Anda di halaman 1dari 2

Kasus Angeline, menjadi topik hangat pada tahun 2015 silam hingga hari ini, saya sendiri

masih bingung apa yang menyebabkan kasus ini menjadi begitu besar. apakah karena hal-hal
yang didramatisir seperti dimulai dengan laporan hilangnya angelin? atau ini hanya pengalihan
isu seperti yang dipercaya beberapa orang. menurut saya, hal ini hanyalah sebuah kasus
pembunuhan yang motifnya hampir bisa dipastikan banyak spekulasi yang berkembang di tengah
masyarakat. Ada beberapa motif yang sering diperbincangkan, mulai dari warisan, pelecehan
seksual dan berujung pembunuhan, dan spekulasi lain, dan menurut spekulasi saya berbeda dan
saya rasa hal ini masuk akal, yaitu penyiksaan berujung kematian. ada beberapa point penting :
1.      Angeline merupakan anak yang tertutup (berdasarkan pengakuan guru angeline).
2.      Banyak ditemukan bekas penganiayaan ditubuh korban. berupa sundutan rokok dan bekas
penganiayaan lainnya.
3. beradasarkan hasil otopsi, angeline meninggal karena hantaman benda tumpul dikepala.
Berdasarkan tiga hal diatas maka saya menyimpulkan beberapa hal yaitu, seorang anak
akan cenderung tertutup karena rasa takut, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan kasar sering
diterima oleh angeline, mungkin diterima dari ibu angkat atau dari kakak-kakaknya.
            Dilihat dari sifat sang ibu angkat ketika ditemui oleh pihak KPAI sebelum penemuan
mayat, bisa dipastikan bahwa ada sesuatu yang ingin ditutupi oleh pihak keluarga. hal ini
dibuktikan dengan ditolaknya tim KPAI ketika datang kerumah keluarga tersebut. secara logika,
jika kita kehilangan anggota keluarga, dan sempat melaporkan hal ini, maka kedatangan tim ahli
seperti KPAI akan sangat kita sambut, dan hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi.
Bagaimana dengan masalah warisan yang marak dibicarakan? saya yakin hal ini tidak ada
hubungannya dengan warisan, menurut perjanjian pengangkatan, keluarga angkat akan
mendapatkan semua warisan miliki angeline dari keluarga kandung jika angeline meninggal.
sedangkan menurut pandangan saya harta warisan ini tidaklah seberapa, jangan warisan, untuk
membayar biaya saat angline lahir saja keluarga kandung tidak bisa membayar.
Bagaimana dengan pelecehan seksual? hal ini masih mungkin ada, dengan ditangkapnya
seorang yang berinisial AA orang kepercayaan margarieth (ibu angkat angeline) hal ini masih
bisa menjadi pilihan. kronologis yang bisa saya berikan adalah :
1. Seseorang (bisa kakak, orang dekat margariet atau margariet sendiri) melakukan
penyiksaan (mungkin diikuti dengan pelecehan seks), hal ini bisa diterima angeline, namun kali
ini ternyata berujung fatal.
2. Kemungkinan angeline belum meninggal saat itu, namun karena panik, maka angeline
dihabisi. kemungkinan TKP adalah kamar margariet (karena ditemukan bekas ceceran darah).
hal ini dibuktikan dengan adanya tali plastik (walaupun saya rasa membunuh dengan mencekik
ketika seseorang kolaps terdengar merepotkan).
Dua hal diatas baru dugaan sementara bagi saya. Untuk memahami motif apa terjadinya
kasus angeline ini.
            Terkait mengenai kondisi Psikologi ibu angkat korban, Psikolog temukan banyak ciri
Psikopat pada Margriet. Penyelidikan kasus pembunuhan si kecil Angeline masih terus
dilakukan. Sejauh ini, Agus mantan penjaga rumah ibu angkat Angeline telah mengakui
perbuatannya. Namun pihak kepolisian masih merunut kemungkinan keterlibatan pihak lain,
temasuk sang ibu angkat Margriet Megawe. Banyak saksi yang mengatakan bahwa wanita itu
sering melakukan kekerasan terhadap Angeline, yang notabene anak angkatnya. Dari hasil
pemeriksaan kejiwaan, psikolog yang menangani Margriet mengatahan bahwa ibu angkat
Angeline psikopat. Psikopat sendiri merupakan orang yang karena kelainan jiwa, menunjukkan
perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dalam pergaulan.
Lely Setyawati, konsultan psikologi yang menangani Margriet Megawe membenarkan,
bahwa ibu angkat Angeline, memang kerap melakukan kekerasan terhadap bocah 8 tahun
tersebut. Namun perlakuan itu sama sekali tak ditunjukkan pada anak-anak kandungnya.
Perlakuan seperti itu, membuat hasil pemeriksaan kejiwaan Margriet Megawe mengarah pada
kesimpulan bahwa ibu angkat Angeline psikopat. Selain itu, Margriet juga bersifat arogan dalam
kesehariannya. “Ibu Margareth ini sering melakukan tindak kekerasan kepada Angeline, tapi ke
anak kandungnya sangat sayang sekali,” ungkap dr. Lely Setyowati.
Berbagai macam ciri lain seorang psikopat, juga dimiliki oleh ibu angkat Angeline.
Menurut dr. Lely, Margriet Megawe sangat mudah melakukan tindak kekerasan, tidak peduli
perasaan orang lain, dan sering melanggar norma sosial dan aturan yang berlaku di masyarakat.
Namun, ia cenderung tetap ingin benar. Bahkan ia tidak pernah mau diberi tahu jika
perbuatannya salah. Sikap-sikap arogan itulah,  yang membuat seorang psikopat sering
berbenturan dengan lingkungan dan dinilai tidak mampu menjalin hubungan jangka panjang.
“Cenderung mencari kambing hitam, harus orang lain yang salah bukan dia. Kita masyarakat
sudah menduga dan mencocokkan dengan ciri-ciri itu kan,” imbuhnya.
Hasil observasi yang dilakukan pada kondisi jiwa Margrieth Megawe itu, akan segera
disampaikan secara resmi pada pihak penyidik kepolisian, guna menambah bahan pemeriksaan
untuk mengungkap kebenaran pembunuhan Angeline.

Anda mungkin juga menyukai