 20 Oktober 1965, saat berusia 17
tahun, Kastinah ditangkap polisi dengan
tuduhan anggota Gerwani, bebas pada
tahun 1979. Sekarang Kastinah hidup
miskin seperti mantan Tapol 1965
lainnya, ia mengharapkan rehabilitasi
nama baik dari pemerintah, dipenjara
tanpa proses hukum.

Pada tahun 1959 aku menamatkan


Sekolah Rakyat, kemudian melanjutkan
pendidikan di SKP Mardikenya, ini adalah
masa-masa yang menyenangkan dalam
hidup aku.

Orang tuaku bukanlah orang kaya, maka


biaya sekolah menjadi persoalan bagi
kami. Menjelang kelas II, aku mulai
bekerja ikut orang, diawali dari Cilacap
terus ke Surabaya, dan ke Jakarta.
Selama 3 tahun bekerja sebagai pem-
9
bantu rumah tangga. Ibu sakit-sakitan Aku mengakui bahwa aku menjadi ketua
sehingga aku keluar dan merawat ibu, serikat buruh dan memperjuangkan
sambil berjualan rujak. Kemudian aku ke nasib kaum buruh. Aku pernah mem-
Jakarta ikut bulik, kerja di Pabrik Kaos di impin buruh untuk melakukan tuntutan
daerah Duren Tiga Pasar Minggu, Setelah kepada perusahaan, dan perusahaan pun
cukup lama aku bekerja, teman-teman mengabulkan tuntutan kami.
mengajak mendirikan sebuah organisasi
serikat buruh. untuk memperbaiki nasib Setelah 2 minggu aku di pindah ke Semarang
buruh. Serikat Buruh tekstil ini menjadi di sebuah kantor polisi. Disitu aku ditahan
bagian dari SOBSI, sebuah organisasi dengan para napi pidana, 1 kamar ada 5
yang dilegalkan oleh Presiden Soekarno. orang. Pas datang pertama kali aku sakit,
Semua buruh di pabrik menjadi anggota dibawa ke RS Polisi, setelah diperiksa ada
SOBSI. 2 orang polisi datang melakukan pelecehan
seksual, memegang (menusuk) kemaluanku,
Aku mulai aktif memperjuangkan nasib meski tidak lama dia mempermainkan,
kawan-kawan. Aku menemui direktur untuk aku merasa sakit hati. Setiap malam
memberitahu tentang berdirinya Serikat ada kontrolan polisi ke kamar, sambil
Buruh. Karena minimnya gaji, kami men- berteriak, “mana Gerwani?” serunya amat
gajukan beberapa tuntutan yaitu, kenaikan keras. Namun aku diam saja. Satu hari
gaji, hadiah lebaran, cuti haid, beras tiap datang polisi mau membebaskan aku,
bulan 10 kg, poliklinik untuk kesehatan. asal mau dikawinkan dengan anaknya.
Karena tuntutan ini tak dipenuhi, maka Aku tidak mau, karena takut.
serikat buruh mengadakan mogok kerja
selama 1 jam. Akhirnya setelah negosiasi Aku dipindah ke Tahanan Perempuan
tuntutan ini dikabulkan perusahaan. Kabar Bulu Semarang, aku melihat ada 50 orang
ini sangat menggembirakan bagi kaum tahanan yang sepertiku. Kami tinggal
buruh. Pada bulan September 1965, aku dalam barak untuk 50 orang. Pada tahun
mesti pulang ke Purwokerto. Karena 1966, Aku dibawa ke Penjara Bukit Duri,
nenek akan dioperasi. Namun sesampai Aku diperiksa oleh Papilaya, Sambil
di sana nenekku telah meninggal dunia. memeriksa Papilaya menusuk-nusuk
dadaku dengan besi, Kami mendapat
Pada waktu itu usiaku 17 tahun. Tanggal makanan beras yang dicampur dengan
20 Oktober 1965, aku ditangkap polisi pasir, dan pecahan gelas, dengan sayur
di rumah dan dibawa ke kantor Polisi di bayam dan kangkung dengan air yang
Purwokerto. Sejak hari itu tak pernah melimpah. Suatu hari aku mengeluh
pulang lagi. Mendengar penangkapan kenapa makan bayem dan kangkung,
ini keluargaku tak bisa berbuat apa-apa keluhan ini didengar komandan kami
selain menangis. Sepanjang waktu aku semua dihukum untuk mencabuti rumput.
ditanya dan disuruh mengaku berada
di Lubang Buaya dan dituduh sebagai Pada suatu malam, kami dibawa dengan
Gerwani. Aku tidak mau mengaku karena menggunakan truk, ke Plantungan. Ini
memang aku tak pernah berada di sana. kami syukuri karena, berharap disana
10
kami bisa lebih bebas dan Aku men-
dapat tempat tidur dekat WC bersama
dengan 5 orang. Disitu dijaga komandan
bernama Prayoga, ada CPM, kalau ke
pasar dikawal.

Aku bertugas mencuci pakaian tentara


bersama dengan Mbak Sarbinatun. Kalau
malam sang komandan mengetuk pintu,
aku takut sekali, aku kunci semua pintu
dan berharap Tuhan yang menjaga.
Ketika dibawa ke mess bawah, aku
lihat Aminah bertugas mencuci, Aminah
hamil dan punya anak hingga 2 kali ia
melahirkan dan anak siapa kita semua
ngga tahu. Setelah ada pemeriksaan di
Jakarta, dia mengaku dengan komandan,
namun komandan tidak mau mengakui.

Aku dikeluarkan tahun 1979, dibawa


ke Yogya. Sempat bekerja di Jogja lalu
pulang ke rumah Bapak tiriku Pak
Siman. Disana aku bekerja di toko roti “Mendengar penangkapan ini
Run. Tidak lama di Purwokerto, 6 bulan
keluargaku tak bisa berbuat
kemudian aku bertemu dengan suami
Drs. Sunardi. Kami pergi ke Semarang apa-apa selain menangis.”
kami tinggal disana, ternak ayam, “Kami mohon dengan sangat,
suami memberi les akuntansi dan aku
agar pemerintah memperbaiki
bekerja di tempat Bu Busono sebagai
pembantu. Namun terus berhenti jadi nasib kita dan supaya sejarah
pembantu, di sana kami ternak dan
itu bisa diketahui orang
membuat peyek. Suamiku itu juga dari
Pulau Buru keluar tahun 1978 Golongan banyak.”
A. Begitu kami tidak bisa ngontrak lagi,
kami pulang ke Solo. Kami berjualan
lotek, awalnya laris, lama-lama tidak
laku sehingga modal habis. Suamiku
meninggal tanggal 19 September 2012.
Sampai saat ini belum bisa bekerja lagi,
karena masih ingat suami terus.
11

[Kesaksian Djasmono Wongso Prawiro]

D
jasmono Wongso Prawiro biasa
dipanggil Djasmono lahir 9 Desember
SIKSA, KERJA PAKSA,
1938 di Desa Sumur Gung Kecamatan

04 PULAU BURU, DAN


ISTERI DIKAWIN ORANG,
TETAP BERJUANG
Palan, Kabupaten Tuban. Tahun 1965,
ia menjadi guru dan masuk organisasi
PGRI (non) Vak Sentral 1959-1965. Ketika
meletus Tragedi 1965, Djasmono ikut
ditangkap pada 11 November 1965. Ia
ditahan tanpa proses hukum selama 13
tahun di Gresik dan Pulau Buru. Saat ini
tinggal di Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Pada tanggal 11 November 1965 jam 9


pagi saya ditangkap secara semena-mena
oleh polisi Suwono, Kasat, dan Rustamaji.
Rustamaji memukuli saya pakai kursi
sampai kursi remuk, setelah itu kaki kursi
dipakai memukul kepala saya, dipukul
ada 2 luka yang masih membekas.

Saya diperiksa selama 1 minggu. Setelah


tahun 1968 awal saya dipindah ke kantor
SKI. Setiap hari saya dipukuli, sedangkan
makanan disuplai oleh keluarga. Pada bulan
Juni- Juli 1968, saya dikerjakan paksa di
Waduk Padasan Kecamatan Kereb Tuban
(Jawa Tengah), setelah itu dikembalikan
12
lagi ke penjara. Pada Febuari 1970, Saya bangun mencabuti rumput dengan
dipindahkan ke Gudang Semen Gresik tangan telanjang. Di sana ada jenis
selama 4 bulan 10 hari, dipindah lagi rumput kerisan, bentuknya segitiga
ke penjara di Kodim Pobleng Surabaya tajam, kena tangan seperti silet. Banyak
selama 10 hari. Setelah itu dibawa kawan-kawan yang tangannya sobek.
langsung ke Nusa Kambangan. Naik Kemudian datang alat pertanian pacul,
kereta dari Stasiun Semut Surabaya. Di arit, gergaji belah, dan gergaji potong.
penjara Karang tengah Nusakambangan
selama 40 hari, lalu dibawa ke Dermaga Gergaji kayu di lembah, dipotong, lalu
Sodong, waktu itu 25 September 1970. Di dijual komandan. Kita mulai membuka
situ ada singkong mentah, lapar dicabut hutan. Kekerasan setiap hari, tapol
dan dimakan. yang tak tahu petugas lewat dan tidak
hormat, maka akan disiksa. Hukuman
Di atas kapal Tongkala diisi 850 orang, perorangan dan massal tetap diterapkan.
Saya mulai sakit, tujuh hari tujuh malam
Saya sakit, Saya tidak makan dan tidak Tentara dari Ambon itu kejamnya luar
diurus, Saya berpikir Saya akan mati, biasa, namanya Nyonye. Di unit 7 mencari
Saya sakit disentri, berak darah 33 kali sumber air yang direncanakan untuk
semalam. Setelah 7 hari sampai di Teluk sawah. Tahun 1971 mulai membangun
Namlea, ada perintah semua turun. bendungan, ada kekerasan, Hukuman
jalan jongkok keliling lapangan, kalau
Tidak tahu ada mukjizat apa, Saya tidak kuat ditendang, ada yang sampai
bangkit langsung turun membawa pingsan. Mencetak sawah sampai tahun
barang bawaan. Setelah diperintahkan 1974. Orang – orang tapol bisa makan
ke Barak Transito, jaraknya 3 km, kita produksi sendiri. Pada masa konsolidasi
berjalan kaki selama 1,5 jam. Sejenak makan hanya 200 gram, setelah bisa
berhenti saya langsung pingsan, sadar menanam sawah bisa menikmati beras
sudah jam 5 sore. sendiri pada tahun 1974, untuk unit 7 bisa
punya sawah 100 H. Disana komandan
Ada kawan yang diperintahkan mendaftar barak, kalau mau pergi/ pindah minta
orang yang sakit, ada mantri yang baik sangu, berupa beras, kayu gergajian.
mengobati. Mulai 2 Oktober (1970), Kita disana tidak memiliki uang, kalau
menginjak kaki di Pulau Buru, Namlea. kita butuh rokok, sembako dan sabun
harus barter.
Di Dermaga Air Mendidih ada gudang-
gudang untuk menyimpan barang disana,
sehingga kalau mengambil makan tinggal Setelah tahun 1975, kita tetap memper-
konvoi. Pulang dari gudang kami jalan siapkan sawah. Datang Unit SST, diberi
kaki menuju unit-unit masing-masing, 14 hektar di unit 7, mereka orang tua
Jarak sekitar 28 km lewat jalan setapak dan invalid. Sampai akhir tahun 1978,
di tengah hutan, berjalan 2 malam. ada istilah M3, menanam, merawat,
Pagi hari dikentongi supaya cepat dan mencuri. Pada 26 November 1978
13

saya dipanggil, akan dibebaskan ke pulau Setelah menikah dengan Ngatilah, karena
Jawa. Naik kapal-kapal kecil menuju di desa masih banyak yang menunjukan
Teluk Namlea, naik Kapal Gunung Jati, kebencian pada saya, terus pindah ke
kapal mewah, naik menuju pulau Jawa. Surakarta.
Isteri saya suruh jualan daun pisang,
Diserahterimakan di Gelora Surabaya. Saya ganti bakul ayam. Setelah ketemu te-
melihat orang tangis-tangisan bertemu man dari Pulau Buru dari Unit 17 dia
keluarga. Orang ketemu kangen-kangenan, jadi pemborong, saya dijadikan mandor
saya heran kok tidak ada jemputan keluarga. untuk menunggui proyek-proyek.

Saya bertanya pada teman BTI, “kok bisa Sejak itu isteri membuka warung kelon-
begitu?” dia bilang, “waktu kamu tinggal tong, saya kerja di bangunan, dapat
isterimu sudah dikawin oleh Dono Dullah menyekolahkan anak. Anak perempuan
yang menangkap kamu. dari isteri yang sekarang manut sehingga
bisa sekolah. Anak lelaki saya agak nakal
Sekarang punya anak 2 orang.”Kemudian tetapi tidak selesai sekolah.
saya tinggal di rumah bude karena ibu sudah
meninggal, di daerah Sumur Gung Palang. Tahun 2004, saya menjadi pimpinan
Akhirnya beberapa waktu saya ditawari partai Syarikat Indonesia, Tahun 2005
menikah dan budhe akan mencarikan saya ketemu dengan Pak Winarso yang
jodoh. Setelah pulang dinikahkan dengan waktu itu menjadi karyawan di Yaphi. Pak
isteri saya bernama Ngatilah. Winarso menyarankan untuk membuat
organisasi bernama SekBer.
Kerugian saya setelah Tragedi 1965. Saya Sekarang posisi saya di SekBer’65 menjadi
tidak bisa bekerja kembali, anak saya Wakil Koordinator Umum Sekber ’65
tidak bisa melanjutkan sekolah. Keluarga, tingkat pusat.
Paklik dan kakak 3 orang dibunuh, kondisi
keluarga berantakan, menjadi keluarga
yang memprihatinkan. Isteri diambil orang.
14

[ Kesaksian Sanusi ]

S
anusi lahir pada 15 Oktober 1941 di
BERSAMA SEKBER 65 Kartopuran, Surakarta. Dia pegawai
negeri sipil di AURI Surakarta.
05 MEMULIHKAN MARTABAT
KEMANUSIAAN
Ikut dalam organisasi Serikat Buruh
Keamanan dan Pertahanan (SBKP), sesuai
dengan perintah komandan Pangkalan
Panasan. Pada tahun 1970 dia ditahan dan
mengalami berbagai macam penyiksaan,
di berbagai tempat penahanan termasuk
Pulau Nusa Kambangan. Saat ini ia
bergabung dengan SEKBER 65 sebagai
Sekretaris Umum.

Pada Agustus tahun 1970, Sanusi


diinterogasi Pol. AURI Surakarta Ia
dipaksa mengaku sebagai anggota
PKI, karena menolak maka ia disiksa
dengan berbagai macam cara, dipukul,
dan disetrum oleh anggota AURI. Dia
juga dituduh sebagai anggota Pemuda
Rakyat, tetapi ditolaknya.

Kemudian dia dipindahkan ke penjara


di Jl. Slamat Riyadi Solo, disuruh ker-
japaksa (1972-1974). Dia tidak boleh
ditengok keluarga, kecuali sesudah
bekas pemeriksaannya selesai.
15
Selama di dalam taahanan di kota Solo Hal penting adalah kedatangan ILC,
dia sempat diperbantukan sebagai Tukang sebulan sebelumnya diberi beras putih,
ccc Ketik di tempatnya ditahan, di Pol AU, gula pasir, susu kaleng. Biasa tidur di
membantu beberapa pekerjaan anggota atas tikar, diberi selembar kasur tipis,
DPRD Solo. Kemudian dia dipindahkan ke kira-kira berjalan sebulan ada Santiaji,
Nusakambangan. Sanusi menceritakan diberi pesan kalau PMI datang, katakan
pengalamannya di Nusa Kambangan jatah makan cukup, tidur baik.
sebagai berikut:
Sebulan kemudian datang tiga PMI langsung
Kebetulan saya ditempatkan di LP Limus ke perkebunan tidak mau dikawal ketemu
Buntu, jaraknya dari pelabuhan dua dengan tapol wawancara sendiri, sesuai
km, cukup dekat. Sore hari orang-orang dengan pesan bintel maka, makan dan
dimasukkan dalam kamp, ditempatkan tidur cukup. Tidak berani jujur, karena
dalam lima barak. Mendapat jatah makan rasa trauma dan takut pada pembina.
nasi putih, dan ikan asin. Di sini makan Ketika pamitan PMI minta pesan apa
agak baik, tiap pagi mesti apel, menyanyi yang hendak disampaikan. Ada tapol
dan membaca Pancasila. Dibuat grup yang nyeletuk minta bantuan pengobatan.
-grup yaitu : penggergajian, kelapa, dan Permulaan tahun 1977 semua tapol didata
pertanian. dan diperiksa kesehatannya.

Saya di Limus Buntu selama dua tahun. Tapol punya perkiraan kalau setelah
Kemudian saya dipindah ke kamp Karang- pemeriksaan akan ada pemindahan.
anyar yang letaknya jauh sekali, tidur di Nyatanya benar, setelah enam bulan akhir
selembar tikar dan bekerja sesuai dengan 1977 sekitar bulan September – November
grupnya. Saya bekerja di bagian dapur ada pemberangkatan ke Pulau Buru
bersama pekerja lain yang memasak. dengan Kapal LST (kapal barang), yang
diberangkatkan yang tua.
Lauk pauk disediakan sendiri, yang
disediakan ikan asin, kedelai hitam kita Sembilan bulan setelah di Pulau Buru
buat tempe, gula aren, kalau ada minyak sudah ada pembebasan umum, berapa
ya untuk goreng. Di dapur ada 4 orang, ribu saya tidak tahu, Karena Pulau Buru
yang dimasak pagi 30 kg, siang 30 kg sudah makmur, seperti refresing saja.
untuk makan dua kali. Untuk tambahan
makan kita cari sendiri. Kalau musim Pada 6 Juli 1978 telah terjadi pembebasan.
hujan tanam Padi Gogo, cari sayur dll. Seperti semula dibawa ke pelabuhan,
diberangkatkan pakai truk ada 6 yang ke
Kamar ada 11 kamar, masing-masing Solo, menginap semalam, dan dibawa ke
25 orang jadi masak hampir untuk 300 Kodim, keluarga sudah menunggu. Dengan
orang, makan minim memang tidak berbinar-binar ada isteri, anak, ibu.
kelaparan, karena kebutuhan lain kita
sediakan sendiri.
16
Dipesan bahwa pembebasan bukan
karena siapa-siapa, tetapi kebaikan
pemerintah. Di rumah keluarga lain
sudah menunggu, rasanya hati senang,
kerena tidak ada yang antipati, ada
pemuda-pemuda yang datang.

Keesokannya saya melapor ke RT, lurah,


polsek. Saya seminggu tiga kali absen
di Koramil. Setelah pembebasan saya
tetap melapor ke Kakansospol Solo, “Setelah ketemu teman - teman
setiap bulan dapat undangan ditanya
diajak kumpul, terus ketemu
bagaimana tanggapan anak, isteri. Kadang
pemanggilan itu mengganggu aktivitas Yaphi mengadvokasi korban,
kerja, saya protes, panggilan jangan
bagaimana harus melangkah.
mendadak.
Yaphi memberi pengertian dan
Panggilan yang terakhir, disuruh tanda pengarahan. Terakhir saya
tangan, diberi amplop, katanya uang
untuk naik becak, tapi amplop tidak saya bergabung dengan Sekber’65.
terima saya kembalikan. Kata teman Lewat kongres I, Saya diangkat
saya amplop berisi Rp 5000.
sebagai sekretaris umum 2.
Waktu saya bebas, KTP saya 2 kali Sekber’65 menjadi anggota
diberi tanda ET (ex tapol). Dan ditahun
2002, yang seharusnya saya mendapat KKPK.”
KTP seumur hidup tapi belum dapat.
Baru tahun 2010 baru mendapat KTP
Seumur hidup.
17

[ Kesaksian Sudiharjo ]

S
udiharjo biasa dipanggil Sudi, lahir
di Solo pada 16 Juni 1937. Sejak
SISA HIDUPKU MASIH
tahan 1962, ia bekerja sebagai PNS

06 BERGUNA UNTUK
ORANG LAIN
di AURI di Panasan, Surakarta. Terlibat
aktif dalam Organisasi Pemuda Rakyat
(PR) Surakarta. Ia juga menjadi anggota
Serikat Buruh KP (SBKP) di tempatnya
bekerja. Pada 23 Oktober 1965, ia ditangkap
oleh Pol AURI.

Mengalami penyiksaan selama berbulan-


bulan di halaman Balaikota Surakarta..
Setelah bebas masih menjalani wajib lapor
ke lurah, camat, polisi dan kepolisian.
tidak dikutsertakan dalam Pemilu, dipecat
dari pekerjaan di AURI dan anak-anaknya
tidak bisa memiliki akte kelahiran. Saat ini
tinggal di Jagalan RT 01 RW XII Kelurahan
Jagalan, Jebres Surakarta Jawa Tengah.

Saya bersekolah di SD Kanisius keluar tahun


1952, terus ke SMP keluar 1955, Waktu itu
saya masuk Organisasi Pemuda Rakyat,
aktif di organisasi melayani masyarakat.
Setiap ada aksi saya terlibat aktif : membuat
spanduk, dll. Tahun 1962, saya bekerja di
AURI di Panasan sebagai pegawai tetap,
18
di seksi kesehatan. Pada waktu itu ada truk, siang hari pulang masuk penjara.
kegiatan sukarelawan melawan Malaysia, Isteri saya sumber kehidupan saya
kegiatan seperti militer. selama di penjara, waktu ditangkap saya
punya dua anak. Selama dikaryakan di
Saya ikut Serikat Buruh Keamanan dan dapur saya dapat memberi makanan
Pertahanan (SBKP) setiap bulan dipotong lebih banyak.
gaji untuk organisasi tersebut.
Saya mendapat kebebasan belanja
Saya ditangkap bersama rombongan ke Pasar Legi, tidak dikawal, hanya
pada 23 Oktober 1965. saya dihajar di ditemani oleh Pak Waluyo tahanan dari
lapangan di Balaikota oleh orang AURI. Karanganyar.
Saya dijemur di lapangan, setiap orang
yang lewat pasti memukul, menendang Saya bebas pada tahun 1972, setelah bebas
saya. Wajah saya biru bengkak dan biru harus lapor ke Kelurahan, Kecamatan,
lebam. Kodim dan Kepolisian. Ada yang aneh
dalam surat pembebasan, karena dalam
Pada malam hari, rombongan dipindah surat pembebasan tertulis pembebasan
ke penjara, keadaaan badan saya sakit tahun 1971. Saya masuk dan keluar
semua, tangan luka. Saya adalah orang tahanan lewat pintu penjara. Setelah
pertama masuk penjara di Solo. Teman- keluar dari penjara, saya sebenarnya
teman baru keesokan harinya. takut untuk keluar.

Saya tinggal di Kamar nomor 11 kapasitas Namun didorong untuk keluar. Masyarakat
untuk 40 orang, tapi saat itu kamar diisi cukup menerima saya karena perjuangan
dengan 60 orang. Beberapa bulan saya saya waktu itu. Hanya anak-anak muda
dipindah ke kamar 12 terus kamar 13, yang nggak paham perjuangan masa lalu.
kegiatan di Karantina membaca koran,
waktu itu umur saya 37 tahun. Saya tetap melayani masyarakat. Tenaga
saya masih dibutuhkan. Saya pernah jadi
Sebelum di karantina saya dipanggil ketua RT pada tahun 1999-2001, saya
Denpom, dalam pemeriksaan tidak ditunjuk pak Lurah, karena tidak ada
ada lain pertanyaan kecuali tentang yang mau, kepercayaan menjadi lurah
Pemuda Rakyat dan tentang Soekarno. untuk menyelesaikan konflik.
Saya bilang saya pendukung Soekarno.

Pada siang hari saya berjalan dipindah


dalam penjara (bebas dari karantina)
saya dipekerjaan memperbaiki tanggul
di Gading dan Pasar Kliwon.

Selama menjalani kerja bakti membuat


tanggul, perlakuan ya biasa, Pagi naik
19

Tahun 2004 -2007 dipercaya menjadi


pengurus LPMK (Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan). Kepercayaan
ini semakin memperkuat keyakinanku, “Harapan saya, ada
bahwa sisa hidupku masih berguna untuk
orang lain, dan harus bersemangat untuk
pemulihan nama baik,
memperjuangkan nasib. seperti warga negara
Sekarang saya masuk berorganisasi yang lain. Ada kejelasan
dengan Sekber’65, kebetulan ditunjuk tentang sejarah. Semua
sebagai sekeretaris Solo. Terus ada
kawan yang mengajak jualan pakaian, keluarga mendukung
sejak tahun 1983 berjualan pakaian di
emper-emper toko.
saya berorganisasi, anak
saya 7 orang, semua juga
Saya juga tidak disertakan dalam Pemilu.
Saya dipecat dengan tidak terhormat dari mendukung.”
AURI. Surat itu diberikan saat saya sedang
di penjara. Semua anak saya tidak ada
yang memiliki Akta Kelahiran.
20

K
oalisi Keadilan dan Pengungkapan
Kebenaran baru mulai dan sedang
melakukan pengumpulan fakta
kesaksian pelanggaran HAM di lapangan.
Acara ini merupakan langkah awal dari
kegiatan tersebut oleh karena itu kami
belum dapat memberikan kesimpulan.

Sekalipun demikian hal ini tidak menghambat


REFLEKSI MAJELIS kami untuk memberikan pandangan kami
WARGA atas peristiwa ini,Tragedi 65,Talangsari
Dengar kesaksian di Solo dan 98 adalah tragedi yang menimpa kita
sebagai warga negara suatu bangsa,
penderitaan, rasa sakit, kesusahan kita
rasakan bersama.

Tetapi ketegaran, kekuatan, dan kesaksian


yang di ungkapkan oleh ibu Budiarti, ibu
Kastinah, bapak Djasmono, bapak Sanusi,
bapak Sudiharjo patut menggetarkan
hati kita semua, semua ini membuat kita
merenung, tercenung bagaimana hal
ini terjadi, bagaimana hal ini mungkin
kita atasi.

Memang tidak ada sejarah bangsa-


bangsa di dunia ini yang tanpa tragedi,
siapa yang benar siapa yang salah, siapa
yang menang, siapa yang kalah selalu
jadi perdebatan.
21

Namun adalah hak warga negara untuk Maka Kami majelis warga
mempertanyakan kebenaran moral dari merekomendasikan :
tragedi sejarah, karena pada dasarnya Agar ada suatu pengakuan pelanggaran
yang jadi korban kita semua. Yang terjadi HAM khususnya menyangkut pada kasus
fungsi kelembagaan runtuh, rasa percaya yang di bahas pagi ini, dalam hal ini di
antara warga sipil dengan warga sipil, butuhkan suatu tindakan bukan saja dari
antara pemerintah dengan warga sipil aspek yang berbentuk legal hukum sejalan
menjadi patah. dengan itu dituntut adanya upaya bersama
pemulihan rehabilitasi kejiwaan bagi
Kita tahu berbagai bentuk pelanggaran korban dan keluarga korban di lapangan
HAM telah terjadi, antara tahun 1965 agar dapat menatap masa depan sebagai
hingga sekarang kita pun tahu berbagai bangsa sehingga kehidupan kebangsaan
upaya penegakan hukum telah dilakukan akan pulih. Memang kebenaran adalah
meski fakta tidak pernah tertuntaskan masa depan.
dengan baik dan jelas.
Majelis Warga :
Dalam hal ini kita perlu merestorasi 1. Mohammad Zaelani Tammaka
kehidupan bersama, Upaya tersebut 2. Imam Aziz
selalu menghadapi kendala karena tidak 3. Abdullah Faishol
di dasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan 4. Vera kartika Giantari
yang merupakan kebutuhan hakiki setiap 5. Nani Nurrachman
warga negara, ini dimungkinkan jika kita
berpikir dengan bening.
22

II
DENGAR
KESAKSIAN
PALU
23
24

[Kesaksian Asman Yodjodolo]

A
sman Yodjodolo, lahir pada
12 Oktober 1943 di Tompe Sulawesi
Tengah. Ia ditangkap tahun 1966,
DIKULIKONTRAKAN
01 OLEH TENTARA
enam bulan sesudah pecah G30S 1965
di Jakarta. Pada waktu itu ia menjadi
Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia
(IPPI) Sulawesi Tengah selain menjadi
guru di salah satu SMP. Selama di dalam
tahanan ia banyak mendapat siksaan
dan mengikuti kerja paksa di beberapa
tempat di Palu, Ia dibebaskan tahun 1979.

Hanya enam bulan pasca peristiwa


berdarah 1965, KAMI dan KAPPI dibawah
pimpinan Polisi memasuki Desa Balentuma
Kecamatan Sirenja, langsung menangkap
saya dengan cara paksa. Saya langsung
dibawa ke Pos Polisi Sementara dan
langsung diinterogasi, seputar peristiwa
G 30.S 1965 di Jakarta

Karena saya tidak memenuhi keinginan


si penanya maka dengan dipaksakan
dibawalah saya ke Donggala, menggunakan
Kapal Motor Kayu, di bawah pengawalan
ketat KAMI, KAPPI dan Polisi.
25
Saya langsung dijebloskan ke dalam sel. yang sangat busuk. Hati ini miris dengan
Saya secara marathon terus menerus kepala ditundukkan mendengar ocehan
diperiksa oleh Pelda Muhsen, mengenai dan cacian dari mulut-mulut mereka
keberadaan senjata yang dikirimkan oleh ditambah lagi dengan orang-orang.
pimpinan PKI kepada saya.
Pada akhir 1967 saya bersama beberapa
Karena saya tidak mengakui fitnah itu, puluh kawan-kawan dikirim ke pegunungan
maka saya disiksa. Akhirnya Pelda Muhsen kebun Kopi untuk perbaikan jalan yang
digantikan oleh Sertu Piter Lobo. Semua rusak. Jalan yang menghubungkan Kota
dokumen pribadi saya dirampas di rumah, Palu dan Kota Parigi, jalan tersebut rusak
sehingga saya tidak mempunyai lagi Ijazah berat. Di sana kami bekerja keras sambil
dan Surat Pengangkatan sebagai PNS. menahan dinginya udara pegunungan.
Pekerjaan itu ialah menggali Got/parit,
Kemudian hanya selang sehari saya menimbun lubang-lubang di tengah-
langsung dibawa dengan Mobil Polisi tengah jalan dengan kerikil yang dipikul
ke Palu langsung kedalam Sel Polres di dari tempat lain tidak memakai mobil.
Palu, kemudian dimasukkan ke Penjara
di Maesa Palu Membuang tanah longsor hampir setiap hari
sebab di sana itu daerah arah utara kota
Pada saat itu juga sudah mulai terpikir Palu hujannya tinggi dan berada di bawah
oleh mereka untuk memperkerjakan pengawasan tentara. Di sini kami selama
tahanan yang ratusan orang itu. Maka kurang lebih setahun, baru dipindahkan
mulailah kami dipekerjakan di markas- lagi ke jalan jurusan Palu-Kulawi arah
markas tentara terus merambah kebangunan- selatan Kota Palu.
bangunan pemerintah dan asrama serta
rumah-rumah tentara. Disini agak beda dengan pekerjaan di jalan
jurusan Palu-Parigi. Di sini kami bekerja
Mereka (tentara/mulai mencari-cari di bawah pengawasan langsung kapten
proyek) disuruh kami dipekerjakan selama Umar Said Kasi I Korem 132 Tadulako.
sepuluh tahun lebih demi memperkaya Kami diberi makan bulgur (beras) yang
mereka. Diproyek-proyek ini yang nilai sudah berwarna merah, banyak ulatnya
kontraknya puluhan juta bahkan ratusan dan sangat bau.
juta Rupiah kami dipekerjakan sepuluh
tahun lebih. Kami tiada bedanya dengan Menjelang kami dikembalikan ke penjara
Romusha. dari pekerjaan dijalan raya jurusan Palu-
Kulawi ini, kami disuruh memindahkan jalur
Kami dipencar di setiap pekerjaan mereka Sungai Gumbasa ke kaki gunung karena
di seluruh Kota Palu, menyapu jalan, jembatan Sakidi (Jembatan Gumbasa)
menggali selokan-selokan yang sangat rusak akibat dibom oleh PRRI/Permesta.
kotor dan bau, kami sudah tidak punya Ini juga pekerjaan yang sangat berat dan
harga diri sama sekali. Kami mandi keringat berbahaya, sungainya tidak ada pasirnya
yang sudah menyatu dengan bau selokan sama sekali, batu-batunya besar-besar
26
dan licin. Saya tahu bulgur itu adalah
makanan babi atau piaraan mereka
karena bulgur itu sangat keras bila
ditelan. Itulah yang kami makan setiap “Kami diproses tapi tidak
hari. Di sini kami berempat, saya Asman,
Kaharudin, Yansen dan Max Lumantow, pernah dihukum, hanya ditahan
pernah ditembak oleh kapten Umar Said, karena tidak ada bukti -bukti
pelurunya hanya beberapa centimeter di
atas kepala kami, kami sangat terkejut kesalahan kami.”
dan takut. Hampir saja kami berempat
mati di tempat itu. Penyebabnya karena
sudah menjelang malam kami belum
diberi makan, kami makan sejak kemarin
sore, kami sangat lapar. Tapi apa yang
terjadi malah kami hanya ditembaki.
Di sini seorang teman kami Zamrud
diculik dan sampai hari ini tidak kembali.
Selanjutnya kami dipekerjakan pada
bangunan - bangunan tentara sampai
pada proyek-proyek pemerintah. Itulah
rutinitas kami hari berganti hari tahun
berganti tahun, sampai pada tahun 1978
atau 1979 mulai ada pelepasan.
27

[Kesaksian Mariyam Labonu]

M
ariyam Labonu,lahir di Palu De-
sember 1939, istri Abd Dg Maselo,
CUCU BERTANYA,
Ketua CDB PKI Sulawesi Tengah.
02 “DIMANA KUBURNYA
KAKEK?”
Ia pernah menjadi guru dan berkegiatan
di Gerwani, tetapi sejak tahun 1962 sudah
tidak aktif karena mempunyai anak. Ia
ditahan bulan Februari 1966 dan dibebaskan
tahun 1967 tanpa proses hukum, tetapi
menjalani wajib lapor. Sekarang tinggal
di Palu.

Tahun 1958 saya sudah tamat sekolah


langsung mengajar di Donggala, tahun 1960
saya menikah dengan Abd. Rahman Daeng
Maselo, kami sama-sama mengajar, saya
di Palu dia di Tondo. Tahun 1965 sudah
ada CBD (Comite Daerah Besar) PKI di
sini, suami saya jadi ketua PKI waktu itu.

Sebagai istri saya juga aktif di Gerwani.


Banyak sekali kegiatan Gerwani saat itu
bikin kue, dll. Tapi tahun ‘62 saya sudah
ada anak jadi tidak aktif lagi di Gerwani.
Hanya suami saya yang aktif di partai.
Pada waktu itu dia sudah sibuk, biasa ke
Manado, Jakarta sampai pernah ke Cina
baurus partai itu.
28
Sesudah peristiwa tahun ‘65, suami mulai dipindahkan ke Penjara Donggala.
dikejar-kejar dan dicari-cari orang, dia Ada tujuh orang juga barangkali yang
sudah jarang di rumah. Rumah kami ditahan disana.
dilempar masyarakat. Nanti bulan
Desember saya dengar dia sudah ditahan Saya tidak pernah pigi (pergi) bajenguk
di Rutan Maesa. disana karena saya juga ditahan. Terakhir
kita ketemu itu dia datang pamit diantar
Saya dengar kabar dari teman-temannya malam-malam ke Jalan Matahari, dia
kalau mereka itu ditangkap di Parigi. Ada bilang dorang sudah mau dikasih pindah
empat orang dorang, suamiku, Sunaryo ke Donggala. Dari Donggala itu tiga kali
yang Pemuda Rakyat itu, Hairi Ruswanto dia kirim akan saya surat bakasih kabar.
wakilnya di partai dengan Zamrud yang
dari Kayumalue. Selama dia di penjara Terakhir itu 3 April 1967. Disurat itu dia
itu dua kali saya pergi lihat disana. tulis kalau mereka ini mogok makan.
Karena di sana dilarang menerima
Jadi ditahan di Jalan Matahari itu satu pembesuk, jadi mereka meminta supaya
tahun lebih apalagi kalau anak-anak dikembalikan ke penjara Maesa. Bulan
sakit, Gagar itu mata tinggi. Tidak tahu Mei saya dengar dia sama-sama dengan
lagi, kasian bagimana lagi perasaan. temannya sudah hilang. Banyak kabar
Jadi tiga-tiga anakku dibesarkan disana. angin. Jadi saya bingung. Tapi saya
Ditahan itu selama satu tahun lebih. besarkan hati anak-anak.
Dari ‘66 sampai ‘67.
Biasa dorang dengar juga dari luar ada
Untuk mengisi waktu selama ditahanan, yang bilang, “Papamu sudah digantung”.
saya belajar bikin taplak meja, dll. Setelah Jadi saya bilang sama dorang jangan
dibebaskan dilanjut dengan wajib lapor didengar. Saya sibuk bikin kue bacari
satu minggu dua kali sampai tahun ‘75, makan untuk kasi besar anak 3 orang
baru satu minggu satu kali lagi sampe ini. Jadi Gagar dan ade-adenya ini tiap
‘77 atau ‘78 barangkali. Waktu di penjara hari satu-satu Loyang besar dorang
itu masih ada jaminan makanan nanti junjung pigi bajual. Waktu itu kita tinggal
sudah di luar ini yang susah. di belakang Untad (Universitas Tadulako).
Jadi ada uangnya dipakai makan sehari-
Setelah keluar dari tahanan saya hanya hari sebagian ditabung untuk biaya
bertekad kalau sampai nanti tidak sekolah anak-anak. Kalau semua kue
diminta-minta saya kasih tinggal anak- laku senang, tapi biasa juga tidak laku.
anak saya ini minimal mereka bisa
membaca. Pokoknya bisa hidup, bisa Bersyukur banyak orang kasian sama
makan itu saja dulu, belum ada pikir saya, Hanya anak-anak saya di sekolah,
yang lain-lain. dorang dicemoh teman-temannya,
digara, tapi tidak apa-apa. Saya pesan
Waktu saya sudah bebas, suami saya sama anak-anak jangan didengar kalo
masih di penjara, tapi dorang sudah ada orang bagara-gara (meledek).
29
Selama ini biasa kalau dorang tanya
papanya, saya tidak tau juga mau jawab
apa. Cuma anak saya yang pertama itu
Gagar mungkin dia sudah mengerti.

Baru itu ada lagi kabar dari Pak Bantam


yang tentara di Baiya itu. Dia kasih tahu
anak saya Gagar itu, dia cerita semua. Dia
bilang tidak usah lagi kamorang cari-cari
papamu, bukan di bawa ke Manado, bukan
juga dibawa dengan kapal Rusia, tapi
sudah di eksekusi, ditembak.

“Seandainya kehilangan
atau misalnya kematian
suamiku itu melalui proses
hukum yang berlaku, karena
kesalahannya misalnya,
saya sangat ikhlas,tapi
dengan keadaan seperti
ini dimana keadilan itu.”
30

[Kesaksian Arham Busura


dan Aminullah]

D
DIPENJARAKAN alam acara dengar kesaksian di
KARENA Palu, Kasus penangkapan dan
03 MEMPERTAHANKAN
TANAH GARAPAN
penahanan petani Bohotokong
diwakili oleh Ahram Busura dan Aminul-
lah. Penyampaian testimoni oleh Arham
Busura Arham Busura, lahir desa
Bohotokong tanggal 10 Desember 1965.
Petani penggarap tanah underming yang
menderita akibat pelanggaran HAM oleh
PT. Anugerah Saritama Abadi.

Saya salah satu korban pelanggaran HAM


atau salah satu korban pelanggaran hak
atas tanah yang ada di desa Bohotokong
ini. Awal terjadinya pelanggaran itu berasal
dari pengolahan tanah undernaming bekas
hak barat. Kemudian kami mengolah
sejak tahun ‘80 an sampai dengan
sekarang. Hal ini berawal adanya
informasi bahwa tanah tersebut telah
habis masa pakainya pada tanggal 24
Desember 1980. Maka kami rame - rame
bikin rapat musyawarah untuk mengolah
tanah undernaming.
31
Tahun 2001 kalau tidak salah, kita bangun penyerobotan tanah. Saya ditahan selama
sebuah organisasi yaitu Ortabun. Saya 11 bulan 16 hari. Saya banding, pengadilan
termasuk dalam kepengurusan Ortabun, tinggi menguatkan putusan pengadilan
anggota terdiri dari petani Bohotokong. negeri, kemudian saya kasasi. Akhirnya
Kami memperjuangkan, supaya jangan putusan kasasi bahwa saya tidak terbukti
kita punya petani ini dirampas dia punya bersalah karena masalahnya perdata.
hak, seperti tanah, tanaman yang di atas
tanah. Kami juga memperjuangkan hak Namun di pihak pengusaha dan pemerintah
petani-petani dari luar desa Bohotokong. dalam hal ini polisi tidak merasa puas. Tahun
2011, jadi saya ditangkap lagi, dimasukkan
Ketika kami sudah menanam, waktu kelapa ke dalam penjara, diprosesnya itu dari
sudah berbuah, diterbitkan Setifikat Hak 98 berapa kasus itu. Ada 8 berkas yang
Guna Usaha (HGU ) atas nama perusa- harus saya tanda tangani, dari pencurian
haan PT. Anugerah Saritama Abadi milik coklat, pencurian kelapa, dll.
Theo Nayoan pengusaha besar di Bunta.
Jadi kalau kami masuk ke dalam kebun Saya tetap di tahan selama 5 bulan 23
mengambil buah-buah kelapa atau coklat hari. Kemudian putusan Pengadilan
itu dituduh pencurian, masuk di lokasi Negeri saya tidak bersalah, seperti apa
tanpa seizin pemilik dari perusahaan ini, yang diputuskan oleh Mahkamah Agung,
perusahaan HGU. karena masalahnya perdata.

Nah itu selalu yang dituduhkan kepada Dalam kasus Bohotokong ini sebenarnya
petani. Kami tidak tahu apa-apa, tiba-tiba sudah banyak usaha kami ,mendatangi
pengusaha itu masuk yang menggunakan pemerintah, pejabat yang berwenang
polisi, tentara sehingga saya itu banyak seperti pertanahan, dan bupati. Minta
terintimidasi bahkan masuk penjara. mereka supaya turun memberikan hak-hak
Kekerasan yang dilakukan kepada saya tanah itu kepada kami yang sudah diatur
pada tanggal 3 April 1992. dalam Undang-undang Pokok Agraria.

Yaitu saya dianiaya di Kantor Polisi dengan Kami ke Kantor Gubernur. Kami juga
alasan pencurian tanah. Saya disuruh langsung ke Komnas HAM Kami tidak tahu
melepaskan tanah atau menyerahkan kelanjutannya di Komnas HAM. Bahkan
kepada pemiliknya yaitu pengusaha. Tetapi teman-teman itu sudah sampai di DPR
saya tidak mau lepaskan, bahkan dianiaya Pusat di Jakarta. Mereka mengantar
sama-sama bapak saya bahwa bapak surat dan meminta ini dari sana. Apa
saya juga mencuri tanah undernaming. yang mereka katakan itu bahwa, ‘itu kamu
punya, itu milik petani. Tetapi tidak pernah
Saya tetap bertahan terus walaupun ada langkah-langkah untuk mencabut
sudah dianiaya, disakiti, diteror, tetap HGU ini atau memberikan hak-hak itu
saya tidak mau menyerahkan. Pada kepada petani.
tahun 1995, Desember, saya ditangkap
dan dipenjarakan, dituduh pencurian dan
32

[Kesaksian Masrin Toana]

M
asrin Toana, mewakili anak
BERMULA DARI korban kasus penangkapan,
pembunuhan dan penculikan 8
TANAH, KEMUDIAN
04 MAYAT-MAYAT
BERGELIMPANGAN
orang warga desa Toyado - Poso, pada
1 Desember 2001

Saya keluarga dari salah seorang korban


penculikan di Desa Toyado. Di saat itu ada
delapan orang korban, tiga diantaranya
sampai saat ini belum ditemukan jasadnya.
Saat terjadi penculikan, kemungkinan
besar dikarenakan antara dua komunitas
ini saling serang menyerang.

Saat itu Desa Sepe diserang dari pihak


Muslim, kami mendengar bahwa ada
oknum TNI yang terluka, sehingga
mungkin karena ada luapan emosi
mereka yang tidak bisa dikendalikan
mereka datang ke desa kami mengambil
beberapa orang termasuk Bapak saya,
Hasim Toana.

Pada saat itu bapak saya sebagai imam.


Oknum TNI datang mengambil 8 orang di
desa. Kami merasa desa kami sebagai
sasaran. Padahal tidak mungkin desa
33
kami sekecil ini bisa menyerang desa-desa terpaksa balik ke desa dan menempati
kristen. Mungkin karena mereka kesal barak-barak yang sudah ada.
dengan temannya yang terluka, sehingga
tidak melihat lagi yang penting Muslim. Saat pulang mulai timbul lagi gejolak-
gejolak, mungkin karena pihak sebelah
Posisi kami memang berbatasan langsung, merasa tidak puas, sehingga terjadilah
antara kampung Muslim dan Kristen. konflik yang berkelanjutan, antara kampung
Pada saat itu kampung-kampung Kristen serang menyerang.
dijaga oleh tentara, sementara kampung
Muslim dijaga oleh brimob atau polisi. Yang pertama diserang adalah Buyung
Katedo, mengakibatkan 12 orang men-
Sebenarnya memanasnya Poso, antara inggal, saat itu selasa pagi. Selang satu
dua kelompok atau dua komunitas ini malam desa kami yang diserang lagi.
sepertinya sudah tidak bisa lagi dibendung, Akhirnya terjadilah serang menyerang.
sehingga sudah saling menyerang. Desa Saat terjadinya peristiwa itu kelompok atau
kami yang pertama kali diserang. Dimana desa kami menyerang ke desa sebelah
pada saat itu rencananya mereka mau (Kristen) yang dijaga oleh TNI.
masuk kota tapi mereka tidak mampu
menembus. Sehingga luapan kemarahan Saat penyerangan itu ada dua atau tiga
itu disalurkan di desa kami. orang dari oknum tentara yang terluka.
Subuh harinya kurang lebih jam tiga
Saat itu saya dengan keluarga lari naik subuh saat kami sedang makan sahur,
sampan / perahu. Kami lari hanya dengan tentara datang ke barak, turun dari mobil
beberapa baju. Saya dengan tiga orang langsung mengamuk di sana.
anak naik sampan menembus pinggir laut
Toyado sampai daerah Tambu, Sausu, saya Saat itu yang terakhir makan sahur Papa
tembus tiga hari tiga malam tidak makan. saya Hasim Toana, dia imam masjid,
Tapi dengan pertolongan Allah sehingga dengan ada beberapa orang lainnya.
kami masih bisa selamat sampai hari ini.
Tentara yang datang dengan tiga mobil
Dari sana kami diangkut oleh salah dan dua di antaranya mobil sampah.
seorang tokoh dari Palu, Bapak Kyai Abd. Ada kurang lebih 20 -30 orang, langsung
Karim Lamasitudju yang menolong kami mengamuk, ada orang yang ditembak di
dari Sausu. tempat. Ada saudara saya, Imran, kami
perkirakan sudah meninggal di tempat.
Dia membawa kami ke daerah Tawaeli, di Tujuh orang lainnya termasuk bapak saya
sana kami ditampung di rumahnya, bahkan juga sudah ditembak karena ada bercak
kami sempat diberikan tanah. Tapi karena darah dan kacamata beliau tertinggal.
kami merasa belum bertahan di sana, Kami berharap saat itu bahwa yang
karena ada panggilan-panggilan pulang diambil ini akan dibawa ke Polres atau
oleh pemerintah desa masing-masing, ke Kodim, sehingga keesokan harinya
sebab ada barak sudah dibuat, kami kami mengecek bapak saya dan teman-
34
teman ini, ternyata tidak ada di sana.
Salah seorang yang diambil ini bernama
Kede berhasil selamat, dia muncul di
seputaran Gebang Rejo.

Dia mengatakan bahwa dia lolos setelah


dibuang ke Daerah Maliwuko Ranononcu
oleh TNI. Besok harinya lagi, salah
seorang dari teman yang diambil itu
bernama Suaib, mayatnya hanyut di
sungai, ditaruh di dalam karung dengan
badan sudah terpotong-potong.

Dari delapan orang yang diambil, dua


lolos dan tiga yang sudah ketahuan
mayatnya, tinggal 3 lagi termasuk bapak
saya yang sampai saat ini belum diketahui
di mana kuburnya.

“Hendaklah ini menjadi


sebuah pelajaranlah bagi
mereka itu, bertindak
yang wajar jangan
sampai melakukan
pengambilan paksa
sekaligus melakukan
pembunuhan, terhadap
kita-kita ini yang tidak
tahu persoalan.”
35

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Kasus Tanah Bohotokong
Sulawesi Tengah

Oleh : Noer Fauzi Rahman Masyarakat menolak memberikan begitu


(Direktur Sayogyo Institute) saja kepada perusahaan penerima HGU
tersebut. Penolakan ini berhadapan
dengan hak legal baru yang dipunyai

B
agi saya Kasus Bohotokong adalah perusaahan ini oleh BPN. Masalahnya
salah satu contoh bagaimana muncul ketika perusahaan-perusahaan
konflik agraria terjadi antara ini menggunakan kekerasan, intimidasi
penduduk miskin pedesaan dengan dan manipulasi sedemikian rupa untuk
badan-badan usaha dalam hal ini menghilangkan hak penduduk di atas
perusahaan perkebunan. Dari informasi tanah tersebut. Satu kekeliruan yang
yang saya peroleh, kasus Bohotokong terjadi ketika BPN mengasumsikan bahwa
dimulai oleh pemberian Hak Guna di atas tanah-tanah yang diberikan HGU
Usaha (HGU) oleh Badan Pertanahan tersebut tidak ada hak warga Negara.
Nasional (BPN) pada tahun 1997 kepada
perusahaan perkebuanan PT Saritama Asusmi ini keliru. Keliru karena kenyataan
Abadi dan sejumlah individu. tidak demikian. Perusahaan yang mendapat
HGU itu tentu akan berusaha agar hak-
Masalah muncul karena dalam tanah- hak warga di dalam areal perkebunan
tanah di lokasi HGU ini telah ada hak-hak itu hilang bahkan dianggap tidak sah
penduduk sebelumnya, yang didapat bahkan kalau perlu dilaporkan sebagai
dari proses penggarapan tanah yang pelaku kriminal, seperti yang terjadi
dulu bekas hak-hak barat yang tidak dan dialami.
lagi dipakai oleh pemerintah Indonesia.
Sementara penduduk mereka berkeinginan
Bekas hak barat ini berkenaan dengan agar HGU yang dipegang perusahaan-
perkebunan masa lalu yang terlantar lalu perusahana baru itu dianggap tidak sah
masayarakat menggarapnya. Masalahnya karena diberikan tanpa pesetujuan mereka
pemberian HGU kepada perusaahan baru yang telah memiliki hak sebelumnya.
pada 1997 membuat hak-hak warga yang Sepanjang waktu sejak 1997, para penduduk
telah menggarap di tanah itu hilang. telah mengingatkan kewajiban Negara
36
untuk melindungi mereka dan untuk kesaksian mereka tidak akan pernah
mengoreksi kekeliruan BPN memberikan melepaskan hak mereka, sebaliknya terus
HGU pada perusahaan-perusahaan ini. menerus memperjuangkan bahwa hak
ini hak mereka dan harus dilindungi oleh
Hak Asasi Manusia akan melindungi hak badan-badan Negara termasuk BPN.
warga Negara yang lemah. Ini adalah
instrumen atau alat untuk melindungi Lebih dari itu, diperlukan satu cara baru
mereka yang telah menjadi korban dari BPN menjalankan apa yang di dalam
tindakan sewenang-wenang atau tindakan literatur dan kebijakan pertanahan disebut
berdasarkan kewenangan dari badan land reform yaitu proses pengakuan hak
pemerintahan seperti BPN. Adalah penduduk miskin untuk mendapatkan
kewajiban Negara yang lebih luas untuk perlindungan dari Negara melalui
melindungi mereka yang telah menjadi pemberian pengakuan hak-hak baru.
korban akibat perlakuan BPN yang
memberikan HGU atas tanah-tanah yang Ini penting untuk dijalankan dan ini membuat
telah dihaki penduduk, meskipun mereka BPN menjadi bagian dari penyelesaian
belum memiliki bukti-bukti formal. masalah dan bukan sebaliknya bagian
yang menciptakan masalah.
Bukti-bukti formal adalah masalah
administrative, akan tetapi kenyataan
mereka telah menduduki tanaha itu,
menikmati hasil tanam tumbuhnya, itu Semoga kebenaran yang
menunjukkan mereka memiliki hak atas
akses yang telah mereka telah nikmati. disampaikan penduduk
melalui kesaksian-kesaksian
Dengan kesempatan testimoni atau
kesaksian yang diberikan penduduk, mereka dapat dihargai
saya berharap agar kesaksian penduduk dan perlindungan kepada
tersebut diperlakukan sebagai suatu
upaya memperlihatkan bahwa penduduk mereka dapat diberikan oleh
memuliki hak atas tanah tersebut dan
badan -badan pemerintah.
terus menerus menolak melepas hak
itu atas tanah-tanah yang oleh BPN
diberikan HGU.

Penduduk memperjuangkan agar hak


mereka dilindungi dan dipulihkan.
Perlu ada upaya koreksi dari BPN
pemberian HGU diatas tanah yang
telah dihaki oleh penduduk dan terus
diperjuangkan penduduk sebagai hak
mereka. Penduduk Bohotokong seperti
38
Namun kami juga mendengar bagaimana Berdasarkan fakta-fakta tersebut kami
keberanian para korban untuk menghadapi belajar bahwa betapa pentingnya ada
derita yang berkepanjangan. Solidaritas perubahan yang mendasar pada masa
yang muncul pada warga dan kelompok mendatang:
masyarakat. 1. Betapa pentingnya perlindungan
hukum oleh pemerintah,
Hal ini menyiratkan bawa kami merupakan 2. Harus ada upaya penegakan hukum
bangsa yang memiliki kekuatan untuk yang tegas pada masa mendatang.
membangun kehidupan yang lebih Setiap warga harus diperlakukan sama
baik pada masa mendatang. Terkait di muka hukum, tidak boleh ada lagi
dengan pelanggaran berat HAM dan diskriminasi sehingga keadilan dapat
tidak adanya perlindungan dari Negara dirasakan oleh setiap warga Negara,
terhadap warganya, ada beberapa hal terutama para korban pelanggaran
yang harus dicatat: HAM di Sulawesi Tengah,
3. Tidak boleh lagi ada warga Negara
1. Hilangnya rasa hormat terhadap yang dipenjara secara sewenang -
martabat kemanusiaan, yang me- wenang, tanpa kejelasan salahnya,
munculkan perilaku yang jauh dari tanpa pendampingan ahli hukum.
keadaban, Setiap proses hukum harus dilakukan
2. Bahwa keinginan untuk berkuasa secara terbuka.
dan melanggengkan kekuasaan, 4. Perlu ada upaya pemulihan bagi
ambisi politik ekonomi dari para para korban, rehabilitasi nama baik,
pemimpin telah menghancurkan serta kompensasi sesuai dengan
jaminan perlindungan hukum kepada kemampuan yang ada. Untuk kasus
masyarakat. ’65 harus ada upaya konkrit untuk
3. Tidak ada kemauan politik untuk segera melakukan rehabilitasi dalam
menyelesaikan pelanggaran HAM pemberian kompensasi.
masa lalu.
4. Lemahnya penegakan hukum yang Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih
menyebabkan hilangnya kepercayaan yang mendalam kepada para Bapak / Ibu
masyarakat terhadap upaya penegakan korban yang telah bersedia memberikan
hukum di Negara ini. kesaksian. Juga kepada Pemerintahan
Kota Palu dan Pemerintahan Daerah
Sulawesi Tengah, Wassalam.
39

III
DENGAR
KESAKSIAN
KUPANG
40

[Kesaksian Bendelina Kola Raga]

B
endelina Kola Raga, biasa disapa
Nanawa / Oma Bende. Lahir
SAYA MENYUKAI di Sabu 20 Desember 1934. Ia

01 PROGRAM PKI DAN


GERWANI
menjadi simpatisan PKI karena partai
ini memiliki program-program yang
memajukan kehidupan masyarakat. Ia
menjabat sebagai ketua Gerwani untuk
wilayah Sabu Raijua, selain sebagai guru
di SMP Negeri I di Sabu ketika ditangkap
di Dermaga Seba sepulang dari Kupang,
Desember 1965.

Saya dan suami bekerja sebagai guru


di wilayah Sabu. Saya menjadi guru
perempuan pertama di SMP Negeri 1
di Sabu pada tahun 1957, sedangkan
suami saya termasuk dalam angkatan
pertama di Sekolah Guru Bawah (SGB)
di kota Sabu. Sebenarnya, sejak tahun
1961 saya telah diangkat menjadi PNS
dan mendapat dua SK sekaligus, yaitu
SK penempatan dan SK gaji berkala
dari pemerintah Jakarta. Akan tetapi,
kepala sekolah secara diam -diam
memerintahkan untuk membuang SK
saya dan saya baru mengetahuinya pada
tahun 1963.
41
Saya dan suami mengenal PKI dari teman pukul 17.00 WITA, ditahan di kompleks
saya yang juga guru, tinggal sekampung rumah sakit dan penjara Seba. Saya
dengan kami. Saya menyukai program membawa bayi saya. Rambut saya dan
PKI dan Gerwani karena program itu tahanan lain dipotong tak beraturan
banyak menolong masyarakat Sabu. untuk mempermalukan kami. Setelah itu,
kami menjalani kerja paksa tanpa diberi
Saya menjadi ketua Gerwani tahun 1964- makanan dan dipaksa untuk memberikan
1965. Saya mengajak para perempuan Sabu jawaban tentang pembunuhan ketujuh
untuk berjuang memajukan Indonesia. jenderal sekalipun kami tidak tahu
Saya sedang berada di Kupang ketika menahu tentang itu.
mendengar dari radio bahwa di Jakarta
sedang terjadi peristiwa G30S. Keluarga Setelah ditahan sekian lama, kami
saya di Sabu memberitahu saya untuk akhirnya dibebaskan, tapi diwajibkan
tidak pulang dulu ke sana karena terjadi untuk lapor diri dan mengikuti pembinaan.
kekacauan dan ada isu yang beredar Dengan bermodalkan SK yang ada, saya
bahwa saya membawa bom di saku kemudian berkuliah di pendidikan guru
celana panjang saya. Padahal saya jurusan bahasa Inggris di Kupang dan
sedang di Kupang dan tidak memakai kembali ke Sabu setelah tamat tahun
celana panjang karena itu dianggap 1970. Para guru lalu meminta saya
haram bagi kami para perempuan. Saya mengajar di SMP Negeri Seba, sejak
akhirnya pulang karena khawatir dengan 1972 hingga 1979, tapi hanya dibayar
suami saya di sana. sebagai honorer. Saya berhenti dan
memilih bertani untuk menghidupi diri
Saya pulang Desember 1965 dalam dan kedua anak saya. Saya kehilangan
keadaan hamil tua. Di dermaga Seba, pekerjaan dan suami tercinta. Tapi, saya
saya melihat sudah ada massa yang tetap tegar menjalani tugas saya sebagai
menunggu saya dan sedang menghajar seorang ibu. Berbagai upaya sudah saya
seseorang yang saya kenal. lakukan untuk memperoleh hak saya
sebagai guru PNS. Tetapi tidak berhasil.
Mereka hendak menangkap saya tapi
saya meminta aparat untuk mengizinkan Saya sangat berharap agar pemerintah
saya berbicara kepada camat. Setelah bertindak dengan adil sesuai hukum
saya berbicara kepada camat, saya yang berlaku. Saya juga berharap agar
diperbolehkan pulang, tapi harus wajib masyarakat tidak main hakim sendiri
lapor dan segera menyerahkan diri dalam menanggapi sebuah peristiwa.
setelah saya melahirkan.

Pada tahun 1966, mereka menahan


suami saya yang sampai sekarang tidak
pernah kembali lagi. Saya tidak tahu
dimana kuburannya. Setelah melahirkan,
pada awal bulan Maret 1966 kira-kira
42

[Kesaksian Ferderika Bessie Sinlae]

F
erderika Bessie lahir di Oesao pada
DIKUCILKAN tanggal 4 Juli 1948. Pada bulan
PEMERINTAH, November 1965, Ia dan suaminya

02 TETANGGA DAN
KELUARGA BESAR,
TAPI MASIH HIDUP
ditangkap dengan tuduhan sebagai
anggota PKI dan Gerwani karena nama
suaminya ada dalam daftar penerima
bantuan tanah dari pemerintah. Setelah
pemeriksaan, diperbolehkan pulang,
tetapi harus wajib lapor dan mengi-
kuti upacara bendera setiap tanggal 17
Agustus. Karena peristiwa itu, mereka
beserta anak-anak mereka dikucilkan
oleh keluarga besar dan komunitasnya.

Pada bulan November 1965. Suami saya


dipanggil oleh Barnemeng (kepala desa)
dan ditanyai mengapa namanya ada
dalam daftar penerima bantuan tanah
dari pemerintah dan keterlibatannya
dengan PKI.

Waktu itu memang ada pembagian tanah


dari pemerintah untuk keluarga miskin
termasuk suami saya. Padahal suami saya
tidak tahu apa-apa mengenai PKI. Setelah
itu, dia disuruh pulang tapi beberapa hari
kemudian, disuruh kembali ke balai desa.
43
Di sana, telah ada banyak orang yang boleh keluar rumah. Kami dan tahanan
ditahan dan diperintahkan menginap di lain diwajibkan untuk lapor diri dengan
sana.Keesokan harinya, disuruh berlari maksud untuk memastikan bahwa kami
mengelilingi Oesao dengan membawa tidak melakukan hal-hal yang dianggap
papan bertuliskan “PKI” yang digantung berbahaya di dalam masyarakat. Kami
di leher masing-masing. Sambil berlari, juga diwajibkan untuk mengikuti upacara
harus menyanyikan lagu Nasakom. bendera setiap tanggal 17 Agustus hingga
tahun 1980an.
Banyak orang menontonnya. Setelah
berlari, lalu dipaksa untuk bekerja. Setiap bulan Agustus, anak-anak kami
Beberapa hari selanjutnya, mereka menyaksikan kami menjalani hukuman
diperbolehkan kembali ke rumah pada yang seharusnya tidak kami terima.
pagi hari, tetapi harus kembali ke balai Karena peristiwa itu, saya, suami dan
desa untuk menginap pada malam harinya. anak-anak saya disebut sebagai sisa
Saya juga dipanggil, dituduh sebagai PKI dan dikucilkan oleh pemerintah,
anggota Gerwani. Saya menjawab tidak tetangga, bahkan keluarga besar kami
tahu menahu tentang itu dan mereka sendiri. Saya pernah dicalonkan menjadi
melepaskan saya. Pada Desember 1965, penatua, tapi jemaat mempertanyakannya
tim pemeriksa yang terdiri dari tentara, karena saya dianggap PKI. Namun, karena
Parkindo, dan PNI memeriksa tahanan kasih Tuhan saya bisa juga jadi penatua.
yang ada di balai desa. Kami bersukacita karena ternyata ada
yang masih menghargai kami.
Mereka memegang daftar nama tahanan,
tahanan yang ada namanya dalam daftar Kami terus bertahan hingga saat ini
itu akan langsung dibawa ke Babau (di karena kami ingin menunjukkan bahwa
kantor Camat) dan tidak kembali lagi. kami tidak bersalah. Kami berharap.
Mereka biasanya dibawa pada malam Semoga tidak ada lagi saling tuding di
hari. Tahanan yang namanya tidak ada dalam masyarakat dan keluarga karena
dalam daftar, termasuk suami saya kesalahpahaman dan pemutarbalikan
diperbolehkan pulang. Pembunuhan fakta oleh penguasa. Semoga tidak ada
terakhir terjadi di awal bulan Februari lagi peristiwa seperti tahun 1965 agar
1966 di belakang rumah saya. Pada tahun-tahun depan bisa lebih baik lagi.
malam itu, saya terus berdoa. Pada jam
8 pagi esok harinya, saya akhirnya bisa
bertemu kembali dengan suami saya,
tapi suami saya harus terus melaporkan
diri dan tidak boleh keluar dari rumah.

Bila keluar rumah, ia akan dituduh


berniat untuk berkompromi dengan
komunis. Kami bingung bagaimana
cara menghidupi diri karena suami tidak
44

03
ANAK PKI KOK BISA
JADI PENDETA?

[Kesaksian Konrad Penlaana] yang akan dilaksanakan di kampung


kami, di Polibo, termasuk kegiatan PKI.

P
endeta Konrad lahir di Polibo,
kecamatan Kabola, kabupaten Alor Ketika banyak warganya ditangkap dan
pada 4 Oktober 1962. Ia masih dibawa ke Kalabahi, Bapak ikut untuk
berusia 3 tahun ketika ayahnya dibunuh membela para warganya yang banyak
karena memberikan izin kepada PKI dibawa ke sana. Bapak akhirnya dianggap
untuk menyelenggarakan kegiatan di sebagai anggota PKI dan turut dibunuh.
kampungnya, di Polibo.
Menariknya, Bapak Besar saya adalah
Setelah kematian ayahnya, dia dan dua seorang tentara. Bapak besar memberitahu
saudara laki-lakinya beserta ibunya kami bahwa Bapak sudah mati dibunuh,
mengalami pengucilan dari masyarakat tapi menyuruh agar kami tidak menangis
karena status ayahnya dianggap pendukung apalagi meratapi Bapak agar tidak ikut
PKI. Pendeta Konrad juga mengalami ditangkap dan dibunuh. Mama disuruh
kekerasan dari kakak ayahnya (bapak wajib lapor sejak kematian Bapak sampai
besar) yang berprofesi sebagai tentara. saya SMA.
Mereka terus mengalami diskriminasi
hingga pendeta Konrad dewasa dan Mama dan orang-orang lain juga disuruh
menamatkan pendidikannya. kerja paksa. Kepala Mama digunduli dan
Mama juga dipukul dan diinjak di depan
Saya masih berumur tiga tahun ketika mata kami. Bapak Besar sering datang
Bapak saya, Thomas Penlaana, kepala ke kampung kami dengan seragam dan
desa Polibo Alor, dibunuh tahun 1965. senjata lengkap dan memerintahkan saya,
Saya sendiri bahkan tidak ingat seperti abang, dan adik saya untuk membawakan
apa wajah Bapak saya. Mama saya, Tabita berbagai kebutuhannya yang terlalu
Penlaana-Moubain, menceritakan kepada berat untuk anak seusia kami ke tangsi
saya bahwa Bapak dibunuh karena, tentara di Kalabahi yang berjarak 17 km
Bapak memberi izin bila ada kegiatan dari kampung.
45
Bapak Besar yang seharusnya melindungi Saya menjadi sedih dan sempat ragu untuk
kami ternyata malah menyiksa kami. terus menjadi pendeta. Untungnya, ada
Mama terus menguatkan kami anak pendeta senior, Pak Adang, menasehatkan,
-anaknya dalam melewati masa-masa “Tidak selamanya satu sumber air
berat itu. Mama adalah dukun terlatih mengalirkan air kotor semua.” Berkat
di kampung kami. Jadi, sekalipun orang nasehat itu, saya bangkit kembali dan
kampung membenci kami, mereka tetap semakin giat melayani sampai saat ini.
datang kepada kami bila ada yang mau
melahirkan.

Mama kami tetap menolong warga


sekalipun mereka membenci kami.
Menurut saya, orang-orang di sekitar “Saya dan keluarga saya
kami jahat bukan karena mereka jahat,
tapi karena dipaksa oleh situasi. Pada
sangat berharap bisa
waktu itu, kalau bergaul dengan orang- menemukan kuburan
orang yang dituduh PKI, mereka juga
akan ikut menjadi korban. Bapak. Kami sudah
berusaha ke berbagai
Mama mengajarkan untuk tidak melakukan
balas dendam dan mendorong kami tempat dan pihak tetapi
untuk bersekolah sebaik mungkin.
gagal. Saya berharap
Akhirnya kami semua menjadi pendeta. pemerintah bisa
Setelah tamat SMA, saya ingin menjadi
PNS tetapi rencana itu gagal, karena menunjukkan lokasi
anak PKI tidak akan bisa menjadi PNS, penguburan Bapak saya
harus mengganti nama dan marga.
dan korban-korban PKI
Mama bilang, bisa menghidupi dirinya
dan kami anak-anaknya sekalipun Mama
lainnya.”
bukan PNS. Saya lalu memutuskan “Semoga pengalaman
bekerja di kebun. Syukurlah, gereja
kemudian menyekolahkan saya menjadi pahit yang saya rasakan
pendeta pada tahun 1983. ini tidak pernah terulang
Saat saya menjadi vikaris suatu hari lagi di masa depan.”
saya melihat ada coretan di dinding
gereja bertuliskan “anak PKI kok bisa
jadi pendeta / Pendeta anak PKI”.
46

DIMASUKAN KE

04 DRUM, DIGULINGKAN
DI LERENG BUKIT

[Kesaksian Petrus Yohanes Neonleni] sebagai kepala PKI di Nunusunu padahal


saya sama sekali tidak terlibat dengan

P
etrus Yohanes Neonleni lahir PKI. Mereka kemudian membawa saya
tahun 1932. Ia adalah korban ke Oe’o untuk menjemput seseorang
penyiksaan militer atas tuduhan yang juga dituduh terlibat PKI.
sebagai anggota PKI. Saat itu, ia menjabat
sebagai temukung besar di Nunusunu Setibanya di Oe’o, saya dan orang yang
yang membawahi enam temukung dituduh itu dipukul dengan rotan, ditendang,
kecil, yaitu wilayah Nunusunu, Kita, dan diinjak-injak di rumahnya. Kami
Fauthani, Na’tane, Kiufatu, dan Toineke. lalu dibawa ke Pob (sekarang menjadi
Ia ditangkap oleh polisi dan sejak itu, kantor desa Nunusunu), Nunu’tili dan
ia terus-menerus mendapatkan ber- ke Oehani, tapi tidak diberi makanan
bagai bentuk penyiksaan. Karena tidak sedikitpun.
ditemukan bukti keterlibatan dengan
PKI, Polisi akhirnya membebaskan Di sepanjang perjalanan saya disuruh
Peterus. Pada Akhir Maret 2014, Petrus berlari sambil memikul kepala kuda
akhirnya meninggal dunia karena usia yang ditunggangi oleh seorang polisi
yang sudah tua. dan polisi itu sesekali memukuli kepala
saya dengan rotan.
Selesai menamatkan pendidikan di Sekolah
Rakyat di So’e, saya mengikuti pendidikan Di Oehani, saya dipukul di bagian dada
guru jumat. Setelah itu, kembali ke dan perut diinjak-injak dengan sepatu.
kampung saya di Nunusunu dan menjadi Kemudian dimasukkan ke dalam drum
kepala desa (temukung besar) pada dan digulingkan menuruni gunung.
tahun 1965. Saya mendapat kabar bahwa
polisi mencari saya. Ketika saya bertemu Sampai di bawah, saya disuruh keluar,
dengan rombongan polisi berkuda di kali memikul drum ke atas gunung, dan
Noma, saya langsung dilempari batu, disuruh masuk ke dalam drum untuk
dipukul, dan ditendang. Saya dituduh digulingkan kembali, berulang-ulang
47
hingga 12 kali sampai merasa gelap dan Kami ditahan di pos polisi Panite lebih
dunia seakan berputar-putar. Lalu dibawa dari seminggu. Kami disuruh memintal
ke los, dipukul, ditendang. Saya disuruh tali dari heknak setiap hari hinga larut
berdiri di atas bangku, tangan diikat di malam. Mereka beberapa kali memeriksa
belakang dan talinya digantungkan ke saya tapi saya tetap tidak terbukti terlibat
tiang di atap. PKI. Malam sebelum saya dibebaskan,
kami disuruh untuk mengerjakan satu
Mereka menendang bangku tempat saya gulungan besar sampai keesokan siangnya.
berdiri dan saya tergantung di sana. Setelah selesai, saya dan orang-orang
Kira-kira sejam kemudian diturunkan dan lain yang terbukti tidak terlibat kemudian
disuruh duduk bersila di lumpur di tengah dikembalikan ke kampung.
hujan yang sangat lebat. Setelah hujan
berhenti, kami melanjutkan perjalanan
ke Noemuka dan saya disuruh berendam
di dalam lumpur selama hampir sejam.

Keesokan paginya, melanjutkan perjalanan


ke Panite dan di sepanjang perjalanan,
saya kembali disuruh memikul kepala
kuda dan polisi yang menunggangi kuda “Keluarga saya membuat
itu terus memukuli kepala saya hingga
darah saya terus keluar sepanjang syukuran atas kepulangan
perjalanan.
saya dan menetapkan
Sesampainya di Panite di sore hari, saya tanggal kebebasan saya, 17
dan orang lain yang dituduh terlibat
Februari, sebagai tanggal
dengan PKI dipukuli, ditendang dan
dada serta perut kami diinjak-injak. lahir saya yang baru.”
Setelah itu, saya disuruh berdiri di tiang
bendera dan kemudian kaki, pinggang,
dan leher saya diikatkan dengan tiang
bendera. Ikatan itu baru dilepaskan di
subuh hari dan mereka membiarkan
saya tidur di pinggir rumah pos polisi.

Saya baru diberi makan hari itu, dua hari


setelah saya ditangkap. Saat itu, saya
sudah tidak mampu lagi untuk makan
sendiri sehingga saya harus disuapi oleh
seseorang yang membawa makanan
bagi kami.
48

[Kesaksian Rade Christian]

I
bu Rade bekerja sebagai guru di salah
satu Kecamatan-Kabupaten Sumba
SAYA MENYAKSIKAN
Timur ketika tragedi 1965 terjadi. Ibu
POLISI MEMASUKAN
Rade ditangkap dalam peristiwa G 30
ALU KE MULUT AYAH
S, yang dikaitkan dengan pemberian
Topi Pemuda Rakyat kepadanya, yang
ia tolak, didalam sebuah upacara pada
bulan Mei 1965.

Ia kemudian ditahan sekaligus saksi


mata tindakan penyiksaan oleh tentara
Indonesia terhadap para tahanan, ter-
masuk ayahnya sendiri. Dia dianggap
simpatisan PKI, ayahnya ditahan karena
anggota BTI, sementara ibunya dituduh
sebagai anggota Gerwani. Ibu Rade
dibebaskan namun stigma PKI tetap
melekat di dirinya sehingga dikenakan
siasat gereja.

Saya menjadi guru pada tahun 1965.


Pada tanggal 20 Mei 1965, saya di-
tunjuk oleh kantor Mendikbud untuk
menghadiri acara musyawarah pemuda
yang diadakan pemerintah. Di sana,
saya mendapat tempat duduk di bagian
ormas PKI padahal saya bukan anggota
49
PKI. Mereka tiba-tiba menaruh topi setiap kali mereka berusaha untuk
bertuliskan Pemuda Rakyat di kepala memeriksa saya di luar kantor.
saya. Saya terkejut dan membuang
topi itu karena saya tidak tahu apa itu Saat saya di sana, tim pemeriksa dari
Pemuda Rakyat. Karena topi itu, saya provinsi datang dan jam 11 malam saya
dianggap sebagai anggota PKI. dibawa ke kantor jaksa (tempat penam-
pungan orang yang akan dieksekusi).
Saya ditahan oleh polisi dan dibawa ke Saya ditinggal dengan seorang perwira.
kantor Polsek Melolo yang berjarak Perwira itu menawari saya kopi dan
sekitar 60 km dari Waingapu. Ayah dan menyuruh saya meminumnya agar saya
ibu saya ditangkap dan ditahan. tidak dituduh sebagai PKI.

Saya menyaksikan ayah saya disiksa Saya menurut karena takut. Perwira
oleh polisi dengan memasukkan alu itu kemudian mencoba memerkosa
(alat penumbuk padi) ke mulut ayah saya saya tapi saya berhasil menolak, tetapi
sampai gigi ayah saya patah dan ayah seorang teman saya diperkosa oleh polisi
terpaksa dirawat di Puskesmas Melolo. lain. Kami kemudian dikembalikan ke
Rumah kami juga dibakar sehingga penginapan dan setelah itu dibebaskan.
adik-adik saya harus diungsikan ke
Waingapu, tinggal dengan saudara. Teman saya itu kemudian bunuh diri
karena merasa malu, padahal sebelum
Para pemuda berencana membunuh penangkapan itu, dia akan segera menikah.
saya karena mendengar isu bahwa saya Ayah dan ibu juga akhirnya dibebaskan
adalah anggota PKI. Untunglah, para tapi kami akhirnya menumpang di rumah
polisi selalu sigap mengamankan saya saudara karena rumah kami sudah tidak
sehingga para pemuda itu tidak bisa ada lagi.
menangkap saya. Saya dibawa ke asrama
polisi dan tidak diijinkan kemana-mana. Saya dikenakan siasat gereja oleh Gereja
Kristen Sumba. Saya berharap gereja
Selama di sana, saya tidak disuruh kerja, tidak lagi menetapkan siasat gereja dan
tapi saya menyaksikan bagaimana para menyisihkan kami para korban. Semoga
tahanan lain disiksa dan disuruh kerja kita bisa mawas diri dan hidup bersama
paksa. Sekitar jam 11 malam, saya dibawa dalam kerukunan.
keluar oleh seorang polisi dengan alasan
akan ada pertemuan. Tetapi, ternyata
teman saya mencoba memerkosa saya
tapi saya berhasil melawan dan saya
kembali dibawa ke asrama. Saya lalu
dibawa ke Waingapu tapi di sana tidak
ada tahanan perempuan sehingga saya
dipindahkan ke tempat lain. Saya punya
firasat buruk sehingga saya menolak
50

[Kesaksian Dorkas Nyake Wiwi]

D
orkas Nyake Wiwi lahir di Ledeke
pada 29 Desember 1985. Ia adalah
anak Libertina Nyake Wiwi korban

06 TIDAK IKUT KB, AKAN


DIPAKSA TENTARA
penerapan kebijakan susuk KB di wilayah
Sabu-Raijua Ia menyaksikan penderitaan
yang dialami ibunya hingga ibunya
meninggal pada tahun 2003 setelah
ibunya menggunakan alat kontrasepsi
bawah kulit pada tahun 1992 atas perintah
pemerintah.

Program Keluara Berencana (KB) mulai


dilaksanakan di kabupaten Sabu-Raijua
sejak tahun 1992. Program ini dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan dan dijalankan
melalui Puskesmas. Pada waktu itu,
semua ibu yang punya anak lebih dari
dua diwajibkan mengikuti program KB.
Bila menolak, maka akan dipaksa oleh
tentara. Susuk KB itu dimasukkan di
bawah kulit di lengan atas, bentuknya
sebesar korek api. Susuk KB itu dipasang
seperti kipas dengan lima buah kapsul
sesuai lama waktu KB.

Pada tahun 1994, mama mulai mengalami


nyeri kepala hingga berujung pada
51
sakit kepala yang hebat, badan kram Upaya ini hampir tidak berhasil tapi
seperti digigit kalajengking, demam yang karena bapak punya relasi dengan
berkepanjangan, kehilangan nafsu makan, pihak Puskesmas, susuk itu berhasil
ketegangan urat dan yang paling parah dikeluarkan. Setelah itu, kami berharap
mengalami perdarahan dari vagina terus mama bisa pulih. Tiap hari mama mesti
menerus berbentuk gumpalan seperti bergumul dengan darah-darah itu sampai
hati ayam setiap hari. Makin lama perut mama meninggal tahun 2010.
mama semakin membesar.
Ketika mama meninggal, saya waktu
Darah yang keluar terlalu banyak itu sedang sekolah SMA di Momomere
sampai pembalut tidak cukup untuk dan saya baru mengetahuinya dua
menahannya sehingga kami akhirnya hari setelah pemakaman. Saya sangat
hanya membiarkannya mengalir di atas sedih tapi saya melihat itu sebagai cara
kain yang mama pakai. Setiap sore, pembebasan mama dari penyakit yang
mama selalu demam dan badannya dideritanya selama ini.
menggigil, dan urat-uratnya menegang
sehingga kami anak-anaknya harus Sebenarnya bukan mama saja yang
memijat seluruh tubuh mama dengan mengalami hal itu karena banyak ibu-ibu
menggunakan minyak tapi tidak berhasil. di kampung juga mengalami hal itu.
Semula kami berpikir bahwa itu adalah
Kami mengupayakan cara-cara tradisional penyakit yang alami.
untuk menambah darah mama. Daging
hati kambing dan hati anjing yang dimasak Tapi setelah saya mempelajarinya,
setengah matang dan air kelapa muda saya menyimpulkan peristiwa tersebut
selalu dicari untuk dikonsumsi oleh sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan
almarhumah. Kami juga beberapa kali karena itu dilakukan secara sistematis
membawa mama ke dokter umum, tetapi dan meluas. Ketika itu terjadi, tidak ada
karena keterbatasan biaya, mama tidak orang yang mau menyediakan hati dan
bisa dirawat di Rumah Sakit ataupun telinganya untuk ibu-ibu yang menderita.
mendapatkan penanganan dokter spesialis.

Awalnya, kami mengira mama mengalami


sakit biasa, tapi ternyata hampir semua
ibu yg mengalami susuk KB menderita
sakit yang sama dengan gejala yang
sama. Kami akhirnya berkesimpulan
bahwa mama sakit karena susuk KB.
Kami akhirnya membawa mama ke
puskesmas, tapi mereka menolak untuk
mengeluarkan susuk dengan alasan mantri
yang memasangnya sudah dimutasi.
52

PENGUNGSI TIMOR

07 TIMUR BERTAHAN
DENGAN BERTANAM
UBI

[Kesaksian Filomena]

F
ilomena menjadi pengungsi Timor
Timur yang hingga kini berada di
tempat pengungsian di wilayah “Kami akhirnya hidup
Kupang bersama dengan pengungsi lain.
Mereka berada di sana sejak pindah dari dengan bertani di kebun
Timor Timur tahun 1999 lalu. Hingga
orang untuk bisa membiayai
kini, ia belum bisa bertemu dengan
anak laki-lakinya yang terpisah ketika kehidupan kami dan uang
mereka mengungsi ke Kupang.
sekolah anak-anak kami.
Pada tahun 1999, penduduk Timor Kami menanam ubi untuk
Timur yang pro-Indonesia dipaksa untuk
mengungsi ke wilayah Indonesia. Oleh menjadi makanan kami.”
karena itu, pada tanggal 16 September
1999 kami datang ke Kupang.

Akan tetapi, anak laki-laki saya yang


bernama Selestino tidak ikut karena
kami tidak tahu keberadaannya ketika
kami hendak mengungsi.

Sampai sekarang saya belum per-


nah bertemu dengannya. Sesampai di
Tuapukan, pemerintah memberi kami
beras. Akan tetapi, sejak tahun 2002,
kami tidak lagi mendapatkan bantuan
beras sampai sekarang.
53

[Kesaksian Olandina Da Silva Ximenes]

O
landina Dasilva Ximenes adalah
isteri tentara Indonesia berpangkat
PENGUNGSI TIMOR
sersan yang meninggal sewaktu

08
TIMUR, BEKAS ISTERI
bertugas pada tahun 1996. Karena sta-
TNI, DIBENCI ORANG
tusnya itu, ia menjadi korban pengucilan
masyarakat Timor-Timur di kampungnya,
Ossu. Ia terpaksa mengungsi ke Kupang
bersama dengan dua anaknya. Ia menjadi
terpisah dengan ketiga anaknya yang lain
yang masih tinggal di Dili. Hingga kini,
ia masih tinggal di kamp pengungsian
bersama dengan pengungsi lain.

Awalnya, saya tinggal di Ossu bersama 2


anak saya yang masih kecil. Suami saya
yang tentara terbunuh pada tahun 1999.
Sejak kematian suami, saya merasa
tidak aman sepanjang malam. Saya
tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya
saya mengikuti saran kakak saya untuk
pergi mengungsi ke Timor Barat.

Saya hanya membawa dua anak saya


karena tiga anak yang lain masih ber-
sekolah di Dili.
54
Sepanjang perjalanan, saya mendengar Saya sudah dua kali pergi ke Dili sejak
baku tembak di sana-sini. Pada malam mengungsi untuk menemui anak-anak
kami tiba di Viqueque, ada baku tembak saya, tetapi saya sangat takut pergi ke
lagi. Kami belum makan sejak dari Ossu. Ossu ada banyak orang yang membenci
Setelah dua hari di sana, kami berangkat saya karena mendiang suami saya adalah
ke pelabuhan Teasu dan di sana juga tentara Indonesia.
baku tembak terdengar di sana-sini.

Kami sampai di pelabuhan Kupang jam


tujuh pagi tapi baru sekitar jam sepuluh
ada pasukan yang menjemput kami. Kami
kemudian dipisahkan antara keluarga
tentara dengan bukan keluarga tentara.
“Saya ingin sekali memiliki
Sampai di kamp pengungsian, kami tidak rumah dan tanah sendiri di
menemukan apa-apa selain pohon duri,
sementara kami juga tidak membawa Kupang, bisa menyekolahkan
apa-apa untuk mengungsi. Kami hanya
anak perempuan saya
punya mantel yang kami pinjam dari
seseorang di perjalanan. sampai sarjana dan bisa
Pemerintah memberikan bantuan beras
mendapatkan modal untuk
kepada kami para pengungsi. Satu kepala mengembangkan usaha
keluarga (KK) hanya mendapat 5-10 kilo
beras saja. Pada tahun 2002, pemerintah tenun saya.”
sudah menghentikan bantuan beras itu.

Saya akhirnya menenun untuk bisa


menghidupi diri dan anak-anak saya.
Pada tahun 2002, berkat bantuan PMI,
saya mengetahui bahwa dua anak saya
masih hidup dan diasuh oleh kakak
perempuan saya sedangkan seorang
lagi yang tinggal di Kesusteran Ossu
sudah meninggal karena sakit.
55

[Kesaksian Aleta Ba’un]

A
leta Ba’un korban kekerasan
penolakan eksploitasi gunung
BATU MARMER
Anjaf-Nausus, gunung yang

09
DIJARAH, WARGA
dianggap suci oleh masyarakat adat
MORO AKAN TIDAK
BERARTI LAGI setempat. Aksinya bersama temannya
yang lain dimulai tahun 2000an. Akibatnya
ia mendapat banyak ancaman dan
kekerasan dari preman-preman dan
investor. Aksinya membuahkan hasil
karena ada penangguhan pelaksanaan
proyek tersebut sejak 18 Agustus 2000.

Pada tahun 1956 pertambangan batu


marmer dimulai di empat lokasi di gunung
Anjaf-Nausus, wilayah Mollo. Pemerintah
daerah aktif mempromosikannya untuk
menari investor. Siapa yang melawan
proyek ini mengalami kesulitan hidup,
diancam bahkan mendapat tindakan
kekerasan dari preman dan investor.

Pemerintah tidak peduli dengan arti


penting dan sakral gunung Anjaf-Nausus
bagi penduduk lokal. Itu juga menjadi
tempat kami melakukan penyembahan
untuk memohon hujan dan kesuburan
tanah, serta memperoleh nasehat dari
56
para leluhur. Secara geologis, dua puncak Saya dan teman-teman lalu mencabut
gunung itu termasuk dalam sejumlah gugatan itu. Berbagai ancaman lain kami
gunung yang “mengikat tanah” sehingga alami sehingga harus menyembunyikan
mencegah erosi dan melindungi ratusan diri, saya tidak berani pulang ke rumah,
mata air sebagai asal-usul berbagai karena mereka akan melempari rumah
sungai besar di Timor Barat. kami dengam batu kalau kami kelihatan
di rumah. Anak-anak dan suami saya
Selain itu, batu-batu yang ada di gunung pindahkan ke tempat lain.
Anjaf-Nausus memiliki nilai budaya tinggi
bagi warga Mollo. Mereka menggunakan Saya dan warga lain terus bertahan untuk
marga dari nama-nama batu. Bila batu bisa mengeluarkan perusahaan marmer
di gunung Anjaf-Nausus habis, maka dari tanah Mollo dan membangkitkan
marga warga Mollo sudah tidak berarti kembali struktur sosial-budaya tradisional
lagi. Surat izin pertambangan pertama untuk melindungi lingkungan hidup.
keluar pada pertengahan Desember
1997, tetapi saya dan warga dari tiga Kami melakukan dua belas kali pertemuan
suku, berhasil menutup pertambangan untuk mengkonsolidasikan para pemimpin
itu pada bulan Agustus 1998. budaya kami dan berdemonstrasi. Namun,
pengorbanan ini tidak sia-sia karena
Ternyata, pada bulan Mei 1999, pertam- pertambangan itu akhirnya dihentikan
bangan mulai dibuka lagi setelah ada Gubernur pada tanggal 18 Agustus 2000.
persetujuan tertulis antara perusahaan Bekas lokasi pertambangan akhirnya
pertambangan dengan pemerintah kabu- kami gunakan sebagai pusat belajar dan
paten. Sejak saat itu,terjadi pengerusakan kami mengadakan festival peringatan
alam dan lingkungan kehidupan kami setiap tahun.
secara menyeluruh.
Pesan saya yang paling utama kepada
Karena kami menolak pertambangan pemerintah provinsi maupun daerah.
tersebut maka kami mendapat ancaman Orang membangun kota bukan dengan
penghilangan nyawa dan berbagai pertambangan tapi dengan hasil bumi.
kekerasan dan penghinaan di depan Ingatlah bahwa bumi itu adalah tubuh
umum yang disaksikan oleh hakim, manusia yang tidak bisa diperjualbelikan.
jaksa dan polisi yang tidak melakukan Karena gubernur tidak bisa menciptakan
pencegahan. Polisi hanya menyuruh tanah, jadi jangan jual tanah kepada
saya melaporkan kejadian itu ke kantor investor. Untuk generasi mendatang,
polisi tapi saya menolak karena yang saya jangan jadi penjual kampung sendiri.
butuhkan tanah, bukan laporan. Karena Terakhir, silahkan jual apa yang bisa
kejadian itu, orang tua saya menyuruh kita buat dan jangan jual apa yang tidak
saya untuk mencabut gugatan itu. bisa kita buat.
57

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Dengar Kesaksian Kupang

Pola Kekerasan dan Impunitas


dalam kasus Pelanggaran HAM
Berat di NTT sejak 1965-2005 untuk mengikuti jejak para penyintas dan
membiarkan diri saya dibebaskan oleh
Oleh : Pater John Mansford Prior, SVD kebenaran, oleh pelurusan sejarah, oleh
( Pusat Penelitian Agama dan Kebudayaan pengakuan bahwa kepahitan dan air mata,
Candraditya Wairklau - Maumere ) daya tahan dan keyakinan pribadi para
penyintas telah menguntungkan saya

M
endengar kisah-kisah dari para penyintas dan masyarakat NTT pada umumnya
tadi, Ibu Bendelina, Ibu Ferderika, Ibu selama ini.
Migelina, Bapa Thomas Penlaana, Mama
Tabita, Ibu Rade, dan Bapa Petrus Yohanes
Selama ini kita di NTT hidup dalam mitos
Neonleni yang menjadi sasaran kekerasan pada
palsu karena kemajuan kita berakar
tahun 1965-1966, Ibu Libertina korban proyek
dalam sejarah yang berlumuran darah.
keluarga berencana, Ibu Aleta Ba’un korban
pembela gunung pelindung alam nan sakral,
dan Ibu Therezina Monteiro, Ibu Filomena, dan
Kita menikmati hasil penipuan dan
Ibu Olandina yang menjadi korban berakhirnya pembelokan sejarah karena kita tidak
masa pendudukan di Timor Timur, reaksi saya mau menerima bahwa Orde militer
satu-satunya ialah berdiam diri, membungkam. Soeharto-Golkar itu (1965/1966/1967-
1998) berdiri di atas kaki yang keras
Saya juga turut kena virus amnesia sejarah. lagi kejam dan hingga sekarang belum
Para penyintas tadi telah menembus merasa harus bertanggung jawab atas
kabut amnesia yang menguntungkan salah satu pembantaian terbesar selama
kami-kami ini. Kini dalam diri saya timbul abad ke-20. Dan rejim yang biadab itu
rasa bersalah, juga rasa frustasi dan bertahan selama tiga puluhan tahun
marah, bercampur rasa tak berdaya. karena aksi-aksi teror yang bersusulan.

Tapi semua perasaan itu harus saya Di mulut kita mengucapkan nama Tuhan
lewati. Kisah-kisah tadi mengajak saya yang Maha Esa, sedangkan nilai-nilai
58
yang kita hayati secara pribadi, di dalam yang kurang kita perhatikan selama ini
lingkungan keluarga, pun di dalam jemaat karena bersifat sistemik seperti seksisme
beriman dan masyarakat pada umumnya, dan ketidakadilan gender.
diambil dari mitos, struktur, dan sistem Akibat kekerasan itu adalah bahwa
kemasyarakatan yang ditawar-paksakan para ibu dan bapa penyintas kehilangan
oleh kaum penguasa yang sungguh kejam. kehormatan dalam masyarakat, dijauhi
dan disingkirkan oleh keluarga sendiri,
Apa kata-kata ini terlalu ekstrim? Coba kita oleh kenalan, dan warga sekampung.
menelusuri ati dari kosakata “kekerasan” Malah tak jarang dikutuk oleh pimpinan
dan “terorisme”. gereja. Jadi, kekerasan membawa
“kematian sosial” yang bisa membawa
Kekerasan derita yang lebih parah dari penyakit
Lingkup makna kata “kekerasan” jauh fisik yang kronis.
melampaui kesakitan fisik. Kekerasan
menyangkut kekuatan fisik, bahasa kasar, Tapi, dalam penghematan saya, kata
kemarahan, dan yang lebih penting lagi, “kekerasan” belum mengungkapkan apa
pembatasan kebebasan yang dipaksakan. yang dialami oleh para ibu dan bapak
penyintas tadi. Yang mereka derita tidak
Kekerasan menggempur orang secara lain adalah terorisme negara.
psikologis, meremehkan, merusak, dan
mende-personalisasikan pihak lain. Jadi, Terorisme dan Terorisme Negara
“kekerasan” adalah tindakan apapun, Walau belum ada satu definisi “terorisme”
baik terucap atau tidak, baik lisan atau yang dapat diterima oleh semua pihak,
tertulis, baik fisik atau psikologis, baik definisi Bruce Hoffman menggambarkan
secara aktif atau pasif, baik di depan apa yang baru kita dengar dari para
umum atau secara tersembunyi, baik ibu dan bapak penyintas tadi. Bruce
secara perorangan atau institusional, menandaskan,
baik pelakunya manusia atau dewa /
malaikat / yang ilahi, baik seberapa hebat Terorisme adalah usaha yang menciptakan
intensitasnya, yang mencela, melanggar, dan memanfaatkan rasa takut secara
menghina, melukai, menstigmatisasi, sengaja melalui kekerasan, atau anca-
atau membunuh. man kekerasan, untuk mencapai tujuan
politik tertentu.
Tadi para ibu dan bapa mengisahkan
bentuk-bentuk kekerasan yang amat terbuka, Setiap aksi teror menyangkut kekerasan
juga bentuk-bentuk yang terselubung; atau ancaman kekerasan. Terorisme
ada yang terjadi di tengah masyarakat, terbentuk sekian lama sehingga ber-
lainnya di dalam rumah tangga, juga di dampak pada psikologis orang secara
tengah jemaat beriman. mendalam, dan jauh melampaui kalangan
para korban langsung ataupun tujuan
Boleh jadi, ada bentuk-bentuk kekerasan sempit serangan teror itu sendiri.
59
Tujuannya adalah menanamkan rasa mempertahankan tanduk kekuasaan
takut dalam jiwa dan batin para korban negara sekian lama.
dan dengan demikian mengintimidasi Pada tahun-tahun berikutnya, sistem
seluruh masyarakat dan pendapat umum. teror dimanfaatkan oleh rejim Soeharto
Terorisme memiliki banyak pola untuk sebagai alat pemerintahan.
bisa membangun kekuasaan dimana
kuasanya belum ada atau mengkonsoli- Rejim itu berusaha memaksakan kontrol
dasikan kekuasaan dimana kekuasaannya total atas masyarakat, bukan hanya melalui
masih lemah. repelita pembangunan ekonomi yang
tersentralisasi, tapi juga menguasai cara
Melalui berita dan isu yang disebarluaskan kita berpikir, sejarah kita; malah fungsi
oleh aksi-aksi kekerasan itu, kaum agama - agama pada umumnya tunduk
teroris mencari peluang, pengaruh dan pada kekuasaan dan ikut menghalalkan
kuasa yang belum mereka miliki untuk rejim secara ritual.
memajukan perubahan politik yang
dikehendakinya. Demi menjalankan relasi dengan badan
- badan internasional seperti Bank Dunia
Pengalaman pahit yang dikisahkan tadi dan Dana Moneter Internasional, jumlah
tidak lain adalah cerita tentang terorisme anak dari tiap-tiap keluarga dibatasi secara
negara. Sasaran aksi teror negara pada paksa dan dengan metode - metode KB
tahun 1965-1966 itu adalah seluruh yang belum diizinkan di dunia Barat, para
lapisan masyarakat NTT dan bagi kaum ibu menjadi kelinci percobaan. Salah
penindas, sasaran itu lebih penting satu akibatnya sudah kita dengar tadi.
daripada nasib para korban langsung.
Setelah PKI diberantas “sampai ke
Para korban diperalat untuk tujuan akar-akarnya”, rejim menciptakan
politik: pemerintah Soeharto hendak “musuh potensial”, “bahaya laten PKI”
menghilangkan generasi pertama yang dan “organisasi tanpa bentuk”. Kita
terdidik, angkatan cendekiawan pertama diformat untuk saling mencurigai, saling
NTT yang bersifat kritis – guru, kepala melapor. Salah satu keberhasilan rejim
desa, pendeta, anggota majelis jemaat. Soeharto-Golkar itu adalah membuat
masyarakat saling tidak percaya hingga
Kepala dari semua kekuatan pembaru- sekarang.
progresif dipenggal – reformasi tanah
dihentikan, demokrasi dijinakkan, feodalisme Atomisasi Masyarkat NTT
ditegakkan kembali. Kita juga tahu bahwa aksi teror negara
di bawah komando angkatan bersenjata
Dan kekerasan kaum terorisme negara pada tahun 1965-1966 itu dilaksanakan
berhasil: seluruh lapisan masyarakat oleh masyarakat setempat.
diintimidasi selama puluhan tahun.
Hanya dengan demikian, angkatan
bersenjata dapat mengambil alih dan
60
Tentara melibatkan hampir semua tersebut ditindak di luar jalur hukum,
organisasi massa dalam aksi pembunuhan malah dianggap melanggar hukum,
dan penyiksaan massal itu: partai politik, bersalah, berdosa , orang kriminal.
organisasi pemuda termasuk pemuda
Kristen, Katolik, dan Islam. Tidak ada pihak Stigma PKI dan GERWANI dianggap
yang tidak diikutsertakan supaya mulut cukup untuk menyeret para korban ke
kita semua dibungkam dan masyarakat luar jalur hukum, dan alasan kuat untuk
kita diatomisasi (dipecah-belah), tidak dijauhi oleh keluarga dan masyarakat
dapat membela diri, tidak berdaya, rapuh. umum. Martabat para korban dan
penyintas dilukai, mereka mengalami
Karena semua unsur dilibatkan, maka proses dehumanisasi, dan karena itu
semua pihak bungkam dan kita mengalami mudah dilecehkan.
amnesia dan menghapus masa teror
itu dari ingatan kolektif. Para penyintas Kekerasan Budaya NTT
harus menderita sendiri. Kita dibiusi oleh intimidasi dan rasa takut.
Tapi, strategi dan siasat itu tidak mungkin
Dan rejim Soeharto dengan kendaraan berhasil kalau tidak ada sesuatu dalam
politiknya, Golkar, berhasil. Justru krisis diri kita, dalam budaya kita, malah dalam
moneter pada tahun 1997, dan bukannya bentuk agama kita, yang memungkinkan,
kebangkitan nurani sosial, yang akhirnya malah membenarkan proses itu.
menumbangkan rejim itu.
Pertama, lingkup-lingkup budaya NTT
Stigmatisasi bersifat sangat homogen-konformis.
Sulit jika kita disuruh menyiksa atau Kita sulit menerima pluralisme.
membunuh sesama manusia. Para Orang yang berpikiran lain disingkirkan dan
korban harus di-dehumanisasikan dulu, sering merantau ke luar dari genggaman
diobjekkan, di-PKI-kan, di-GERWANI-kan, kultur kampung yang feodal.
dibinatangkan, baru dapat diikat, diejek,
dipukul, didera, dicincang “benda-benda” Dan justru unsur-unsur reaksioner-feodal
itu. Para korban dipermalukan, para itu yang menjadi mitra rejim Soeharto.
penyintas dianggap tidak punya etika Diyakini bahwa norma-norma keluarga
atau moralitas, khususnya anggota dan lingkup budaya lokal terancam
GERWANI yang distigmatisasi sebagai oleh kehadiran “virus” PKI yang harus
pelacur jalanan. Kehadiran para korban diberantas “sampai ke akar-akarnya”.
dan penyintas kekerasan 1965/1966
mencemarkan keluarga, masyarakat, Dan ada benarnya: GERWANI membentuk
dan Gereja. perempuan mandiri, bukan perempuan
submisif, sementara PKI memperjuangkan
Walau PKI dan GERWANI adalah organisasi reformasi tanah yang mengancam posisi
massa yang sah, legal, terdaftar, siapa saja kaum tuan tanah dan seluruh hierarki
yang dituduh menjadi anggota organisasi penguasa. Kedua, keluarga-keluarga kita
61
terikat oleh sedertan ritus dan kebiasaan perempuan dianggap makhluk inferior.
menyangkut peralihan penting (kelahiran,
perkawinan, kematian). Keluar dari ikatan Keempat, anak-anak muda sedang
adat keluarga hampir-hampir tidak bisa melepaskan diri dari akar budaya lokal,
dibayangkan. Sekalipun ada paman yang dan jika mereka tidak punya pekerjaan
merampas tanah dari keluarga korban yang tetap dan jelas, mereka terombang
1965/1966, sulit bagi keluarga korban - ambing tanpa status yang pasti dan
untuk menuntut keadilan. masa depan yang jelas pula.

Kita merasa aman dalam ikatan keluarga, Generasi “mengambang” ini mudah
kita merasa bersalah jika keluar dari diperalat oleh pihak yang hendak me-
situ. Karena itu, semua korban dan manipulasi mereka, melibatkan mereka
penyintas kekerasan negara seharusnya dalam aksi-aksi kekerasan. Menjadi
“merasa bersalah”. Kisah para korban “pahlawan sehari” dapat, untuk sementara,
dan penyintas “mengancam” harmoni memulihkan rasa harga diri kaum muda
dan kekompakan keluarga; terpaksa laki-laki yang sudah luntur.
mereka berdiam diri.
Kelima, rasanya “laki-laki” dalam budaya
Ketiga, budaya-budaya kita bersifat - budaya NTT mesti bersifat “jantan”,
patriakal, berpusat pada laki-laki. Sampai kuat, harus dapat mengendalikan situasi,
kini kelompok narapidana terbesar dalam siap membela keluarga, kampung,
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan tanah, dan jika perlu dengan kekerasan.
rumah-rumah tahanan NTT adalah kaum Jika tidak balas-membalas, itu bukan
pria yang dihukum karena pelanggaran laki-laki. Apakah kita bisa merumuskan
moral, alias salah satu jenis pelecehan kembali makna laki-laki yang pantang
seksual. Dan ini belum terhitung kekerasan kekerasan? Sepertinya kita harus mulai
dalam rumah tangga. dari awal.

GERWANI yang membekali perempuan Jika kita hendak membangun sebuah


Indonesia agar mampu tampil selaku warga masyarakat yang pantang kekerasan,
negara yang aktif-terlibat, dihancurkan kita harus membongkar akar-akar
dan diganti dengan Dharma Wanita, terdalam dalam budaya-budaya NTT
organisasi wajib yang menjinakkan yang mengizinkan laki-laki menguasai
para ibu pegawai dan pejabat dengan dan memperlakukan perempuan dengan
pelatihan memasak dan model-model sewenang-wenang, yaitu ketidakadilan
baru untuk mempercantik diri. Kita dan diskriminasi gender.
mundur seratus tahun.

Sepertinya ada asumsi bahwa laki-laki


harus membimbing dan menguasai
kaum perempuan karena pada kodratnya
lebih superior dan dengan sendirinya,
62

Untuk itu, sikap, keyakinan, dan


Budaya kekerasan akan terus berlangsung
sampai status dan pemberdayaan norma tradisional, baik dalam
perempuan ditingkatkan. Artinya, kultur maupun agama, harus
mayoritas perempuan harus tamat
paling tidak sekolah menengah, umur diputar balikkan karena bukan
menikah dan kelahiran anak pertama hanya individu yang memeras,
supaya ditunda, peran sertanya dalam
ekonomi dan politik dan pengambilan melainkan juga struktur sosial,
keputusan ditingkatkan dalam segala pola budaya, sistem politik
aspek kehidupan.
dan ekonomi yang kejam yang
seakan-akan “menggenggam”
kita anggota - anggotanya.
63

Di NTT, kekerasan dan represi terjadi


dalam bentuk yang berbeda-beda: per-
ampasan sumber daya alam, pemaksaan
KB, dan pemindahan paksa pasca jajak
REFLEKSI MAJELIS pendapat di Timor-Leste tahun 1999.
Budaya impunitas memungkinkan pelaku
WARGA tidak harus mempertanggungjawabkan
Dengar Kesaksian Kupang
perbuatannya hingga sekarang.

Dalam acara Dengar Kesaksian, kita


mendengarkan cerita 11 orang korban
dan penyintas. Ini hanya sebuah titik air

P
ada acara Dengar Kesaksian
dalam lautan pelanggaran yang terjadi
Kupang, 27 April 2013 di aula
di NTT dan di Indonesia umumnya.
Fakultas Teologi UKAW Oesapa,
kita memasang telinga dan membuka
Tragedi 1965
hati — mendengarkan pelanggaran demi
pelanggaran, kekerasan demi kekerasan,
Kita mendengar cerita bagaimana keluarga
yang dialami masyarakat di NTT.
harus bertahan pada saat bapak, mama,
kakak, om mengalami pembunuhan,
Peristiwa G30S di Jakarta pada tahun 1965
penghilangan, dan penahanan sewenang
berbuntut panjang dan meluas sampai ke
- wenang tanpa melalui proses peradilan.
seluruh pelosok tanah air. Ada sebuah
Penahanan tidak hanya terjadi pada
mata rantai komando yang mengakibatkan
tahun 1965-1966 bahkan terjadi pada
penderitaan dan kerugian yang luar biasa
tahun 1975-1978.
bagi anggota PKI maupun yang dituduh
memiliki kaitan dengan partai tersebut.
Ada anak-anak yang ayahnya dihilangkan,
Pola kekerasan, represi, dan impunitas
dan harus mengalami kekerasan dan
yang terjadi pada 1965/1966 oleh negara
diskriminasi dalam keluarga besar,
terhadap masyarakat sipil berlanjut pada
gereja, dan masyarakat,sedangkan ibunya
dekade-dekade berikutnya.
64
harus menjalankan kerja paksa dan wajib Akibat kekerasan yang meluas yang
lapor. Ada guru yang diberhentikan, terjadi pada masa jajak pendapat, para
ditahan, dan sebagian bahkan dibunuh. korban mengalami pemindahan paksa
Ada orang yang mengalami perlakuan dan perlakuan tidak manusiawi yang
tidak manusiawi seperti ‘lari papan’. merendahkan martabat kemanusiaan.
Namun, di tengah cerita-cerita pender-
Ada perempuan yang saat ditahan itaan, kita juga mendengar bagaimana
secara sewenang-wenang mengalami korban bertahan. Kisah-kisah perjuangan
kekerasan seksual dari aparat negara. memberi inspirasi. Tindakan-tindakan
Ada kepala kampung yang mengalami mereka mencerminkan keberanian,
penyiksaan keji oleh polisi. kreativitas untuk merawat kehidupan,
spiritualitas, dan solidaritas masyarakat.
Bukan hanya korban, melainkan juga
anggota keluarganya mengalami sindiran,
peminggiran dan diskriminasi sosial.
Hingga hari ini, sebagian besar keluarga
masih mengalami trauma dan tidak mau
menceritakan pengalaman mereka.

Kekerasan dalam Konflik Sumber


Daya Alam

Kita juga mendengar cerita mengenai


pertambangan marmer di Mollo Utara
yang merusak sumber daya alam dan
penyitaan sewenang-wenang atas tanah
masyarakat adat.

Pemaksaan Keluarga Berencana (KB)

Kita diingatkan pada sebuah situasi di


mana tentara dilibatkan dalam urusan
pemasangan kontrasepsi.

Kekerasan 1999 terkait Pengungsi


Timor Leste

Kita mendengar kesaksian dari saudari-


saudari kita korban kekerasan 1999 yang
menjadi pengungsi dari Timor-Leste.
65

REKOMENDASI

A. Pemerintah Nasional dan Lokal

Pemerintah perlu mendengarkan suara 6. Komnas HAM, Komnas Perempuan


korban dan mengakui kejahatan yang dan LPSK segera menjalankan
terjadi serta membuat komitmen untuk kewajibannya terkait perlindungan,
mengambil langkah-langkah pemulihan, advokasi dan pemulihan bagi korban.
termasuk penghentian kekerasan dan B. Lembaga-Lembaga Agama
diskriminasi bagi korban/penyintas dan
anggota keluarganya. 1. Lembaga-lembaga agama perlu
memeriksa diri dan mengakui ket-
1. Pemerintah berkewajiban untuk erlibatannya dalam kekerasan baik
menegakkan hak-hak korban ter- ketika lembaga-lembaga agama
masuk pemulihan/reparasi dengan diam terhadap kekerasan itu maupun
merehabilitasi nama baik, memberikan saat lembaga-lembaga agama turut
gaji, pensiun, pelayanan kesehatan, melakukannya.
dan hak sipil lainnya. 2. Lembaga-lembaga agama sebagai
2. Pemerintah daerah, provinsi dan bagian dari masyarakat sipil harus
kabupaten membuat memorialisasi membuka ruang dengar kesaksian
atas tragedi 1965, khususnya di situs- dan aspirasi para korban agar dapat
situs pembantaian, agar menguatkan membantu proses penyembuhan.
ingatan untuk mencegah pengulangan. 3. Lembaga-lembaga agama berkewajiban
3. Pemerintah berkewajiban menyusun untuk memfasilitasi rekonsiliasi di
kembali kurikulum sejarah terkait dalam masyarakat dan menunjukkan
tragedi 1965 yang mewakili perspektif keberpihakan pada korban.
korban dalam rangka pengungkapan 4. Lembaga-lembaga agama membuat
kebenaran. memorialisasi atas tragedi-tragedi
4. Dalam penerapan program KB, kemanusiaan di NTT agar menguatkan
pemerintah menjamin hak-hak ingatan untuk mencegah pengulangan.
perempuan untuk menerima atau
menolak berdasarkan informasi yang
memadai. Pemerintah juga perlu
menyediakan infrastruktur medis
yang mampu menunjang program
KB yang dipromosikannya.
5. Pemerintah dan pengusaha jangan
terus menjual batu, tanah dan sumber
daya alam di NTT. Bumi adalah ibu.
Jangan menghancurkan tubuh ibu,
apalagi menjualnya.
66

C. Masyarakat Sipil

1. Masyarakat sipil harus terus


mengumpulkan kesaksian-kesaksian
korban di NTT untuk disatukan
dengan kesaksian lainnya di Indonesia
sehingga semakin banyak kebenaran
terungkap dan terjadi perubahan di
masa depan.
2. Masyarakat sipil berkewajiban untuk
menciptakan ruang bagi pendidikan
sejarah dari perspektif korban bagi
seluruh warga.
3. Masyarakat harus mengakui kekerasan
yang terjadi terhadap perempuan dalam
konflik masa lalu dan menghapus
praktek-praktek kekerasan terhadap
perempuan serta mendorong upaya
pemulihan.
4. Masyarakat membuat memorialisasi
atas tragedi-tragedi kemanusiaan di
NTT agar menguatkan ingatan untuk
mencegah pengulangan.
5. Masyarakat dapat memanfaatkan
tradisi lokal dalam memfasilitasi
rekonsiliasi di dalam masyarakat.
Rekomendasi-rekomendasi di atas
bertujuan agar kekerasan dan pelang-
garan HAM masa lalu itu tidak pernah
berulang lagi. Jangan lagi: Kaisa Nai
(bahasa Meto), To’o Ona (Tetun), B’ole
Tao Ri (Sabu), Woi Panene Ei (Alor), Abi
Dika (Sumba-Anakalang).

Kupang, 27 April 2013


Majelis Warga:
1. Romo Leo Mali
2. Pendeta Mery Kolimon
3. Bapak Hendrik Boenga
4. Pendeta Paoina Bara Pa
5. Pendeta Yetty Leyloh
6. Galuh Wandita
67
68

IV
DENGAR
KESAKSIAN
ACEH

* Untuk kepentingan keamanan narasumber maka identitas seluruh


narasumber yang memberi kesaksian dalam acara dengar kesaksian
di Aceh tidak ditampilkan dalam laporan ini
69
70
Mereka membawa ayah dan dua adik saya
sampai sekarang tidak pernah kembali.
Tentara kembali datang menemui saya
ketika saya berada di gubuk kecil di kebun.
Mereka bertanya tentang keberadaan
TENTARA MEMASUKKAN

01
suami saya sambil menunjukkan KTPnya.
PISTOL KE TELINGA
KANAN KIRI SAYA
Melihat itu, anak saya berkata kepada
saya, “Mak, tolong ambil adik karena
ayah mau diambil dan Komandan akan
naik ke Gampong.” Saya mengambil
anak saya dan menggendongnya dengan

S
aya adalah janda dan memiliki harapan mereka tidak akan memaksa
empat orang anak. Saat ini saya saya untuk ikut dengan mereka. Akan
menghidupi keluarga dengan tetapi, mereka malah merusak gubuk
bekerja sebagai petani dan buruh tani. kami, membuang semua barang ke
Almarhum suami saya lahir pada tahun lantai, dan kemudian pergi.
1946 dan meninggal tak lama setelah
dia dipulangkan oleh tentara dalam Saya lalu pulang ke rumah, bertemu
kondisi sakit dan tidak bisa berjalan dengan ibu dan beberapa orang sedang
setelah ditahan untuk sekian lama di berdiri di depan rumah. Tentara yang tadi
Tanjung Gusta, Medan. datang ke kebun, datang ke rumah lalu
membawa saya ke kantor Polsek dan
Pada bulan puasa tahun 1990, tentara mempertemukan saya dengan orang
mencari suami saya. Lalu dibawanya ke yang mereka tembak di kebun tadi siang.
kantor Koramil. Tapi suami saya berhasil
melarikan diri ke hutan. Mereka menyuruh saya untuk mengakui
laki-laki itu sebagai suami saya, tetapi
Pada malam harinya, tentara mendatangi saya menolak karena itu bukan suami
rumah saya untuk mencari suami saya. saya. Tentara yang lain sedang menyiksa
Mereka lalu mengambil paksa ayam-ayam laki-laki itu.
piaraan kami. Pada hari keempat perayaan
hari Idul Fitri pada bulan September Mereka menyiram tubuhnya dengan air
1990, tentara kembali datang ke rumah terus-menerus dan dia berada dalam
saya dan menuduh saya sebagai istri kondisi jongkok. Mereka lalu menyiksa
dari wakil GPK. Mereka juga menuduh saya juga pada jam 8 malam di hari
ayah saya sebagai ketua GPK karena pertama. Mereka memasukkan pistol
ayah memiliki nama yang sama dengan ke telinga kanan dan kiri saya, lalu
nama ketua GPK, yaitu Prang. Nama mengarahkan pistol itu ke tengkuk saya
Ayah Abdullah Prang karena dulu ikut dan mengancam akan menembak saya.
berperang melawan DI/TII. mereka mendudukkan saya di kursi dan
mengikat tangan dan kaki saya ke arah
71
belakang. Saat itu saya sedang hamil
delapan bulan, tetapi mereka memukul
punggung saya dengan gagang senjata
dan menumbuk punggung saya sambil
mengatakan agar jangan ada lagi anak
GPK yang lahir. Seorang polisi bernama
Ahmad Rawa kemudian menyelamatkan
saya karena mengenal ayah saya.

Dia mengatakan kepada tentara yang


menyiksa saya tadi untuk tidak menyiksa
saya lagi, menyentuh saya pun tidak boleh.

Mereka lalu tidak menyiksa saya lagi


dan mulai memperlakukan saya dengan
baik: mereka menyediakan tempat tidur
di kamar dengan tikar dan memberikan
lampu minyak sebagai penerangan. Lima
belas hari menjelang melahirkan saya “Namun begitu, saya masih
dikembalikan ke rumah sehingga saya
bisa melahirkan di rumah.
berharap pemerintah
mau memperhatikan
Suami saya ditangkap oleh tentara ketika
saya ditahan. Dia kemudian ditahan di anak - anak saya agar
penjara Tanjung Gusta, jalan Gaperta mereka bisa melanjutkan
Medan. Di sana dia mendapat siksaaan
yang berat. sekolah mereka, bisa

Dia direndam di kolam lintah dan siksaan


mendapatkan pekerjaan
terus dilakukan tentara kepadanya selama nantinya sehingga hidup
dua bulan. Dia baru dibawa pulang ke
rumah setelah ada MoU. mereka bisa lebih baik
lagi. Saya juga berharap
Kondisinya sangat menyedihkan, dengan
badan lemah dan tidak bisa berjalan untuk bisa mendapatkan
dengan normal. Akhirnya meninggal
pada tahun 2012. Hingga kini, pemerintah
modal usaha.”
tidak memberikan bantuan apapun
kepada kami.
72
menyuruh saya untuk pergi mengantarkan
anak-anak saya ke rumah saudara dan
kemudian kembali lagi ke sana.

MONCONG SENJATA Sesampainya di Rumoh Geudong, tentara

02 MEREKA MASUKKAN KE
KEMALUAN SAYA
menyuruh saya untuk melihat ke hala-
man rumah tersebut dan ternyata di
sana sudah ada sesosok jenasah yang
ditutup dengan daun pisang. Perasaan
saya sangat yakin bahwa itu tidak lain
adalah mayat suami saya yang pasti
sudah mereka tembak.

S
aya seorang janda bekerja sebagai
petani. Saya mendapat siksaan Ternyata benar, mereka sudah men-
dari tentara karena suami saya embaknya di pagi hari tadi. Mereka
menjadi anggota GAM. Pada tanggal 25 menyuruh saya untuk melihatnya dari
September 1990, saya sedang berada jauh saja, tidak boleh mendekat ke mayat
di kebun mencari pisang untuk dijual tersebut. Kemudian mereka menanyai
bersama dua anak saya. Tiba-tiba pada saya tentang keberadaan suami saya
jam 11 siang, kami mendengar suara dan apa yang saya ketahui tentang GPK.
tembakan. Saya menjawab bahwa saya tidak tahu
kemana perginya suami saya, karena
Saat itu kami tidak tahu bahwa orang dia tidak bilang-bilang dia kalau pergi.
yang ditembak itu adalah suami saya.
Kami langsung bergegas pulang dan Saya juga mengatakan bahwa mereka
di perjalanan, saya bertemu dengan yang lebih tahu dan saya tidak ada urusan
geuchik dan dia memberitahu bahwa dengan GPK. Mereka marah mendengar
saya dicari oleh tentara untuk dibawa jawaban saya. Mereka menelanjangi
ke Rumah Geudong. saya. Rambut disiram bensin, mereka
mau membakar saya hidup-hidup, kata
Tentara kemudian membawa saya ke mereka. Mereka menyuruh saya berdiri
Rumah Geudong dengan kedua anak di depan sebuah cermin dan kemudian
saya karena mereka tidak bisa dititipkan memakaikan topi koboi jelek di atas
di tetangga dan mereka juga tidak mau kepala saya.
dititipkan di rumah geuchik.
Dalam kondisi telanjang, mereka menyuruh
Sesampainya di Rumah Geudong, tentara saya untuk melihat diri saya di depan
memberikan kue kepada anak-anak cermin dan mereka mengambil pisau
saya dan membawa kami naik ke dalam. belati, meletakannya di kuping saya.
Sesampainya di rumah, tentara menan- Mereka menyuruh saya tidur terlentang
yakan keberadaan suami saya dan saya dan memasukkan moncong pistol pendek
menjawab tidak tahu. Mereka kemudian ke mulut saya, sedangkan moncong
73
senjata laras panjang mereka masuk- Satu bulan setelah meninggal suami,
kan ke dalam kemaluan saya. Ketika saya melahirkan anak yang ketiga,
itu, barulah tentara memberitahukan sekarang umurnya sudah 23 tahun.
bahwa suami saya sudah meniggal dan Kebun peninggalan suami saya sewakan
jenasahnya ada di bawah tadi. kepada orang untuk membayar biaya
melahirkan.
Mereka lalu menarik saya agar berdiri
dan memasang tali jerat di leher saya Saya ingin hidup tenang dan damai. Saya
sebanyak dua potongan tali nilon. Yang ingin bisa menebus kebun yang dulu
satu diarahkan ke depan dan satunya digadaikan, dan mendapat modal usaha.
lagi diarahkan ke belakang. Mereka
mengatakan akan menggantung saya.

Mereka menyuruh saya berjalan. Ketika


saya berjalan, tali penjerat leher ditarik “Saya berharap kepada
oleh mereka: ketika saya berjalan lambat
tali ditarik ke depan dan ketika saya
pemerintah agar kami
berjalan cepat tali ditarik ke belakang, yang miskin - miskin
dan begitu seterusnya sampai saya tiba
di tempat gantungan. ini, diperhatikan dan
agar pemerintah jangan
Dengan kondisi telanjang dan dijerat
leher, mereka mengarak-arak saya sampai mengulang
keliling ruangan dan para tentara yang
lain menyaksikan saya. Itu sangat men-
kembali segala bentuk
yakitkan hati saya. kekerasan, penganiayaan
Mereka lalu menggantung saya beberapa terhadap masyarakat.”
saat dan setelah itu membawa saya lagi
ke dalam. Keesokan harinya, saya disuruh
pulang dengan berjalan kaki padahal
kondisi saya sangat lemah. Saya hanya
segera menjemput anak-anak saya dari
rumah saudara

Rumah sangat berantakan dan ada


bekas pemandian mayat suami saya.
Pada malam harinya, tentara tidak
membolehkan orang-orang datang ke
rumah kami untuk melakukan kenduri
untuk suami saya.
74
GAM . Pada saat itu, saya disuruh duduk
sambil memangku anak, lalu dipukul
dengan kabel listrik berukuran besar
hingga mengenai anak saya. Juga, saya
ENAM BULAN pernah dipukul memakai rotan sebesar

03 DITAHAN TANPA
DIBERI MAKAN
pergelangan tangan.

Selama 6 bulan ditahan di Pos Jiem-Jiem


ini, tidak pernah diberi makan. Dari pagi
hingga sore hari, saya diperbolehkan
mencari makan sendiri di sekitar kampung
tempat ditahan. Setiap hari saya harus

S
aya janda, petani di Pidie, alamarhum meminta belas kasihan orang untuk bisa
suami saya dulu sebagai pemotong menjadi buruh upahan di sawah-sawah
kayu di hutan. Ia salah seorang mereka agar saya bisa membeli makan
pejuang Aceh Merdeka. untuk saya dan anak saya. Sementara
itu, anak-anak saya yang lain tinggal
Suatu hari pada tahun 1989, suami saya sama ibu saya. Anak pertama saya,
pergi dengan membawa mesin pemotong perempuan, terpaksa tidak saya akui
kayu dan tidak pernah lagi pulang. Sejak sebagai anak saya karena saya takut
itu, beberapa tentara selalu datang untuk dia akan dibawa dan disakiti oleh aparat
menangkap dan menahan saya. tentara. Dia terpaksa saya akui sebagai
anak adik saya.
Mereka mengatakan bahwa suami saya
adalah pemberontak dan menuduh bahwa Pada tahun 1990, saya kembali ditangkap
saya membiayai suami saya padahal saya dan dibawa ke Rumah Geudong bersama
sendiri tidak tahu dimana keberadaan dengan tiga orang anak saya karena
suami saya. tidak ada yang menjaga mereka.

Saya dan anak saya yang berumur 1,5 Saya ditahan selama dua malam dan
tahun ditahan pertama kali pada tahun selalu ditanyai tentang keberadaan suami
1989. Saya dibawa ke Pos Cot Tunong di saya padahal saya sudah berulangkali
Glumbang Tiga, Pidie, tanpa diberi makan. mengatakan saya sama sekali tidak tahu
Saya lalu dilepaskan, tetapi setelah dia berada dimana.
penangkapan itu, saya berulangkali
ditangkap-ditahan-dilepaskan oleh Pada penangkapan selanjutnya, saya
tentara dengan tuduhan yang sama. dibawa ke SD di kampung saya yang
Masih dalam tahun 1989, saya dibawa lagi sudah mereka jadikan sebagai pos
oleh tentara ke pos militer di Jiem-Jiem, militer. Keponakan laki-laki saya yang
Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten bernama Junaidi ikut ditangkap juga
Pidie. Di pos militer ini, saya diinterogasi, dipukul sampai memar berat dan harus
tentang siapa yang menjadi anggota dibawa ke mantri untuk berobat. Saya
75
juga pernah dibawa ke Jimjim bersama Tentara terus mengawasi saya di sana
anak saya yang saat itu masih duduk dan melarang saya untuk pulang ke
di kelas 3 SD. Selama di sana, tentara Pidie sehingga saya harus tinggal di
memukuli dan meliliti tubuh saya dengan sana selama setahun dan wajib melapor
kabel. Lima bulan setelah dilepaskan, ke pos militer selama empat bulan.
saya ditahan kembali di Jiem jiem dan Sekalipun suami saya sudah meninggal,
seringkali dipukuli dengan bambu. saya masih saja ditangkap oleh tentara
pada tahun 2003 karena mereka menuduh
Setelah enam bulan ditahan di sana, saya memberi makan orang-orang GAM.
saya dibawa lagi ke Rumah Geudong Saya juga tidak diperbolehkan pulang
dan ditahan, tentara mengikat tangan ke rumah selama setahun.
dan kaki saya, lalu menyetrum jempol
kaki saya. Saya ditelanjangi dan dipaksa
untuk duduk bersanding dengan laki-laki
lain dan dinikahkan dengan dia.
“Saya sudah cukup menderita.
Setelah itu, saya dipaksa menjadi tukang
masak bagi tentara. Anak saya juga
Saya berharap supaya tidak
dibawa ke Rumah Geudong dan ditahan ada lagi kerusuhan di Aceh.
di sana selama tiga hari. Dia juga sempat
disetrum oleh tentara. Jangan ada lagi keributan
di sini. Saya juga berharap
Pada tahun 1995, saya dibawa ke Rancung,
Lhokseumawe dan diinterogasi lagi semoga anak bungsu saya yang
di sana. Setelah itu, pada tahun 1997
saya ditangkap lagi dan dibawa ke pos
laki - laki segera mendapat
di Lung Putu. Selama di sana, saya pekerjaan yang lebih baik. Dia
dilarang ke luar pos, bahkan ke pasar
pun tidak boleh. Saat ditahan di sana, sudah lulus SMA dan sekarang
ibu saya meninggal dunia, tetapi tentara
hanya bekerja sebagai petani
tidak memperbolehkan saya ke rumah
melihat jenazah ibu saya. untuk membantu saya.”

Saya sempat merasakan sedikit kebahagian


pada saat reformasi pada tahun 1998
karena saya sudah bisa berkumpul
bersama keluarga dan suami saya. Ketika
konflik kembali terjadi tahun 1999, saya
dibawa ke Panteu Breuh dan dipaksa
tinggal di rumah yang ada di dekat pos.
76
itu saya tidak tahu apa arti dibalik kata
“dibasmi” itu.

Seminggu kemudian, ada orang yang


SAYA HANYA INGIN
mengantar baju abang saya yang sudah

04
MELANJUTKAN HIDUP
DENGAN TENANG berdarah-darah ke kantor Koramil dan
DAN DAMAI tentara yang ada di sana menyuruh saya
untuk datang ke sana.

Sampai di kantor Koramil, mereka


memperlihatkan baju itu dan mengatakan
bahwa itu adalah baju kiriman abang

P
ada tahun 1990, saya tinggal di saya. Saya lalu bertanya kepada mereka
tempat saudara di daerah Grugok kenapa baju ini berdarah-darah dan
karena kedua orangtua saya sudah dimana abang saya, tetapi mereka tidak
meninggal. Waktu itu, saya mendapat menjawab.
kabar dari teman Sabahwa Mu’in, bahwa
abang angkat saya, ditangkap dan Mereka hanya berkata kepada saya
dibawa oleh tentara ke kantor Koramil agar tidak lagi menanyakan keberadaan
Geureugok. Saya bersama kakak ipar abang saya karena saya sudah mendapat
saya [istri abang angkat], segera pergi ke bajunya. Mereka lalu menyuruh saya
sana untuk mencari abang angkat saya. untuk mengambil baju itu. Sejak saat
Sampai di sana, kami diinterogasi dan itu sampai sekarang, saya tidak tahu
dituduh sebagai keluarga anggota GAM. keberadaan abang dan kakak ipar saya
karena mereka tidak pernah pulang.
Mereka tidak membolehkan saya bertemu
dengan abang angkat saya sekalipun Saya sempat berurusan kembali dengan
pada waktu itu, saya mendengar suara tentara pada tahun 2003. Saat itu saya
minta tolong dari abang saya. Ketika saya sedang hamil dan sedang mengambil
ingin ke ruangan dimana abang angkat daun pisang di belakang rumah. Tiba-tiba
saya ditahan, anggota Koramil memukul tiga orang tentara mendatangi rumah
saya dengan senjata dan menyepak saya saya sedangkan beberapa tentara yang
sampai saya terjatuh. lain hanya berdiri jauh.

Mereka lalu menangkap kakak ipar Ketiga tentara itu lalu menodongkan
saya dan menahannya. Saya disuruh senjatanya ke saya dan bertanya untuk
pulang sendirian. Sore harinya, saya apa daun pisang yang saya ambil itu; apa
kembali menjenguk abang dan kakak untuk bungkus nasi GAM. Saya menjawab
ipar saya di kantor Koramil, tetapi saya bukan karena itu adalah untuk pepes
tidak bisa menemui mereka. Tentara ikan. Mereka lalu masuk ke rumah dan
berkata kepada saya, “Adiknya juga GPK melihat bahwa saya menyiapkan ikan
tidak boleh hidup, harus dibasmi.” Saat teri untuk dipepes.
77
Saya heran kenapa setiap pekerjaan
yang kami lakukan itu mereka curigai
dan bisa membuat kami menjadi korban
kalau salah menjawab. Saya kembali
mengalami kekerasan dari tentara pada
tahun 2003.Waktu itu tentara masuk ke
rumah saya untuk mencari suami saya.
Ketika tentara menemukan suami saya,
mereka memukul dia. Pada waktu itu
sedang terjadi penyisiran besar-besaran
di kampung kami.

Ada kontak senjata yang terjadi sehingga


semua orang disuruh tiarap, merangkak,
dan berkumpul di lapangan untuk
kemudian ditanyai tentang GAM. Waktu
itu saya sedang hamil delapan bulan
dengan perut yang sudah besar, tetapi
tentara memaksa saya untuk juga tiarap
hingga perut saya menyentuh tanah.
Saya sudah menjelaskan kondisi saya,
tetapi tetap menyuruh tiarap dan diam.
“Saya hanya ingin saya
Ketika melahirkan, bidan yang membantu
saya mengatakan bahwa kaki anak saya bisa melanjutkan hidup
sedikit cacat, bukanlah cacat bawaan lahir,
melainkan cacat yang baru. Saya pikir
dengan tenang dan
cacat itu terjadi sewaktu saya disuruh damai.”
tiarap oleh tentara. Saya melakukan
pengobatan rutin terhadap kaki anak saya
sehingga kakinya bisa kembali normal.

Saya berharap agar konflik ini jangan


terjadi lagi di masa depan supaya kami
bisa mencari nafkah dengan tenang
karena selama ini perhatian pemerintah
sangat kurang bagi kami para korban
konflik.
78
Rambe. Rumah kami sudah rusak parah
sehingga harus dibangun kembali, tak
ada barang yang tersisa.

SIKSAAN TENTARA
Pada waktu itu, suami saya masih tinggal

05
MEMBUAT SUAMI
MARAH DAN di Gampong untuk mencari nafkah karena
MEMUKULI SAYA di Alue Rambe sudah tidak aman lagi,
tetapi dia kemudian dituduh sebagai
pelarian GAM.

Suatu hari, saat saya dan suami sedang


bekerja di ladang, kami dipukul dan

S
aya mempunyai tiga orang anak dan diikat di bawah pohon pinang oleh
sekarang tinggal di Alue Rambe tentara. Setelah itu mereka membawa
sambil merawat cucu karena pergi suami saya, sedangkan saya
orangtuanya sudah bercerai. Sehari-hari disuruh pergi ke Blang Ara ke Gedung
saya bekerja sebagai buruh tani untuk SGI. Sesampainya di Gedung SGI, saya
menghidupi keluarga. melihat bahwa suami saya sedang berada
di depan gedung SGI.
Peristiwa kekerasan yang saya alami
terjadi ketika ada ditemukan senjata Tiba-tiba saya ditarik ke belakang kantor
untuk pertama kali di Buloh Blang Ara SGI oleh tentara dan mereka mengancam
pada tahun 1990. Pada waktu itu, saya akan menyetrum saya. Mereka sudah
sedang pulang kampung di Tanah Pasir saya ditodong dengan senjata dan saya
karena saya mendapat kabar bahwa dipukul dengan sapu.
anak saya jatuh ke sungai. Ketika saya Pada tahun 2002, tentara menangkap
pergi, para tentara masuk ke kampung suami saya lagi dan membawanya ke
Alue Rambe dan menangkap 12 orang Koramil. Saya mengikutinya.
laki-laki.
Di sana kami disiksa: saya didudukkan di
Rumah-rumah sudah diobrak-abrik oleh kursi, lalu kaki saya disetrum. Beberapa
tentara. Geuchik (kepala desa) melarang hari kemudian, rumah kami kembali
saya pulang ke Alue Rambe dan menetap diobrak-abrik tentara. Pada tahun 2003,
di Tanah Pasir selama tiga tahun. suami saya disuruh lagi pergi ke pos SGI.

Suatu hari ketika saya masih berada Saya mengantar suami saya karena dia
di Tanah Pasir, tentara memukul anak tidak berani pergi sendirian. Di sana, saya
saya di kebun ketika dia akan mengikuti dipaksa untuk mengakui bahwa suami
kegiatan pramuka. Melihat itu, saya saya adalah anggota GAM. Tentara itu
membela anak saya, tetapi tentara itu mengatakan akan memberikan uang Rp.
ikut memukul saya juga. 500.000 kepada saya jika saya mengakui
Pada tahun 1995 saya kembali ke Alue suami saya GAM. Saya lalu disiksa karena
79

tidak mau mengakui itu. Suami saya diterimanya. Sekarang, saya berharap
juga disiksa sampai dia menderita lupa bisa hidup tenang, bisa tetap sehat untuk
ingatan dan mengalami trauma berat. bisa mencari nafkah.

Pada tahun 2004, rumah saya kembali Saya juga harus menghidupi satu orang cucu
dihancurkan tentara. Saya heran kenapa saya yang ditinggal ibunya yang menjadi
kami beserta rumah kami dan warga- TKW di Malaysia. Saya senantiasa berdoa
warga lain menjadi sasaran kalau yang agar pemerintah dapat memperhatikan
tentara cari itu adalah anggota GAM. kami mengingat selama ini kami tidak
Kami sudah berulangkali mengatakan mendapat perhatian yang layak sebagai
kalau kami bukanlah anggota GAM, korban. Kami hanya mendapat pembagian
tetapi mereka tidak juga percaya. Mereka jatah saat lebaran setahun sekali dan
juga sering mempengaruhi warga dan itupun dari pribadi GAM.
anak-anak untuk mengatakan bahwa
suami saya, adalah anggota GAM. Kami mendapat satu botol sirup, gula
satu kilogram dan uang Rp 50.000.-. Ini
Kalau untuk anak-anak, mereka sering tidak sebanding dengan penderitaan yang
mengiming-imingkan uang, sedangkan sudah kami alami selama bertahun-
untuk orang dewasa, mereka berjanji akan tahun. Saya juga berharap saya bisa
memberikan uang Rp 500.000 kepada mendapatkan modal usaha agar bisa
warga yang mengakui bahwa suami saya melanjutkan hidup.
adalah anggota GAM. Para warga tetap
mengatakan kalau suami saya bukanlah
anggota GAM. Suami saya dulu sering
disiksa tentara: Siksaan itu membuat
suami saya menjadi sering marah dan
saya menjadi sasaran pukulannya.

Saya pikir sikap suami saya yang sekarang


ini adalah dampak penyiksaan yang
80
kakinya diikat dan ditindih, lehernya
dipotong hanya tinggal kulit sedikit,
dan seluruh tubuhnya dihujam peluru.

SUAMI DISIKSA Saya harus memandikan dan menguburkan

06 DAN DIGOROK,
UANGPUN DIAMBIL
jenasah suami saya sendirian karena
hanya ada tiga orang di sana dan tidak
ada satupun yang mau membantu. Ini
sangat menyakitkan hati saya.

Tiga hari kemudian, saya pulang ke


kampung Sigli karena saya tidak berani

S
aya menikah dua kali. Suami lagi tinggal di Rimba Raya. Sembilan
pertama seringkali melakukan hari sejak suami saya meninggal, saya
kekerasan dan menceraikan mendengar kalau rumah saya yang ada
saya lima hari menjelang lebaran pada di Rimba Raya itu dibakar.
tahun 1985 atau 1986. Saya menikah lagi
dan mengalami kekerasan lagi karena Pada tahun 2002, paha saya membengkak
suami adalah seorang pemarah. Saya dan saking sakitnya, saya sempat berpikir
sekarang bekerja sebagai petani dan bahwa saya akan meninggal. Hidup
sebagai pencari nafkah keluarga setelah kami sangat miskin dan saya pernah
suami saya meninggal. mengalami kelaparan.

Pada tahun 2001 karena suami saya adalah Setiap hari saya harus mencari orang
anggota GAM, tiba-tiba diambil tentara yang mau mempekerjakan saya dan
dari rumah pukul 1 dini hari. Saya ingin saya akan melakukan apapun untuk
keluar rumah untuk melihat dia, tapi bisa mendapatkan uang, walau hanya
tentara menendang perut saya padahal membantu mereka membawa pulang
saat itu saya sedang menggendong bayi. pisang dari kebun.

Tendangan itu sangat kuat sampai saya Di Gampong Cot Tunong ini, saya harus
terkencing-kencing selama tiga hari merasakan lagi kekerasan dari tentara.
dan harus berobat ke mantri selama Tentara Cot Tunong mendatangi rumah
beberapa hari. Isi rumah diobrak-abrik saya untuk meminta ayam jago kesayangan
dan uang hasil menjual kopi sebesar anak saya.
satu juta rupiah ikut diambil tentara.
Semua bahan jualan kami di kios juga Saya tidak mau menyerahkannya dan
dibuang oleh tentara. karena itu, tentara menampar pipi kiri
dan kanan saya sampai mulut saya
Suami saya meninggal di tahun itu mengeluarkan darah.
setelah disiksa dan digorok tentara. Pada masa Darurat Militer, saya dihadang
Kedua tangannya diikat ke belakang, oleh tentara dengan menggunakan tank
81
dan panser di tengah perjalanan ketika
saya akan menjual hasil kebun ke pasar.

Mereka mengatakan bahwa saya tidak


boleh ke pasar dan saya disuruh untuk
menjagai tank dan panser mereka.
Karena tidak tahan dengan situasi itu,
saya menjadi merantau menjadi TKI
ilegal di Malaysia pada tahun 2007 hingga
tahun 2010.

Di sana, saya bekerja dengan memasak di


warung nasi dan tinggal di rumah majikan.
Selama di sana, saya mendapatkan
perlakuan kasar dari majikan. Saya tidak “Saya sangat berharap
diperbolehkan memakai sarung dan
dipaksa untuk memakai celana pendek. ada pihak yang mau
Selama di sana, saya mendapatkan
membantu anak - anak
gaji tiga juta per bulan dan itu saya saya supaya mereka bisa
kirimkan ke kampung untuk membiayai
hidup anak-anak saya. Kondisi ekonomi melanjutkan sekolah
perlahan membaik setelah saya bekerja dan mendapat pekerjaan
di Malaysia. Setelah tiga tahun bekerja
di sana, saya pulang dan membangun atau kegiatan yang
rumah baru.
bisa menunjang hidup
Saya pernah mendapat kabar bahwa saya mereka kelak.”k.
mendapat uang kematian suami saya
dari Camat, tetapi geuchik bilang tidak
ada. Tetapi geuchik akhirnya mengirimi
saya uang Rp 400.000,-. Camat mengirimi
saya satu sak beras. Saya juga mendapat
dana pemberdayaan ekonomi dari BRA
Pidie Rp 10.000.000,- disamping dari
KPA tiap hari meugang ala kadarnya.

Saya mendapat dana diyat kematian


suami Rp 5.000.000,- namun, itu semua
belum cukup untuk membiayai kebutuhan
anak-anak saya.
82
hanya takut kepada Tuhan. Mendengar
jawaban saya, mereka menghentikan
usaha mereka untuk memaksa saya,
tetapi mengikat kedua jempol saya
menjadi satu dari jam 9 malam hingga

07 CANTIK CANTIK KO
JADI INONG BALE
jam 1 dini hari.

Malam sudah larut tetapi saya tidak


tidur karena kaki jempol saya diikat.
Tiba-tiba ada tentara bertanya kenapa
saya tidak bisa tidur. Saya bilang saya
tidak bisa tidur karena kaki saya terikat.

S
aya pernah ditangkap oleh gabungan Tentara itu lalu melepaskan ikatan kaki
personel TNI Rajawali yang berpos saya dan mengoleskan autan di tangan
di Gampong Langgien, Kecamatan dan kaki saya.
Bandar Baru, Kabupaten Pidie, dan
Polsek Lueng Putu Bandar Baru pada Keesokan harinya mereka melepas saya
hari Minggu di tahun 2004 karena dituduh dan menyuruh saya memasak untuk
sebagai Inong Bale Mereka menaikkan mereka sambil mengancam saya untuk
saya ke mobil labi-labi dan membawa tidak meracuni mereka. Pada jam 9 pagi,
saya ke pos di Langgien. Koramil Lueng Putu menjemput saya
dan menahan saya di Koramil selama
Selama di perjalanan, mereka mengintero- satu malam.
gasi, membentak-bentak, dan memaksa
untuk mengaku sebagai Inong Bale. Keesokan harinya pukul 11 siang, Koramil
Sampai di Pos Langgien, Komandan membawa saya ke Kodim Pidie di Sigli.
Rajawali menampar saya beberapa Di sana, mereka kembali menginterogasi
kali dengan posisi tangannya ketika saya dan mengolok-olok saya dengan
menampar itu dari atas ke bawah, dan mengatai saya ‘seperti orang terhormat
mengikat tangan saya karena tidak mau saja’. Jam 2 siang mereka membawa
mengaku sebagai Inong Bale. saya ke POM dan ditahan selama satu
malam saya.
Pada malam harinya, Komandan Rajawali
datang dengan hanya berpakaian minim, Di sana, mereka menyuruh saya membuat
bercelana pendek, dan memaksa untuk dan menandatangani pernyataan ’’me-
“melayani” mereka sambil menodongkan nyerah’’, tetapi saya tidak mau karena
pistol ke kepala saya. mereka yang menjemput saya, bukan
saya yang menyerahkan diri.
Saya katakan bahwa saya tidak mau.
Mereka bertanya apakah saya tidak Keesokan harinya mereka membawa saya
takut dan saya jawab bahwa saya tidak ke Polres Pidie di Sigli, salah satu aparat
takut pada manusia karena yang saya Polres yang bernama David menampar
83
saya dan berkata “Geram! Cantik-cantik
kok jadi Inong Bale”. Selama lima hari
mereka menyuruh saya tidur di ruang
Serse Polres, sementara itu keluarga saya
terus mencari backing untuk meringankan
kasus yang dituduhkan kepada saya.

Akhirnya saya dibawa ke LP Benteng


Sigli dan setelah sepuluh hari disini,
baru ada keputusan sidang bahwa saya
ditahan selama tiga tahun penjara. Di
dalam LP, saya mengurus bayi seorang
perempuan yang ditahan karena ibu si bayi “Saya juga berharap
sedang sakit karena lengannya ditembak
sehingga tidak bisa mengurus bayinya. semoga Aceh bisa damai
Saya juga harus mengurus seorang
selalu dan orang - orang
nenek yang ikut ditahan karena diduga
memberi makan GAM padahal ia hanya yang dulu menjadi korban
melakukan kenduri untuk keluarganya.
bisa mendapatkan hak-
Saya keluar dari penjara pada tanggal haknya: bantuan untuk
25 Desember 2004, sehari sebelum
tsunami. Hukuman saya bisa diperingan pemulihan, baik mental
setelah keluarga saya mengeluarkan
maupun ekonomi.”
tebusan sebesar 15 mayam emas karena
saya sudah tidak tahan lagi di penjara.
Pengurangan hukuman ditambah lagi
dengan remisi 17 Agustus dan hari Raya
Idul Fitri.

Sekarang saya harus kerja banting tulang


untuk melunaskan hutang tebusan
saya yang dipinjam keluarga saya saat
itu. Saya berharap semoga ada pihak
yang mau memberi saya modal untuk
melanjutkan usaha jualan.
84
mereka bahwa abang saya ada di Pusong,
Lhokseumawe. Mendengar itu, mereka
marah pada saya karena saya telah
berbohong.
JANGAN TEMBAK

08 MAMAK SAYA,
TEMBAK SAYA SAJA
Mereka langsung menggiring saya yang
saat itu masih memakai baju tidur ke luar
untuk ikut ke Pusong bersama mereka.
Kami berjalan kaki sampai ke truk tentara
yang ada di simpang Cot Sabong yang
berjarak kira-kira 800 meter dan saya
digiring seperti penjahat.
Kekerasan dari tentara saya alami
pertama kali pada tahun 2004, ketika Ternyata ada dua laki-laki yang berasal
diberlakukan Darurat Sipil di Aceh. Suatu dari kampung saya yang duduk terborgol
pagi sekitar pukul 5 subuh, beberapa di truk. Kami semua lalu berangkat
tentara menggedor rumah kami. Mereka menggunakan truk itu menuju ke rumah
mencari abang saya yang baru pulang paman saya di Pusong. Mereka menggebrek
dari Malaysia dan menuduhnya sebagai rumah paman saya yang ada di Pusong,
anggota GAM. tetapi tidak menemukan abang saya.
Mereka mencari dia sampai ke kamar
-kamar. Saya menjawab tidak tahu Pada waktu itu, paman saya meminta
keberadaan abang saya dan mereka kepada mereka supaya saya jangan dibawa,
menampar saya sampai hidung saya tetapi mereka menolak. Paman juga
mengeluarkan darah. meminta supaya beliau yang mengantar
saya pulang, tapi tentara kembali menolak.
Mereka menyeret saya ke dapur agar
tidak terlihat oleh adik dan kakak saya Tentara lalu membawa saya pergi dari
yang saat itu sedang sakit. Sampai di rumah paman, tetapi ternyata mereka
dapur, mereka masih bertanya tentang tidak langsung membawa saya kembali
keberadaan abang saya. ke rumah. Mereka malah membawa saya
ke rumah Belanda yang ada di Cunda.
Ketika kami sampai di dekat kamar Rumah itu menjadi pos sementara
mandi, mereka menendang perut saya mereka.
dan saya kembali ditampar sampai
hidung saya berdarah lagi. Mamak saya Di sana mereka kembali menanyai
lalu datang dan mereka mengancam saya tentang keberadaan abang saya,
akan menembak mamak saya. Saya lalu lalu memukul kepala saya, menampar
mengatakan supaya jangan menembak saya, dan mengancam akan memerkosa
mamak saya, tetapi saya saja. Karena saya karena saya tetap menjawab tidak
membela Mamak, saya ditendang lagi. tahu. Pada hari itu, hujan mulai turun
Melihat itu, mamak saya memberitahu dan waktu itu saya berdiri di luar pos.
85
Mereka menyuruh saya masuk, tetapi
saya tidak mau. Lalu Geuchik Blang
Poroh datang ke pos dan mengatakan
bahwa saya bukan warganya.

Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya


membawa saya pulang ke rumah. Di
rumah saya, mereka mengamuk dan
merusak barang-barang yang ada di
rumah kami.
“Saya sangat menderita
Saya tidak berani masuk ke rumah
karena takut akan diperkosa mereka.
karena perlakuan mereka.
Mereka lalu membawa saya ke jalan Pada saat melahirkan anak
besar, namun kemudian membawa saya
lagi ke rumah dengan alasan bahwa pertama, saya harus dioperasi
mereka telah salah tangkap. Orang yang
karena tendangan mereka
seharusnya mereka tahan itu bukan
saya, tapi anak abang saya. ke perut saya dulu membuat

Mereka kemudian pergi, tetapi dua


saya sulit untuk melahirkan
hari kemudian, mereka datang lagi secara normal. Karena itu,
mencari anak abang saya. Mereka
tidak menemukan kami karena ibu saya sangat berharap semoga
sudah menyembunyikan anak abang
ke depan, tidak lagi terjadi
dan saya di rumah saudara yang ada di
Lhokseumawe. Kami bersembunyi di konflik di Aceh ini.”
Lhokseumawe selama tiga bulan.
86
kepada mereka kemana mereka membawa
pakchik saya. Mereka mendorong dan
menendang perut saya beberapa kali.
Mereka mengancam akan menembak saya.
DITENDANG TENTARA
Mereka baru menghentikan perlakuan

09 JADI TRAUMA
DAN KESAKITAN
WAKTU MENSTRUASI
kasar mereka setelah ada wartawan yang
datang dan melihat saya diperlakukan
seperti itu. Bila wartawan itu tidak datang,
mungkin saya sudah mati karena terus
dipukuli atau juga ditembak.

Tidak lama setelah kejadian itu, pakchik

S
aya masih berumur 13 tahun ketika saya kembali ke rumah. Namun begitu,
saya menyaksikan kekerasan yang tentara tetap saja mengawasi kami
dilakukan oleh tentara. Itu terjadi dan sering datang ke rumah untuk
pada tahun 2004 pukul 4 subuh. Beberapa menanyakan tentang GAM. Saya tidak
tentara menggedor-gedor rumah kami berani lagi bertanya atau mendekat
untuk mencari paman saya. Tentara ketika mereka datang karena saya
menendang pintu rumah karena ibu saya trauma dengan kejadian itu.
terlambat membuka pintu. Mereka lalu
masuk dan memeriksa semua kamar. Hanya saja, sampai kini saya masih
Saya terbangun dan keluar kamar. Saya heran mengapa mereka marah dan
lalu menyaksikan pakchik saya dibawa menendang saya waktu itu padahal
tentara dengan pakaian seadanya karena saya hanya bertanya kemana pakcik
dia dibangunkan paksa ketika masih saya mereka bawa.
tidur. Ibu saya bertanya kepada mereka
kemana pakchik saya mau dibawa, tetapi Selain trauma, saya juga merasa sangat
mereka menjawab supaya ibu tenang kesakitan saat menstruasi karena
saja karena pakchik tidak akan dibawa tentara pernah menendang perut saya
kemana-mana. beberapa kali. Terkadang saya sampai
tidak bisa bangkit.
Tetapi, mereka kemudian membawa
pakchik saya keluar rumah. Ibu saya Saya harus berobat rutin selama beberapa
memaksa ikut sehingga tentara lalu waktu untuk mengatasi rasa sakit itu.
memukul ibu saya dengan senjatanya Sekalipun begitu, saya tidak berharap
dan juga menendang ibu. Mereka lalu banyak.
membawa pakcik saya entah kemana.
Saya hanya ingin agar konflik jangan
Pada sekitar jam 10 pagi, para tentara terjadi lagi di Aceh karena itu akan
datang lagi ke rumah saya dan mereka berdampak buruk bagi generasi yang
memukul saya juga dengan senjata yang akan datang. Biarlah hanya kami yang
mereka pegang karena saya bertanya mengalami kejadian itu.
87

SEKOLAH LOKASI PENYIKSAAN

S
etelah semua pemberi kesaksian
memberikan kesaksian, para
pemberi kesaksian melakukan
REFLEKSI MAJELIS diskusi bersama dengan Majelis Warga
WARGA tentang perdamaian dan keadilan di
Aceh. Ada beragam opini yang mereka
Dengar Kesaksian Aceh
kemukakan, namun semuanya memiliki
gambaran yang serupa. Menurut mereka,
perdamaian hanya ada di atas kertas.

Menurut korban, hingga saat ini mereka


belum pernah merasakan perdamaian
yang sesungguhnya. Namun begitu,
mereka melihat bahwa kini masyarakat
Aceh memiliki ruang yang lebih luas
untuk mencari nafkah dan sudah tidak
perlu merasa takut lagi untuk keluar
dan melakukan aktivitas.

Mereka juga mengemukakan bahwa tidak


semua korban mendapatkan bantuan
dari pemerintah. Hanya korban-korban
yang lantang menyuarakan hak mereka
88

LOKASI PENYIKSAAN

yang akhirnya mendapatkan bantuan untuk menuliskan cerita-cerita para


itu. Korban-korban yang tidak bersuara korban sehingga kebenaran itu tidak
dan tidak aktif menanyakan hak mereka, terabaikan dan semua orang bisa tahu
baik itu laki-laki maupun perempuan, bahwa peristiwa itu adalah kebenaran
tidak mendapatkan bantuan hingga kini. sejarah Indonesia.

Menanggapi kesaksian para korban dan Pengalaman itu harus dibukukan, menjadi
opini yang mereka kemukakan dalam sejarah hidup yang tidak boleh dilupakan
diskusi, Samsidar selaku Majelis Warga oleh anak-cucu kita dan menjadi pela-
mengatakan bahwa pada umumnya jaran bagi siapapun yang membacanya.
pola kekerasan yang terjadi selama Ketiadaan perhatian pemerintah saat
konflik itu sama, yaitu adanya penyiksaan ini tidak boleh membuat kita putus asa
terhadap perempuan dan praktik itu karena pasti akan selalu ada jalan yang
selalu menyasar organ reproduksi bisa ditempuh untuk mencapai keadilan
perempuan dan bentuk penyiksaan itu dan kebenaran, dan untuk itulah, Koalisi
sama di setiap tempat. Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran
menggagas acara Dengar Kesaksian ini.
Pola ini masih terus terjadi karena
pemerintah belum memberikan perhatian Melalui acara hari ini, diharapkan jalan
khusus dan mengambil kebijakan spesifik menuju kebenaran dan keadilan itu
untuk menghentikan praktik kekerasan ini. semakin terbuka bagi para korban.
Itulah sebabnya, menurut Lies Marcoes
selaku Majelis Warga, penting bagi kita
89

V
DENGAR
KESAKSIAN
PAPUA

* Untuk kepentingan keamanan narasumber maka identitas seluruh


narasumber yang memberi kesaksian dalam acara dengar kesaksian
di Papua tidak ditampilkan dalam laporan ini
90
91
Snopi di gunung. Saya dan isteri yang
sedang hamil, sampai di Kroaer, isteri
melahirkan anak perempuan pada hari
Sabtu 31 Juli 1965.Pada hari itu kami
DI PAPUA, DI JAWA, juga kumpul dengan Bapa Awom yang

01 SAMA-SAMA
PENJARA
pimpin kami dengan ibadah.

Saya dan keluarga, isteri dengan 3 anak


kembali ke Manokwari, sampai tahun
1967 terjadi peristiwa di Ambar. Pada
‘67, banyak sekali kami yang ditangkap
diikat dengan kawat jemuran dan ditahan

P
ada usia 7 tahun saya masuk sekolah di Pos Brimob di Ambar. Di kantor polisi
Yongenvolf Solf atau setingkat kembali ke seksi Reserse, kami diperiksa
dengan SD selesai tahun 1950 dan oleh Kapten orang Ambon namanya
tambah 3 tahun di Sorong. Saya tamat Max Sopacua.
tahun 1954, setingkat SD 6 tahun. Bulan
Agustus ’54, saya melanjutkan sekolah Dia tanya-tanya ada senjata taruh di
di Dinas Kesehatan di Manokwari. Tapi meja, lalu toki [pukul] di Alex punya
tidak meneruskan dan melamar di dinas kepala lalu pingsan dan jatuh di lantai.
Agraria di Jayapura. Kami dikembalikan ke sel, terlalu banyak
orang tidak bisa tidur, akhinya kami
Saya berhenti di Pertanahan lalu melamar naik ke lembaga di Kampung Ambon
di Dinas Pertanian pada 1 Desember dan pada saat itu kami disuruh kerja
tahun ‘57 dan 6 bulan kemudian diangkat keras di Korem.
jadi pegawai negeri. Pada bulan Agustus
akhir tahun 1964, kami dari Jayapura Penangkapan itu sudah sangat luar
dipindahkan ke Manokwari. biasa, tidak sedikit. Pada tahun ‘68
mendekati Pepera pada tanggal 19 April,
Mulai terjadi peristiwa Arfai Awom pada kami diberangkatkan ke Jawa. Pada
28 Juli 1965. kami dan masyarakat saat itu keluarga dilarang mengunjungi
mengungsi ke hutan sampai penyerangan dan itu pagar betis jarak 5 meter dijaga
Awom pada 31 Juli ‘65. dari pintu lembaga sampai pelabuhan.
Waktu itu ada 168 orang kita diasingkan
Sampai di suatu tempat, rombongan besar ke Pulau Jawa dengan Kapal Berantas.
semua pelarian ketemu, saya bertemu Karena berkenaan dengan Peristiwa G
dengan isteri dan anak di situ. Semua 30S PKI, banyak Gerwani dan tahanan
suku dari 9 suku, duduk di bawah pohon, maka penjara penuh, maka kami ditahan
anak-anak menangis, Bapak Camat, ikut di satu ruangan.Karena ruang juga penuh
juga, lalu Hamba Tuhan, kami semua maka kami tahanan dari Papua dan
ada di situ. Suku Maymbrat, dari Aimaru, tahanan biasa dipindahkan ke penjara
lari terus sampai di Kebar, di daerah di Jepara.
92
Pada Agustus ’68, kami dibubarkan Sampai pada saat ini tidak ada orang
dari Jepara dan pindah ke Lembaga yang perhatikan, sampai dari Awom di
Pemasyarakata Sukamiskin Bandung. hutan lalu sampai kembali dari Jawa,
Lalu dari Bandung, ada 110 orang tinggal lalu dipenjara tahun ’71, sampai keluar.
di Bandung dan 56 orang golongan berat
diasingkan ke Bogor.

Sampai di Bogor kami masuk ke Lembaga


Direktorat Pemerintahan. Selama di Jawa
kami disuruh kerjapaksa di perkebunan.
Pada Bulan Juli [1970] setelah Pepera Saya tidak mengalami
selesai, kami kumpul lagi di Bandung
lalu berangkat ke Tanjung Priok dan
Pepera di sini karena
ikut Kapal Raden Saleh ke Papua sini. kami di Jawa. Pepera
Di Manokwari keluarga sambut.
di sini juga tidak jujur.
Mobil dari Korem angkat kami semua bawa Banyak yang dibawa
ke Korem, cek nama satu persatu dan
dikembalikan ke keluarga satu persatu. keluar, dan tersisa
Sesuai dengan Surat Keputusan Jaksa
Agung masing-masing dikembalikan ke
orang-orang tua sekitar
instansi dan keluarga. Empat anak yang 1025 orang dan ini tidak
saya tinggalkan selama ini, bertemu
semua. Anak yang pertama dan kedua jujur sehingga menang.
laki-laki, yang ketiga yang lahir di hutan
dan yang keempat berusia dua tahun.

Dia panggil saya om, saya sangat sedih


tapi ibu dan kakak-kakaknya beri tahu
bahwa saya bapaknya. Istri diperkosa,
sedang dalam keadaan hamil dua bulan,
tapi apapun keadaannya saya tetap terima
itu.Setelah istri saya meninggal tanggal
26 bulan tiga 1989. saya hidup dengan
anak dan cucu sampai cicit.

Hidup itu harus berbuat baik dan tidak


boleh balas dendam.Kejahatan tidak
boleh dibalas dengan kejahatan supaya
umur panjang.
93
dan Asrama Tentara), dan kami leften
[berhentikan] mobil. Sopir (tentara)
mobil itu tanya, “adik-adik dong mo ke
mana?’ kami jawab, “Oh kami ada acara
BENDERA BINTANG di kantor Gubernur”. Dan kami diantar

02 KEJORA, NAIK-TURUN,
NAIK-TURUN
sampai ke kantor Gubernur, lalu mobil
itu pergi.

Kami buka meja di tempat itu, kami taruh


bendera Merah Putih dan kasih naik
Bendera Papua. Ada petugas kebersihan
yang bekerja di kantor Gubernur,

A
walnya dari kampung saya mau Katong su kasih naik bendera dia kasih
jualan di Jayapura, waktu itu saya suara, “pencuri su masuk kota,” tapi tak
mendengar isu akan ada acara ada yang mendengar, cuman ada polisi
menaikkan bendera Bintang Kejora. Saya orang Ambon yang lihat kami, dia bilang,
bersama dengan 6 orang teman-teman. “kasih naik cepat.”
Kami tinggal di rumah seorang Ibu, dan Bendera Bintang Kejora kita naikkan
besoknya ikut kegiatan itu. Kami 3 orang pada tiang utama kantor Gubenur,
ke hutan di Gunung Abepura, belakang setelah dinaikkan kami tetap berdiri di
Lembaga Pemasyarakatan, ikut rapat, bawah tiang bendera itu. Pada jam 7
dan mereka serahkan Bendera Papua pagi, polisi datang. Lalu dorang bawa
dan dokumen-dokumen ke kami. kami ke Polda. Satu malam di situ,
mereka bawa Ibu Prisila ke sana dan
Waktu itu tanggal 2 Agustus 1980. Kami taruh dengan parang di dia punya leher.
kembali lagi dan ketemu Kopasandha
di jalan. Kami kembali dengan pakaian Pagi tanggal 3 Desember 1980, mereka
seperti orang kembali dari kebun. Jadi kirim kami ke Kodam, kami sudah mulai
mereka tidak tahu kami ada simpan diinterogasi. Setiap kali mau interogasi
bendera dan dokumen dalam tas. kami dibawa ke Laksus di Aryoko atau ke
Pos Polisi Militer di bagian Taperda (Tim
Pada malam hari kami mengatur rencana Pemeriksa Daerah) Klofkamp Jayapura.
untuk mengibarkan bendera Papua.
Pagi-pagi sekali kami sudah keluar Tempat tahanan kami di Kodam itu begitu
rumah, dan kami sudah siap dengan sempit, dan tidak ada lampu, tidak ada
alat-alat (untuk menaikkan Bendera); tikar. Tapi waktu keluarga kami tahu di
Meja lipat, dan alat-alat yang kita mau mana tempat kami ditahan lalu mereka
pakai itu dan tas yang isi Bendera. mengambilkan kami pakaian.

Pagi itu ada mobil dari Laksus (Pelaksana Kami juga menerima perkataan-perkataan
Khusus). Mobil TNI yang lewat (dari arah yang melecehkan kami, “seperti kamu
Aryoko lokasi atau kompleks kantor tidak bisa Merdeka!”
94

Kami ditahan di Kodam selama sembilan dan di bebaskan. Sedangkan saya dan
bulan, Selama di tahanan itu saya lainnya mendapat hukuman 4 tahun
menderita sakit kuning (lever) karena penjara.
selama dalam ruang tahanan saya tidak
kena sinar matahari. Saya lalu dirawat Setelah itu saya kembali ke Kampung.
di Rumah Sakit Aryoko. Pada malam Saya juga mendapat sindiran dari orang
hari di rumah sakit, saya mau diborgol di Kampung yang menganggap saya
karena aparat (TNI) takut saya larikan terlibat dalam politik. Waktu ditangkap
diri. Saya dirawat selama dua. saya umur 18 tahun, keluar dari penjara
umur 22 tahun.
Setelah 9 Bulan kami dipindahkan ke
ruang tahanan di Markas POM (Polisi Anak saya 4 orang, anak pertama saya
Militer) di Klofkamp. Waktu di tahanan sudah kerja, perempuan di Salatiga dan
Polisi Militer itu saya lihat banyak tahanan 1 orang SMA dan 1 orang SMP.
politik yang laki-laki yang dipindahkan
dari Tahanan Kodim Dok V, kepala mereka Baru berhasil semua baru mama merasa
semua dicukur, di antara mereka ada 2 puas apa yang mama perjuangkan.
orang om [paman] saya. Adik-adik harus berhasil terus, apa
yang Mama perjuangkan, bukan untuk
Dan di POM kami ditahan selama 1 Mama tapi untuk Papua dan bisa tahu
tahun, setelah itu kami disidang dan apa yang terjadi. Saya sekolah sampai
dikirmkan ke Lembaga Pemasyarakatan SD saja, karena kami merasa ini tanah
(Abepura). Sidang di Pengadilan Militer. kami dan bagaimana pun kami tahu ini
tanah kami.
Ada orang Ambon dia bela kita 6 orang,
dia tidak sepihak. Mereka tanya, kamu
buat ini karena diajak atau mau sendiri?
Mama merasa yakin dengan yang dilakukan
karena yakin dengan tanah ini tempat
kelahiran.

Putusan sidang kami ada 2 orang dari


kami yang mendapat hukuman ringan
95
Deky ambil data selesai. Kemudian saya
diberangkatkan ke Jayapura bersama 5
orang saja, dan yang lain boleh pulang.
Saya tanya kenapa yang lain tidak ikut
SIAPA YANG TANYA mereka bilang, “tidak ada dasar kuat

03 PAPUA, SAYA AKAN


BICARA
sehingga mereka ikut.”

Waktu saya sudah di Jayapura, teman


tentara bilang yang pulang itu OPM
Bayangan, itu memang rekayasa, mereka
menyamar untuk cari orang dan otak
gerakan, itu yang dilakukan tentara

S
aya diambil oleh pihak kepolisian waktu itu.
atas perintah Kodim 1708 untuk
ditahan dan diperiksa atas terlibat Kami tinggal di Mess Cendrawasih di
organisasi terlarang yaitu OPM dan Aksi Dok 5, kami tinggal dengan tahanan lain
Pelajar Bumi Papua yang didalamnya dari tanah merah. Sementara kami di
terlibat semua pelajar di Kota Biak. Dok 5, pemeriksaan di Paldam, diperiksa
Banyak birokrat yang terlibat di dalamnya, lalu mereka tanya teman-teman ada di
baik sebagai pelindung atau jabatan kamar sebelah, saya bilang siapa-siapa?
penting lainnya. Setelah ditahan di polisi Kami ditahan beberapa malam di situ.
2 minggu kami diinterogasi oleh KASI Lalu ada tentara dari Biak Timur, dia
Intel di Kodim Kapten Umar Sai, dan bilang, “kamu berdoa banyak karena
dia saya punya ipar sendiri orang Kei. ada ancaman buat kamu yang dari Biak.”
Dia tanya saya, “tahu tidak organisasi Lalu yang diperiksa saya, Arnold Ap dan
Aksi Pelajar Bumi Papua?” saya bilang, Edu Mofu.
“tidak tahu,” lalu dia tunjukan susunan
organisasi. Setelah periksa saya kembali ke Dok 5
bersama Bapak-bapak dari Biak tinggal
Dua minggu di kantor polisi, kami 3 bulan sampai 1 desember kami turun
dipindahkan ke AL, karena ada Pemilu ke teman lain di tahanan di POM. Kami
tahun 1982. Setelah Pemilu selesai tinggal 3 tahun di dalam, tidak ada proses
kami diperiksa oleh Jaksa, Kodim, AL, hukum yang jelas. Tahun ‘82-83 sampai
Kepolisian, hasilnya mereka tidak dapat. peristiwa pengungsi besar-besaran ke
Lalu kirim berita ke Jayapura, lalu dari Papua Nugini, kami masih tinggal di
Jayapura kirim tim pimpinan Deky dalam.
Manobo. Pak Deky tanya, “Pak tujuan
perjuangan ini?” Saya jawab perjuangan Setelah situasi di Jayapura mereda,
ini orang tua cerita kepada anak-anak dan tahun 1984 kami dikembalikan ke daerah
terus menerus dan tidak hilang sampai masing-masing dan diproses sesuai
Yesus datang, ini sudah mendarah pelanggaran. Dari Jayapura, saya tinggal
daging untuk orang Papua. Lalu Pak 1 tahun di luar dan lapor ke kejaksaan.
96
Waktu kembali dari Jayapura ke Biak,
orang tua bilang, “daripada kau nanti
mati, menikah dulu,” lalu saya kawin
dan isteri hamil.

Kemudian ada surat perintah dari PN


Tinggi Jayapura pada 30 Mei ’85, saya
masuk penjara, sidang mulai Mei sampai
November, keputusan pada November
1985. Ancaman yang dari hukuman
mati, turun ke hukuman seumur hidup,
turun sampai 15 tahun penjara. Pada
saat pemeriksaan karena bertele-tele
dalam pemeriksaan, mereka masukan
kotoran ke dalam air lalu suruh minum,
itu tempat sekarang Kantor Camat
Bosnik, saya minum dari jam 11 sampai
4 sore baru habis, karena perut saya kemerdekaan hak segala bangsa”
tidak kembung mereka bilang, “kau Dia bilang, “bikin korek api dan naik
pake fui-fui (jampi-jampi) ka?” saya sepeda saja tidak bisa, mau merdeka,”
bilang, “tidak.” saya bilang, “Indonesia merdeka bukan
karena bakar korek api tapi karena ada
Satu hal lagi yang tidak saya lupa, saya bangsa, ada penderitaan dan itu dasar
punya isteri ketika minta surat ijin untuk sebuah kemerdekaan.”
ketemu, petugas bilang, “angkat rok
sedikit kah baru kita kasih surat ijin,” Kami menolak Otsus karena itu rekayasa
Mai Tua [sebutan untuk isteri] keluar dan tidak berjalan seperti yang diharapkan
air mata, kalau dia tidak buat begitu masyarakat, Respek juga semua dipangkas
maka tidak bisa ketemu saya di penjara. karena tidak sampai masyarakat. Papua
akan Merdeka dan itu tidak pungkiri,
Karena ada desakan dari Palang Merah Saya bilang ke anak-anak, kalau kami
Internasional maka mereka mendapat tidak cerita ini, maka tidak ada yang
remisi atas tahanan yang dijalaninya pertahankan lagi, Kalau tidak merdeka,
di penjara. Papua akan musnah, Papua harus
Jadi saya dapat remisi tahun 1993, Tahun diselamatkan saya kira itu.
1994 terus langsung bebas.

Setelah bebas, ketua Panitia Pengadilan


Negeri Biak, bilang, “Pak Frans membangun
negara dia atas negara,” saya bilang,
“Saya tidak tahu membangun, karena
setahu saya Biak sudah merdeka dan
97
militer tapi saya tidak jawab satupun,
“bagaimana ibu bisa hamil, bagaimana
bisa buat dengan suami,” saya diam
saja. Sebelum saya jelaskan saya dikasih
OTSUS UNTUK setrum, setiap kali lapor diri, kasih

04 SIAPA? SAYA TIDAK


KEBAGIAN
setrum dulu baru tanya yang lain.

Mereka tanya terus, dari mana datang


senjata, dari mana datang peluru? Saya
bilang, saya tidak tahu dari mana datang
senjata, dari mana datang peluru, saya
hanya dampingi suami.

S
aya terlibat dalam kegiatan OPM
sejak tahun ‘69, sebelum nikah. Karena saya disiksa terus oleh tentara,
Saya berjuang di hutan rimba, lalu saya minta agar pulangkan mereka,
sampai saya pulang ke kampung pada dengan catatan kita tetap berbeda, tetap
tahun 1981, akhirnya ditangkap tentara saya perjuangkan untuk kita punya hak
Indonesia. Tentara tanya: apa yang Ibu sendiri.
alami di hutan? Saya kasih penjelasan
di hutan kita tidak makan nasi hanya Yang Maha Kuasa sudah ciptakan berbeda
makan Papeda. Mereka tanya terus dari dan sudah tuliskan itu. Kita bangsa
mana datang makanan yang lain? Saya Papua punya hak sendiri dan tidak punya
bilang tidak ada hanya makan sagu. Di kait mengkait dengan bangsa lain. Itu
hutan sudah 3 tahun. Saya hamil 5 bulan. saya sampaikan ke Komadan atau anak
buahnya. Di situ ada Pak Latief, Pak
Saya pulang karena sadar tidak sanggup Hendrik saya sampaikan hal itu pada
mengalami kesulitan hidup di hutan. Saya mereka. Mereka tanya, “bagaimana ibu
sedang menyiram halaman, tentara TNI usahakan mereka balik”.
tangkap saya, waktu itu pagi. Tentara
kepung rumah kami, Bapak dan Mama Saya usahakan pulangkan mereka akhirnya
bingung. Saya bilang, “Bapa dan Mama berhasil. Ada pertanyaan dalam hati
mungkin sudah ada informasi dari orang saya. Tapi sampai kapan, orang Papua
kampung bahwa saya baru pulang, jadi punya hak perjuangan harus ada detik
Bapa dan Mama jangan kecewa, dan terakhir harus ada finish. Kemudian
doa saja kepada Tuhan agar saya bisa terakhir mereka panggil saya sebelum
selamat” mereka selesaikan operasi selama 3
tahun, 81-84.
Saya ditangkap, didata, dikasih setrum
di telapak tangan kiri kanan, saya dalam Saya buat pernyataan untuk bisa pulangkan
keadaan hamil dan suami masih bertahan saudara-saudara kembali ke kampung
di hutan. Saya ditanya, “bagaimana supaya orang kampung tidak disiksa,
sampai ibu hamil?” itu pertanyaan dari dipukul, direndam disetrum, dikasih
98
setrum di mulut dirtaruh senjata dimulut,
orang tua saya juga mengalami itu. Saya
berdoa pada Tuhan agar tidak terjadi
sesuatu pada saya karena waktu itu
saya sedang hamil.

Sampai pada tahun ‘85 saya buat


pernyataan sikap pada militer. Saya
bilang, “Bapak, dengan cara kasar kita
tidak bisa mendekati mereka yang di
hutan, kalau Bapak buat begini nanti
mereka tambah liar lagi.”

Setelah sepakat, helikopter langsung


datang, angkat barang dan langsung
pulang, karena sudah selesai. Truk-truk
juga datang angkut barang militer

Harapan saya sesudah disiksa dari


tahun ke tahun, bagaimana ke depan
ada perhatian untuk kami. Kami tidak
punya bagian dari OTSUS (Otonomi
Khusus Papua), Kita tidak diperhatikan
oleh pemerintah kampung atau distrik
atau provinsi, jadi kami mohon supaya
kehadiran Bapak dan Ibu di sini supaya di
masa depan ada perhatian untuk kami..
Kami sudah disiksa oleh TNI.
99
Dari situ kami lemparkan lagi ke Jayapura
di Psolres Jayapura. Di dalam truk itu
kami ditendang pake sepatu, dipukul
sampai di tempat. Habis itu, waktu di
DI PAPUA JANGAN Polres itu kami disuruh baris, kami baris,

05 ADA LAGI
PENYIKSAAN
kami ditampar, ditendang pake sepatu
lars di kaki kami, terus kami disuruh
angkat kaki satu ke atas, tangannya
ke kepala kami dibakar pake puntung
rokok, masih ada bekasnya.

Terus setelah itu kami dipukul lagi dari

P
ada 7 desember 2000, sekelompok polisi pake karet mati. Itu tiga-tiga kali
orang melakukan penyerangan ke kami dipukul. Terus setelah itu kemudian
Polsek Abepura, Papua. Penyerangan ada dua Polwan yang datang, itu pun
ini memicu aksi balasan yang dilakukan mereka tampar kami dua-dua kali. setelah
aparat Brimob dan polisi, yang melakukan itu kami diambil keterangan. Habis itu
aksi penangkapan dan penyiksaan jam empat kami dikasih makan, empat
terhadap puluhan mahasiswa dan pelajar sore kami dikasih makan. Itu nasinya
asal Pegunungan Tengah, penyiksaan di hanya sedikit dengan sambal yang begitu
tempat tahanan menyebabkan 2 orang banyak. tapi kami tidak dikasih minum.
mahasiswa meninggal dunia. Sampai itu selesai. Dan di kami yang
putri itu ada jumlahnya sembilan.
Salah seorang perempuan yang ikut
ditangkap dan mengalami penyiksaan oleh Di antara kami itu ada adik saya yang
aparat Polisi menceritakan pengalaman baru berumur kira-kira tujuh tahun.
kekerasan yang dialaminya melalui Itu juga ditangkap. Dan dibuat kayak
film dengan Judul: Kami dibuat seperti macam layang-layang. Ditendang kesini
Layang-layang kayak layang-layang. Setelah itu kami
dibebaskan jam lima. Pulang.
Saya akan menceritakan sedikit tentang
kejadian tujuh Desember tahun 2000, Sampai di tempat dua hari kemudian
di Jayapura, tempatnya di jalan Biak, kami dengar bahwa teman-teman kami
Asrama Ninmin. Waktu itu pas jam dua yang laki-laki ada dua yang meninggal,
pagi. Kami sedang tidur. Ada tembakan yaitu Joni Karunggu dan Ore Doronggi.
tiga kali. Kami kaget bangun. Yang naik Harapan saya, supaya biar kasus ini bisa
itu ternyata polisi dan brimob. Laki-laki terungkap di manapun bisa ada apa itu
perempuan dikumpulkan di dekat asrama, ...ada keadilan, yang bisa nyatakan gitu.
kami dikasih pisahkan antara laki-laki
perempuan naik ke truknya brimob,
dibawa ke brimob di Kotaraja.
100

“Terima kasih, sumber


kekuatan saya yaitu pertama
Terus memang waktu itu kami lagi Tuhan Yesus yang selalu ada
putus sekolah sempat, tapi dengan apa dari dulu sampai sekarang..
kemauan itu saya bisa balik, dan bisa
dapat yang baik. .itu satu.
Satunya itu mama bapak
Jadi untuk ke depannya apa... supaya
biar Papua itu jangan ada lagi penyiksaan yang selalu mendukung
atau apa itu begitu… tapi harus baik
damai, itu harapan saya. saya dalam berjuang sampai
terus yang kedua Elsham
Kalau saya dengar macam tembakan
atau bunyi yang kuat memang masih dan macam kaka Sandra,
rasa takut-takutnya ada. Macam jalan
kaka Dias, trus kaka Penlok
juga, kalau di jalan , macam taksi yang
lewat macam balap itu saya menjerti. ini juga memang korban
Takut gitu kaget, takut masih ada.
tapi ada berikan masukan
dan lain-lain. Jadi sampai
bisa sampai sekarang ini.”
101

Tentara banyak masuk ke kampung,


Tinggal di hutan sampai Bapak Rumayong
dan Marisan dari Pemerintah mengajak
PENGGALAN kami ke luar dari hutan. Saya pulang ke

06 KEPALA SUAMI
SAYA DIPAMERKAN
TENTARA
Jayapura tahun 1970. Saya tidak biasa
melanjutkan sekolah. Tahun ‘72 baru
suami saya meminang dan tahun ‘79.
baru menikah tinggal di di asrama Yonif
751 karena suami saya tentara.

Tanggal 8 April tahun ‘84, suami lari

M
ama ini sempat menghabiskan ke hutan. Tahun ‘85 tentara membawa
masa kecil mengungsi ke hutan saya ke Kodim, menanyakan suami saya.
pada tahun 1967, ketika ada Anak pertama, meninggal di Jayapura.
gerakan perlawanan yang dipimpin oleh Waktu dia meninggal itu, darah keluar
Malkias Awom. Ia kemudian menikah dari mulut dan hidung. Anak yang ke
dengan seorang anggota tentara Indo- dua saya bawa ke Biak dan meninggal
nesia yang lari ke hutan dan bergabung di sana.
dengan Gerakan Papua Merdeka. Pada
tahun 1987, Mama ini ikut mengungsi Tahun ‘87 itu di Biak, bulan April. Beberapa
kembali di hutan, dan pada tahun itu minggu kemudian tentara datang dan
suaminya meninggal dunia setelah mengejar suami saya. Suami lari ke hutan
ditembak tentara. lagi. Baru saya menyusul dari belakang.
Kita tinggal sama sama dengan suami
Kepalanya dipenggal dan dipamerkan di hutan.
dalam acara ulang tahun ABRI di
Biak. Hingga sekarang, Mama ini Waktu suami ke kebun dia ditembak tentara.
masih mengalami diskriminasi, tidak Tempatnya di Biak Barat, Saywaymar. Di
mendapatkan bantuan dari Pemerintah belakang Kampung Sainober, kuburannya
karena posisi suaminya yang menjadi di situ. Kepalanya dipenggal. Waktu
anggota OPM. Mama ini menceritakan ada pameran 5 Oktober tahun ‘89 hari
pengalaman kekerasan dan diskriminasi ABRI. Saya ke kota dan mau masuk ke
yang dialaminya melalui film dengan pameran. Saya jalan liat kamar-kamar
judul: Biar Saya Hidup Sendiri, Tuhan Ada sampai kamar-kamar yang terakhir.
Saya masuk di situ.
Waktu saya kecil di kampung, berumur 6
tahun saya sekolah di SD sampai keluar Masuk ke dalam dong pamer dia pu
sekolah tahun ‘67. Tahun ’67 Bapak foto(mereka pamerkan foto kepala
Malikias Awom, tiba di Biak Barat. suaminya). Air mata saya jatuh. Tuhan
Karena takut, kami semua termasuk kenapa begini,
orang tua ikut masuk hutan.
102

Tapi dong bunuh dia itu, kepala tidak ada.


Karena dia pu kepala itu dong pamer,
“Karena bantuan-bantuan
pake kain putih tutup kepala.
yang mereka drop ke
Kalau tentara mau bunuh saya, bunuh
sudah supaya kita berdua mati sama-sama, kampung-kampung,
daripada saya lihat dia punya kepala. tidak dibagikan kepada
Saya pulang dan tinggal di kampung.
Tinggal di kampung, saya dengan anak saya. Karena suami
yang terakhir ini, tinggal sendiri.
saya dianggap penga-
Saya jualan sampai jam 2 pagi.
cau. Baru saya bilang,
biar sudah. Saya hidup
sendiri, Tuhan ada.”
103

[MARIONES YARONA]
BENDA KENANGAN

M
ama-mama dan Bapa-bapa serta
saudara-saudara yang kami
hormati, Kami memulai dengan
REFLEKSI MAJELIS pernyataan bijak yang disampaikan oleh
salah satu pemberi kesaksian tadi bahwa,
WARGA
Dengar Kesaksian Papua
“Dalam kehidupan ini, kita harus berbuat
baik, jangan membalas kejahatan dengan
kejahatan supaya umur panjang.“

Dari dengar kesaksian sepanjang hari


ini, Majelis Warga mencatat bahwa
Pola-pola Operasi dan Kekerasan Militer
sama. Hal ini ditunjukkan:

1. Sejak tahun 1960-an: Semua orang


Papua adalah OPM dan melalui
screening ideologi, sampai tidak
terbukti bahwa individu atau kelompok
tertentu tidak terlibat dalam ideologi
OPM. Hal ini pun, sama seperti
pola-pola operasi yang dilakukan
pada periode 1965, dimana operasi
104
militer di Pulau Jawa dan sekitarnya Proses Pembelajaran
selalu menstigmakan bahwa orang/
kelompok tertentu adalah PKI sampai Pola–pola kekerasan yang selama ini
tidak terbukti bahwa mereka PKI; dilakukan oleh militer sama dari Sabang
2. Tindakan-tindakan yang dialami oleh sampai Merauke. Apa yang dilakukan
korban politik adalah : kejahatan oleh militer tersebut, telah memberikan
seksual, teror, intimidasi, penyiksaan, luka bathin, kesakitan permanen dan
caci-maki dengan menggunakan kata- trauma berkepanjangan dari generasi
kata kotor dan rasis; penangkapan ke generasi. Hal ini dianggap benar oleh
dan penahanan sewenang-wenang; Militer sebab sampai saat ini tidak ada
proses hukum yang tidak jelas, perubahan.
penghilangan paksa; pemindahan
dan kerja paksa ke perkebunan dan Membangun bangsa Indonesia harus
perusahaan di Pulau Jawa menggunakan pendekatan kemanusiaan
3. Kepapuaan orang Papua, masih dengan menghargai harkat dan martabat
dilihat sebagai sebuah ideologi yang bukan dengan kekerasan, kebencian
berseberangan dan bertentangan dan manipulasi.
dengan ideologi NKRI. Seharusnya Kesaksian-kesaksian ini memberikan
dilihat sebagai salah satu potensi gambaran bahwa perjuangan untuk
ideologi untuk memperkuat dan mempertahankan tanah tumpah darah
menyokong bangsa Indonesia yang sebagai bagian dari harkat dan martabat
lebih bermartabat dan berkeadilan kemanusiaan manusia Papua, tetap
sosial. berlanjut dari generasi ke generasi.
4. Ada perbedaan pemahaman akar
masalah Papua antara Pemerintah Ada konsistensi, dan kegigihan dari para
Pusat dan rakyat Papua. Pemerintah korban dalam menjalani kehidupan,
beranggapan bahwa masalah Papua sekalipun mengalami diskriminasi dalam
adalah kesejahteraan sementara komunitas dan pelayanan publik dalam
rakyat Papua berpendapat : sejarah masyarakat Perjuangan ideologi adalah
dan status politik. perjuangan kebenaran.

Oleh Pemerintah kehadiran Otsus Jayapura, 9 Desember 2013


merupakan titik penyeimbangan atas
masalah Papua, pada kenyataannya Majelis Warga untuk Dengar Kesaksian
gagal untuk menjawab masalah Papua, Papua :
sehingga OTSUS saat ini, telah menjadi 1. Fien Jarangga
OTSUS yang melahirkan uang darah dan 2. Imam Aziz
uang siksaan, karena secara substansial 3. Elga Sarapung
tidak menyentuh dan tidak menyelesaikan 4. Septer Manufandu
masalah mendasar di Tanah Papua.
105
106

VI
DENGAR
KESAKSIAN
JAKARTA
107
108

A
KEKERASAN
TERHADAP
PEREMPUAN
109

[Kesaksian Migelina Anthoneta Markus]

M
igelina Anthoneta Markus atau
biasa disapa Oma Net lahir di
SAYA BILANG, Pisan, kabupaten Timor Tengah

01 “MEMANG ADA BATU


DI KEPALA SAYA?”
Selatan pada 27 Maret 1935. Ia merupakan
keluarga korban sekaligus saksi mata
dari aksi kekerasan tragedi gerakan
anti-komunisme di Indonesia pada tahun
1965-1966. Ayah, ibu, kakak sulung, adik
perempuan, dan saudara sepupu ibunya
menjadi korban dari peristiwa itu. Mereka
menjadi korban atas tuduhan terlibat
dalam PKI dan Gerwani sekalipun pada
faktanya mereka tidak terlibat. Akibat
peristiwa itu, mereka mendapatkan
tuduhan-tuduhan dari masyarakat
dan adiknya hingga kini masih merasa
trauma karena peristiwa itu.
110
Terima kasih, selamat pagi salam mana dia diadili dan kebenarannya mana?
sejahtera bagi kita sekalian yang hadir Kami minta tanggung jawab negara
dalam mendengar kesaksian ini. Tragedi dan pemerintah yang telah bertindak
‘65 memakan banyak korban jiwa di dalam diluar kemanusiaan. Papa saya bukan
keluarga, Papa, Kakak, Om sepupu seekor binatang tapi seorang pejuang,
2 orang, keponakan 2 orang, dimana dimana tanggung jawab anda sebagai
mereka?Saya tanya Pemerintah di mana pemerintah dimana keadilan.
peradilannya, sejak kapan mereka diadili
dan keputusannya mana? Saya menyaksikan betapa kejamnya
pemerintahan saat itu hanya bertindak
Terjadinya tragedi ‘65 membuat Ayah demi kepentingan pribadi. Papa saya
kami Micahel Markus hingga sekarang tidak makan uang sepeser pun dan
hilang jejak, beliau adalah pejuang ketika berhenti dari DPRD, dia diangkat
membangun bangsa dan negara di NTT, sebagai kepala Keuangan Kabupaten TTS
Pemerintah mengadili dan dimana [Timor Tengah Selatan] dan kemudian
pegadilan yang menetapkan beliau dia pensiun, ketika ditangkap sampai
bersalah? Kalau dia mati di mana sekarang tidak ada pensiun padahal itu
kuburannya, kalau dia hidup dimana hak Ayah saya yang dipotong dari jerih
dia ditahan? Kesakitan yang dalam tak pekerjaannya
dapat diobati. Pemerintah bertindak demi
kepentingan sendiri dan masyarakat Saat terjadi tragedi 65 saya berusia 30
menjadi korban. tahun, dan saat terjadi tragedi begitu
sakit hati tapi saya berdoa, Tuhan beri
Ayah saya anggota DPRD dan berjuang saya kekuatan beri saya umur panjang
untuk menaikkan bendera Merah Putih, sehingga satu ketika menyaksikan
dia dituduh Belanda sebagai mata-mata kebenaran ini. Kekuatan datang karena
Jepang dan ketika [jaman] Jepang me- doa dengan pergumulan.
nahannya dengan tuduhan mata-mata
Belanda. Banyak yang mencibir juga, ada tetangga
dan sahabat tidak mendekatkan diri
Sejauh mana melihat situasi dan kondisi kepada kami. Saya punya adik dan
yang diperjuangkan ayah saya demi mama juga ditahan dan saya berjuang
kemerdekaan. Saat itu tahun 1965, agar mereka dibebaskan, saya datang
Ayah saya sedang berobat di Surabaya, ke Kodim.
beliau pulang dalam perjalanan tiba
di Kupang, tanggal 3 Oktober, beliau Hanya doa membuat kami menjadi kuat
ditangkap dan dituduh anggota PKI dan dan mendekatkan diri pada Tuhan agar
Barisan Tani Indonesia. Pada 16 April kami tegar. Adik saya sedang mengajar
tahun 1966, Ayah saya dinyatakan tidak di Undana [Universitas Nusa Cendana,
ada lagi di penjara dan dibawa sampai Kupang] ditangkap tahun ‘75 dan ditahan
hari ini tidak tahu ada di mana. di bali selama 3 tahun, dituduh Gerwani.
Kalau itu terjadi mana keadilan, bukti Tahun ‘65 bulan Desember, ibu kami
111
diangkat dari rumah di Soe padahal
saya ada di rumah mau ke Kupang.

Saya tanya semua orang tidak tahu,


saya naik mobil. Sampai di Kupang
tenyata beliau satu mobil dengan saya
dan mereka tutup wajahnya sedemikian
rupa sampai Saya tidak tahu kalau dia
ada satu mobil dengan kami. Kemudian
sampai di Kupang, Saya cari tahu ternyata
dia ditahan di Lapangan Merdeka di
Kota Kupang.

Bulan Januari ditahan di Kodim, Bulan


Maret ditahan di penjara. Saya datang
ke Kodim dan saya bilang saya siap
mati demi Mama saya, kami ada karena
Mvama. Papa saya sudah tiada, siapa
yang harus kami andalkan.

Kami menghadap Kodim dan diikuti


tentara, “saya bilang tolong geser
apa salah saya, saya minta kita naik
pengadilan.” Kepala Kodim tanya, “Ibu
mau apa?

Saya bilang minta Mama dilepaskan,


kalau ditahan saya minta Peradilan,

Mama salah apa kalau dia terlibat


Gerwani, apa salah Gerwani semua
harus dengan pembuktian.”

Kepala Kodim bilang, “Ibu tanda tangan


jaminan bahwa tidak akan terjadi apa-
apa kalau Mama keluar,” Saya bilang,
“saya siap menjamin kalau Mama buat
kejahatan bila perlu saya ditembak
saat ini.”
Setelah itu beliau dibebaskan dengan
wajib lapor.
112
Saya bilang, “tidak ada wajib lapor karena
dia salah apa? pengadilan mana kalau
tidak ada maka kami tidak wajib lapor.”

Saya tanya ulang, “apa buktinya? sejak


kapan dia diadili dan pengadilan memu-
tuskan kesalahannya apa?”

Dia masih mengatakan, “Ibu ini kepala


batu saya bilang memang ada batu di
kepala saya.” Mama saya dilepas tanpa
“Kami himbau kepada
peradilan dan tanpa lapor.
pemerintah supaya film -
Adik saya yang ditahan 3 tahun trauma
sampai hari ini. Saya coba gali, dia bilang
film tentang ‘65 dihapus
dari Bali ke Jakarta selalu diperiksa karena tidak benar sehingga
ditelanjangi barangkali ada cap PKI,
cap Gerwani atau tidak. Sehingga per-
generasi sekarang tidak
gumulan saya hampir 50 tahun, Tuhan bangun negara bobrok
mendengar hari ini saya menyaksikan
kebenaran tragedi ‘65 hanya rekayasa yang tidak adil dan tidak
seorang untuk mendapatkan keuntungan benar. Pemerintah lihat ke
bagi pribadinya.
depan mampukah minta
Hari ini saya menyaksikan pemerintah maaf pada masyarakat,
tidak adil dan tidak dapat dipercayai lagi.
Bapa ibu besaudara semua khususnya mengobati luka hati yang
pemuda masa kini saya himbau ketika sekian lama tersayat yang
anda menjadi pemimpin buat kebenaran
dan nyatakan itu dalam masyarakat tidak bisa diobati.”
Indonesia demi bangsa. Mari belajar
Terima kasih.
bertindak benar jangan jadi manusia
yang tidak berakhlak tapi menjadi ma- Tuhan memberkati
nusia membangun kebenaran biar ada
kebenaran dan sukacita yang dikehendaki
manusia yang punya nilai dan harga di
depan tuhan.

Kami berdiri di sini karena kuasa Tuhan


namun betapa sakitnya. Bapa-mama
sekalian lewat kesaksian kami, mari
belajar dari tragedi 65.
113

[Kesaksian Christina Sumarmiati]

C
hristina Sumarmiati biasa dipang-
gil Ibu Mamiek, usia 68 tahun.Di
KEJAMNYA tahun 1965 ia adalah mahasiswa

02 PEMERINTAH ORBA
KEPADA KAMI
IKIP Jogja, anggota Perhimpunan
Mahasiswa Katholik Indonesia (PMKRI),
yang merangkap menjadi guru di sebuah
SD. Ia pernah menjadi anggota Ikatan
Pemuda Pelajar Indonesia ( IPPI) ketika
masih di sekolah menengah. Ia ditangkap
berulang kali, ditahan di beberapa tempat
pernahanan, mengalami siksaan fisik
dan kekerasan seksual yang dilakukan
oleh militer di markas CPM Yogyakarta.

Pada waktu tahun ’65, Saya lulus SPG


dan masuk IKIP Yogyakarta. Saya ang-
gota Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia.
Di dalam kemahasiswaan, Saya berga-
bung dengan Perhimpunan Mahasiswa
114
Katolik Republik Indonesia. Pada bulan dengan laki-laki tersebut dalam posisi
Desember, saya diciduk dan dimasukan berhubungan seks. Mereka tertawa
dalam penjara. Saya curhat pada seorang dengan puasnya.
Romo, kalau saya anggota PMKRI,
“Romo, Saya mohon dibebaskan saya Saya lalu dipindah ke Wirogunan di
tidak terlibat PKI, Saya tidak tahu apa tahanan perempuan bersama ibu yang lain.
itu PKI.” Kami di Wirogunan untuk memperoleh
kesembuahan dan selang beberapa hari
Pada April tahun ’66, saya bebas, lalu setelah keadaan lebih baik saya dipanggil
melanjutkan kuliah. Ayah dipenjara kembali. Selama di Wirogunan saya
karena anggota BTI, Saya lalu melamar sering dibon oleh CPM untuk diperiksa.
sebagai Guru SD, awalnya ditempatkan di Satu saat dipanggil kembali, dipaksa
Gunung Kidul, tetapi setelah menemui mengaku melakukan Gerilya Politik
kepala penempatan kerja dan meminta (Gerpo). Dalam pemeriksaan itu saya
agar bisa ditempatkan di SD yang dekat menghadapi hal diluar batas kemanu-
dengan kampus. Dua tahun mengajar dan siaan, Saya ditelanjangi lalu kepala saya
menjadi mahasiswa itu pekerjaan tidak ditekan dan disuruh mencium kelamin
ringan, kalau malam mempersiapkan mereka satu persatu, delapan orang
pelajaran mengajar dan kuliah. di dalam ruangan itu. Saya kehilangan
semangat dan tak mampu berjalan, tapi
Pada tahun ‘68 jam 2 pagi, saya ditangkap mereka memaksakan lalu kemudian
lagi. Mereka geledah rumah. Di rumah saya ditengkurapkan di tengah ruangan,
itu saya simpan surat pembebasan rambut digunduli dan saya tidak mampu
pertama, lalu mereka marah karena berbuat lain hanya memohon kekuatan
menyembunyikan kalau saya anggota pada Tuhan.
IPPI.
Tahun ‘71 saya dipindahkan ke kamp
Dalam pemeriksaan saya ditenjangi Di Plantungan bersama 500 ibu dari Tanah
atas meja itu, bulu kemaluan dan rambut Jawa. Di Plantungan tidak ada lagi
kepala saya dibakar. Saya pingsan dan penyiksaan fisik tapi teror psikis. Kami
setelah sadar, saya digelandang ke dianggap manusia tidak bermoral,
[penjara] CPM Yogya pada jam empat pemberontak. Kami tidak cocok dengan
pagi.Saya dimasukan di dalam sel dan pembimbing mental di Plantungan,
diborgol bersama satu borgol dengan pembimbing menghamili tapol dan
seorang laki-laki. Hari kedua, diperiksa melahirkan 2 anak. Bagaimana kami
berdua, mereka bilang mau mengaku bisa percaya pada pembimbing itu?
atau tidak kalau kalian ini gerpol dan Karena banyak hal yang tidak bisa kami
dipaksa mengaku sebagai PKI .Mereka terima akhirnya tahun ‘76 kami dibuang
menelanjangi saya dan laki-laki itu juga ke Penjara Bulu, Semarang karena
ditelanjangi. Saya disuruh berpangkuan dikatakan kami tidak bisa dibina oleh
dalam keadaan telanjang atau mengaku. pembina. Tahun ‘78 dibebaskan.
Saya kemudian diangkat dan dipangkukan
115
Stigma yang dilekatkan pada tubuh
perempuan tapol sangat menyiksa hati
kami. Bagi kami stigma yang diderita
perempuan tapol ‘65 identik kematian,
namun kami sebagai umat beriman
mohon kekuatan pada Tuhan karena
tidak mungkin mohon pada pemerintah.
Kami mencari jalan dengan kuasa Tuhan.

Kebenaran yang kami inginkan kami


simpan dalam dada dan sampaikan
kepada masyarakat supaya bangsa ini
mengerti bagaimana kejamnya pemerintah
ORBA pada kami.

Semoga apa yang menjadi


curahan hati kami bermanfaat
agar, jangan sampai peristiwa
‘65 terulang kembali di
negeri ini dan nasib kami
diperhatikan, Kembalikan
hak kami sebagai manusia.
116

[Kesaksian Maria de Fatima]

M
aria de Fatima adalah seorang
survivor yang menjadi budak seks
SAYA TIDAK TAHU tentara Indonesia ketika menjajah

03 AYAH BAYI YANG


SAYA KANDUNG
Timor Leste. Peristiwa yang dialami oleh
Maria de Fatima berlangsung di Hotel
Flamboyan Baucau Timor Timur. Maria
de Fatima, menceritakan pengalamannya
dalam sebuah film dokumenter.

Para tentara membawa saya melalui


jalan ini, mereka menarik saya masuk
melalui tempat ini. Ini adalah pen-
jara para para perempuan & laki-laki
yang ditahan bersama-sama. Tentara
membawa saya keluar melalui pintu ini
untuk diinterogasi, kemudian mereka
meyerahkan saya kepada mereka yang di
bawah. (Hotel Flamboyan yang dijadikan
penjara ini punya dua lantai) Di tempat
117
ini kami berdua duduk di lantai sambil
menatap satu sama lain, satu persatu Di sini kami disiksa dan dipukuli oleh
tentara masuk sambil melihat kami, para prajurit. Mereka melempar kami
Mereka membawa kami ke tempat ini ke lantai. Kami merayap untuk disuruh
untuk diinterogasi sambil menginjak kaki mandi, baju kami dilepas.
kami, sambil bertanya, “Kamu GPK?”
Saya menjawab, “Tidak.” Mereka bertanya Setelah satu keluar kemudian akan
lagi, “Kakak kamu ada di hutan?” saya datang yang lain... Kami hanya di lantai
menjawab, “ Ya, kakak saya memang semen, hanya menangis. Hanya bisa
ada di hutan. Dia melarikan diri ke hutan pasrah. Mereka menelanjangi (lagi)
waktu dia masih berada di Dili.” kami. Jika kami menolak, mereka akan
terus memaksa. Kami menangis dan
Bila para Komandan ingin berhubungan berpelukan
seks dengan kami, mereka menarik
kami ke kamar lain. Mereka membawa Ketika saya merasakan mengandung,
pepsodent dan sabun dan menyuruh saya tak bisa berbuat banyak. Saya tak
saya mandi. bisa menuntut, karena mereka banyak.
Mereka berganti-ganti. Saya tak tahu
Setelah para komandan tidur dengan persis siapa ayah dari anak yang saya
saya, kemudian mereka menyerahkan kandung itu. Dengan kondisi itu saya
saya kepada prajurit di kamar lain. pasrah saja.
Terkadang kami tidak tidur hanya dengan
seorang perwira, tapi dengan banyak Saya tak pernah punya pikiran untuk
orang. Lampu dimatikan semua. dendam pada anak yang saya kandung.
Tidak juga mau menggugurkannya. Saya
Tidak tahu semua yang masuk.Saya tetap mencintai, meskipun dia ada di
dengar teman tahanan berteriak karena rahim saya tanpa hubungan resmi.
kesakitan akibat diinterogasi, saya dan
teman saya hanya diam tidak bisa buat Saya tidak pernah bepikir jahat terha-
apa-apa.Bila terdengar oleh tentara kami dap anak-anak saya. Biarkan mereka
bicara, tentara akan membawa kabel hidup. Menjahit, merajut, dari sana saya
listrik untuk strom kepada tubuh kami, menghidupi mereka (waktu itu).
maka kami pasrah dan diam.
Saya pun tidak menaruh dendam pada
Pada saat diinterogasi kami harus orang lain. Saya tetap memberi mereka
mengatakan yang sebenarnya, bila makan, mendidik mereka sampai sekarang.
berbicara / mengakatan salah maka
kaki kami diinjak. Kadang ada tentara
yang baik ketika melakukan interogasi
dan kadang ada tentara yang brutal,
terlebih bila ada teman mereka yang
meninggal pada saat perang di hutan.
118
CAVR mencatat setidaknya 30 orang
perempuan yang ditahan di Hotel Flam-
boyan, hampir sepertiganya mengalami
perkosaan, antara tahun 1975-1986.

Para korban menyebutkan pelaku-pelaku


perkosaan dari berbagai kesatuan ABRI,
termasuk:Yonif 330, Yonif 745, Komando
Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha),
komandan ABRI pertama di Hotel Flamboyan
adalah seorang komandan Kopassandha
bernama Mayor Leo, Nanggala (nama
sandi untuk satu kesatuan Kopassandha
yang ditugaskan di Timor-Timur pada
1975-1983), Umi (salah satu dari empat
kesatuan Nanggala yang ditugaskan di
Timor-Timur yang dinamakan sesuai
dengan sandi panggilan radionya),
Batalyon Artileri Medan (Yon Armed)
13, Polisi Militer (Pom), Brigade Mobil
(Brimob) Polri, Brigade Infanteri (terdiri
dari tiga batalyon), Hansip.

Sampai dengan tahun 1999 Hotel Flamboyan


digunakan sebagai barak, dan untuk
“Pada tahun 1975 - 1976. banyak acara-acara khusus yang diselenggarakan
oleh tentara Indonesia.
tahanan di Hotel Flamboyan
yang dihilangkan.
Hotel Flamboyan juga digunakan
sebagai pusat komando untuk
operasi pagar betis pada
tahun 1981.”
119

Pada tahun 2002 adiknya ditembak


tentara. Ainon juga mengalami penyiksaan
dari Kopassus karena dianggap tidak
memberitahu keberadaan suaminya yang
dituduh sebagai anggota GAM. Mulai
SAYA MEMULAI HIDUP
04 DARI NOL LAGI
tahun 2003, Kopassus kerap datang ke
rumahnya dan menyiksa Ayahnya yang
dianggap bertanggung jawab mengetahui
keberadaan warga desa yang menjadi
anggota GAM,karena posisinya sebagai
kepala kampong.

Pada April 2004 datang kesatuan 112


[Kesaksian Ainon Mardiah] Komandan Edji Braka ke rumah, saya
dibawa ke Pos Simpang Lima 112. Jam 3

I
bu Ainon Mardiah lahir di Kuala sore, mulai diinterogasi, menanya suami
Simpang, Aceh, pada tahun 1978. saya dan teman suami. Saya jawab,
Ayahnya seorang mantan anggota “tidak tahu,” Saya ditampar berpuluh-
TNI. Pada tahun 1993, keluarga Ainon puluh kali, sehingga pipi saya bengkak.
Mardiah pindah ke pemukiman baru Mereka memukul kepala saya dengan
(transmigrasi lokal) di daerah Alue topi baja dan salah satu menendang
Rambe, Aceh Utara. saya. Penyiksaan berlangsung sampai
jam 8 malam.
Karena letak rumahnya yang jauh dari
sekolah, Ainon tidak melanjutkan pen- Jam 8 malam mata ditutup dan tangan
didikannya.Pada usia 15 tahun, Ainon diikat dengan kabel dan dibawa entah ke
menikah dengan lelaki yang juga tetangga mana. Mereka tanya keberadaan suami
di Alue Rambe. di mana dan teman suami di mana,
mereka ancam bunuh saya.
120
Mereka gali lobang dan bilang itu lobang Ketika Kampung Alue Rambe dikuasai
kuburan saya. Mereka lalu menancapkan TNI, tidak ada laki-laki remaja dan dewasa
senjata laras panjang di telinga kiri yang berada di Kampung. TNI membuat
dan kanan dan suruh saya mengucap. kemp di atas perbukitan, di bawahnya
Kemudian terdengar suara letusan. adalah alur tempat perempuan mandi
Saya tidak tahu suara letusan apa, saya dan mencuci.
pingsan.
Kami sering diminta mencuci pakaian
Jam empat pagi, saya sadar dan mereka mereka. Mereka mengatakan semua
tanya makan saur atau tidak. Saya bilang bentuk tubuh perempuan Kampung Alue
bagaimana saya makan kalau mata Rambe sudah mereka ketahui, karena
ditutup, lalu mereka buka penutup mata. mereka mengintai kami mandi dan
Mereka kemudian ajak saya mencari mencuci di alur ini. Kami juga dibatasi
markas GAM. Saya bilang tidak tahu untuk keluar dari Kampung.
karena GAM bergerilya.
Dalam satu hari hanya boleh 3 orang
Di dalam pos, anak buah mereka menarik yang bepergian ke pasar. Sebelum ke
saya, memeluk sampai baju saya koyak, pasar kami digeledah di Pos 112 Simpang
mereka mau perkosa saya. Saya berteriak Limeng, harus menitipkan KTP. Ketika
sekuatnya, “Pak Edji Barka anak buah pulang dari pasar kami harus kembali
Bapak mau perkosa saya,” Pak Edji melapor ke pos, belanja kami dijatah,
Barka menjawab, “alah kamu mau kami hanya bisa membeli beras untuk
dikasih enak aja menjerit,” lalu saya keperluan 3 hari, katanya tidak boleh
katakan, “Bapak orang berpendidikan lebih nanti dikasih ke GAM.
tapi harga dirinya nol, saya tidak punya
pendidikan tapi saya punya harga diri.” Saya kembali ke Kampung Alue Rambe
Lalu Pak Edji memukul anak buahnya setelah Penandatanganan Damai pada
yang menggangu saya. tahun 2005. Saya memulai hidup dari nol
lagi karena seluruh harta benda saya
Setelah tujuh hari di Pos 112 saya hilang dan rumah saya sudah rusak.
dibawah ke SGI [di Buloh Blang Ara]
di situ saya disetrum, lalu seorang di Saya ingin perempuan yang tidak bersalah
antara mereka meremas payudara saya jangan diperlakukan begitu. Saya harap
sekuat-kuatnya. Tiga hari di SGI, Saya tidak adalagi tindak kekerasan terhadap
dibawa ke Kuala Simpang dan tidak perempuan di Aceh.
boleh kembali ke kampung.

Saya di Kuala Simpang disuruh tetap


komunikasi dengan mereka, berpindah
dari satu rumah saudara ke rumah
saudara lain karena tidak punya apa-apa.
121

KANDUNGAN KAMI

05 TIDAK MAMPU UNTUK


MELAHIRKAN ANAK

[Kesaksian Tineke Rumkabu] Kami mama-mama selalu menyiapkan


makan dan minum untuk anak kami yang
ada di bawah tower itu. Pagi jam 5, saya

T
ineke Rumbaku adalah salah
seorang saksi mata dan korban dengan teman mengantar kue, teman
penyiksaan seksual dalam Peristiwa pegang ceret dan saya juga pegang ceret
Pengibaran Bendera Bintang Kejora di isi kopi dan kue di kardus.
Biak Juli 1998. Ibu Tineke Rumkabu
menceritakan pengalamannya di tahanan Kami sementara berjalan sampai di
yang mengalami penyiksaan seksual jalan Penas dekat tower, tiba-tiba kami
oleh tentara. disergap oleh tentara yang di leher
pakai pita merah topi daun-daun muka
Pada awal Juli 1998, sekelompok orang dicoreng sampai kelihatan hitam lalu
menaikkan bendera Bintang Kejora di mereka mendekati kami dan rampas
menara (tower) air dekat pelabuhan ceret dan siram kopi yang begitu panas
kota Biak. Banyak warga masyarakat dari kepala, saya dipukul dengan popor
berkumpul, berdoa, dan menyanyikan senjata dari belakang dan jatuh lalu
lagu-lagu gerejani dari tanggal 2-5 Juli. diinjak di perut. Saya teriak, “Tuhan
tolong!”lalu seorang tentara bilang
Pada tanggal 6 Juli, saya dan warga yang begini, “silahkan panggil Tuhan Yesus
berkumpul diserang oleh gabungan TNI yang beberapa hari tolong kamu biar
dan Polisi Brimob. Kami berpendapat Dia bantu kamu.
bahwa di masa reformasi ini adalah
waktu yang tepat untuk menyatakan ”Lalu saya diseret beberapa meter
keinginan kami untuk merdeka. kearah took Aru. Ada temannya tentara,
dia suruh lari dan bilang, “Ibu lari pas
Tetapi tepat 6 Juli jam 5 subuh, terjadi saya tembak, kita seiman. ”Saya lari
penyerangan terhadap kelompok yang kearah komplek Perumahan Kesehatan,
berada di bawah tower. ada barak di situ, saya tahu di situ ada
keluarga lalu di belakang rumah mereka
122
ada lubang pembuangan. Saya lari
menuju tempat, kebetulan teman yang
ada sama-sama juga lari ke tempat itu.

Kami sama-sama sembunyi tapi tidak


bertahan karena ketakutan lalu kami
masuk dalam rumah. Pakaian kami sudah
sobek karena ditarik-tarik, kebetulan
dalam rumah ada daster dan kami ganti
lalu pura-pura pegang keranjang dan
ke pasar.

Saat kami keluar, di luar sudah ada truk


kuning, Saya bilang teman, “Kamu lari
biar selamat.” Saya lalu ditarik oleh
tentara, diikat mata dengan kain lalu Pengalaman ini membuat suami saya
dilempar ke dalam truk. Waktu jatuh tidak senang dengan saya. Tiap hari
dalam truk rasanya jatuh di atas orang bentrok dalam keluarga sampai saya
yang sudah dalam mobil. tidak bisa bertahan, akhirnya saya lari
dari rumah ke Jayapura atau tempat
Saya dibawa ke suatu tempat, di mana lain untuk tenang dengan teman-teman
orang teriak seperti dalam satu ruangan. aktivis perempuan.
Saya dengar perempuan laki teriak,
“Tuhan tolong-tolong.” Lalu kita punya Pernah kejadian suami pukul saya, lukanya
pakian dibuka semua kasih telanjang dan harus dijahit 6 jahitan. Saya lapor polisi
diborgol tapi dalam keadaan telanjang. tapi polisi tidak mau urus.Saya sudah
Lalu tentara bakar lilin dan masukan pisah dengan suami dan anak.
ke dalam vagina. Rasanya pedis, “Buka
mata lihat teman-teman kamu sudah Harapan saya, pengalaman ini jangan
mati, sebentar lagi kamu mati.” terulang lagi terhadap perempuan
Tentara juga menyiksa Saya dengan secara umum dan perempuan di Papua
melukai kemaluannya dengan sangkur. khususnya. Sudah cukup kami dilahirkan
Ada juga perempuan lain yang payudaranya untuk disembelih dan dibunuh seperti
dipotong. Berbagai jenis penyiksaan dialami binatang. Kandungan kami tidak mampu
olehSaya dan teman-teman. Akhirnya untuk melahirkan anak yang akan terus
Saya dan teman-teman diselamatkan dibunuh dan dibantai seperti binatang
oleh seseorang yang juga tentara dan
berhasil melarikan diri ke hutan. Saya
tiga bulan di hutan, tanggal 3 September
dipanggil ke kantor polisi untuk lapor.
Tapi tidak lanjutkan lapor karena sudah
sakit pendarahan.
123

[Kesaksian Porman Boru Siagian]

P
orman Siagian atau lebih dikenal
TETAP BERJUANG dengan panggilan Ompu Jasa lahir
di Janji Maria pada 13 Desember

06
UNTUK
1944, adalah salah satu pejuang
MENGEMBALIKAN perempuan adat dari perkampungan di
TANAH ADAT Desa Sugapa Tanah Batak, Kecamatan
Silaen (sekarang Sigumpar), Kabupaten
Tapanuli Utara (sekarang Tobasa).
Pada 1988, sepuluh inang (ibu) dari Desa
Sugapa, dari 62 KK warga Desa Sugapa
mengawali perlawanan terhadap PT Inti
Indorayon Utama (PT IIU) yang sekarang
berganti nama menjadi PT Toba Pulp
Lestari (PT TPL).

Perlawanan ini berawal dari tindakan


PT IIU, 1987, yang menanami tanah adat
milik turunan Raja Sidomdom Barimbing
yang bernama Tano Parsibarungan seluas
124

51,36ha dengan tanaman Eucalyptus mempertanyakan dan menyampaikan


(bahan baku untuk bubur kertas). keberatan atas tindakan PT IIU ini. Namun
keberatan dan pengaduan mereka tidak
Ketika itu pihak PT IIU berdalih bahwa juga membuahkan hasil.
tanah adat tersebut sudah diserahkan
beberapa warga, Kepala Desa, dan Camat “Tanah kami diambil PT Indorayaon,
Silaen untuk dijadikan areal Perkebunan tahun ’87. Indorayon ambil tanah kami
Inti Rakyat (PIR). di ladang, tapi kami tidak tahu. Tahun
‘88 baru kami tahu, kami ke ladang
Padahal sebelumnya, tanah adat tersebut dan larang mereka tapi mereka tidak
berfungsi sebagai tempat penggembalaan mau. Lalu kami ke kepala desa dan
ternak dan tempat mengambil kayu bakar tahu-tahu kepala desa yang jual tanah
bagi warga Desa Sugapa. Menurut pihak ini. Lalu kami ke polisi dan polisi tidak
PT IIU, penyerahan tanah adat tersebut mau karena sudah dikasih uang, karena
sudah sesuai dengan prosedur, karena banyak uang Indorayon.”
Kepala Desa dan Camat Silaen sudah
menerima uang pago-pago (biasanya Kecewa dengan sikap pemerintah yang
diberikan kepada pihak ketiga sebagai uang tidak menggubris pengaduan mereka,
saksi) sebesar Rp. 650.000,- (Rp.12.500,-/ akhirnya kesepuluh ibu ini mencabuti
Ha) dari PT IIU. tanaman Eucalyptus yang sudah ditanam
oleh karyawan PT IIU.
Namun setelah dikonfirmasi, beberapa
warga desa yang merupakan keturunan Mengetahui tindakan kesepuluh ibu
langsung dari Raja Sidomdom Barimbing, ini, PT IIU segera mengadu ke Polsek,
mengaku tidak pernah memberikan dan kesepuluh inang ini pun ditangkap.
persetujuan untuk menyerahkan tanah Proses hukum pun berjalan. Pengadilan
tersebut.Bahkan selanjutnya mereka Negeri Tarutung pada 1 Februari 1990
menemukan ada kecurangan dalam menjatuhkan vonis hukuman percobaan
transaksi tersebut, yakni pemalsuan tanda masing-masing enam bulan kepada
tangan dan pengikutsertaan sejumlah kesepuluh ibu ini.
warga yang bukan pemilik atau bukan
pihak yang berhak menyerahkan tanah “Kami adukan ke pengadilan dan kami
tersebut. dipanggil 10 orang [perempuan] yang tuntut
tanah itu. Kami pergi dan pengadilan
Kesepuluh inang yang dipimpin Nai bilang, 10 orang ini ditahan. Kenapa
Sinta br Sibarani ini meskipun diper- kami ditahan? tanah kami yang diambil,
hadapkan dengan tindakan represif kenapa kami ditahan? tapi PN bilang
aparat ketika itu, tetapi dengan gigih dan kalian ditahan tiga bulan.”
berani tetap berjuang agar tanah adat
mereka dikembalikan oleh pihak PT IIU. Merasa putusan ini tidak adil, kesepuluh
Mereka berkali-kali mendatangi Kepala inang ini mengajukan banding ke Pengadilan
Desa, Camat, DPRD, dan Bupati untuk Tinggi Medan. Tetapi putusan PT ini juga
125
tetap tidak adil, yakni tiga bulan penjara Tiga sampai empat hari kami tidak
dan enam bulan masa percobaan. ditanggapi menteri, duduk-duduk di
Sehingga mereka mengajukan kasasi lorong, ada yang bawa anaknya, menangis
ke Mahkamah Agung (MA). dia. Terus datanglah mahasiswa dari
Jakarta menonton kami.
Tetapi sampai sekarang hasilnya tidak
mereka ketahui. Mereka juga tidak Sudah 4 hari baru menteri buka kantor
pernah menjalani putusan tersebut dan kami naik ke atas 4 orang. Begitulah
dengan alasan “kemanusiaan”.Karena Menteri bikin surat ke gubernur dan ke
tidak mendapatkan keadilan, kesepuluh bupati ada 4 amplop.
inang ini pernah berangkat ke Jakarta
menemui Menteri Dalam Negeri, Rudini. Kami tak tahu entah apa isinya, jadi ya
Ketika itu, kesepuluh ibu yang didampingi kami keluar dari kantor Menteri dan
berbagai NGO mitra di Jakarta, meny- naik bus pulang.
ampaikan permasalahan yang mereka
hadapi kepada Menteri Dalam Negeri.

Mereka juga meminta agar tanah adat


mereka yang dirampas PT IIU dikembalikan Macam mana kalian datang
kepada mereka. Mereka menyatakan ke menteri kenapa begini
tidak setuju kalau tanah adat tersebut
dijadikan sebagai Perkebunan Inti Rakyat isi suratnya kami tak tahu
(PIR). Atas pengaduan kesepuluh ibu ini, isi suratnya dilem, tanya
Mendagri (Rudini), segera menyurati Bupati
dan PT IIU agar segera menyanggupi bapak-bapak di kampung”
semua tuntutan warga.

“Lalu kami omong-omonglah dulu di


kampung dengan yang lain, lalu kami
ke bupati [Toba Samosir], Bupati tidak
tanggapi lalu bilang ke gubernur [Su-
matera Utara], lalu kami ke gubernur,
tapi tidak tanggapi. Kami rapat, bilang
ke bapak-bapak supaya ke menteri, lalu
kami omong-omong ongkos sekalian
diusahakan.

Datanglah bapak-bapak bilang, kalian


pinjam uang untuk ongkos kalau kalian
tidak ke menteri, kalian ditahan. Lalu
kami pinjam uang dan terbang ke menteri
[di Jakarta].
126

Saya salah satu dari ratusan perempuan


di Poso yang menjadi korban eksploitasi
seksual oleh aparat keamanan yang
bertugas dalam kaitan konflik Poso.
APARAT BUKAN

07 MELINDUNGI TETAPI
MERUSAK KAMI
Konflik Poso berlangsung sejak tahun
1998. Sejak tahun 2000, dengan alasan
keamanan, ribuan aparat keamanan
ditempatkan di Poso. Salah satunya
di desa saya. Tahun 2002, di desa saya
ditempatkan 17 aparat Brimob dari Polda
Kalimantan Timur.

[Kesaksian Iin Tungka]


Saya dibujuk oleh salah satu anggota
Brimob untuk melakukan hubungan

I
in Tungka, gadis lokal di Poso, lahir seksual. Dia berjanji akan menikahi
di Bulili, Kecamatan Lore Utara, saya. Saya juga disuruh cuci pakaian dan
Kabupaten Poso pada 23 Januari 1981. masak untuk dia dan teman-temannya.
Iin kemudian tinggal bersama tantenya Pas saya hamil, si anggota Brimob ini
di Desa Betalemba, Kecamatan Poso ingkar janji. Dia meninggalkan saya.
Pesisir, Kabupaten Poso. Pada awal Sebelum pulang ke Kalimantan, dia
bulan September 2002, Iin melakukan sempat berjanji akan datang menjemput
hubungan seks dengan Dodi Setiawan, saya dan menikah.
seorang anggota Brimob dari Polda
Kalimantan Timur yang berjanji akan Kenyataannya, sampai usia kehamilan
menikahinya. Iin hamil, namun Dodi 6 bulan, tidak ada kabar. Bayi saya lahir
Setiaawan meninggalkan begitu saja prematur dan kemudian meninggal.
seiring masa tugasnya di Poso berakhir. Saya so pernah laporkan hal ini ke
Provost Brimob Kalimantan Timur.
127
Saya pikir mereka akan bantu saya, Memang Poso sekarang sudah bebas dari
ternyata saya malah disuruh mengurus kerusuhan tetapi yang tertinggal adalah
sendiri ke Kalimantan. Mereka bilang itu kerusuhan di hati perempuan seperti
urusan anggota Brimob, bukan urusan yang saya alami. Hal ini berpengaruh
kesatuannya. dalam rumah tangga kami kerusuhan
tertinggal dalam rumah tangga kami
Orang tua, tetangga, masyarakat di sekitar karena masa lalu saya itu. Setiap ada
saya menganggap saya ini perempuan masalah saya diterpah suami, “kamu
nakal. Karena itu saya sangat sering itu mau tuntut ini itu kepada Saya,
mengalami kekerasan fisik dan psikis sementara kamu itu dulunya seperti apa
karena masa lalu. awalnya,” saya bilang, “kalau seperti ini
terus tidak akan ada bahagia tidak akan
Bahkan Saya sering dipukul oleh suami, ada merdeka.”
sampai mata pecah, selalu dikatai,
“bagaimana kamu dulu dan awalnya Pelapor Khusus Komnas Perempuan
bagaimana.” Dalam hati saya sampai untuk Poso mendokumentasi setidaknya
kapan saya terus alami dan diam padahal terdapat 60 kasus kekerasan seksual
kekerasan selalu saya alami dalam diri. yang dialami oleh perempuan, umumnya
masih berusia muda, di Poso, Sulawesi
Saya ini ingin maju, ingin bergerak dan TengahDalam menyikapi konflik antar
hidup normal seperti perempuan yang komunitas di Poso yang terjadi sejak
lain. Tapi kenyataannya, setiap kali saya 1998 hingga tahun 2000 an, Pemerintah
punya kegiatan di luar, sering dicurigai pusat menginisiasi perjanjian damai
kegiatan saya diluar tidak benar. Bukan antar komunitas melalui Deklarasi
hanya saya, saya ulangi, bukan hanya Malino pada Desember 2001.
saya tapi masih banyak perempuan lain
yang alami hal seperti saya di Poso. Selain inisiasi damai, Pemerintah juga
mengembangkan kebijakan keamanan,
Saya bisa bilang, waktu itu kami dalam terutama dengan penempatan aparat
keadaan konflik, aparat keamanan berjanji kepolisian dan TNI di seluruh desa dalam
mau melindungi kami. Ternyata, kalau wilayah Kabupaten Poso, khususnya
belajar dari pengalaman saya, justru sejak tahun 2000 sampai dengan 2005.
mereka yang merusak kami. Saya, yang
punya kesempatan berbicara kebenaran Pemerintah juga menetapkan sejumlah
sekarang ini hanya salah satu. kebijakan keamanan lainnya, antara
lain pembentukan Satgas Poso, yang
Hanya salah satu dari sekian ratus mengusung gagasan pemulihan keamanan
perempuan di Poso yang alami eksploitasi secara holistik.Terdapat 12 jenis operasi
seksual dengan janji keamanan. keamanan sejak tahun 2000 sampai
dengan 2005.
128
Pola Operasi yang dilakukan adalah Total jumlah keseluruhan pada tahun
membangun pos-pos Brimob dan TNI 2005 sebanyak 2.302 personil TNI dan
di sepanjang jalan Trans Sulawesi, Brimob yang menyebar di 8 (delapan)
pada setiap pintu masuk desa dan wilayah kecamatan di Poso, yaitu: Poso
menempatkan pos sejenis di tengah Pesisir Utara, Poso Pesisir, Poso Pesisir
pemukiman masyarakat dalam setiap Selatan, Poso Kota, Lage, Pamona Selatan,
desa. Pamona Timur dan Pamona Utara.

Rata-rata masa bertugas pasukan


keamanan/militer yang di-BKO (Bawah
kendali Operasi) ke Poso sekitar 2-6
bulan.
129

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Kekerasan Terhadap Perempuan

kejadian tetapi juga siapa yang melakukan,


oleh Ibu Sjamsiah Achmad korban dan motivasi pelanggaran,
bagaimana penderitaaan korban, apa
(Mantan Komisioner KKP hak sudah dipenuhi atau tidak.
Indonesia-Timor Leste)
Kita sepakat dan ketentuan dunia bahwa

P
ola Berulang Kekerasan terhadap itu terjadi tetapi juga penting peran
Perempuan dan Tindak Lanjut negara tidak hanya mengakui, tetapi
Rekomendasi Komisi Kebenaran menyesali hal itu terjadi, lebih dari itu
dan Persahabatan (KKP) negara harus minta maaf pada korban.
Indonesia - Timor Leste
Negara mengikatkan diri secara moral
Terima kasih Majelis Warga dan KKPK yang dan etik bahwa itu salah dan melakukan
undang saya hari ini. Saya menyampaikan program untuk memenuhi hak korban,
kekaguman Saya pada Ibu Net karena apa yang dilakukan dan strateginya.
tidak hanya mengungkapkan kebenaran
tapi memberi sikap yang patut ditiru kita Perempuan menjadi sasaran karena
semua. Semua tetap belajar, berjuta-juta umumnya pihak yang lemah. Keadilan
kesaksian di dunia telah dihimpun oleh bukan hanya hukum tetapi keadilan
Perserikatan Bangsa - Bangsa. dalam kehidupan sehari, yang juga
penting reparasi fisk atau psikologis
Saya sarankan kita belajar dari pengalaman tapi dan yang lebih baik status sebagai
yang lewat karena meski disepakati dunia manusia yang independen dan mampu
bahwa kekerasan terhadap perempuan melakukan apa yang dia inginkan.
adalah hal yang perlu diperangi tapi
masih berlangsung di sekitar kita. Pertemuan ini sangat berharga dan kita
tidak boleh berhenti untuk itu. KKPK harus
Sekarang kita melihat fakta terjadi menarget undang-undang atau perangkat
kekerasan, tetapi motivasi di belakangnya hukum, selain itu saya sarankan untuk
tidak diketahui, tidak hanya mengakui ada mencari kebenaran lewat pendidikan di
130
sekolah sejarah kurikulum, di perguruan
tinggi, dari pada Indonesia mengikatkan
diri pada konvensi HAM tetapi bagaimana
prakteknya untuk kemanusiaan. Saya
sangat menghargai Ibu menunjukkan
konsistensi dan mempertahankan haknya
dan bagaimanan kita membantu agar
ini bisa diteruskan.

“Kita harus benahi buku


sejarah karena tanpa itu
tidak bisa membagun
masa depan yang lebih
baik.
Ibu berani melakukan
tindakan itu dan pada
waktu tersebut tidak
banyak yang melakukan
seperti itu.”

Kalau perlu ditulis buku-buku


mendokumentasikan seperti ini. Saya
menekankan kita benahi pendidikan kita
sekarang, karena sudah tidak mengacu
pada Pancasila dan Konstitusi tetapi
membuat peraturan yang tidak sesuai.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
131

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Kekerasan Terhadap Perempuan

Peran Komnas Perempuan


sebagai Mekanisme Hak Asasi
Aktor-aktor penyelenggara negara, kerap
Manusia dalam Pemenuhan berseloroh, mari menatap kedepan, terlalu
Hak - Hak Perempuan Korban. lama melihat spion bisa menabrak. Atau
mulai berpikir memberi hak pemulihan,
tapi tidak boleh gaduh. Tokoh perdamaian
Oleh: Yuniyanti Chuzaifah terkemuka juga mengatakan, mari saling
(Ketua Komnas Perempuan) memaafkan dan bergerak kedepan, karena
mengungkap kebenaran atau keadilan,
terlalu beresiko untuk komunitas yang
Dari pagi hingga sore teraduk perasaan punya tradisi mendendam.
kita, ini sangat nyata sangat kongkrit, atas
nama Komnas Perempuan menyampaikan Tetapi kekuatan dan semangat para korban,
hormat terhadap penggagas inisiatif ini penggiat kemanusiaan menjadi magma
dan tentunya suatu kehormatan pula yang tak bisa dibendung. Hormat kami
Komnas Perempuan bisa menjadi bagian sebagai orang muda, sebagai institusi
dalam proses dengar kesaksian ini. dan kita semua yang hadir di sini, atas
keberanian para korban untuk bicara
Kebenaran, keadilan, pemulihan dan dan terus memintal perjuangan bersama
reformasi tata kelola negara khususnya dengan para penggiat kemanusiaan lain.
sektor keamanan, yang paling lamban Ibu-ibu Korban Peristiwa ‘65, Mama
adalah keadilan. Di berbagai kasus - Mama Papua, Inong Aceh, Mama di
penanganan pelanggaran HAM masa lalu, Maluku, Poso Timor Leste, Inang Sugapa
satu kata ini kerap diletakkan dibawah Sumatera Utara dan banyak perempuan
karpet, sehingga hanya persahabatan korban lain yang bersemangat liat, yang
dan rekonsiliasi, atau kebenaran dan mempertaruhkan hidupnya untuk kata
rekonsiliasi yang mengemuka, dengan pendek tapi perlu nafas panjang yaitu:
sejumlah alasan. keadilan dan kebenaran.
132
Pramilla Pattern, salah satu anggota Aceh, Tragedi 1965, Tragedi 1998, Keru-
Komite CEDAW saat berkunjung ke suhan Maluku, Konflik Poso, Serangan
Indonesia, bertemu dengan Ibu-ibu terhadap Jemaah Ahmadiah, Konflik
Korban Peristwa ‘65 yang sudah sepuh. Papua, Konflik di Timor Leste.

Mereka menjadi dinamit sendiri bagi Berbagai data yang terungkap tentunya
Pramilla, bagaimana usia lansia tak kenal bisa seperti gunung es. Tapi dalam
renta. Mereka masih bertanya, apakah perspektif HAM, satu kasus cukup dan
ICC (International Criminal Court) bisa itu adalah persoalan serius. Kerentanan
jadi lubang jarum untuk menyoal kasus saksi dan korban, kerap membuat pen-
pelanggaran HAM ini, sebuah kejahatan gungkapan kebenaran tersendat, disinilah
kemanusiaan yang lamban mendapatkan kenapa LPSK dilahirkan, dimana Komnas
titik terang keadilan. Perempuan termasuk salah satu yang
mendorong urgensinya.
Pertemuan di Komnas Perempuan Itu bukan angka atau score, mereka adalah
dengan para korban tersebut, menjadi perempuan-perempuan yang punya wajah
salah satu kacamata pembesar bagi dan sejarah. Hidup mereka terhenti,
Komite CEDAW untuk berlanjut menyoal dikoyak karena tragedi kemanusiaan,
pelanggaran HAM masa lalu pada konflik bersenjata, konflik komunal atau
pemerintah Indonesia saat Indonesia konflik-konflik lainnya, tubuh perempuan
direview oleh komite CEDAW. digunakan sebagai simbol penaklukan,
proxy (pengganti) target, pesan teror,
Komnas Perempuan juga turut membawanya penghentian regenerasi dengan merusak
pada Universal Periodic Review Dewan reproduksi perempuan, menghancurkan
HAM PBB. Komite ICCPR, termasuk seksualitas sebagai simbol penghancuran
selalu meminta ruang khusus seluruh kehormatan komunitas yang disasar.
mekanisme HAM PBB yang hadir ke
Indonesia, antara lain Komisi tinggi Semoga ini menjadi harapan baru,
Dewan HAM PBB, Navanethem Pillay, Komnas Perempuan bersama sejumlah
saat hadir ke Indonesia. mitra bersama-sama mendorong 3
wilayah, yaitu Kota Palu, Kota Solo dan
Sebagai mekanisme HAM, Komnas Provinsi Jakarta agar negara meminta
Perempuan melakukan pemantauan maaf dan memenuhi hak korban atas
mendengar suara korban kekerasan keadilan, kebenaran dan pemulihan.
terhadap perempuan, khususnya kekerasan
seksual disejumlah wilayah konflik. Selain Walikota Palu yang sudah meminta
maaf dan melembagakan kebijakan
Dalam hasil pantauan 4 dekade kekerasan reparasi untuk korban ‘65, ada juga
di Indonesia yang digugus dalam buku komitmen politis Wagub DKI, yang
; “Mari Kita Bersikap”, mencatat deret akan menjadikan situs-situs sejarah
penjang perempuan korban. Dalam pelanggaran HAM masa lalu, setidaknya
berbagai peristiwa diantaranya: Konflik monumen Jarum Mei di Klender, Makam
133
massal Pondok Rangon, dan makam terlanggengkan karena tidak ada proses
Soe Bengkong akan dimasukkan dalam keadilan. Pendekatan keamanan yang
situs wisata sejarah Provinsi Jakarta. penuh kekerasan, perlu ratusan tahun
Mereka berkomitmen untuk memugar untuk memulihkan dan membenahi.
dan merawat bersama para korban.
Korban tak pernah lupa, ingatannya sangat
Selain itu memorialisasi Komnas Per- tajam walau sudah 4 dekade atau lebih,
empuan beserta gedungnya juga mulai dan kalau tidak terpulihkan, pengalaman
dirintis sebagai salah satu memorialisasi di banyak negara post konflik, jelang
bangsa bahwa Tragedi Mei pernah terjadi tidur, para perempuan ini menitipkan
dan tak boleh berulang. pada anak-anaknya untuk membuat
perhitungan, membayar kemarahan,
Komnas Perempuan dan pendamping mengajari angkat senjata sebagai perang
yang ada disini juga berusaha memfasitasi suci untuk mengembalikan martabat
perjuangan korban 65 melalui ruang- perempuan-perempuan yang dicintainya
ruang budaya sebagai celah membuka yang telah direnggut.
ruang pemulihan khususnya rehabilitasi
dan kebenaran. Beruntung banyak yang hadir disini
menekuni perdamaian dan menjadikan
Kita harus apresiasi perjuangan para perempuan sebagai aktor kunci dalam
korban. Di Papua, bersama jaringan perdamaian baik di publik maupun
perempuan Papua, mendokumentasi 40 domestik. Sehingga, di sejumlah wilayah
tahun kekerasan terhadap perempuan. rantai dendam tersebut bisa diolah
Temuan penting dari pendokumentasian menjadi energi perdamaian.
tersebut dan juga pengalaman di sejumlah
wilayah post konflik, atau konflik yang
diduga banyak pihak sudah berhenti,
rupanya konflik dan kekerasan hanya
berpindah pola, kasus KDRT cenderung
melambung. Perempuan menjadi sasaran
KDRT, karena kefrustasian komunitas
yang terkalahkan, tidak ada pemulihan
mengembalikan martabat, sehingga yang
tersisa adalah agresi, ingin menunjukkan
supremasi melalui penaklukan pada
yang dianggap lemah, yaitu perempuan,
anak-anak dan bisa siapapun di hadapan
mereka.

Budaya kekerasan menjadi warisan


yang ditiru dan impunitas terbiar dan
134

Dalam catatan kami, Korban cenderung


dibiarkan sendiri berjuang untuk survive,
karena viktimisasi atas kekerasan seksual
dari komunitas juga kerap mempertebal
traumanya. Walaupuan banyak organisasi
pendamping setia tak henti menguatkan
dan memberdayakan, namun jumlah
korban dan lapis persoalan tak cukup
berimbang kalau tidak dibarengi dengan
respon negara.

Pemulihan harus ditopang oleh empat


pilar, yaitu diri sendiri korban untuk
“Saatnya bicara kebenaran,
menggeliatkan diri menjadi penyintas,
juga dukungan keluarga, komunitas menggemakan kebenaran
dan negara.
dan memperjuangkan
Tapi partisipasi dan tanggungjawab kebenaran. Jangan biarkan
komunitas atau aktor non negara tidak
menghilangkan tangggungjawab negara. korban berjuang sendiri.
Dalam mekanisme HAM negara menjadi
Seluruh upaya tersebut
penanggungjawab utama pemenuhan,
penghormatan, perlindungan dan penegakan harus dipintal bersama. “
hak asasi.

Betapa pemulihan, kebenaran dan “Mari terus bicara, jangan


keadilan menjadi kunci, menghentikan
hutang kemanusiaan. Bangsa beradab diam dan mendiamkan.”
dan berperadaban adalah bangsa yang
punya malu, jujur pada sejarahnya, dan
memupus kekerasan agar tidak berulang.
135
136
137

Serta kami setuju bahwa sekaranglah


saatnya untuk kita semua sebagai warga
menuntut keadilan.

REFLEKSI Perempuan sebagai korban mengalami


MAJELIS WARGA penderitaan yang berlapis dan berkepan-
Kekerasan Tehadap jangan, yang terkait tubuh dan ketubuhan
Perempuan perempuan. Khususnya seksualitas
perempuan dan posisi perempuan
di masyarakat membuat perempuan
rentan terhadap stigma sosial termasuk
bila terjadi kehamilan di luar keinginan

M
endengar kesaksian 7 orang
korban.
penyintas dari berbagai usia
yang tinggal diberbagai daerah.
Sedangkan Negara sampai sekarang
Sejak pagi hingga sore hari ini, sebagai
terus mengabaikan dan melupakan
Majelis Warga kami berterima kasih
penderitaan mereka yang berkepanjangan.
atas kesediaan membagi pengalaman
Adanya sikap negara dan masyarakat
yang sangat menguras emosi dan nurani
yang diskriminatif terhadap perempuan
kita bersama yang mendengarkannya.
menjadikan perempuan korban semakin
jauh dari akses terhadap kebenaran dan
Kami majelis warga merasa bangga terhadap
keadilan. Meskipun perempuan menjadi
keberanian yang telah ditunjukkan oleh
korban mereka tetap menjalankan
para penyintas untuk mengungkapkan
perannya merawat hidup dan kehidupan,
kebenaran dari kekerasan yang telah
termasuk keberlanjutan hidup keluarga.
menimpa diri mereka selaku anak bangsa.
138
Dalam mencari keadilan perempuan Forum Dengar Kesaksian selama lima
berkemampuan untuk melampaui hari ini diharapkan bisa memberikan
peran yang umumnya diberikan oleh pembelajaran dan kesadaran masyarakat,
masyarakat, menghadapi aparat keamanan, pentingnya kebersamaan dalam men-
menghadapi para penyiksa, dan pejabat dukung korban, agar peristiwa kejahatan
negara. terhadap kemanuasiaan tidak terulang
kembali apapun motifnya. Maka Forum
Para perempuan korban menunjukkan
mereka tetap tegar, konsisten, dan peduli Dengar Kesaksian ini adalah upaya
pada orang lain, termasuk menggantikan korban bersama warga masyarakat
tugas-tugas anggota keluarga yang yang diinisiasi dan difasilitasi oleh KKPK
dihilangkan atau ditahan. Kenyataan ini untuk terus mengajak masayarakat
mematahkan pelabelan sosial bahwa bersama-mendorong dilakukannya
prempuan adalah mahluk lemah. pertanggungjawaban negara terhadap
korban kekerasan atas hak atas kebenaran,
Pola umum kekerasan yang dialami adalah keadilan, pemulihan serta jaminan agar
, mereka diambil oleh aparat militer atau tidak terulangnya kebijakan negara yang
polisi, diintimidasi, disiksa, dilecehkan, tidak manusiawi dan praktik-praktik
dan diperkosa. Kekhususannya adalah kehidupan bernegara yang mengede-
mereka yang semula bukan sebagai target pankan kekerasan.
utama , tetapi karena absenya anggota
keluarga laki-laki pada akhirnya dijadikan Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih
target utama. Karena dia perempuan, yang mendalam kepada para ibu - ibu
maka dia menjadi target kekerasan korban yang telah bersedia memberi
seksual yang khas perempuan seperti kesaksian.
perkosaan massal dan penelanjangan
paksa yang akibatnya masih dirasakan Tertanda Majelis Warga
oleh mereka seumur hidup. Saparinah Sadli
Lies Marantika
Sampai hari ini belum terlihat adanya Fien Djarangga
peluang bagi korban untuk mendapatkan Samsidar
hak-haknya sebagai sesama warga Ichsan Malik
negara.

Namun demikian para korban tetap


bertahan, dan berketetapan hati, serta
terus bergerak untuk mencari keadilan
dan kebenaran serta pemulihan. Padahal
keadilan, kebenaran, dan pemulihan adalah
hak setiap korban, bukan pemberian.
139

B OPERASI
MILITER
140

Insiden tersebut terjadi di Simpang KKA


Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara,
Aceh Utara. Dalam peristiwa tersebut
ORANG sebanyak 39 warga meninggal, 156
luka-luka, 10 orang dinyatakan hilang

01
TERKORBANKAN
dan ratusan orang mengalami trauma.
OLEH NEGARA
MASIH TERLANTAR Peristiwa Simpang KKA awalnya dipicu
oleh ‘isu hilangnya’ anggota TNI, Aditiya
Rahmadan dari Detasemen Rudal 001/
Lilawangsa pada 30 April 1999 ketika
tengah menyusup ke acara ceramah
agama pada peringatan 1 Muharam yang
[Kesaksian Murtala]
diselenggarakan warga Cot Murong.

M
urtala lahir pada 12 desember Hilangnya anggota tersebut kemudian
1970 di Paloh Lada, Aceh. disikapi oleh anggota pasukan militer dari
Ia merupakan salah seorang Detasemen Rudal dengan melakukan
korban penganiayaan dan pemukulan penyisiran ke rumah-rumah warga.
dalam peristiwa Simpang KKA. Murtala Saat pencarian, aparat melakukan
kemudian aktif dalam organisasi korban kekerasan yang mengakibatkan sekitar
dan menjadi koordinator K2HAU, sebuah 20 orang warga mengalami kekerasan;
organisasi korban di Aceh. dipukul, ditendang dan diancam. Tidak
terima dengan tindakan aparat, warga
Pada tanggal 3 Mei 1999, sebuah insiden melakukan aksi protes di Simpang KKA.
penembakan yang dilakukan oleh aparat
TNI dan Den Rudal 001 serta Yonif 113 Tapi aksi protes warga juga disikapi oleh
Aceh Utara terhadap masyarakat. aparat TNI satuan Detasemen Rudal
001/Lilawangsa dan Yonif 113/Jaya Sakti
141
dengan memberondong senjata ke arah Kemudian datang batu ke arah kerumunan
warga di Simpang KKA massa, massa membalas lalu terdengar
dua kali tembakan, lalu tembakan berikut
Hari Senin, 3 Mei 1999, saya tidak masuk tak berhenti. Tentara [Yonif] 113 ada
kerja karena perayaan 50 hari kelahiran yang duduk, jongkok dan tiarap, katanya.
anak. Saya pergi ke tempat salah satu
kawan, kemudian mau ke pasar beli Saya berusaha merangkak di bawah
keperluan rumah. truk militer, mau lari, dipukul di dada
dengan senjata sampai terjatuh, lalu
Di saat pergi, saya lihat banyak truk dan bangun dan dipukul lagi di punggung.
sepeda motor, saya penasaran sampai
di depan lapangan bola saya lihat massa Saya sempat lihat beberapa orang terjatuh
banyak sekali, orang tua, anak-anak, mengeluarkan darah di depan Saya. Saya
perempuan sudah berkumpul. lihat kios perabot, saya masuk ke situ.
Saya dibawa oleh masyarakat ke Rumah
Saya batal pergi ke pasar karena takut, Sakit PT. PIM.
sebentar lihat dan pulang. Sepanjang
jalan dirintangi drum dan kayu. Saya Kemudian Dokter yang memberi pertolongan
dengar orang berteriak menuju ke pertama memanggil keluarga saya agar
Simpang KKA, yang berjarak sekitar 1 dapat merujuk segera ke Rumah Sakit
kilometer dari rumah. Kita lihat truk Umum Lhokseumawe, karena menurut
militer [Yonif] 113 di sebelah barat dan hasil diagnosa saya harus segera dibawa
ada kios-kios kecil, saya melihat Camat ke Lhokseumawe untuk perawatan lebih
Dewantara, Drs.Marzuki dan juga Koramil intensif akibat benturan benda tumpul,
Dewantara, Kapten Muhammad Jafar. [popor senjata di bagian tengkuk].

Pak Camat naik ke truk untuk bicara, Selama tiga hari tiga malam saya tidak
warga menolak membubarkan diri dan sadarkan diri, baru pada hari keempat
menuntut Muspika Dewantara untuk saya baru sadar kalau saya dirawat di
menghadirkan Bupati, Kapolres, Danrem Rumah Sakit Umum Lhokseumawe.
Lhokseumawe. Pada jam 12 siang lewat Pada saat itulah saya melihat banyak
dikit azan berkumandang, lalu saya orang yang terbaring di koridor, di ruang
turun pergi sholat ke rumah Pak Jusuf. tunggu, ruang perawatan, hingga ruang
konsultasi dokter, puluhan orang merintih
Setelah sholat orang semakin berjubel, tertunduk dan terbaring berdesakan.
lantas saya bergabung lagi dengan Pak
Camat. Saya lihat tentara pake baret hijau Semuanya dengan wajah pucat menahan
lari ke semak, seiring itu dari arah selatan sakit dari luka tembak ditubuhnya, jarang
mobil datang dan pas di persimpagan saya mendengar yang menangis, hanya
mobil berhenti, lalu militer di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Takbir yang
mobil ke samping sambil mengendap terdengar lirih.
dan mendekat.
142
Dalam MOU Helsinski ada poin tentang Sedangkan pihak yang diduga sebagai
pengadilan HAM yang belum terjawab penanggung jawab atau pelaku
sampai sekarang. Saya sebagai konselor, penembakan adalah Kol. Inf.
menangani korban yang mengalami Jhony Wahab (mantan Danrem Lilawangsa),
tekanan batin, apa yang mereka alami Komandan Yonif 113/Jaya Sakti Letkol Inf
pelan-pelan mereka ceritakan, mereka Bambang Haryana, Komandan Detasemen
ingin reparasi dini, anak-anak yang tidak Rudal 011/1 Mayor Art Santun Pakpahan,
bisa sekolah, ekonomi korban hari ini Danki Den Rudal Letnan Art Ismail dan
seperti Ibu Nurhayati, untuk membiayai Danru masing-masing pasukan.
sekolah anak, proses pengobatan memang
ada program pemerintah pengobatan
dan pemberdayaan anak yatim, kenapa
tidak ada kekhususan untuk orang yang
terkorbankan oleh negara.

Ada korban yang memaafkan tapi tidak


lupa, ada korban yang mau melalui
proses pengadilan. Kita memaafkan,
tapi tidak untuk melupakan. Saya harap
Pemerintah dan kita semua [disini]
termasuk korban, jangan pernah berhenti
mencari keadilan dan berjuang bukan
dengan senjata.

Terhadap peristiwa Simpang KKA, pada


tahun 2000 telah dilakukan penyelidikan
dan pengkajian oleh Komisi Independen
Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh
yang dibentuk melalui Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 88/1999.

Dalam laporannya, komisi menyebutkan


sebanyak 39 warga sipil tewas (termasuk
seorang anak berusia 7 tahun), 156 sipil
mengalami luka tembak dan sekitar 10
warga sipil dinyatakan hilang.
143

oleh Kopassus saat keduanya kembali


ke rumah setelah selesai berbelanja.
Mereka mendapat siksaan karena dituduh
ikut membantu Gerakan Aceh Merdeka
“MAU APA KAU, (GAM). Mereka akhirnya dibebaskan

02 MAU MATI?”
KATA TENTARA
karena tidak terbukti membantu GAM.

Hari Sabtu-Minggu kita jualan, habis itu


hari senin kita [saya] ke pasar, belanja.
Pulang hari Senin ke rumah, tahu-tahu
Kopassus sudah ada di rumah. Pikir aku
siapa itu, mobil sudah ada di rumah.
[Kesaksian Tikamariah Usman]
“Dari mana bu?” tanya mereka, “pulang

T
ikamariah Usman alias Ma Putroe, dari pasar,” jawabku. “Ibu ke sini dulu,
lahir di Binjee tanggal 1 Juli 1965. naiklah aku ke mobil.” Abis tu dibawa
Ia dan suami, Bapak Usman, ting- ke tanah lapang dekat rumah sekolah.
gal di kampung Sidomulyo Kecamatan Abis itu duduk aku di situ di mobil,
Buloh Blang Ara, Kabupaten Aceh dijemput lagi laki [suami] aku di rumah
Utara. Sekarang ini Ma Putroe tinggal di sama orang lain.
Dusun Drien kawan, Desa Alue Papuen,
Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Tahu-tahu kita dibawa tanpa ditanya
Aceh Utara, Aceh. apapun, sampe di tempat dekat sungai, kita
disepak, rambut ditarik, laki saya ditarik
Pada Tahun 1990, ketika Aceh seba- disepak dimasukkan ke gorong-gorong,
gai Daerah Operasi Militer ( DOM ), aku disuruh ganti di belakang. “Kita tak
Ma Putroe bersama suaminya ditangkap mau coba Bapak dulu kalau abis sampe
144
di belakang situ aku gantian,” kataku, dapat di Rudal [Denrudal Arhanud 001
“anjing lu memang dasar babi ko, Pulo Rungkom], tunggu aku di situ,
” jawab Kopassus. karena ada kabar bahwa ada 8 orang
“Aku babi Pak, Bapak itu babi juga ditahan di tempat itu.
karena bilang aku babi.” kataku.
Pura-pura cari obat di rumah sakit.
Aku ditendang terus sampe muntah dan Aku bilang cari obat untuk orang tua
tak bisa bicara lagi, dihantam senjata di di rumah. Jam 5 [sore] dikeluarkan 8
kepala, anting putus hilang semua. Aku orang itu, dia sapu sampah dan buang
bukan orang lagi, aku perempuan. Aku ke pokok bambu. Aku terus pulang, mau
dipegang, baju koyak dan biar ngaku. jumpa sama Pak Rusli (Danramil Bulo
Apa yang mau aku ngaku orang tidak Brang Ara).
salah. Abis itu diikat dibawa ke sungai
dilempar ke sungai biar kedinginan, biar Aku bilang, “bagaimana itu laki kita
ngaku orang mau ngaku apa orang tidak sudah di Rudal?
tahu salahnya. Siapa bilang?” tanya Pak Rusli.
Kita dipendam di air nggak bisa kita “Bukan bilang Pak, saya lihat sendiri.”
berenang, takut ada lintah bukan takut Dia menyuruh saya pergi ke Kopassus,
senjata, sama senjata satu aja udah mati minta bantuan Kopasus. Kita sendiri pergi
sama lintah tidak mati. Lalu mereka bilang, ke Kopassus, nekat padahal takut sekali.
“ditolak lagi biar takut, biar mampus.”
Suami saya ditarik, dipukul-pukul, aku Sampe di Kopassus, aku ditanya, “kemana
karena pingsan maka ditarik lagi dari Engkau?”
dalam air. Mau minta bantuan Bapak,” jawabku.
“Kau enak saja kalau ada apa minta
Lalu dibawa ke beberapa tempat penahanan bantu kalau kami minta bantu, kemana?”
dan penyiksaan seperti kantor Koramil Mungkin karena aku udah nangis di situ,
[Buloh Blang Ara], dan ke Kantor Kodim abis itu oleh Kopassus bilang,
[Lhokseumawe). Laki saya entah ke mana “kalau ada di Rudal, kalau tidak ada
dibawa, ke Kodim entah taruh di mana, kita minta ganti sama Ibu? ini disuruh
Pedih kita orang perempuan selama 7 dengar, katanya tidak ada.
hari rasanya 7 tahun, makan tidak karena ” Saya bilang, “ada karena sudah lihat
kita nggak senang dikerjain seperti itu. sendiri.” Kopassus telpon lagi, “kalau
Abis itu udah 7 hari Aku di situ dibawa ada bilang ada kalau tidak ada bilang
ke Koramil lagi dimaki-maki lagi, “enak tidak ada karena sudah lihat sendiri
kau ya udah sampai Kodim sudah ada bininya.”
pelindung kau Kodim, Pak Aswi.”
Abis itu telpon lagi, “bisa jam 8 datang
Tahun 2003, diambil lagi laki saya dari lagi kemari jumpa sama lakinya.” Aku
rumah di Bintang-bintang, dibawa entah pulang ke rumah, besok Kopassus
kemana, cari hampir 2 bulan tak dapat. bilang pergi saja ke Kodim, di tempat
Cari lagi biar dapat, sore jam 5 sudah tahanan. Terus minta bantuan bini Pak
145
Rusli, Danramil. Pergi kita sama-sama
beliau. Lalu kita pulang ke rumah.

Lalu datang lagi aparat ke rumah, tanya,


“mana itu laki kamu, mana laki kamu
pigi mana, ke ladang?

Apa orang GAM?” Masa tanya begitu


kita kan bukan orang GAM, masuk ke
rumah orang dan bilang,
“Tika ayolah sama kami biar duduk
-duduk kita berdua.” Sampe masuk dia
ke dalam, yang lain di luar, didempet
aku ke dinding, minta yang enak-enak
katanya, aku lawan orang itu, kugigit
tangan dia, ditendang aku sampe gigi
ompong, tidak takut aku.

Laki sudah diambil, masa ditanya-tanya Harapan kami, bagaimana


lagi? Abis itu rumah saya dibakar sama
orang itu, karena kita orang jualan bukan
baiknya Ibu Bapak semua
orang tani dipukul kita seenak-enaknya. karena kami korban
Ada anak yang kita pelihara diambil juga banyak di kampung Aceh,
entah di mana sekarang, Aku dibawa biar negeri kita aman dan
lagi ke pos dipukul, ditaruh di lubang,
disuruh ngucap biar mampus. Tambah tidak lagi seperti dulu.
takut aku mau disembelih, Aku dibawa
ke belakang ditaruh di lobang, mau
apa kau? Mau mati? Saya tutup muka
ditembak mati, aku nggak apa. Tidak
ditembak.

Datang lagi orang lain, ada bawa kuping


orang ditaruh di tali, dia bilang, “ini kuping
iki? coba liat dulu, ini kuping siapa?”
(tentara bicara dalam bahasa Jawa)
146

03
LUKA KEMANUSIAAN
DI TIMOR LESTE

Pada hari Minggu tanggal 7 Desember


‘75, setelah invasi TNI ke Timor Leste,
saya bersama keluarga lari ke hutan
kurang lebih 3 tahun. Selama di hutan
[Kesaksian Domingos Pinto de saya bergabung di organisasi Kepemudaan
Timor Leste kurang lebih satu tahun.
Araújo Moniz]
Di hutan saya punya misi membantu
pendidikan untuk orang yang tidak bisa

D
omingos Pinto de Araújo Moniz,
menulis dan mengajar orang agar bisa
biasa disebut Atai, lahir di Dili
menyanyi, dengan dasar ini saya sebagai
pada tanggal 26 Agustus 1962,
komposer lagu di Timor Leste sekarang.
sekarang telah berkeluarga dan punya
6 orang anak, tinggal di Santa Cruz, Dili,
Setelah kurang lebih 3 tahun di hutan,
pekerjaan sebagai tenaga administrasi
tanggal 18 September tahun ’78, saya
honorer di Universitas Timor Oriental
bersama masyarakat, 300 orang, ditangkap
(Unital) Dili.
TNI 721 Sulawesi Selatan di wilayah
Natarbora. Kami dibawa ke Kecamatan
Atai merupakan salah seorang korban
Soibada dan dilanjutkan ke Laclubar.
dan saksi dari penangkapan dan pena-
hanan sewenang-wenang aparat ABRI/
Tiba di Laclubar, sore hari kami disuruh
TNI sewaktu invasi dan pendudukan
tidur. Sekitar jam 11 malam, seorang
di Timor-Leste. Sewaktu ABRI/TNI
hansip masuk ke tempat kami tidur
menginvasi Timor-Timur pada tanggal
memanggil kami satu-satu.
7 Desember 1975, Atai masih berumur 13
tahun ikut mengungsi ke hutan bersama
keluarganya.
147
Saya dengan empat orang teman, tiga Setelah Falentil serang Pos Brimob,
orang dewasa, saya waktu itu 16 tahun, pagi harinya masyarakat di sekitar bukit
dan satu lagi teman seumur saya, kami disuruh turun ke kota. CAVR mencatat
dibawa ke Koramil untuk merebus jangung. setidaknya 121 nama-nama orang yang
Selama interogasi kami disiksa, kaki dibunuh, dihilangkan atau meninggal
ditendang. Saya diinterogasi berulangkali. dalam tahanan.
Saya baru sadar kenapa saya dipanggil
karena kakak saya,menjadi komandan Penangkapan ini kebanyakan terjadi di
kelompok region Manatutu di hutan Dili, namun juga ke kabupaten-kabupaten
pada waktu itu. sekitar. Dari asosiasi korban Timor Leste
sekarang kami mencatat ulang sekitar
Pada tanggal 8 November 1978, saya 75 nama orang yang hilang. Kakak saya
dibawa ke Dili bersama orang tua dan nomor dua hilang sampai sekarang
diharuskan mendaftar di Koramil Dili tidak tahu di mana. Mulai dari hari itu
Timur-Becora. Sebagai tahanan luar penangkapan semakin menambah.
selama 6 bulan, melapor setiap senin,
dan tidak boleh kemana-mana. Pada 22 Juni malam, Saya bersama
tiga orang satu perempuan dan dua
Setiap Senin kami disuruh membersi- laki ditangkap oleh Korem dan Kodim
hkan WC, pagar, lalu disuruh menyanyi 1627 Dili, kami disiksa dan diangkut ke
Indonesia Raya. Kalau tidak hafal teks Kodim 1627 Dili. Saya ditahan selama
kaki diinjaknya. Mulai tahun ‘78-80, satu malam, pada sore hari mereka
situasi di Dili setiap malam terjadi melepaskan saya, tetapi diwajibkan lapor
penangkapan besar-besaran termasuk setiap hari di Kodim 1627 Dili selama
kakak saya yang nomor 4, dia dipukul satu minggu (30 Juni 1980), sambil
dan mati dalam penjara Balide. Waktu menunggu keberangkatan ke Atauro.
diminta Pastor untuk diserahkan kepada
keluarga, intel tidak mau. Berhubung kondisi kapal yang akan
mengangkut saya dan yang lain ke
Pada saat itu kami mendapat surat dari Atauro penuh maka kami tidak jadi
Fraksi DPRD AURI, bahwa orang-orang berangkat. Kemudian saya dan yang lain
yang keluarganya masih di hutan akan dilepas kembali tetapi kami diwajibkan
dibunuh tujuh turunan. melaporkan diri setiap hari Senin selama
satu tahun lebih, mulai dari satu 1 Juli
Masyarakat kaget dan tak sabar lagi, 1980 sampai 17 Agustus 1981.
setiap malam ada penangkapan, ada yang
dibunuh, ada yang disiksa sampai mati.
Pada 17 Juni ‘80 disebut Peristiwa Setiap hari satu kelompok terdiri dari 100
Marabia, disitulah Falintil menghadang orang yang harus lapor ke Koramil Dili
Pos Brimob, Filentil mati satu orang dan Timur-Becora. Jadi total ada 600 orang
brimob satu orang. yang wajib lapor. Selama proses wajib
lapor ini, kami disuruh membersihkan
148
kantor Koramil mulai dari ruang kerja,
wc, halaman dan membuat pagar dengan
kayu dan melatih nyanyi lagu Indonesia
Raya. Bila kami tidak hafal tesksnya
kami diteror dan diancam akan dibunuh.

Satu hari 9 orang (8 laki-laki dan 1


orang perempuan) dari kelompok saya
yang 100 orang disuruh ke Hera dengan
alasan memotong pohon, tetapi mereka
tidak pernah kembali sampai sekarang.
Kemudian saya balik ke rumah hidup
sebagai masyarakat biasa.

Pada tanggal 5 April 1982, saya disuruh


Ibu pergi ke Marcado Lama (pasar),
tahu-tahu di Marcado dihadang hansip
dan intelijen, saya bilang, “minta maaf
ada apa?” dia bilang, “mau melawan?”
Saya dipukul, ditendang di muka umum,
“Harapan saya ke depan
saya ditarik masuk Polres Dili, dekat
jangan terulang lagi kejadian
Marcado Lama, saya ditahan dua malam,
bukan polisi yang interogasi tapi preman, seperti yang saya alami.
polisi bilang kami amankan saja, 2 hari Kedua, saya di sini bukan
interogasi, disiksa, lalu disuruh cuci mobil atas nama sendiri tapi atas
dan siram bunga. Banyak penyiksaan nama korban di Timor Leste
lain yang saya alami. yang haus akan keadilan dan
saya datang ke sini membawa
nama Atai, tapi dalam hati
saya bawa semua penderitaan
masyarakat Timor Leste yang
menderita selama okupasi di
Timor Leste.”
149

Saya adalah salah satu dari 4000 anak


anak Timor Leste yang dibawa paksa
oleh tentara. Saya dibawa tahun ‘79
PERTEMUKAN KAMI saat berumur 6 tahun.

04 DENGAN KELUARGA
DI TIMOR LESTE Saat adopsi itu ada petinggi ABRI di
antaranya Panglima ABRI M. Jusuf, dan
Sudarto yang menandatangani surat
pengangkatan saya.

Orang tua tidak setuju saya dibawa, tapi


[Kesaksian Isabelinha Pinto] karena invasi saat itu dimana orang tua
dipaksa, sebagai jaminan agar keluarga

P
into biasa dipanggil Lina Sembel, saya tidak dibunuh.
lahir pada tahun 1973 di Timor
Leste. Dia diambil secara paksa Akhirnya saya dibawa oleh tentara
dari keluarganya pada saat berumur 6 dari Kesatuan 202. Sampai di Bekasi,
tahun dan dibawa ke Indonesia. Lina saya dibawa oleh keluarga yang nggak
tinggal dengan orang tua angkatnya, setuju saya datang. Akhirnya saya jalani
seorang tentara, di Bekasi, Jawa Barat. hidup dengan berbagai kekerasan dan
Masa kecilnya sangat menderita, dimana pelecehan juga. Sampai tahun ‘84 Bapak
ia sering tidak mendapatkan makan yang Tentara masih berkomunikasi dengan
cukup, dan harus bekerja sangat keras keluarga saya di Timor Leste.
untuk mencuci, dan pekerjaan domestik
lainnya. Menjelang remaja, ia menjadi Kalau saya tanya, katanya itu bukan
korban pelecehan seksual dari tentara keluarga saya dan kamu diambil dari
yang mengangkatnya. hutan dan tidak punya keluarga.
150
Tapi saya ingat ada penandatanganan lewat tambang, saya dan anak kecil
di bawah waktu itu, dan saya baru tahu digendong tentara naik kapal, Anak-anak
ada petinggi tentara itu. laki-laki dipukul dan dimasukan dalam
karung. Saya dan dua anak perempuan
Ayah saya Raja di Dili dan menurut lain dibawa ke tempat tentara mandi dan
tentara kalau anaknya diambil maka akan disuruh melihat mereka mandi.
menurut pada tentara. Tahun ‘84 saya
dibawa ke Manado dan tinggal dengan Sampai di Surabaya ada yang mau beli,
keluarga tentara yang mengambil saya. Bapak Tentara bilang, “jangan kalau
Mereka juga tidak suka dengan saya binatang saya kasih aja, tapi ini manusia.
karena dianggap menyusahkan dan Jangan ini bukan keturunan biasa,” lalu
tidak jelas dari mana. Saya mengalami dibawa ke Bekasi. Sampai di Bekasi
berbagai kekerasan dan pelecehan ganti nama. Ada firasat lewat mimpi
seksual sampai kelas 2 SMA. bahwa Dili itu semakin dekat. Saya
ingat bayangan kejadian masih kecil,
Pada saat itu saya pernah mengambil saya mimpi ada rumah saya diterjang
surat pengangkatan saya dan saya tsunami terus dalam mimpi saya lihat
berikan ke teman dan berharap satu waktu masih kecil.
saat bisa temukan keluarga saya dengan
cara apapun. Pada tanggal 16 Juni 2009 jam 11 sepupu
datang, anak saya bilang ada tamu
Saya dipanggil lagi oleh orang tua angkat datang mungkin saudara ibu, mirip sekali.
di Bekasi dan ibu [angkat] tetap tidak suka Anak saya bilang ibu jangan menangis
dengan saya. Saya tinggal pindah-pindah. lagi karena sudah ketemu keluarga ibu.
Ternyata, Bapak tentara suka pada saya Mama saya sudah telpon, “lou (nona)
dan ingin saya jadi isteri. Saya alami kamu ingat bahasa Tetun?” Saya ingat
kekerasan dan pelecehan dari Bapak lagu yang dinyanyikan waktu saya kecil.
itu, sekarang Bapak itu udah meninggal.
Saya cari hidup sendiri, cari pekerjaan Lalu ada saudara saya di Kedutaan
dan menikah dengan suami dari Jogja Timor Leste datang juga, tapi sekarang
serta berharap bisa ketemu keluarga. keluarga dari orang tua angkat tidak
berani datang ke rumah, karena dulu kan
Pada tahun 2009 keluarga berusaha mereka janji untuk menjaga saya dan
mencari saya dan saya difasilitasi keluarga dia jaminan tapi ternyata tidak terjadi.
bisa ketemu keluarga di Timor Leste. Identitas masuk keluarga orang tua TNI
Dari keluarga saya tahu bahwa dulu ada dan nama diganti masuk nama keempat
pengangkatan resmi, tetapi mengapa tapi tulisan saja, tidak diakui itu.
saya kehilangan jejak?

Anak-anak lain banyak yang satu kapal


waktu dibawa dari Laga. Mereka latihan
naik kapal kecil lalu naik kapal besar
151

Victor da Costa, anak yang dipindah


paksa dari Timor Leste, juga memberi
kesaksian:

Berkaitan dengan Anak Timor yang


dibawa sejak invasi dari Timor Leste
pada tahun ‘75-79 seperti Kak Lina,
sama dengan saya. Saya dibawa pada
tahun ’80-an. Memang posisi anak
seperti ini beda-beda, kalau Kak Lina
Harap Pemerintah Timor Leste mengambil dibawa petinggi TNI tapi ada yang dibawa
tindakan agar anak-anak yang diambil person-person TNI, ada yang kehidupan
paksa setidaknya bisa ketemu keluarga baik tapi ada yang tidak.
di Timor Leste dan berharap Timor Leste
bisa kerja sama dengan Dephukham Saya ketemu anak di Semarang, dia
atau LSM di Indonesia untuk mencari dulunya jadi TBO ( Tenaga Bantuan
anak seperti saya agar bisa berkumpul Operasional ) semancam penunjuk jalan
dengan keluarganya. di hutan waktu di Timor Leste.
Harapan kami ada keterusterangan
antara Indonesia dan Timor Leste agar
anak yang terpisah dari keluarga bisa
ketemu keluarga mereka kembali, soal
dia mau tinggal di mana itu pilihan tapi
Indonesia wajib mempertemukan mereka
dengan keluarganya di Timor Leste.
152

kembali ke Biak dan bekerja di PLN.


Pada Januari 1983, kembali ditangkap
dan ditahan selama 25 hari dengan
ORANG JAKARTA tuduhan terlibat dalam Gerakan Papua

04 TIDAK MENGERTI
KAMI ORANG PAPUA
Merdeka. Ia juga kemudian dipecat dari
pekerjaannya sebagai pegawai PLN.

Masuknya Papua ke Indonesia. Kembali


lagi kepada persetujuan Indonesia-Belanda
pada 15 Agustus 1962, Belanda dan
Indonesia sepakat pada tahun ‘69 orang
[Kesaksian Christian Padwa] Papua mengadakan penentuan nasib
sendiri, mau merdeka atau gabung dengan

C
hristian Padwa, biasa dipanggil Indonesia. Tetapi penandatanganan
Chris lahir di Mandori tanggal 29 diganti menjadi Penentuan Pendapat
Desember Tahun 1942. Rakyat (Pepera) Papua masuk Indonesia
hanya kesepakatan Indonesia - Belanda
Karena aktivitasnya mempersiapkan Act melalui PBB diserahkan oleh UNTEA
of free choice, Bapak Chirs, ditangkap
oleh Polisi pada 27 November 1967. Ia Saya ditangkap pada November tahun
dan rekannya ditahan di beberapa tempat ‘76 dan dibebaskan pada September ‘69.
penahanan, mengalami penyiksaan Saya ditahan di sel polisi di Biak selama
dan menjalani kerja paksa di beberapa 4 bulan lalu dikirim ke Manokwari.
tempat. Manokwari adalah pusat penahanan
bagi semua tahanan di Papua pada
Bapak Chris dibebaskan pada September waktu itu, hampir 900 orang ditahan,
1969 setelah Pepera. Ia kemudian dari Fak-fak, Kaimana, Biak. Saya
153
ditahan di Manokwari, teman lain di Biak Intelejen polisi, memisahkan 10 oarng
di AURI dan AL. Di Manokwari, dalam yang dianggap kelas berat (kasusnya),
pemeriksaan itu ada meja bulat, kuku : Manuel Watopa, Guru Yance Mofu,
ini ditaruh salah satu kaki meja lalu Zakharias Kafiar, dan saya lupa tujuh
empat sampai lima orang naik di atas, orang lainnya. Mereka dikirim lebih
itu langsung kencing di celana. dulu ke Arfai.

Kedua disetrum dengan kabel hitam di Pada peristiwa 1965 sampai Tahun 1970,
salah satu jari dan yang merah salah siapa yang pergi ke Arfai hanya namanya
satu jari, tapi untung saya karena kerja di saja yang kembali. Jadi waktu mereka
PLN jadi saya tahu caranya waktu ditrap dibawa pada jam sore hari jam lima atau
saya angkat kaki jadi tidak rasa trap. 6 kami anggap saja itu mereka sudah
hilang (mati). Setelah hampir dua minggu
Tahun ‘68 sekitar 100 orang dibawa dari jelang Pepera, kami 42 orang menyusul
Manokwari ke Jawa kerja di perkebunan lagi (ke Arfai). Dan saya berterima kasih
di Jawa barat. Menjelang Pepera, kami kepada Tuhan sebab, ada satu hal yang
tinggal 102 orang, 10 orang dipindahkan luar biasa.
dari Manokwari dan satu minggu kemudian
42 orang menyusul ke Arfai, nama saja Ada truk polisi tapi beritahukan bahwa
yang kembali, tidak pernah kembali saya sakit usus buntu jadi saya harus
dengan utuh. pergi minta obat, saya pergi ke Dokter
Tan, dia tanya,
Pada November tahun ‘68 kami dipaksa “Kamu mau dibawa kemana?”
patroli bersama dengan Raiders 700 di Saya kasih tahu, dibawa ke Arfai.
hutan, ada 20 orang, dengan tujuan, Dokter Tan kasih saya obat usus buntu.
pas kalau lagi patroli ada kontak senjata Dan setelah kami tinggal di Arfai selama
dengan OPM kami yang ditembak. Di 2 minggu kami hanya diberi beras saja.
sana kami punya tugas cari beras dan Sedangkan lauk pauk seperti ikan, sayur,
kaleng, sambal yang didrop pesawat. itu kami berusaha sendiri.

Sebelum Pepera, dari Korem dikeluarkan Kami tinggal di Arfai waktu menjelang
surat pembebasan dan juga dari pengadilan, Pepera itu ada wartawan-wartawan
seolah kami sudah dibebaskan padahal asing datang. Akhirnya setelah Pepera
itu taktik supaya kalau ada yang tanya selesai baru kami dibebaskan
seolah saya sudah keluar.
Kantor RRI Manokwari kami yang bangun,
Kami tinggal di tahanan sampai teman- kami disuruh ambil batu. Jalani huku-
teman dikirim ke Jawa sampai sel-sel man dengan cara kerja kasar, kami
sudah kosong, kami hanya tinggal 102 20 orang dibawa ikut tentara Raiders
orang. Dari 102 dibebaskan berturut-turut ke Manyamboi, tinggal di Manyamboi
sampai tiga minggu menjelang Pepera selama bulan November 1968, naik dari
(1969) di Manokwari kami didatangi Warmare.
154

Pada 17 Februari 1983, saya ditangkap


lagi kedua kali dan ditahan 25 hari di
tempat kecil 2x2 meter. Secara fisik Saya tulis surat ke PLN
tidak mendapat siksaan tapi secara
psikis dibuat mental jatuh.
Biak-Jaypura dan Pusat,
tapi tidak ada jawaban satu
Setelah dibebaskan saya melapor selama
3 tahun, dari tahun ‘83-86, berkat kebaikan pun, saya pernah tulis surat
Pak Simanjuntak yang bilang, “Chris
ke Presiden Megawati tapi
tak usah lapor lagi,” sebelumnya lapor
senin dan kamis. Setelah keluar saya dia tidak jawab. Janji - janji
dapat resume dari polisi, saya dipecat
PLN wilayah 10 Biak.
tinggal janji pulangkan saja
saya ke orang tua saya.
Hari ini saya berdiri mewakili teman saya
baik yang sudah meninggal maupun masih Akhir pembicaraan saya,
hidup, kami sedikitpun tidak menyimpan
kenapa Papua sampai hari
dendam terhadap yang menyiksa kami
waktu itu. Kita tidak bisa membangun ini konflik terus karena
Indonesia dengan dendam, sebab kita
harus membangun dengan kasih karena
orang Jakarta tidak mengerti
dengan bahasa kasih yang bisa dilihat kami orang Papua.
orang buta dan dengan kasih didengar
orang tuli.
155

Suami saya ditangkap oleh Pasukan


753, 751 752 sore jam 4 pada tahun
‘83. Jam 7 pagi baru saya dengar berita
kalau Bapa sudah diikat sudah mau
LIMA TENTERA

06
diculik. Saya bilang Bapa salah apa?
PERKOSA SAYA
Bapak tidak ikut politik. Saya tinggalkan
BERGANTIAN
anak yang masih 3 bulan, saya mencari
Bapak ke Pos.

Di pos saya tanya tentara, “Bapa ada


di sini ka?”
[Kesaksian Naomi Masa]
Dia bilang, “ ah Bapak tidak ada,”
Mbak Jawa yang ada di situ kasih kode

N
aomi Masa, perempuan dari
dengan tangan menunjuk ke belakang.
suku Namblong, lahir di Besum,
Saya ke belakang panggil nama kecil
Distrik Nimbokrang, Kabupaten
langsung dijawab Bapa.
Jayapura pada 17 April 1954.
Serangkaian operasi militer telah menyi-
Tangannya diikat dan mata ditutup,
sakan sejumlah pengalaman menyedihkan
saya kembali tunggu, sore saya balik
bagi kehidupan perempuan di Papua.
lagi dan melihat Bapak sedang disiksa,
Seperti yang dialami Ibu Naomi Massa.
saya bilang bapak berdoa saja.
Ia pernah dijadikan ‘umpan’ oleh tentara
Tentara bilang, “iyo ko percaya jadi,
mencari suami yang dituduh OPM dan
” saya bilang,
lari ke hutan. Ketika tidak berhasil
“ya kita umat Kristen sudah.”
menemukan suaminya, Ia dibawa tentara
Bapak bilang, “kasih suara sebentar
ke Pos Tentara di Besum dan diperkosa
malam kalau kau dengar bunyi senjata
oleh lima orang tentara
berarti saya sudah ditembak.
156
” Sa pulang ke rumah dan jam 6 sa Mereka membawa saya ke rumah sakit
dengar bunyi senjata 4 kali, sa bilang dan mendapat banyak jahitan di kemaluan
aduh Bapak su ditembak. Tidak lama saya. Koramil menahan saya sampai
ada truk stop depan rumah, terus ada sembuh dulu. Tetapi saya langsung ke
yang teriak, Laksus mengadukan keadaan saya.
“Mama Naomi keluar kau tadi bicara
apa di sana?” Saya pingsan sampai keesokan harinya.
“Kamu semua tahu apa yang sa bicara.” Sesudah sadar saya bilang sama tentara,
Tentara suruh naik truk, cari bapak di “Pak saya punya tubuh begini, apa suami
hutan. Turun di Distrik Sawoi, jalan kaki saya bisa terima. Saya merasa malu,
di hutan besar batariak, martabat sudah jatuh. Kalau saya pulang
“Bapa ko di mana?” apa masih diterima oleh masyarakat? ”
Ditendang, dipukul, sa bilang,
“sa sakit, ada anak kecil jangan tendang.” Saya pulang ke kampung, tetapi saya
tidak mau tinggal di kampung, saya
Kembali naik truk, turun di depan Gereja tinggal di hutan selama tujuh tahun.
Katolik Besum. Mereka tendang kasih Saya rebus air coklat dan daun pandan
siksa saya. Anak kecil sa lepas di rawa untuk kasih anak saya. Tinggal di hutan
besar, langsung masuk dalam hutan, dari dia umur tiga bulan sampai tujuh
ditendang saya tidak tahu apa anak sa tahun.
lepas atau tidak, baru Tuhan kasih ingat
saya menyanyi lagu ini, ingat dalam Pastor datang ke kebun dan bilang,
susah, saya keluar baru ingat ada kasih supaya saya kembali. Pastor kemudian
masuk anak dalam lumpur, bayi tiga sekolahkan anak saya dan kami kembali
bulan tapi dia tidak mati dalam lumpur. ke kampung.
Lalu saya menyanyi lagu Firman Tuhan
halus mengundang jawabanku Alleluya. Kelima orang tentara yang memperkosa
saya adalah orang Ambon dari 753
Saya ditendang dari gunung sampai ke Manokwari, YM suku Biak Papua dari
bawah, saya lindungi anak kecil agar 753 Manokwari dan 3 orang lainnya : 1
selamat, saya bilang Tuhan tolong. Papua, 2 orang rambut lurus (pendatang).

Sampai di pos, tentara ikat kaki sebelah Orang Ambon ini satu gereja dengan
kanan di kanan bangku kanan dan kaki saya, dia bilang,
kiri di bangku kiri, tangan ikat di meja, 5 “sa memang sudah nekat lamar ko.”
orang naik di atas badan, perkosa saya, Waktu dia siksa saya,
dari jam satu malam sampai jam tiga saya bilang, “sa ibu rumah tangga bukan
pagi. Anak saya mereka kasih minum nona.”
kopi. Jam empat mereka suruh saya Satu lagi bilang,
pulang. Saya tidak bias berjalan dan “cara Mama terima kami di rumah bagus,
jatuh di depan pos. mama di gereja tampil di depan.”
157

Suami saya Alex, dia Ondoafi.


Saya menyesal martabat rapuh, teman-
teman sekarang tidak mau bergaul. Saya
sekarang di kebun dan rumah.

Saya punya suami sudah lepas, saya


“Harapan ke depan, ada
seperti janda, saya sekarang cari makan usaha supaya martabat
sendiri. Anak perempuan saya yang
saya sembunyikan dalam lumpur mati, saya kembali.
jantung hangus.
Suami sudah kawin, tidak
Dokter bertanya, “dia kenapa?”
mau tubuh saya lagi.”
Saya bilang tentara kasih dia kopi.
Ia meninggal tahun 2010, dan saya kubur
di pinggir jalan biar tentara lihat. Saya
berdoa Tuhan, saya harus bersaksi
sekarang dan sekarang terjawab.
158

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Operasi Militer
di Timor Leste

Oleh Pat Walsh, (Peneliti CAVR) CAVR menemukan bahwa DOM tidak baik
hati seperti Soeharto telah diklaim. CAVR

S
aya bukan korban dan bukan orang menyimpulkan bahwa lebih dari 24 tahun,
Timor Leste tapi saya tanggung DOM terlibat: minimal 100.000 kematian
jawab besar atas nama ribuan warga sipil, penahanan, penyiksaan
orang Timor Leste yang kelaparan dan dan kekerasan seksual, penindasan
sudah mati. Saya bekerja dengan CAVR kebebasan demokratis, pelanggaran
di Dili dan lebih dari 40 tahun sejak hak-hak sosial-budaya dan penolakan
kunjungan tahun 1968 saya mempromosi penentuan nasib sendiri.
hubungan Indoensia Australia melalui
Inside Indonesia. Tuna Wisma
“Hampir setiap orang Timor yang hidup
melalui tahun-tahun ini menderita
Timor-Leste adalah bekas koloni beberapa bentuk pemindahan dan banyak
Portugis yang diserbu oleh ABRI /TNI yang beberapa kali mengungsi”.
pada tahun 1975 dan diduduki selama
24 tahun sampai tahun 1999. Ribuan Laporan Chega! menyebutkan pemindahan
korban mengatakan kepada Komisi skala besar terjadi khususnya sebelum
Kebenaran CAVR (2001-2005) tentang invasi (termasuk ke negara-negara lain),
pengalaman mereka selama perang ini. pada saat invasi, selama tahun-tahun
CAVR menyimpulkan bahwa aktivitas awal perang, sebelum dan sesudah jajak
militer Indonesia meninggalkan jejak kaki pendapat pada bulan Agustus 1999.
kemanusiaan (humanitarian footprint)
yang sangat besar yang merupakan Setiap kali, pemindahan terkait dengan
kejahatan terhadap kemanusiaan dan konflik dan sering dipaksa. Selama 24
kejahatan perang. tahun konflik dari awal hingga 1999
pengalaman itu sama dengan tuna
wisma (homeless) yang dampaknya buruk
pada kaum tua, muda dan akan kecil
yang rentan pada umumnya. Menurut
159
Chega, laporan CAVR hampir setiap lebih buruk dari kondisi dibawah penjajahan
orang Timor yang hidup pada tahun ini Portugal dan penjajahan Jepang. Pada
menderita beberapa pelanggaran dan saat itu LSM Internasional termasuk
beberapa kali mengungsi Palang Merah Indonesia dan organisasi
bantuan luar negeri, saya di Australia dan
Pemindahan Paksa gereja di Timor Leste dan Tim di Barat
Kecuali pemerintah membuat ketentuan dan Jakarta, tahu penderitaan rakyat dan
alternatif, pemindahan paksa merupakan mendesak Pemerintah Indonesia selama
pelanggaran hukum internasional dan 3 tahun untuk membiarkan bantuan
hak asasi manusia, yaitu kebebasan luar negeri di Timor Leste, tetapi ABRI
bergerak, perumahan memadai, makanan menolak bantuan sampai tujuan militer
/air, bebas dari kelaparan, akses ke tercapai. Konsekuensi sudah jelas banyak
sumber makanan, layanan medis. orang tidak menerima bantuan.

Hasil paling buruk dari pemindahan Pembuangan ke Pulau Atauro


paksa adalah kelaparan besar di Timor Pada 80-an ratusan anggota keluarga
Leste pada tahun ‘78-’80, kira-kira tiga yang diduga terkait resistensi dipindahkan
tahun pada tahun-tahun itu. ABRI karena ke Pulau Atauro yang dahulu dipakai
belum berhasil mengatasi perlawanan Portugal untuk tempat penahanan,
di Timor Leste, lalu menggunakan tempat kecil dan miskin. Laporan Chega!
kelaparan sebagai senjata perang. menyebutkan:“Dimana-mana orang
Tujuan ialah kosongkan air dari ikan mati. Mereka mati karena kelaparan,
dan mendapat kontrol atas rakyat pengeboman, dan sakit. Ada mayat-mayat
agar berada di bawah ABRI. Metode yang masih memegang ubi, mangga,
yang diterapkan: intensifkan tekanan dan makanan, meskipun bagian-bagian
militer, paksakan rakyat menyerah tubuh mereka membusuk dan ulat-ulat
lewat kelaparan, abaikan seruan untuk keluar darinya.
bantuan, mambatasi rakyat.
Banyak penderitaan sebuah mimpi malam Tetapi kami harus mengambil dan
yang menakutkan dan konsekuensi bagi membersihkan (makanan) dengan kain
manusia: kelaparan terburuk dalam atau apapun yang ada, sehingga kami
sejarah Timor-Leste, minimal 85.000 dapat memakannya, karena kami juga
kematian karena kelaparan dan penyakit, hanya menunggu giliran untuk mati.
penderitaan intensif/kesedihan karena Tidak ada air bersih, hanya kubangan air
kerugian keluarga dalam keadaan yang yang di dalamnya ada bangkai kerbau
mengerikan. dan mayat manusia.
Kami harus menyaring (air) dengan
Dampak berat pada anak-anak, orang kain atau sarung supaya kami bisa
sakit, kaum tua, penghancuran sumber meminumnya.” Halic, Mola River, dekat
makanan, gangguan ekonomi subsisten, Zumalai, achir 1977.
tanah dan sistem sosial, pukulan besar Chega! Vol 2, 7.3 # 137
bagi perjuangan kemerdekaan. Bahkan Temuan CAVR:
160
1. DOM di Timor-Leste bersifat ilegal dan setuju dengan temuan CAVR dan
dan ditandai dengan represi dan rekomendasi CAVR, juga saya melengkapi
kekerasan dan bekerja sama dan itu sangat baik.
2. ABRI secara paksa memindahkan
masyarakat sepanjang perang Ada dua pendapat dari CAVR dan KKP
menyebabkan gangguan besar dan itu tidak baik, perbedaan sangat penting
kematian karena KKP hanya lihat dari tahun 1999
3. Kelaparan adalah salah satu dari saja sementara CAVR dari tahun 1974,
banyak taktik sengaja digunakan yang penting apa yang terjadi sejak
selama DOM sebagai perang senjata awal, mudah-mudahan rekomendasi
4. Penyebab utama kematian selama kedua komisi itu bisa diadopsi di sini
DOM itu adalah kelaparan, tidak dan di Timor Leste dan diadopsi di luar
menembak wilayah seperti di Australia, Amerika
5. Resistansi bertanggung jawab oleh dan bahkan di PBB.
menolak untuk membiarkan rakyat
menyerah lebih cepat
6. ABRI dan pejabat negara Indonesia
bersalah melakukan kejahatan
perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.

Pembelajaran yang dipetik:


1. Rakyat biasa menderita mengerikan
ketika kekuasaan digunakan dengan
impunitas
2. Rule of law demokratis jauh lebih
baik untuk common good daripada
law of the ruler dan hukum senjata
3. Komunitas internasional gagalkan
rakyat Timor dengan mengabaikan
rule of law
4. Dengan bantuan para korban, sebuah
komisi kebenaran berkontribusi
dengan menyoroti sudut-sudut gelap

Ada banyak LSM di Indonesia dan Timor


Leste melihat kalau hasil Komisi Kebenaran
dan Persahabatan Indonesia-Timor Leste
(KKP) kontradiktif dengan temuan CAVR.

Saya menulis pada saat laporan KKP


dan diterima laporan itu sangat bagus
161

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Pendekatan Militerisme di Indonesia
dan Dampaknya bagi Warga Sipil

Oleh Stanley Adiprasetyo, bahwa Papua Barat yang disebut sebagai


(Pegiat HAM dan Anggota Dewan Irian Jaya ketika itu adalah bagian dari
wilayah Indonesia
Pers Indonesia)
Diikuti dengan seruan Trikora oleh Soekarno

K
alau dulu konflik di Jaman Soekarno, yaitu merebut kembali, mengembalikan
memang ada konflik di antara aliran Irian Jaya sebagai bagian dari Indonesia.
ya tapi relatif tokoh-tokoh bangsa Ketika itu mulai dilakukan operasi-operasi
waktu itu masih bisa berkomunikasi satu intelijen dengan melibatkan masyarakat
sama lain. Nah, yang muncul kemudian setempat sehingga muncul konflik yang
konflik antara kelompok-kelompok yang sifatnya horizontal.
mencoba keluar dari Indonesia karena
kecewa, misalnya PRRI/Permesta dan Yang lain adalah Dwikora, di mana
seterusnya, kemudian dihadapi Jakarta Soekarno juga melalui pidato mencoba
dengan pengerahan tentara. menggagalkan semua negara boneka
bentukan Inggris yang saat ini menjadi
Kita bisa melihat misalnya DI/TII, PRRI tiga negara yaitu Malaysia, Singapura,
dan seterusnya. Nah itulah yang terjadi dan Brunei.
meskipun ya konflik horizontal memang
terjadi tapi tidak banyak sebetulnya. Nah ini dulu dicoba dilawan oleh Soekarno
Karena konfliknya lebih ke ideologis. dengan cara mengirimkan sukarelawan
- sukarelawan yang kemudian didukung
Nah konflik itu menjadi nyata ketika oleh KKO [Korps Komando Operasi]
Soekarno memang ingin melawan yang sekarang menjadi marinir. Sebuah
kolonialisme dan imperialisme yang pasukan elit nomor satu di Indonesia.
mengancam Indonesia.
Nah, pasukan - pasukan ini memang
Salah satunya adalah Trikora di Papua, di cuma dibekali one-way ticket, dia harus
mana kemudian Indonesia meng-klaim masuk ke daerah-daerah yang nanti
162
akan menjadi operasi-operasi tempur, komunis. Kelompok ini kemudian dijepit.
mereka menyamar dengan menggunakan
nama-nama setempat. Kemudian yang GPRS Paraku kemudian
dijepit oleh kerjasama pasukan yang
Pada tahun ‘63an itu Soekarno semacam dipimpin oleh RPKAD bersama dengan
menggosok - gosok melalui operasi tentara kerajaan Diraja Malaysia dan SAS
intelijen supaya muncul PGRS Paraku, Inggris. Mereka dijepit dituduh komunis.
Partai Rakyat Kalimantan Utara. Seringkali dalam operasi militer itu
mungkin Tentara Indonesia membawa
Mereka kemudian didukung sebenarnya lambang Palu Arit, gambar Mao Che
oleh sukarelawan dari mana-mana, Tung dan kalau ada korban diletakkan
terutama orang Dayak dan seterusnya, di jenazah itu lalu dikatakan bahwa ini
dan orang-orang keturunan Tionghoa terbukti kelompok komunis karena ada
penting disebutkan di sini karena ada 2 simbol-simbol.
pleton anak-anak dari Nanyang.
Kita bisa melihat bahwa ada operasi
Mahasiswa-mahasiswa dari Nanyang yang penumpasan PGRS Paraku akhirnya
sekarang menjadi Nanyang University di tamat pada tahun 1973. Jadi tahun 1966
Singapura itu. Mereka ini tugasnya adalah dilakukan operasi bersama untuk menjepit
pertama mengajak dan mempengaruhi kelompok-kelompok yang sebetulnya
masyarakat di sana untuk menyatakan pendukung Soekarno. Baik orang-orang
mereka lebih baik bergabung dengan yang ada di Serawak, tentara - tentara
Indonesia, atau mendirikan negara kita maupun sukarelawan.
sendiri daripada menjadi bagian dari
negara persemakmuran di bawah Inggris. Tentara itu adalah KKO. KKO yang paling
banyak mati. Mereka berjuang di hutan
Demikian juga yang di Timor-Portugis, dengan one-way ticket, tidak punya
orang-orang dari Macau, OeTjoe Tat, saya kesempatan untuk pulang.
mendapatkan keterangan ini ketika saya
mewawancara beliau masih hidup. Beliau Hal yang lain adalah kondisi ini memicu
ditugaskan ke Macau dan selanjutnya nantinya konflik yang sifatnya horizontal.
untuk menemui orang-orang keturunan Waktu itu pedagang-pedagang perantara
Tionghoa di Timor-Portugis, karena orang-orang keturunan Tionghoa, khususnya
mereka punya keluarga besar di Macau. di Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur. Mereka menjadi penghubung
Dan mencoba membentuk semacam antara masyarakat yang ada di pedalaman
kelompok-kelompok masyarakat yang yang budidaya rotan, penghasil tanaman
menunggang bergabung dengan Indonesia. dan buah dan kemudian dibawa ke kota.

Ketika pergantian ke Soeharto tentunya Karena terjadi kekosongan orang-orang


dikatakan bahwa kelompok-kelompok ini Tionghoa, dilakukan satu operasi yang
adalah kelompok yang bersimpati kepada sebetulnya ini adalah operasi intelijen.
163
Jadi RPKAD menggunakan cara untuk dikejar oleh tentara dan menjadi target.
memecah persatuan diantara orang-orang Mereka punya bendera sendiri, mereka
keturunan Tionghoa yang memang diduga yang mengumumkan kemerdekaan ini,
menjadi pendukungnya PGRS Paraku menjadi target dari operasi-operasi yang
ini dengan kelompoknya orang-orang dikirim dari Jakarta untuk dihilangkan
Dayak. Caranya adalah dikerjain aja dua atau barangkali dibunuh.
kelompok itu, difitnah.
Karena itulah kemudian referendum
Pimpinan Tumenggung Dayak dibunuh, Papua, Indonesia menang. Tentunya
kepalanya dipenggal kemudian diletakkan melalu manipulasi karena orang-orang
di mulut kampung, tentara mengatakan yang punya potensi sebagai Ondoafi [kepala
pelakunya PGRS Paraku, pimpinan Tan. suku] yang suaranya bisa mempengaruhi
Orang Dayak kumpul semua melakukan ratusan massa itu sudah tidak ada. Nah
upacara Mangkok Merah, mereka menandai yang lain [ondoafi-ondoafi] yang masih
bahwa seluruh orang Tionghoa, seluruh hidup memang tidak punya kesempatan
PGRS Paraku itu harus dibunuh. untuk ikut memilih karena mereka berada
di pedalaman dan kemudian PEPERA
Karena itulah terjadi arus pengungsian itu memenangkan Indonesia.
besar-besaran dari orang Tionghoa di
pedalaman menuju ke kota Pontianak, Jadi menurut Saya, apa yang pernah
Singkawang dan kota-kota pantai. dilakukan dengan model operasi militer
Dari pedalaman mereka terusir, yang intelijen penyusupan dan seterusnya di
didatangkan adalah orang-orang Madura Jaman Orde Lama kemudian menjadi
yang secara etnik dan adat juga berbeda. semacam contoh yang kemudian digunakan
Kondisi ini menimbulkan konflik di oleh Soeharto di Jaman Orde Baru
kemudian hari, ketika Jaman Orde Baru. sebagai metode yang efektif.
Konflik yang panjang sampai muncul
Peristiwa Sampit, Peristiwa Sanggau Kita mengenal di Indonesia ada 3 model
dan seterusnya. operasi militer, yaitu a) operasi yang
dilakukan oleh tentara untuk meme-
Proses menjelang Trikora, sejumlah nangkan sesuatu, itu adalah operasi
sukarelawan juga diterjunkan ke Papua. intelejen; b) operasi tempur, dan c)
Ada orang-orang dari Ambon, dari pulau- operasi teritorial. Di dalam operasi
pulau terdekat sana yang menyusup intelijen, dikenal macam-macam, ada
dan juga operasi intelijen, dimana operasi yang sangat tertutup.
tentara berpakaian sipil menyusup dan
mempengaruhi penduduk setempat. Bila perlu operasi yang sifatnya membenturkan
2 kelompok massa. Atau barangkali adalah
Banyak perlawanan terutama dari operasi yang seolah-oleh dilakukan oleh
masyarakat setempat. Apalagi kemudian ada lawan yang anti kepada pemerintah,
kelompok Papua yang memproklamirkan operasi penghalangan. Itu yang disebut
diri di Manokwari. Kelompok ini kemudian operasi hitam itu. Kita tahu dulu pernah
164
dikejar oleh tentara dan menjadi target. terjadi peristiwa lapangan Banteng. Itu
Mereka punya bendera sendiri, mereka pelakunya adalah orang-orang pemerintah
yang mengumumkan kemerdekaan ini, sendiri, agen-agen pemerintah.
menjadi target dari operasi-operasi yang
dikirim dari Jakarta untuk dihilangkan Tapi yang kemudian dipersalahkan oleh
atau barangkali dibunuh. masyarakat dan Partai PPP. Sehingga
pada Pemilu 1982 untuk pertama kalinya
Karena itulah kemudian referendum GOLKAR menang di Jakarta. Itu operasi
Papua, Indonesia menang. Tentunya intelejen betul. Operasi penghalangan
melalu manipulasi karena orang-orang yang dilakukan untuk meredam peristiwa
yang punya potensi sebagai Ondoafi [kepala Malari, Hariman cs.
suku] yang suaranya bisa mempengaruhi
ratusan massa itu sudah tidak ada. Nah Aksi Mahasiswa ditunggangi oleh demo
yang lain [ondoafi-ondoafi] yang masih yang lain dan melakukan pembakaran.
hidup memang tidak punya kesempatan Sehingga dengan alasan itulah, mahasiswa
untuk ikut memilih karena mereka berada seluruhnya ditangkap termasuk tokoh
di pedalaman dan kemudian PEPERA oposisi. Itu adalah operasi yang betul-
itu memenangkan Indonesia. betul canggih dan hanya ada di dalam
struktur OPSUS [operasi khusus] dan
Jadi menurut Saya, apa yang pernah Ali Murtopo yang bertanggung jawab
dilakukan dengan model operasi militer langsung berada di bawah Presiden.
intelijen penyusupan dan seterusnya di
Jaman Orde Lama kemudian menjadi Kalau kita lihat kombinasi yang sampai
semacam contoh yang kemudian digunakan sekarang terjadi, baik di Aceh, kemudian
oleh Soeharto di Jaman Orde Baru terjadi di beberapa tempat yang menjadi
sebagai metode yang efektif. pokok bahasan itu adalah gabungan dari
operasi teritorial, operasi intelijen, dan
Kita mengenal di Indonesia ada 3 model operasi militer. Operasi militer barangkali
operasi militer, yaitu a) operasi yang ditahun 80-an semenjak kita mendapat
dilakukan oleh tentara untuk meme- sorotan dunia internasional, kemudian
nangkan sesuatu, itu adalah operasi para tapol dibebaskan, mulai berkurang,
intelejen; b) operasi tempur, dan c) sehingga yang dominan adalah operasi
operasi teritorial. Di dalam operasi intelejen dan operasi teritorial.
intelijen, dikenal macam-macam, ada
operasi yang sangat tertutup. Kita bisa melihat Peristiwa Penembakan
Misterius [Petrus], itu gabungan antara
Bila perlu operasi yang sifatnya membenturkan operasi militer dengan operasi intelejen
2 kelompok massa. Atau barangkali adalah serta operasi teritorial. Keterangan seorang
operasi yang seolah-oleh dilakukan oleh mantan agen Ali Murtopo, menenggarai
lawan yang anti kepada pemerintah, bahwa kejahatan-kejahatan sebelum
operasi penghalangan. Itu yang disebut Petrus jangan - jangan dilakukan oleh
operasi hitam itu. Kita tahu dulu pernah tim yang melakukan operasi intelejen itu.
165
Jadi ada perampokan yang kejam luar
biasa, penghuninya diperkosa. Jadi
untuk menimbulkan efek ketakutan “Itu tidak bisa dilepaskan
masyarakat, maka bukan tidak mungkin
dari peristiwa 65 sebagai
agen intelijen ini pelakunya. Setelah
masyarakat muak lalu didorong OPK ujung pangkal dari kekerasan
[Operasi Pemberantasan Kejahatan].
itu, meskipun barangkali
Militer mendapat suport dari masyarakat.
kekerasan yang terkait
Operasi intelijen terjadi di banyak tempat
dengan Pepera mungkin
dan kejadian. Apakah ini di Aceh, Papua,
kalau lihat secara kasat mata lebih operasi lebih awal.”
intelijen yang kemudian diikuti dengan
tindakan militer. Militer mendapatkan
legitimasi akibat operasi intelijen itu. “Tapi kekerasan secara masif
baru muncul ketika dalam
Orang yang menuntut tanah di Lampung,
peristiwa Gunung Bala atau Talangsari, skala yang luar biasa yang
kemudian diwacanakan sebagai kelompok memiliki pola yang sama
Islam Fundamentalis, kelompok Islam
Fisabilillah yang membahayakan bangsa, dibiarkan oleh negara ini,
maka butuh dibasmi. Nah sepenuhnya dan tidak ada orang yang
itu adalah operasi penghalangan.
berani mempersoalkan.”
Keadilan itu ada dua, saling terkait, pertama,
keadilan dalam bentuk pemulihan nama
“KKPK mengajak masyarakat
baik, mencakup: rehabilitasi, kompensasi,
dan restitusi yang seharusnya itu adalah untuk mempertanyakan lagi
hak korban. Kedua, penyelesaian melalui
semua bentuk kekerasan
pengungkapan kebenaran.
yang pernah terjadi di
Pengungkapan kebenaran dan barangkali
negeri ini.”
reparasi kepada korban itu adalah bagian
yang inheren dan tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Itu yang harus dilakukan
oleh negara. Dan mulainya adalah dengan
cara mengungkapkan kebenaran, karena
kalau cuma reparasi korban, orang akan
bertanya-tanya, apa kok saya menerima
ini, apa yang terjadi sesungguhnya.
166

melakukan tindakan sewenang-wenang.


Dalih sesungguhnya operasi militer
dimana pun dilakukan tidak pernah lepas
dari ketentuan hukum dan penghargaan
REFLEKSI MAJELIS terhadap hak asasi manusia, sebaliknya
apabila dalam konteks operasi militer
WARGA terjadi tindakan kekerasan maka sangat
Operasi Militer patut diduga telah terjadi pelanggaran
Hukum dan HAM.

Namun di antara tuturan kepedihan, kami


juga menemukan mutiara yang lebih

K
ami telah mendengarkan berbagai
berarti dari kepedihan yang dirasakan
kesaksian yang telah dituturkan
mutiara yang kami temukan sangat
oleh para penyintas kami dapat
relevan dengan pencanangan tahun
turut merasakan kepedihan yang ang
kebenaran oleh KKPK
dirasakan para penyintas akibat tindak
keekrasan yang dialami di masa lalu.
Mutiara yang kami temukan diantara
Kami mengucapkan terima kasih atas
tuturan kepedihan adalah jiwa besar
kesediaan poara penyintas untuk hadir
seperti yang dituturkan oleh seorang
dan menuturkan pengalamannnya
penyintas yang menyatakan bahwa ia
tidak dendam dan berharap agar kita
Sesi pada hari ini bertemakan dengar
tidak menjadi generasi pendendam. Kita
kesaksian Kekerasan dalam Operasi
catat juga perlunya memaafkan tetapi
Militer. Dengan alasan keamanan dan
tidak untuk melupakan.
kedaulatan negara, operasi militer
seakan memiliki dalih pembenaran untuk
167
Tantangan besar yang kita hadapi ber-
sama dan juga menyatakan harapan Secara khususnya kami Majelis Warga
para penyintas adalah untuk menjawab mencatat beberapa pola:
pertanyaan bagaimana dan apa yang harus 1. Adanya modus operasi militer untuk
kita lakukan berdasarkan kebenaran memperoleh informasi dari berbagai
yang kita temukan agar pengalaman daerah konflik/ DOM adalah sama:
pahit yang dirasakan para penyintas menangkap, melakukan penyiksaan,
tidak terulang pada generasi anak dan ditahan tanpa pengadilan ataupun
cucu kita mekanisme pembelaan dan bahkan,
untuk korban perempuan, mengalami
Tantangan itu membutuhkan tinjauan kekerasan seksual. Ini mengakibatkan
lebih dalam dan lebih luas dari sekedar trauma berkepenjangan.
kejadian tindak kekerasan itu sendiri dan 2. Adanya kekuasaan tanpa batas,
tidak bisa selesai dalam sebuah potret yang dipegang oleh militer, yang
karena banyak pihak dan institusi yang memaksakan takluk, tunduk tanpa
tidak dihadirkan dalam dengar kesaksian ada perlindungan apapun.
KKPK tapi turut bertanggung jawab atas Salah-satu penaklukk an dilakukan
terjadinya tindak kekerasan dengan menggunakan kelaparan
sebagai senjata perang. Walaupun kita
Tantangan ini yang perlu dijawab dan telah mempunyai capaian reformasi
dicakup dalam mekanisme kerja KKPK sektor keamanan, ada kasus-kasus
dalam mewujudkan cita-cita besar yang terulang dari 1978-2004.
pencanangan 2013 sebagai tahun kebenaran. 3. Pencabutan identitas (budaya, agama,
nama), pengambilan anak secara
Peran dan keberanian para penyintas paksa. Negara (dua negara) harus
untuk hadir memberikan kesaksian memfasilitasi pertemuan kembali
merupakan sumbangan besar untuk anak-anak ini dengan keluarganya.
bicara kekerasan memutus lingkar Pemulihan hak-hak anak-anak ini.
kekerasan dalam sebuah kerangka yang 4. Stigma terhadap korban perempuan,
lebih komprehensif dan diletakan dalam korban kekerasan seksual oleh
satu bingkai dengan elemen reparasi militer yang kemudian ditinggalkan
terhadap kerugian yang diderita akibat oleh suaminya, dan dikucilkan oleh
kekerasan yang terjadi. masyarakat. Perempuan dan anak
dijadikan target kekerasan menggantikan
Pencapaian keadilan serta reformasi suami / saudara laki-laki yang dicari
kelembagaan sebagai jaminan peristiwa dalam operasi militer. Dampak stigma
serupa tidak terulang di masa depan. sosial dialami sangat lama, bahkan
Sekali lagi terima kasih atas partisipasi bisa menjadi korban kekerasan
hadirin semua semoga Tuhan Yang Maha dalam rumah tangga.
Esa memberkati niat baik kita semua. 5. Pencarian orang hilang, penjelasan
/ informasi tentang hilang orang-orang
yang dicintai. Ini adalah rekomendasi
168
KKP dan CAVR yang belum dijalankan
sampai dengan sekarang. Kedua
laporan ini patut menjadi bahan
belajar buat generasi kedepan.

Suara para korban mengiris hati nurani


kita; kekuatan para penyitas menjadi
inspirasi bagi kita. Kebenaran mereka
menjadi tempat kita berlabuh untuk menuju
sebuah bangsa dan negara yang lebih
baik, yang dilandasi hak asasi manusia,
kebebasan dan keadilan. Pemenuhan
hak-hak korban untuk mendapatkan
keadilan, kebenaran, pemulihan dan
jaminan ketidak berulangan.

Kami Para Majelis Warga,


Jakarta 26 November 2013,

1. Agus Wijoyo
2. Zumrotin
3. Fien Jarangga
4. Samsidar
5. Nia Sjarifudin
6. Galuh Wandita
169

C
IDEOLOGI DAN
KEBEBASAN
BERAGAMA
170

[Kesaksian Dewi Kanti]

A
gama Djawa Sunda (ADS) atau juga
dikenal sebagai Sunda Wiwitan,
ADA YANG SALAH yang didirikan pada tahun 1848

01 DI NEGERI INI oleh Pangeran Madrais Alibasa Widjaja


Ningrat, yang dipercaya sebagai keturunan
Sultan Gerbang Pangeran Alibasa I, saat
ini telah berkembang ke pelosok Jawa
Barat, seperti Kuningan, Indramayu,
Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Garut,
Bandung, Padalarang, Bogor, Purwakarta
dan DKI Jakarta.

Jumlah penganut ADS dipercaya pernah


mencapai lebih dari 100.000 orang. Saya
merupakan generasi ketiga pelestari
spiritual yang disebut Agama Djawa Sunda.
Latar belakang agama Djawa Sunda
diawali keadaan pada jaman penjajahan,
dimana ketertindasan sebagai bagsa
171
memunculkan pemahaman bahwa ada Setelah Periode 50an, masa Republik
yang salah di bangsa ini. Kenapa muncul Indonesia Serikat, saat itu mulai muncul
penjajahan atas nama bangsa bahkan arah angin baru dimana oraganisasi
intimidasi atas nama agama saat itu. kebathinan ada ruang bergabung dalam
Sehingga terjadi penggalian spiritual ruang Organisasi Kebatinan Indonesia
yang digali oleh seorang tokoh yang dan kami jadi anggota.
bernama Madrais pada 1890-an.
Namun dalam perjalananan selanjutnya
Beliau merasa perlu adanya gerakan legalitas sebagai orgnisasi menjadi tantangan
spritual untuk melawan keterpurukan ketika Bakorpakem dibentuk tahun ‘64
bangsa, menumbuhkan kesadaran dengan SK Bakorpakem membubarkan
bangsa yang mandiri dan merdeka. ADS. Perkawinan dikriminalisasi bahkan
Ini jadi fondasi melakukan perlawanan puluhan pasang setelah menikah dipenjara
budaya terhadap penjajah. termasuk Ayah saya.

Perlawanan budaya ini diperhitungkan Pada tahun ‘64 beliau ditangkap dan juga
Belanda dan peluang menghancurkan diarak keliling jalan raya di Kuningan,
gerakan ini adalah dengan diadu domba dibiarkan untuk dicaci maki dan dilempari
dengan kelompok lain dan dinyatakan batu dan ditodongkan senjata dengan
sebagai aliran sesat, penyembah api pengawal senjata.
dan tidak Bertuhan, sehingga kelompok
pesantren yang hanya mendengar Tahun ‘65 ada UU PNPS yang hanya
informasi secara sepihak akhirnya mengakui agama resmi dan itu semakin
membuat stigma. memojokkan kami. Kakek saya melakukan
perenungan dan mendapat pewahyuan,
Ada perubahan politik pada tahun 1845 kami harus melindungi di bawah cemara
Belanda sendiri secara hukum adat putih, yang waktu kakek memahami
mengakui ada pelayanan sipil dengan berlindung di bawah cemara putih adalah
pernikahan Adat Sunda, selanjutnya pada berlindung di Kristen dan Katolik. Kakek
penjajahan Jepang posisi komunitas memiliki kesepakatan dengan pimpinan
kami justru semakin tertekan. Gereja Katolik Kuningan, bahwa kami
tetap menjalani tradisi kepercayaan.
Pada Jaman Jepang dibentuk kantor
urusan agama sehingga memisahkan Tahun 1976, karena sejarah rumah adat
layanan publik pada kantor itu. Ketika kami dinaikan statusnya sebagai cagar
masa DI/TII masuk, kami mengalami budaya dan Pemerintah Pusat mau
peristiwa dimana gerombolan itu masuk membantu memperbaiki, Pihak gereja
rumah adat kami dan berusaha membakar, Katolik memutuskan tidak menempati
namun puji rahayu rumah adat kami rumah ibadah kami sebagai gereja. Pada
terselamatkan. peristiwa peringatan tahun baru Syura
Ayah meminta liturgi gereja supaya
Pastor menggunakan atribut Kesundaan,
172
awalnya disepakati, namun pada hari H Setelah 17 tahun pelarangan Seren
pastor tidak menggunakan. Ayah saya Taun, ada perubahan mata pencaharian
keluar dari gereja, tanpa diperintah di komuitas kami.
warga lain mengikuti. Disitulah gejolak Ketika kami menanam varietas lokal
ada ketidakcocokan diantara kami. untuk persembahan dalam acara tersebut,
Kami menyadari agama apapun intinya banyak anggota komunitas yang patah
sama, tapi kami punya prinsip, kami arang, untuk apa lagi tanam varietas
Katolik tapi Katolik yang nyunda, tapi lokal, toh upacara kami dibungkam.
tidak disepakati
Momentum reformasi, kami menampilkan jati
Pada tahun ‘82 setelah keluar dari Katolik, diri kami kebetulan kakak saya melakukan
Ayah kami mendirikan Paguyuban Adat, upacara pernikahan adat. Seren taun
untuk melestarikan tradisi spritual. dihidupkan lagi. Dari sisi administratif,
Tetapi Kejaksaan Jawa Barat kembali diskriminasi KTP, perkawinan dianggap
mengeluarkan SK 44 tentang larangan masih dianggap liar, menghasilkan
perkawinan liar, dasarnya mendapat akte kelahiran tertulis lahir seorang
masukan dari masyarakat. perempuan dan secara hukum dihilangkan
dari silsilah ayah kandung.
Dengan pelarangan dan pembedaan,
bahwa kami aliran sesat oleh Muslim, Sebagai generasi muda saya mau
kami dihina oleh misionaris di Jawa menunjukan bahwa saya berharap agar
Barat. Tantangan luar biasa itu tetap ada penghargaan terhadap para leluhur
kami hadapi. Anak-anak kami mengalami nusantara kita lahir sebagai bangsa bukan
kekerasan psikis setelah keluar SK Kejati atas keinginan kita. Manusia lahir dari
tahun 80 pada semua upacara bendera ibu yang mewariskan peradaban baik
anak-anak jangan masuk paseban karena spirtual maupun kebudayaan. Saya ingin
itu aliran sesat. menjadi saksi meski dianggap berbeda
dan aneh.
173

Beberapa upaya yang sudah kami lakukan:


membuat langkah berjejaring menyuarakan Dalam UU Adminduk masih
hak konstitusi. Saya harap kesadaran
berbangsa ini terus dilanjutkan oleh ada redaksi agama belum
adik-adik yang terlanjur mendapat diakui, ada syarat pencatatan
pengajaran budaya yang salah.
perkawinan penghayat harus
Harapan saya: adik-adik saatnya bangkit ada legitimasi organisasi.
sebagai generasi muda, melaksanakan
harapan tokoh agama untuk memperjuagkan Sementara dalam kepercayaan,
kerukunan antar umat beragama, tidak perkawinan disahkan oleh
hanya terbatas pada agama formal yang
diakui negara tapi juga agama leluhur
orang tua. Mereka tidak
warisan nusantara paham keanekaragama
budaya nusantara, ini politik
Bagi kami UU Adminduk bukan sebuah
penyelesaian, tetapi negara memecah penyeragaman dan pengingkaran
belah warga dengan politik belah bambu
konstitusi.
satu diinjak satu diangkat.
174

DITUDUH MENARI
02 GENJER-GENJER
DI LUBANG BUAYA

[Kesaksian Mudjiyati]

Plantungan, ia masih menjalani wajib

I
bu Mudjiyati, yang ketika peristiwa 1965
lapor dan dikucilkan oleh masyarakat.
masih berusia 17 tahun, ditangkap
Akibat stigmatisasi yang diberikan
oleh aparat militer yang berasal dari
oleh pemerintahan Orde Baru, ia dan
Puterpra Petamburan ketika berada
keluarganya sempat mendapat kesulitan
di rumah. Ia ditangkap untuk dimintai
untuk mengurus surat pindah tempat
keterangan mengenai aktivitas bapaknya
tinggal.
yang lebih dahulu ditangkap. Sebelum
dibawa ke Kodim Air Mancur, ia sempat
Pada tahun ‘65 saya masih remaja, ikut
ditahan selama satu malam di kantor
anggota Ormas Pemuda Rakyat. Saya
Puterpra tersebut. Selama pemeriksaan
tertarik ikut Ormas Pemuda Rakyat
dilaksanakan di Kodim Air Mancur, ia
karena saya belajar kesenian, belajar
mengalami tindakan penyiksaan dari
paduan suara, kami menyanyikan lagu-
aparat militer yang memeriksanya. Setelah
lagu nasional.
dari Kodim Air Mancur, ia kemudian
dipindahkan ke Penjara Bukit Duri.
Pada peringatan 17 Agustus 1965 kami
disuruh tampil di perayaan RT kami
Pada April 1971, ia dipindahkan ke
di Slipi. Tak lama kemudian terjadi
Plantungan dan menjalani kerja paksa,
peristiwa September ‘65, saya nggak
Mujiyati dibebaskan pada 7 Desember
ngerti duduk perkaranya. Kita hanya
1979. Walaupun sudah dibebaskan dari
mendengar dari radio.
175
Waktu mendengarkan radio saya bingung. Kebetulan Ibu Salawati Daud, seorang
Ada apa? Berita di koran macam-macam, perawat yang ditahan menolong ibu
saya semakin bingung. Bulan Oktober melahirkan dengan alat apa adanya.
rumah saya didatangi tentara yang Ada 150 orang di Penjara Bukit Duri.
mengambil Bapak saya. Bapak saya
pegawai kecil di Front Nasional, Jalan Dari hasil pemeriksaan saya masuk
Merdeka No. 13. Rumah kami digeledah, golongan C, mestinya saya dibebaskan
tak tahu apa yang dicari. Waktu itu tahun ’67, atau tahun ’70. Saya berharap
ditemukan 1 stel pakaian hijau. Semua bisa bebas tahun ‘70 ternyata tidak juga.
pegawai punya pakaian sukarelawan Lalu saya dipindahkan ke Penjara Plan-
tapi itu juga resmi. Bapak saya dibawa. tungan, Jawa Tengah. Di sana berkumpul
Saya anak terbesar dan adik kecil-kecil. perempuan dari Jawa, sekitar 500 orang.
Di Plantungan ada unit-unit kerja: unit
Tak lama kemudian rumah saya didatangi kerja pertanian, pejahitan, kerajinan
lagi, saya dimintai keterangan Puterpra tangan, dan pembatikan. Saya memilih
(sekarang koramil) Petamburan, lalu unit pertanian. Saya di sana belajar
dibawa ke Koramil Petamburan. Di situ mengolah tanah, menanam singkong
sudah ada Bapak saya dan tahanan sayuran. Unit kerajinan tangan kerjanya
lain. Karena saya tidak mengatakan merajut, menyulam kristik Unit penjahit
apa-apa, mulut saya dibekap dan kepala juga ada.
dibenturkan ke tembok. Karena saya
tidak mengerti ya saya tidak mengiyakan Secara fisik di Plantungan tidak disiksa
apa yang dituduhkan kepada Bapak. tapi saya mendapat siksaan mental, saya
tidak tahu penyebabnya saya dipanggil
Kami anak perempuan di Jakarta waktu komadan ke ruangan dikatakan melanggar
itu dituduh ikut menari genjer-genjer di peraturan, saya bilang langgar peraturan
Lobang Buaya, padahal saya tidak tahu yang mana, waktu apel saya ada waktu
apa itu genjer-genjer dan di mana letak tugas di dapur. Saya dikurung di kantor
Lobang Buaya. Di Kodim Air Mancur, dari pagi sampai sore. Mau kirim surat
Budi Kemuliaan saya ditahan selama diatur komandan hanya boleh 20 kata.
dua bulan, kemudian dipindahkan ke
Penjara Bukit Duri. Kami satu kamar Saya tidak ada yang bezuk karena bapak
mestinya untuk orang satu, diisi bertiga. saya dipecat tidak dengan hormat dan
ibu saya bekerja keras menghidupi
Satu tidur di tempat tidur lalu yang adik-adik saya. Yang mendapat kiriman
lebih muda tidur di bawah. Ibu-ibu yang uang, diganti dengan uang-uangan yang
ditahan banyak yang punya anak dan ditulis angka uang. Kami diberi uang
bayi atau anak yang bersekolah sekolah dari hasil kerajinan yang kami jual itu.
ikut ibunya karena ibu-bapak mereka
ditahan. Ada anak kelas 1 mengalami Tahun ’70 Desember akhir, saya dibe-
disel, Ibu hamil juga ada. baskan dari Plantungan, dan ditampung
oleh PSK (Projek Sosial Katdinal) di
176
Tebet Barat Raya kepunyaan Romo
Sutono Panduyo. Di tempat ini sudah
ada banyak mantan Tapol dari Pulau
Buru dan Nusa Kambangan, perempuan
Saya mengatakan kepada
dan lain laki-laki.Di situ beberapa anak saya bahwa hari ini
bulan. Di situ ketemu jodoh, lalu kami
memutuskan menikah bulan Mei ‘80 tidak tidur di rumah dan
dan kami mengontrak rumah di daerah kumpul di kelurahan.
Sawangan.
Saya membuka diri
Untuk pindah dari satu rumah kontrakan
ke rumah kontrakan lainnya, kami
kepada anak, karena
mengalami kesulitan tidak diberikan ibu bapak dituduh PKI.
surat pindah oleh Koramil setempat.
Pada satu hari ada tugas
Tahun ’80-an daerah Guntur digusur dari sekolah membawa
karena mau dijadikan daerah segitga
emas, saya tidak punya uang, saya terus KTP orang tua, tapi
pindah ke Pondok Rangon, jangan lapor
lagi tapi langsung tinggal. Sesudah
karena KTP saya ada
1 tahun kemudian kami baru ngurus kode ET ( Eks Tapol)
surat pindah dari Jakarta Selatan ke
Jakarta Timur. maka dia pinjam KTP
ibu temannya.
Tahun ’94, suami meninggal, dan sama
lurahnya kami dikirim surat undangan,pada
tanggal 1 Oktober disuruh kumpul di
kantor lurah. Bagaimana dengan anak
saya?
177

[Kesaksian Mujayin]

P
eristiwa 1965-1966, merupakan
suatu peristiwa tragedi kemanusiaan
ROMBONGAN PERTAMA yang menjadi lembaran sejarah

03 KE BURU, ROMBONGAN
TERAKHIR
DIPULANGKAN
hitam bangsa Indonesia. Peristiwa
tersebut terjadi sebagai akibat dari
adanya kebijakan negara pada waktu
itu yang ingin melakukan penumpasan
terhadap para anggota dan pengikut
Partai Komunis Indonesia (PKI), yang
dianggap telah melakukan perlawanan
terhadap negara.

Penangkapan dan penahanan sewenang-


wenang kerap kali dialami oleh para
korban ketika itu, termasuk salah satunya
Bapak Mujayin. Ia beberapa kali ditangkap
oleh aparat militer karena pekerjaannya
sebagai wartawan Harian Rakyat.
Selama penahanan, ia mengalami
penyiksaan. Bahkan ia juga dipaksa
178
bekerja tanpa diupah untuk kepentingan menjalani kerja paksa bermacam-macam,
aparat militer. Setelah dibebaskan dari di sawah, ladang, menggergaji, menjadi
tahanan pada tahun 1979, ia kemudian tukang dan kuli angkut barang. Jam
berusaha bekerja untuk menghidupi lima sore, apel dan kemudian kembali
keluarganya. ke barak masing-masing. Malam hari
tidak boleh keluar barak.
Namun cap sebagai tahanan politik
1965 menyulitkan bapak Mujayin untuk Dari kerja paksa yang tidak dibiayai ini,
memperoleh pekerjaan. Ia pun harus Tapol mencetak sawah dan ladang tiga
mengajar privat bagi anak-anak SMP juta ha, jalan selebar tiga meter yang
secara diam-diam, untuk menghidupi menghubungkan antar unit dan markas
keluarganya karena tahanan politik komando sepanjang 175 km, di samping
dilarang untuk mengajar. itu kami membangun bendungan, jaringan
irigasi, masjid dan gereja. Dari jerih payah
Mujayin meninggal dunia di ke kediamannya Tapol yang tidak dibayar, daerah bekas
di Tebet, Jakarta Selatan pada tanggal kami tinggal dijadikan daerah transmigrasi,
26 April 2014 pada usia 84 tahun. tanpa megeluarkan sepeser biaya oleh
pemerintah. Bunyi surat pembebasan
Nama saya Mujayin umur 83 tahun, tahun ’79: melaksanakan perubahan
pekerjaan wartawan, dituduh terlibat penahanan atas diri saya Mujayin dari
G 30 S. Saya ditangkap dan ditahan di tahanan G 30 S berasal dari Pulau Buru
Jakarta tahun ’65, berpindah tempat dari tahanan penuh untuk dikembalikan
mulai dari Cipinang, Salemba dan Pulau ke masyarakat. Selama 14 tahun menurut
Buru tahun ‘69-79, karena kategori surat pembebasan ini kami ditahan,
Golongan B. dibuang ke Pulau Buru. apakah tindakan ini sewenang-wenang
Saya rombongan pertama yang dibuang atau tidak? Silahkan menilai. Kami
ke Pulau Buru dan rombongan terakhir berusaha mencari keadilan dan jawaban
yang dibebaskan. apa salah ku? Sampai sekarang belum
terjawab. Selain ditahan, dibunuh, Tapol
Pulau Buru dijadikan tempat pem- juga dililit dengan peraturan diskriminatif
buangan berdasarkan Surat Keputusan sampai ke anak cucunya.
Pamkomkamtib No 009 Tahun 1969
yang menetapkan Pulau Buru sebagai Peraturan ini merupakan payung hukum
tempat tinggal sementara bagi tahanan yang digunakan penguasa. Supaya
G 30 S Golongan B dan menunjuk Jaksa ORBA dianggap sah membasmi orang
Agung menyelenggarakan pemanfaatan PKI dan keluarganya, maka pada tahun
Golongan Tahanan B di Pulau Buru. ‘81 diterbitkan Instruksi Mendagri No.
32 Tahu 1981, dikatakan bekas TAPOL
Pulau Buru adalah penjara di alam tidak bisa jadi PNS, guru dan pada KTP
terbuka, jumlah tapol 10-12 ribu orang, ditulis bekas tapol dibubuhi ET. Tahun
ditempatkan di 21 unit kegiatan. Sehari- ’95 ada penghapusan kode ET di KTP.
hari, jam 5 pagi apel, setelah itu kami
179
Tapi bagi Tapol usia 60 ke atas tidak
mendapat KTP seumur hidup. Baru
pada taahun 2006, dikeluarkan UU
Adminduk yang menyatakan Tapol dapat
KTP seumur hidup. Gus Dur mencabut
salah satu UU Penelitian Khusus (Litsus)
yang dikenakan kepada kami.

Melalui forum ini kami mohon


sekurangnya bisa mendesak
Presiden untuk menyelesaikan
masalah kami. Kami menuntut
rehabilitasi, kompensasi
dan penghapusan peraturan
diskriminatif sesuai surat
Mahkamah Agung dan hasil
penyelidikan Komnas HAM.
180

SBY JANJI BERI

04 KOMPENSASI, HANYA
JANJI DOANG

[Kesaksian Husain Safe]

P
eristiwa Tanjung Priok, yang terjadi
pada tanggal 12 September 1984,
bermula dengan ditahannya empat
orang warga Tanjung Priok yang diduga brosur tersebut dengan air comberan.
terlibat pembakaran sepeda motor Babinsa. Masyarakat marah dan mengejar Babinsa
Mereka ditangkap oleh Polres Jakarta yang bernama Pak Herman yang kemudian
Utara, yang kemudian dipindahkan dan melarikan diri.Motornya tertinggal, dan
ditahan di Kodim Jakarta Utara. motor dibakar massa. Pengurus Musolah
kemudian dibawa ke Kodim selama tiga
Pada tanggal 12 September 1984, masyarakat hari, dipukul. Alm Amir Biki kemudian
Tanjung Priok kemudian mengadakan menggelar pengajian di Jalan Pindang,
tabligh akbar di Jalan Sindang yang menuntut masyarakat jangan ditahan di
diselenggarakan oleh salah satu tokoh Kodim, kalau bisa di Polres.
masyarakat setempat, Amir Biki.
Alamarhum Amir Biki member waktu
Di dalam ceramahnya, ia menuntut pada sampe jam 11 malam, ternyata tidak
aparat keamanan untuk membebaskan dipenuhi Kodim. Maka pada jam 11
empat orang jemaah Mushola As Sa’adah malam saya disuruh untuk menggiring
yang ditahan di Kodim Jakarta Utara. jemaat pengajian ke Kodim. Jemaah
yang ikut 5000 orang. Sampai di depan
Nama saya Husain usia 68 tahun, korban Kapolres Jakarta Utara dihadang regu
Tanjung Priok. Peristiwa Tanjung Priok Lanhanud, kami disuruh berhenti.
berawal dari masuknya seorang Babinsa
ke Musolah As Sa’adah tanpa buka sepatu Amir Biki masih di belakang. Saya sedang
dan mencari brosur masyarakat. mengatur teman saya, tapi langsung
ditembak tanpa peringatan, ditembak di
Kemudian Babinsa menyiramiram kaki saya dalam jarak 1 meter. Setelah
itu tembakan kayak dalam perang,
181
banyak yang luka, bergelimpangan yang tidak ada pencaharian, kami dianggap
mati. Ketika Alm Amir Biki datang, ada GPK jadi tidak ada yang percaya kami,
yang tentara teriak “Amir Biki datang TNI yang stigma kami. Padahal dulu kami
habisin”, maka bunyi senjata semakin punya toko di Tanjung Priok, gara-gara
keras, sekitar 10 -15 menit. Kalau ada peristiwa ini saya bangkrut, bos-bos
yang teriak Alahu Akbar, langsung saya tidak mau lagi pinjam. Karena
ditembak. Maka saya diam pura-pura di Tanjung Priok masyarakat pesimis
mati. saya diseret ke pinggir jalan kayak kepada kita dan dianggap GPK, saya
kambing tuh. Sampai di pinggir jalan pindah ke Purwakarta dan usaha pasir
saya dilempar ke mobil. Di atas truk di sana. Tapi tahun 96/97 kena krisis
saya mendengar hitungan tentara, ada monoter, dan merugi sampai sekarang
28 orang dengan saya. Selama dalam tidak bisa berusaha lagi
perjalanan saya tidak berteriak karena
ada pengawalan tentara. Masalah islah saya nggak ikut terlibat
karena saya tanya Pak Tri kalau Pak Tri
Kaki saya yang ditembak patah, dan akui salah baru kita islah, kalau yang
menyisakan serpihan peluru di daerah Bapak lakukan ini halal, karena tidak
mata kaki, yang kelihatannya seperti ada yang mengaku bersalah, Pak Tri
bisul. Dokter hanya menganggap itu tidak bersalah, korban tidak bersalah.
bisul, sebab tidak pernah dirontgen. Kalau Pak Tri mengaku salah aja saya
Saya menderita sampai empat tahun. mau Islah, kalau tidak mau kita ke
Awalnya kami didampingi oleh Pengacara pengadilan saja karena yang berhak
API, Hamdan Zoelva (ketua MK) namun menyatakan salah itu pengadilan.
tidak menemui jalan keluar. Kalau tidak ya diselesaikan apa diper-
Kami dekati Pak Munir mulai tahun intahkan oleh HAM.
2000 sampai sekarang ada hasil, dengan “ Bagi saya pribadi orang yang istilah
Kontras bisa masuk pengadilan. Saya itu munafik, kalau pemerintah mau beri
selalu dicegah untuk memberikan hak mereka silakan karena mereka
kesaksian dan ketika saya pindah ke juga korban. Saya bilang ke KontraS
Purwakarta saya didatangi intel yang boleh didampingi tapi jangan gabung
meminta supaya saya tidak memberikan dengan kami.”
kesaksian. saya mau diberi kendaraan
apa saja asal jangan memberi kesaksian
di pengadilan. Saya bilang walau saya
tidak punya duit saya tidak terima duit,

Kami dijanjikan kompensasi 1 milyar oleh


hakim tapi tidak ada sampai sekarang.
Pengadilan bohong, sandiwara saja. SBY
sudah janjikan mau kasih kompensasi
tapi tidak diberikan, janji doang.
Selama 25 tahun kami menderita karena
182

SEBANYAK 130 ORANG

05 HILANG SAMPAI
SEKARANG

[Kesaksian Azwar bin Kaili]


di Padang, dengan tuduhan melarikan
diri Akibat peristiwa ini, Azwar Kaili

A
zwar Kaili lahir di Desa Prapat
kehilangan seluruh harta benda, ister-
, Sumatera Barat pada tahun
inya mengalami gangguan kesehatan
1942. Saat ini tinggal di Sidorejo,
akibat, dan anak-anaknya tidak diterima
Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten
sekolah di sana dan terpaksa dititipkan
Lampung Timur. ketika terjadi peristiwa
di Pesantren di Jakarta dengan status
Talangsari, Azwar Kaili sedang meng-
anak Yatim
hadap Camat Way Jepara. Saat kembali
ke kampung, rumahnya telah terbakar
Kejadian Talangsari pada 7 Februari
dan anak isteri mengungsi. Azwar
1989, mengakibatkan 130 orang hilang
kemudian ditahan berpindah-pindah
sampai sekarang. Saat kejadian saya
oleh Koramil setempat, Korem Metro
sedang memenuhi panggilan Pak Camat
dan di LP Rajabasa, dipindahkan ke Panti
[Way Jepara]. yang jaraknya sekitar 40
Sosial untuk menjalankan rehabilitasi
kilometer dari rumah.
selama 10 hari. Setelah keluar Azwar
masih menjalankan wajib lapor berkala.
Ada suatu tuduhan dari menteri, saya
Kemudian ditahan lagi di Korem selama
mendidik anak-anak kesehatan yang
3 bulan . Dia kembali dipenjara selama
sebenarnya yang ada di rumah saya
6 bulan, dengan tuduhan melakukan
waktu itu pendidikan baju pengantin tapi
penyerangan terhadap Babinsa dan
yang melakukan orang lain bukan saya,
warga. Isterinya ditangkap dan ditahan
memang penuh gadis di rumah saya. Itu
183
dituduhkan kepada saya. Saya uraikan Besok kami dipanggil ke Korem untuk
pada Pak Camat, ini fitnah. Setelah diinterogasi. Selama tiga bulan di tahanan
selesai diperiksa saya pulang. Di tengah Korem. Terakhir didatangkan tim Kejaksaan
jalan motor yang saya tumpangi rusak, untuk sidang untuk tahanan, Kejaksaan
Jam lima sore ada orang Madura satu tanya Korem kenapa Pak Azwar ditahan
kampung lewat akhirnya menumpang karena kesalahannya nol.
dengan dia pulang ke kampung.
Dua hari setelah itu saya dikirim ke Panti
Sampai jam 9 malam di rumah lampu Sosial Lempasing, ada 10 hari saya di
tidak ada menyala, rumah tidak dibuka, situ dan diberikan surat bebas dengan
kawan tadi ajak nginap di rumahnya. menyatakan saya terlibat. Dikasih uang
Isteri kawan cerita apa bapak tidak Rp 5 ribu untuk ongkos pulang. Sampai
tahu kalau ada rampok depan rumah di rumah atap hancur. Isteri ke Sumatera
bapak, kepala desa mati, bapak tidur barat untuk kasih tahu keluarga bahwa
di sini dulu, mungkin ibu menyingkir. saya ditangkap tanpa ketahuan kesalahan,
Besok saya ke pasar tanya apa yang tetapi dia malah ditangkap bersama anak
terjadi, datang Babinsa pesan bahwa saya yang berusia 12 tahun, dituduh
saya dipanggil Koramil. Sampai di pelarian, kepalanya dihantamkan ke
Kodim, Danramil tidak ada lagi keluar tembok dan ditahan di Padang. Saya ke
saya tunggu sampai dua jam, Polisi Padang, isteri sudah di rumah orang tua
suruh Pak War menghadap polisi saja, saya dan semua berkas disobek. Isteri
saya tidak mau karena berkepentingan saya disiksa ditahan di Padang sampai
dengan Danramil. dia seperti orang gila.

Lalu anggota Babinsa antar ke polisi. Waktu itu datang komandan dari Medan
Saya dimasukan dalam sel, di situ ada yang mengamankan ibu dan menyuruh
orang berlumuran darah. Setelah dua dipindahkan ke Korem dengan anak.
jam di sel saya dan kawan tadi dirantai Saya sampai ke Padang dan bawa
dan dimasukan ke mobil oleh Danramil, pulang isteri dan anak-anak saya. Mau
dengan alas an situasi lagi tidak damai makan, makanan tidak punya. Saya lalu
dan ditahan dulu di Kodim. tinggalkan isteri dan tempat berteduh
untuk cari hutang beras, malam itu
Setelah diperiksa saya dibawa ke sebuah rumah saya dibakar anak-anak tidur di
ruangan, di situ anak-anak dipukul ada bawah rumah terbakar.
yang pingsan rupanya. Jam 11 malam
kami dipindahkan ke Rajabasa Lama, Dalam peristiwa itu rumah tiga, kios
ada 40 orang semua tangan diborgol. satu dan mobil terbakar. Saya mencoba
Pagi-pagi datang pasukan kira-kira mengirimkan surat ke bupati dan DPR
1 kompi melihat anak-anak tahanan, untuk kelanjutan hidup, tidak ada jawaban
semua pasukan menonjok anak-anak. sama sekali. Lalu ada teman saya polisi
Satu minggu di Rajabasa Lama dipindah buat surat ke kotak 5000, eh surat ini
ke LP Tanjung Karang jam 11 malam. sampai ke Korem, saya dipanggil ke
184
Korem dan disiksa. Kawan saya ini
diinjak-injak, tiga bulan dia mati, saya
ditahan empat bulan di Korem dan tiap
pagi saya kerja menyuci mobil mereka.

Saya mencoba bertani, saya minjam duit


setelah hampir panen, dibawa Babinsa
dengan masyarakat 40 orang, saya Saya sudah ke SBY supaya
hadang mereka, saya malah dilapor didorong kasus ini ke pengadilan
ke polisi bahwa kejar mereka. Saya
dan dia bilang, iya, tapi sampai
bilang, Pak saya tidak kejar orang tapi
binatang yang berbentuk orang. Saya hari ini tidak ada apa-apa, ke
disidang sekali lalu jatuh hukuman enam
Menkopolhukam, Kejaksaan
bulan penjara. Itulah penderitaan saya
selama Peristiwa Talangsari Agung, dia bilang tunggu
keputusan DPR. Saya ke
Selama empat tahun, isteri saya menderita
Komisi III DPR dan mereka
gatal tidak bisa sembuh. Kalau ada
tamu datang, besoknya saya dibawa ke bilang desak Presiden, sampai
Korem dan ditanya siapa yang datang.
sekarang tidak.
Keluarga saya ketakutan. Anak-anak
tidak diterima sekolah di sana, dua anak SBY janji dalam empat hari tim
saya diterima di sekolah di Jakarta atas saya sampai sana tapi sampai
nama anak yatim, setelah besar dia malu
sekarang sudah hampir lima
karena ayah masih hidup tapi disebut
yatim, sekarang sudah SMA, anak lain tahun belum ada tindakan.
sudah tamat SMA. Isteri saya bekerja
membantu orang melahirkan.

Yang mati di Talangsari, anak saya


11 tahun dan sampai sekarang tidak
ditemukan, ada empat orang anak lain
yang bersama dia lari ke satu rumah yang
kemudian dibakar. Dalam investigasi
dengan KontraS, ada tulang belulang
yang ditemukan di rumah itu.

Komnas HAM sudah bilang itu pelanggaran


HAM berat dan sudah masuk Kejaksaan
Agung, tapi tidak ada tindaklanjutnya. S
185

MENUNGGU

06 SURAT JAMINAN
KEAMANAN

[Kesaksian Nasrudin Ahmadi]

N
asrudin Ahmadi lahir di Bogor yang AD/ART nya sudah disahkan oleh
tanggal 12 Mei 1968, saat ini Badan Hukum Menteri Kehakiman dan
tinggal di Mataram Nusa Tenggara sudah memiliki AD/ART sesuai dengan
Barat, sebagai muballigh Ahmadiyah. perundang-undangan yang ada.
Ia memberi kesaksian tentang tindak
kekerasan dan diskriminasi yang dialami Komitmen terhadap 4 Pilar Kebangsaan :
Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Sesuai dengan Anggaran Dasar, Jemaat
wilayah Nusa Tenggara Barat sejak Ahmadiyah Indonesia 1. Berasaskan
tahun 1998 hingga sekarang. Pancasila 2. Mengembangkan Agama
Islam, ajaran Nabi Muhammad Shal-
Kami, warga Jamaah Islam Ahmadiyah lallaahu Alaihi Wasallaam menurut
Wilayah Lombok- NTB adalah bagian Al-quran, Sunnah dan Hadits, 3.Membina
dari Jamaah Islam Ahmadiyah Indonesia, dan memelihara persatuan dan kesatuan
yang sudah memiliki Badan Hukum bangsa. 4.Meningkatkan kemampuan
Keputusan Menteri Kehakiman RI. No. para anggautanya baik dalam bidang
JA.5/23/13 Tgl. 13-3-1953. Tambahan sosial, pendidikan, kebudayaan, akhlak,
Berita Negara RI. Tanggal 31 Maret 1953, amal bhakti maupun kerohanian.
nomor 26. Diperkuat dengan Pernyataan
Depag. RI. Tanggal 11 Mei 1968, tentang Bagi warga Ahmadiyah, Kesetiaan Kepada
hak hidup seluruh organisasi Agama Ùud’45, Pancasila Dan Nkri dengan
semangat ke-bhineka-an adalah suatu
186
keharusan, karena kami yakin, Hubbul- hari) dan tepat sasaran, padahal selama
wathan minal-Iiman, cinta kepada tanah ini warga Ahmadi bermukim diberbagai
air adalah bagian dari ke-imanan. tempat, rumah-rumah berbaur dengan
masyarakat non Ahmadi yang padat,
Bukti kesetiaan warga Ahmadiyah terhadap selama 32 tahun sangat kondusif. Uniknya
NKRI ini dapat di teropong dibeberapa saat terjadi penyeranga, sang penyerang
peristiwa dan tempat berikut : tahu persis mana rumah-rumah warga
Tahun 1945/1946, di tempat yang berbeda, Ahmadi dan yang bukan. Penyerangan
sebanyak 16 orang Ahmadi dari cabang skala lebih besar lebih 130 rumah
Cukangkawung-Jabar, Indihiang-Tolenjeng- diserang dijarah dan dibakar, ada 2 - 3
Garut, Ciandam-Cianjur-Jabar mereka masjid dibakar yang menyerang mereka
telah disyahidkan oleh gerombolan yang mecintai nabinya Muhamamad
Daarul-Islam, karena kesetiaannya yang mengklaim agamanya Islam kami
kepada NKRI, dan banyak lagi di tempat mengalami 13 kali pembakaran dan
lainnya. Ahmadiyah juga aktif dalam amuk massa saya sampaikan yang besar
menegakkan Kemerdekaan RI. saja, ini data polisi NTB.

Kampanye Kemerdekaan RI : Pemuda- Terindikasi Keterlibatan Pemerintah


pemuda Ahmadiyah (Mlv. Nuruddin, Haji dan Aparat : Khususnya pada tanggal
Yahya Pontoh), giat mensosialisasikan 9-14 September 2002, selama enam
dengan bahasa urdu kesucian perjuangan hari berturut-turut di Pancor Lotim,
RI untuk meraih kemerdekaannya dengan terjadi peristiwa yang sangat besar dan
cara, masuk ke kantung-kantung tentara terencana, puluhan rumah, lebih dari
India (Gurca), 81 unit dihancurkan dan dibakar, dua
Masjid dirusak dan dibakar, 383 orang
Dukungan Ahmadiyah Internasional diusir dari kampung kelahirannya, 14.8
: Perjuangan kemerdekan RI pun di HA tanah ditelantarkan.
dukung penuh oleh, Imam tertinggi
Jemaat Ahmadiyah International, Al-haj Para Pengurus/tokoh Ahmadiyah ditem-
Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. patkan di Makodim Lotim, sementara
Penyerangan yang dialami oleh warga anggota biasa ditempatkan di Mapolres-
Ahmadi dimulai sejak tahun 1998 di Desa Lotim. Pada saat yang sama di tempat
Keruak- Lombok Timur (Lotim). Terjadi berbeda ada pengumuman dengan nada
penyerangan pada tanggal 22 Juni 2001 provokasi dan adu domba, di Makodim.
di Dusun Sambielen Kecamatan Bayan, “perlu kalian ketahui, seluruh anggota
Lotim, kerugian, 22 rumah dirusak, 80 kalian di Mapolres, sudah keluar semua
orang diusir, 24.1 Ha tanah terlantar. dari Ahmadiyah atau bertobat....!”
Meninggalnya satu orang Ahmadi, yaitu,
Papuq Hasan. Sementara di Mapolres ada pengumu-
man, “apabila masih ingn tinggal di
Serangan yang lebih besar pada tahun Lotim, maka tinggalkan Ahmadiyah dan
2002, secara simultan, berhari-hari (5-6 apabila masih di Ahmadiyah, silahkan
187
tinggalkan Lotim. perlu kalian ketahui, Pelarangan aktivitas, bahkan desakan
sekarang seluruh Pengurus dan tokoh- pembubaran Ahmadiyah di seluruh NTB.
tokoh Ahmadiyah di Makodim, sudah Tetapi beliau tidak membuat kebijakan
keluar.... !” Sudah tentu informasi ini tersebut. Adapun Gubernur NTB untuk
mengacaukan hati dan pikiran. menghadapi warga Ahmadiyah di Transito
melalui jalur “Pembinaan”. Proyek pem-
Sikap Kepolisian : Kami menyaksikan, binaan di mulai bulan Juli – Desember
institusi Kepolisian yang seharusnya 2011, yang diselingi istirahat 1 bulan
melayani, mengayomi dan melindungi, karena bulan Ramadhan. Para pembina/
tidak kami rasakan. narasumber : 25 orang, terdiri dari :
Para Tuan Guru/Ulama, MUI, NU, NW,
Penegakkan hukum : Para pelaku tidak Pimpinan Ponpes. Budayawan/tokoh
ada satu orang pun yang diproses secara sasak, Akademisi, dan SKPD. Hasil
hukum, sebaliknya korban dikorbankan, akhirnya, tidak ada keputusan yang jelas.
selalu dituduh sumber dari keresahan
dan kerusuhan. Dampak negatif dari kekerasan ini
diantaranya, dari segi pisik (hilangnya
Kami sekarang tinggal di kamp pengungsi harta, rumah (lebih 123 unit drusak/
asrama Transito, Jl. Transmigrasi, Desa dibakar), asset warga, dan pembunuhan.
Majeluk, Mataram – NTB. Dan juga kerugian Fsikis : Trauma yang
berkepanjangan (stres, depresi, dan
Dengan kondisi Pakumis (Padat Kumuh masuk ke Rumah Sakit Jiwa). 739 orang
dan Miskin). Pengungsi bekerja ala terusir dari kampungya (anggota Ahmadi
kadarnya menjadi : NTB, lebih dari 2500 orang/1962). Note
Tukang ojek, buruh tani, jual sayur : Semua data bisa dikonfirmasi ulang.
mayur, dan pekerjaan serabutan lainnya,
yang penting halal dan tidak melanggar Tidak memiliki asset (Tanah) karena
hukum. sudah dijual untuk biaya hidup lebih dari
tujuh tahun, dan tidak memiliki rumah,
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat karena sudah dihancurkan dan dibakar.
(Lobar) membuat retorika Relokasi,
Transmigrasi dan pembelian aset warga Secara pisik dan psikologis kurang baik
Ahmadiyah di Desa Ketapang, sampai untuk pendidikan dan perkembangan
saat ini tidak ada realisasinya. anak-anak karena berlama-lama di
pengungsian dengan kondisi yang tidak
Secara pribadi, DPW Ahmadiyah NTB nyaman.
dengan Walikota Mataram, TGH. Ahyar
Abduh, cukup dikenal tidak ada masalah. Masa depan yang tidak jelas, kapan akan
Kebijakan yang positif, Gubernur Prov. berakhir, laksana berjalan tak bertepi,
NTB (TGB. Dr. H. Zainul Madji), pernah berlayar tak berpantai dan jatuh ke
beberapa kali didesak masa intoleran lubang tak berdasar.
untuk mengeluarkan PERGUB.
188

Harapan dan Mimpi Indah ke depan:


Jaminan keamanan : Warga Ahmadiyah
yang juga warga NKRI ingin mendapatkan
Jaminan keamanan dan kebebasan secara
tertulis dari Pemprov. NTB (Gubernur
atau Kapolda), kapan dan dimanapun
bertempat tinggal, termasuk kembali “Pungguk merindukan bulan,
ke kampung halamannya. Karena hal
ini adalah hak warga NKRI. atau laksana melempar
stirofom / gabus ke air
Dan menginginkan tempat berkumpul
untuk pembinaan. Warga Ahmadiyah agar tenggelam, tapi tidak
menginginkan penegakkan hukum
terhadap para pelaku. Sampai saat ini,
tenggelam juga”
tidak ada satu orang pelaku pun yang
diproses secara hukum atas perbuatan
mereka yang menyerang, merusak,
menjarah, mengusir, melukai dan
membunuh warga Ahmadiyah,
189

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Tragedi 1965 dan Kasus yang
Menimpa Aliran Kepercayaan

Siapa penanggung jawab?


Pulau Buru kasus sangat kuat. Tahun
Oleh: Asvi Warman Adam 2003, saya bersama tim Komnas HAM
untuk Pulau Buru, kami menyimpulkan

B
eranggapan Tragedi 1965 kasus Pulau Buru, kasus kuat untuk
sebetulnya terdiri dari 5 asepk: jerat Soeharto. Dari segi waktu jelas 10
pertama, menyangkut 1 Oktober tahun dari tahun ’69- ’79, jumlah korban
65, persoalan versi G 30 S PKI, siapa 10-12 ribu orang dan pelaksananan jelas.
dalangnya. Kedua, masalah pembunuhan
massal setelah meletus G 30 S PKI Pulau Buru dikoordinir oleh Kejaksaan
yang memakan korban 78 ribu - 3 juta Agung, Sugiharto waktu itu. Ketika kami
orang, angka moderat 500 ribu orang, selidiki tahun 2003, dia masih hidup
sudah tewas dalam pembunuhan antar dan sekarang sudah meninggal. Jaksa
anak bangsa. Agung oleh Kopkamtim dan jelas garis
Ketiga, ada ratusan dan ribuan pemuda komando dari Soeharto. Jelas siapa
Indonesia yang belajar di luar negeri penanggung jawab Kasus Pulau Buru.
yang dicabut warga negara mereka,
kehilangan hak sebagai warga negara Apa yang disampaikan Pak Mujayin
dan mereka kelayapan puluhan tahun tentang Keppres No. 28 tahun ‘75 tentang
di luar negeri. Keempat, pembuangan Golongan C yang menyangkut juga tidak
paksa ke Pulau Buru terkait dengan diterimanya dana pensiun PNS dan ABRI
Pemilihan Umum. Persiapan dilakukan yang terlibat gerakan 30 S PKI, sudah
dalam rangka pembersihan masyarakat diajukan ke Mahkamah Agung, di dalam
dari hal terkait pemilu ’71, sehingga website Mahkamah Agung ditulis sudah
mereka dibuang tahun ’69. Kelima, diputuskan dan kabul.
stigma kepada korban dan keluarga
selama puluhan tahun oleh ORBA. Ini momentum untuk desak Mahkamah
Agung salinan putusan itu jangan sampai
ada yang hilang, berubah atau tidak jadi.
190
Para pensiun PNS atau ABRI berhak Terjadi kemunduran besar. Tahun 2007,
menerima pensiun walau jumlah mereka tragedi pendidikan ketika Jaksa Agung
tidak banyak. Jumlah yang dibayar Abddurahman Saleh melarang buku beredar
negara juga terbatas, tapi sangat penting di sekolah yang tidak berisi Tragedi 1965
paling tidak secara simbolik pengakuan dan Madiun, buku yang dilarang itu untuk
kesalahan negara atas warganya siswi SMP kelas satu dan dua, dimana
jilid satu tentang kerajaan nusantara,
Waktu tinggal 1 tahun bagi presiden jilid dua tentang masa penjajahan dan
untuk selesaikan tugasnya. Rehabilitasi masa jilid tiga tentang PKI sementara
sudah dicoba oleh Watimpres degan jelas ini kebodohan karena jilid satu dan
melontarkan usaha Presiden untuk dua jelas tidak muat tentang G 30 S PKI.
minta maaf terhadap mereka yang
jadi korban ’65, tapi disisi lain sudah Saya ingin menggarisbawahi pembicara
disiapkan kelompok lain yang menolak pertama apa yang dialami kelompok ADS.
minta maaf. Memang jadi persoalan sejak Indonesia
merdeka persoalan yang disebabkan
Sudah ada sekenario menggagalkan oleh politik angka. Angka sangat penting
usaha ini. Selain melakukan tuntutan bahwa di Indonesia, 90 persen beragama
hukum, secara individual seperti yang Islam sangat penting karena angka
dilakukan Ibu Nani Nurani melakukan 90 persen identik mayoritas berarti
gugatan Perdata kepada pemerintah mayoritas berkesampatan mendapat
layak dicontoh walau jalan panjang, tapi fasilitas dan melakukan banyak hal
upaya semacam ini berhasil menggugat keinginan menjadi mayoritas dan tidak
KTP seumur hidup, gugatan perorangan mengurangi fasilitas.
baik juga dilakukan para korban.
Upaya kolom agama di KTP ini menjadi
Bagi generasi muda pelurusan sejarah akar masalah, berani kah kita meninjau
karena di dalam pemberitaan media kolom agam di KTP? Dengan berbagai
massa karena apa yang disiasatkan argumen saya melihat permasalahan ini
TV ada program di TV yang membahas akan terus muncul. Keinginan menjadi
sejarah tapi ironis dalam pengajaran mayoritas dan jumlah terbanyak itu yang
sejarah sendiri terjadi kemunduran terjadi. Beberapa waktu lalu di tokoh
dalam kurikulum tahun 2004 Sudah buku gramedia, buku laris ayahku sebuah
diuraikan lebih objektif, dengan demikian biografi Hamka yang ditulis anaknya.
kurikulum tahu 2004 tanpa pakai PKI
lagi, tapi sayang tahun 2006 terjadi Tapi yang heran, saat sama ada buku
kemunduran berdasarkan tuntutan elit tentang Mahdud Karim, adik tiri Hamka
Islam sehingga perubahan pada 2006, yang menikah dengan seorang wanita
ada versi tunggal bahwa G 30 S PKI Amerika dan beralih agama dan jadi
dalang adalah PKI. Pendeta Kristen, hanya bertahan beberapa
hari. Padahal ini menarik pahlawan
dan ulama punya saudara pendeta,
191
tetapi ini dianggap sesuatu yang tidak
selayaknya begitu. Mayoritas itu tidak
boleh dikurangi. Hj Agus Salim tokoh
nasional yang menurut saya jago dalam
berdebat ketika datang ke Negeri Belanda
ditanya wartawan, yang mengangap Rajiman berjasa tapi ada
bisa ditaklukan adiknya, Salid Salim,
satu hal yang dipersoalkan
tokoh PKI yang dibebaskan kembali ke
Belanda dan bekerja sebagai staf lokal karena dia anggota teosophi
di Belanda lalu beralih agama Kristen.
suatu golongan memisahkan
Pertanyaannya, tahukah Anda jika Adik manusia dengan agama, tapi
anda sudah pindah agama? Haji Agus kenyataannya ada pahlawan
Salim jawab, malah lebih baik, dulu
dia itu kiri tidak beragama, sekarang kita yang menganut teosophi,
dia beragama dan punya Tuhan, bukan meski dikecam oleh kalangan
kah itu lebih baik? Ini pernyataan
menggambarkan kenegarawan Agus muslim, tapi ini bentuk
Salim. Dengan pengangkatan pahlawan pengakuan negara juga
Rajiman Widyodiningrat ketua BPUPKI
dan dia bertanya dasar negara dan dijawab terhadap aliran ini.
Soekarno, Pancasila. Dia seorang dokter
dan rawat penderita lepra di Ngawi,
Jawa Timur.
192

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Diskriminasi Terhadap Penghayat
Kepercayaan & Persoalan
Kebebasan Beragama

Oleh Nia Sjarifudin Catatan Advokasi


Dalam gerakan masyarakat sipil,
(Sekjen ANBTI)
terutama sejak reformasi, ada banyak
usaha memutus mata rantai kebijakan
Konstitusi Undang-Undang Dasar diskriminatif dan upaya menata ulang
NKRI Tahun 1945 tatanan kehidupan bersama yang lebih
adil dan bermartabat, tanpa membedakan
Landasan Kebebasan Beragama di dalam apapun latar belakang suku, bahasa, adat,
Konstitusi Negara Kesatuan Republik warna kulit, agama dan kepercayaan.
Indonesia
1. Pasal 28E (1) menyebutkan: Setiap Ini tercermin dalam Amandemen Undang
orang bebas memeluk agama dan - Undang Dasar 1945, ratifikasi berbagai
beribadat menurut agamanya, memilih instrumen HAM internasional, sampai
pendidikan dan pengajaran, memilih penerbitan Undang-Undang No. 23/2006
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, tentang Administrasi Kependudukan
memilih tempat tinggal di wilayah (Adminduk) dan Undang-Undang No.
negara dan meninggalkannya, serta 25/2009 tentang Pelayanan Publik.
berhak kembali.(2) Setiap orang
berhak atas kebebasan meyakini Tetapi kebijakan ini sering diproses tanpa
kepercayaan, menyatakan pikiran dan ada sensitivitas terhadap latar belakang
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. politik pembedaan dan pengutamaan
2. Pasal 29 menyebutkan (1) Negara sebelumnya, sehingga hasil kadang
berdasar atas Ketuhanan Yang justru makin memperpanjang mata
Maha Esa; (2) Negara menjamin rantai diskriminasi.
kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu.
193
Sebab Diskriminasi kepercayaannya dalam kolom KTP;
1. Politik Pengelolaan Negara dikosongkan atau tanda “-” kondis
ini menyebabkan para penghayat
Agama (resmi) dikelola oleh kementerian kepercayaan rentan mendapat stigma
agama, tiap agama dikoordinir dirjen kafir, sesat, atheis dan komunis.
dengan pejabat yang representasi 3. Dalam Peraturan Pemerintah No.37/2007
mewakili agama. Sementara Kepercayaan pasal 81 tentang pelaksanaan UU
Kepada Tuhan YME. No.23/2006 tentang Adminduk me-
Dikelola dibawah Kementerian nyebutkan:
Pendidikan dan Budaya (dulu • Perkawinan Penghayat Kepercayaan
Pariwisata dan Budaya) setingkat dilakukan di hadapan Pemuka
sub direktorat dengan pejabat yang Penghayat Kepercayaan.
bukan representasi dari pemeluk • Pemuka Penghayat Kepercayaan
kepercayaan. Perbedaan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
Berdampak pada perbedaan kewenangan, (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh
anggaran dan kualitas pelayanan. organisasi penghayat kepercayaan,
Dalam kebijakan pengelolaan umat untuk mengisi dan menandatangani
menjadi terpisah, seperti Forum surat perkawinan Penghayat
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kepercayaan.
tidak melibatkan penghayat sebagai • Pemuka Penghayat Kepercayaan
bagian dari forum dan penghayat sebagaimana dimaksud pada ayat
mudah untuk dijadikan sasaran (2) didaftar pada kementerian yang
penyesatan / dianggap menjadi bidang tugasnya secara teknis
sasaran dakwah. membina organisasi Penghayat
Kepercayaan Terhadap Tuhan
2. Undang-Undang Adminduk Yang Maha Esa
Dampak
Dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 1. Pernikahan yang tidak dicatat men-
26 November 2013 untuk amandemen dapat stigma ‘kumpul kebo’, rentan
Undang-Undang Adminduk dinyatakan dikriminalisasi kebijakan terkait
‘hanya 6 agama resmi’ yang bisa asusila. Status anak dianggap ’anak
dicantumkan dalam kolom agama, di luar nikah
bagi penghayat kepercayaan tetap
dilayani dalam formulir pendataan 2. Pernikahan tidak tercatat, dianggap
penduduk tetapi kolom agama dalam tidak berkeluarga sehingga tidak
KTP dikosongkan. memperoleh fasilitas untuk keluarga.

Beragam kasus kolom agama 3. Pekerjaan, kesulitan menjadi PNS/


dalam KTP selama ini, antara lain TNI/Polri karena hambatan stigma,
dikelompokan kedalam agama Hindu bahkan untuk sumpah jabatan sering
(kasus Kalimantan, Sulawesi, Maluku), dipersoalkan.
sebagian kecil bisa menulis nama
194
4. Pendidikan, negara tidak menyediakan depan istana, Kasus Ahmadiyah, Syiah
guru agama khusus untuk penghayat. Sampang, Kasus Syiah.
Anak murid penghayat terpaksa/
dipaksa untuk belajar agama dari Refleksi:
salah satu agama resmi Kelompok keagamaan dan kepercayaan
merupakan elemen yang terlibat aktif
5. Pemakaman, TPU dianggap sebagai dalam perjuangan menuju kemerdekaan
lahan hanya untuk agama resmi. Indonesia baik secara individu, komunal
Banyak kasus ditolak petugas TPU bahkan kelembagaannya yang sudah
atau berdasarkan desakan masyarakat ada di Indonesia sebelum tahun 1945.
tertentu (terutama di Jawa) — kuburan
dibongkar dan dikubur di halaman Era Orba, negara bertindak ‘kejam’ pada
rumah kelompok agama yang diduga ekstrim
seperti kasus Tanjung Priok, Talangsari
6. Eksodus karena desakan politik Lampung dan lain-lain. Negara lebih
Kasus 1965 berimbas kuat pada suka eksekusi langsung tanpa proses
kelompok penghayat. Stigma tidak peradilan untuk membuktikan
beragama, atheis, komunis membuat
mereka dijadikan target sasaran Situasi dan kondisi sekarang, sikap
ditangkap, disiksa dan bahkan dibunuh. negara justru membiarkan, memfasilitasi
Ada strategi politik dilakukan dalam kelompok mengatasnamakan agama
kondisi terdesak dengan pindah yang terbukti malah kerap melakukan
masuk dalam agama resmi. Di teror dan kriminilitas diruang publik.
Cigugur, mayoritas penganut Sunda
Wiwitan pindah ke Katolik, namun Bahkan makin memburuk karena negara
dalam praktek hidup masih banyak bahkan menjadi pelaku kekerasan.
sebagai penghayat. Ini terjadi juga di Contoh aparat keamanan yang tidak netral
daerah lain dan kerap menimbulkan atau melindungi korban dan cenderung
masalah (kasus Jambi & Sragen) mengkriminalisasi korban, kebijakan
diskriminatif dan statemen provokatif/
7. Di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku bias dari pejabat terkait (Menteri Agama,
banyak penghayat secara sengaja/ Menteri Dalam Negeri). Namun ada
dipaksa di “hindu” kan dengan beragam pejabat yang berani tetap konstitusional
latar belakang politik. Padahal (Gubernur Banga Belitung, Yogyakarta,
secara teologi, tidak ada sama sekali Jawa Tengah menolak menyesatkan
kesamaan dengan Hindu yang kita Ahmadiyah).
kenal di Bali ataupun India

Sekilas Gambar Tentang Penyebaran Ini membuktikan ada degradasi dan


Kebencian, Hasutan, Hinaan, Fitnah orientasi kebangsaan yang tidak sama,
Kasus rumah Ibadah “Terpaksa” Ibadah
195
bahaya besar bagi usaha menjaga
integritas bangsa Dalam gerakan masyarakat sipil,
terutama sejak reformasi, ada banyak
Rekomendasi
usaha memutus mata rantai kebijakan
1. Pengelolaan negara harus satu
dibawah Kementerian Agama dan diskriminatif dan upaya menata
Kepercayaan. ulang tatanan kehidupan bersama
2. Cabut semua kebijakan diskriminatif yang lebih adil dan bermartabat,
/ inkonstitusional.Negara tidak perlu
tanpa membedakan apapun latar
intervensi kecuali untuk menjamin
kebebasan beragama dan berkepercayaan belakang suku, bahasa, adat, warna
sesuai konstitusi kulit, agama dan kepercayaan.
3. Hapus kolom agama di KTP
4. Negara harus menjamin proses
pemulihan identitas agama dan
kepercayaan (kasus Kaharingan,
Sapto Darmo, dan lainnya), pemulihan
hak bagi korban, seperti Ahmadiyah
dan Syiah di Pengungsian Sidoarjo
Jawa Timur
5. Tidak ada tindakan tegas terhadap
pemda setempat yang melawan
keputusan Mahkamah Agung
6. Kurikulum Nasional 2013 perlu
dikoreksi karena tak sesuai dengan
RPJM 2010-2014 untuk pendidikan
nasional berkarakter kebangsaan
7. Negara harus memperhatikan
nilai-nilai kearifan lokal/ adat yang
sudah terbukti mampu mengelola
keberagaman masyarakat (torang
samua basudara, pela gandong) itu
yang menuntun kita
196

Masing-masing kasus kekerasan telah


dipaparkan oleh Ibu Dewi Kanthi, Ibu
Mujiyati dan Bapak Mujayen, Bapak
Husain Safe, Bapak Azwar dan Bapak
REFLEKSI MAJELIS Nasrudin yang dari mana Majelis Warga
WARGA mengeluarkan pernyataan ini.
Ideologi dan Kebebasan Beragama
Forum ini merupakan suatu forum terbuka
dimana terpapar sebuah kenyataan
kehidupan berbangsa kita yang realitasnya
diwarnai oleh kekerasan. Kekerasan
tersebut bersifat impersonal, karena

K
ami Majelis Warga pada tanggal 27
siapa saja bisa menjadi korban.
November 2013 telah menghadiri
acara Dengar Kesaksian ‘Kekerasan
Tetapi kekerasan ini juga bersifat amat
terhadap Ideologi dan Kebebasan Beragama
personal karena meninggalkan bekas-
dan Berkeyakinan’ bertempat di Ruang
bekas penderitaan yang mendalam.
Theater Perpustakaan Nasional dan
Kita boleh jadi telah abai tentang masa
mendengarkan paparan atas sejumlah
lalu yang membentuk sejarah sosial
kasus kekerasan yang terjadi sebelum
kita bersama. Padahal ingatan tentang
kemerdekaan (kasus diskriminasi
masa lalu itu penting karena ingatan
terhadap Agama Djawa Sunda), tahun
merupakan sumber renungan akan
1965 (kasus peristiwa 1965), tahun 1984
masa kini dan masa depan : suatu dunia
(kasus peristiwa Tanjung Priok) , tahun
yang pernah ada dan bagaimana kita
1989 (kasus peristiwa Talangsari) dan
mau menyikapinya.
tahun 2002 (kasus Ahmadiyah di NTB).
197
Ingatan juga penting karena ia merupakan Keberagaman dan ideologi bangsa
sumber bagi perumusan identitas kita, Bhineka Tunggal Ika seyogyanya menjadi
baik secara personal, sosial maupun landasan argumen bagi negeri ini untuk
nasional. menghapuskan segala bentuk intoleransi,
kekuasaan represif negara terhadap
Solidaritas sesama anak bangsa dituntut masyarakat / kekuasaan nilai-nilai dominan
untuk bersama-sama mengungkap yang membungkam hak kelompok lain
kebenaran, walau itu pahit, di hadapan melakukan kegiatannya dalam kehidupan
publik . berbangsa bernegara .

Olehnya menjadi tugas semua anak bangsa Keadilan pada dasarnya merupakan
untuk menuntut negara mengungkap bagian dari moralitas tetapi pada sisi
semua fakta dan kebenaran, karena dari lain dirumuskan dalam aturan-aturan
semua kasus terlihat aparat negaralah yang baku untuk dilaksanakan.
yang ternyata menjadi akar dan sumber
semua masalah ini. Seyogyanya negara Keadilan merupakan suatu situasi sosial
juga harus bertanggung jawab untuk di mana norma-norma tentang hak
mengungkap dan menyelesaikannya dan kelayakan dipenuhi. Nilai dasarnya
melalui rekonsiliasi nasional . adalah martabat manusia sehingga
prinsip dasarnya adalah pengakuan dan
Lembaga Negara/Pemerintah tidak penghargaan atas martabat dan hak-hak
berhak untuk menentukan bahwa ‘ini’ yang melekat padanya .
agama dan ‘itu’ bukan agama; ‘itu yang
diakui’ dan ‘itu tidak diakui’. Terima kasih banyak kami sampaikan
kepada Ibu Dewi Kanthi, Ibu Mujiyati dan
Tokoh atau pimpinan agama / lembaga Bapak Mujayen, Bapak Husain Sape,
keagamaan-pun tidak berhak untuk Bapak Azwar dan Bapak Nasrudin yang
menentukan hal yang sama. Lembaga telah memberikan kesaksiannya pada
Negara / Pemerintah-pun tidak bisa hari ini .
berperan untuk melakukan proses
pertobatan atas nama ‘dialog’ kepada Jakarta, 27 November 2013
kelompok-kelompok agama dan keyakinan
dan menuduh mereka sesat. Lembaga Kami Majelis Warga yang mendengarkan,
Negara/Pemerintah dan lembaga keagamaan 1. Nani Nurrachman
perlu melakukan pengakuan terhadap 2. Gomar Gultom
kesalahan yang sudah dilakukan terhadap 3. Elga Sarapung
kelompok-kelompok penyintas. Tidak 4. Imam Aziz
ada kekuatan dan kekuasaan apapun 5. Dolorosa Sinaga
yang dapat menghentikan semangat,
kerja dan harapan kita, pejuang keadilan
dan kebenaran.
198

D
SUMBER
DAYA
ALAM
199

LAHAN KAMI
01 DIRAMPAS, KAMI
DIHEMPAS

[Kesaksian Neneng]

N
eneng, 43 tahun, memimpin Sebelum kejadian sudah panas-panas
komunitasnya melakukan aksi karena melihat TNI yang lewat banyak
perlawanan Warga Kampung banget. Saya sholat zuhur, dari sini lari
Cibitung terhadap upaya AURI yang saya manggil teman-teman semua,
mencaplok lahan mereka, di Kampung mengajak menolak adanya alat-alat
Cibitung Kecamatan Rumpin, Kabuapten karena salah satunya pasti merusak
Bogor, Jawa Barat. Sengketa antara sawah - sawah kami.
petani Cibitung dan AURI terjadi sejak
tahun 1955, sampai saat ini belum ada Spontan ada seribu massa langsung
kejelasan soal kepemilikan tanah. turun. Kami membawa spanduk sambil
nyanyi, kami turun ke sana ke depan
Pada 22 Januari 2007, terjadi bentrokan tempat water training, di situ sudah 400
antara warga dengan AURI. Tragedi yang aparat menghadang kami dengan bawa
paling menyedihkan dan menyakitkan tabengan begitu komplit dengan senjata.
bagi warga Rumpin, TNI sampai mengin-
timidasi dan menggunakan kekerasan Di situlah perjuangan kami mulai,
sampai mau menembak warga, untung kami berteriak-teriak, kami orasi, kami
kami masih bisa diselamatkan. nangis-nangis memohon supaya TNI
jangan ambil tanah kami karena di
situlah satu-satunya untuk kehidupan
kami untuk makan di situ bertani.
200
Sebelum 2007 ada sawah di sini, sekarang bawa poster dan kertas dan lari ke sawah,
kayak lautan tidak ada manfaatnya kami nangis ini tanah kami dan kami
anak-anak bisa kecebur, sudah tidak makan di sini. Kata tentara, “ibu jangan
menjadi lahan garapan lagi. Sawah nangis,” dan kami bertahan dua jam orasi,
di sini sudah menjadi hak milik kami nangis, bertahan, telanjang, namanya
yang sudah disahkan Bupati, sudah ada lagi emosi. Lalu TNI buang tembakan,
SPPTnya, tetapi itu yang diklaim TNI. saudara saya terkena tembakan. Kami
bertahan sampe jam lima sore, mereka
Setelah 22 Januari 2007, kami kehilangan [TNI] bilang, “pulang aja nanti ibu sakit
sawah,. Dulu kan setiap panenan kami dandanannya cantik pake kerudungan
barengan bawa makan bawa nasi, sekarang kenapa galak-galak sama kami.”
hanya beberapa warga saja yang bisa
seperti itu. Kedua, pikiran kami nggak Salah satu anak Ibu Haji Neneng kelas
nyaman, pahit banget, dari 2007 sampai dua SMP kena pukulan sampai pingsan.
sekarang merasa resah kayaknya hidup Bu Haji Neneng selamatkan anaknya
ini nggak tentram mikiran tanah. ke rumah sakit. Kami tetap bertahan
mempertahankan hak-hak kami.
Dulu kami nggak punya perasaan-
perasaan seperti ini, aman, tentram Akhirnya kami tidak tahu, diturunkan
kehidupan, walaupun kami hanya makan aparat tak terhitung membuang tembakan
ikan asin, daun singkong, tapikan bisa sampai kami tunggang langgang, kena
bertani aman. pukulan, Pak Usup, teman saya terkena
lemparan, saya teriak Allahu Akbar,
Kemarin kami bikin tim verifikasi, kami kami kayak binatang. TNI banyak tak
bikin kesepakatan bersama TNI duduk terhitung, sampai ke rumah warga,
bersama, Dephan dan pihak Bogor. laki-laki semua kabur. Kami mengungsi
Surat sudah dikirim ke TNI, Dephan dan saking takutnya.
belum ada jawaban sampai sekarang.
Satu-satunya yang bisa mencabut itu Ternyata setelah kami pergi kekerasan
ya pihak TNI lagi. menambah, seorang tokoh warga, yang
tidak ikut aksi diambil dari rumahnya,
Sampai sekarang kami bertanya siapa disiksa, kena setrum. Seorang pemuda
yang suruh TNI datang ke kampung. juga kena setrum. Ada tujuh orang tokoh
Hari itu kami usir TNI sampai dia pulang. yang ditangkap dan kena setrum.
Keesokan harinya 22 Januari 2007 jam
satu siang, saya aktif di pengajian, ada Di markas TNI. Kenapa kok TNI itu, saya
ibu nangis, TNI yang kemarin datang tiga hari menyaksikan begitu kerasnya
lagi. Saya lihat ke situ ternyata mereka TNI. TNI masih di kampung saya. Sudah
sudah datang bawa pasukan banyak, 24 ha tanah diambil untuk perumahan
saya tidak takut karena TNI bakalan elit, tiap hari kami dengar dentuman
mengayomi. Lalu kami buat aksi, saya tembakan untuk latihan TNI di water
belum paham taktik aksi sama sekali training untuk latihan.
201
Setelah kejadian itu kami tidak merasa
kalah meski ada yang tertembak, kami
percaya siapa yang berjuang Allah
Tanah Pemda yang ada di
melindungi. Kami didampingi LBH, dekat water training, dan
KontraS, Walhi sampai saat ini. Pada 5
Mei 2011, kami aksi dengan semangat, 19 ha masuk ke sertifikasi.
para simpulnya begitu luar biasa sampai
Kami mendatangi Pemda
6000 ribu massa dari Rumpin, kami
ketemu TB Hasanuddin di situ, saya kenapa didiamkan, Pemda
ikut masuk.
ke situ bawa Satpol PP dan
Setelah aksi tanggal 5 Mei 2011 satu mendatangi galian di luar
minggu kami kunjugan ke DPR. TB
Hasanuddin bilang pendekatan dengan galian verifikasi. TNI telefon
TNI karena DPR pun bilang itu hak
Pemda bahwa 1000 ha di
masyarakat Rumpin. Setelah itu kami
pulang dan membentuk tim verifikasi, ada Sukamulya tanah mereka.
camat, warga, aparat desa dan TNI AU.
Kami sedih karena Pemda
Buat tim, bahwa tanah di Desa Sukamulya, takut TNI, apalagi Kami?
36,6 ha adalah lapangan terbang, 24 ha
yang dia [TNI] kuasai dengan perampasan
yang dibeli 5000 per meter dan water
training 19 ha adalah seluruhnya milik
warga.
202

PIHAK KABUPATEN

02 MENGAMBIL ALIH
SUMBER HIDUP
MASYARAKAT

[Kesaksian H. Kardjana]

H
.Kardjana lahir di Indramayu, Tanah Pangangonan adalah tanah
12 Januari 1940. Ia melakukan penggembalaan milik bersama oleh
advokasi terhadap masyarakat 123 warga ulayat. Tanah ini sebetulnya
dengan membentuk Paguyuban Petani tanah turun temurun dan digarap oleh
Tanah Pengangonan Desa Bogor. Ka- masing-masing keluarga.
rena sejak tahun 1968, terjadi tindakan
sewenang-wenang dari pemerintah Tetapi kami mendapatkan pukulan
daerah yang mengkalim kepemilikan sangat berat ketika pemerintahan Orba
atas lahan Pengangonan di desa Bogor, tahun 1970-2000, tanah yang merupakan
Indramayu. Bapak H. Kardjana bersama sumber penghidupan warga desa diambil
beberapa petani semuanya oleh kantor Kabupaten. Bagi
Desa Bogor diangkut paksa oleh aparat kami orang tani, tanah seperti isteri
ke Koramil lalu dilimpahkan ke kantor sendiri tidak jauh dari itu.
Polisi dengan status
tahanan luar. Kemudian kami protes selama 40 tahun.
Tahun 1968 kami ditahan di Koramil
Masalah yang saya sampaikan adalah berbulan-bulan dan kemudian tahun
masalah perampasan Tanah Pangangonan 1967/1968 dipindahkan ke tahanan
80 ha di Desa Bogor, Kecamatan Sukra, kepolisian.Untungnya kami tidak dituduh
Kabupaten Indramayu. PKI. Ketika di pengadilan, saya waktu
itu diputus bebas murni.
203
Tetapi 12 anak lain bertahun-tahun dia langsung ke depan. Waktu deklarasi,
melapor ke polisi sebagai tahanan luar. perempuan berjuang hebat, betapa banyak
Selama 40 tahun kami melakukan protes, dan antusiasnya mereka, perempuan
didengarkan oleh Menteri Dalam Negeri dan laki-laki berjuang mempertahankan
sehingga kami mendapatkan surat yaitu tanah Pangangonan. Sepertiga ibu-ibu
Peraturan No. 1 tahun 1982 bahwa tanah yang berjuang, isteri saya tidak ikut
Pangangonan, Desa Bogor dikembalikan karena dia sibuk menyiapkan makanan
ke Desa Bogor, dan Surat Keputusan 600-700 warga,
Gubernur Jawa barat No 2113 bahwa
tanah dikembalikan ke Desa Bogor. Kami sudah terbiasa dengan pengalaman
sering dikerasi. Pada tahun 2012 waktu
Tetapi semuanya dianggap angin oleh didatangi unsur TNI, Polri, Satpol PP kami
Pemda Indramayu. Tanah Pangangonan bisa menolaknya, tapi kepada preman
itu kemudian dibagi tiga. Kami mendapat kami takut karena preman ada di depan
bagian hanya 28 ha, dari tanah seluas 80 dan yang nembak tentara dan polisi di
ha. Kami tidak putus asa, kami maju ke belakang, dan bom molotov sering dipakai
Pengadilan Negeri Indramayu, mengajukan meledakkan desa kami. Kemudian kami
tuntutan bahwa kami tidak menerima melaporkan ke Polisi para preman yang
keputusan pembagian tanah tersebut membawa bom molotov dan pedang
dibagi tiga dengan alasan apapun. Tahun yang berminggu-minggu beraksi di desa
2010, keluar putusan MA yaitu tanah 80 kami. Tapi polisi tidak hiraukan laporan
ha dikembalikan ke Desa Bogor. Meski kami. Atas nasihat Syamsulmunir kami
sudah ada putusan MA, namun tanah menghadap Kapolri dan diterima ajudan
Pengangonan tetap dibagi tiga. polisi yang akhirnya memerintahkan ke
Kapolres Indramayu untuk mengusut
Akhirnya tanah dieksekusi pada 2011 preman-preman tersebut.
dan kami mendudukinya ramai-ramai,
kami menggarapnya. Tapi kami ditangkap Preman-preman akhirnya mulai takut.
pada tahun 2011, Kepala Desa Pak Kemudian terjadi rencana seritifikasi
Sukarta divonis 4 tahun penjara. Kami tanah tersebut atas nama orang-orang
semua 600 orang. Beruntung kami yang tidak jelas. Kami menolaknya.
dapat pertolongan dari Kontras, Walhi,
LBH Jakarta. Saya menduga tanah ini mengandung
minyak, sehingga pihak Kabupaten sangat
Tanggal 27 November 2013, kami masuk ngotot ingin menguasainya.
ke lahan itu kembali, waktu kami di tengah
sawah datang pasukan berpuluh orang
dipimpin Bapak Camat mau mengusir
kami. Yang paling mengerikan pancingan
Bupati ada traktor, di belakangnya, ada
Camat, Polsek, Koramil, Pol PP, ada
preman yang menyusup di lahan itu dan
204

PENGUASA

03 DI BELAKANG
PENGUSAHA
MENGGUSUR PETANI

[Kesaksian Suhdin ]

B
apak Suhdin berasal dari Kampung saya ikut menggarap tanah di sana.
Badega, lahir tahun 1940, mewakili Tahun 1984 masyarakat mau mengajukan
komunitas Petani Badega, memberi permohonan kepemilikan melalui Bupati
kesaksian Perlawanan petani Badega, Garut dan ditolak Bupati dengan alasan
Desa Cipangramatan, Kecamatan Cikajang, akan dijadikan perkebunan.
Garut, Jawa Barat atas sengketa tanah
antara 312 petani penggarap di gunung Para petani penggarap menggunakan
Badega dengan PT. Surya Andaka Mustika dasar Keppres No.32/1979 dan Pera-
(SAM). Sengketa ini mengenai siapa turan Mendagri No.3/1979 serta UUPA
yang berhak atas tanah seluas sekitar No.5/1960 yang menyebutkan bahwa,
400 Ha, eks perkebunan PT. Sintrin. rakyat yang menggarap tanah negara,
Perlu diketahui bahwa masyarakat mulai seperti tanah bekas perkebunan, sejak
membangun pemukiman di daerah 1960 dilindungi undang-undang dan tak
gunung Badega sejak tahun 1930-an. bisa diganggu gugat.

Di Badega ada tanah yang ditelantarkan Sementara pada waktu yang hampir
oleh pengusaha seluas 498 ha. Dari bersamaan PT. SAM yang berkedudukan
sekian banyak tanah, 84 tanah Badega di Bandung mengajukan permohonan
digarap oleh masyarakat di antaranya HGU atas areal tanah yang sama.
oleh orang tua saya, dan sampai dewasa
205
Pada tahun 1985 Bupati Garut Kolonel rokok, setelah itu dipanggil ke Kapolres.
Taufik Hidayat mengeluarkan surat yang Saya dijebloskan ke penjara.
isinya, menolak permintaan para petani
penggarap dengan alasan antara lain: Esok harinya saya disatukan dengan orang
(i) Bahwa tanah-tanah eks perkebunan lain yang bertindak kriminal, pencuri,
harus tetap dipertahankan fungsinya pembunuhan, pemalsuan. Ukuran kamar
sebagai perkebunan, (ii) tanah perkebunan tahanan 1,5x 2,5 m diisi tahanan 27 orang.
terlantar gunung Badega sedang dalam Yang paling mengerikan selama satu
proses untuk diberikan HGU kepada minggu kalau buang air besar ditampung
PT. SAM. dengan kantong plastik (kresek) kalau
mau kencing pake botol Aqua.
Jalan keluar melalui mengirimi surat
permohonan kepada Menteri Dalam Paling ngerinya, saya mau sholat, minta
Negeri tidak pernah dijawab, begitu keluarga bawa ember untuk tampung air
pula pengajuan surat permohonan sholat, dan ember ditendang Polisi. Jadi
kepada Gubernur Jawa Barat dan Bupati saya tidak bisa sholat. Enam puluh hari
Garut tidak pernah mendapat respon kemudian saya dipindahkan ke lembaga
yang semestinya. Karena permohonan pemasyarakatan (LP). Waktu saya masuk
masyarakat ditolak kami ke Agraria, kami LP, ada mahasiswa yang mendampingi
tanya kenapa ditolak, Tanpa sepeng- masyarakat, karena saat itu masyarakat
etahuan petani penggarap, tahun 1986 dikejar oleh Hansip dan Polisi.
HGU perkebunan terlantar dimiliki oleh
PT. SAM berdasarkan Surat Keputusan Di pengadilan Garut, masyarakat kalah.
Menteri Dalam Negeri No.SK.33/HGU/ Yang dipenjara 13 orang, saya divonis
DA/86 yang ditandatangani Dirjen Agraria. 16 bulan, tapi saya naik banding. Surat
Sejak itu PT. SAM telah menganjurkan keputusan pengadilan tinggi menyebutkan
kepada para petani penggarap untuk bahwa dikarenakan masyarakat terlebih
segera menyerahkan tanah garapan dahulu ada di tanah Badega dan sudah
mereka dan dijanjikan akan diterima mengajukan permohonan kepemilikan,
menjadi buruh perkebunan PT. SAM maka kepemilikan tanah dikembalikan
dengan upah Rp 600/hari. ke masa sebelumnya, kecuali ada yang
mengajukan tanah secara sukarela ke
Muncul PT. SAM mengobrak abrik tanah PT. SAM.
rakyat, dengan pergunakan polisi, hansip
dan tentara. Saya diculik malam-malam Saya dibebaskan oleh pengadilan tinggi.
sekitar jam 7 tanggal 30 september 1988. Tujuan UU Agraria ‘60, rakyat yang
Yang datang polisi dengan menggunakan menggrap tanah rakyat bekas perkebunan
2 mobil jeep, saya diambil, diantaranya tidak bisa digugat dan dilindungi UU
ada 2 orang kawan saya ikut dan dibawa Agraria, mau apa lagi?
ke kantor Kecamatan Kicaga. Saya
dipukul sampai muka babak belur, saya
ditelanjangi, ini badan disundutin api
206

“Status masih tanah negara,


sekarang tinggal 30 ha yang
dikuasai perusahaan dan
bukan PT. SAM tapi PT.
Cakra. Tahun 1986 PT. SAM
diberi HGU dan sekarang
HGU sudah habis. Apabila
PT. SAM berhasil apakah
bisa diambil alih, karena
keputusan Gubernur Jawa.”
Barat No. 104 menyebut
dilarang mengover alih
merubah bentuk. ”
207

HUTAN AKAN
04 LEBIH AMAN KALAU
DIJAGA RAKYAT

[Kesaksian Mursid Tunggara]

B
apak Mursid Tunggara, 36 tahun hutan adat Cirompang beralih fungsi
berasal dari Kampung Cirompang, menjadi hutan produksi.
Desa Cirompang, Kecamatan
Sobang Kabupaten Lebak, Banten, Implikasi atas perubahan ini berdampak
menuturkan soal pencaplokan tanah pada akses masyarakat dalam memenuhi
adat untuk Taman Nasional Gunung kebutuhan pangan semakin terbatas. Pada
Halimun Salak, Banten. tahun 2003, hutan produksi beralih menjadi
hutan konservasi, sebagai perluasan
Kampung Cirompang merupakan kampung Taman Nasional Gunung Halimun Salak
yang masih memegang erat adat istiadat (TNGHS). SK Menteri Kehutanan Nomor
yang diwariskan oleh nenek moyang 175/Kpts-II/2003, menyatakan bahwa semua
mereka. Masyarakat yang bermukim areal masyarakat kasepuhan menjadi
di Kampung Cirompang merupakan kawasan TNGHS yang mengakibatkan
keturunan/incu putu dari Kasepuhan masyarakat tidak mempunyai kewenangan
Citorek dan Ciptagelar (komunitas Adat). dan keleluasan dalam menggarap lahan
adat mereka. Hal inilah yang menjadi
Dari penelusuran sejarah dan diskusi cikal bakal terjadinya konflik antara
dengan kasepuhan mereka mulai ber- masyarakat dengan Pengelola TNHGS.
mukim di Desa ini sejak masa penjajahan Kampung Cirompang luasnya 600 ha,
Belanda-Jepang. Pada tahun 1978, hasil pemetaan partisipatif masyarakat
dan AMAN pada tahun 2008.
208
Dari 600 ha itu, sebanyak 50 ha masih Jumlahnya hanya 60 potong saja. Kayu
hutan, kami sebut Hutan Tutupan. Sebanyak direndam di kolam agar tidak terkena
320 ha hutan di zona pemanfaatan, kami rayap. Ternyata mereka angkat semua
sebut Lahan Garapan. Leluhur sudah kayu, termasuk milik warga untuk
membuka garapan di sana sejak dahulu dijadikan barang bukti.
dari tahun ‘20 an. Yang jelas sebelum
kemerdekaan Indonesia, leluhur kami Singkat cerita dibawalah dua tokoh
sudah menempati lahan tersebut. Kasepuhan, Wolotopon Pemangku Adat
dan Muhro Ketua Pembangunan. Mereka
Pada tahun ‘78 waktu itu saya baru dibawa ke bawah, saya ikut mendampingi.
berumur satu tahun, wilayah kami yaitu
wilayah adat yang 372 ha dirampas oleh Sore pukul 4 saya pulang ke rumah
Perum Perhutani. Mereka kemudian ditanya Amusuniah, isteri Wolotopon,
memungut sejenis pajak penghasilan “Murshid kakek lu kemana?”
25 persen pertahun dari petani. “Sudah dibawa polisi,” beliau menangis.
“Tolong kakekmu,” katanya,
Ketika seluruh tanah tersebut dijadikan “dia sudah tua kenapa dibawa polisi
hutan konservasi yang berarti masyarakat kalau kalian tidak mau menolong saya
tidak bisa lagi mengelolanya, masyarakat- sendiri berangkat ke sana.”
pun masih tetap dikenai pajak walau
dengan cara halus, yaitu memberikan Akhirnya kami mengurusnya ke sana ke
sumbangan yang dikumpulkan oleh Ketua mari. Setelah 2 hari 2 malam, Wolotopon
Rukun Tetangga, yang kenyataannya dan Muhron ditahan di Kapolsek Subang,
kemudian diserahkan kepada pihak mereka dikeluarkan.
Taman Nasional.
Sebenarnya yang dilakukan mereka di
Pada 2005, ketika membangun mushola sana dengan dalih konservasi, adalah
kecil kami minta ijin kepada petugas membuat program penanaman tanaman
Taman Nasional untuk membangun endemik di lahan warga seluas 320 H.
mushola dan minta kayu walau kayunya di Padahal itu omong kosong. Buktinya di
ladang kami karena klaim mereka sudah kawasan Sinakem kayu habis ditebang
kelola di sana, maka kami negosiasi, pengusaha yang sampai saat ini tidak
“silahkan tapi jangan terlalu banyak,” ditangkap.
kata petugas. Maka ditebanglah 6 pohon
secara acak. Pernah ditangkap, setelah hutan itu
habis, tukang pikulnya [buruh] divonis
Suatu ketika, datang petugas ke kam- penjara lima tahun Terkait dengan Perda,
pung di belakangnya ada polisi. Saya hutan yang dijaga oleh Negara, kalau
bertanya, “ Ada apa?” Ternyata mereka dibandingkan dengan hutan yang dijaga
memeriksa kayu yang akan kami buat rakyat, lebih aman yang dijaga rakyat.
untuk membangun mushola.
209
Yang dijaga Taman Nasional sekarang
sudah tidak ada. Ada Putusan Mahkamah
Konstitusi yang menyatakan bahwa hutan Saya dan teman teman di
adat adalah milik masyarakat adat, kata Cirompang dan Kesepuhan
Menteri Kehutanan pengakuan sebagai
hutan adat akan sah jika dibuat dalam masih merasa sebagai
bentuk Perda, maka kami bekerja keras bangsa Indonesia meski
agar hak wilayah adat keluar Perda. Kami
bekerja keras agar keputusan tersebut dalam tanda kutip kami
masuk dalam Perda. belum merdeka dan kami
perjuangkan sampai merdeka,
kami berhak atas tanah.
210

PEMDA & PENGUSAHA

05 BERSEKONGKOL
MEMISKINKAN
RAKYAT

[Kesaksian Jaya]

B
apak Jaya, 57 tahun, tinggal Rawa Indah, Bapak Jaya melakukan
di Desa Rawa Indah, salah satu perlawanan terhadap PT Agriandalas.
lokasi transmigrasi yang berada Akibat aksi perlawanan tersebut, Bapak
di wilayah pesisir di sepanjang garis Jaya mengalami ancaman pembunuhan
pantai Bengkulu. Secara administratif dan teror yang tidak hanya ditujukan
Desa Rawa Indah terletak di Kecamatan kepada dirinya namun juga dialami oleh
Ilir Talo Kabupaten Seluma. Wilayah dua orang anak perempuannya.
ini dihimpit oleh investasi perkebunan
dan pertambangan, dan selalu diincar Berdasarkan data yang ada di Kanwil
oleh pengusaha-pengusaha tambang. BPN, lahan Hak Guna Usaha (HGU)
Walaupun sejak 2011 masyarakat dapat PT Agri Andalas tahun 1987 dan berakhir
menghentikan salah satu perusahaan tahun 2018, hanya di wilayah Kecamatan
yang bergerak di tambang pasir besi Sukaraja dan Seluma. Sedangkan untuk
yaitu PT Famian Tardio Negara, namun wilayah Kecamatan Ilir Talo yang berada
dengan berhasil menghentikan PT Famia berdekatan dengan desa Rawa Indah
Tardio Negara ini, tidak berarti lepasnya dan Penago Baru, tidak ada dokumen.
semua masalah. Sedangkan berdasarkan data yang di
Sejak tahun 2011 datang ancaman dapat bahwa HGU PT Agri Andalas hanya
ekspansi perkebunan kelapa sawit PT mencapai angka 7.000 hektar namun
Agriandalas. Bersama masyarakat Desa realita yang terjadi di lapangan luas
wilayah lahan kebun PT Agri Andalas
211
mencapai angka 17.000 hektar. Kelebihan Masyarakat tetap berjuang, mempertahankan
lahan tersebut diambil secara paksa dan lahan milik warga yang sudah ditanami
ilegal, termasuk kawasan transmigrasi oleh warga. Ketika kami mengambil
Desa Rawa Indah seluas 174 ha. tanaman atau mencabut tanaman yang
menindih tanaman kami, PT Agri Andalas
Untuk menyelesaikan konflik, dikeluarkan melaporkan kami ke aparat hukum,
Surat Keputusan oleh Pemerintah sebaliknya ketika masyarakat ambil 1
Daerah, tetapi ini belum menjadi solusi berondol kelapa sawit, Brimob datang
penyelesaian konflik antara masyarkat dan Pemda diam saja.
dengan pihak perusahaan PT Agriandalas,
karena sampai saat ini tim yang dibuat Saya diintimidasi oleh preman. Para
tersebut cendrung berjalan di tempat preman dan polisi datang ke rumah
tanpa ada upaya serius sebagai upaya mendesak harus meminta maaf. Pada
penyelesaian konflik. bulan Desember 2012, bermacam
intimidasi dan kekerasan dilakukan
Yang mengenaskan, sebagai daerah terhadap kami. Anak gadis saya sedang
transmigrasi yang sesungguhnya menjadi menghadiri pernikahan di kampung lain,
program pemerintah di jaman orde dia dihadang dan dihajar oleh preman
baru, diskriminasi lain yang dialami oleh sampe babak belur dan tidak ada yang
warga adalah ketiadaan akses jalan yang berani melawan.
memadai bagi warga.
Dia lari ke kamar Pak Azwar, seorang
Desa mereka terisolir, berlumpur. warga desa setempat. Anak saya dan
untuk mencapai ibukota kebupaten yang temannya serta Pak Azwar lari ke hutan,
jaraknya 17 Km, harus menempuh waktu dan selama setengah hari bersembunyi
dua jam. Belum lagi diskriminasi yang di hutan. Kemudian dijemput warga,
dialami oleh warga karena para transmigran polisi dan camat lalu di bawa di rumah
ini dianggap sebagai pendatang bagi sakit untuk divisum. Selanjutnya setelah
masyarakat lokal. di-BAP oleh pihak kepolisian sampai
sekarang tidak ditindaklanjuti sama
Pemerintah tidak peduli dan cenderung sekali.
mengabaikan kondisi wilayah ini, karena
wilayah ini dianggap sebagai pembangkang Masih kurang puas mereka mengadakan
dan penghambat investasi di kabupaten berbagai tindakan untuk membuat hati
Seluma. Dalam konflik ini, PT Agri Andalas saya luntur untuk berhenti berjuang. 15
melakukan bermacam provokasi dan hari kemudian, anak saya ke dua, lagi
propaganda mendekati Pemda sehingga bermain dengan pacarnya sekitar 500
lahannya menjadi seluas 17 ribu ha, di meter dari desa di pinggir pantai, dia
luar HGU yang dimilikinya. dihampiri 4 preman tak dikenal, tanpa
basa basi diikat pacarnya dan dibuang
ke hutan, ketika melihat anak saya,
langsung diinjak lehernya.Tidak puas
212
memperlakukan anak saya seperti itu, darat maka pemukiman kami habis,
pacar anak saya diikat kakinya tangannya, transmigrasi 450 ha kali 2 sekamir 2000,
baju disobek anak saya pun begitu. maka di bawah pemukiman kami juga
Seluruh baju anak saya dilucuti dan termasuk ijin PT tambang itu.
alat kelamin anak saya diraba pelaku,
anting emas dilucuti, motor di ambil Kami ramai-ramai datang ke kantor
dan ditinggalkan begitu saja. bupati dan jawaban pemerintah, meski
kalian nangis darah saya tidak mencabut
Pacar kemudian berhasil melepaskan ijin PT Famian. Di dalam peta kerja PT
diri dan mengambil baju di rumah lalu Famian tidak ada Rawa Indah, kampung
membawa anak saya ke rumahnya. kami, dan ditulis di situ hutan belukar,
Besoknya saya dan anak ke Polres, padahal kami sudah masuk di wilayah
di-BAP. Tadi saya dengar informasi dari itu dari tahun 1992.
Polisi mengatakan “sabar nanti kami
tindaklanjuti”. Mungkin sudah takdir dari yang Maha
Kuasa, saya pernah ditawari PT Famian
Di daerah saya ada 28 motor hilang lima sebesar Rp 35 juta saya tidak mau.
kasus perampokan dan belum diungkap. Mungkin itu sudah panggilan. Isteri saya
Satu nenek dirampok, mulutnya disumpel juga ikut aksi dia bagian pegang uang,
dengan kain untuk sholat dan meninggal. isteri saya pernah ikut ke Bandung ikut
Ini semua modus perusahaan untuk kegiatan bersama Jatam dan Walhi,
membuat kami tidak betah di sana setelah kami di rumah sudah jodoh.
kami tinggalkan mereka berpesta ria.

Alasan kami menolak tambang pasir besi


PT Famian, karena desa kami berjarak
500 meter dari pantai, dan hanya berjarak
tiga meter dari air pasang tertinggi. Ini
merupakan ancaman besar dari tsunami.

Harapan, kepada semua elemen dan


teman-teman untuk membantu saya agar
kasus saya cepat terselesaikan. Saya
mengharapkan jaminan keamanan dan
jaminan sosial bagi diri saya, keluarga
dan masyarakat. Kemudian tolong tanah
174 ha dikembalikan kepada masyarakat
karena itu hak warga.

Tambang pasir besi luasan sekamir


3600 ha sekian, dua kilometer masuk
ke dalam laut dan tiga kilometer ke
213

ADA APA
06 DIBALIK UDANG?

[Kesaksian Nafian Faiz]

B
apak Nafian Faiz, lahir di Sawang lainnya seperti: Pembenihan, Pabrik
Balak, 05 Juni 1967. Ia bergabung Pakan, Pengolahan Udang, Pengolahan
dengan PT. Dipasena Citra Darmaja Air Tambak, Pabrik Es, Pendidikan,
(PT. DCD) sejak tahun 1992. Ia mewakili Pemerintahan , termasuk pula fasilitas
Perhimpunan Petambak Plasma Udang Ekspor Impor dalam satu kawasan yang
Windu (P3UW), Dipasena Lampung disebut dengan kawasan Berikat.

Petani Tambak Udang Bumi Dipasena Permasalahaan mulai mencuat antara


adalah Petani Tambak dengan pola kerja petambak Plasma Dipasena dengan
sama kemitraan antara PT. Dipasena Perusahaan Inti PT DCD bermula pada
Citra Darmaja (Anak Perusahaan Gajah tahun 1997. Saat itu budidaya petambak
Tunggal) Milik Syamsul Nursalim sebagai plasma berhasil, namun sudah delapan
inti dan Petani Tambak sebagai Plasma tahun lebih hutang yang ditanggung
nya. petambak tak kunjung lunas, bahkan
jumlahnya bertambah.
Pembukaan lahan pertambakan dimulai
tahun 1989 dengan luas lahan pertambakan Pihak perusahaan menanggapinya
16.000 ha lebih, yang berada di Ujung sebagai dampak dari krisis monoter
Pantai Timur Lampung. Tambak ini yang terjadi. Saat itu perusahaan tidak
terintegrasi dengan berbagai infrastruktur memberi transparansi pembayaran
hutang setiap petambak. Hak dan
214
kebebasan para petambak plasma juga perlawanan kami, saya ditahan dan
terampas dengan kebijakan-kebijakan dikriminalisasi. Seorang provokator.
perusahaan yang sepihak. Ditambah lagi Sekarang ingin menatap masa depan
dengan kewenang-wenangan PT DCD kami lupa kalau Presiden SBY berjanji
dalam menentukan harga jual udang ingin menyelesaikan masalah kami dalam
dan kebutuhan produksi udang. Para 100 hari, kami lupakan janji gubernur
petambak plasma yang merasa dirugikan kami dan janji bupati kami. Negara nggak
menyuarakan haknya dan membentuk ada kami berproduksi sendiri.
organisasi petambak.
Perputaran uang di sana 15-20 milyar
Pada 2 September 2010, terjadi aksi per hari. Tambak ini menyumbang 60
massa besar-besaran menuntut hak- persen udang nasional. Kalau saya
hak dan dilaksanakannya kewajiban ingin uang bukan saja saya bebas dari
revitalisasi. Beberapa anggota P3UW penjara tapi bawa uang dan mobil dari
dituduh sebagai provokator kerusuhan penjara tapi saya tidak mau dan memilih
tersebut. Selanjutnya Bapak Nafian Faiz berjuang dengan kawan-kawan.
bersama tiga pengurus P3UW lainnya
yakni Anul Muklis, Sigit Winardi dan Beberapa hari di sini, saya mendengar
Abdurrahman ditangkap oleh aparat. cerita yang lain, ternyata derita saya
Bapak Nafian Faiz kemudian divonis tidak seberapa dengan penderitaan Ibu
hukuman penjara selama 30 bulan oleh dan Bapak lain.
Pengadilan Negeri Menggala, Lampung.
Orang tua bicara sejarah dan anak muda
Kami menempati areal penambakan 16 bicara masa depan. Saya bersyukur di
ribu ha kalau kanal digabungkan jadi satu penjara setidaknya menempa fisik dan
lebih panjang dari jalan lintas Sumatera. batin keluarga saya menjadi mandiri,
kami ada 700 kk, kami berhimpun itu menjadi pelajaran luar biasa bagi
di organisasi Perhimpunan Tambak anak-anak, mereka mencari sekolah
Udang Windu. Kami sudah melakukan sendiri.
protes sampai Jakarta ada 32 bis, dan
dibilang disponsori oleh PKI. Tambak ini Apa kita perlu melihat masa lalu terus
bermasalah dan dijual oleh pemerintah sementara perlu lihat masa depan. Saya
dan dikuasai oleh Aset Kredit dan Saham bersyukur tambak kami tambak terbaik
Group Dipasena kepada PT. Central di dunia dan sebulan lalu kami dibawa
Proteina Prima (CPP Group) melalui ke Indramayu.
konsorsiumnya (Konsorsium Neptune).
Karena melakukan protes, saya dipenjara Pelajaran saya di Indramayu, tidak ada
2,5 tahun satupun tambak di Indramayu yang tidak
dibilang juragan, namun kenapa kami
Sebenarnya kami lupa masa lalu kami dan di Lampung tidak kaya?
menatap masa depan. Bagi kami tidak
ada pilihan kecuali melawan. Puncaknya
215
Karena kami bertahun-tahun diperbudak.
Sekarang kami belajar mau kaya tanpa
hutang.

Kami hampir enam tahun sebelumnya Kalau dulu perusahaan drop


diperlakukan gaya militer, kami disana
bukan petani biasa, kami direkrut pakan ke tambak secara
dengan pendidikan militer ketat, negara
di dalam negara, orang tua tidak bisa
khusus, sekarang penambak
masuk kalau tidak ada ijin, presiden juga yang beli pakan sendiri,
mau masuk harus ada ijin , kami juga
ada perpecahan internal pemimpin, ada begitu juga es jadi ini bisa
yang disogok, bawa pulang kompensasi
dan ini bukan pekerjaan mudah.
menggerakkan ekonomi,
tinggal pemerintah yang lihat,
Sudah banyak pimpinan kami yang silih
berganti, tempat kami tempat terpencil, ini tidak menarik karena
butuh delapan jam dari kota di jaman
dulu sampai sekarang TV tidak bisa
kami tidak kasih upeti.
masuk dan perusahaan bisa buat berita Kita bangun saja negara
sendiri, Saya sempat trauma kalau ada
speed boat masuk. ini dengan kemampuan

Dulu begitu saya sering dijaga teman -


kita sendiri.
teman. Karena pendidikan kami dilatih dan
kepentingan kami satu, masing-masing
punya dua lahan tambak, Posisi sama
sehingga mau bergerak ya sama .
216

TAMBANG NIKEL,

07 LAPANGAN GOLF
MENGGUSUR SAYA
KE PENJARA

[Kesaksian Jardin Kololi] Pada tahun 1967 wilayah adat Dongi oleh
Pemerintah diberikan ijin kepada PT.

J
ardin Kololi lahir di Dongi, 17 Agustus International Nickel Indonesia (PT INCO)
1948, berasal dari suku Karonsie’ Tbk, melakukan penambangan bijih nikel
Kampung Dongi, Kabupaten Luwu melalui kontrak tanpa berkonsultasi
Timur, Sulawesi Selatan. Pada tahun terlebih dahulu dengan masyarakat
1950, Pak Jardin bersama anggota adat Dongi sebagai pewaris wilayah
komunitasnya meninggalkan Kampung adat tersebut.
Dongi karena merasa terancam
keselamatannya sehubungan dengan PT. Inco mengatakan bahwa tanah kami
terjadi pemberontakan DI/TII pada sudah mereka bayar dan masuk dalam
waktu tersebut. Lalu dilanjutkan dengan kontrak karya mulai ’68. Kami tidak bisa
peristiwa G 30S, membuat warga Dongi buat apa-apa, kami takut apalagi ada
trauma dan takut untuk kembali. Namun korban peristiwa ‘65, sehingga kami diam.
pada tahun ‘67 ketika Pak Jardin dan
kawannya mencoba kembali untuk Pada Mei ‘99 kami coba tanya ke pemerintah
melihat kondisi kampung ternyata PT. dan dihalangi. Ketika saya datang ke
Inco dari Kanada sudah mulai masuk Dongi, sudah digusur semuanya, pada
dan mengelola tambang nikel. tahun ‘67 dibakar gerombolan DI/TII,
dan tahun‘78 sudah digusur PT. Inco
dan dijadikan lapangan golf.
217
Pada 2002 Mei, kami mengajak beberapa Saya juga beruntung sudah ada yang
teman, kami bertindak menduduki lahan, mau mengikuti saya di lokasi tempat
tapi yang terjadi kami menjadi bulan saya sekarang, sudah ada 54 kk yang lain
-bulanan polisi dan dibawa ke sana masih bertebaran di luar karena masih
kemari, diinterogasi dan puncaknya takut dengan intimidasi dimasa lalu.
tanggal 17 April 2003, Kapolsek Nuha
Let 1, Abdul Tamimi, datang dengan Dari Orde Lama dan ke Orde Baru yang
anggotanya bersenjata lengkap dan kami harapkan ada perubahan ternyata
perintah tembak ke kami. tidak ada dan sekarang reformasi beda
- beda tipis.Kami heran tidak bisa diberi
Saya sedang mencangkul, dia datang. keleluasaan hidup dan dianggap ilegal,
Saya buka baju dan bilang, padahal sebagai masyarakat adat, kami
“siap Pak ditembak saya mati, siap punya bukti adat sesuai kriteria yang
membela hak anak cucu saya daripada disampaikan AMAN [Aliansi Masyarakat
mati ditembak karena korupsi,” Adat Nusantara]. Kami tidak punya tanah
saya disiksa, diseret dan dibuang ke lagi, sawah sudah ditenggelamkan,
mobil polisi lalu dibawa ke kantor air kami yang dulu untuk sawah tapi
security terdekat. sekarang jadi air mata.

Seorang kemenakan saya, perempuan, Kami menonton kekayaan alam kami


berdua kami diintimidasi dari pagi dibawa keluar. Daerah saya terkaya di
sampai jam empat sore, dan kami berdua Sulawesi Selatan, karena targetnya 100
pulang berjalan kaki. Saya dipanggil ton nikel per bulan dan kami sampai
kembali, diinterogasi, selama 3 bulan sekarang tidak menikmatinya.
saya dimasukan ke tahanan tidak pernah
ditanya apa kesalahan. Keadaan perempuan-perempuan kami
yang dulu punya kegiatan sekarang
Terakhir saya ditangkap dengan tuduhan ini tidak bisa bekerja karena tidak ada
melawan pemerintah, melawan PT. Inco hutan tidak ada sawah. Juga sekarang
dan menyerobot tanah perusahaan. banyak kawin kontrak di sana. Kawin 3
Bagaimana bisa? Ini tanah saya. Terima bulan kemudian dicerai. Banyak kafe di
kasih kepada Walhi dan Ibu Mai, saya pinggir jalan, yang katanya dilindungi.
tidak tahu bagaimana proses hukum.
Saya ditanya Camat apa ada sertifikat? Kami meminta air minum tidak dilayani
karena di sana ada 3 PLTA, 165 mw
Saya bilang saya punya nenek moyang 110 mw dan 95 mw. Walaupun ada
tidak tahu sertifikat dan beberapa tahun PLTA kami masyarakat di sekitar itu
kami tidak pernah diberi kesempatan masih memakai pelita. Kami bersurat
hidup layak. Terakhir saya dipanggil resmi sudah 10 tahun untuk meminta
dan disuruh keluar dari lokasi. penerangan tetapi tidak pernah diberi.
218

Baru pada bulan Mei lalu, kami menyambung


kabel [listrik] ke rumah dan ditangkap,
karena dituduh mencuri. Harapan kami adalah
melalui perjuangan yang
Sangat menyakitkan sampai hari ini, kami
tetap dianggap sebagai penduduk ilegal. panjang dan dibantu
Tidak boleh bikin rumah permanen. dan
tidak pernah diberikan apa-apa. Itulah
oleh teman-teman dari
pengalaman kami. pelosok tanah air, dengan
Waktu ke sini ke mari, sudah ada 54 kk semangat juang yang
dan komitmen kami sudah siap menata tinggi dan tidak merasa
kembali kampung kami. Bekas kampung
kami telah menjadi lapangan golf. lelah,kami mengharapkan
Saya dan teman membangun rumah
sekitar 200 meter dari desa lama dengan
bias membangun hari
nama Kampung Baru. esok yang lebih baik dari
hari ini.
219

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Penggunaan dan Praktik Militerlisme
dalam Penguasaan SDA
dan Pembangunan

Oleh Mia Siscawati


(Akademisi dan Aktivis Rimbawan
Muda Indonesia)

A
ss. Salam sejaherta, selamat siang. Paling tidak dari kisah tersebut dan
Terima kasih Bu Neneng, Pak ribuan kisah lain, ada 3 (tiga) faktor
Karjdana dan Pak Mursid. Terima akar konflik yang dialami perempuan,
kasih atas kesaksian yang diberikan. laki dan kelompok marginal lainnya di
Saya hadir di sini, walau diundang komunitas:
sebagai saksi ahli tapi sebenarnya Ibu 1. Diadopsi konsep teritorialisasi SDA
dan Bapak dari komunitas adalah ahli dan kekayaaan alam
sesungguhnya. Semoga kesaksian tadi
menjadi pengetahuan untuk mendorong 2. Kebijakan pembangunan terutama
perubahan. agraria berbasis pada komodifikasi
alam yang menempatkan alam
Kisah tadi adalah kisah keseharian dalam sebagai barang yang bisa diperjualkan
komunitas selama Orde Baru dan sampai belikan terutama untuk pemenuhan
sekarang terjadi. Selama Orde Baru, pemodal bukan rakyat
negara ini digambarkan sebagai komunitas
yang subur dan Soeharto menyebut diri 3. Pendekatan militerisme dalam
sebagai Bapak Pembangunan, namun pengelolaan SD
si bapak mendorong beragam terjadi
kekerasan terhadap warga di desa dan
perempuan serta kelompok marginal Teritorialisasi SDA
yang menderita. Ini sudah terjadi selama masa kolonial
undang-undang yang direproduksi oleh
ORBA terkait erat dengan teritorisasi
negara, bukan sekedar membuat batasan
220
wilayah luar dari wilayah negara tetapi Ada kasus dimana perempuan tua di
juga teritorialisasi internal negara kawasan hutan dipaksa untuk ikut KB,
dengan membuat batasan penguasaan yang dipaksa oleh polisi hutan, alasannya
negara atas wilayah tertentu yang supaya kalian tidak banyak anak agar
mengandung kekayaan. Hal ini didukung tidak ada perambah hutan. Kepada
oleh pembuatan batas - batas dan perempuan-perempuan di kampung
perampasan wilayah diikuti beragam melakukan beragam kekerasan yang
kekerasan untuk mempertahankan khas dialami perempuan dilakukan oleh
pembatasan tersebut. pegawai kehutanan.

Proses ini dimulai jaman penjajahan Kebijakan Agraria berbasis


dan dilanjutkan pada Orde Baru. Orde
Baru menetapkan beragam peraturan Komodifikasi
yang mengukuhkan teritorialisasi SDA. Teritorialisasi berlanjut dan diperkuat
Saya gunakan ilustrasi sektor kehutanan oleh kebijakan negara yang menetapkan
yang kemudian direproduksi untuk alam komodifikasi berbagai kebijakan
sektor lainnya. Agraria di Indonesia memiliki karakter
serupa yaitu penguasaan tanah untuk
Salah satu cara teritorialisasi negara mendukung kepentingan pasar global.
secara internal, hutan yang sebelumnya Pada masa sekarang komodifikasi alam
dikelolah masyarakat adat kemudian sebagai barang yang dperjualbelikan
dengan menetapkan hutan sebagai atas nama pelesatrian lingkungan.
kawasan hutan negara. Karena negara
punya kepentingan atas tanah tersebut. Proses ini menyebabkan perempuan
dan kelompok marjinal terlempar dari
Kawasan hutan ditetapkan melalui kampung karena pemiskinan semakin
Keputusan Menteri Kehutanan Tahun terjadi, perampasan tanah membuat
1977 dan diperbaharui Tahun 1979, ruang hidup semakin sempit.
menetapkan semua wilayah yang tidak
ada hak milik individual ditetapkan Data statistik wilayah-wilayah yang
sebagai hutan negara. menjadi penguasaan negara menjadi
wilayah tingkat migrasi, bahkan menjadi
Hal ini menyebabkan ribuan kampung tempat perdagangan perempuan wilayah
dianggap tidak pernah, ada orang-orang, pengirim buruh perempuan, Sebagian
perempuan dan laki-laki dianggap tidak mereka keluar karena korban trafiking.
ada kalau ada mereka bukan warga Kebijakan tersebut bekerja sama dengan
negara, mereka penduduk ilegal di faktor ketiga
kampung sendiri, namun mereka akan Pendekatan Militerisme
dianggap warga ketika ada kepentingan Apa yang dialami Ibu Neneng, dll,
politik. adalah kisah yang menggambarkan
pendekatan militer tidak hanya dalam
rangka menghukum atau memperkecil
221
upaya mempertahankan hak tapi juga Pendekatan tersebut dikaitkan dengan
pendekatan militer dilakukan secara kriminalisasi terhadap para pejuang
formal pada masa ORBA. Dari kita tahu agraria. Kriminaliasi ini diperkuat
Soeharto merekrut militer untuk duduk dengan Undang-Undang Pencegahan dan
dalam kabinet teknis baik yang aktif Pemberantasan Pengrusakan Hutan yang
maupun purnawirawan. membuat siapa saja di kawasan hutan
mudah dikirimnalisasi jika ketahuan
Soeharto menunjuk seseorang dari menebang hutan maupun memegang
pimpinan direktur jendral kehutanan alat yang dianggap bisa menebang pohon,
bernama Sujarwo, dia rimbawan, seorang UU ini telah ditetapkan pada tahun 2013.
pejuang kemerdekaan ikut membasmi
PKI 1948 di Madiun. Dia menyatakan Ketiga faktor diatas tidak hanya pada
bahwa gagasan para ahli bahwa rakyat masa ORBA, tetapi berlangsung hingga
adalah pengelola kehutanan merupakan saat ini. Ada beragam upaya dilakukan
gagasan dari komunis. Para rimbawan untuk melindungi komunitas.
ketika pendidikan mengikuti pendidikan
militer. Ijin Hak Pengelolaan Hutan di
kawasan hutan negara yang ditetapkan
hutan produksi banyak diberikan kepada Pak Mursid menyebut keputusan
institusi militer, kalaupun diberikan kepada
Mahkamah Konstitusi:
perusahaan swasta hanya menyiapkan
modal dan jaringan pasar tapi mereka Kawasan hutan adat bukan
kerja sama dengan institusi militer. lagi hutan negara, ini tonggak
Pendekatan militer ditetapkan dalam
pengelolaan hutan negara, temasuk
perlindungan hak masyarakat
oleh Perhutani, sebuah BUMN di Jawa adat, tetapi kementerian
yang mengggunakan militer, tidak hanya
kehutanan masih mengelak
militer tapi juga para-militer. Namun para
preman bukan hanya dari luar kawasan, dari keputusan ini.
tetapi juga dari dalam kawasan. Seperti Pak Mursid tadi bilang

Sebetulnya mereka para pemuda yang


kalau mau mendapatkan
ruang hidupnya sempit, kehilangan pengakuan kata Kementerian
pekerjaan dan tidak punya tanah, menjadi
Kehutanan harus mendapat
penganggur dan direkrut menjadi para-
milliter. Pendekatan militer diadopsi pengakuan dari pemerintah
di sektor lain seperti tambang, sawit, derah dulu. Bagaimana bisa
laut, dan lain-lain. Korban militer ini
bukan hanya pejuang laki-laki tapi
dari Mahkamah Konstitusi
juga perempuan muda, yang mendapat turun ke pemerintah daerah?
kekerasan berbasis gender.
222

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
Keterlibatan Non State Actor dalam
Konflik Sumber Daya Alam
dan Pembangunan

Oleh Siti Maemunah


(Penggiat Lingkungan)

T
erima kasih kepada KKPK dan Sekarang kita kenal panduan bisnis dan
selamat sudah melaksanakan ini. HAM. Kita tahu angka pelanggaran HAM
Yang kita saksikan kasus terakhir oleh korproasi tinggi, di mana 1009 kasus
melibatkan korporasi yang kepentingan pada November sampai Desember 2012,
hanya satu bagaimana menghasilkan yang melibatkan korporasi agraria dan
kepentingan sebesar-besarnya dengan mencemarkan lingkungan.
modal murah dengan ciri perusahaan
bisa skala besar trans-nasional bisa Perusahaan prinsipnya mengatur diri
kecil bisa dibiayai bank dan kedua sendiri dan tidak diatur oleh negara. Kasus
berhubungan dengan pasar, tambak Rio Tinto di Kalimantan Timur, katanya
udang, pasir besi, nikel. Peran korporasi kami punya code of conduct, katanya
sebagai aktor pelanggaran HAM sudah CSR adalah proses mengkomunikasikan
terjadi sejak lama. perilaku buruk perusahaan.

Pengaduan itu sudah sampai di PBB Dimana negara kemudian karena


sejak tahun ’98, mereka sudah membuat perusahaan tidak mau diatur maka
komisi yang melihat bagaimana perilaku mereka yang atur negara. Kontrak karya
korporasi, yang kemudian merekomendasi Freeport ditetapkan sebelum kita punya
bahwa melindungi hak asasi manusia UU Pertambangan. Seluruh kontrak
adalah tugas negara dan korporasi karya pada masa Soeharto mengikuti
menghormati hak asasi manusia, korban kontrak karya PT Freeport.
wajib mendapat hak pemulihan.
223
Belakangan pengamanan objek vital negara SDA berbentuk fisik namun kemudian
tiap tahun ada ratusan daftar perusahaan melibatkan pelanggaran ekonomi, sosial
yang harus dijaga keamanannya oleh dan budaya oleh perusahaan tambang
tentara dan polisi. karena dia meninggalkan lubang-lubang
tambang yang tentu menjadi beban
Melihat pengalaman kasus sebelumnya kerusakan lingkungan kepada negara.
membayar langsung aparat keamanan dan
preman, dalam kasus Freeport setelah Pelanggaran EKOSOB seperti pelanggaran
dipublikasi oleh securtity exchange bahwa diam-diam dan tidak berdarah ini penting
tahun lalu Freeport membayar militer dilihat dalam sumber daya alam karena
sebesar Rp 50 Milyar. Cerita Pak Jaya, orang akan menjadi miskin dan sakit.
bagaimana kemudian Aparat Keamanan Kalau pun bicara kepulihan tidak hanya
membiarkan kasus tidak tertangani, orang tapi juga lingkungan karena
rampok musiman agar masayarakat kalau lingkungan rusak maka orang di
tidak tenang. kawasan itu juga terus sakit. Pengalaman
Masyarakat Buyat meski sudah berobat
Kasus Rio Tinto, salah satu manajer ke Jakarta tapi kalau sudah balik ke
perusahaan memperkosa 6 perempuan kampung mereka sakit lagi karena
dan tidak ada yang masuk penjara, bahkan lingkungan sudah rusak.
ada yang jadi Bupati Kutai Kartanegara,
sekarang ke korban mereka bilang Peran perempuan dalam lingkungan,
sudah kasih uang santunan. Pola tetap perempuan paling banyak berhubungan
di banyak tempat menuduh komunis. dengan SDA, air, hutan, kebun sehingga
kerusakan pada alam mengakibatkan
Pola lain dengan menetapkan skema - perempuan yang kena berlapis-lapis
skema seperti kasus perbudakan buruh dampak, itu karakternya. Cerita Pak
murah dalam praktek perusahaan. Model Jardin dari tahun ‘68 sampai sekarang
melempar tanggung jawab, PT.Inco terus berlangsung. Kemudian pada
kemudian dijual ke Nale Brazil dan pebisnis masuk ranah politik, Prabowo
Nale Brazil tidak pernah tanya kepada punya tambang batu bara, Aburizal Bakrie
masyarakat bagaimana status tanah. pemilik tambang skala besar.
Negara membiarkan perampokan luar
baisa atas SDA dan rakyatnya dibiarkan Ini tantangan ke depan, isu pelanggaran
dibayar murah. SDA penting untuk dikomunikasikan
ke publik, karena para pemain politik
Kalau kita bicara pelanggaran HAM di mendapat keuntungan luar biasa untuk
sektor SDA melibatkan korporasi dan kekuasannya.
didukung lembaga keuangan transnasional Tantangan ke depan, yang Saya rasa
dan bank nasional, dimana uang kita penting adalah masterplan percepatan
tabung di sana malah dipakai untuk ekonomi Indonesia yang membagi
mendukung korporasi yang merusak Indonesia dalam 6 bagian koridor yang
SDA.Pelanggaran HAM dalam konteks akan dieksploitasi besar.
224

Saya cukup bersemangat hari ini


karena ada dua kunci ke depan
yang jadi harapan:

“Bahwa rakyat sedang


tidak diam dan melakukan
dua hal dan mencoba
memulihkan lingkungan
mereka yang rusak
dan saya pikir ini yang
kedepan yang perlu
kita pulihkan.”
225

Ribuan hektar tanah diklaim oleh


penguasa di berbagai tingkat, institusi
militer, pengusaha besar (perkebunan
atau pertambangan) dengan cara
REFLEKSI MAJELIS sewenang-wenang dan brutal. Rakyat
WARGA yang mempertahankan tanah harus
Konflik Sumber Daya Alam berhadapan dengan berbagai bentuk
kekerasan (mulai dari penangkapan,
pemukulan, penyiksaan, pelecehan
seksual, perkosaan, pemenjaraan,
hingga penembakan).

P
ertama-tama, kami ingin menyam- Sampai saat ini ribuan warga yang
paikan rasa hormat, penghargaan mempertahankan tanahnya hidup dalam
tinggi, dan terima kasih yang kecemasan, ketidak pastian, ketakutan,
sedalam-dalamnya kepada para korban, teror dan trauma.
survivor (penyelamat-pejuang), pemberi
kesaksian, pemberi pandangan ahli, dan Payung hukum dan instrumen HAM yang
kita semua yang mendengar kesaksian seharusnya melindungi mereka seperti
dan pandangan pada hari ini. tak berdaya menghadapi cengkraman
Kami menghargai bukan cuma keberanian kekuasaan yang memangsa tanah rakyat.
untuk mengungkapkan kebenaran, Para anggota Majelis Warga adalah
dan ketulusannya berbagi pengalaman orang-orang yang tumbuh komitmennya
penderitaan tak terperi dan perjuangan menjadi pemikir, pembela HAM, dan
panjang menggapai keadilan dan membela aktivis agraria semenjak Indonesia
hak asasi mereka yang dijamin oleh dibawah kuasa rejim militer otoritarian
konstitusi UUD 1945. Soeharto.
226
Kesaksian-kesaksian itu mengingatkan wilayah dan sumber daya alami milik
kami pada apa-apa yang kami saksikan rakyat, beserta kekerasan-kekerasan
terjadi pada rejim Orde Baru. Mengapa yang dialami mereka.
setelah lebih 15 tahun setelah rejim
Otoritarian-Militer itu tumbang dan Kami sadari upaya melepaskan hubungan
Agenda-agenda Reformasi dijalankan, kepemilikan antara rakyat dengan tan-
kita masih menyaksikan kekerasan- ahnya bagaikan melepaskan nyawa dari
kekerasan yang sama, yang dialami badan manusia, jiwa dari raga manusia.
mereka yang menjadi korban perampasan Kekerasan adalah mekanisme melalui
tanah, wilayah dan sumber daya alam? mana hubungan pemilik tanah dilakukan
sedemikian rupa untuk melepaskan
Penting untuk dicermati bagaimana hubungan kepemilikan itu.
sistem-sistem politik dan ekonomi yang
menjalankan perampasan tersebut, Dalam kesaksian-kesaksian hari ini, kami
dan mesin-mesin kekerasan langsung mendengar juga bagaimana secara khusus
maupun kekerasan struktural, terus para pejuang-penyelamat itu mengalami
bisa hidup dalam jaman demokrati- penyiksaan, kriminalisasi, pemenjaraan,
sasi, desentralisasi, dan merebaknya hingga pemiskinan sedemikian rupa.
kebebasan berpendapat, berkumpul Secara khusus, kami memberi perhatian
dan berorganisasi. pada dipergunakannya berbagai bentuk
penyerangan dan kekerasan seksual
Forum untuk dengar kesaksian ini pada kaum perempuan untuk meluluh-
dibuat di tahun 2013, 15 tahun setelah lantakkan keteguhan perjuangan para
tumbangnya rejim otoriter Suharto, penyelamat-pejuang itu.
diselenggarakan oleh warga negara,
dan bukan oleh suatu lembaga negara. Kami menyampaikan pandangan bahwa
Kasus-kasus perampasan wilayah dan penggunaan dan penyalahgunaan otoritas
pencurian kekayaan alam masih terus kelembagaan pemerintah, dan kekerasan
berlangsung dengan ciri-ciri yang sama oleh polisi dan tentara, serta dikerahkan-
dengan yang terjadi di masa Indonesia nya preman partikulir untuk menindas
dibawah rejim Otoritarian-militer Orde rakyat agar melepaskan kepemilikan
Baru. Apa artinya hal ini? Suatu konsep atas tanah, wilayah dan sumber daya
yang penting dalam perspektif HAM adalah alamnya, sesungguhnya mengkhianati
memasangkan upaya perlindungan korban cita-cita mulya pendirian negara, dan
pelanggaran HAM dengan “Kewajiban melanggar asas dasar bahwa negara
Negara”. Musti menjadi cermin kita adalah badan penguasa untuk melindungi
semua bahwa lembaga-lembaga negara rakyat dan tanah airnya.
yang dbentuk semenjak Reformasi
dimulai tahun 1998-1999 belum berhasil
menjalankan “Kewajiban Negara” melindungi
korban-korban, dan menyediakan forum
penyelesaian atas perampasan tanah,
227
Para penjuang penyelamat yang bersaksi hari
ini, laki-laki dan perempuan, sesungguhnya
Indonesia tanah yang suci,
adalah mereka yang berdiri sebagai
warga Negara Republik Indonesia untuk Tanah kita yang sakti.
memberi contoh terbaik bagaimana Di sanalah aku berdiri
rakyat, laki-laki maupun perempuan,
berjuang agar eksistensinya bisa dilihat. Menjaga Ibu Sejati.
Indonesia Tanah berseri
Secara sederhana, mereka berjuang
Tanah yang aku sayangi.
agar bisa terlihat dan hak-hak mereka
bisa diakui. Menurut kami, apa yang
mereka ungkapkan bahwa “kami tidak Marilah kita berjanji In-
terlihat”, “hak-hak kami tidak diakui”,
“kami ditindas”, “kami tak bisa menyanyikan donesia Abadi. Slamatkan
lagu Indonesia Raya karena kami tak tanahnya, Slamatkah
punya tanah di sini dan sulit mendapatkan
puteranya, pulaunya, Lautnya
air, juga tidak bisa menjadi pandu ibuku,
karena kami hanya dijadikan penonton semuanya Majulah negerinya
yang tak berdaya” tak lain dan tak bukan Majulah pandunya untuk
adalah masalah kronis dari politik agraria
Indonesia saat ini. Refleksi ini akan Indonesia Raya
diakhiri dengan menyampaikan Lagu
Indonesia Stanza Tiga Indonesia Raya Merdeka,
Jakarta, 28 November 2013 Merdeka, Tanahku, Negeriku,
yang kucinta Indonesia
1. Majelis Warga:
2. Jhoni Simanjuntak
Raya Merdeka, Merdeka,
3. Septer Manufandu hiduplah Indonesia Raya
4. Noer Fauzi Rachman (2x)
5. Tati Krisnawaty
6. Ridha Saleh
230

KASUS UDIN HAMPIR


01 KADULAWARSA,
BELUM SELESAI

[Kesaksian Marsiyem Untuk Udin ]

F
uad Muhammad Syafruddin yang menitipkan sepeda motor kepada Udin.
akrab dipanggil Udin lahir di Bantul, Tanpa curiga, Marsiyem memberitahu
Yogyakarta, 18 Februari 1964 – suaminya yang sedang di depan komputer.
Meninggal karena dianiaya oleh orang Udin bertemu dengan tamunya dan
tak dikenal di depan rumah sewaannya, Marsiyem melanjutkan menyetrika.
di Dusun Gelangan Samalo, Parangtritis
Km 13 Jalan Yogyakarta, 16 Agustus Tak lama kemudian, ia mendengar
1996. Udin adalah wartawan Harian suara pukulan, ia kemudian mendekati
Bernas, Yogyakarta. Sebelum kejadian tempat asal suara. Dan ternyata Udin,
ini, Udin sering menulis artikel kritis suaminya, jatuh di lantai. Berlumuran
terhadap kebijakan pemerintah Orde darah. Berikut kesaksian Marsyiem
Baru dan militer. Ia menjadi reporter tentang peristiwa pembunuhan Udin dan
di Harian Bernas sejak 1989. dampak yang dialami keluarga mereka
hingga sekarang:
Tanggal 13 Agustus 1996 pada sekitar
10:40 malam itu, Marsyiem sedang Kejadian sudah 17 tahun yang lalu
menyetrika. Tiba-tiba terdengar ketukan terjadi di Jogja, pada saat itu Pak Udin
di pintu oleh seseorang, setelah pintu sering menulis berita di wilayah Bantul
dibuka ditanya keperluannya. Orang tak mengenai pejabat Bantul. Jadi untuk
dikenal itu menjawab bahwa dia ingin masalah ini saya sempat tanya Mas Udin,
“kenapa berita ini begitu kerasnya,” tapi
231
Pak Udin bilang, “memang kenyataan tersebut hampir 18 tahun, dan jika lebih
seperti itu jadi mau apa lagi kalau dari waktu tersebut kasus ini sudah tidak
seperti itu.” Karena beberapa hari ada bisa dituntut secara hukum. Kapolda
intimidasi semacam itu, janggal dalam DIY yang sudah berganti sekitar 15 kali,
kehidupan saya. belum juga bisa melengkapi berkas
penanganan kasus ini.
Saya tanyakan lagi karena mau digugat
Pemda Bantul, mau diajukan ke Pengadilan, Sementara berdasarkan surat yang
saya takut, tapi Pak Udin jawab, “karena diterima AJI Indonesia pada 15 Agustus
ini kenyataan sampai kapan pun akan 2012 dikirim oleh Kepolisian atas kasus
saya bela walau sampai mati” pembunuhan Udin dikirim oleh AJI
Indonesia pada tanggal 30 Juli 2012,
Setelah Pak Udin meninggal teror demi Polda DIY memberikan penjelasan berikut,
teror menghantui kehidupan kami pada poin empat, polisi Yogyakarta masih
terutama dari Polisi, dia selalu datang yakin bahwa Dwi Sumaji alias Iwik adalah
ke rumah, selalu menanyakan hal itu, pelaku utama.
kalau saya menjawab dengan berita
Pak Udin, dia mengelak. Ada polisi Kemudian menyatakan pada poin berikutnya
yang bilang, “Mbak ini masalah biasa bahwa hasil penyelidikan yang dilakukan
ini masalah perselingkuhan.” Sampai oleh Polda DIY belum mendapatkan
saat ini, Polisi menyakini ini masalah bukti signifikan.
perselingkuhan. Betapa sakitnya hati
kami dengan upaya itu. Dan telah mencoba untuk mengirim surat
resmi ke pengadilan militer Semarang
Padahal Pak Iwik sudah menarik kembali untuk meminta salinan hasil pemeriksaan
pengakuannya. Teman-teman wartawan Sri Roso Sudarmo. Kemudian pada 30
kerja keras mengikuti temuan polisi, Agustus 2012 Yogyakarta polisi mengirim
bahkan ada pembentukan TPF untuk surat sekali lagi untuk AJI Indonesia
masalah ini, tapi Polisi bersikeras kembali jawaban yang sama dengan
itu masalah perselingkuhan. Jaksa surat yang disampaikan oleh Indonesia
menuntut bebas. AJI menyatakan bahwa sejak rilis Iwik,
polisi telah membentuk tim untuk
Saat ini sedang pengadilan pra peradilan menyelidiki kasus ini dan sampai bahwa
di Jogjakarta. Cuma yang kami butuhkan saat ini masih belum menemukan bukti
kenapa Polisi begitu? Memang berat kuat yang mengarah kepada pelakunya.
menjalani peristiwa ini, tapi banyak
dukungan yang membuat saya kuat. Saya cuma berharap kalau polisi tidak bisa
Saya harapkan hanya kebenaran saja mengungkap kasus ini, bikin saja surat
jangan sampai hal ini direkayasa lagi. keterangan dihentikan atau dilanjutkan.
Kasus Udin saaat ini sedang diangkat Biar anak-anak saya tidak trauma dengan
lagi dalam persidangan pra peradilan kejadian ini kasihan mereka baru 2 tahun
di Jogja. Saat ini batas waktu kasus waktu kejadian.
232

02 API MARSINAH TAK


TERPADAMKAN

[Kesaksian Marsini untuk Marsinah ]

M
arsinah lahir tanggal 10 April untuk dilakukan autopsy. Dokter forensik
1969. Dia buruh di pabrik arloji RSUD Surabaya menyimpulkan bahwa
PT Catur Putra Surya (CPS)sejak Marsinah tewas akibat penganiayaan
tahun 1991. Karena merasa adanya berat.
ketidakadilan diantara buruh lokal dan
buruh dari Tiongkok menyangkut jumlah Pada tanggal 30 September 1993,
gaji dan jam kerja, Marsinah melakukan Badan Koordinasi Stabilitas Nasional
protes. Karena itu ia hampir dikeluarkan. dan Daerah (Bakorstranasda) Jawa
Dia ditemukan tewas di Hutan Wilangan, Timur membentuk Tim Terpadu untuk
Nganjuk pada 8 Mei 1993 dalam posisi melakukan penyelidikan dan penyidikan
melintang, sekujur tubuhnya penuh luka kasus pembunuhan Marsinah.
memar bekas pukulan benda keras.
Kedua pergelangannya lecet-lecet, Penanggung jawab tim adalah Kapolda
dalam keadaan terikat. Tulang pang- Jawa Timur dan Komandan Satgas
gulnya hancur. Kadit Reserse Polda Jawa Timur, yang
beranggotakan penyidik/penyelidik Polda
Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak Jawa Timur serta Den Intel Brawijaya.Tim
dara. Pada bagian yang sama menempel tersebut secara diam-diam menangkap
kain putih yang berlumuran darah. Mayat para petinggi PT CPS. Mereka diinterogasi
Marsinah segera dibawa ke RSUD Surabaya serta mengalami penyiksaan fisik maupun
mental di markas Kodam V Brawijaya.
233
Mereka dipaksa mengaku telah membuat
skrenario dan menggelar rapat untuk
membunuh Marsinah. Pemilik PT CPS,
Yudi Susanto, juga termasuk salah satu
yang ditangkap.

Setelah18 hari kemudian, mereka telah


mendekam di tahanan Polda Jawa
Timur dengan tuduhan pembunuhan
Marsinah. Pengacara Yudi Susanto
mengungkap adanya rekayasa oknum
aparat Kodim untuk mencari kambing
hitam pembunuh Marsinah.

Para aktivis pada waktu itu turut melakukan


kegiatan kampanye dan pendampingan
terhadap kasus Marsinah.

Munir dan beberapa LSM lain turut


serta dalam investigasi independen
dan kampanye untuk penuntasan kasus
Marsinah. Mereka membentuk KSUM
(Komite Solidaritas Untuk Marsinah).
KSUM mendapatkan berbagai intimidasi
oleh Bakorstanasda, agar KSUM meng-
hentikan kegiatannya. Namun advokasi
terus dilakukan oleh KSUM, termasuk
mengawal pengadilan rekayasa atas
orang-orang yang ditangkap oleh Tim
Terpadu Bakorstanasda.

Marsini, kakak perempuan Marsinah


memberi kesaksian tentangg peristiwa
pembunuhan Marsinah dan dampak
yang dialami keluarga mereka

Saat itu saya hamil 8 bulan. Sejak 10


Mei 1971 saya dan Marsinah ditingggal
ibu karena meninggal dunia. Karena ibu
meninggal dunia, saya terpisah dengan
ayah, bersama adik tinggal di rumah
nenek. Sewaktu kelas 5 SD, saya pindah
234
ke rumah Paman, dan disusul oleh Adik saya ditemukan di gubuk di Wilangan,
Marsinah ketika saya duduk di kelas 3 Nganjuk, Polisi datang dan bertanya,
SMP. Marsinah kemudian melanjutkan “mana baju terakhir?” mestinya Polisi yang
sekolah di SMP tangani karena itu baju itu barang bukti.
Keluarga menjadi sasaran utama untuk
Negeri dan saya di SPG Negeri, walau diselidiki, juga Pak De saya, termasuk
nenek berat membiayai. Sesudah saya orang tuduhan juga. Setelah itu pernah
lulus saya pindah ke kawasan industri jam satu malam ada intel memberitahu
di Surabaya, lalu adik saya ikut juga. agar dibongkar makamnya. Makam adik
saya dibongkar tiga kali, dan tahlilan
Awalnya dia diterima brekerja di perusahaan tiga kali juga Saya memang berambisi
lain, tetapi kemudian pindah ke CPS, agar adik saya diketahui pembunuhnya
sebuah PT yang memproduksi arloji. dan ditangkap.
Tahun 1991, ada masalah di di tempat
kerjanya, ia hampir dikeluarkan, namun Ada salah satu Polisi datang dengan
adik saya ada dasar kuat akhirnya tidak temannya, ada surat ijin saya tandantangani
dikeluarkan. begitu saja, lalu ada aparat datang dan
saya disorongi tulisan, saya bilang ini
Di situ dia diperlakukan tidak sama surat apa? Dibilang kelanjutan surat
terutama merasakan perbedaan, kalau keroncong, jadi saya tanda tangan
tenanga kerja dari Cina, kerja ringan aja kertas kosong, sampai sekarang
upah tinggi, sementara yang tenaga di berpikir apa itu dipakai untuk merekayasa
sini, upah rendah sementara tenaga peristiwa adik saya?
diperas. Dia mau minta bantuan ke LBH.
Saya nasihati agar tidak melanjutkan Malam hari saya didatangi lagi oleh
rencananya. aparat, saat itu pembantu tidur dan
saya bangunkan, saya bilang kalau ada
Setelah bercerita dengan kasus yang saya apa-apa, tolong lompat lewat jendela.
pernah alami betapa sulitnya melawan Kesedihan saya karena saya sendirian
perusahaan dan kalah, akhirnya dia melewati semua ini, saya dari kecil
tidak melanjutkan niatnya. Dia lalu mau hidup karena belas kasih keluarga, saya
melanjutkan sekolah hukum. mencari hidup sediri dan menemukan
kondisi adik saya sendiri dan itu goncangan
Tahun 1992, saya diangkat menjadi bagi saya.
guru di desa terpencil, adik saya tetap
di Surabaya. Saat itu ada pengembangan
pabrik CPS di Porong. Waktu adik saya
pulang pada Januari ’93, saya sempat
menanyakan, kenapa bisa buka cabang
di Porong ?. Dia bilang, pabrik itu buka
cabang untuk memproduksi barang yang
bisa duplikat jam-jam merek terkenal.
235

HANYA ADA SATU KATA,


03 “LAWAN”

[Kesaksian Wahyu Susilo untuk


Wiji Thukul]
kota bahkan di aksi-aksi massa.

W
iji Thukul atau Widji Widodo
dilahirkan di Sorogenen, Solo, Dia sempat pula berjualan koran, jadi
tanggal 26 Agustus 1963 dari calo karcis bioskop, dan menjadi tukang
keluarga tukang becak, Aktif berkesenian plitur di sebuah perusahaan meubel.
mulai sejak SMP ketika bergabung
dengan Sanggar Teater Jagat. Lulus Menikah dengan Sipon rekannya satu
dari SMP, Thukul melanjutkan studi di teater pada tanggal 23 Oktober 1988 dan
SMKI (Sekolah Menengah Karawitan dikaruniai dua orang anak, Fitri Nganthi
Indonesia sampai kelas II. Thukul juga Wani dan Fajar Merah.
menulis puisi. Puisinya pernah dibacakan
di Radio PTPN Solo, dimuat di Mutiara, Represi aparat mulai dirasakan ketika
NOVA, Swadesi, Inside Indonesia dan Thukul bersama rakyat di kampungnya
Suara Merdeka. Pergumulannya dengan memprotes pencemaran pabrik tekstil
kesenian kerakyatan semakin mendalam PT. Sari Warna Asli. Dalam aksi ini
ketika mulai mengembangkan aktivitas Thukul sempat ditangkap dan dijemur
kesenian di kampung bersama teman- oleh aparat Polresta Surakarta.. Thukul
temannya yang kebanyakan kaum buruh. kemudian bergabung dalam Jaringan
Dia mulai membaca puisi di kampus, Kerja Kesenian Rakyat (JAKER), sebagai
di gedung kesenian dan ngamen di bis salah satu organ dari Partai Rakyat
Demokratik (PRD).
236
Dalam satu aksi buruh PT. Sritex pada Asli di Solo yang mencemari sungai
Desember 1995, Thukul dianiaya oleh dan mencemari warga. Kakak saya
aparat hinga salah satu matanya hampir mengorganisir masyarakat dan protes
buta. di depan pabrik. Lalu ditangkap dan
diinterrogasi semalaman. Ditangkap
Ketika pecah peristiwa penyerangan lagi tahun ’93, waktu itu terjadi kasus
kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI), pelecehan seksual buruh perempuan di
pada 27 Juli 1996, di Jalan Diponegoro Karang Anyar. Waktu datang ke DPRD
Jakarta, PRD dianggap terlibat dalam kami bersama. Setelah didampingi
peristiwa tersebut. pengacara, baru dibebaskan pada
malam hari.
Selain itu PRD juga dianggap sebagai
organisasi yang berdasarkan komunisme, Pengawasan tidak hanya secara fisik,
sehingga beberapa aktivisnya ditangkap korespondensi juga diawasi. Satu kali
oleh Polisi dan Thukul menjadi salah dapat kiriman dari Belanda, saat tiba
satu orang yang dijadikan sasaran di rumah kiriman sudah buka.
penangkapan. Sejak saat itu Thukul
menjadi buronan. Tahun ’95, ketika peringatan Indonesia
Emas, kakak dengan JAKER dari seluruh
Thukul hidup berpindah-pindah dengan Indonesia, kami peringati Indonesia Cemas
bantuan kawan-kawannya di berbagai pada Agustus ’95, rumah kami digerebek
tempat, di Solo, Salatiga, Jogjakarta, dan lukisan anak-anak dirampas. Saya
Jakarta bahkan sempat Pontianak. Terakhir kira yang paling membuat fisik Widji
Thukul bertemu dengan keluarganya Thukul sakit adalah ketika demo buruh
adalah pada Desember 1997 ketika pada desember ‘95 , PT Sritex pemasok
anaknya yang kedua akan merayakan baju untuk militer dan ABRI, di situ dia
ulang tahun yang ketiga. Kontak terakhir dipopor senapan dibagian mata sampai
dengan istrinya pertengahan tahun 1998. hampir buta.
April 2000, hilangnya Thukul dilaporkan
oleh keluarganya ke KontraS. Tapi tidak menyurutkan perjuangannya.
Tragedi pertama datang ke keluarga
Berikut Kesaksian Wahyu Susilo, adik Widji kami ketika dia dinyatakan sebagai
Thukul, dalam acara Dengar Kesaksian DPO dalam penyerbuan kantor PDI [27
yang dilaksanakan di Jakarta pada 29 Juli 1996], Agustus ’96, Thukul agar
November 2013: bisa menyelamatkan diri, dia pindah
Acaman terhadap Widji Thukul sudah dari kota ke kota. Mba Sipon (isteri
lama berlangsung, sebelum penculikan Widji Thukul), diinterogasi, diintimidasi,
’98, sejak kasus Kedung Ombo tahun Wani (anak perempuan Widji Thukul) di
’89, karena saya dan kakak tinggal sekolah diolok-olok sebagai anak PKI
satu rumah di Jogja bersama teman dan Fajar [anak laki-laki Widji Thukul]
Jogja, Solo. Pertama kali Widji Thukul yang seharusnya setiap hari bertemu
ditangkap tahun ’90 , kasus PT Sariwarna ayahnya, dia tidak ingat ketemu ayahnya.
237

Itu juga saya alami pada akhir Agustus Deklarasi Thukul hilang baru tahun 2000.
‘96 ditangkap BIA di kantor Solidaritas Tidak ada perhatian sama sekali atas
Perempuan, diinterogasi selama 24 jam, kasus-kasus ini, hak sipilnya terabaikan,
ditelanjangi, dimasukan ke kolam dipukul hak ekonomi juga terabaikan. Berulang
pake ember, disetrum kemaluan saya. kali Mba Sipon mengajukan pinjaman
Selama 24 jam saya mengalami itu, tapi tapi semua harus atas nama suami,
beruntung waktu itu kakak saya selamat Wani ditanya ketika ambil raport, “
menyeberang ke Kalimantan. bapakmu dimana?” tidak bisa jawab
karena negara tidak memberi status
Ini menyebabkan ketika kakak saya tidak di mana orang yang hilang saat itu. Ini
bisa bekomunikasi sekitar Maret atau April implikasi yang dialami keluarga Widji
’98, kami dalam keadaan ragu, apakah Thukul sampai sekarang.
dia masih dalam kondisi bersembunyi
atau dihilangkan. Ada optimisme pada
tahun ’98, ada tapol yang dibebaskan.
Kami masih menunggu Thukul pulang.
Lalu ada investigasi, semua kontak
menyatakan Thukul hilang.
238

BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun
Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri
Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami Di manapun

[WIJI THUKUL]
239

DITUDUH SEPARATIS,
04 PERDAMAIAN TIDAK
TERWUJUD

[Kesaksian Ferdinan Marisan,


untuk John Rumbiak]
oleh TNI dengan tuduhan melakukan
pencemaran nama baik TNI terkait

J
ohn Rumbiak lahir di Pulau Biak,
laporan Elsham tentang keterlibatan
Papua pada 1962, Ia kemudian
Kopassus dalam Kasus Penembakan
mendirikan Lembaga Studi Advokasi
di Tembaga Pura, Timika tahun 2002.
dan HAM di Jayapura. Dibawah supervisi
John Rumbiak, ELSHAM telah menjadi
Ferdinan Marisan, Direktur Elsham
baris terdepan mengerjakan advokasi
bersaksi tentang Sosok John Rumbiak
dan pelaporan HAM. Pada tahun 2003,
dan dampak yang dialami Elsham pasca
John Rumbiak melakukan siaran pers
gugatan Pangdam atas Elsham terkait
di LBH Jakarta tentag keterlibatan
Kasus Tembaga Pura:
Kopassus dalam Perisriwa penembakan
di Tembaga Pura, Timika. Kemudian
Saya kenal John Rumbiak sejak tahun ‘95,
John Rumbiak berangkat ke Amerika dan
ketika masih mahasiswa di Uncen. Tahun
baru tahun 2005, pulang ke rumahnya,
’94, terjadi penembakan terhadap pendeta
dan menderita stroke hingga sekarang.
di Gereja di Timika waktu perayaan Natal,
dan John Rumbiak menginisiatif untuk
Sebelum sakit, John Rumbiak aktif
melakukan investigasi. Dia mulai menulis
melakukan kampanye pelanggaran HAM
kejadian itu dan laporan diserahkan
di Papua di Amerika dan Australia. John
kepada Komnas HAM tahun ’95. Pada
Rumbiak dan Elsham kemudian digugat
waktu bertemu John pertama kali, dia
240
bilang, “kalian kalau mulai membantu nama baik Pagdam dan Kopassus.
rakyat kecil maka nyawa jadi taruhan, Yohanes Bonay sebagai ketua Elsham
ditahan dan akan dibunuh.” Papua yang menghadiri sidang-sidang
itu, karena John belum pulang dari
Tahun ’95, kami demo dan meminta Amerika. Elsham dituntut minta maaf
pemerintah mengusut kasus penembakan kepada Pangdam dan Kopassus dan
tersebut dan terbukti dibawa ke Pengadilan membuat pernyataan di media bahwa
Militer. Pelakunya ada yang dihukum ada TNI tidak terlibat dalam penembakan di
yang bebas dan ada yang pangkatmya Tembaga pura. John sendiri kampanye di
diturunkan Amerika dan Australia tentang kasus itu.

John lalu membentuk Lembaga Elsham Pada 24 Februari 2005 sampai 25 Februari
Papua, bekerja pertama untuk kasus pagi, John Rumbiak diinterogasi FBI
penembakan masyarakat sipil di Timika, di Amerika, ketika dia pulang sampai
tahun ’96, dimana terjadi penyanderaan di rumahnya dia kena stroke. Dia
beberapa peneliti oleh Kelly Kwalik dan tinggal di New York untuk pemulihan
waktu itu pembebasan dilakukan oleh dan sampai sekarang dia tidak pulih.
Kopassus yang dipimpin Prabowo. Saya Saudara perempuannya mendengar
ingat mereka mengecat helikopter dengan John jatuh sakit, akhirnya ikut sakit dan
palang merah dan mereka menembaki satu minggu kemudian meninggal dunia.
masyarakat. Kami bekerja di kantornya Akibat kepada lembaga, tahun 2003-2009
John yang kecil, dan dia tidak mau pulang Elsham dicap lembaga Separatis di
ke rumah karena setiap malam orang Papua dan mendukung Papua Merdeka.
datang ke rumah, mengenakan seragam Kami percaya, apa yang kami kerjakan
dan tidak mengetuk rumahnya itu suatu kebenaran dan tidak ada yang
bisa memotong perjuangan kami di Tanah
Tahun 2000 terjadi pembunuhan terhadap Papua Kami tetap melakukan advokasi
Theys, John melakukan investigasi. Tahun dan ke depan berharap pemerintah tidak
2002, penembakan warga Amerika di lihat LSM HAM dengan sebelah mata,
Tembaga Pura, kami bersama John kalau Negara masih lihat kami sebagai
melakukan investigasi, dan dari kesaksian separatis maka perdamaian di Papua
masyarakat menyebutkan bahwa ada tidak akan terwujud.
Kopassus yang terlibat. John lalu membuat
siaran pers di LBH Jakarta.

Karena John dianggap melakukan tidakan


tidak benar maka dia ditetapkan sebagai
tersangka, Pangdam bilang Kopassus
tidak terlibat, padahal jelas indikasi
keterlibatan Kopassus di lapangan. Tahun
2003, Elsham dibawa ke Pengadilan
dituduh oleh Pangdam mencemarkan
241

Tambahan informasi dari


Pater John Jonga:

s
ewaktu pengadilan kasus
Elsham tahun 2003, saya
sebagai saksi dengan Mama
Yosepa di Pengadilan Militer
tentang Deky Murib yang 12
tahun diberi perlindungan oleh
Kopassus dan saya mengambil
keterangan seorang yang dididik
militer, saya bawa bukti itu ke
pengadilan. Saya sempat ditanya
Jaksa tujuan apa membuat video
ini, saya bilang tidak ada tujuan
karena seseorang datang kepada
kami dan pengakuannya penting
maka kami rekam. Dan dalam
putusan pengadilan Elsham
didenda 50 M. Kami kalah tapi
tak apa karena kami benar.
242

RACUN HANYA
05 MELUMPUHKAN JASAD
MUNIR

[Kesaksian Choirol Anam untuk


Munir]
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan) dengan dukungan dari 12

M
unir lahir pada tanggal 8 Desember
LSM pro-demokrasi termasuk YLBHI.
1965 di Malang. Ia aktif dalam
Awalnya Munir menjadi Koordinator
isu-isu hak asasi manusia masih
Komite Kerja Kontras, kemudian ia
kuliah hukum Universitas Brawijaya.
memimpin Dewan Pengurusnya .
Setelah mendapat gelar sarjana hukum ia
bekerja untuk Yayasan Lembaga Bantuan
Pada tanggal 7 September 2004, Munir
Hukum Indonesia (YLBHI) Kantor Jawa
meninggal dalam penerbangan dari
Timur. Selama tahun 1990-an ia menjadi
Indonesia ke Belanda. Otopsi yang
penasihat hukum untuk sejumlah korban
dilakukan oleh Institut Forensik Be-
kekerasan dan represi aparat negara. Ia
landa menemukan kandungan arsenic
kemudian memimpin Divisi Operasional
dengan tingkat mematikan didalam
YLBHI.
tubuhnya. Choirol Anam mewakili Komite
Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM )
Munir pertama kali muncul dalam
memberi kesaksian tentang advokasi
kampanye yang terjadi pada akhir 1997
dan kampanye yang dilakukan KASUM
dan awal ‘98 ketika dua lusin aktivis
dalam penanganan kasus Munir.
pro-demokrasi diculik. Pada puncak
kampanye ini, Munir mendirikan organisasi
hak asasi manusia KontraS (Komisi
243
Setiap malam saya, Panca, Usman, Catatan publik Pollycarpus bicara
Haris dan Mufti yang kurang lebih dengan Muchdi, ada 40 kali, tapi dalam
seumuran di Tebet sana, menikmati catatan tim TPF lebih dari 100 kali. Yang
diskusi dengan Cak Munir. Dia tidak meninggal mendadak terakhir adalah
pelit dengan informasi. Waktu dia mau Ongen, dia adalah orang yang mengetahui
sekolah pun antara merelakan atau posisi duduk antara Ongen, Poli dan Cak
tidak karena momen setiap malam itu. Munir dan diduga tahu bagaimana racun
masuk dalam Cak Munir. Setidakmya ada
Saya mewakili KASUM untuk menceritakan 4 orang meninggal terkait kematian Cak
apa yang tidak terungkap di publik Munir. Terakhir yang tidak terkonfirmasi
ketika mengadvokasi kasus ini, tentang adalah Kolonel Budi, dia memberi
orang-orang yang meninggal dunia kesaksian Poli masuk intelijen negara dan
disekitar pengungkapan kasus Munir, Direktur Garuda. Budi adalah Direktur
walau belum bisa dibuktikan secara legal 1 di bawah Deputi 3.
tapi bisa ditarik benang merahnya. Ada
Dokumen bahwa Pollycarpus sudah di Dia ada di Pakistan katanya, masih di
Singapura tanggal 5 dan 6 [September sana, dan ada yang bilang sudah men-
2006], paginya dia balik ke Indoneisa, inggal. Kami buka di sini untuk melihat
malam [tanggal] 6 dia ke Singapura banyak dilakukan pelaku untuk menutup
bersama Munir. jejak. Tidak hanya terjadi pada Orba tapi
sekarang terjadi pembungkaman orang
Kami menemukan orang yang menjemput dengan mengambil nyawaya.
Polly di Singapura meninggal tidak wajar.
Ada pertemuan di ruang pertemuan B KASUM menjadi contoh cara advokasi
? Ada sketsa, ada perencanaan di situ publik dan itu yang penting, ada tukang
Orang yang memberi informasi adalah becak yang tiba-tiba kampanye, ada
purnawirawan, baru pensiun salah satu tukang ikan di Jatinegara sana yang
anggota mereka, dia minta ketemu di tiba-tiba kampanye dengan cara sendiri,
resepsi pernikahan, tapi kami tidak pergi. KASUM bertahan 6 tahun tanpa timbul
Sekian hari kemudian kita ketahui dia tenggelam dan ini bisa jadi best practice
meninggal. Orang yang mengundang Cak bagi kita semua.
Munir, Wija Subijakto, dia deputi 7 intelijen
Angkatan Laut, dia jago informasi, Cak Ketika TPF berakhir masa kerjanya, kita
Munir tidak mau datang. Dari situ kita putuskan gugat Garuda untuk menjaga
telusuri bahwa BIN terlibat. Kami juga tensi informasi di masyarakat tetap
mendapatkan informasi dari seorang terjaga, di acara Kick Andy tema Munir
teman, untuk mendapatkan dokumen lebih dari 3 kali, Koran Jawa Pos hampir
telpon yang bisa jadi dokumen hokum. tiap hari ada tema tentang Munir. Kalau
Hanya Wija yang bisa dan ternyata Wija ambil contoh baik tentang manajemen
meninggal dunia, katanya serangan kampanye, KASUM baik dalam agar
jantung. Dia bisa membaca bagaimana kebenaran ini terjaga terus. Jargon kita
komunikasi itu ada. hari ini adalah membangun Sahabat
244

Munir, sahabat yang berani dan tidak Pada bulan Juni, polisi menahan Muchdi
melupakan masa lalunya.Kami selalu Purwoprandjono, jenderal purnawirawan
meyakini bahwa tidak ada jalan yang bintang dua, eks Deputi V BIN sebagai
buntu, yang ada kita harus berpikir tersangka dalam kasus pembunuhan
keras untuk menembus itu semua. Munir tanpa merinci perannya pada
saat pendakwaan.

Informasi pengadilan kasus Munir. Jaksa menuntut Muchdi dengan penjara 15


Januari 2008, mantan pilot Garuda tahun. Pada 31 desember 2008, Pengadilan
Pollycarpus Budihari Priyanto dijatuhi Jakarta Selatan menjatuhkan vonis bebas
hukuman 20 tahun penjara oleh Mahkamah atas Muchdi.Oktober 2013, untuk kedua
Agung karena terbukti memberikan kalinya Mahkamah Agung mengabulkan
Munir minuman yang telah dicampur pengajuan PK oleh Pollycarpus dan
racun saat transit di Bandara Changi memotong masa tahanannya menjadi
Singapura. Pengadilan juga menghukum 14 tahun penjara, berkurang 6 tahun
Indra Setiawan, mantan kepala nasional penjara dari putusan awal yaitu 20 tahun
Garuda, satu tahun penjara karena penjara.
perannya dalam kasus yang sama.
245

06 MEMBANGUN KEMBALI
AMBON MANISE

[Kesaksian Baihajar Tualeka]

B
aihajar Tualeka lahir di Pelauw, Kristenisasi. Masyarakat mulai mengurangi
Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten interaksi dengan komunitas lain, dampak
Maluku Tengah, pada tanggal psikologis mulai dirasakan.
4 Februari 1974. Saat ini menjabat
sebagai Direktur Lingkar Pemberdayaa Ketika meletus kejadian di tanggal
Perempuan dan Anak (LAPPAN) Ambon. 11 September 2011, jam 14.00 WiT,
Pasca konflik Maluku, dia aktif mem- saya dikontak oleh beberapa ibu-ibu
bangun dialog-dialog untuk menciptakan di Waringin bahwa ada insiden demo,
situasi damai diantara komunitas yang mobilisasi massa dalam jumlah yang
berbeda keyakinan. Berikut penuturan besar, polisi belum ada,
Ibu Baihajar dalam mempromosi dan
menjaga perdamaian pasca Konflik Ketika inisiasi ibu-ibu itu mendatangi
Maluku, termasuk ketika konflik kembali kantor polisi, namun tidak ditanggapi oleh
terjadi pada September 2011. aparat yang bertugas saat itu. Bahkan
ketika audensi dengan Kapolres Pulau
Sebelum kerusuhan di bulan September Ambon PP Lease di tahun 2011 “beliau
2011 awalnya muncul beberapa isu dan mengatakan bahwa sulit menyelesaikan
selebaran menjelang pemilihan Walikota persoalan yang terjadi di Ambon, karena
Ambon bahwa akan terjadi konflik di akan dianggap berpihak kepada kelompok
Ambon, Ambon akan diIslamisasi dan tertentu atau tidak netral”. Bila aparat
tidak serius, maka masyarakat di wilayah
246
konflik kian resah, lemahnya penegak berjalan sepanjang Pantai Mardika,
hukum, tidak adanya jera kepada pelaku, walaupun mendengar beberapa kali
menyebabkan masyarakat main hakim suara tembakan dan bom. Kemudian
sendiri. Jarak Waringin dengan Polres saya pergi mencari satu persatu kepala
Pulau Ambon, hanya berjarak kurang keluarga, dan meminta mereka untuk
lebih 1 KM. Pemukiman ini berada dalam berkumpul di satu tempat, supaya
pusat kota akses ke pihak kepolisian dan memudahkan untuk saling kordinasi,
TNI sangat dekat. Saat kejadian saya
sedang dalam perjalanan menuju kota Yang ada dipikiran saya, apakah komu-
Ambon, hendak pulang ke rumah namun nitas masih bersemangat seperti dulu?
belum sampai di rumah Waringin sudah Semoga mereka tetap survive dan tidak
terbakar bahkan tidak bisa lewat, karena mudah rapuh. Malam makin larut, duduk
semua jalan untuk menuju Waringin sambil bercerita, mulai membagi tugas,
sudah ditutup dan dibarikade. menghimbau untuk laki-laki agar tidak
kembali ke Waringin dan melakukan
Pada saat itu, angkutan umum yang aksi anarkis.
kami tumpangi menurunkan kami di tepi
jalan karena angkutan tersebut tidak Kemudian membangun komunikasi
bisa masuk terminal. Kondisi sudah dengan korban lainnya yang rumahnya
tegang dan aksi mobilisasi masa dengan terbakar dalam insiden ini. Hal utama yang
membawa senjata tajam di beberapa perlu di sadarkan adalah soal mengelola
lokasi termasuk di tugu Trikora Ambon. rasa marah, dendam, memahami isu
Jalanan yang biasanya dilewati sudah dan konten konflik, supaya masyarakat
penuh dengan banyak orang, mereka tidak larut dalam kemarahan. Kami
berdiri sambil membawa alat tajam sepakat untuk tidak saling menuduh
dan sebagian bertanya-tanya “apa yang dan menyalahkan komunitas tertentu,
sedang terjadi?” Waringin sudah terbakar, kami mereflesikan dan sepakat bahwa ini
rumah kamu bagaimana? musibah, maka semua harus semangat
dan bangkit kembali.
Siapa yang bisa dikontak untuk ambil
barang-barang atau dokumen? Saya tidak Waringin merupakan daerah yang mix
bisa menjawab hanya diam. Kami harus di Kota Ambon, sejak terbakar beberapa
memulai dari nol kembali untuk memulai kali, masyarakatnya mulai pesimis untuk
kehidupan baru. Yang ada dipikiran kembali, pilihan opsi untuk relokasi di
saya bahwa harus siap menghadapi tempat lain, mereka menolak karena
kenyataan agar tidak lelah dan terlarut lahan yang mereka tempati adalah
dalm kesedihan. Saat duduk di tepi jalan warisan para lelehur mereka dari Buton
di puncak Batumerah, saya melihat ada yang sudah lama menetap di Ambon.
beberapa bapak-bapak sedang membawa Tahun 2005, saya memutuskan untuk
anak-anak untuk mengungsi. tinggal di Waringin, awalnya ditolak oleh
Suasana mulai tegang, beberapa ruas Bapak saya, karena dianggap daerah
jalan ditutup dengan kontener, saya yang tidak aman.
247
Pada bulan Mei, saya merupakan orang Penamaan gang ini bertujuan untuk
yang pertama tinggal di Waringin di memelihara damai berkelanjutan antar
tengah puing-puing saat itu. Kemudian, komunitas dengan harapan konflik tidak
beberapa kepala keluarga mulai berani berulang lagi.
datang dan mau menetap untuk tinggal.
Langkah berikutnya kami menghim- Pada September 2011, ketika daerah
bau agar mereka kembali pulang dan Waringin terbakar untuk ketiga kalinya.
membangun kampung. Himbauan ini Butuh waktu lama bagi warga untuk
di lakukan karena kondisi kehidupan meyakinkan diri kembali membangun
mereka di kamp pengungsian saat itu Waringin. Dari ibu-ibu di Waringin gagasan
sangat jorok, tidak ada air bersih, banyak Napak Damai ini berawal. Kali pertama
persoalan dan kian miskin. Setelah kami Napak Damai dilakukan pada tahun
semua mulai tinggal di Waringin, saat 2012 dimaksudkan untuk membangun
itu mulai melakukan berbagai kegiatan ketahanan masyarakat dan merekatkan
sosial, melakukan dialog lintas komunitas kembali hubungan antar warga yang
terkait hidup orang basudara, karena terkoyak akibat konflik.
komunitas Waringin terdiri dari Muslim
dan non Muslim. Dalam diskusi Napak Damai, peserta
juga mendiskusikan strategi advokasi
Melalui inisiasi oleh ibu-ibu, kami mulai hak-hak mereka, termasuk tentang
membangun insfrastruktur di kampung bantuan bahan bangunan rumah dan
seperti jalan setapak, air bersih, pengelolan mengusulkan sejumlah rekomendasi
sampah komunitas, posyandu, PAUD kepada pemerintah tentang jaminan
dan membangun ketahanan diri warga. rasa aman dan melahirkan ide dialog
Kami kembali membangun dan menata lintas tetangga untuk memelihara damai
kampung dari sisa puing-puing, menata berkelanjutan.
kembali kehidupan, dengan harapan
konflik tidak berulang.

Pada tahun 2009, para ibu di pemuki- “Semua berharap konflik


man ini bersepakat untuk menjadikan
tidak terulang kembali,
Waringin sebagai situs memorialisasi,
sebuah tempat untuk mengingatkan dan mereka dapat den-
agar kejadian kerusuhan serupa tidak
berulang di masa mendatang. Untuk itu gan tenang menetap
mereka menamakan gang di pemukiman dan mengupayakan
itu dengan nama-nama yang memberikan
pesan damai seperti Gang Damai, Gang kehidupan baru yang
Anti Kekerasan, Gang Kebersamaan,
lebih baik.”
dan Gang Kebangkitan.
248

KORBAN PENCULIKAN
07 TERHADAP MAHASISWA
AKTIVIS MAHASISWA
TAHUN 1998

(Kesaksian Mugiyanto)

M
ugiyanto lahir di Jepara, Jawa yang dilepaskan. Saya aktivis mahasiswa
Tengah pada tanggal 2 November dan oleh Orba apa yang kami lakukan
tahun 1973. Ketika diculik tahun dituduh subversif.
1998, dia adalah mahasiswa sastra Inggris Tanggal 3 Maret ’98, saya diambil
UGM Yogyakarta. Setelah dibebaskan ia dari rumah kontrakan Rumah Susun
aktif di Ikatan Keluarga Orang Hilang Klender, saya dibawa ke Duren Sawit
Indonesia (IKOHI) yang mulanya diinisiasi dan Koramil Jakartra Timur, ke tempat
oleh Munir yang kala itu menjadi ketua dimana mengalami penyiksaan.
KontraS. Mugiyanto menjadi ketua IKOHI Cuma pakai celana dalam, kaki dan tangan
hingga sekarang sekaligus sebagai ditutup, disetrum, ditanya mengapa kami
presiden federasi penghilangan Paksa ingin Dwi fungsi ABRI dicabut, mengapa
Asia (AFAD, Asian Federation Againts mau Timor Leste merdeka, termasuk
Involuntary Disappearances).Mugiyanto dipertanyakan hubungan dengan Gus
memberi kesaksian Kasus Penculikan Dur, Amin Rais dan Megawati.
Aktivis Mahasiswa 97/98.
Terima kasih telah diberikan waktu, Di tempat penyiksaan saya baru sadar
saya adalah salah satu dari korban kalau saya tidak sendirian, ternyata ada
yang diculik militer, Kopassus, tahun orang lain yang mengalami penyiksaan.
1998 dan selamat. Ada 24 orang yang
diculik Kopassus pada tahun ‘97-98.
Dari 24 orang yang diculik, ada 9 orang
dilepaskan dan saya satu dari 9 orang
249
Dari suara saya kenal, Nesar Patria dan
satu kawan lain, Aan Rusdianto. Mereka
selamat namun sekarang bergabung
dengan Partai Prabowo.
“Saya hargai korban yang
Setelah dua hari dari tempat X, berhenti
di beberapa tempat, di Kodam Jaya, di memberi kesaksian dan
Jakarta Timur diinterogasi, dibawa jalan
lagi, mata ditutup diancam dibunuh
dari kesaksian yang diberi
dan dibuang di jalan tol dan kemudian mereka tidak hanya bahas
diturunkan di Polda Metro Jaya dan
ditahan di sana. Saya diperiksa dari dirinya tapi tentang bangsa
jam 5 sampe 11 malam, dikenakan ini. Beda sekali dengan SBY
pelanggaran UU Subversif.
yang hanya bicara dirinya
Di situ, saya kenal dekat dengan Munir dan keluarganya. Banyak
dan dia jadi pengacara saya. Ketakutan
dan trauma saya hilang ketika saya tahu yang mencemooh saya,
dibesuk oleh Ester dan Munir, ketika apakah masih ada harapan
saya masih di Polda. Itu yang saya alami
selama tiga bulan di Polda Metro. buat saya? Tapi yang penting
adalah kebenaran tetap
Saya tahu bahwa yang hilang tidak hanya
kami, mereka bilang masih ada yang harus diungkapkan.”
lain, ada Widji Thukul dan yang lain masih
hilang. Setelah bekerja di KontraS pada
tahan‘98 baru dapat informasi bahwa
tempat penyekapan kami adalah di
Markas Kopassus di Cijantung, hal itu
sudah diakui oleh Prabowo, namun
mereka bilang hanya menculik 9 orang.

Saya bilang bahwa itu tidak benar karena


kawan yang lepas itu sempat bertemu di
Markas Kopassus dan berbicara dengan
teman yang belum kembali hingga
sekarang, Para pelaku sekarang sudah
mulai konsolidasi, bukan hanya diantara
pelaku tapi juga mengkonsolidasi korban,
ini penting bukan hanya bagi saya dan
korban tapi juga bagi Indonesia.
250

TANGGAPAN
SAKSI AHLI
PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

“Kebebasan Berekspresi dan menuduh PT CPS memalsukan


Pembungkaman Gerakan Progresif” arloji merek terkenal, sekali lagi
di sini terlihat peran militer dalam
Oleh Poengky Indarti (Direktur Imparsial)
berbagai kasus ini, hilang.

A
da peristiwa ‘65 ada pembungaman 2. Tidak hanya kelompok vijilante tapi
Ormas dan Parpol, dikalanga aparat militer pun memakai baju
masyarakat sendiri ada floating lain, mendukung industri. Dalam
mass yang tidak berani bersuara atau kasus persidangan Marsinah, ketika
mengevaluasi Soeharto dan pembangunan Mutiari dibawa ke pengadilan, Jaksa
yang ada adalah semu, membangun Penuntut Umum menyatakan bahwa
industri yang menguntungkan pemerintah apaat keamaann dan perusahaan
dan merugikan rakyat. mendeteksi ada gangguan lalu
dibutuhkan langkah cepat untuk
Dari kesaksian tadi terlihat pola menghilangkan gangguan tersebut.
pembungkaman gerakan progresif:
3. Stigma PKI
1. Pembunuhan dan penghilangan
paksa, ada skenario untuk memecah 4. Kelompok yang disasar adalah
belah pada kasus Udin dengan kelompk kritis, Udin menggugat Bupati,
tuduhan selingkuh, pada kasus marsinah tentang 13 rekannya yang
Marsinah dia terbunuh karena rebutan diPHK sepihak dan dan pabrik yang
warisan, dan hal ini terjawabkan melakukann pemalsuan arloji, Widji
ketika tadi Marsini tadi bilang kami Tukul yang melakukan kritik atas
keluarga miskin tidak ada warisan, pembangunan yang tidak berpihak
lalu penguasa bilang penyebabnya pada rakyat.
‘cinta segitiga’ dan dijawab teman
- teman Marsinah tidak ada pacar, 5. Dijauhi masyarakat, keluarga menderita
lalu terakhir Manajer PT CPS yang seumur hidup dan tidak ada ganti
dituduh dengan alasan Marsinah rugi serta mencetak generasi luka.
251

“Pembungkam
Aktivis Kemanusiaan”

Penguasa menciptakan kekerasan di


mana-mana dan menggunakan pasal
KUHP untuk memberangus kelompok
kritis, ini dilakukan di wilayah kaya
SDA, akan selalu diciptakan kekerasan
6. Saya bersyukur masih ada Tukul seolah ada masalah dan membutuhkan
dan Udin yang masih memelihara aparat keamanan untuk menyelesaikan
idealisme, saya harap teman Pembela masalah. Menggunakan perbedaan sebagai
HAM tetap digaris depan meski ada pemecah belah dan upaya pecah belah
pembunuhan dan penghilangan dengan isu adu domba masyarakat. Ini
paksa. dilakukan oleh Jakarta, lalu ciptakan
kelompok para militer, tidak hanya yang
7. Di Papua dan Maluku, rakyat tidak di Papua, seperti “Barisan Merah Putih”
bisa mengungkapkan bebas apa tapi juga preman seperti vijilante.
yang dipikirkan, rejim refomasi
menunjukkan wajah aslinya. Masih Lalu menciptakan gejolak di daerah
ada kekerasan, masih ada impunitas untuk lupakan masalah di Jakarta,
dan lebih berbahaya lagi lahir undang- istilahnya ‘pengalihan isu.’ Isu Ambon
undang yang membelenggu kebebasan Untuk lupakan isu Pengadilan Soeharto,
berekspresi dan berserikat yaitu alhasil Soeharto tidak diadili sampai
Undang-Undang Ormas. meninggal. Ada isu separatis dan teroris
untuk menutupi isu besar, siapa jadi
korban dalam kasus ini? Bukan hanya
laki-laki tapi juga perempuan dan anak.
Peran perdamaian perempuan sangat
besar disini, trauma pasca konflik bisa
diatasi teman perempuan dari Ambon
dalam kesaksian tadi.
252
Dari kasus di Papua dan Ambon, memberi Mestinya ada aturan penyadapan oleh
pelajaran bahwa security sector reform negara ada perintah dari pengadilan untuk
[SSR] menjadi sangat penting. mencegah impunitas atau menyurutkan
impunitas.
Para pelaku adalah aparat keamanan,
di mana mereka punya hukum sendiri Kita perlu revisi Undang - Undang Militer
dan masyarakat tidak mengerti. Para karena sampai sekarang undang-undang
Pembela HAM harus belajar SSR agar tersebut masih diatas angin.
bisa membalas aparat keamanan dengan
SSR. Melakukan review KUHP untuk
pasal makar dan kebebasan berekspresi

Kasus Munir terjadi menjelang perubahan


politik 2004, sempat ada isu bahwa ini
“perang jendral melawan rakyat biasa,”
ini sengaja diciptakan, ini operasi militer
yang dilakukan oleh orang luar biasa.
Cerita dari Anam sangat menginspirasi
tentang advokasi melalui kampanye
publik, gugat Garuda, mengajukan
kebebasan mendapatkan nformasi
publik dan dukungan media dan publik “Saya menyerukan
serta kampanye internasional. Pengadilan HAM untuk
Dari kasus Munir, ada cara yang bisa kasus Penghilangan
dilakukan untuk melawan, kita bisa
meniru kampanye kasus Munir. Buka
Paksa dan Mei ‘98 serta
kembali kasus Munir kita paksa SBY. Ratifikasi Konvensi
Penghilangan Orang
Belajar dari Mugi, kita tidak terkecoh Secara Paksa.”
dengan hal ini, mengkritisi Caleg 2014
penting dan jangan terbuai dengan para “Jangan pernah
jendral bermulut manis
dikalahkan ketakutanmu
SSR penting karena dalam kasus Munir sendiri karena ketakutan
penyadapan oleh BIN luar biasa, karena
penyadapan warga terutama Pekerja itu hanya membuatmu
HAM tidak dilarang, sementara kalau menjadi pengecut.”
mereka disadap maka SBY kebakaran
jenggot.
253

Pejuang HAM di Indonesia terutama


REFLEKSI MAJELIS pada masa Pemerintahan Orde Baru,
posisinya sangat lemah, dan rentan.
WARGA Begitu mudah rezim berkuasa mengambil
Human Rights Defender nyawa para pejuang HAM.

Masyarakat, keluarga dan kolega selalu


dalam posisi yang tidak berdaya, dan sangat
Dengar Kesaksian untuk Pejuang tergantung kepada proses penegakkan
hukum yang sama sekali tidak berpihak
Hak Asasi Manusia kepada keadilan bagi korban. Hukum
hanya berpihak kepada penguasa bukan

K
ami Majelis Warga merasa
kepada korban dan masyarakat.
bangga terhadap keberanian yang
telah ditunjukkan oleh bapak-ibu
Pola kekerasan yang dialami para pejuang
untuk mengungkapkan kebenaran dari
HAM, selalu ditandai dengan keterlibatan
kekerasan yang telah menimpa diri
militer, yang terlihat sangat bengis dan
para pembela HAM yang hingga saat
tidak menghargai nyawa manusia.
ini belum dapat diungkapkan dalang
durjana pembunuhnya ataupun belum
Diawali dengan intimidasi, teror, pengambilan
ditemukan mayat atau kuburannya.
paksa, penculikan, dan berpuncak
Serta kami setuju bahwa sekaranglah
kepada pembunuhan. Ketika terjadi
saatnya untuk kita semua sebagai warga
proses penegakan hukum, maka secara
menuntut keadilan.
kasat mata polisi tunduk kepada militer,
254
pengadilan lumpuh tidak punya hati apapun motifnya. Forum dengar kesaksian
nurani. Maka sebahagian besar pelaku ini adalah ruang bagi korban bersama
utama dipastikan bebas dari hukuman. yang diinisiasi dan difasilitasi oleh KKPK
Hingga detik ini belum ada satu pun untuk terus mengajak masayarakat
kasus pembela HAM yang terungkap bersama menuntut pertanggungjawaban
tuntas, dan pelaku utamanya mendapat negara terhadap korban, serta jaminan
hukuman yang setimpal. agar tidak terulangnya kebijakan negara
yang tidak manusiawi dan praktik
Selain itu hal yang patut menjadi perhatian -praktik kehidupan bernegara yang
kita semua adalah dampak dari semua mengedepankan kekerasan.
peristiwa ini kepada keluarga para pembela
HAM dalam bentuk stigmatisasi, teror, Selain itu forum denegar kesaksian
intimidasi dari pihak yang berkuasa yang menjadi bagian dari kegiatan tahun
dan yang tidak kurang pedihnya adalah kebenaran Desember 2012 - Desember
terjadinya pengabaian atas hak-hak 2013 adalah bagian dari upaya pendidikan
keluarga untuk mendapatkan kebenaran bagi publik bahwa ada sejarah bangsa
mengenai status suami, kakak, adik, yang kelam yang perlu diluruskan dan
orang tua, anak para pembela HAM, diterangi dengan cahaya - cahaya
hak atas kompensasi, rehabilitasi dan kebenaran. Upaya ini menurut kami
hak-hak lainnya. majelis warga patut disikapi dan ditanggapi
oleh pengambil kebijakan di bidang
Patut disyukuri bersama bahwa keluarga pendidikan,baik formal maupun nonformal,
dan kolega dari pejuang HAM yang bahkan diharapkan sampai kepada
menjadi korban tetap bertahan dan kurikulum pendidikan.
terus berupaya mencari keadilan dan
kebenaran. Mereka yang semula menjadi Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih
korban tidak langsung, sekarang ini telah yang mendalam kepada para bapak/ibu
menjelma menjadi pembela HAM itu dan korban yang telah bersedia memberi
sendiri. Meskipun fakta menunjukkan kesaksian.
bahwa partisipasi warga sangat kecil,
perhatian pemerintah yang berkuasa Jakarta, 29 November 2013
saat ini juga hampir tidak ada, sehingga Tertanda Majelis Warga
seolah-olah mereka hanya berjuang
sendirian. 1. Irawati Harsono
2. John Djongga
Forum Dengar kesaksian dari para 3. Miryam Nainggolan
pembela atau pejuang HAM pada hari ini 4. Ichsan Malik
diharapkan bisa memberikan pembelajaran 5. Elga Sarapung
dan kesadaran masyarakat, pentingnya
kebersamaan dalam mendukung korban
Agar peristiwa kejahatan terhadap
kemanuasiaan tidak terulang kembali
255

[Oleh : Saparinah Sadli]

Hadirin yang terhormat


Selamat malam, Assalamualaikum wr.wb.

REFLEKSI
S
aya mewakili Majelis Warga yang
AKHIR selama 5 hari telah mendengarkan
kesaksian para korban pelang-
garan hak asasi manusia dan mereka
yang mengalami kejahatan terhadap
kemanusiaan. Saya ingin memulainya
dengan mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Ibu-Ibu dan
Bapak-Bapak para penyintas yang telah
bersedia membagi pengalaman hidupnya
yang pahit dan belum terselesaikan
sampai saat ini.

Selama lima hari Koalisi Keadilan dan


Pengungkapan Kebenaran [disingkat
KKPK] membuka sebuah ruang untuk
pengungkapan pengalaman pahit, kepedihan
sekaligus harapan para korban dan
para penyintas. Kita telah mendengar
256
bahwa para korban telah berjuang Perempuan korban menyatakan dengan
dalam kegelapan, kesendirian, dengan tegas, “Ini bukan pilihan.”
mengalami intimidasi dan teror. Yang
mengagumkan mereka menghadapinya Kita juga mendengarkan kesaskian seorang
tanpa pernah menyerah karena dilandasi korban yang mengalami penyiksaan
oleh kekuatan batin dan prinsip hidup seksual ditangan aparat militer. Pada
yang luar biasa. saat ia diejek oleh aparat, ia menyatakan
dengan lantang, “Aku punya harga diri.
Selama lima hari ini kami, Majelis Warga, Bapak harga dirinya nol.”
dan para hadirin telah mendengar
kebengisan, kekejaman dan kekerasan Kita mendengar tentang anak-anak yang
yang tak terbayangkan yang terjadi ikut mengalami siksaan dan penahanan,
ditanah air kita terhadap warga kita. yang lahir di penjara atau ikut ditahan
bersama orang tuanya. Juga anak-anak
Apa yang telah diungkapkan oleh para Timor Leste yang diambil paksa dari
warga yang memberi kesaksian adalah keluarganya untuk di “Indonesia-kan.”
bagian pahit dari sejarah bangsa yang Hanya kemudian untuk dilupakan, dicam-
mengetuk hati nurani kita semua. pakkan, dibiarkan menderita ditangan
orang-orang yang mengeksploitasi
Lima hari ini kita mendengarkan ke- mereka.
bengisan yang telah mereka alami
sebagai korban tetapi mereka tetap Kita mendengar tentang para korban
mengharapkan keadilan. yang, tanpa proses pengadilan, dimas-
ukkan ke penjara, dibuang ke pulau
Kita mengingat kembali ungkapan - pengasingan, dan kemudian sesudah
ungkapan korban yang menunjukkan dibebaskan tetap harus menjalani wajib
bagaimana mereka menghadapi ketidak- lapor dan mengalami diskriminasi dan
adilan dan kekerasan : stigmatisasi. Ini menimbulkan pertanyaan
“Kemanakah hati nurani penguasa?”
Kita mendengar cerita dari perempuan-
perempuan yang berani berhadapan Kita mendengar bagaimana intoleransi
dengan penguasa. Mereka yang mencari pada perbedaan agama telah memecah
suami, ayah, ibu dan anak yang ditahan belah warga kita. Mereka yang menganut
atau dihilangkan berani pergi markas- agama atau keyakinan yang digolongkan
markas tentara untuk menuntut informasi minoritas, mempunyai ketabahan meng-
tentang keberadaan keluarga mereka. hadapi kekerasan, diskriminasi –tanpa
menggunakan kekerasan balik.
Kita mendengar juga cerita perempuan
- perempuan yang berani menantang Para petani dan pemilik tanah adat,
interogator ketika dipaksa memilih muda dan tua, perempuan dan laki-laki,
antara mengaku atau ditelanjangi. yang mengalami kekerasan termasuk
diancam dengan senjata, mereka tetap
257
teguh mempertahankan hak miliknya Adalah tanggungjawab kita sebagai semua
dengan menyatakan “tanah ku, warisan anggota masyarakat sipil untuk terus
leluhur, yang ku sayang.” mendorong komitmen para penyelenggara
negara untuk mengimplementasikan
Seorang lelaki tua mengatakan “Aku tak berbagai landasan-landasan hukum
bisa lagi menyanyikan Indonesia Raya. yang telah tersedia termasuk konstitusi
Aku tak lagi memiliki tanah ataupun Negara UUD 1945 agar setiap warga
air. Aku menjadi patung, tidak bisa lagi negara merasa terlindungi dan terpenuhi
menjadi pandu untuk Ibuku.” Ini suatu rasa aman dan kesejahteraannya.
contoh bagaimana ketidakadilan yang
mereka rasakan telah melukai rasa Kami sebagai Majelis Warga yang
kewarganegara-annya. merupakan bahagian dari KKPK pada
kesempatan ini mengajak sesama warga
Kita juga mendengar tentang kekerasan Indonesia untuk memulai menunjukan
dan ancaman yang dialami oleh para kepeduliannya yang lebih nyata ter-
pembela hak asasi manusia: wartawan, hadap ketidakadilan yang dialami oleh
aktivis buruh, penyair, pemantau HAM sesama warga. Kita sebagai sebuah
dan pekerja perdamaian. Mereka begitu bangsa harus memperkuat landasan
yakin tentang pentingnya mencapai konstitusional kita yang menetapkan
perdamaian dan penegakan keadilan dan kita sebagai bangsa yang humanis,
untuk itu mereka telah mempertaruhkan tolerans dan menghormati perbedaan
jiwa raganya. demi tercapainya kemanusiaan yang
adil dan beradab serta keadilan sosial
Mendengarkan ketabahan, kekuatan bagi seluruh anak bangsa.
para korban dan survivor yang men-
galami berbagai bentuk kekerasan Akhirnya Majelis Warga ingin menyampaikan
dan ketidakadilan, merupakan modal lima akar masalah yang muncul dari
kemanusiaan untuk terus menerus kesaksian. Kita harus mengajak semua
membangun kebangsaaan yang lebih warga Indonesia untuk peduli mencari
adil dan manusiawi, juga untuk bersama- jalan keluar untuk masalah-masalah
sama mau melakukan perubahan demi yang telah dipetakan disini:
kebenaran dan keadilan.
1. warisan militerisme dalam berbagai
Untuk itu dukungan masyarakat sipil bentuk termasuk budaya militeristik,
adalah penting tetapi proses reformasi budaya premanisme dan budaya
sejati dan menyeluruh harus dilak- kekerasan yang hingga sekarang
sanakan mulai dari pimpinan negara masih digunakan untuk menyelesaikan
di berbagai tingkatan termasuk oleh masalah dan perbedaan.
institusi keamanan.
2. Adanya upaya penyeragaman yang
tidak sesuai dengan amanat konstitusi.
258

3. Keberlangsungan impunitas dan Atas nama majelis warga, saya ingin


pelaksanaan hukum yang lemah mengucapkan sekali lagi penghargaan
sehingga kasus-kasus pelanggaran dan terima kasih yang tak terhingga
HAM semakin menumpuk. kepada warga yang telah memberikan
kesaksian dan telah berbagi seluruh
4. Bangunan kebijakan yang semata kepedihan dan penderitaannya dengan
- mata menempatkan sumberdaya cara yang menunjukan ketabahan dan
alam dan manusia sebagai komoditas yang mengajak sesama warga untuk
dengan cara merampas tanah - tanah meningkatkan hati nurani kita
rakyat. masing - masing.

5. Adanya kontrol informasi,


pendidikan dan penyangkalan kebenaran
menumbuhkan berbagai masalah
kemanusiaan.
“Marilah kita semua
bicara benar, karena
kebenaran adalah masa
depan kita bersama.”

Terima kasih
259
260

PIDATO TERBUKA
Acara Forum Dengar Kesaksian
Tematis Koalisi Keadilan dan
Pengungkapan Kebenaran

Sunny - Syiah - Ahmadiyah, Katholik -


Oleh : Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,M.Hum.
Protestan, Islam - Nasrani justru bisa

M
enurut saya hampir tidak ada hidup damai ketika masuk di Indone-
pola umum tindak kekerasan sia. Ini terjadi karena akar budaya
terhadap perempuan. kita menghargai spiritualitas yang
Kekerasan fisik biasanya terjadi bisa berdiri secara lintas agama.
secara spontan ketika muncul sikap Konflik agama justru muncul
emosional yang memuncak saat belakangan, ketika terjadi gerakan
terjadi konflik biasanya muncul ketika puritanisasi dan radikalisasi agama,
emosi lelaki sudah memuncak yang melindas akar-akar tradisi dan
sehingga kehilangan kendali. Semen -budaya Nusantara, yang bisa menjadi
tara kekerasan non fisik biasanya perajut keberagaman ummat berag-
timbul justru di luar kesadaran para ama. Inilah bahayanya kalau kita
pelaku kekerasan, sehingga bisa menghancurkan tradisi secara
terjadi dalam waktu yang lama. Hal membabi buta, karena tradisi yang
ini bisa terjadi pada siapa saja, bernilai positif dan bisa menjadi
dengan latar belakang sosial dan perajut keberagaman justru ikut
pendidikan apa saja dan dengan hancur, sehingga masing-masing
sebab yang beragam, mulai sebab agama kembali merujuk pada tradisi
ekonomi sampai perselingkuhan dan dari Negara asal masing-masing.
lain sebagainya. Siklus kekerasan Kalau sudah seperti ini, maka hampir
jenis ini akan naik ketika emosi naik, dapat dipastikan terjadinya konflik
dan akan turun ketika emosi turun. tidak dapat dihindarkan.
Namun kekerasan psikhis akan tetap
terjadi jika konflik tidak diselesaikan. Perebutan SDA terjadi karena adanya
system yang tidak adil. Jadi sumber
Benih konflik antar agama justru konflik itu menurut saya adalah
bukan berakar dari budaya kita. ketidak adilan. Kalau SDA bisa
Dalam sejarahnya, hampir tidak ada dimanfaatkan secara adil, sehingga
konflik berdasarkan agama. Semua semua masyarakat bisa merasakan
agama yang masuk di Nusantara manfaatnya maka konflik tidak
berlangsung secara damai. Bahkan terjadi. Pada masa Orba perebutan
agama-agama yang mengalami SDA bisa diredam karena Negara
konflik di daerah asalnya seperti masih memiliki otoritas untuk men-
261
gelola, meskipun ada konflik tetapi ancaman fisik. Mereka dititipkan di
tidak menghancurkan sendi tumah kiai, di kawal anggota Banser
kehidupan. Tetapi pada era reformasi, dan Pagar Nusa. Ketiga perlindungan
derajad ketidak-adilaan menjadi kultural dan teologis. Hal ini bisa
semakin tinggi karena SDA tidak dilakukan degan cara membangun
hanya dikuasai oleh Negara, tetapi logika dan pemahaman teologis yang
oleh individu dan korporasi pemilik bisa dijadikan pijakan dan legitimasi
modal. Sementara Negara posisinya teologis para pejuang demokrasi
menjadi semakin lemah. Oleh kare- HAM, sehingga perjuangan mereka
nanya sangat wajar jika konflik diterima, dan memasukkan para
perebutan SDA menjadi semakin aktivis demokasi HAM sebagai bagian
tinggi. dari kelompok mereka. Gus Dur juga
melakukan hal ini, ketika banyak
Penyebab terjadinya kekerasan atas ativis yang diburu dan dicap sebagai
nama keamanan, karena aparat kaum liberal, Gus Dur justru melind-
hanya mengacu pada aturan legal ungi mereka dengan memasukkan
formal yanag kadang mengabaikan mereka sebagai bagian dari keluarga
aspek keadilan. Aparat merasa besar NU. Dengan cara ini, mereka
memiliki legitimasi untuk bertindak tidak saja merasa nyaman karena
kekerasan demi hukum dan aturan mendapat perlindungan, tetapi juga
formal. Sementara rakyat merasa membuat kelompok lain merasa
berani bertindak karena tuntutan jengah untuk terus memburu para
rasa keadilan, karena merasa diper- aktivis Demokrasi dan HAM.
lakukan dhalim. Benturan inilah yang
menyebabkan terjadinya tindakan Jakarta, 25 November 2013
kekerasan atas nama keamanan.
Sikap seperti ini tidak hanya terjadi
pada aparat Negara, tetapi juga
kelompok mayoritas terhadap minori-
tas. Atas nama keamanan dan legali-
tas hukum, mereka tega bertindak
kekerasan. Jadi menurut saya, semua
ini terjadi karena hilangnya rasa
keadilan dan empatik, sehingga
mereka tega melakukan tindak
kekerasan atasnama apapun.

Kita bisa memberikan perlindungan


kepada pembela demokrasi dan HAM
melalui tiga cara; pertama perlindun-
gan hukum, dengan cara memberi-
kan advokasi hukum kepada mereka.
Kedua perlindungan fisik dengan cara
memberikan perlindungan secara
fisik dari berbagai ancaman dan
tekanan kepada mereka. Hal ini
pernah dilakukan Gus Dur terhadap
beberapa aktivis yang mengalami
262

ORASI
KEBUDAYAAN

Oleh: GKR Hemas

Yang terhormat: keberaniannya mengungkap semua


kebenaran. Ini sekaligus memberi
Ibu Prof Saparinah Sadli
teladan pada kita semua, bahwa para
Ibu dan Bapak para Penyintas dari
penyintas dengan kebesaran hatinya
seluruh Indonesia
memberikan pengungkapan ini yang
Ibu dan Bapak para Majelis warga,
sarat dengan muatan maaf untuk
saksi ahli dan panitia kegiatan
memutus dendam dengan tetap
KKPK
mengupayakan keadilan agar tidak
Teman-teman media dan hadirin
terjadi lagi korban dimasa depan.
sekalian
Kami menyampaikan apresiasi dan Teladan ini menjadi karakater yang
penghargaan dan inisiasi kegiatan langka dari situasi bangsa kita seka-
Forum Dengar Kesaksian Tematik rang yang masih terpaksa dan dipak-
dengan tema “Bicara Kebenaran, sa hidup dalam budaya politik yang
Memutus Lingkar Kekerasan” yang sarat bermuatan pencitraan, retorika
diadakan oleh Koalisi Keadilan dan dan KKN. Hal tersebut kian menjauh-
Pengungkapan Kebenaran kan tujuan kita bersama untuk bisa
mewujudkan cita-cita kemerdekaan
Pertama karena ini merupakan bangsa ini dalam memberikan kese-
“Agenda Reformasi” yang masih jahteraan bagi seluruh rakyat Indone-
ditunda dan seolah ingin dilupakan sia.
selama 15 tahun ini. Kedua, kegiatan
ini sangat kuat mencerminkan spirit Keberagaman yang bisa menjaga
reformasi ternyata masih bisa diambil serta memelihara rasa hormat dan
alih oleh inisiasi dan peran penting toleransi atas keberagaman budaya
gerakan masyarakat sipil, yang ada. Karena keberagaman
sebagaimana inisiasi reformasi 1998. budaya adalah realitas bangsa Indo-
nesia yang dulu menjadi kekuatan jati
Melalui informasi dan beberapa video diri bangsa kita. Oleh karenanya,
di website KKPK, saya sudah men- paradigma mayoritas-minoritas tidak
yaksikan sebagian kegiatan ini. Untuk boleh lagi menjadi alasan negara
itu saya juga menyampaikan rasa untuk bisa memberikan tanggung
bangga, empati dan hormat pada jawab perlindungan dan rasa aman
seluruh ibu dan bapak penyintas yang bagi siapa tanpa membeda-bedakan
sudah dengan keteguhan hati dan apapun latar belakangnya.
263
Saat ini kita akan menghadapi masa Tunggal Ika sebagai pedoman
transisi politik 2014. Banyak pesi- kehidupan kita sehari-hari. Jangan
misme muncul karena merasa tidak membiarkan siapapun bisa mene-
banyak perubahan yang terjadi dalam likungnya dan mengkhianatinya
nilai dan sistem politik yang justru hanya untuk kepentingan sekelom
semakin kuat menunjukan inkonsis- pok golongan saja
tensi dan pencitraan yang berujung
semu. Maka kita refleksikan pilihan Dengan usaha itu, baru kita akan bisa
kita, apakah kita memilih diam atau menguatkan kembali makna Negara
bangkit melawan? kesatuan Republik Indonesia.

KKPK adalah cermin pilihan kita Saat ini kita bisa banyak belajar dari
bangkit melawan dari situasi ini dan para penyintas, belajar dari kesalah-
meneruskan perjuangan refomasi an masa lalu dan jangan biarkan
gagal. Dan saya bangga bisa bersama kegagalan nasionalisme ini memper-
dalam spirit itu dengan ibu bapak dan buruk kondisi bangsa kita. Optimisme
saudara-saudara semua yang hadir di dan jiwa patriotik para penyintas
ruangan ini. dalam memperjuangkan keadilan
adalah bentuk teladan kecintaan
Mari kita teruskan optimism perjuan- mereka akan mimpi masa depan
gan bangsa ini. 68 tahun bangsa Indonesia yang lebih baik.
kemerdekaan masih tidak seberapa Kalau mereka begitu punya sikap
dibandingkan ratusan tahun perjuan- patriotik sedemikian rupa, maka mari
gan nenek moyang dan pendahulu kita baur dengan usaha kita menum-
kita membebaskan diri dari kolonial- buhkan budaya patriotik bagi diri kita
isme asing. Rangkaian mengungkap dan generasi ke depan dalam mem-
kebenaran sudah membawa kita pada perjuangkan kembali tujuan dan
pilihan menetapkan tekad, semangat cita-cita kemerdekaan negeri. Kita
dan kerja keras untuk mewujudkan hadir di sini menjadi bukti bahwa
perjuangan ini. amanat memegang estafet perjuan-
gan itu harus kita jalankan dengan
Mari kita juga menanamkan konsisten dan penuh tanggung jawab.
kembali kesadaran dan kemauan Mari kita teruskan budaya bang-
untuk mempraktekan kehidupan sa-bangsa nusantara yang dulu
berbangsa dan bernegara yang sangat tangguh, mari kita teruskan
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila peran pendiri bangsa ini yang bisa
Mari kita kembalikan semangat menyatukan dunia. Mari kita jadikan
konsititusi sebagai payung untuk semangat ini sebagai warisan paling
melahirkan kebijakan yang bisa berarti bagi generasi muda kita
menjamin peran dan tanggung sekarang dan seterusnya
jawab Negara dalam memberikan
perlindungan dan kesejahteraan Semoga Tuhan melindungi bangsa ini
pada seluruh masyarakat tanpa dan terus menyemangati seluruh
membeda-bedakan apapun latar proses perjuangan kita ke depan.
belakang keberagaman yang ada Terima kasih dan selamat berjuang!
dalam masyarakat kita
Mari kita juga bersemangat mem- Jakarta, 29 November 2013
praktekan semboyan Bhinneka
264
260

MAJELIS

Ichsan Malik Abdullah Faishol Lies Marcus Fien Jarangga

Hendrik Boenga Agus Widjojo Galuh Wandita Dolorosa Sinaga

Jhoni SimanjuntakM . Imam Aziz Irawati Harsono Lies Marantika

Septer Manufandu Saparinah Sadli Samsidar Romo Leo Mali


265
261

WARGA

Ridha Saleh Pendeta Paoina Bara Pa Pater John Djongga Noer Fauzi Rachman

Pendeta Yetty Leyloh Vera Kartika Giantari Tati Krisnawaty Zumrotin KS

Hj. Intje Mawar Abdullah Elga Sarapung


Tahmidy Lasahido Miryam Nainggolan

Mohammad Zaelani Tammaka Nia Sjarifudin Pendeta Mery Kolimon Nani Nurrachman
266

UCAPAN
TERIMA KASIH

Para pemberi kesaksian yang Dengar Kesaksian Tema Ideologi dan Kebebasan
telah membuka diri untuk Tertutup Aceh Beragama/Berkeyakinan
bercerita tentang penderitaan 1. Maimunah 1. Dewi Kanti
dan perjuangannya. 2. Rukiah Ahmad 2. Mudji
Mereka semua adalah pejuang 3. Saidah 3. Mujayin
penyintas yang tak lelah 4. Muharramah 4. Husain Safe
memperjuangkan kebenaran : 5. Saudah 5. Azwar Kaili
6. Juhari 6. Nazruddin Ahmadi
7. Darni
Dengar Kesaksian Solo 8. Mariani
1. Budiarti Tema Sumber Daya Alam
9. Lisa Fitria dan Pembangunan
2. Sugeng Yulianto
3. Magdalena Katsinah 1. Neneng
Dengar Kesaksian 2. H. Kardjana
4. Sanusi Tematis Jakarta
5. Sudiharjo 3. Suhdin
6. Djasmono Wongso 4. Mursid Tunggara
Tema Kekerasan terhadap 5. Jaya
Prawiro Perempuan 6. Nafian Faiz
1. Migelina Anthonet Markus 7. Jardin Kololi
Dengar Kesaksian Kupang 2. Christina Sumarmiati
1. Bendelina Kola Raga 3. Maria de Fatima
2. Ferderika Bessie Sinlae 4. Ainon Mardiah Tema Pembela HAM
3. Konrad Penlaana 5. Iin Tungka 1. Marsyiem
4. Petrus Yohanes Neonleni 6. Porman Boru Siagian 2. Marsini
5. Rade Christian 7. Tineke Rumkabu 3. Wahyu Susilo
6. Dorkas Nyake Wiwi 4. Ferdinan Marisan
7. Filomena Tema Operasi Militer 5. Baihajar Tualeka
8. Olandina da Silva 1. Murtala 6. Mugiyanto
Ximenes 2. Tika Mariah 7. Choirol Anam
9. Terezina Monteiro 3. Domingos Pinto de
10. Aleta Baun Araújo Moniz
4. Isabelinha Pinto
Dengar Kesaksian Palu 5. Christian Padwa
1. Asman Yodjodolo
2. Mariyam Labonu
3. Arham Busura
4. Aminullah
5. Masrin Toana
267 267

Para majelis warga yang telah berpartisipasi Komnas Perempuan), Masruchah ( Wakil
dalam 10 kali acara dengar kesaksian: ketua Komnas Perempuan, Noer Fauzi
Rahman (Direktur Sayogyo Institute),
Abdullah Faishol (Solo), Agus Widjojo Mia Siscawati (Akademisi dan Aktivis
(Jakarta), Dolorosa Sinaga (Jakarta), Elga Rimbawan Muda Indonesia), Siti Maemunah
Sarapung (Yogyakarta), Fien Jarangga (Pegiat Lingkungan).
(Jayapura), Galuh Wandita (Bali), Gomar
Gultom (Jakarta), Hj. Ince Mawar Abdullah Para relawan yang telah bekerja dengan
(Palu), Hendrik Boenga (Kupang), Ichsan penuh dedikasi dalam mensukseskan
Malik (Jakarta), Imam Aziz (Yogyakarta), pelaksanaan acara dengar kesaksian:
Irawati Harsono (Jakarta), Jhoni Simanjuntak
(Jakarta), Lies Marcoes (Jakarta), Lies 1. Tim Sekber ’65 Solo
Marantika (Ambon), Mohammad Zaelani 2. (Dengar Kesaksian Solo)
Tammaka (Solo), Miryam Nainggolan 3. Tim Jaringan Perempuan Indonesia
(Jakarta), Nani Nurrachman (Jakarta), Timur/JPIT (Dengar Kesaksian Kupang)
Nia Sjarifudin (Jakarta), Noer Fauzi 4. Tim Koalisi NGO Aceh Aceh
Rachman (Bogor), Pater John Djongga 5. (Dialog Publik Aceh)
(Papua), Pendeta Mery Kolimon (Kupang), 6. Tim LBH APIK Aceh
Pendeta Paoina Bara Pa (Kupang), 7. (Dengar Kesaksian Tertutup Aceh)
Pendeta Yetty Leyloh (Kupang), Ridha 8. Tim Elsham Papua & Fokker LSM
Saleh (Palu), Romo Leo Mali (Kupang), Papua (Dengar Kesaksian Tertutup
Saparinah Sadli (Jakarta), Samsidar Papua)
(Aceh), Septer Manufandu (Jayapura), 9. Tim Solidaritas Korban Pelanggaran
Tahmidy Lasahido (Palu), Tati Krisnawaty Hak Asasi Manusia/SKP-HAM dan
(Jakarta), Vera Kartika Giantari (Solo), Aliansi Jurnalis Indonesia Sulawesi
Zumrotin KS (Jakarta) Tengah (Dengar Kesaksian Palu)
10. Tim Panitia Dengar Kesaksian di
Para Saksi Ahli dalam setiap acara Jakarta:
kesaksian: Rizka Argadianti Rachmah, Dian Purnama,
Selviana Yolanda, Rini Pratsnawati,
Pat Walsh, (Peneliti CAVR), Stanley Christina Susanti, Kristin Manullang,
Adiprasetyo, Pegiat HAM dan Anggota Putri Kanesia, Anik Wusari, Nancy
Dewan Pers Indonesia, Poengky Indarti Sunarno, Soraya Ramli, Khalisah Khalid,
(Direktur Imparsial), Asvi Warman Adam Zico Mulia, Galih Andreatno, Zaenal
(Sejarahwan), Nia Sjarifudin (Sekjen Muttaqin, Wanmayetti, Elwi Elwi, Nova
ANBTI), Sjamsiah Achmad (Mantan Damanik, Nurlaela Lamasitudju, Dodi
Komisioner KKP Indonesia-Timor Leste), Yuniar, Vitrial Azzarini, dr Miryam,
Yuniyanti Chuzaifah (Ketua Komnas Margareta Renita, Yenni Satriyadini ,
Perempuan), Pater John Mansford Moch Ainul Yaqin, Muhammad Berueh,
Prior, SVD (Pusat Penelitian Agama Nelson Simamora, Eka Saputro, Moh.
dan Kebudayaan Candraditya Wairklau- Syafari Firdaus (Video), SorgeMAz (film
Maumere, Desti Murdijana (Wakil Ketua & live streaming), Robby (Fotografer).
268

Para individu dan kelompok seniman,


perupa, penyanyi dan pembaca puisi
yang mengisi acara dengar kesaksian:

Sanggar Seni Tampilangi, Neni Muhidin,


Sanggar Seni Bolonggarui, Kelompok Seni
Perempuan Banuata Pura, Kelompok Seni
Pelajar SMPK St. Markus, Heriansyah
Latief, Fajar Merah, Tim Penari Mahasiswa
Asal Papua di Jakarta, Kelompok Seni
Ibu Nani, Tim Paduan Suara Dialita,
Kelompok Teater KIPPAS, Kipprah
Perempuan Yogyakarta, Asfinawati, Putu Untuk pihak-pihak lain
Oka Sukanta, Murtala, Sanggar Akar
yang tidak dapat disebutkan
Institusi Negara dan Lembaga yang
mendukung Pelaksanaan Dengar satu per satu yang telah
Kesaksian:
membantu penyelenggaraan
Wali Kota Palu, Wakil Wali Kota Solo,
Komnas HAM Jakarta, Komnas Perempuan dengar kesaksian dan
Jakarta, Kampus Teologia Universitas
Kristen Artha Wacana Kupang penyusunan buku ini.

KEPADA MEREKA
SEMUA KAMI UCAPKAN
TERIMA KASIH
269

TIM PENYUSUN Narasi Kasus, Laporan Dengar Kesaksian dan Finalisasi Buku

Galuh Wandita Rizka Argadianti Rachmah


Selviana Yolanda Nurlaela AK Lamasitudju
Soraya Ramli Nancy Sunarno
Putri Kanesia Winarso
Rini Pratsanawati Zico Mulia
Dodi Yuniar Zandra Mambrasar
Sorang Saragih Zaenal Mutaqqin.
Khalisah Khalid Atikah Nuraini

TENTANG KKPK
KKPK (Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran) adalah aliansi yang terdiri
dari berbagai organisasi dan individu yang mendukung perjuangan dan penegakan
HAM dengan cara mendorong pertanggungjawaban Negara untuk penyelesaikan
pelanggaran HAM yang berat. KKPK dibentuk tahun 2008, sebagai respon atas
pembatalan UU KKR 27/2004 oleh Mahkamah Konstitusi.

KKPK menilai bahwa penyelesaian pelanggaran HAM yang berat tidak hanya
berkaitan dengan pengakuan kebenaran, tetapi juga perlu mendorong berjalannya
proses pengadilan, pemulihan/reparasi korban, dan memastikan agar pelanggaran
tersebut tidak terulang.

Oleh karena itu, KKPK mendorong agar Negara menjalankan kewajibannya dalam
penyelesaian pelanggaran HAM yang berat dan memastikan korban memperoleh
hak mereka atas Kebenaran, Keadilan dan Reparasi; berupaya meningkatkan
pemahaman dan inisiatif masyarakat mengenai pelanggaran HAM yang berat,
termasuk kebenaran dari pelanggaran tersebut; dan berusaha menciptakan kondisi
dan mekanisme agar masyarakat dapat mengambil inisiatif dalam pemulihan
korban. Informasi lebih lanjut tentang KKPK dapat dilihat di www.kkpk.org

Anda mungkin juga menyukai